MAZMUR 46:1-12 (PERTOLONGAN ALLAH SELALU ADA)
Pertolongan Allah kepada bangsa Israel yang bersifat rohani, artinya pertolongan Allah yang diberikan kepada mereka dalam konteks ini memiliki indikasi untuk membangun serta menguatkan iman mereka kepada Allah.
I. Pertolongan Allah Secara Teologis
Pertolongan Allah secara teologs dalam teks ini adalah Allah sebagai tempat perlindungan, Allah sebagai Sumber Kekuatan, dan Allah sebagai Jaminan Keselamatan akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Allah sebagai Tempat Perlindungan (Mazmur 46: 1-2)
Mazmur 46 ini termasuk dalam himne atau nyanyian pujian yang diawali dengan seruan untuk memuji Tuhan, diikuti dengan pujian itu sendiri, yang mengambil berbagai bentuk ekspresi. Dalam bagian awal Mazmurnya, bani korah menjelaskan bahwa Allah merupakan tempat perlindungan yang kokoh bagi mereka. Ungkapan tempat perlindungan berasal dari bahasa Ibrani hs,x.m; (Maheseh) yang memiliki pengertian kata tameng, benteng, pengungsian, proteksi diri, dan seperti payung atau tempat berteduh ketika hujan.
Hal yang sama yang dapat dilihat dalam Yesaya 4:6, 25:4, dan Mazmur 108:18. Allah yang ditampilkan sebagai tempat perlindungan merupakan bagian dari kedekatan mereka dengan Tuhan, bahkan pemazmur menunjukkan hal tersebut dengan berkata bahwa Allah itu bagi kita (ay. 2). Dari ungkapan tersebut pemazmur sedang mengakui tentang kebesaran Tuhan, sekaligus juga tentang kedekatan mereka dengan Allah sehingga mereka dapat memanggil Allah, yang kemudian dihubungkan dengan Yakub sebagai bapa leluhur mereka (ay. 9, 12).
Dalam bentuk yang sama Mazmur 91 juga memberikan penggambaran terhadap Tuhan yang merupakan tempat perlindungan. Dalam konteks yang sama, pribadi Allah ditampilkan sebagai Yang Mahatinggi atau Elyoan, serta Yang Mahakuasa atau Shadai (ay.1).
Kata Shaddai dalam bagian ini memberikan penekanan pada pekerjaan adikodrati oleh kasih karunianNya, yang sekaligus juga menunjukkan kemampuan Allah untuk menguasai alam. Istilah shaddai mungkin berarti gunung, adalah lambang yang dipakai untuk menjelaskan kondisi ketidak berubahan dan kekuatan yang abadi, yang tentu saja berlawanan dengan kesementaraan dan ketidak berdayaan manusia.
Dengan kata lain ungkapan Tuhan sebagai perlindungan pemazmur sedang mendeklarasikan keselamatan yang diperoleh dari Tuhan sebagai akibat dari sikap hidup beriman kepadaNya, yang senantiasa hadir untuk memberikan pertolongan kepada umat yang beriman dan berserah sepenuhnya kepada Allah, terlebih ketika mereka ada dalam bahasa yang mengancam keselamatan mereka. Hal ini menunjukkan, sekalipun ditengah-tengah kegelapan dan ancaman yang dilakukan oleh musuh, orang percaya masih memiliki Allah yang adalah sumber kekuatan. Kekuatan yang tidak dapat tertandingi karena berkaitan erat dengan pribadinya yang adalah Allah.
2. Allah sebagai Sumber Kekuatan (Mazmur 46: 2)
Mengikuti ungkapan Allah sebagai tempat perlindungan, bani Korah sebagai penulis mazmur menyapa Allah sebagai sumber kekuatan. Ungakapan kekuatan dalam bahasa Ibrani secara arti kata dalam bidang militer atau perlengkapan perang atau hikmat yang berkaitan dengan keteraturan.
Artinya bani Korah sungguh-sungguh menyadari bahwa ditengah-tengah kegelapan dan ancaman yang sedang mereka hadapi, mereka masih memiliki Allah yag adalah kekuatan bagi mereka. Kekuatan yang tidak dapat tertandingi karena berkaitan erat dengan pribadinya yang adalah Allah, yang tentu saja berkaitan erat dengan aspek-aspek keilahianNya yang berkuasa. Implikasi hubungan yang dekat ini, pada nantinya akan nampak terlihat sepenuhnya ketika Allah hadir bersama-sama dengan mereka (Yehezkiel 37:26-28).
