EKSPOSISI KITAB KEJADIAN PASAL 1-4

 Pdt.Budi Asali, M.Div.

EKSPOSISI KITAB KEJADIAN PASAL 1-4

KEJADIAN 1:1-2:3


Kej 1:1-2:3 - “(Kejadian 1:1) Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. (1:2) Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. (1:3) Berfirmanlah Allah: ‘Jadilah terang.’ Lalu terang itu jadi. (1:4) Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkanNyalah terang itu dari gelap. (1:5) Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama. (1:6) Berfirmanlah Allah: ‘Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air.’ (1:7) Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian. (1:8) Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua. (1:9) Berfirmanlah Allah: ‘Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering.’ Dan jadilah demikian. (1:10) Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamaiNya laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. (1:11) Berfirmanlah Allah: ‘Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi.’ Dan jadilah demikian. (1:12) Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. (1:13) Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga. (1:14) Berfirmanlah Allah: ‘Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun, (1:15) dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi.’ Dan jadilah demikian. (1:16) Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang. (1:17) Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi, (1:18) dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. (1:19) Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat. (1:20) Berfirmanlah Allah: ‘Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala.’ (1:21) Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. (1:22) Lalu Allah memberkati semuanya itu, firmanNya: ‘Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air dalam laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak.’ (1:23) Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kelima. (1:24) Berfirmanlah Allah: ‘Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar.’ Dan jadilah demikian. (1:25) Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. (1:26) Berfirmanlah Allah: ‘Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.’ (1:27) Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambarNya, menurut gambar Allah diciptakanNya dia; laki-laki dan perempuan diciptakanNya mereka. (1:28) Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: ‘Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.’ (1:29) Berfirmanlah Allah: ‘Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. (1:30) Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah demikian. (1:31) Maka Allah melihat segala yang dijadikanNya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam. (2:1) Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. (2:2) Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuatNya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuatNya itu. (2:3) Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuatNya itu”.


I) Kejadian 1 dan Allah.


1) Kej 1 merupakan fakta sejarah.

Ada orang-orang (golongan Liberal) yang mengatakan bahwa Kej 1-11 bukanlah fakta sejarah, tetapi sekedar suatu dongeng, illustrasi, perum-pamaan dsb. Ini salah, dan bahkan sesat! Karena itu hati-hatilah dengan semua pengkhotbah / pendeta / gereja yang mempunyai pandangan demikian. Perlu diperhatikan bahwa pada awal dari Kej 1 tidak digunakan kata-kata ‘once upon a time’ / ‘pada suatu waktu’ / ‘pada jaman dahulu’ seperti yang digunakan dalam dongeng-dongeng pada umumnya! Tetapi di sini digunakan kata-kata ‘in the beginning’ / ‘pada mulanya’ (Kej 1:1).


Ini menunjukkan bahwa Kej 1 itu bukanlah suatu dongeng atau illustrasi, tetapi merupakan fakta sejarah. Disamping itu:

  1. Kejadian 2:1 yang berbunyi: “Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya” jelas menunjukkan bahwa Kej 1 adalah fakta sejarah.

  2. Kel 20:11 - “Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya”, jelas juga menunjukkan bahwa Kej 1 merupakan fakta sejarah. Kalau Kej 1 itu hanyalah dongeng, illustrasi, dsb, maka itu berarti bahwa Allah menetapkan hari ke 7 sebagai hari Sabat berdasarkan suatu dongeng! Ini betul-betul tidak masuk akal.


2) Alkitab menyatakan Allah.

Pada awal dari Alkitab, pada Kej 1:1 sudah dikatakan tentang ‘Allah’. Alkitab memang menyatakan Allah kepada kita. Jadi, pada waktu menghampiri Alkitab, kita harus mempunyai keinginan untuk mengenal Allah.

Penerapan: Apakah saudara mempunyai keinginan untuk mengenal Allah? Dan apakah saudara belajar Firman Tuhan dengan tujuan supaya mengenal Allah atau lebih mengenal Allah? Kalau tidak, tidak ada gunanya saudara belajar Alkitab!


3) Allah adalah pencipta segala sesuatu.

Allah yang disebut dalam Kej 1:1 itu adalah Pencipta! Ini salah satu bagian Kitab Suci yang mendasari kalimat pertama dari 12 Pengakuan Iman Rasuli yang berbunyi: “Aku percaya kepada Allah, Bapa yang mahakuasa, khalik langit dan bumi”.


Matthew Henry: “atheism is folly, and atheists are the greatest fools in nature; for they see there is a world that could not make itself, and yet they will not own there is a God that made it” (= atheisme adalah kebodohan, dan orang-orang yang atheis adalah orang-orang tolol yang terbesar dalam alam; karena mereka melihat adanya suatu dunia / alam semesta yang tidak bisa membuat dirinya sendiri, tetapi mereka tidak mau mengakui bahwa ada Allah yang menciptakannya).


II) Penciptaan yang dilakukan oleh Allah.


A) Allah menciptakan langit dan bumi (Kejadian 1:1-2).


Ada suatu teori / penafsiran yang salah tentang Kej 1:1-2 ini, yang disebut ‘Gap Theory’. Teori ini mengatakan bahwa di antara Kej 1:1 dan Kej 1:2 terdapat ‘gap’ (= celah / selang waktu) yang lamanya jutaan tahun atau bahkan ratusan juta tahun. Mereka menganggap bahwa dalam Kejadian 1:1, langit dan bumi dan segala isinya sudah sempurna. Lalu terjadilah pemberontakan Iblis (yang juga sering disebut secara salah dengan nama Lucifer), sehingga bumi menjadi tidak berbentuk dan kosong seperti dalam Kej 1:2. Lalu dalam Kej 1:3-dst, Allah melakukan penciptaan ulang.

Dasar dari ‘gap theory’ ini adalah:


1) Mereka berpendapat bahwa Allah tidak mungkin mencipta sesuatu yang kacau seperti yang tertulis dalam Kej 1:2 - ‘bumi belum berbentuk dan kosong, gelap gulita menutupi samudera raya’. Karena itulah mereka beranggapan bahwa penciptaan dalam Kej 1:1 sudah sempurna, tetapi lalu menjadi rusak / kacau karena pemberontakan Iblis.


2) Dengan adanya ‘gap’ jutaan tahun ini maka Alkitab menjadi cocok dengan ilmu Geologia yang mengatakan bahwa umur bumi sudah jutaan tahun.


3) Kej 1:2 berbunyi: ‘Bumi belum berbentuk dan kosong’.

NIV menterjemahkan sebagai berikut: ‘Now the earth was formless and empty’ (= Bumi adalah tidak berbentuk dan kosong).

Ditinjau dari sudut bahasa Ibrani, kata ‘HAYETAH’ yang diterjemahkan was / adalah’, juga bisa diterjemahkan became / menjadi’. Kalau dipilih terjemahan ini, maka Kej 1:2 menjadi: ‘Dan bumi menjadi tidak berbentuk dan kosong’. Terjemahan ini cocok dengan ‘gap theory’.


Saya berpendapat bahwa ‘Gap theory’ ini harus ditolak dengan alasan / penjelasan sebagai berikut:


a) Kej 1:1-2 tidak berarti bahwa Allah menciptakan sesuatu yang kacau, tetapi bahwa Ia menciptakan yang baik dan teratur secara bertahap.

Penganut ‘gap theory’ tidak mau mempercayai bahwa Allah melakukan penciptaan secara bertahap, tetapi dalam teori mereka sendiri mereka berpendapat bahwa pada waktu Allah melakukan ‘penciptaan kembali’ dalam Kej 1:3-dst, maka Allah melakukannya secara bertahap. Ini menunjukkan ketidak-konsekwenan teori ini.


b) Ilmu Geologia sama sekali tidak mempunyai kepastian dalam menentukan umur bumi.

Perlu diketahui bahwa ada banyak metode yang bisa digunakan untuk menentukan umur bumi, dan ternyata metode-metode ini menghasilkan hasil yang sangat bervariasi. Misalnya metode pertama menghasilkan bilangan 100 juta tahun, maka metode kedua ternyata menghasilkan bilangan 20 ribu tahun, dsb. Disamping itu perlu diketahui bahwa para ahli ilmu pengetahuan itu kebanyakan adalah orang yang bukan kristen, bahkan anti kristen. Karena itu, kalau dengan metode tertentu mereka menemukan bahwa umur bumi adalah jutaan tahun, maka hasil itu dipublikasikan, sedangkan kalau dengan metode yang lain menghasilkan bilangan ribuan atau puluhan ribu tahun (sehingga cocok dengan Alkitab), maka hasil itu mereka sembunyikan.


Hal lain yang perlu diketahui adalah bahwa pada waktu Allah menciptakan segala sesuatu dalam Kej 1, maka semua itu diciptakan dalam keadaan sudah mempunyai umur tertentu (yang tidak kita ketahui). Misalnya:

1. Pada waktu Adam diciptakan pada hari ke 6, ia tidak diciptakan sebagai seorang bayi yang baru lahir, tetapi sebagai manusia dewasa. Karena itu, andaikata pada hari ke 7 seorang ilmuwan memeriksa Adam, maka mungkin sekali ia mendapatkan bahwa Adam sudah berumur 30 tahun, atau 50 tahun, padahal Adam baru berumur 1 hari!

2. Pada waktu pohon-pohonan diciptakan oleh Allah pada hari ke 3, mereka tidak diciptakan sebagai tunas yang baru tumbuh, tetapi sebagai pohon yang sudah besar. Karena itu, andaikata pada hari ke 4 seorang ilmuwan memeriksa sebuah pohon, maka mungkin sekali ia akan mendapatkan bahwa pohon itu sudah berumur 100 tahun, padahal sebetulnya baru berumur 1 hari.

3. Demikian juga pada waktu Allah menciptakan bumi dengan lapisan batu-batuannya, Allah menciptakannya dalam keadaan sudah mempunyai umur tertentu. Dan kita tidak tahu berapa umur bumi pada waktu diciptakan. Bisa saja 1000 tahun, atau satu juta tahun, atau bahkan ratusan juta tahun!

