KHOTBAH ROMA 12:2 (PEMBAHARUAN PIKIRAN)

Pendahuluan.

Roma 12:2b, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu”, secara harfiah anak kalimat ini berbunyi “tetapi hendaklah (kalian) diubah oleh pembaharuan pikiranmu”. Terjemahan baru (TB) mengubah bentuk pasif “hendaklah kalian diubah” menjadi bentuk aktif “berubahlah”. Dalam TB yang tersirat sebagai pelaku perubahan adalah orang percaya.
ROMA 12:2b (ARTI PEMBAHARUAN PIKIRAN)
gadget, bisnis, otomotif
Eugene A. Nida menyarankan bahwa pelaku perubahan tersebut adalah Allah, sehingga menyetujui terjemahan BIS yang berbunyi “Biarlah Allah membuat pribadimu menjadi baru, supaya kalian berubah”. Frasa oleh pembaharuan budimu menunjukkan cara bagaimana perubahan itu terjadi. Pembaharuan pikiran menunjukkan bahwa jalan pikiran atau akal budi pengikut Kristus harus diubah menurut standar atau kualitas Allah sendiri. Biarkanlah Allah mengubah hati atau pribadi kamu dengan jalan memberikan kamu suatu pikiran yang baru sama sekali atau yang berbeda sama sekali.

Pembahasan

1.Perlunya Pembaharuan Pikiran.

Pembaharuan pola pikir akan menyebabkan perubahan arah hidup seseorang. Ini lebih dari perubahan moral. Pembaharuan ini menyangkut seluruh filosofinya, ini berarti juga pembaharuan sikap hati dan seluruh gaya hidup. Tidak dapat dipungkiri bahwa pikiran seseorang akan sangat berperan dalam menentukan kehidupannya. Pikiranlah yang menciptakan atau menetapkan standar hidup. Dan dengan standar hidup yang hendak dicapai seseorang akan terus berjuang dan bergerak untuk mencapainya.

Pembaharuan pikiran dalam Roma 12:2b adalah pembaharuan pikiran yang bertalian dengan kesadaran seseorang terhadap kebenaran, yang membangun pemahaman akan makna hidup yang benar. Pikiran bisa menjadi tempat dimana Iblis dapat memiliki akses atau jalan untuk menguasai seseorang. Dan bila hal ini akan mempengaruhi kehendak dan rencana Allah dalam diri seseorang. Rasul Paulus memberikan nasihat dalam 2Korintus 11:3: “Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular dengan kelicikannya.”

Iblis senantiasa menyerang pikiran manusia agar jatuh dalam dosa. Pikiran Hawa diserang Iblis sehingga jatuh dalam dosa. Iblis berusaha menyerang pikiran Yesus setelah Dia berpuasa selama 40 hari agar Yesus mengikuti kemauannya. Namun, Yesus tidak bersedia mengikuti kemauan Iblis sebab mengikuti kemauan iblis adalah perbuatan dosa.

Dalam contoh Matius 16:21-23, Tuhan Yesus memberitahukan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus ke Yerusalem, sengsara, mati dan dibangkitkan. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegur dengan menggunakan nama Allah. Petrus mengira bahwa ide atau pikirannya berasal dari Allah, sedangkan pernyataan Tuhan Yesus dianggap bukan dari Allah.

Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: “Enyahlah Iblis, Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab egkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah melainkan apa yang dipikirkan manusia”. Tuhan Yesus mengusir Iblis dari diri Petrus yaitu ide di dalam pikirannya. Pikiran Petrus menjadi batu sandungan atau halangan terhadap rencana Tuhan. Setiap tindakan kita ditentukan oleh cara berpikir kita terhadap sesuatu, apabila kita berpikiran positif terhadap seseorang, secara otomatis sikap kita akan menjadi positif juga terhadapnya, demikian juga sebaliknya. Hal itu pula yang mendasari lahirnya ungkapan, “kamu adalah hasil produk dari pikiranmu sendiri.”

Dengan pikiran yang benar kita berpotensi untuk dapat mengetahui kehendak Allah atas hidup kita. Mengingat akan pentingnya hal tersebut, Tuhan memerintahkan agar kita “berubah oleh pembaharuan budi”. Salah satu terjemahan Alkitab menerjemahkan dengan “to change of your mind”, atau mengubah pola pikir.

Pola berpikir negatif harus diubah dan diganti dengan pola berpikir positif dan benar. Rasul Paulus juga menegaskan hal yang sama agar kita senantiasa memikirkan hal-hal yang positif dan benar (Filipi 4:8). Pola pikir kita harus disesuaikan dengan pola pikir Tuhan sehingga pikiran kita dapat dipergunakan secara optimal untuk mempermuliakan Tuhan. Oleh karena itu, Tuhan berfirman agar kita menawan segala pikiran dalam Kristus Yesus (2 Korintus 10:5) dan meminta damai sejahtera Allah memelihara hati dan pikiran kita dalam Kristus Yesus (Fil.4:7).

2.Proses Pembaharuan Pikiran

Pembaharuan yang terjadi harus berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan, bukan hanya suatu peristiwa yang terjadi secara sekejap. Dalam Roma 12:2b menunjukkan bahwa perubahan jemaat Roma dapat terjadi akibat proses pembaharuan pikiran yang selaras dengan kehendak Tuhan. Jadi seseorang tidak akan mengerti kehendak Allah, yaitu apa yang baik, yang berkenan dan yang sempurna tanpa mengalami pembaharuan pikiran setiap hari.

Pembaharuan pikiran yang membuat seseorang memiliki pikiran rohani sehingga dapat hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Dan hal tersebut harus dilakukan setiap hari melalui mendengar Firman Tuhan. Sarana pembaharuan pikiran adalah melalui Firman Tuhan yang tidak dapat digantikan oleh apapun. Proses ini berlangsung oleh pekerjaan Roh Kudus yang mengilhami pengikut Kritus agar dapat mengerti Firman Tuhan. Perubahan terjadi bila pola pikir dibaharui yang dikerjakan Roh Kudus menggunakan sarana Firman Tuhan. Untuk itu pengikut Kristus harus juga berusaha menggali dan menemukan Firman Tuhan yang benar dengan hati yang haus dan lapar. Orang Kristen belum tentu mengalami perubahan sesuai standar Alkitab.

Segala sistem yang ditawarkan dunia sering kali mempengaruhi pola pikir kita. Dan hal tersebut pun akan mempengaruhi pikiran kita terhadap Allah. Bagi Paulus “dunia” berarti masa kini, dimana manusia lebih banyak mengandalkan hal-hal yang bertentangan dengan Allah. Paulus tahu bahwa hal-hal ini tidak dapat diandalkan dan suatu saat akan lenyap.

Filsafat dunia dan berbagai sistem dunia membangun pola berpikir yang bertentangan dengan Alkitab. Untuk itu agar filsafat dunia dan berbagai sistem dunia tidak mempengaruhi maka perlu memiliki pola berpikir yang diperbaharui. Yaitu seseorang harus mengisi dan mengganti pikiran tersebut dengan tuntutan yang dikendaki Allah melalui Firman-Nya. Dengan pikiran yang diperbaharui sesuai firman-Nya maka seorang pengikut Kristus akan mampu menyerap, memahami dan melakukan kehendak Tuhan.

Pikiran seorang pengikut Kristus perlu terus diperbaharui sampai mencapai pada kesempurnaan karakter Kristus. Untuk mengerti kehendak Allah yaitu apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan sempurna diperlukan keselarasan pikiran kita dengan pikiran Tuhan. Pembaharuan pikiran bukan hanya terjadi di permukaan, melainkan sampai ke dalam hati. Bukan hanya gaya hidup yang berbeda dengan dunia, melainkan memang benar-benar tidak sama lagi dengan dunia. Pembaharuan pikiran merupakan suatu proses yang dikerjakan pengikut Kristus dengan sengaja dan kesadaran penuh dimana Roh Kudus mengerjakan melalui Firman-Nya.

3.Tujuan Pembaharuan Pikiran

Bagian akhir dari Roma 12:2 menyatakan tujuan dari pembaharuan pikiran yaitu agar jemaat Roma dapat membedakan manakah kehendak Allah. Maka orang yang belum dibaharui pikirannya tidak sanggup membedakan kehendak Allah, itu sebabnya mereka hidup seperti cara hidup duniawi. Anak kalimat “sanggup membedakan kehendak Allah” memberikan pemahaman bahwa ada macam-macam kehendak Allah, dan Paulus menyebut tiga macam kehendak Allah: yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Sekilas ketiga kehendak Allah ini terlihat sama, tetapi sesungguhnya ada perbedaan. Ada yang baik di hadapan Tuhan tetapi belum tentu hal tersebut diperkenan Allah. Ada yang diperkenan Allah tetapi belum tentu sempurna. Contoh: setelah Yesus membebaskan orang Gerasa dari legion yang merasuknya, orang itu ingin mengikut Yesus. Tindakan mengikut Yesus adalah tindakan yang baik tetapi Yesus tidak memperkenankan hal itu karena ada tugas yang harus dilakukannya yaitu memberitakan keajaiban Tuhan kepada orang-orang di kampungnya (Markus 5:18-20). Peristiwa ini menunjukkan bahwa apa yang baik belum tentu berkenan kepada Allah.

Dalam kisah pemuda yang kaya (Matius 19:16-22), ia melakukan apa yang berkenan kepada Allah dalam hidupnya, ia tidak melanggar Taurat Tuhan tetapi ada hal yang tidak sempurna yang diketahui Tuhan yaitu pemuda tersebut terikat pada hartanya. Itu sebabnya Yesus berkata: “jika engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu pada orang-orang miskin…” Peristiwa ini menunjukkan ada kehendak Allah yang sempurna yang lebih dari sekedar melakukan apa yang berkenan kepada Allah.

Pembaharuan pikiran bukan saja menjadikan orang tidak lagi mengikuti gaya hidup dunia, tetapi juga bisa melakukan kehendak Allah sampai pada level kehendak Allah yang sempurna.

4.Aplikasi bagi Masa Sekarang

Pembaharuan pikiran dikerjakan oleh Roh Kudus, hal ini dijelaskan dalam Titus 3:5, maka seseorang bisa dibaharui apabila Roh Kudus telah mendiami hatinya. Berarti hanya orang yang sudah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamat yang bisa mengalami pembaharuan pikiran. Sebab Roh Kudus mendiami orang yang percaya kepada Yesus. Orang yang mengaku beragama Kristen belum tentu sudah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamat. Ini berarti tidak semua yang beragama Kristen mengalami pembaharuan pikiran.

Roh Kudus yang diam dalam hati orang percaya mengerjakan pembaharuan pikiran orang tersebut, tetapi pembaharuan ini tidak terjadi secara serta merta ketika Roh Kudus mendiami hatinya. Perubahan status menjadi orang benar memang terjadi seketika pada saat orang menerima Yesus, tetapi menjadi orang benar dalam pengalaman hidup dibutuhkan proses yang panjang. Demikian juga pembaharuan pikiran yang dikerjakan Roh Kudus memerlukan proses sepanjang hidup orang tersebut. Paulus berkata kepada jemaat di Kolose bahwa proses pembaharuan itu terjadi terus menerus sampai memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Allah (Kolose 3:10).

BACA JUGA: FILIPI 4:8-9 (AKIBAT BERPIKIR BENAR DAN HIDUP BENAR)

Pada masa sekarang ini berkembang berbagai ajaran. Ada ajaran yang jelas-jelas bertentangan dengan firman Tuhan, ada juga ajaran yang sepertinya baik tetapi tidak berdasar pada kebenaran. Misalnya ajaran motivasi sukses yang dibangun atas dasar ambisi pribadi. Pengikut Kristus yang mengalami pembaharuan pikiran akan sanggup membedakan apakah ajaran yang diterimanya sesuai dengan Frman Tuhan atau tidak.

Di sinilah pentingnya peran Roh Kudus yang menerangi dan mencerahkan pikiran pengikut Kristus. Untuk ajaran yang jelas-jelas bertentangan dengan Firman Tuhan, pengikut Kristus dengan mudah dapat menolaknya tetapi untuk ajaran yang sedikit menyimpang dari kebenaran diperlukan kepekaan dalam menangkap petunjuk Roh Kudus.

Sebagaimana pembaharuan pikiran terjadi dalam proses terus-menerus, kesanggupan pengikut Kristus untuk bersikap tegas terhadap ajaran yang sedikit menyimpang juga ditentukan seberapa inten orang tersebut menyerahkan diri pada pimpinan Roh Kudus. Semakin pengikut Kristus taat pada pimpinan Roh Kudus maka semakin tegas sikapnya terhadap ajaran-ajaran duniawi.

Ketika pengikut Kristus membaca Firman Tuhan dan hatinya diterangi Roh Kudus maka ia akan bercermin tentang dirinya sudahkah ia melakukan apa yang diperintahkan Tuhan. Ada kalanya Firman Tuhan mengingatkan bahwa ada tindakan melanggar Firman yang sudah dilakukannya. Bila orang taat pada pimpinan Roh Kudus dan segera ia menyadarinya, bertobat, dan meninggalkan dosa tersebut. Ada kalanya Firman mengingatkan bahwa ada perintah Tuhan yang belum dilakukan.

BACA JUGA: ROMA 12:2 (3 KEHENDAK ALLAH)

Bila orang taat pada pimpinan Roh Kudus dan segera ia menyadarinya, dan berbegas untuk segera melakukannya. Ada kalanya Firman mengingatkan bahwa ada nilai-nilai hidupnya yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kerajaan Surga. Bila orang taat pada pimpinan Roh Kudus, ia akan membuang nilai-nilai yang salah dan menggantinya dengan nilai-nilai yang sesuai Firman Tuhan. Ini semua adalah proses pembaharuan pikiran yang dikerjakan Roh Kudus dalam diri pengikut Kristus. Semakin orang tersebut merespon petunjuk Roh Kudus, semakin nyata pembaharuan pikirannya.

Kesimpulan

Pembaharuan pikiran dalam Roma 12:2 adalah pembaharuan kesadaran seseorang terhadap kebenaran sehingga terbangun pemahaman akan makna hidup yang benar. Pengikut Kristus perlu mengalami pembaharuan pikiran karena pikiran akan sangat berperan dalam menentukan kehidupannya, yaitu dalam menciptakan atau menetapkan standar hidupnya. Pembaharuan pikiran adalah proses yang terjadi terus menerus setiap hari melalui Firman Tuhan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, sehingga dengan proses ini orang Kristen akan mengerti kehendak Allah yaitu apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan sempurna. Amin-

Ikuti saya di google news untuk membaca artikel lainnya :


Next Post Previous Post