EKSPOSISI KITAB KEJADIAN PASAL 5-20
Pdt.Budi Asali, M.Div.
KEJADIAN 5:1-32
Kejadian 5:1-32 - “(1) Inilah daftar keturunan Adam. Pada waktu manusia itu diciptakan oleh Allah, dibuatNyalah dia menurut rupa Allah; (2) laki-laki dan perempuan diciptakanNya mereka. Ia memberkati mereka dan memberikan nama ‘Manusia’ kepada mereka, pada waktu mereka diciptakan. (3) Setelah Adam hidup seratus tiga puluh tahun, ia memperanakkan seorang laki-laki menurut rupa dan gambarnya, lalu memberi nama Set kepadanya. (4) Umur Adam, setelah memperanakkan Set, delapan ratus tahun, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. (5) Jadi Adam mencapai umur sembilan ratus tiga puluh tahun, lalu ia mati. (6) Setelah Set hidup seratus lima tahun, ia memperanakkan Enos. (7) Dan Set masih hidup delapan ratus tujuh tahun, setelah ia memperanakkan Enos, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. (8) Jadi Set mencapai umur sembilan ratus dua belas tahun, lalu ia mati. (9) Setelah Enos hidup sembilan puluh tahun, ia memperanakkan Kenan. (10) Dan Enos masih hidup delapan ratus lima belas tahun, setelah ia memperanakkan Kenan, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. (11) Jadi Enos mencapai umur sembilan ratus lima tahun, lalu ia mati. (12) Setelah Kenan hidup tujuh puluh tahun, ia memperanakkan Mahalaleel. (13) Dan Kenan masih hidup delapan ratus empat puluh tahun, setelah ia memperanakkan Mahalaleel, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. (14) Jadi Kenan mencapai umur sembilan ratus sepuluh tahun, lalu ia mati. (15) Setelah Mahalaleel hidup enam puluh lima tahun, ia memperanakkan Yared. (16) Dan Mahalaleel masih hidup delapan ratus tiga puluh tahun, setelah ia memperanakkan Yared, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. (17) Jadi Mahalaleel mencapai umur delapan ratus sembilan puluh lima tahun, lalu ia mati. (18) Setelah Yared hidup seratus enam puluh dua tahun, ia memperanakkan Henokh. (19) Dan Yared masih hidup delapan ratus tahun, setelah ia memperanakkan Henokh, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. (20) Jadi Yared mencapai umur sembilan ratus enam puluh dua tahun, lalu ia mati. (21) Setelah Henokh hidup enam puluh lima tahun, ia memperanakkan Metusalah. (22) Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah selama tiga ratus tahun lagi, setelah ia memperanakkan Metusalah, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. (23) Jadi Henokh mencapai umur tiga ratus enam puluh lima tahun. (24) Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah. (25) Setelah Metusalah hidup seratus delapan puluh tujuh tahun, ia memperanakkan Lamekh. (26) Dan Metusalah masih hidup tujuh ratus delapan puluh dua tahun, setelah ia memperanakkan Lamekh, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. (27) Jadi Metusalah mencapai umur sembilan ratus enam puluh sembilan tahun, lalu ia mati. (28) Setelah Lamekh hidup seratus delapan puluh dua tahun, ia memperanakkan seorang anak laki-laki, (29) dan memberi nama Nuh kepadanya, katanya: ‘Anak ini akan memberi kepada kita penghiburan dalam pekerjaan kita yang penuh susah payah di tanah yang telah terkutuk oleh TUHAN.’ (30) Dan Lamekh masih hidup lima ratus sembilan puluh lima tahun, setelah ia memperanakkan Nuh, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. (31) Jadi Lamekh mencapai umur tujuh ratus tujuh puluh tujuh tahun, lalu ia mati. (32) Setelah Nuh berumur lima ratus tahun, ia memperanakkan Sem, Ham dan Yafet”.
I) Silsilah Adam - Nuh.
Silsilah ini berisikan nama-nama dari 10 orang yaitu: Adam, Set, Enos, Kenan, Mahalaleel, Yared, Henokh, Metusaleh, Lamekh, dan Nuh.