Bangsa Israael, sungguh-sungguh menikmati hubungannya dengan Tuhan, melalui pengenalan dan pengalaman mereka bersama-sama dengan Tuhan. Dalam kondisi ini mereka memperoleh keyakinan yang kokoh akan jaminan penyertaan, perlindungan dan adanya kekuatan yang berasal dari Tuhan, yang menyertai mereka dalam setiap pergumulan dan permasalahan hidup.
Dengan kata lain ungkapan Tuhan sebagai perlindungan pemazmur sedang mendeklarasikan keselamatan yang diperoleh dari Tuhan sebagai akibat dari sikap hidup beriman kepadaNya, yang senantiasa hadir untuk memberikan pertolongan kepada umat yang beriman dan berserah sepenuhnya kepada Allah, terlebih ketika mereka ada dalam bahasa yang mengancam keselamatan mereka. Hal ini menunjukkan, sekalipun ditengah-tengah kegelapan dan ancaman yang dilakukan oleh musuh, orang percaya masih memiliki Allah yang adalah sumber kekuatan. Kekuatan yang tidak dapat tertandingi karena berkaitan erat dengan pribadinya yang adalah Allah.
2. Allah sebagai Sumber Kekuatan (Mazmur 46: 2)
Mengikuti ungkapan Allah sebagai tempat perlindungan, bani Korah sebagai penulis mazmur menyapa Allah sebagai sumber kekuatan. Ungakapan kekuatan dalam bahasa Ibrani secara arti kata dalam bidang militer atau perlengkapan perang atau hikmat yang berkaitan dengan keteraturan.
Artinya bani Korah sungguh-sungguh menyadari bahwa ditengah-tengah kegelapan dan ancaman yang sedang mereka hadapi, mereka masih memiliki Allah yag adalah kekuatan bagi mereka. Kekuatan yang tidak dapat tertandingi karena berkaitan erat dengan pribadinya yang adalah Allah, yang tentu saja berkaitan erat dengan aspek-aspek keilahianNya yang berkuasa. Implikasi hubungan yang dekat ini, pada nantinya akan nampak terlihat sepenuhnya ketika Allah hadir bersama-sama dengan mereka (Yehezkiel 37:26-28).
Bangsa Israael, sungguh-sungguh menikmati hubungannya dengan Tuhan, melalui pengenalan dan pengalaman mereka bersama-sama dengan Tuhan. Dalam kondisi ini mereka memperoleh keyakinan yang kokoh akan jaminan penyertaan, perlindungan dan adanya kekuatan yang berasal dari Tuhan, yang menyertai mereka dalam setiap pergumulan dan permasalahan hidup.
Allah yang disembah oleh orang Israel dan orang percaya adalah Allah yang hidup, Allah yang turut merasakan apa yang dirasakan oleh manusia (Ibrani 4:15). Oleh sebab itu ketika orang percaya mengalami kesulitan, himpitan permasalahan dalam kehidupan ini, maka ia akan memberikan kekuatan dan memampukan untuk menghadapi setiap kesulitan tersebut.
3.Allah sebagai Jaminan Keselamatan (Mazmur 46: 3-4)
Dengan penuh perasaan yang kagum dan hormat kepada Allah, akhirnya bani Korah dengan menggunakan mazmurnya berkata bahwa Allah yang adalah tempat perlindungan dan kekuatan, merupakan penolong yang sejati ketika berada dalam kesesakan. Hal ini juga yang menjadi jaminan bagi mereka untuk tidak takut sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang didalam laut, sekalipun ribut dan berbuih airnya, sekalipun gunung-gunung goyang oleh gelorahnya (ay. 3-4).
Istilah kesesakan yang digunakan dalam nyanyian bani korah adalah berasal dari bahsa Ibrani hr;c; (tsarah) yang memiliki arti literal sebagai “keadaan terjepit.” Dalam konteks ini, penulis merasa bahwa bani Korah sedang menghubungkan hal tersebut dengan suatu peristiwa ketika mereka berada di belakang tembok pagar Yerusalem pada waktu Yerusalem dikepung.
