MARKUS 10:46-52 (3 PELAJARAN DARI BARTIMEUS YANG BUTA)

MARKUS 10:46-52 (3 PELAJARAN DARI BARTIMEUS YANG BUTA). Saya tidak tahu dengan pasti apakah nama Bartimeus ini adalah personal name (nama pribadi) atau sebutan yang disematkan kepadanya. Sebab dari namanya ini memiliki arti “Son Of Timeus” (Anak/putra dari Timeus), tetapi intinya disini ia dikenal dengan nama Bartimeus.
MARKUS 10:46-52 (BARTIMEUS YANG BUTA)
gadget, bisnis, otomotif
Mungkin karena Bartemeus memiliki keterbatasan fisik sehingga ia memilih profesi sebagai pengemis dan menggantung hidupnya dari belas kasihan orang-orang yang lewat di situ. Bisa jadi dengan keterbatasan fisik serta profesi yang ia tekuni membuat ia sering dipandang remeh oleh orang-orang yang lewat di situ. Terlepas dari itu semua, pada kesempatan ini saya ingin mengangkat hal-hal baik yang dilakukan Bartimeus untuk kita pelajari bersama. Untuk itu mari kita perhatikan satu persatu:

1. PANTANG MENYERAH

Markus 10:46-48 – (46) Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan. (47) Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" (48) Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!

Ada yang berkata begini - Sebagai orang buta, Bartimeus, tidaklah mempunyai keleluasan dalam bergerak. Apalagi kedatangan Yesus di mana-mana selalu menimbulkan banyak kerumunan. Setiap orang ingin melihatnya. Setiap orang ingin mendekatinya dan melihat apa yang dikerjakannya, dan mendengar apa yang dikatakannya. Dalam situasi yang tidak memungkinkan untuk dirinya mendekati Yesus, maka satu-satunya yang bisa dikerjakan Bartimeus ialah berteriak-teriak. Pasti teriakan Bartimeus sangat keras dan berulang2 sehingga banyak orang menegurnya dan menyuruhnya diam. (Bartimeus)

Note: Hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh seorang teolog khatolik bahwa meskipun ada tantangan tetapi Bartimeus tidak menggubris itu sebab Bartimeus sangat menginginkan untuk memperoleh sesuatu dari Yesus, perhatikan komentar berikut ini:

F.X. Indrapradja, OFS – “….Bayangkanlah situasi ketika itu. Ingatlah bahwa Yesus dikelilingi oleh orang banyak yang berbondong-bondong mengiringi-Nya, dan Bartimeus sedang duduk di pinggir jalan. Tidak mudahlah bagi orang buta ini untuk berteriak agar suaranya dapat didengar di tengah “hiruk-pikuk” yang terjadi. Jelas kelihatan bahwa Bartimeus sangat menginginkan untuk memperoleh sesuatu dari Yesus sehingga dia terus saja berteriak, malah setiap kali semakin keras, walaupun ditegur oleh orang banyak supaya dia tutup mulut. (Yesus Mencelikkan Mata Bartemeus Yang Buta)

Disini kita bisa melihat bahwa Bartimeus adalah pribadi yang pantang menyerah, memang pada waktu itu ada banya orang yang menyuruhnya supaya diam, mungkin ada yang menghardiknya, memarahinya, atau berusaha membungkam dia, namun Bartimeus tidak putus asa. Ia tetap berseru bahkan Alkitab mencatat bahwa teriakannya semakin keras. 

Perhatikan ayat berikut ini:
Markus 10:48 - Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!

Akhirnya usahanya membuahkan hasil, dimana Yesus berkenan menanggapi seruan Bartimus dengan menyuruh ‘orang’ memanggil Bartimeus. 

Coba kita perhatikan ayat berikut ini:
Markus 10:49-50 – (49) Lalu Yesus berhenti dan berkata: "Panggillah dia!" Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: "Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau." (50) Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus

Ada satu kejadian yang menarik bahwa ketika Bartimeus tahu bahwa Yesus memanggil dia, tanpa berpikir panjang ia langsung menanggalkan jubahnya dan segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus. Hal ini sebenarnya memberikan kita pelajaran bahwa Bartimeus sangat membutuhkan belas-kasihan Yesus, sehingga tidak mengherankan ketika usahanya membuahkan hasil (Yesus memanggilnya) ia langsung bertindak ‘agresif’. Tindakan seperti ini mau menggambarkan kebahagian yang besar yang dirasakan oleh Bartimeus, karena usahanya membuahkan hasil.