Kalau kita bandingkan dengan silsilah Adam-Nuh dalam 1Taw 1:1-4 dan Luk 3:36-38, maka kita bisa melihat baik nama-namanya maupun urut-urutannya adalah persis sama. Jadi, mungkin sekali di sini silsilah itu betul-betul lengkap, tidak meloncat-loncat seperti silsilah Yesus dalam Matius 1:1-17.
II) Orang-orang yang istimewa dalam silsilah ini.
1) Adam.
a) Ia (dan Hawa) diciptakan, bukan dilahirkan / diperanakkan (Kejadian 5: 1-2).
b) Ia adalah gambar dan rupa Allah (ay 1).
Hal ini sudah disebutkan dalam Kejadian 1:26-27, tetapi sekarang disebut lagi. Jelas ini adalah sesuatu yang ditekankan.
Ini adalah sesuatu yang harus kita sadari / renungkan. Kita tidak perlu minder / mempunyai perasaan rendah diri karena segala kekurangan yang ada pada kita. Kita harus selalu ingat bahwa kita adalah makhluk yang mulia, karena kita adalah gambar dan rupa Allah.
c) Adam memberi nama Set kepada anaknya.
Dalam Kej 4:25 dikatakan bahwa Hawalah yang memberikan nama Set itu. Tidak ada problem dengan hal ini. Mereka berdua setuju dengan nama Set itu. Bandingkan dengan Kej 35:18 dimana tidak ada kesepakatan tentang nama anak. Orang tua tidak seharusnya bertengkar hanya karena persoalan seperti itu.
2) Henokh (ay 21-24).
a) Henokh adalah keturunan ke 7 dari Adam (Bdk. Yudas 1:14).
Dan ia merupakan puncak kesalehan dalam grup saleh ini. Sebagai kontrasnya, bisa kita lihat bahwa dalam grup yang bejat (keturunan Adam melalui Kain), maka orang yang ke 7 adalah Lamekh (Kej 4:18-24), di dalam diri siapa kebejatan mencapai puncaknya (ia adalah orang pertama yang melakukan polygamy, dan ia mengeluarkan kata-kata dalam ay 23-24).
b) Kesalehan Henokh.
1. Ia beriman (Ibr 11:5-6).
Dan karena imannyalah ia berkenan kepada Allah. Jangan pernah mimpi bahwa saudara bisa memperkenan Allah dengan kehidupan saudara yang saleh. Tanpa iman (kepada Kristus) saudara tidak bisa memperkenan Allah.
2. Ia adalah seorang pengkhotbah (Yudas 1:14-15).
Ia melayani Tuhan melalui pemberitaan Firman Allah. Tidak mungkin ada orang saleh yang tidak melayani Tuhan. Bagaimana dengan saudara? Sudahkah saudara melayani Tuhan? Dalam hal apa?
3. Ia ‘bergaul dengan Allah’.
Ini salah terjemahan. Seharusnya adalah ‘walked with God’ (= berjalan dengan Allah). Artinya:
a. Taat kepada Allah.
b. Dekat dengan Alah / terus merasakan dan menyadari kehadiran Allah (Bdk. Matius 5:8).
Apakah saudara selalu / setiap saat berjalan dengan Allah? Atau hanya seminggu sekali di gereja?
4. Kesalehan Henokh tidak terpengaruh oleh pernikahan dan sex.
Ia menikah dan mempunyai anak, tetapi ia tetap beriman dan hidup saleh. Ini perlu diperhatikan oleh orang yang beranggapan bahwa ‘tidak menikah’ / ‘menjadi biarawan’ lebih suci dari pada ‘menikah’!
c) Diangkat ke surga oleh Allah (ay 24 Bdk. Ibr 11:5).
1. Orang lain yang mengalami hal ini hanyalah Elia (2Raja-raja 2:1-11).
2. Ini tidak bertentangan dengan 1Kor 15:20,23; Kol 1:18; Wah 1:5 yang menyebut Yesus sebagai ‘yang sulung / yang pertama’, karena Henokh tidak mengalami kematian ataupun kebangkitan!