Mazmur ini sebenarnya memberikan penjabaran kisah mengenai keberhasilan seseorang dalam menghadapi ketakutan. Pribadi ini sedang berada dalam bahaya yang besar dan bahaya ini dibandingkan dengan fenomena gejolak alam berupa laut yang bergelora, gempa bumi yang besar dan yang lainnya. Antara ayat 4 dan 5 ada kata ‘sela’ yang berarti semacam tanda baca. Dalam not itu ada nol, berarti tidak berhenti tidak dinyanyikan tetapi direnungkan.
Pemazmur mengatakan bahwa sekalipun bumi berubah namun tidak akan takut karena bersama Allah tidak akan takut sekalipun realita di sekitar alam bergoncang. Jadi, konsep yang kuat terhadap Allah yang memberikan pertolongan, tempat perlindungan dan kekuatan memampukan mereka untuk tidak menjadi takut dalam dua hal sekaligus, baik itu terhadap kekacauan yang disebabkan oleh alam, maupun kekacauan yang disebabkan oleh musuh.
Dengan demikian kesesakan yang sementara dialami oleh bangsa Israel dalam bagian ini dapat dipahami sebagai suatu kesesakan akibat permasalahan alam dan adanya intimidasi dari pihak musuh. Melalui jaminan tersebut di atas setidaknya umat pilihan Allah tidak perlu takut sekalipun ada begitu banyak bahaya dan permasalahan yang datang mengancam. Penggunaan bahasa yang hiperbolik tersebut dimaksudkan untuk menjadi sebuah tuntutan kepada Israel untuk tetap mempercayai Allah, dalam apapun kondisinya karena hanya dengan iman kepada Allah maka tetap ada jaminan keselamatan yang dari Allah.
Seharusnya berdasarkan pengalaman hidup berjalan bersama Allah, menjadi alasan yang kuat bagi bangsa Israel dan orang percaya untuk menyakini bahwa Allah senantiasa menyertai mereka dalam segala situasi. Kehadiran dan perlindungan yang disertai dengan pertolongan Allah merupakan bukti nyata bahwa hanya berkat perlindungan dan keselamatan yang dari Allah saja mereka untuk dapat terus bertahan sekalipun berada ditengah-tengah intimidasi dari bangsa-bangsa lain.
Pengalaman ini seharusnya menjadi iman mereka kepada Allah sebagai pribadi yang memberi perlindungan, kekuatan dan jaminan keselamatan semakin kuat dan kokoh. Kalau pada bagian sebelumnya penulis memberikan bukti-bukti pertolongan Allah secara rohani maka pada bagian berikut penulis akan memberikan penjelasan tentang pertolongan Allah yang bersifat praktis, artinya pertolongan Allah bukan hanya sekedar rohani untuk menguatkan iman mereka kepada Allah tetapi lebih condong pada pertolongan Allah yang benar-benar menjadi jawaban atas kesesakan yang sedang mereka hadapi.
Kuasa dan kemampuan untuk menghadapi ketidakpastian dan kesengsaraan hidup ini hanya terdapat di dalam Allah. "Tempat perlindungan" menggambarkan perlindungan dari bahaya, menunjukkan bahwa Allah adalah keamanan sejati di tengah-tengah badai kehidupan (Yesaya 4:5-6).
3.Allah sebagai Jaminan Keselamatan (Mazmur 46: 3-4)
Dengan penuh perasaan yang kagum dan hormat kepada Allah, akhirnya bani Korah dengan menggunakan mazmurnya berkata bahwa Allah yang adalah tempat perlindungan dan kekuatan, merupakan penolong yang sejati ketika berada dalam kesesakan. Hal ini juga yang menjadi jaminan bagi mereka untuk tidak takut sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang didalam laut, sekalipun ribut dan berbuih airnya, sekalipun gunung-gunung goyang oleh gelorahnya (ay. 3-4).
Istilah kesesakan yang digunakan dalam nyanyian bani korah adalah berasal dari bahsa Ibrani hr;c; (tsarah) yang memiliki arti literal sebagai “keadaan terjepit.” Dalam konteks ini, penulis merasa bahwa bani Korah sedang menghubungkan hal tersebut dengan suatu peristiwa ketika mereka berada di belakang tembok pagar Yerusalem pada waktu Yerusalem dikepung.
Mazmur ini sebenarnya memberikan penjabaran kisah mengenai keberhasilan seseorang dalam menghadapi ketakutan. Pribadi ini sedang berada dalam bahaya yang besar dan bahaya ini dibandingkan dengan fenomena gejolak alam berupa laut yang bergelora, gempa bumi yang besar dan yang lainnya. Antara ayat 4 dan 5 ada kata ‘sela’ yang berarti semacam tanda baca. Dalam not itu ada nol, berarti tidak berhenti tidak dinyanyikan tetapi direnungkan.