Yang mejadi penekanan saya disini adalah meskipun Bartimeus mengalami keterbatasan fisik (buta) tetapi itu bukan menjadi penghalang untuk berusaha bertemu dengan Yesus agar bisa mendapatkan belas kasihan Yesus ataupun tepatnya mendapat pertolongan dari Yesus. Dan kita tahu bersama bahwa usahanya membuahkan hasil!

Penerapan untuk kita: Bagi saya dari bagian ini meninggalkan dua pelajaran penting yang harus kita adopsi dalam hidup kita yaitu;

Pertama; Jangan berhenti berdoa/berseru kepada Tuhan. Jika apa yang kita sampaikan kepada Tuhan tak kunjung dijawab, itu jangan dijadikan alasan untuk kita berhenti berseru. Pengalaman Bartimeus semestinya kita jadikan pelajaran penting dalam hal berseru kepada Tuhan. Jika kita perhatikan kisah bangsa Israel ketika pengalami penindasan di tanah Mesir, mereka pun tidak patah arang, melainkan terus berseru sampai mereka menerima pertolongan Tuhan.

Keluaran 2:23-25 – (23) Lama sesudah itu matilah raja Mesir. Tetapi orang Israel masih mengeluh karena perbudakan, dan mereka berseru-seru, sehingga teriak mereka minta tolong karena perbudakan itu sampai kepada Allah. (24) Allah mendengar mereka mengerang, lalu Ia mengingat kepada perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak dan Yakub. (25) Maka Allah melihat orang Israel itu, dan Allah memperhatikan mereka.

Ini juga yang diajarkan Yesus melalui perumpamaan tentang hakim yang tak benar, agar para murid-Nya tidak jemu-jemu untuk berdoa (bdk. Lukas 18:1-8). Perhatikan ayat berikut ini:
Lukas 18:1 - Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu

Pdt Yanti D Willem, S.Th menyampaikan satu kalimat yang menarik, begini bunyinya: “Ketekunan di dalam doa akan membuahkan hasil…….tetaplah meminta sampai kita diberi, tetaplah mencari sampai kita mendapatkan, tetaplah mengetuk sampai pintu dibukakan….” Yang menjadi penekanan saya disini adalah jangan pernah berhenti untuk berdoa atau berseru kepada Tuhan.

Kedua; Jangan berhenti mencari Tuhan, kita bisa lihat tadi bahwa keterbatasan fisik dan tantangan tidak mampu menghalangi Bartimeus untuk bisa ‘menemukan’ Yesus. Ia terus berusaha tanpa kenal kata menyerah. Semestinya ini menjadi pelajaran bagi kita bahwa teruslah ‘mencari’ Tuhan, keterbatan ataupun tantangan jangan dijadikan sebagai alasan untuk kita tidak mencari Tuhan. 

Perhatikanlah ayat berikut ini:
Yesaya 55:6 - Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat

Yang menjadi penekanan disini adalah teruslah mencari Tuhan selagi kesempatan hidup masih ada pada kita, jangan karena keterbatasan kita, jangan karena tantangan yang kita alami membuat kita berhenti mencari Tuhan, tirulah Bartimeus.

2. MEMILIKI KEPERCAYAAN PADA KUASA YESUS

Pada bagian ini saya ingin mengajak kita melihat ‘kepercayaan’ Bartimeus kepada Yesus. Dengan memperhatikan teks perenungan kita, bukanlah sesuatu yang berlebihan jika kita katakana bahwa Bartimeus SANGAT percaya kepada Yesus.

Pertanyaannya adalah dari mana kepercayaan ini muncul dalam diri Bartimeus? Saya secara pribadi percaya bahwa kepercayaan Bartimeus ini muncul karena ia sering mendengar tentang Yesus, bukankan Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma pernah mengatakan bahwa “iman (kepercayaan) timbul karena pendengaran?”.