3. Ini mungkin merupakan TYPE (= bayangan) dari:
a. Kemenangan Yesus atas maut.
b. Kenaikan Yesus ke surga.
c. Orang percaya yang juga akan ke surga.
3) Metusalah (ay 25-27).
a) Ini adalah orang yang umurnya paling panjang yaitu 969 tahun.
Tidak ada orang yang lebih dari 1000 tahun. Ada yang lalu menghubungkan hal ini dengan Kej 2:17 (‘pada hari engkau memakannya engkau akan mati’) dan 2Pet 3:8 (‘satu hari sama seperti 1000 tahun’) dan lalu mengatakan bahwa karena Adam jatuh dalam dosa, maka hidup Adam dan manusia yang lain tidak bisa lebih dari 1 hari (= 1000 tahun). Tetapi ini adalah penafsiran yang salah!! 2Pet 3:8 hanya menunjukkan bahwa Allah tidak terbatas oleh waktu. Kej 2:17 digenapi pada hari / saat Adam memakan buah itu, karena pada saat itu juga ia mati secara rohani.
b) Metusalah mati pada tahun terjadinya banjir Nuh.
Metusalah mempunyai anak Lamekh pada waktu ia berumur 187 tahun (ay 25). Lamekh mempunyai anak Nuh pada waktu ia berumur 182 tahun (ay 28). Jadi, pada waktu Nuh lahir, Metusalah berusia 369 tahun.
Metusalah mati pada usia 969 tahun; pada waktu itu Nuh berusia 600 tahun. Tapi pada usia Nuh yang ke 600 tahun, air bah datang (Kej 7:10-11). Jadi kesimpulannya: Metusalah mati pada tahun dimana banjir itu datang. Sekarang ada 2 kemungkinan:
1. Metusalah mati sebelum banjir.
2. Metusalah mati karena banjir.
Kalau penafsiran yang ke 2 ini benar, maka itu menunjukkan bahwa Metusalah adalah orang yang bejat / tak beriman, karena pada saat itu orang yang beriman hanyalah 8 orang yang ada di dalam bahtera.
Metusalah adalah anak Henokh dan kakek dari Nuh. Henokh adalah orang yang berjalan dengan Allah dan seorang pengkhotbah. Demikian juga dengan Nuh (2Pet 2:5; Kej 6:9). Tetapi Metusalah tidak bertobat.
Hal seperti ini sering terjadi! Karena itu jangan menganggap bahwa iman dari keluarga saudara bisa menyelamatkan saudara. Karena itu sekalipun saudara berasal dari keluarga kristen, saudara sendiri harus bertobat dan datang kepada Kristus secara pribadi! Sebaliknya kalau saudara yang kristen dan keluarga saudara tidak, saudara harus menginjili mereka supaya mereka bertobat!
Banyak orang menyalahtafsirkan Kis 16:31 yang berbunyi: “Perca-yalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu”.
Mereka mengira bahwa ayat ini berarti bahwa kalau satu orang percaya maka karena iman dari satu orang itu, ia dan keluarganya diselamatkan! Tetapi ini salah! Ayat ini bahkan tidak menjamin bahwa kalau satu orang menjadi percaya, maka pada suatu saat seluruh keluarganya akan menjadi percaya dan diselamatkan! Perintah dan janji dalam Kis 16:31 itu berlaku untuk ‘engkau’ dan ‘seisi rumahmu’. Jadi maksudnya adalah: engkau harus percaya kepada Yesus dan engkau akan selamat; juga seisi rumahmu harus percaya kepada Yesus dan mereka akan selamat.
4) Lamekh (ay 28-31).
Ada kata-kata yang dikeluarkan Lamekh yang dicatat dalam Kitab Suci (ay 29). Bandingkan dengan Lamekh dalam grup yang bejat yang juga mengucapkan kata-kata yang dicatat dalam Kitab Suci (Kej 4:23-24).