Pemazmur mengatakan bahwa sekalipun bumi berubah namun tidak akan takut karena bersama Allah tidak akan takut sekalipun realita di sekitar alam bergoncang. Jadi, konsep yang kuat terhadap Allah yang memberikan pertolongan, tempat perlindungan dan kekuatan memampukan mereka untuk tidak menjadi takut dalam dua hal sekaligus, baik itu terhadap kekacauan yang disebabkan oleh alam, maupun kekacauan yang disebabkan oleh musuh.
Dengan demikian kesesakan yang sementara dialami oleh bangsa Israel dalam bagian ini dapat dipahami sebagai suatu kesesakan akibat permasalahan alam dan adanya intimidasi dari pihak musuh. Melalui jaminan tersebut di atas setidaknya umat pilihan Allah tidak perlu takut sekalipun ada begitu banyak bahaya dan permasalahan yang datang mengancam. Penggunaan bahasa yang hiperbolik tersebut dimaksudkan untuk menjadi sebuah tuntutan kepada Israel untuk tetap mempercayai Allah, dalam apapun kondisinya karena hanya dengan iman kepada Allah maka tetap ada jaminan keselamatan yang dari Allah.
Seharusnya berdasarkan pengalaman hidup berjalan bersama Allah, menjadi alasan yang kuat bagi bangsa Israel dan orang percaya untuk menyakini bahwa Allah senantiasa menyertai mereka dalam segala situasi. Kehadiran dan perlindungan yang disertai dengan pertolongan Allah merupakan bukti nyata bahwa hanya berkat perlindungan dan keselamatan yang dari Allah saja mereka untuk dapat terus bertahan sekalipun berada ditengah-tengah intimidasi dari bangsa-bangsa lain.
Pengalaman ini seharusnya menjadi iman mereka kepada Allah sebagai pribadi yang memberi perlindungan, kekuatan dan jaminan keselamatan semakin kuat dan kokoh. Kalau pada bagian sebelumnya penulis memberikan bukti-bukti pertolongan Allah secara rohani maka pada bagian berikut penulis akan memberikan penjelasan tentang pertolongan Allah yang bersifat praktis, artinya pertolongan Allah bukan hanya sekedar rohani untuk menguatkan iman mereka kepada Allah tetapi lebih condong pada pertolongan Allah yang benar-benar menjadi jawaban atas kesesakan yang sedang mereka hadapi.
Kuasa dan kemampuan untuk menghadapi ketidakpastian dan kesengsaraan hidup ini hanya terdapat di dalam Allah. "Tempat perlindungan" menggambarkan perlindungan dari bahaya, menunjukkan bahwa Allah adalah keamanan sejati di tengah-tengah badai kehidupan (Yesaya 4:5-6).
"Kekuatan" mengacu kepada keperkasaanNya ketika memerangi musuh-musuh (Mazmur 21:9; Keluaran 15:13) dan mencakup kekuatan-Nya yang bekerja dengan kuat kuasa di dalam orang yang percaya (Kolose 1:29) dan memungkinkan mengatasi halangan-halangan dalam hidup ini. Jadi, Hasil terakhir ialah bahwa Dia menjadi "penolong dalam kesesakan (yang) sangat terbukti". Allah siap sedia untuk menolong umat-Nya dan mengharapkan berseru kepadaNya memohon pertolongan setiap kali memerlukannya (Ibrani 4:16).
II. Pertolongan Allah yang Bersifat Praktis
Dalam memberikan pembahasan yang bersifat praktis penulis memfokuskan pada dua literatur, yang pertama tentu saja diambil dari dalam Mazmur pasal 46, literatur ini akan menjadi sumber studi terhadap topik yang sedang dibahas dalam bagian ini.
1. Penyertaan Allah Kepada UmatNya (Mazmur 46: 5-8)
Dalam ayat 5 muncul ungkapan “kediaman” merupakan terjemahan terhadap bahasa Ibrani kedos mesekeni yang diterjemahkan tempat kediaman kudus. ungkapan tersebut tentunya menunjuk pada Yerusalem yang merupakan kota Allah, tempat eksistensi Allah dalam bait suciNya. Bagian tersebut menunjukkan bahwa Yerusalem sebagai kota suci pasti akan terlindungi karena Allah ada didalamnya.