Roma 10:17 - Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus
Note: Perhatikan komentar berikut ini:

Ribka RT. - Bertimeus adalah seorang yang buta berarti konsekuensinya dia belum pernah melihat bagaimana Yesus melakukan mujizad, tentu ia mengetahui kemampuan Yesus melakukan mujizad lewat cerita orang inilah hal yang menarik dimana lewat cerita orang kemudian muncul kepercayaan yang kuat dari Bartimeus (Sikap Pantang Menyerah: Manarik Perhatian Yesus – Pelita Hidup)

Ribka RT. - Dorongan yang membuat dia berseru ialah mata rohaninya yang percaya pada Yesus. Imannya timbul, melalui apa yang telah ia dengar tentang Yesus. Ia telah mendengar berita tentang Yesus yang sanggup mengadakan tanda-tanda mujizat. Imannya adalah sangat percaya kepada kuasa Yesus yang sanggup memberikan apa yang ia butuhkan, yaitu supaya ia dapat melihat, karena itu iapun berseru sekeras-kerasnya memanggil nama Yesus, supaya terdengar oleh Yesus di tengah kerumunan orang banyak itu. (Sikap Pantang Menyerah: Manarik Perhatian Yesus – Pelita Hidup)

 Romo Hans Handrianto Widjaja Pr - Bartimeus adalah pengemis di kota Yerikho. Yerikho adalah kota yang indah dan nyaman di lembah Yordan yang subur. Bartimeus yang mengemis di gerbang kota, pasti banyak mendengar tentang Yesus, dari cerita-cerita orang yang datang dari Yerusalem. Pasti ia juga mendengar bahwa Yesus pernah menyembuhkan orang buta. Ia percaya bahwa Yesus dapat memelekkan dia. Bartimeus penuh harap akan kesembuhannya. (Have Faith in God)

Ini berarti apa yang Bartimeus dengar tentang Yesus, ia yakini betul bahwa itu adalah kebenaran sehingga ia sangat mempercayainya. Bukti dari keprcayaannya terlihat jelas dari seruannya kepada Yesus.

Markus 10:47-48 - (47) Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" (48) Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!

Ada yang berkata begini - Dikatakan “ketika didengarnya bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru “Yesus anak Daud” orang banyak hanya mengenal Yesus sebagai orang Nazaret karena memang Ia berasal dari Nazaret, tetapi bagi Bartimeus, Yesus adalah anak Daud, artinya Bartimeus lebih mengenal Yesus melebihi orang banyak, selain ia tahu Yesus memang berasal Nazaret, ia tahu juga Yesus adalah anak Daud, Bartimeus lebih mengenal Yesus secara khusus, sampai ke keluarga-Nya, dimana orang lain cuma mengetahui Yesus secara umum saja (Belajar Dari Bartimeus)

Felix Baghi SVD - Pengakuan ini tidak lahir dari tradisi, atau merupakan warisan. Ia adalah hasil dari revelasi (wahyu) hidupnya yang membaur dengan keterbukaan dari diri yang terbatas. Tampaknya pengakuan seperti ini juga tidak didasarkan pada kanon-kanon agama, atau pada ritus dan ibadat yang diajarkan sebuah tradisi. Imannya bertumbuh dari revelasi (wahyu) hidupnya di jalan dan menyatu dengan bumi. Tidaklah mengherankan, ada yang melihat bahwa seruan semacam ini adalah credo dan mazmur yang datang dari jiwa yang tulus dan luhur. (Belajar Dari Bartimeus si Pengemis Buta di Pinggir Jalan)

Ini berarti Bartimeus tahu betul nubutan tentang kedatangan seorang Juruselamat dari keturunan Daud, dan Yesus-lah penggenapan nubuat itu, sehingga ia berani memanggil Yesus dengan sebutuan “anak Daud’

Selain itu kita juga bisa melihat bukti iman dari Bartimeus adalah dari responnya terhadap pemanggilan Yesus. Dimana ia “meninggalkan jubahnya dan segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus” (bdk. Markus 10:50).

Alkitab mengatakan bahwa Bartimeus melepaskan jubahnya, miliknya yang paling berharga sebagai pengemis (jubah itu alas duduk untuk mengemis dan pelindung dingin pada waktu malam). Pertanyaannya mengapa Bartimeus harus menanggalkan jubahnya? Ada kemungkinan karena jubah itu memperlambat dia bertemu Yesus.