Rupa-rupanya Lamekh ini merasakan beratnya kutukan Tuhan dalam Kej 3:17-19 sehingga ia mengeluarkan kata-kata dalam ay 29 itu. Tapi Calvin menganggap kata-kata Lamekh itu sebagai ‘synecdoche’ (= suatu gaya bahasa dimana yang sebagian mewakili seluruhnya). Jadi, yang dimaksud oleh Lamekh bukan hanya penderitaan dalam hal bercocok tanam, tetapi semua penderitaan karena dosa.
Ada 2 pandangan tentang kata-kata Lamekh ini:
a) Ini adalah suatu nubuat dan tergenapi pada saat Nuh menyelamatkan 8 orang dari air bah. Saya tidak setuju dengan pandangan ini karena setelah air bah, kutukan / hukuman Tuhan tidak lenyap.
b) Ini hanyalah suatu harapan / keinginan Lamekh sendiri (suatu ‘wish’).
III) Persamaan.
Orang-orang dalam silsilah ini mempunyai persamaan-persamaan yaitu:
1) ‘Gambar dan rupa Adam’ (ay 3).
Ini berlaku untuk Set dan semua keturunan Adam yang lain. Artinya:
a) Gambar dan rupa Allah dalam diri manusia, sekalipun memang dirusak oleh dosa, tetapi tidak hilang sama sekali (Bdk. 1Kor 11:7 Yak 3:9).
b) Semua manusia berdosa sama seperti Adam (dosa asal).
2) Umur panjang.
Mengapa umur mereka bisa panjang?
a) Jaman itu masih belum ada polusi.
b) Mereka hidup sehat.
c) Allah menghendaki demikian supaya manusia cepat berkembang biak.
3) Mereka masing-masing mempunyai banyak anak, tetapi hanya satu yang dipilih.
Allah pertama kali menyatakan kepada Abraham bahwa keturunannya akan menjadi bangsa milik Tuhan. Tetapi jauh sebelum itu, Allah sudah bekerja untuk memilih! Sekalipun manusia tidak mengetahui hal itu, tetapi Allah bekerja untuk melaksanakan rencanaNya. Dalam hidup saudara, Allah juga terus bekerja, sekalipun saudara tidak melihat / merasakan hal itu.
4) Semua mati (kecuali Henokh).
Ini penggenapan dari Kej 3:19 (Bdk. Roma 5:14).
Tetapi di tengah-tengah berita bahwa semua harus mati, ada bagian tentang Henokh yang tidak mengalami kematian! Di sini kita melihat suatu harapan! Ada kemenangan bagi orang yang percaya! Sudahkah saudara percaya kepada Kristus?
KEJADIAN 6:1-8
Kej 6:1-8 - “(1) Ketika manusia itu mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi, dan bagi mereka lahir anak-anak perempuan, (2) maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka. (3) Berfirmanlah TUHAN: ‘RohKu tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja.’ (4) Pada waktu itu orang-orang raksasa ada di bumi, dan juga pada waktu sesudahnya, ketika anak-anak Allah menghampiri anak-anak perempuan manusia, dan perempuan-perempuan itu melahirkan anak bagi mereka; inilah orang-orang yang gagah perkasa di zaman purbakala, orang-orang yang kenamaan. (5) Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, (6) maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hatiNya. (7) Berfirmanlah TUHAN: ‘Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka.’ (8) Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN”.
I) Dosa / kejahatan manusia.
Dosa / kejahatan manusia makin menjadi-jadi. Ini terlihat dari:
A) Ay 2: “maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil istri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka”.
1) Ada macam-macam penafsiran tentang anak-anak Allah yang mengambil istri anak-anak perempuan manusia dalam ay 2 ini.
a) ‘anak Allah’ artinya ‘orang yang berkedudukan tinggi’, sedangkan ‘anak perempuan manusia’ artinya ‘orang yang berkedudukan rendah’. Tetapi tidak ada dasar penafsiran seperti itu, karena dalam Kitab Suci memang kata-kata itu tidak pernah diartikan seperti itu.
b) ‘anak Allah’ artinya ‘malaikat’, sedangkan ‘anak perempuan manusia’ artinya ‘manusia’. Jadi di sini dianggap terjadi perkawinan antara malaikat dan manusia.