Karena itu, kalaupun para ilmuwan jaman sekarang bisa menemukan suatu metode penentu umur bumi yang betul-betul dapat dipercaya, dan dengan metode itu didapatkan bahwa umur bumi sudah 5 juta tahun, maka itu tidak menunjukkan bahwa Kitab Sucinya salah. Siapa tahu bahwa Allah memang menciptakan bumi ini dalam keadaan sudah berumur mendekati 5 juta tahun?


c) Kalau ‘gap theory’ mau mencocokkan Alkitab dengan Ilmu Geologia dalam persoalan umur bumi, lalu bagaimana dengan umur dari tulang-tulang manusia yang jutaan tahun (ini menurut ‘ilmu pengetahuan’; tetapi inipun tidak bisa dipercaya!)? Apakah mereka mau berkata bahwa dalam Kej 1:1 itu juga sudah ada manusia (sebelum Adam)?

1. Kalau dikatakan bahwa dalam Kej 1:1 sudah ada manusia, maka:

a. Itu berarti bahwa Adam bukan manusia pertama, dan ini ber-tentangan dengan 1Kor 15:45a yang berbunyi: “Seperti ada tertulis: ‘Manusia pertama, Adam menjadi makhluk hidup’”.

b. Perlu dipertanyakan: bagaimana manusia sebelum Adam itu bisa mati, padahal belum ada dosa?

2. Kalau mereka berkata bahwa dalam Kej 1:1 itu belum ada manusia, maka mereka tetap tidak bisa mencocokkan Alkitab dengan ‘ilmu pengetahuan’.


d) Kalaupun di antara Kej 1:1 dan Kej 1:2 ada pemberontakan setan, mengapa alam semesta harus menjadi kacau / rusak? Iblis memang kuat, tetapi ia jelas sama sekali bukan tandingan Allah, sehingga ‘pertempuran’ antara Iblis dan Allah sama sekali ‘tidak seru’ dan tidak perlu sampai menghancurkan alam semesta. Pandangan yang mengatakan bahwa pertempuran Iblis melawan Allah itu sampai harus menghancurkan ciptaan Allah, adalah pandangan yang terlalu merendahkan Allah, karena secara tidak langsung mereka beranggapan bahwa kekuatan Iblis dan Allah itu tidak terlalu berbeda jauh.


e) ‘Gap theory’ ini muncul bukan sebagai hasil dari Exegesis terhadap Kej 1:1-2, tetapi sebagai hasil dari Eisegesis terhadap Kej 1:1-2. Exegesis berarti kita menggali ayat sedemikian rupa sehingga dari ayat tersebut keluar suatu ajaran. Ini adalah cara yang benar dalam menangani Kitab Suci. Tetapi Eisegesis berarti kita memasukkan pandangan kita ke dalam ayat Kitab Suci, dan ini jelas merupakan cara penafsiran yang salah.


B) Allah melakukan penciptaan selama 6 hari (Kej 1:3-31).


1) Hari pertama (Kejadian 1:3-5).


a) Allah menciptakan ‘terang’ (Kej 1:3).

Ada yang mengatakan ‘terang’ itu sebagai ‘ketertiban dan kemungkinan untuk hidup’. Penafsiran ini bukan hanya tidak berdasar, tetapi juga tidak sesuai dengan kontex! Bacalah Kej 1:3-5 yang menghubungkan terang itu dengan gelap, juga dengan pagi dan petang. Jadi ‘terang’ di sini harus diartikan secara hurufiah, yaitu betul-betul adalah ‘terang’.

Keberatan yang sering diajukan terhadap penafsiran hurufiah ini adalah: bagaimana bisa ada terang, siang dan malam, padahal belum ada matahari?

Jawabnya: Tidak ada yang mustahil bagi Allah! (Luk 1:37). Me-mang setelah ada matahari maka Allah memberikan terang dengan menggunakan matahari, tetapi sebelum ada matahari Allah bisa memberi terang tanpa matahari.


b) Ada pertanyaan: Mengapa dalam ay 5b ‘night / petang / malam’ disebut dulu baru ‘day / pagi / siang’?

Jawab: Yang menulis Kitab Kejadian adalah Musa yang adalah orang Israel. Berbeda dengan kita yang mempunyai pergantian hari pada pukul 12 malam, maka orang Israel / Yahudi mempunyai pergantian hari pada pukul 6 sore. Jadi, bagi mereka suatu hari dimulai dengan ‘night / petang / malam’ dan baru sesudah itu ‘day / pagi / siang’. Karena itu tidak aneh kalau Musa menyebut ‘petang / malam’ dulu, baru ‘pagi / siang’.


Saudara mungkin berkata: ‘Tetapi yang melakukan penciptaan adalah Allah, bukan Musa’. Memang ya, tetapi Tuhan, yang sudah merencanakan untuk mewahyukan hal itu kepada Musa, menyesuaikan penciptaan dengan pemikiran Musa, supaya tidak membingungkan. Ini sama saja dengan nama-nama malaikat Gabriel, Mikhael, dsb yang ada dalam bahasa Ibrani. Mengapa digunakan bahasa Ibrani? Karena itu dinyatakan kepada orang Israel / Yahudi, maka namanya diberikan dalam bahasa mereka!


c) Pertanyaan: Apakah 1 hari di sini sama dengan 24 jam?

1. Ada yang mengatakan 1 hari di sini sama dengan 1 masa yang lamanya jutaan tahun. Penafsiran ini lagi-lagi ingin menyesuai-kan Alkitab dengan ‘ilmu pengetahuan’.

2. Ada yang menganggap bahwa sebelum ada matahari, 1 hari sama dengan 1 masa, tetapi setelah ada matahari (hari ke 4), maka 1 hari sama dengan 24 jam.

3. Ada yang menganggap semua hari dalam Kej 1 adalah 24 jam. Saya setuju dengan pandangan ketiga ini. Alasannya: dalam Kitab Suci tidak ada ‘hari’ yang berarti ‘masa’. Juga istilah ‘jadilah petang dan jadilah pagi’ menunjukkan bahwa 1 hari di sini sama dengan 24 jam.


Catatan: Perlu juga diketahui bahwa pandangan pertama dan kedua muncul lagi-lagi karena manusia ingin menyesuaikan Kitab Suci dengan ‘ilmu pengetahuan’, padahal yang disebut ‘ilmu pe-ngetahuan’ itu belum tentu benar!


2) Hari kedua (Kej 1:6-8).

Allah menciptakan cakrawala. Cakrawala adalah segala sesuatu yang terbuka di atas kita. Jadi cakrawala ini bukannya sesuatu yang tipis, tetapi tebal sekali. Bandingkan dengan Kej 1:14 yang mengatakan bahwa Allah meletakkan benda-benda penerang ‘pada cakrawala’. Ini tentu tidak mungkin terjadi kalau cakrawala itu tipis.


Cakrawala ini berfungsi untuk memisahkan air di atas dan air di bawah (Kej 1:7). Ada yang mengatakan bahwa dalam peristiwa banjirnya Nuh, air di atas cakrawala inilah yang diturunkan ke bumi oleh Tuhan (bdk. Kej 7:11b - ‘terbukalah tingkap-tingkap di langit’).

Dalam Kej 1:8a dikatakan bahwa ‘Allah menamai cakrawala itu langit’, mungkin karena tidak ada batas antara cakrawala dengan langit.


3) Hari ketiga (Kej 1:9-13).

Allah memisahkan antara lautan dengan daratan dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan. Perhatikan bahwa tumbuh-tumbuhan sudah ada sebelum matahari ada! Kita tahu bahwa tumbuh-tumbuhan membutuhkan matahari untuk bisa hidup. Tetapi sebetulnya matahari bukanlah sumber hidup tumbuh-tumbuhan! Allahlah yang adalah sumber hidup dari tumbuh-tumbuhan! Ini Ia buktikan dengan menciptakan tumbuh-tumbuhan sebelum matahari. Demikian juga dengan terang. Kita selalu menganggap bahwa matahari sebagai sumber terang. Tetapi sebetulnya Allahlah yang merupakan pemberi terang dan ini Dia buktikan dengan menciptakan terang lebih dahulu dari pada matahari.


Penerapan: Kalau Allah selalu memberi kepada kita melalui sesuatu / seseorang, maka kita lalu punya kecenderungan untuk menganggap sesuatu / seseorang itu sebagai pemberinya. Contoh:

a) Saudara biasa menerima uang dari orang tua / suami / majikan. Apakah saudara selalu menganggap orang-orang itu sebagai pemberi uang? Kalau hubungan saudara dengan orang-orang itu terputus karena kematian / gegeran, bagaimana sikap saudara? Takut? Kuatir? Ingat, bahwa Tuhanlah yang sebetulnya merupakan pemberi uang tersebut. Orang-orang itu hanya alat belaka dan Tuhan bisa memberi tanpa menggunakan mereka. Kalau Tuhan bisa memberi terang tanpa matahari, atau menumbuhkan tumbuh-tumbuhan tanpa matahari, tidak bisakah Ia memberi uang kepada saudara tanpa melalui orang tua / suami / majikan?

b) Saudara biasanya disembuhkan dari penyakit oleh obat / dokter tertentu. Jangan lalu beranggapan bahwa obat / dokter itu adalah sumber pemberi kesembuhan. Mereka hanyalah alat yang dipakai oleh Tuhan untuk memberikan kesembuhan. Tuhanlah pemberi / sumber kesembuhan! Saudara tetap boleh memakai obat / dokter, tetapi berharaplah kepada Tuhan!

c) Saudara biasa menerima berkat rohani (Firman Tuhan) melalui pendeta tertentu. Jangan menganggap pendeta itu sebagai sum-ber / pemberi berkat. Ingat, pendeta hanyalah alat Tuhan. Pemberi berkat rohani itu adalah Tuhan sendiri. Saudara memang harus memilih pengkhotbah yang baik karena sekalipun Tuhan bisa memberi berkat firmanNya melalui pengkhotbah yang jelek atau yang sesat sekalipun, tetapi Ia tidak biasanya melakukan hal itu. Tetapi janganlah saudara berharap dari / kepada pengkhotbahnya. Berharaplah kepada Tuhan!


4) Hari keempat (Kej 1:14-19).


a) Tuhan menciptakan matahari, bulan dan bintang-bintang.


b) Kej 1:16 menyebutkan ‘matahari dan bulan’ sebagai benda pene-rang yang besar. Ada 2 hal yang perlu dipertanyakan di sini:

1. Bukankah bulan itu bukan benda penerang? Bulan adalah benda gelap yang hanya memantulkan sinar matahari!

2. Bukankah bintang-bintang jauh lebih besar dari matahari dan bulan?


Jawab: Alkitab bukanlah buku ilmu pengetahuan. Alkitab sering menulis dari sudut pandang manusia. Dari sudut pandang manusia bulan itu bersinar / memberi terang, dan matahari dan bulan kelihatan lebih besar dari bintang-bintang. Jadi lalu ditulis demikian. Seandainya Musa menuliskan berdasarkan fakta / pengetahuan modern, maka Kej 1:16 kira-kira akan berbunyi sebagai berikut: “Maka Allah menjadikan 2 benda yang kecil, yang satu adalah benda terang untuk menguasai siang dan yang lain adalah benda gelap yang memantulkan sinar untuk menguasai malam. Dan Allah juga menjadikan banyak bintang yang jauh lebih besar dari kedua benda tadi”.

Coba pikirkan: mungkinkah orang-orang jaman dahulu bisa mengerti ayat ini? Apakah mereka tidak menjadi bingung semua dan menganggap Kitab Suci sebagai suatu omong kosong yang bertentangan dengan fakta?

Karena itulah Musa tidak menuliskan menurut fakta / pengetahuan modern, tetapi menurut kelihatannya. Dan lagi-lagi ini tidak bisa dijadikan sebagai dasar untuk mengatakan bahwa Kitab Suci salah atau bertentangan dengan ilmu pengetahuan.


Hal yang sama terjadi pada penulisan Maz 19:6-7 dan Yos 10:12-13 (cerita tentang Yosua yang menghentikan matahari), yang selah-olah mengajarkan bahwa matahari mengelilingi bumi. Ini juga ditulis bukan berdasarkan fakta / ilmu pengetahuan modern, tetapi dari sudut pandang manusia, dan karena itu kita tidak boleh menyimpulkan bahwa Alkitab mengajarkan bahwa matahari mengelilingi bumi.


William G. T. Shedd: “The inspired writers were permitted to employ the astronomy and physics of the people and age to which they themselves belonged, because the true astronomy and physics would have been unintelligible. If the account of the miracle of Joshua had been related in the terms of the Copernican astronomy; if Joshua had said, ‘Earth stand thou still,’ instead of, ‘Sun stand thou still’; it could not have been understood” (= Penulis-penulis yang diilhami diijinkan untuk menggunakan ilmu perbintangan dan fisika dari orang dan jaman mereka sendiri, karena ilmu perbintangan dan fisika yang benar tidak akan dimengerti pada saat itu. Jika cerita tentang mujijat Yosua diceritakan dengan istilah-istilah dari ilmu perbintangan Copernicus; jika Yosua berkata: ‘Bumi berhentilah engkau’, dan bukannya ‘Matahari berhentilah engkau’; itu tidak bisa dimengerti pada saat itu) - ‘Shedd’s Dogmatic Theology’, vol I, hal 104.

William G. T. Shedd lalu menambahkan: “The modern astronomer himself describes the sun as rising and setting” (= ahli ilmu perbin-tangan modern sendiri menggambarkan matahari sebagai terbit dan terbenam) - ‘Shedd’s Dogmatic Theology’, vol I, hal 104.

William G. T. Shedd menambahkan lagi: “The purpose of the scriptures, says Baronius, is ‘to teach man how to go to heaven, and not how the heavens go.’” (= Tujuan dari Kitab Suci, kata Baronius, ada-lah ‘untuk mengajar manusia tentang jalan ke surga, dan bukannya bagaimana surga / langit berjalan’) - ‘Shedd’s Dogmatic Theology’, vol I, hal 104.


c) Kej 1:17-18.

Tadi sudah ada terang tanpa matahari, tetapi sekarang setelah ada matahari dan benda-benda penerang yang lain maka Allah menggunakan mereka untuk memberikan terang. Jadi jelas bahwa Allah sebetulnya tidak membutuhkan mereka, tetapi Allah mau menggunakan mereka.


Calvin: “We may learn from the order of creation itself, that God acts through the creatures not as if he needed external help, but because it was his pleasure” (= Kita bisa belajar dari urut-urutan penciptaan, bahwa Allah bertindak melalui ciptaanNya bukan seakan-akan Ia membutuhkan pertolongan dari luar, tetapi karena itu adalah kehendakNya / keinginanNya).


Penerapan: Allah bisa menyembuhkan saudara tanpa dokter / obat, tetapi pada umumnya Ia memberikan kesembuhan melalui obat / dokter. Allah tidak membutuhkan hamba Tuhan untuk memberikan berkat FirmanNya kepada saudara, tetapi Ia biasanya memberikan berkat FirmanNya melalui hambaNya. Jadi, gunakanlah apa yang bisa Allah pakai sebagai saluran! Jangan menjadi orang kristen yang selalu mau menerima langsung dari Allah!


5) Hari kelima (Kej 1:20-23).

Allah menciptakan burung-burung dan ikan-ikan.


6) Hari keenam (Kej 1:24-31).

Dalam Kej 1:24-25 Allah menciptakan binatang darat, dan dalam Kej 1:26-31 Allah menciptakan manusia. Jelas bahwa penciptaan binatang darat dan manusia adalah 2 penciptaan yang berbeda / terpisah, tetapi terjadi dalam satu hari! Ini jelas bertentangan dengan teori evolusi, yang mengatakan bahwa manusia berasal dari binatang / monyet yang mengalami evolusi / perubahan sedikit demi sedikit se-hingga akhirnya (setelah jutaan tahun) menjadi manusia! Kalau saudara adalah orang Kristen yang percaya pada kebenaran Alkitab / Firman Tuhan, saudara harus menolak teori evolusi!

Ingat bahwa teori evolusi ini hanyalah suatu hipotesa / dugaan, tetapi tidak punya bukti, dan karenanya sebetulnya tidak bisa disebut sebagai ilmu pengetahuan. Tetapi dimana-mana, baik dalam siaran TV, majalah, dan bahkan dalam pelajaran sekolah, teori evolusi diperlakukan seakan-akan teori ini betul-betul merupakan ilmu pengetahuan.


Dalam Koran ‘Surya’ hari Minggu, tanggal 22 November 1998, ada sebuah artikel yang berjudul “Coelacanth ‘ikan fosil’ yang masih hidup”. Dikatakan bahwa di perairan Indonesia (sekitar Manado) ditemukan ikan Coelacanth (baca: silakan), yang disebutkan sebagai ‘mbahnya komodo’, dan yang oleh ahli-ahli ilmu pengetahuan dianggap sudah punah pada sekitar 70 atau 80 juta tahun yang lalu. Ternyata pada waktu tulang-tulang dari ikan yang baru ditangkap itu dibandingkan dengan fosil ikan yang dianggap sudah berumur 80 juta tahun itu, ternyata bahwa: “kita hampir tidak dapat membedakan kerangka tulang mana yang purba (80 juta tahun lalu) dengan yang sekarang. Dan ini menimbulkan pertanyaan mengapa? Mengapa organ ikan ini tetap statis untuk jangka waktu yang demikian lamanya tanpa mengalami evolusi?”.

Saya berpendapat pertanyaan ini mudah sekali jawabannya, yaitu: karena evolusi tidak pernah ada!


C) Allah beristirahat pada hari ketujuh (Kej 2:1-3).


Setelah melakukan penciptaan selama 6 hari, maka pada hari ke 7 Allah beristirahat (Kej 2:2-3). Ini tidak berarti bahwa Ia nganggur total! Ia hanya beristirahat dari pekerjaan penciptaan (Kej 2:3), tetapi Ia terus memelihara ciptaanNya itu.


III) Hal-hal penting dalam penciptaan.


1) Kasih Allah kepada manusia. Ini terlihat dari:


a) Manusia diistimewakan:


1. Allah berunding dulu sebelum menciptakan manusia (Kej 1:26-27). Ini adalah perundingan ilahi, karena dilakukan antar pribadi-pribadi dalam Allah Tritunggal. Ini tidak pernah Ia lakukan sebelumnya, pada waktu Ia menciptakan ciptaan yang lain.


2. Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupaNya (Kej 1:26-27).

Apa arti ‘Kita’ dalam Kej 1:26? Ada yang mengartikan ‘Kita’ sebagai ‘Allah + malaikat’. Tetapi ini tidak mungkin. Mengapa?


a. Tidak mungkin Allah berunding dengan ciptaanNya / minta nasehat dari ciptaanNya, karena kalau demikian maka akan bertentangan dengan ayat-ayat di bawah ini.

Yes 40:13-14 - “(13) Siapa yang dapat mengatur Roh TUHAN atau memberi petunjuk kepadaNya sebagai penasihat? (14) Kepada siapa TUHAN meminta nasihat untuk mendapat pengertian, dan siapa yang mengajar TUHAN untuk menjalankan keadilan, atau siapa mengajar Dia pengetahuan dan memberi Dia petunjuk supaya Ia bertindak dengan pengertian?”.

Ro 11:34 - “Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihatNya?”.


b. Kalau kata ‘Kita’ menunjuk kepada ‘Allah dan malaikat’, maka itu berarti bahwa:

  • Allah adalah pencipta / creator dan malaikat adalah rekan pencipta (co creator).

  • Manusia dicipta menurut gambar dan rupa malaikat.

Kedua kesimpulan ini jelas tidak alkitabiah.


c. Kej 1:26 mengatakan ‘gambar dan rupa Kita; Kej 1:27 mengatakan ‘gambarNya dan ‘gambar Allah. Jadi jelas bahwa kata ‘Kita’ dan ‘Nya’ menunjuk kepada Allah sendiri.

Kej 1:26 ini menjadi salah satu dasar dari doktrin Allah Tritunggal. Karena kita mempunyai Allah Tritunggal, maka untuk diri Allah bisa digunakan kata ganti orang bentuk tunggal mau-pun bentuk jamak.


Apa artinya manusia dicipta menurut gambar dan rupa Allah?

  • Manusia adalah makhluk intelek / cerdas.

  • Manusia adalah makhluk bermoral. Ini berarti bahwa bagi manusia ada baik atau jahat, suci atau berdosa. Bagi binatang hal ini tidak ada, karena binatang bukanlah makhluk bermoral.

  • Manusia adalah makhluk kekal. Manusia memang tidak kekal ke depan, karena ia mempunyai titik awal. Tetapi manusia mempunyai sifat kekal ke belakang, karena sesudah mati ia akan tetap ada, atau di surga atau di neraka.

  • Manusia adalah penguasa (Kej 1:26,28).


Penerapan: Semua ini menunjukkan bahwa manusia adalah ciptaan yang mulia / tinggi. Karena itu janganlah menjadi orang yang rendah diri! Saudara adalah makhluk yang istimewa!


b) Allah mencipta / mengatur segala sesuatu untuk manusia, sebelum manusia diciptakan!

1. Tempat sudah diatur dengan baik.

Bayangkan andaikata Tuhan menciptakan manusia sebelum Ia memisahkan air dengan daratan!

2. Makanan yaitu tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan (Kej 1:29), sudah disediakan lebih dulu.


Penerapan: Banyak orang hidup dengan penuh ketakutan / kekuatiran, seolah-olah Allah menciptakan manusia pada hari pertama. Tetapi ini tidak benar! Allah menciptakan manusia pada hari ke 6 setelah semuanya siap untuk menerima kehadiran manusia. Ini menunjukkan bahwa Ia sangat memperhatikan kebutuhan hidup manusia. Karena itu, janganlah kuatir akan kebutuhan hidup saudara, baik rumah, pakaian, maupun makanan (bdk. Mat 6:25-34). Memang dalam kasus Adam dan Hawa, Allah tidak memberi mereka pakaian, karena pada saat itu mereka tidak membutuhkannya. Tetapi pada saat mereka membutuhkannya, Allah memberi mereka pakaian (Kej 3:21).


2) Semua ciptaan Allah itu baik.

Untuk itu perhatikan Kej 1:4,10,12,18,21,25,31.

Memang sekarang ada banyak hal-hal yang tidak baik seperti perang, bencana alam, kejahatan, penindasan, dan sebagainya. Melihat hal-hal itu banyak orang lalu menganggap bahwa Allah itu tidak ada, atau bahwa Allah itu tidak baik. Tetapi hal-hal jelek itu ada bukan karena salahnya Allah, tetapi karena salahnya manusia sendiri. Semua itu ada karena dosa manusia. Jadi, jangan menyalahkan Allah kalau ada hal-hal yang tidak baik yang saudara alami!!


Semuanya ini seharusnya menyebabkan kita terus bersyukur dan memuji Tuhan!



-AMIN-

KEJADIAN 2:4-25


Kej 2:4-25 - “(4) Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. Ketika TUHAN Allah menjadikan bumi dan langit, - (5) belum ada semak apapun di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan apapun di padang, sebab TUHAN Allah belum menurunkan hujan ke bumi, dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah itu; (6) tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu - (7) ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. (8) Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkanNya manusia yang dibentukNya itu. (9) Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. (10) Ada suatu sungai mengalir dari Eden untuk membasahi taman itu, dan dari situ sungai itu terbagi menjadi empat cabang. (11) Yang pertama, namanya Pison, yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Hawila, tempat emas ada. (12) Dan emas dari negeri itu baik; di sana ada damar bedolah dan batu krisopras. (13) Nama sungai yang kedua ialah Gihon, yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Kush. (14) Nama sungai yang ketiga ialah Tigris, yakni yang mengalir di sebelah timur Asyur. Dan sungai yang keempat ialah Efrat. (15) TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. (16) Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: ‘Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, (17) tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.’ (18) TUHAN Allah berfirman: ‘Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.’ (19) Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. DibawaNyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu. (20) Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia. (21) Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. (22) Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangunNyalah seorang perempuan, lalu dibawaNya kepada manusia itu. (23) Lalu berkatalah manusia itu: ‘Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.’ (24) Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. (25) Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu”.


I) Kej 1:1-2:3 versus Kej 2:4-25.


1) Mengapa urut-urutan penciptaan yang ada di kedua bagian itu berbeda / bertentangan?


Kej 1:1-2:3 Kej 2:4-25

Tumbuh-tumbuhan (hari ke 3). Manusia laki-laki (ay 7).

Burung-burung (hari ke 5). Tumbuh-tumbuhan (ay 9).

Binatang darat (hari ke 6). Binatang dan burung (ay 19).

Manusia (hari ke 6). Manusia perempuan (ay 21-22).


Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memecahkan problem ini:


a) Kej 2:4-25 tidak disusun secara chronologis (tak disusun menurut urut-urutan waktu).

Perlu diketahui bahwa kata-kata ‘ketika itulah’ (Kej 2:7), ‘Lalu’ (Kej 2:9), ‘Lalu’ (Kej 2:19) yang seolah-olah menunjukkan bahwa cerita ini disusun secara chronologis, sebetulnya adalah terjemahan yang salah. Kata-kata itu menterjemahkan huruf Ibrani VAW yang bisa diterjemahkan ‘dan’ atau ‘tetapi’, atau seringkali dihapuskan begitu saja. Dengan demikian penyimpulan bahwa Kej 2:4-25 tidak disusun secara chronologis adalah sesuatu yang memungkinkan, dan kalau penafsiran ini benar, maka tidak ada pertentangan antara Kej 2:4-25 dengan Kej 1:1-2:3.


b) Penciptaan tumbuh-tumbuhan pada Kej 2:9 tidak mempersoalkan penciptaan tumbuh-tumbuhan pada hari ke 3 yang ada pada Kej 1:11-12, tetapi hanya membicarakan penciptaan tumbuh-tumbuhan di taman Eden. Perhatikan bahwa mulai Kej 2:8 pembicaraan terpusat pada taman Eden. Jadi, berbeda dengan Kej 1:11-12 yang mence-ritakan penciptaan tumbuh-tumbuhan di seluruh dunia, maka Kej 2:9 itu hanya membicarakan penciptaan tumbuh-tumbuhan di Taman Eden.


c) Dalam Kej 2:19 ada penciptaan binatang dan burung. Tetapi sekalipun dalam Kej 2 ini bagian ini diletakkan sesudah penciptaan manusia / Adam, kejadiannya bisa saja terjadi sebelum penciptaan Adam. Mengapa demikian? Karena dalam bahasa Ibrani hanya ada satu bentuk untuk waktu lampau (past tense). Jadi suatu kata kerja dalam bahasa Ibrani yang menggunakan bentuk lampau (past tense) bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris baik dalam bentuk past tense ataupun bentuk past perfect tense.

Untuk Kej 2:19 ini NIV memilih bentuk past perfect tense: “Now the LORD God had formed ...”.

Dengan demikian arti Kej 2:19 ini adalah: Tuhan membawa binatang dan burung, yang tadinya sudah Ia ciptakan (sebelum menciptakan manusia), kepada Adam, supaya diberi nama.


2) Mengapa peristiwa penciptaan diceritakan dua kali?

Jawab:

Kej 2:4-25 tidak menceritakan ulang Kej 1:1-2:3 karena:

a) Kej 2:4-25 memberikan fakta-fakta tambahan yang tidak diceritakan dalam Kej 1:1-2:3. Misalnya: bagaimana dan dari apa Adam dan Hawa diciptakan; siapa yang lebih dulu diciptakan, dsb.

b) Kej 1:1-2:3 hanya menceritakan penciptaan, tetapi Kej 2:4-25 menekankan apa yang terjadi setelah penciptaan. Misalnya: Manusia diletakkan di taman Eden, manusia memberi nama binatang, Adam bersatu dengan Hawa, dsb.

c) Kej 2:4-25 berpusat di Taman Eden (Kej 2:8-14). Perlu diketahui / diperhatikan bahwa Taman Eden terletak di bumi, bukan di surga! Kej 2:8 mengatakan ‘di sebelah timur’, mungkin sekali artinya ‘di sebelah timur Kanaan’ (tempat Musa, penulis Kitab Kejadian, pada saat itu).

d) Kej 2:4-25 berpusat pada manusia. Karena itu dalam Kej 2:4-25 tidak diceritakan tentang semua ciptaan Allah, tetapi hanya yang berhubungan dengan manusia. 


II) Apa yang dikatakan Kej 2:4-25 tentang manusia?


1) Manusia berasal dari debu tanah (ay 7).

Dalam Kej 1:26-27 dikatakan hal-hal yang mulia tentang manusia yaitu bahwa manusia diciptakan menurut peta dan teladan Allah dan dijadikan penguasa bumi. Supaya manusia tidak menjadi sombong, maka sekarang diceritakan bahwa manusia dibuat bukan dari emas, perak atau berlian, tetapi dari debu tanah. Karena itu, setiap kali saudara merasa sombong atau bangga dengan apa yang ada pada diri saudara, seperti kepandaian, kecantikan, kemampuan / keahlian dll, ingatlah bahwa saudara berasal dari debu tanah!

Tetapi penciptaan manusia dari debu ini juga memberi keuntungan / hal positif bagi kita. Dalam Maz 103:14 dikatakan bahwa Allah ingat bahwa kita ini debu. Ini menyebabkan pada waktu kita berdosa, Allah mau mengampuni. Ini tentu tidak berlaku untuk orang-orang yang tidak percaya, dan ini jelas juga bukan dasar untuk terus hidup dalam dosa, tetapi ini adalah dasar untuk tidak menjadi putus asa / frustrasi kalau kita jatuh ke dalam dosa. Allah tahu kita ini debu!


2) Manusia diletakkan ditaman Eden untuk bekerja (ay 15)!

Ini menunjukkan bahwa Allah tidak menciptakan manusia untuk bermalas-malasan! Apakah saudara rajin bekerja? Kalaupun saudara adalah seorang perempuan, saudara tetap mempunyai tugas-tugas karena saudara adalah penolong suami (ay 18).

Perhatikan bahwa pekerjaan sudah ada sebelum adanya dosa! Dosa baru ada dalam Kej 3, sedangkan pekerjaan sudah ada dalam Kej 2:15. Jadi jelas bahwa pekerjaan bukan ada karena dosa! Dosa hanya membuat pekerjaan menjadi sukar (Kej 3:17-19a).


3) Tuhan memberi larangan bagi manusia (ay 16-17).


a) Perhatikan bahwa pohon terlarang ini bukan pohon apel!


b) Mengapa Tuhan memberi larangan?

1. Manusia adalah makhluk bermoral karena ia adalah peta dan teladan Allah. Bagi makhluk bermoral ada kesucian dan dosa, perbuatan baik dan jahat. Dan semua ini tidak mungkin ada tanpa adanya peraturan / larangan.

2. Ini merupakan test ketaatan. Tanpa ini tidak ada kemungkinan untuk berdosa / melawan Allah.

3. Larangan ini adalah tanda bahwa manusia ada di bawah Allah.  


4) Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan teman (ay 18).


a) ‘Tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja’ (ay 18a).

1. Kata-kata ‘tidak baik’ dalam ay 18a ini tidak bertentangan dengan kata-kata ‘sungguh amat baik’ dalam Kej 1:31 karena Kej 1:31 ter-jadi setelah Hawa ada, sedangkan Kej 2:18 diucapkan oleh Allah sebelum Hawa ada.

2. ‘Tidak baik’ tidak berarti ‘jelek’, tetapi ‘tidak lengkap’.


b) ‘Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia’ (ay 18b).

1. Allah lalu memberi teman kepada Adam. Saudara juga membutuhkan teman! Karena itu, jangan hidup menyendiri! Itu bukan kehendak Allah!

2. Allah ingin Adam sendiri menyadari kebutuhannya akan seorang teman. Karena itu Allah lalu membawa binatang-binatang kepada Adam (ay 19-20). Dengan Adam melihat binatang-binatang itu semua mempunyai teman, maka ia akan merasakan kebutuhan akan teman.

3. Allah bukan sekedar memberi teman tetapi memberi istri (ay 22).

Pernikahan adalah sesuatu yang datang dari Tuhan dan itu sudah ada sebelum dosa ada! Juga lihat ay 24! Sex sudah ada sebelum dosa ada! Sex bukanlah sesuatu yang menjijikkan, tabu, berdosa dan sebagainya, sepanjang itu dilakukan di dalam hubungan pernikahan.

Awas! Ay 24 sama sekali tidak berarti bahwa seorang laki-laki harus meninggalkan orang tuanya kalau ia kawin, sedangkan seorang perempuan boleh tetap bersama orang tuanya. Bukan itu artinya! Ay 24 berarti bahwa hubungan seseorang dengan orang tuanya tidak boleh lebih dipentingkan dari hubungan orang itu dengan suami / istrinya!


5) Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam (ay 21-22).


a) Ada yang mengatakan bahwa perempuan diciptakan bukan dari tulang kepala sehingga berkuasa atas suami; bukan dari tulang kaki sehingga boleh diinjak-injak oleh suami; tetapi dari tulang rusuk supaya dikasihi oleh suami.


b) Penciptaan Hawa dari tulang rusuk Adam mempunyai arti theologis yang penting karena dengan demikian semua umat manusia adalah satu kesatuan yang berasal dari satu orang saja. Bandingkan dengan Kis 17:26 yang berbunyi: Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi ...”.

Dengan demikian Adam bisa menjadi wakil seluruh umat manusia (bdk. Roma 5:12,18,19).


c) Pandangan liberal yang mengatakan bahwa Allah menciptakan satu grup laki-laki dan satu grup perempuan adalah ajaran sesat yang tidak Alkitabiah!


III) Kej 2:4-25 tetap menunjukkan kasih Allah.


1) Adam dan Hawa diletakkan di taman Eden, bukan di padang pasir.

Memang ada pekerjaan dan larangan tetapi tidak berat.


2) Adam diberi teman, bahkan istri.


Jelas bahwa Allah mengasihi manusia yang diciptakan. Ia juga mengasihi saudara!





-AMIN-

KEJADIAN 3:1-24


Kej 3:1-24 - “(1) Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: ‘Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?’ (2) Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: ‘Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, (3) tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.’ (4) Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: ‘Sekali-kali kamu tidak akan mati, (5) tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.’ (6) Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya. (7) Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat. (8) Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman. (9) Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: ‘Di manakah engkau?’ (10) Ia menjawab: ‘Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.’ (11) FirmanNya: ‘Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?’ (12) Manusia itu menjawab: ‘Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.’ (13) Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: ‘Apakah yang telah kauperbuat ini?’ Jawab perempuan itu: ‘Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan.’ (14) Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: ‘Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu. (15) Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.’ (16) FirmanNya kepada perempuan itu: ‘Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu.’ (17) Lalu firmanNya kepada manusia itu: ‘Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: (18) semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; (19) dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu.’ (20) Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup. (21) Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka. (22) Berfirmanlah TUHAN Allah: ‘Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya.’ (23) Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil. (24) Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkanNyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan”.


I) Serangan setan.


1) Setan memakai ular (ay 1).


a) Ada dua hal yang sering diperdebatkan yaitu :


1. Ular disebut binatang yang paling cerdik (ay 1).

Ini kelihatannya bertentangan dengan fakta karena kita melihat binatang-binatang lain yang rasanya lebih pandai dari ular seperti anjing, kera, lumba-lumba, dsb. Menghadapi persoalan ini perlu kita ingat bahwa dalam ay 14 ular dikutuk oleh Tuhan. Jadi, bisa saja setelah itu ular kehilangan kecerdikannya. Dalam Mat 10:16 pada waktu Yesus berkata bahwa orang kristen harus ‘cerdik seperti ular’, mungkin Yesus menunjuk pada saat sebelum ular ke-hilangan kecerdikannya.


2. Ular bisa bicara.

Ini dianggap sebagai dongeng. Tetapi sebetulnya tidak ada sesuatu yang aneh dalam bagian ini. Tuhan bisa membuat keledai Bileam bicara. Setan bisa membuat ular bicara. Dalam kekristenan ada bahasa lidah / Roh. Dalam agama-agama lain dan occultisme, bahkan dalam kalangan kristen, juga ada bahasa lidah / roh yang datang dari setan. Kalau setan bisa memberi bahasa lidah / roh kepada manusia, mengapa ia tidak bisa memberi pada ular?


b) Yang disebutkan adalah ular, bukan setan.

Hal yang menarik dalam Kej 3 ini adalah bahwa setan sendiri tidak pernah disebutkan! Tetapi, sebetulnya inilah pengalaman kita sehari-hari! Setan sendiri tidak menampakkan diri; hanya agen-agennya / alat-alatnya yang kelihatan. Karena itu setiap kali ada ajakan, perintah, bujuk rayu untuk membuat dosa, sekalipun saudara tidak melihat setan dengan mata jasmani saudara, ingatlah bahwa setan ada dibalik orang yang mengajak saudara berbuat dosa itu.


2) Setan menyerang Hawa (ay 1).


a) Setan menyerang Hawa waktu Hawa sedang sendirian.

Kata-kata ‘yang bersama-sama dengan dia’ dalam ay 6b tidak berarti bahwa Adam sudah bersama-sama dengan Hawa sejak ay 1.

Ay 17a dan 1Tim 2:14 menunjukkan bahwa Adam tidak mendengar bujukan setan, tetapi mendengarnya dari Hawa. Jadi, waktu setan menyerang, Hawa sedang sendirian. Setan selalu menyerang pada saat yang tepat.


b) Hawa adalah titik lemah.

Hawa adalah titik yang lebih lemah dibanding dengan Adam karena Hawa tidak mendengan larangan makan buah secara langsung. Kej 2:16-17 dikatakan oleh Allah hanya kepada Adam karena pada saat itu Hawa belum diciptakan. Hawa lalu mendengar larangan itu dari Adam. Karena itu Hawa merupakan titik lemah. Setan selalu me-nyerang titik lemah! Karena itu sadarilah apa kelemahan saudara dan berdoalah selalu supaya Tuhan menguatkan saudara di titik lemah itu.


3) Setan menyerang Firman Tuhan.


a) Setan menyerang supaya Hawa meragukan Firman Tuhan (ay 1b).

Dalam ay 1b ini Alkitab Indonesia kurang tepat terjemahannya.

NIV : “Did God really say ...” (= Benarkah Allah berkata ...).


b) Setan mengubah Firman Tuhan (ay 1- semua tak boleh dimakan).


Reaksi Hawa:


a. Hawa mengurangi Firman Tuhan.

Bandingkan kata-kata Hawa dalam ay 2 dan larangan asli dari Tuhan dalam Kej 2:16-17. Kata ‘semua’ ditiadakan. Sepintas lalu penghapusan kata ‘semua’ ini tidak ada artinya. Tetapi sebetulnya ada! Kalau ada kata ‘semua’ maka penekanannya ada pada kasih Allah (Allah mengijinkan memakan semua, kecuali satu). Tetapi dengan tidak adanya kata ‘semua’, maka penekanan Hawa adalah pada larangan Allah.


b. Hawa menambahi Firman Tuhan (ay 3: ‘raba’).


Dari reaksi Hawa ini jelaslah bahwa Hawa kurang kuat berpegang pada Firman Tuhan! Ini menyebabkan setan makin berani menyerang. Dalam ay 4 setan secara terang-terangan menentang Firman Tuhan!

Melalui ay 4 ini setan ingin supaya Hawa:

  • tidak percaya kepada Allah.

  • menganggap Firman Tuhan tak benar.

  • menganggap hukuman tidak ada.

Setan selalu menyerang Firman Tuhan. Karena itu kita harus belajar Firman Tuhan baik-baik.


4) Setan menyerang dengan dusta (ay 5 bdk. Yoh 8:44).

Dalam ay 5 ini jelas setan menawarkan sesuatu sebagi imbalan (bdk. Mat 4:9). Imbalan yang ditawarkan oleh setan ialah ‘menjadi seperti Allah’. Ini tentu dusta!

Penerapan: Setan selalu mengajak kita melanggar Firman Tuhan dengan ‘imbalan’ tertentu. Misalnya:

  • Mendorong kita untuk membolos dari kebaktian dengan imbalan piknik / kesenangan dunia yang lain.

  • Mendorong kita pergi ke dukun / menggunakan magic dengan imbalan kesehatan, kesembuhan, atau kekayaan / sukses.


II) Kejatuhan Adam dan Hawa.


Hawa ‘melihat’ (ay 6). Banyak dosa terjadi karena penggunaan mata yang salah (bdk. 2Sam 11:2). Lalu dalam diri Hawa timbul keinginan untuk makan (ay 6), ia mengambil buah itu dan makan. Ia juga memberikannya kepada Adam dan Adam ikut makan. Adam dan Hawa jatuh dalam dosa! Mungkin mereka sudah puluhan kali lewat pohon itu dan tidak jatuh, tetapi kali itu mereka jatuh! Ini memberikan pelajaran kepada kita: kita tidak pernah bisa kebal terhadap dosa apapun juga!


Dosa Adam dan Hawa tidak ringan:

1) Mereka tidak perduli dan tidak percaya pada Firman Tuhan.

2) Mereka berambisi menjadi Allah (ini kebalikan dari sikap Yesus. Bdk. Fil 2:5-7). Mereka diciptakan sebagai peta dan teladan Allah, tetapi mereka ingin menjadi seperti Allah! Ini adalah pemberontakan.


Disamping itu ada hal-hal yang memperberat dosa mereka:

a) Dusta (ay 10 - ia takut bukan karena telanjang).

b) Tidak mau mengaku dosa, tetapi bahkan menyalahkan orang lain dan Allah sendiri (ay 12-13).


III) Akibat / hukuman dosa.


1) Rasa malu dan rasa takut.

Ay 7: mereka malu (bdk. Kej 2:25 - tidak malu).

Ay 8-10: mereka takut sehingga bersembunyi.


2) Penderitaan.

Ini berlaku untuk perempuan (ay 16) maupun laki-laki (ay 17-19a).


3) Kematian jasmani (ay 19b).

Adam dan Hawa tidak mengalami kematian jasmani saat itu. Apakah itu berarti Kej 2:16-17 adalah salah? Tidak! Kej 2:16-17 terjadi saat itu. Saat itu juga Adam dan Hawa mengalami kematian rohani. Artinya mereka putus hubungan dengan Allah. Ini akan disusul oleh kematian jasmani (ay 19b).


Calvin (tentang Kej 2:17): “Wherefore the question is superfluous, how it was that God threatened death to Adam on the day in which he should touch the fruit, when he long deferred the punishment? For then was Adam consigned to death, and death began its reign in him, until supervening grace should bring a remedy.” (= belum diterjemahkan ).


Apa arti ay 20? Ada beberapa penafsiran:

a) Adam melakukan ay 20 sebagai wujud imannya terhadap kata-kata Tuhan dalam ay 15.

b) Karena kematian jasmani tidak terjadi saat itu, maka Adam melakukan ay 20.

c) Ay 20 harus diterjemahkan ke dalam bentuk past perfect.

‘Adam had named his wife Eve...’.

Jadi, Musa sebagai penulis kitab Kejadian ini, mengatakan bahwa tadinya (sebelum jatuh ke dalam dosa), Adam memberi nama Hawa (artinya hidup / kehidupan), tapi ternyata melalui Hawa ia justru jatuh ke dalam dosa dan harus mati.


4) Diusir dari taman Eden (ay 22-24).


a) Ay 22a tidak boleh diartikan secara hurufiah. Itu adalah irony (= ejekan). Tuhan mengatakan itu karena Adam / Hawa percaya pada kata-kata setan dalam ay 5.


b) Ay 22b-24: Adam dan Hawa diusir dari taman Eden.

Ada yang menafsirkan ini sebagai tindakan kasih Allah. Allah tidak ingin mereka hidup menderita selama-lamanya dan karena itu mereka dihalangi untuk makan buah pohon kehidupan. Dengan dihalangi, mereka akan mati dan terbebas dari penderitaan. Ini tafsiran yang salah!

Allah menghalangi mereka makan buah pohon kehidupan karena Allah tidak ingin FirmanNya dalam ay 19b (bahwa manusia harus mati) lalu tidak terlaksana. Kalau mereka makan buah pohon kehidupan, maka mereka tidak akan mati dan ay 19b tidak terjadi. Karena itu Allah menghalangi mereka makan buah pohon kehidupan.


IV) Kasih Allah.


Ditengah-tengah hukuman yang diberikan oleh Allah, kita masih bisa melihat kasih Allah kepada manusia!


1) Ay 14: hukuman kepada ular:


  1. Terkutuk.


  1. Menjalar dengan perut.

Ini menyebabkan ada penafsir yang beranggapan bahwa dulu ular berjalan tegak atau punya kaki.


  1. Makan debu tanah.

Tetapi kenyataannya ular tidak makan debu. Bagaimana penyele-saiannya?

Jawab: Makan debu tanah bisa diartikan secara:

1. Hurufiah:

a. Karena menjalar dengan perut, maka pasti ada debu yang ma-suk ke mulutnya.

b. Ini berlaku untuk ular itu saja, bukan untuk ular lain.

2. Kiasan.

Artinya: ular direndahkan (bdk. Mikha 7:17; Yes 49:23; Maz 72:9).


Satu hal yang perlu dipertanyakan: Ular adalah binatang yang tidak bermoral. Lalu mengapa ia dihukum?


  1. Binatang yang tidak bersalahpun ikut jadi korban dosa manusia.

Contoh: banjir Nuh.


  1. Kej 9:5 & Kel 21:28 menunjukkan bahwa binatang yang salah memang dihukum. Binatang diciptakan untuk manusia. Kalau ia menghancurkan manusia, maka ia harus dihancurkan.


  1. Seorang yang bernama Chrysostom berkata:

“God destroys the instrument that brought His creature to fall, just as a loving father, when punishing the murderer of his son, might snap in two the sword or dagger with which the murder had been committed” (= Allah menghancurkan alat yang menyebabkan ciptaanNya jatuh, sama seperti seorang bapa yang mengasihi, ketika menghukum pembunuh anaknya, bisa mematahkan pedang atau pisau dengan mana pembunuhan itu telah dilakukan) - Dari Keil & Delitzsch tentang Kej 3:14-15.


Jadi, Allah menghukum ular saking jengkelnya melihat manusia yang Dia cintai telah jatuh ke dalam dosa. Jadi, dari hukuman ular ini, kita melihat kasih Allah kepada manusia.


2) Ay 15 terutama ditujukan kepada setan.

Ini sering disebut PROTO EVANGELIUM (Injil yang pertama).

Sekalipun kata-kata ini ditujukan kepada ular / setan, tetapi artinya penting sekali untuk manusia, karena ini adalah janji Allah bahwa dari keturunan Hawa akan ada seorang yang akan mengalahkan setan. Nubuat ini telah digenapi dengan kedatangan, kematian, dan kebangkitan Yesus yang sudah mengalahkan setan.


Penutup.


Dari bagian ini kita bisa melihat kebencian Allah kepada dosa dan juga keadilan Allah yang menyebabkan Ia menghukum dosa. Ini mengajar kita untuk tidak meremehkan dosa.

Tapi tetap kita juga bisa melihat kasih Allah. Ia memberikan pengharapan untuk manusia yang berdosa untuk bisa diselamatkan. Betapapun besarnya / banyak-nya dosa saudara, jangan putus asa. Masih ada harapan! Allah mengasihi saudara dan ingin menyelamatkan saudara. Yesus sudah menggenapi Kej 3:15 sehingga sekarang setan sudah dikalahkan. Kalau saudara percaya kepada Yesus, saudara akan diampuni dan diselamatkan.




-AMIN-

KEJADIAN 4:1-16


Kej 4:1-16 - “(1) Kemudian manusia itu bersetubuh dengan Hawa, isterinya, dan mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Kain; maka kata perempuan itu: ‘Aku telah mendapat seorang anak laki-laki dengan pertolongan TUHAN.’ (2) Selanjutnya dilahirkannyalah Habel, adik Kain; dan Habel menjadi gembala kambing domba, Kain menjadi petani. (3) Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan; (4) Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu, (5) tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkanNya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram. (6) Firman TUHAN kepada Kain: ‘Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? (7) Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya.’ (8) Kata Kain kepada Habel, adiknya: ‘Marilah kita pergi ke padang.’ Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia. (9) Firman TUHAN kepada Kain: ‘Di mana Habel, adikmu itu?’ Jawabnya: ‘Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?’ (10) FirmanNya: ‘Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepadaKu dari tanah. (11) Maka sekarang, terkutuklah engkau, terbuang jauh dari tanah yang mengangakan mulutnya untuk menerima darah adikmu itu dari tanganmu. (12) Apabila engkau mengusahakan tanah itu, maka tanah itu tidak akan memberikan hasil sepenuhnya lagi kepadamu; engkau menjadi seorang pelarian dan pengembara di bumi.’ (13) Kata Kain kepada TUHAN: ‘Hukumanku itu lebih besar dari pada yang dapat kutanggung. (14) Engkau menghalau aku sekarang dari tanah ini dan aku akan tersembunyi dari hadapanMu, seorang pelarian dan pengembara di bumi; maka barangsiapa yang akan bertemu dengan aku, tentulah akan membunuh aku.’ (15) Firman TUHAN kepadanya: ‘Sekali-kali tidak! Barangsiapa yang membunuh Kain akan dibalaskan kepadanya tujuh kali lipat.’ Kemudian TUHAN menaruh tanda pada Kain, supaya ia jangan dibunuh oleh barangsiapapun yang bertemu dengan dia. (16) Lalu Kain pergi dari hadapan TUHAN dan ia menetap di tanah Nod, di sebelah timur Eden”.


I) Kain dan Habel.


1) Kelahiran mereka (ay 1-2a).


a) ‘Bersetubuh’ (ay 1).

KJV menterjemahkan secara hurufiah: ‘Adam knew Eve’ (= Adam tahu / kenal Hawa). Hal yang sama terjadi dengan ay 17 dan ay 25. Jelas bahwa kata bahasa Ibrani YADA (= ‘know’ / tahu / kenal) dalam Alkitab sering berarti lebih dari sekedar ‘tahu / kenal secara intelektual’ saja, tetapi juga melibatkan kasih / hubungan yang intim.


b) ‘Dengan pertolongan Tuhan’ (ay 1).

Hawa mengalami sesuatu yang sebetulnya bersifat natural / alamiah (mereka bersetubuh, lalu mengandung dan mendapat anak). Tetapi ia toh menganggap bahwa ia mendapatkan anak itu dari Tuhan! Bagaimana dengan saudara? Kalau saudara berusaha keras dalam sesuatu hal (ujian, pekerjaan, dsb) dan saudara mendapat sukses, apakah saudara menganggap itu sebagai akibat pertolongan Tuhan?


c) Calvin menganggap Kain dan Habil adalah saudara kembar karena hanya dikatakan 1 x mengandung dan lalu ada dua kelahiran. Tetapi banyak penafsir lain yang tidak setuju dengan pandangan ini.


2) Pekerjaan mereka (ay 2b).

Kain menjadi petani, Habel menjadi gembala. Manusia baru boleh makan daging pada Kej 9:3. Jadi Habel mungkin hanya menggunakan ternaknya untuk korban bagi Tuhan dan untuk diambil susunya.


3) Persembahan mereka (ay 3-5a).


a) Pada waktu mereka memberikan persembahan kepada Tuhan, Kain memberikan hasil buminya, sedangkan Habel memberikan ternaknya.

Persembahan Kain ditolak, persembahan Habel diterima. Di sini kita bisa belajar sesuatu yang penting, yaitu bahwa tidak seadanya persembahan / ibadah diterima oleh Tuhan! Karena itu janganlah memberi persembahan atau beribadah kepada Tuhan secara sembarangan. Pikirkan dan renungkan apakah persembahan / ibadah itu saudara berikan / lakukan dengan benar! Kalau tidak, semua itu akan ditolak oleh Allah.


b) Dari mana mereka tahu kalau persembahan mereka diterima / ditolak?

1. Ada yang mengatakan bahwa asap persembahan Habel naik ke atas sedangkan asap persembahan Kain buyar ditiup angin.

2. Sebagian orang Yahudi menganggap bahwa ada api dari langit membakar persembahan Habel.

3. Calvin mengatakan bahwa hidup Habel selanjutnya lebih diberkati dari hidup Kain.

Ingat bahwa semua teori ini hanya perkiraan saja dan semua ini tidak ada dasar Kitab Sucinya! Kita tidak tahu dengan pasti bagaimana caranya mereka mengetahui apakah persembahannya diterima atau ditolak oleh Tuhan.


c) Mengapa persembahan Habel diterima sedangkan persembahan Kain ditolak? Dari Kej 4:3,4, Ibr 11:4 & 1Yoh 3:12 maka jelas bahwa alasannya adalah:

1. Habel beriman, Kain tidak (Bdk. Ibr 11:6).

2. Habel hidup baik, Kain hidup jahat.

3. Habel memberikan yang terbaik, Kain asal memberi.

Ada orang yang memberikan alasan lain, yaitu: Habel memberikan korban yang berdarah, sedang Kain tidak (Bdk. Ibr 9:22). Tetapi banyak juga orang yang menolak alasan ini, karena pada saat itu mereka belum mengerti hal itu.


Mari kita lihat tentang penerimaan / penolakan persembahan itu dalam ay 4b,5a. Jelas sekali bahwa Habel (pribadinya) diterima dulu, lalu persembahannya juga diterima. Kain ditolak orangnya, lalu persembahannya juga ditolak (Bdk. Yes 1:15  Amsal 21:27).

Persembahan saudara hanya bisa diterima oleh Allah kalau Allah telah lebih dulu berkenan kepada saudara. Kalau Allah tidak berkenan kepada saudara, berapapun besarnya persembahan saudara, Ia tidak akan menerima persembahan itu. Allah tidak bisa disogok!


II) Dosa Kain.


1) Marah (ay 5b).


a) Seharusnya Kain melakukan intropeksi, dan lalu memperbaiki hal-hal dalam hidupnya / persembahannya yang menyebabkan persembahannya ditolak. Tetapi ternyata bukan itu yang ia lakukan.


b) Kain marah karena iri hati! Dosa iri hati adalah dosa yang kelihatan remeh tetapi sesungguhnya amat berbahaya karena selalu mengakibatkan dosa-dosa yang lain.


c) Kain menjadi muram [Terjemahan hurufiahnya: ‘his countenance fell’ (= wajahnya jatuh)].

Jelas bahwa ia kehilangan sukacita / damai sejahtera. Perhatikan bahwa iri hati dan kemarahan pertama-tama merugikan diri sendiri, bukan orang lain.


2) Mengabaikan teguran Tuhan.

Pada ay 6-7 Tuhan menegur Kain. Dalam ay 7b dosa digambarkan sebagai binatang buas yang siap menerkam orang yang tidak mau berbuat baik. Makin kita tidak mau berbuat baik, makin kita membuka diri terhadap dosa.

Kain sama sekali tidak menunjukkan reaksi apa-apa terhadap teguran Tuhan dan ia meneruskan rencana jahatnya! Inilah ‘stubborn silence’ (= sikap diam yang keras kepala)!


Penerapan: Kalau saudara mendengar khotbah atau membaca Saat Teduh yang menegur dosa saudara, seringkah / pernahkah saudara bersikap seperti Kain?


3) Membunuh Habel (ay 8).


a) Cara matinya seseorang tidak selalu ada hubungannya dengan hidup orang itu. Orang benar tidak selalu mati dengan enak dan orang jahat tidak selalu mati secara mengerikan.

Dalam Luk 13:1-5 dikatakan:

“(1) Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan. (2) Yesus menjawab mereka: ‘Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? (3) Tidak! kataKu kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian. (4) Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem? (5) Tidak! kataKu kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian.’”.


Karena itu jangan terlalu cepat mengasihani orang yang mati secara mengerikan, dan jangan terlalu cepat menganggap enak orang yang mati dengan tenang. Yang penting adalah: kemana mereka pergi setelah mati? Apa gunanya mati dengan tenang, kalau setelah itu pergi ke neraka? Apa ruginya mati mengerikan, kalau setelah itu masuk surga?


b) Kain mengajak Habel omong-omong, tetapi lalu membunuhnya. Ini merupakan suatu kemunafikan.

Penerapan: seringkah / pernahkah saudara bersikap manis, dengan tujuan yang jahat?


4) Kain berdusta / melawan Tuhan (ay 9).

Dari dosa-dosa Kain ini bisa kita tarik kesimpulan bahwa suatu dosa selalu menarik kita kepada dosa lain!

Contoh lain: perzinahan Daud dengan Batsyeba (mula-mula perzinahan, lalu pembunuhan).

Illustrasi: ada cerita tentang orang yang bernama Nasredin. Suatu hari ia melihat tetangganya mempunyai pohon jeruk yang buahnya bagus-bagus. Ia ingin sekali merasakannya, dan ia lalu mengambil tangga, menyan-darkannya pada tembok antara halamannya dan halaman tetangga itu, lalu naik ke atas. Sampai di atas tembok, ia lalu menarik tangga itu ke atas, dan menurunkannya ke halaman tetangga. Tetapi baru saja ia turun dan sampai di halaman tetangganya, ternyata si tetangga sudah ada tepat di depannya dan menodongkan senapan dan membentak: ‘Mau apa kemari?’. Nasredin menjawab: ‘Aku mau menjual tangga’. Tetangganya berkata: ‘Omong kosong, kamu mau mencuri jerukku bukan?’. Nasredin menjawab: ‘Aku mau menjual tangga, kalau tidak mau beli ya sudah, aku bawa pulang kembali tanggaku’.

Di sini lagi-lagi kita melihat dimana orang ditarik dari satu dosa (pencurian) ke dosa lain (dusta).


Penerapan: Karena itu, kalau setan berkata kepada saudara: ‘Berbuatlah dosa ini, sekali saja!’, jangan percaya kepadanya!


III) Hukuman Kain.


1) Allah melihat pembunuhan itu dan menjadi murka kepada Kain.

Tidak ada orang yang melihat pembunuhan itu, tetapi Allah melihatnya. Dalam ay 10 dikatakan: ‘Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepadaku dari tanah’. Ini tentu tidak boleh diartikan secara hurufiah dimana darah Habel betul-betul berteriak kepada Allah, atau bahwa Habel menginginkan Allah membalas dendam kepada Kain. Artinya adalah: Allah melihat darah Habel yang dicurahkan oleh Kain, dan itu menyebabkan Allah bertindak untuk menghukum Kain.


Bandingkan ini dengan Ibr 12:24 yang berbunyi:

“dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemer-cikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel”.

Tetapi Ibr 12:24 versi Kitab Suci Indonesia ini salah terjemahan, karena kata-kata ‘lebih kuat’ seharusnya adalah ‘lebih baik’.


KJV: ‘that speaketh better things than that of Abel’ (= yang mengucapkan hal-hal yang lebih baik dari pada yang diucapkan oleh darah Habel).

RSV: ‘that speaks more graciously than the blood of Abel’ (= yang ber-bicara dengan lebih murah hati / baik dari pada darah Habel).

NIV: ‘that speaks a better word than the blood of Abel’ (= yang meng-ucapkan kata yang lebih baik dari darah Habel).

NASB: ‘which speaks better than the blood of Abel’ (= yang berbicara lebih baik dari pada darah Habel).


Bandingkan juga dengan terjemahan dari Firman Allah Yang Hidup yang berbunyi sebagai berikut: ‘dan kepada darah yang dipercikkan, yang memberikan anugerah pengampunan, bukan seperti darah Habel yang menjerit menuntut balas’.


Jadi, kalau pada waktu Allah melihat darah Habel Ia lalu bertindak untuk menghukum, maka pada waktu Allah melihat darah Kristus, Ia justru bertindak mengampuni! Tetapi tentu saja pengampunan ini hanya diberikan kepada orang-orang yang percaya kepada Kristus.


2) Allah lalu memberikan hukuman kepada Kain.


a) Kain dikutuk (ay 11).

Dalam Kej 3 hanya ular dan tanah yang dikutuk, tetapi manusia tidak. Tetapi di sini Kain dikutuk.


b) Tanah tidak memberikan hasil yang baik (ay 12).

Dalam Kej 3 tanah sudah dikutuk sehingga bercocok tanam menjadi sukar. Tetapi untuk Kain hal itu lalu menjadi lebih sukar lagi. Ini merupakan hukuman yang berat untuk Kain, karena ia adalah seorang petani (ay 2b).


c) Ay 12b - ‘pelarian dan pengembara’.

Ini berarti bahwa Kain tidak akan aman dimanapun juga.


Penerapan: Di sini lagi-lagi terlihat bahwa dosa selalu mengakibatkan penderitaan! Karena itu janganlah sembarangan berbuat dosa.


IV) Tanggapan Kain (ay 13-14).


Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari tanggapan Kain ini:


1) Ia takut dibunuh.


a) Kain seorang pembunuh dan ia takut dibunuh.

Ini bisa terjadi pada manusia. Orang yang suka berdusta biasanya juga sering menganggap orang lain mendustainya. Orang munafik paling mudah curiga bahwa orang lain berlaku munafik kepadanya.


b) Ia takut dibunuh oleh siapa?

Mungkin oleh keturunan Adam dan Hawa yang akan datang (ingat bahwa orang saat itu berumur sampai ratusan tahun, sehingga Kain pasti masih hidup sampai muncul anak-anak, bahkan cucu-cucu dan buyut-buyut dari Adam dan Hawa), atau mungkin saat itu memang sudah ada anak-anak lain dari Adam dan Hawa tetapi tidak diceritakan oleh Kitab Suci.


c) Tuhan menjawab dalam ay 15.


2) Tidak ada penyesalan dalam kata-kata Kain dalam ay 13-14!

Ia hanya mengeluh karena beratnya hukuman yang harus ia tanggung, tetapi ia sama sekali tidak menyesali dosanya.

Penerapan: kalau saudara merasakan hajaran / hukuman Tuhan karena dosa saudara, apakah saudara juga bersikap seperti Kain?


3) Kain menganggap Allah kejam, karena memberikan hukuman yang terlalu berat.

Seringkali orang juga menganggap Allah itu kejam karena memasukkan orang berdosa secara kekal ke dalam neraka. Tetapi Kitab Suci jelas mengatakan bahwa Allah itu adil, dan bahkan kasih. Kalau Ia menghukum dosa dengan berat, itu justru terjadi karena keadilanNya dan sekaligus karena kesucianNya yang begitu hebat sehingga Ia amat membenci dosa!

Kalau saudara tidak mau merasakan ‘kekejaman’ Allah atau keadilan Allah, maka datanglah dan percayalah kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara! Dengan demikian semua dosa saudara pasti diampuni, dan saudara tidak mungkin dihukum! Bdk. Ro 8:1 - “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus”.


Kesimpulan.


BACA JUGA: EKSPOSISI KITAB KEJADIAN PASAL 5-20


Kej 4 menunjukkan perkembangan dari dosa yang telah masuk ke dalam dunia dalam Kej 3. Dosa makin lama makin banyak dan makin lama makin hebat. Baru pada generasi ke dua sudah terjadi pembunuhan terhadap saudara kandung!

Apakah sudara masih sering menganggap enteng dosa? Bertobatlah dari pikiran / sikap seperti itu! Dosa sama sekali tidak boleh diremehkan!


-AMIN-

KEJADIAN 4:17-26


Kej 4:17-26 - “(17) Kain bersetubuh dengan isterinya dan mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Henokh; kemudian Kain mendirikan suatu kota dan dinamainya kota itu Henokh, menurut nama anaknya. (18) Bagi Henokh lahirlah Irad, dan Irad itu memperanakkan Mehuyael dan Mehuyael memperanakkan Metusael, dan Metusael memperanakkan Lamekh. (19) Lamekh mengambil isteri dua orang; yang satu namanya Ada, yang lain Zila. (20) Ada itu melahirkan Yabal; dialah yang menjadi bapa orang yang diam dalam kemah dan memelihara ternak. (21) Nama adiknya ialah Yubal; dialah yang menjadi bapa semua orang yang memainkan kecapi dan suling. (22) Zila juga melahirkan anak, yakni Tubal-Kain, bapa semua tukang tembaga dan tukang besi. Adik perempuan Tubal-Kain ialah Naama. (23) Berkatalah Lamekh kepada kedua isterinya itu: ‘Ada dan Zila, dengarkanlah suaraku: hai isteri-isteri Lamekh, pasanglah telingamu kepada perkataanku ini: Aku telah membunuh seorang laki-laki karena ia melukai aku, membunuh seorang muda karena ia memukul aku sampai bengkak; (24) sebab jika Kain harus dibalaskan tujuh kali lipat, maka Lamekh tujuh puluh tujuh kali lipat.’ (25) Adam bersetubuh pula dengan isterinya, lalu perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki dan menamainya Set, sebab katanya: ‘Allah telah mengaruniakan kepadaku anak yang lain sebagai ganti Habel; sebab Kain telah membunuhnya.’ (26) Lahirlah seorang anak laki-laki bagi Set juga dan anak itu dinamainya Enos. Waktu itulah orang mulai memanggil nama TUHAN”.


I) Keturunan Kain (grup bejat).


1) Perkembang-biakan.


Ada yang mengatakan bahwa pernikahan dalam ay 17 terjadi sebelum pembunuhan terhadap Habel. Alasannya, kalau sesudah terjadinya pembunuhan, mungkin tidak ada yang mau menikah dengan Kain.


Kain pasti menikah dengan saudaranya, dan pernikahan seperti ini belum dilarang pada saat itu. Baru dilarang pada jaman Musa.


Ay 17-22:

Kain


Henokh


Irad


Mehuyael


Metusael


Ada - Lamekh - Zila


Yabal   Yubal  Tubal Kain  Naama


Tuhan tetap memberkati Kain dengan keturunan. Ini yang disebut common grace (kasih karunia yang bersifat umum).


2) Perkembangan kebudayaan.


a) Dalam ay 17 dikatakan bahwa Kain mendirikan kota.


1. Apakah ini bertentangan dengan ay 12 yang mengatakan bahwa Kain menjadi seorang pelarian dan pengembara? Tidak! Penjelasannya:

Ay 17: ‘mendirikan’.

RSV/NASB: ‘built’. Ini menggunakan past tense biasa.

KJV: ‘builded’. Ini juga menggunakan past tense biasa.

NIV: ‘was building’. Ini menggunakan past continuous tense.

NIV memberikan terjemahan yang hurufiah, dan ini menunjukkan bahwa pekerjaan mendirikan kota itu tidak / belum diselesaikan oleh Kain. Mungkin diselesaikan oleh orang lain.


2. Ada yang mengatakan bahwa tidak mungkin orang bisa mendirikan kota pada jaman itu, karena belum ada arsitek, teknologi, dan penduduknya.

Jawab:

a. Kota itu adalah kota yang sederhana, jadi jangan disamakan seperti kota jaman sekarang.

b. Penduduknya adalah keturunan Kain sendiri yang tumbuh dengan pesat.


b) Ay 20: Yabal menjadi bapa dari orang yang diam dalam kemah dan beternak.


c) Ay 21: Yubal menjadi bapa orang yang main kecapi dan suling.

KJV: ‘harp and organ’ (= harpa dan organ).

RSV/ NASB: ‘lyre and pipe’ (= semacam harpa dan pipa).

NIV: ‘harp and flute’ (= harpa dan suling).

Tak diketahui dengan jelas alat musik apa yang dimaksudkan di sini.


d) Tubal-Kain menjadi bapa tukang tembaga dan besi (ay 22).


Perkembangan kebudayaan juga merupakan akibat dari adanya ‘common grace’ (= kasih karunia yang bersifat umum).


3) Perkembangan dosa.


a) Ketidak-percayaan.

Mengapa Kain mendirikan kota dalam ay 17? Mungkin karena merasa tidak aman dan takut dibunuh. Jadi ini menunjukkan ketidak-percayaan terhadap janji Tuhan dalam ay 15.


b) Polygamy.

Polygamy / beristri lebih dari satu muncul untuk pertama kalinya dalam ay 19. Perhatikan bahwa hal ini muncul pertama kalinya dalam grup jahat / bejat.

Ini jelas bertentangan dengan Kej 2:24 yang menyatakan bahwa suami istri menjadi satu daging.

Pernikahan sebetulnya merupakan sesuatu yang baik dari Tuhan, tetapi lalu diselewengkan menjadi polygamy.


c) Balas dendam.

Ay 23-24: “(23) Berkatalah Lamekh kepada kedua isterinya itu: ‘Ada dan Zila, dengarkanlah suaraku: hai isteri-isteri Lamekh, pasanglah telingamu kepada perkataanku ini: Aku telah membunuh seorang laki-laki karena ia melukai aku, membunuh seorang muda karena ia memukul aku sampai bengkak; (24) sebab jika Kain harus dibalaskan tujuh kali lipat, maka Lamekh tujuh puluh tujuh kali lipat.’”.

Ini merupakan ayat sukar! Origen menulis 2 buku tentang ayat ini dan kesimpulan akhir dari 2 buku itu adalah: ayat-ayat ini tidak bisa dijelaskan!

Ada yang menafsirkan ke bentuk yang akan datang (footnote NIV). Jadi Lamekh mendapat senjata dari Tubal-Kain (pandai besi), dan ia lalu sesumbar: kalau ada orang melukai aku, aku akan membunuh dia.

Ada juga yang menafsirkan ke bentuk lampau. Jadi, dengan senjata dari Tubal-Kain, Lamekh membunuh orang yang melukai dia. Saya setuju dengan penafsiran kedua ini.


Dalam ay 24, Lamekh mengutip kata-kata Tuhan / Firman Tuhan dalam ay 15.

Tuhan menghukum Kain, tetapi Tuhan tidak mau Kain mati dibunuh, dan karena itu Tuhan memberikan kata-kata dalam ay 15.

Tetapi Lamekh mengutip ay 15 itu untuk membenarkan diri sendiri.


Jadi, ada perkembangan kebudayaan, tetapi juga ada perkembangan dosa.


1) Pertumbuhan kebudayaan di luar Tuhan makin menyebabkan dosa.

Di Amerika Serikat:

a) 50 % pernikahan berakhir dengan perceraian.

b) Ada 20 juta aborsi dalam 13 tahun, atau rata-rata 1 ½ juta aborsi / tahun.

c) Penggunaan obat bius, perkosaan, pembunuhan dan sebagainya.


2) Tidak ada hubungan antara kepandaian dengan kesalehan.

Orang bertumbuh dalam ilmu-ilmu duniawi / sekuler, tetapi juga bertumbuh dalam dosa, misalnya:

a) Menciptakan dan menggunakan senjata perang, bom atom, dan sebagainya.

b) Menciptakan alat KB, lalu digunakan oleh orang yang belum menikah supaya bisa berzinah secara bebas.

Penerapan: karena itu jangan hanya mementingkan study anak-anak saudara; saudara juga harus menekankan pengajaran Firman Tuhan demi kerohanian / moralnya!


II) Grup saleh.


Adam dan Hawa mempunyai anak yang dinamai Set.

Set sering dianggap sebagai anak ke 3 setelah Kain dan Habel. Tetapi besar kemungkinan bahwa pandangan itu salah. Alasannya:

1) Adam mempunyai anak Set pada waktu berusia 130 tahun (Kej 5:3).

2) Adam dan Hawa dicipta sebagai orang dewasa, bukan sebagai bayi.

3) Adanya perintah Tuhan untuk berkembang biak dalam Kej 1:28 tidak memungkinkan mereka mempunyai keturunan hanya 2 orang dalam waktu 130 tahun.


Kesimpulan: pasti banyak anak laki-laki dan perempuan sebelum Set. Tetapi hanya Set dan keturunannya yang diceritakan di sini, karena hanya mereka yang memanggil nama Tuhan (ay 26), maksudnya menyembah Tuhan.


Grup saleh hanya sedikit bila dibandingkan dengan grup bejat. Tetapi sekalipun minoritas, grup saleh selalu ada!

a) Set dan keturunannya.

b) Nuh dan keluarga (8 orang).

c) Lot dan 2 anak perempuannya.

d) Elia dan 7.000 orang yang tak pernah menyembah Baal.


Orang-orang ini sekalipun sedikit, tetapi berani menentang arus dunia pada jamannya. Bagaimana dengan saudara? Apakah saudara mau mengikuti arus dunia atau ikut Tuhan / Firman Tuhan?

Bandingkan dengan Ro 12:1-2 - “(1) Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. (2) Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna”.

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America

-AMIN-

Next Post Previous Post