Penyertaan Allah yang sekaligus merupakan bukti dari pertolongan Allah yang bersifat praktis, dapat ditemukan dalam istilah ada didalamnya (Mzmur 46:6). Ungkapan tersebut merupakan terjemahan terhadap kata Ibrani (beqirebah). Istilah tersebut berasal dari kata benda qereb yang berarti berada di bagian dalam. Hal ini memberikan indikasi bahwa kehadiran Allah nyata dalam eksistensinya ditengah-tengah Yerusalem, membawa pada suatu pengertian bahwa Allah hadir dan memiliki penguasaan langsung yang efektif ataus seluruh dunia.
Kehadiran Allah dalam kota memberikan kedamaian seperti sungai yang tidak pernah berhenti mengalir, sangat kontras dengan tempat lain dimana Allah tidak ada didalamnya, seperti yang digambarkan dalam Yesaya 8:6; 33:21. “Sungai” ini adalah kiasan untuk hadirat Allah (ay.6). Sungai ini tidak menakutkan, melainkan menyukakan. Kebalikan dari akibat air laut dalam ay.3-4, sungai ini membuat kota Allah (Yerusalem) tidak goncang. "Sungai" Allah merupakan aliran yang terus-menerus dari kasih karunia, kemuliaan, dan kuasa-Nya di tengah-tengah umat-Nya yang setia (Mazmur 46:12; Yesaya 8:6; Yehezkiel 47:1; Wahyu 3:12; 22:1).
Sungai jernih yang memberi hidup ini mengalir dari Allah Bapa (Yeremia 2:13), Allah Anak (Yohanes 4:14) dan Allah Roh Kudus (Yohanes 7:38-39); sungai ini mengalir dari takhta Allah dan tak henti-hentinya menyegarkan orang percaya, baik mereka yang ada di bumi (Yohanes 4:13-14; 7:38) maupun mereka di sorga (Wahyu 22:1).
II. Pertolongan Allah yang Bersifat Praktis
Dalam memberikan pembahasan yang bersifat praktis penulis memfokuskan pada dua literatur, yang pertama tentu saja diambil dari dalam Mazmur pasal 46, literatur ini akan menjadi sumber studi terhadap topik yang sedang dibahas dalam bagian ini.
1. Penyertaan Allah Kepada UmatNya (Mazmur 46: 5-8)
Dalam ayat 5 muncul ungkapan “kediaman” merupakan terjemahan terhadap bahasa Ibrani kedos mesekeni yang diterjemahkan tempat kediaman kudus. ungkapan tersebut tentunya menunjuk pada Yerusalem yang merupakan kota Allah, tempat eksistensi Allah dalam bait suciNya. Bagian tersebut menunjukkan bahwa Yerusalem sebagai kota suci pasti akan terlindungi karena Allah ada didalamnya.
Penyertaan Allah yang sekaligus merupakan bukti dari pertolongan Allah yang bersifat praktis, dapat ditemukan dalam istilah ada didalamnya (Mzmur 46:6). Ungkapan tersebut merupakan terjemahan terhadap kata Ibrani (beqirebah). Istilah tersebut berasal dari kata benda qereb yang berarti berada di bagian dalam. Hal ini memberikan indikasi bahwa kehadiran Allah nyata dalam eksistensinya ditengah-tengah Yerusalem, membawa pada suatu pengertian bahwa Allah hadir dan memiliki penguasaan langsung yang efektif ataus seluruh dunia.
Kehadiran Allah dalam kota memberikan kedamaian seperti sungai yang tidak pernah berhenti mengalir, sangat kontras dengan tempat lain dimana Allah tidak ada didalamnya, seperti yang digambarkan dalam Yesaya 8:6; 33:21. “Sungai” ini adalah kiasan untuk hadirat Allah (ay.6). Sungai ini tidak menakutkan, melainkan menyukakan. Kebalikan dari akibat air laut dalam ay.3-4, sungai ini membuat kota Allah (Yerusalem) tidak goncang. "Sungai" Allah merupakan aliran yang terus-menerus dari kasih karunia, kemuliaan, dan kuasa-Nya di tengah-tengah umat-Nya yang setia (Mazmur 46:12; Yesaya 8:6; Yehezkiel 47:1; Wahyu 3:12; 22:1).
Sungai jernih yang memberi hidup ini mengalir dari Allah Bapa (Yeremia 2:13), Allah Anak (Yohanes 4:14) dan Allah Roh Kudus (Yohanes 7:38-39); sungai ini mengalir dari takhta Allah dan tak henti-hentinya menyegarkan orang percaya, baik mereka yang ada di bumi (Yohanes 4:13-14; 7:38) maupun mereka di sorga (Wahyu 22:1).
Berkat yang paling penting dari sungai ini adalah bahwa olehnya Allah dibawa di tengah-tengah umat-Nya (ay. 6). Ayat 7 bangsa-bangsa dan kerajaan-kerajaan menjelaskan tentang gelora politik. Air bah dalam ayat 3-4 adalah kiasan untuk gelora politik tetapi ada pertolongan Allah digambarkan dengan dahsyat dalam ayat 7b: Dia berfirman dan bumi yaitu bangsa-bangsa yang bergelora akibatnya bumi pun hancur. Ayat 8 menjelaskan bahwa Allah alam semesta dalam Ibrani hl's,( bqoå[]y: yang dijunjung tinggi sebagai perlindungan ialah Allah, bukan tembok-tembok kota Yerusalem.
2. Perlindungan Allah atas umatNya (Mazmur 46: 9-12)
Dalam bagian ini pemazmur mengajak umat merenungkan sejarah ‘kemenangan’ Allah melawan segala kuasa di bumi. Bahwa tidak ada satu kuasa pun di bumi yang tidak tunduk pada kuasa Allah. Kesimpulan dari krisis itu harus jelas bagi segala bangsa.
2. Perlindungan Allah atas umatNya (Mazmur 46: 9-12)
Dalam bagian ini pemazmur mengajak umat merenungkan sejarah ‘kemenangan’ Allah melawan segala kuasa di bumi. Bahwa tidak ada satu kuasa pun di bumi yang tidak tunduk pada kuasa Allah. Kesimpulan dari krisis itu harus jelas bagi segala bangsa.
Wahyu 8:1 “ketika untuk sementara ada penghentian dari perang dan penganiayaan; dan seperti yang akan terjadi di zaman akhir, dan yang di sini terutama dirancang; ketika bangsa-bangsa akan belajar perang lagi, dan kerajaan Kristus akan terjadi; yang dan kedamaiannya tidak akan ada akhirnya, Yesaya 2: 4. Kehidupan yang dibawah pikiran yang tertekan di bawah ketakutan yang mengerikan akan kesulitan yang ada saat ini dan malapetaka publik yang akan terjadi ada penghibiran Allah tentang masa depan.
Istilah Ibrani "diamlah" dalam Mazmur 46: 11 juga dapat diterjemahkan dengan "lepaskanlah", yaitu berhentilah memegang hal-hal yang menghalangi meninggikan Allah dan memberikan Dia tempatNya yang layak karena Tuhan itu Allah.
Diamlah, dan ketahuilah bahwa Akulah Allah! Kata-kata ini dianggap oleh beberapa orang untuk diucapkan oleh Tuhan kepada bangsa-bangsa di dunia, untuk "berhenti dari perang", karena Allah adalah Allah, dan memiliki kekuatan untuk membangkitkan dan membuat rendah; Dan mengetahui"; memiliki dan mengakui bahwa ia adalah Tuhan, sebagai wujud kedaulatannya melakukan apa pun yang diinginkannya; bahwa dia tidak dapat diubah dalam sifat, tujuan, janji, dan perjanjiannya; bahwa ia mahakuasa, mampu membantu mereka dan mengantarkan mereka pada ekstremitas terakhir; bahwa dia mahatahu, tahu orang-orang, kasus, dan masalah, dan bagaimana dan di mana menyembunyikan atau melindungi mereka sampai badai selesai; bahwa dia adalah Allah yang Maha Bijaksana, dan melakukan segala sesuatu menurut nasihat kehendaknya sendiri, dan membuat segala sesuatu bekerja bersama demi kebaikan bagi mereka; dan bahwa dia setia pada janji dan janji-Nya, dan tidak akan membiarkan mereka terlalu ditekan dan diliputi masalah.
Jadi, Allah menghentikan peperangan sampai ujung bumi, kemudian menghancurkan segala peralatan dengan mematahkan busur panah, menumpulkan tombak, membakar kereta-kereta perang. Ini adalah npenghancuran semua senjata dan gerbong militer ini adalah tanda perdamaian, dan perang yang disebabkan untuk berhenti, tidak ada gunanya lagi bagi mereka; dengan ini membandingkan Yehezkiel 39:8.
BACA JUGA: MAZMUR 27 (PENGHIBURAN DARI ALLAH)
Istilah Ibrani "diamlah" dalam Mazmur 46: 11 juga dapat diterjemahkan dengan "lepaskanlah", yaitu berhentilah memegang hal-hal yang menghalangi meninggikan Allah dan memberikan Dia tempatNya yang layak karena Tuhan itu Allah.
Diamlah, dan ketahuilah bahwa Akulah Allah! Kata-kata ini dianggap oleh beberapa orang untuk diucapkan oleh Tuhan kepada bangsa-bangsa di dunia, untuk "berhenti dari perang", karena Allah adalah Allah, dan memiliki kekuatan untuk membangkitkan dan membuat rendah; Dan mengetahui"; memiliki dan mengakui bahwa ia adalah Tuhan, sebagai wujud kedaulatannya melakukan apa pun yang diinginkannya; bahwa dia tidak dapat diubah dalam sifat, tujuan, janji, dan perjanjiannya; bahwa ia mahakuasa, mampu membantu mereka dan mengantarkan mereka pada ekstremitas terakhir; bahwa dia mahatahu, tahu orang-orang, kasus, dan masalah, dan bagaimana dan di mana menyembunyikan atau melindungi mereka sampai badai selesai; bahwa dia adalah Allah yang Maha Bijaksana, dan melakukan segala sesuatu menurut nasihat kehendaknya sendiri, dan membuat segala sesuatu bekerja bersama demi kebaikan bagi mereka; dan bahwa dia setia pada janji dan janji-Nya, dan tidak akan membiarkan mereka terlalu ditekan dan diliputi masalah.
Jadi, Allah menghentikan peperangan sampai ujung bumi, kemudian menghancurkan segala peralatan dengan mematahkan busur panah, menumpulkan tombak, membakar kereta-kereta perang. Ini adalah npenghancuran semua senjata dan gerbong militer ini adalah tanda perdamaian, dan perang yang disebabkan untuk berhenti, tidak ada gunanya lagi bagi mereka; dengan ini membandingkan Yehezkiel 39:8.
BACA JUGA: MAZMUR 27 (PENGHIBURAN DARI ALLAH)
Mazmur 46: 12 perhatikan, ayat 8 dan 12 mempunyai penjelasan yang menarik tentang penyebutan Tuhan semesta alam yang juga Allah Yakub sebagai gelar perjanjian akan menyertai yang berarti Imanuel. Kata-kata yang sama di sini diulang, untuk menghibur mereka yang takut dan tidak percaya, yang dengannya gereja kemudian menghibur dirinya sendiri.
KESIMPULAN
Tinjauan teologi dalam mazmur 46:1-12 menjelaskan dua aspek yang pertama Pertolongan Allah Secara Teologis yaitu Allah sebagai tempat perlindungan dan Allah sebagai keselamatan, memberi kesaksian tentang keandalan Allah, dan pertolongan Allah secara praktis yaitu Mazmur 46: 9-11 mengajak pendengar untuk merenungkan kesaksian itu yaitu Allah menyertai umatNya dan Allah adalah tempat perlindungan dan sumber penyegaran di tengah kesesakan, dan Dia juga bermaksud untuk menghapus segala kekacauan dalam dunia politik manusia (Mazmur 46: 10) supaya seluruh bumi meninggikan Dia..(Desti Samarenna)
MAZMUR 46:1-12 (PERTOLONGAN ALLAH SELALU ADA)
KESIMPULAN
Tinjauan teologi dalam mazmur 46:1-12 menjelaskan dua aspek yang pertama Pertolongan Allah Secara Teologis yaitu Allah sebagai tempat perlindungan dan Allah sebagai keselamatan, memberi kesaksian tentang keandalan Allah, dan pertolongan Allah secara praktis yaitu Mazmur 46: 9-11 mengajak pendengar untuk merenungkan kesaksian itu yaitu Allah menyertai umatNya dan Allah adalah tempat perlindungan dan sumber penyegaran di tengah kesesakan, dan Dia juga bermaksud untuk menghapus segala kekacauan dalam dunia politik manusia (Mazmur 46: 10) supaya seluruh bumi meninggikan Dia..(Desti Samarenna)
MAZMUR 46:1-12 (PERTOLONGAN ALLAH SELALU ADA)