Hal-hal yang dianggap mendukung pandangan ini:
1. Malaikat sering disebut ‘anak Allah’ (Ayub 1:6 2:1 38:7 Daniel 3:25,28).
2. 2Pet 2:4 & Yudas 6 dianggap menunjuk pada saat ini.
Tetapi saya menganggap bahwa ayat-ayat ini menunjuk pada kejatuhan pertama dari malaikat.
3. Dari perkawinan ini lahir ‘raksasa’ (ay 4).
Tetapi ini salah penafsiran. Nanti kita bisa lihat penafsiran yang benar tentang ay 4 ini.
Hal-hal yang tidak memungkinkan pandangan ini:
a. Malaikat tidak kawin (Mat 22:30).
b. Ay 2 itu mengatakan ‘mengambil istri’, bukan sekedar melakukan hubungan sex. Ini lebih-lebih tidak mungkin dilakukan oleh malaikat.
c. Dalam ay 3,6,7 yang dihukum adalah manusianya saja, malaikatnya tidak.
c) ‘anak Allah’ menunjuk kepada ‘orang percaya’ (keturunan Set), sedangkan ‘anak perempuan manusia’ menunjuk kepada ‘orang yang tidak percaya’ (keturunan Kain / orang-orang diluar keturunan Set).
Hal-hal yang mendukung pandangan ini:
1. Orang percaya memang selalu disebut ‘anak Allah’ (Ul 14:1 32:5,6 Yes 1:2,3 Hos 1:10 Yoh 1:12 1 Yoh 3:1 dsb).
2. Penafsiran ini lebih cocok dengan kontext. Manusia mula-mula satu kesatuan, lalu memecah menjadi dua yaitu keturunan Kain (Kej 4) dan keturunan Set (Kej 5), tetapi sekarang dalam Kej 6 membaur lagi.
3. Keturunan Set disebut ‘anak Allah’. Ini sesuai dengan kata-kata Hawa waktu Set dilahirkan (Kej 4:25).
Saya percaya pada pandangan yang ke 3 ini.
2) Mereka kawin hanya melihat kecantikannya saja (ay 2).
Ini perkawinan yang hanya dilandasi hawa nafsu saja (Bdk. Amsal 31:30).
3) Kata-kata ‘siapa saja yang disukai mereka’ (ay 2) jelas menunjukkan bahwa dalam persoalan perkawinan itu mereka hidup semau mereka, tanpa mempedulikan kehendak / kemuliaan Allah.
Penerapan: Perkawinan adalah salah satu hal yang paling menyebabkan orang kristen bertindak / mengambil keputusan tanpa mempedulikan Allah / Firman Allah! Misalnya dengan mengawini orang yang tidak seiman, dan dengan demikian menentang 2Kor 6:14. Atau dengan mengambil istri lagi selagi istri pertamanya masih hidup. Tidak heran bahwa ada pepatah yang berkata “Love is blind” (= Cinta itu buta). Karena itu hati-hatilah dalam persoalan perkawinan! Bagai-manapun hebatnya orang yang saudara cintai itu, ia belum pernah dan mungkin tidak akan mau mati di salib bagi saudara. Tetapi Yesus mau dan sudah melakukan hal itu. Karena itu utamakan Yesus lebih dari orang kepada siapa saudara jatuh cinta.
B) Ay 4: “Pada waktu itu orang-orang raksasa ada di bumi, dan juga pada waktu sesudahnya, ketika anak-anak Allah menghampiri anak-anak perempuan manusia, dan perempuan-perempuan itu melahirkan anak bagi mereka; inilah orang-orang yang gagah perkasa di zaman purbakala, orang-orang yang kenamaan”.
1) ‘orang-orang raksasa’.
KJV: ‘giants’ (= raksasa).
RSV/NIV/NASB: ‘the Nephilim’ [ini bukan terjemahan tetapi transliteration (menuliskan kata Ibraninya dengan huruf Latin)].
Terjemahan ‘giants / raksasa’ ini timbul karena:
a) Diambil dari Septuaginta / LXX (Perjanjian Lama yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani) yang menterjemahkan GIGANTES.
b) Dihubungkan dengan Bil 13:33 yang dalam versi NIV menterjemahkan sebagai berikut: “We saw the Nephilim there (the descendants of Anak come from the Nephilim). We seemed like grasshoppers in our own eyes, and we looked the same to them” [= Kami melihat orang-orang Nephilim di sana (keturunan Anak datang / muncul dari orang Nephilim). Kami kelihatan seperti belalang dalam mata kami sendiri, dan kami kelihatan sama bagi mereka].
Terjemahan ini memang menunjukkan bahwa orang Nephilim itu pasti sangat besar / raksasa.
Tetapi ada kemungkinan penafsiran yang lain: Kata bahasa Ibrani NEPHILIM berasal dari akar kata NAPHAL yang bisa berarti:
1. ‘to fall’ (= jatuh).
Mungkin semua orang yang bertemu mereka jatuh tersungkur karena takut kepada mereka.
2. ‘to fall upon / to attack’ (= menyerang).
Jadi, NEPHILIM berarti penyerang, bandit, perampok.
Kedua arti ini bisa digabungkan. Jadi, kata NEPHILIM menunjuk kepada perampok-perampok yang ditakuti orang.
Penafsiran ini lebih cocok dengan kontext dibandingkan dengan penafsiran di atas yang mengatakan bahwa NEPHILIM adalah raksasa. Kontext Kej 6 ini berbicara soal dosa manusia secara moral. Kalau tahu-tahu ay 4 ini berbicara tentang ukuran tubuh, itu tidak sesuai dengan kontext atau tidak berhubungan dengan kontext. Tetapi kalau NEPHILIM diartikan perampok, itu sesuai dengan kontext.
2) ‘orang-orang gagah perkasa’ (ay 4).
Ini menunjukan bahwa mereka adalah orang-orang yang mempunyai kekuatan fisik atau kepandaian berkelahi yang hebat.
3) ‘orang-orang kenamaan’ (ay 4).
Ini menunjukkan bahwa mereka terkenal karena jahatnya.
Jadi, arti ay 4 seluruhnya ialah: pada waktu itu sudah ada perampok-perampok, tetapi lalu dengan adanya perkawinan campuran antara orang percaya dan orang tidak percaya, lalu lahir lagi orang-orang yang sejenis dengan perampok-perampok itu. Jadi, perkawinan campuran itu menyebabkan orang berdosa makin banyak!
C) Ay 5: “Ketika dilihat TUHAN bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, ...”.
1) ‘Hati’ adalah pusat aktivitas pikiran manusia. Jadi, yang rusak adalah sumbernya! Kalau hati yang merupakan sumber itu rusak, maka seluruh kehidupan menjadi rusak. Bandingkan ini dengan Mark 7:20-23 yang berbunyi: “(20) Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, (21) sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, (22) perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. (23) Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang”.
2) Perhatikan 3 kata yang menunjukkan penekanan ay 5 ini:
a) ‘segala’ (bukan hanya ‘sebagian’).
b) ‘selalu’ (bukan hanya ‘kadang-kadang’).
c) ‘semata-mata’.
Kej 6:5 ini secara jelas menunjukkan bahwa manusia berdosa (di luar Kristus) hanya bisa berbuat dosa, dosa, dan dosa. Mereka tidak bisa berbuat baik barang sedikitpun. Ini mendukung point pertama yang membedakan Calvinisme dengan Arminianisme, yaitu doktrin TOTAL DEPRAVITY, yang mengajarkan bahwa manusia berdosa itu bejat secara total, sehingga tanpa pekerjaan dan pertolongan Tuhan, mereka sama sekali tidak bisa berbuat baik (bdk. Kej 8:21 Maz 58:4 Yes 64:6 Yer 4:22 Yer 13:23 Mat 7:16-18 Yoh 8:34 Yoh 15:4-5 Ro 6:16-17,20-21 Ro 7:18-19 Ro 8:7-8 Tit 1:15).
3) Ini betul-betul kontras dengan kata-kata ‘sungguh amat baik’ dalam Kej 1:31. Dosa sudah merusak segala-galanya!
4) Karena kawin campur, semua jadi bejat.
Pada waktu terjadi perkawinan campuran, bukan grup bejat yang menjadi baik, tetapi grup baik yang menjadi bejat. Kalau saudara membina hubungan dengan orang kafir / kristen KTP, dan berharap bahwa orang itu akan menjadi kristen, hati-hatilah supaya bukan sebaliknya yang terjadi, yaitu saudara yang menjadi kafir!
II) Sikap / tindakan Tuhan terhadap dosa.
1) Allah memberi waktu 120 tahun untuk bertobat.
Perhatikan ay 3:
a) ‘tinggal’.
RSV: ‘abide’ (= tinggal).
NIV: ‘contend with’ (= berjuang, menghadapi).
KJV/NASB: ‘strive with’ (= berjuang, berusaha keras).
Jadi arti bagian ini adalah: Roh Kudus tak akan bekerja dalam diri manusia (menegur, mengekang dari dosa, dsb) untuk selama-lamanya.
b) ‘Karena manusia adalah daging’.
‘Roh’ dikontraskan dengan ‘daging’. Karena manusia berdosa, Roh Kudus tidak akan selama-lamanya bekerja dalam diri manusia.
c) ‘umurnya akan 120 tahun saja’.
Ada dua penafsiran tentang bagian ini:
1. Usia manusia yang tadinya ratusan tahun (Kej 5) dipotong sehingga hanya tinggal 120 tahun.
Keberatan: Teori ini tidak mungkin karena dalam Kej 11:10-26; 25:7; 47:9,28 usia manusia masih diatas 120 tahun. Juga penafsiran ini tidak sesuai dengan arah ayat itu.
2. Tuhan memberi waktu 120 tahun sebelum menjatuhkan hukuman.
Problem dengan teori ini: Kej 5:32 - Kej 7:11 hanya 100 tahun.
Penyelesaian (kemungkinan-kemungkinannya):
a. Waktu yang 120 tahun itu dipotong lagi 20 tahun karena dosa makin banyak.
b. Bilangan 500 dalam Kej 5:32 adalah pembulatan (seharusnya 480).
c. Kej 6:3 terjadi 20 tahun sebelum Kej 5:32.
Jadi, inilah tindakan pertama dari Allah. Ia memberi waktu 120 tahun untuk bertobat!
2) Allah menyesal / pilu hatiNya (ay 6,7).
Kitab Suci sering mengatakan ‘Allah menyesal’ (Kel 32:14 Yer 18:7-10; Yer 26:3,13,19 Yunus 3:10 1Sam 15:11). Tetapi Kitab Suci juga mengatakan ‘Allah tak mungkin menyesal’ (Bil 3:19 1Sam 15:29).
Penjelasan / pengharmonisan:
a) Kata-kata ‘Allah menyesal’ adalah Anthropopathy (= bahasa yang mengambarkan Allah dengan perasaan-perasaan manusia).
Kitab Suci sering menggunakan bahasa Anthropomorphism (= bahasa yang menggambarkan Allah seakan-akan Ia adalah manusia) dan Anthropopathy (= bahasa yang menggambarkan Allah dengan perasaan-perasaan manusia). Kalau Kitab Suci menggunakan bahasa Anthropomorphism, maka tidak boleh diartikan betul-betul demikian. Misalnya kalau dikatakan ‘tangan Allah tidak kurang panjang’ (Yes 59:1), atau pada waktu dikatakan ‘mata TUHAN ada di segala tempat’ (Amsal 15:3). Ini tentu tidak berarti bahwa Allah betul-betul mempunyai tangan / mata. Ingat bahwa Allah adalah Roh (Yoh 4:24). Demikian juga pada waktu Kitab Suci menggunakan Anthropopathy / menggambarkan Allah menggunakan perasaan-perasaan manusia, kita tidak boleh mengartikan bahwa Allahnya betul-betul seperti itu. Contohnya adalah ayat-ayat yang menunjukkan ