EKSPOSISI 1TESALONIKA 4:1-8 (KEKUDUSAN HIDUP)

EKSPOSISI 1TESALONIKA 4:1-8 (KEKUDUSAN HIDUP)
gadget, bisnis, otomotif

PENDAHULUAN 

Kekudusan merupakan bagian yang penting dalam kehidupan orang percaya, seperti yang tertulis dalam 1Petrus. 1:16 “kuduslah kamu sebab Aku kudus.” Hidup dalam kekudusan memungkinkan orang percaya untuk memiliki persekutuan yang erat dengan Tuhan Allah. Di dalam kekudusan yang sejati, manusia dapat hidup dan bersekutu dengan Tuhan Allah, ia hidup di dalam kekudusan Allah. Manusia harus memiliki sikap hati yang benar di hadapan Allah tanpa harus merasa takut dan bersalah. Di dalam kekudusan yang sejati ini manusia sebenarnya menjalankan fungsi seorang imam. 

HASIL EKSPOSISI 1TESALONIKA 4:1-8 

Hidup yang Berkenan kepada Allah (1Tesalonika 4: 1-3a) 

1Tesalonika. 4:1 berkata “Akhirnya, saudara-saudara, kami minta dan nasihatkan kamu dalam Tuhan Yesus: kamu telah mendengar dari kami bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah. Hal ini memang telah kamu turuti, tetapi baiklah kamu melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi”

Kata yang digunakan dalam bahasa Yunani “kami menasihatkan” adalah (parakaloumen: kata kerja) arti dari kata ini adalah memanggil datang, mengajak, mengundang, berseru, minta tolong, memohon, mendesak, menasihati, menghibur, memberi dorongan, berbicara dengan ramah. Berdasarkan konteks, hidup yang berkenan kepada Allah yaitu melakukan perintah Allah dengan sungguh-sungguh termasuk diantaranya adalah menjaga kekudusan.

Hidup dalam kekudusan (1Tesalonika 4:3b-5) 

Allah menghendaki umat-Nya agar melakukan semua perintah-Nya. mengatakan “jangan berzinah” (Keluaran 20:14). Allah Ia menginginkan agar orang percaya mengikuti kehendak-Nya, menjauhi percabulan., kata “percabulan”

Hidup dalam kekudusan juga dimaknai dalam konsep pernikahan yang sebagai suami istri - hubungan yang dipersatukan oleh Allah . Pernikahan Kristen bersifat monogami, terdiri dari hanya satu suami dan satu istri. Pernikahan Kristen tidak ada yang dapat memisahkan. Pernikahan Kristen didasarkan atas Allah sebagai sumber cinta sehingga manusia hidup dalam cinta seperti Allah. Karena itu setiap orang Kristen harus hidup dalam kasih. Apa yang telah dipersatukan oleh Allah tidak dapat diceraikan oleh manusia. 

Hidup dalam kekudusan berarti juga tidak menuruti hawa nafsu. Arti nafsu disini adalah kehendak dan pikiran manusia yang terpikat kepada dunia.

Demikianlah keadaan manusia ketika belum lahir baru akan mudah terpengaruh oleh hal-hal duniawi dan tidak bisa mengendalikan nafsu diri sendiri. Karena itu Rasul Paulus memberikan nasihat kepada orang-orang di Tesalonika agar tidak hidup dalam hawa nafsu seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah.

Hidup melakukan kehendak Tuhan (1Tesalonika 4:6-8) 

Hidup melakukan kehendak Tuhan dijelaskan dengan tidak melakukan apa yang cemar (1 Tesalonika 4: 7a). Arti kata “cemar” adalah kotor, ternoda, keji, cabul, mesum, buruk dan tercela. Allah sendiri tidak menginginkan anak-anak-Nya jatuh dalam dosa ini, karena Allah telah memanggil orang percaya untuk hidup di dalam Dia.

Berikutnya adalah melakukan apa yang kudus (ay. 7b). 

Kata kudus, ialah “kata sifat yang berarti kudus, “memisahkan diri dari dunia dan dijauhkan dari dosa supaya kita mempunyai persekutuan yang erat dengan Allah dan melayani Dia dengan sukacita.” 

Arti kata “kudus” adalah segala sesuatu yang terpisahkan dari kebiasaan atau hal-hal yang duniawi.  Paulus memberikan nasihat kepada jemaat di Tesalonika agar melakukan apa yang kudus dihadapan Allah, karena Allah sendiri adalah kudus. Kekudusan adalah sesuatu yang harus dikerjakan terus menerus, dalam proses dan usaha yang tidak berhenti.

Hidup dalam Roh-Nya yang kudus (1 Tesalonika 4: 8). 

Roh memberikan karunia-karunia yang beraneka ragam (1Korintus 12:4) untuk membangun kehidupan gereja. Roh juga menyatakan kebenaran-kebenaran baru kepada setiap generasi (Yohanes 14:26), dan oleh Roh orang percaya mengenali Yesus (1Korintus 12:3) dan mengikuti teladan-Nya (2Korintus 3:18). 

Kematian Yesus di kayu salib mengakibatkan hubungan manusia dengan Allah dipulihkan. Karena itu, waktu menyembah dalam roh dan kebenaran berarti kita dan seluruh totalitas hidup kita sedang memberi diri untuk menyembah dalam pimpinan Roh Kudus. Jadi, Rasul Paulus mengatakan bahwa jikalau kita mau hidup di dalam Roh maka kita harus memiliki kehidupan, pikiran dan Roh yang suci agar hidup kita kudus dihadapan Allah.EKSPOSISI 1TESALONIKA 4:1-8 (KEKUDUSAN HIDUP)

Next Post Previous Post