Note: Tetapi ada pendapat yang mengatakan begini:
Ada yang berkata begini – Perhatikanlah juga tanggapan Bartimeus ketika Yesus menyuruh orang memanggilnya. Dia menanggalkan jubahnya, lalu segera berdiri dan pergi kepada Yesus (Markus 10:50). Arti jubah penting bagi seorang pengemis. Biasanya si pengemis menggelar jubahnya di atas tanah dan dia duduk di atasnya ketika meminta-minta sedekah dari orang-orang yang lewat. Orang-orang yang lewat akan melemparkan kepingan uang logam dan/atau makanan ke atas jubah yang digelar itu. Jubah juga mempunyai arti sangat penting bagi orang miskin, karena menanggalkan jubah atau mantel berarti meninggalkan segalanya.

Note: Mari kita baca ayat berikut ini:
Keluaran 22:25-27 - Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang dari umat-Ku, orang yang miskin di antaramu, maka janganlah engkau berlaku sebagai seorang penagih hutang terhadap dia: janganlah kamu bebankan bunga uang kepadanya. Jika engkau sampai mengambil jubah temanmu sebagai gadai, maka haruslah engkau mengembalikannya kepadanya sebelum matahari terbenam, sebab hanya itu saja penutup tubuhnya, itulah pemalut kulitnya – pakai apakah ia pergi tidur? Maka apabila ia berseru-seru kepada-Ku, Aku akan mendengarkannya, sebab Aku ini pengasih.”

Note: Ini berarti jubah itu penting bagi orang miskin termasuk di dalamnya adalah Bartimeus. Dengan demikian ketika Bartimeus meninggalkan jubah, bisa kita katakan bahwa Bartimeus tidak takut kehilangan apa yang dianggap berharga bagi dirinya. Apa alasannya? Mungkin apa yang disampaikan oleh teolog Khatolik ini ada benarnya.

F.X. Indrapradja, OFS – “….dengan menanggalkan jubahnya Bartimeus menunjukkan bahwa dirinya tidak merasa ragu sedikit pun bahwa Yesus akan melakukan apa yang dimohonkannya, paling sedikit ia tidak merasa khawatir Yesus akan mengatakan “tidak” terhadap permintaannya. Dapat saya katakan di sini bahwa bahwa Bartimeus mempunyai keyakinan bahwa Yesus mengasihi-Nya. Seperti seorang anak, dia bertindak dengan “agresif”, yakin akan kasih Yesus kepadanya itu. (Yesus Mencelikkan Mata Bartemeus Yang Buta)

Note: Perhatikan juga komentar berikut ini
Bob Utlay - "lalu ia menanggalkan jubahnya" Jubah ini digunakan untuk (1) tidur dan (2) pengumpulan makanan dan sedekah. Dalam suatu pengertian, ini adalah simbol iman bahwa ia akan sembuh. (Injil Menurut Petrus: Markus dan I dan II Petrus)

Ini berarti Bartimeus sangat yakin atau percaya kepada kuasa Yesus! Selain itu kita bisa melihat bukti atau alasan kita mengatakan bahwa bartimeus sangat percaya Yesus itu bukan hanya terlihat dari seruannya, bukan hanya terihat dari responnya atau tindakannya, melainkan juga terlihat dari ucapan Yesus sendiri. Perhatikan ayat berikut ini:

Markus 10:52 - Lalu kata Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.

Penerapan untuk kita: Sudah berapa kali kita mendengar tentang Yesus? 1 kali, 10, 100 atau sudah tak tertehitung? Pertanyaannya adakah kita percaya kepada Yesus sungguh-sungguh? Atau masih ada keraguan, masih ada kecemasan, masih ada kebimbangan? Bartimeus tidak pernah menyaksikan dengan matanya sendiri bagaimana Yesus menolong orang-orang, dia hanya mendengar! Saya rasa kita sudah banyak mendengar tentang Yesus bahkan sudah menjadi saksi mata bagaimana Yesus menolong melepaskan orang-orang yang berada dalam masalah, pergumulan, tantangan dan lain sebagainya. Maka dari itu, mari percayalah pada Yesus. Apapun persoalanmu, apa pun tantanganmu yakinlah bahwa di dalam Yesus ada jalan keluar. 

Perhatikan ayat berikut ini.
1 Korintus 10:13 - Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.

Note: Perhatikan kalimat berikut ini:
Michael Djawa Ma’o - Beranilah menghadapi tantang jika hidup kita berpaut pada Tuhan, karena Tuhan tidak akan membiarkan kita berjalan sendiri. Dia ada untuk memberikan pertolongan yang terbaik bagi orang-orang yang berharap kepada-Nya.
Jacob Nahuway – Tuhan Yesus tidak berubah dulu, sekarang, dan selamanya. Kalau kemarin Dia menolong kita, hari ini dan besok pun Dia akan terus menolong.

3. IA TIDAK LUPA BERSYUKUR/BERTERIMA KASIH

Perlu untuk kita ketahui bahwa memang kata “bersyukur” atau “berterimaksih” tidak terdapat dalam teks perenungan kita, tetapi secara implicit (tersirat) kita bisa katakana ada ucapan syukur atau pun ucapan terima kasih yang dinyatakan oleh Bartimeus lewat tindakannya. 

Mari kita memperhatikan ayat berikut ini:
Markus 10:51-52 – (51) Tanya Yesus kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang buta itu: "Rabuni, supaya aku dapat melihat!" (Markus 10:52) Lalu kata Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya

Setelah Tuhan Yesus mengabulkan permintaan Bartimeus (bisa melihat), ada hal yang menarik terjadi! Bartimeus memilih untuk ‘mengikuti’ Yesus, ada yang mengatakan bahwa Bartimeus ini mengikuti Yesus ‘dalam perjalanan’ menandakan bahwa ia bersedia mejadi murid ketika matanya terbuka. Lain lagi mengatakan bahwa Bartimeus memilih mengikuti Yesus karena dia tahu bahwa Yesus lebih dari pada pembuat mukjizat atau pemberi kesembuhan. Perhatikan komentar berikut ini:

Romo Hans Handrianto Widjaja Pr - Pada saat ia bertemu Yesus, Yesus menyatakan “Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau.” Saat itu Bartimeus dapat melihat kembali. Tetapi ia tidak pergi mengikut rencananya sendiri, ia malah memilih mengikuti Yesus. Yesus ini lebih daripada memberi kesembuhan, Ia menawarkan keselamatan. Seandainya Bartimeus pergi, mungkin ia menjadi sama dengan banyak orang lain yang disembuhkan oleh Yesus dan tidak disebut kembali dalam Injil. Bartimeus dikenal oleh umat Roma, tempat Markus menulis Injilnya. Artinya ia masih mengikuti Yesus sampai penyaliban, kebangkitan dan kenaikanNya ke surga. Bartimeus adalah orang yang diubah karena imannya. (Have Faith in God)
·
 Ada yang berkata begini - Bartimeus berseru kepada Yesus karena ia membutuhkan kesembuhan. Tetapi setelah sembuh, ia memilih untuk mengikut Tuhan. Ia mencari sesuatu yang lebih penting daripada pemecahan keadaan sulitnya saat itu. Ia memandang Tuhan lebih dari sekadar pembuat mujizat (Bartimeus dan Orang Muda Yang Kaya)

Dari sini kita bisa melihat bahwa setelah memperoleh apa yang diharapkannya, Bartimeus kemudian mengikut Yesus. Yesus katakan “Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau” tetapi yang dilakukan Bartimeus bukannya pergi tetapi malahan mengikut Yesus dalam perjalanan-Nya. Mungkin ada yang berpikir bahwa Bartimeus tidak menurut perintah Yesus, disuruh pergi malahan mengikut. Tetapi paling tidak kita bisa melihat ungkapan syukur Bartimeus yang ditunjukkan dengan kesediaannya mengikuti Yesus.

Memang bisa saja Bartimeus itu pergi (toh Yesus juga meyuruh dia pergi), tetapi ada kemungkinan yang ada dipikarannya adalah cara terbaik untuk menunjukkan rasa syukur atau terima kasih adalah dengan bersedia mengikuti Yesus. Ada hal menarik lainnya di sini, Alkitab secara khusus Injil Lukas menambahkan frase “..sambil memuliakan Allah” bukankah ini suatu bentuk ucapan syukur atau ucapan terima kasih

Lukas 18:43 - Dan seketika itu juga melihatlah ia, lalu mengikuti Dia sambil memuliakan Allah. Seluruh rakyat melihat hal itu dan memuji-muji Allah

Penerapan untuk kita: Sudah berapa kali kita ditolong oleh Tuhan, keluar dari berbagai masalah, bebas dari persoalan, terluput dari bahaya atau bencana, atau mendapat berbagai berkat dari Tuhan. Adakah kita mengucap syukur atau berterima kasih kepada Tuhan! Mengucap syukur atau berterima kasih bukan persoalan membuat pesta, mengucup syukur bukan berbicara tentang berdoa, meskipun semua itu baik (dalam arti tidak salah). Mengucap syukur atau berterima kasih semestinya membuat kita mengikuti dia dam memuliakan Allah dengan cara taat kepada perintah-Nya.

Berapa banyak orang yang setelah mendapat pertolongan Tuhan , keluar dari berbagai masalah, bebas dari persoalan, terluput dari bahaya atau bencana, atau mendapat berbagai berkat dari Tuhan tetapi sayang lupa mengucap syukur. Kalau membuat pesta itu hal yang biasa bagi kita, kalau melakukan doa ucapan syukur itu hal yang lumrah bagi kita, tetapi apakah kita kemudian mengikuti Tuhan dan memuliakan Allah dengan cara taat pada perintah Tuhan, setelah itu ataukah tidak?


· Ada satu cerita menarik: Ada seorang yang dibawa malaikat ke Surga, disana ia melihat banyak hal yang tidak ada di bumi ini, melihat hal-hal yang luar biasa, merasakan kemulian dan hadirat Tuhan, suatu saat orang ini diperlihatkan suatu ruangan yang dihuni oleh para malaikat yang pada sibuk kerja, lalu orang ini bertanya kepada maliakat, ruangan apa ini dan apa kerja para malaikat yang super sibuk itu, malaikat menjawab : ini adalah ruangan penampungan dan jawaban doa, bermacam-macam doa yang dipanjatkan umat Tuhan di bumi, ditampung, diproses, dikabulkan dan sebagainya, lalu mailakat membawa lagi orang ini ke ruangan yang lebih kecil, disini hanya ada beberapa mailakat saja dan tidak terlalu sibuk, biasa-biasa saja bahkan ada yang rada-radanya ngatuk karena tidak ada kerjaan. 

 Lalu orang ini bertaya lagi kepada malaikat yang membawanya : ruangan apa lagi ini ? berbeda jauh dengan ruangan sebelumnya, malaikat menjawab : ini ruangan penampungan ucapan terima kasih dari bumi.

Saudara, ada banyak orang yang kurang bahkan lupa mengucap syukur, biarlah kita sebagai orang percaya selalu mengucap syukur yang ditunjukkan melalui kesediaan kita mengikuti Tuhan dan memuliakan Allah dengan cara taat kepada semua perintah Tuhan.

PENUTUP

Perenungan kita kali ini mengajarkan kita beberapa pelajaran penting yang ditinggalkan Bartimeus, yaitu (1) kita diajarkan untuk selalu berdoa tanpa jemu-jemu. Kita juga diajarkan untuk selalu mencari Tuhan selagi hidup masih Tuhan anugerahkan bagi kita. (2) Kita diajarkan untuk percaya kepada Yesus, jangan biarkan kekuatiran, kebimbangan menguasai hidup kita. (3) Kita juga diajarkan untuk tidak lupa bersyukur atau berterima kasih atas kebaikan Tuhan yang kita rasakan dengan cara mengikuti dan memuliakan nama-Nya melalui ketaatan kita.

Biarlah semua pelajaran ini dapat kita terapkan dalam hidup kita hari lepas hari, mungkin sekarang ini ada banyak orang yang tidak lagi mau berdoa, mungkin sekarang ini ada banyak orang yang tidak mau lagi atau malas mencari Tuhan, mungkin sekarang ini ada banyak orang yang tidak lagi percaya atau ragu pada kuasa Tuhan, mungkin saat ini ada banyak orang yang enggan atau lupa bersyukur atau berterima kasih kepada Tuhan, mungkin sekarang ini ada banyak orang melakukan semua itu, saya sangat berharap kita bukan diantara orang banyak itu.

· Tuhan memberkati, Soli Deo Gloria

Ikuti saya di google news untuk membaca artikel lainnya :


Next Post Previous Post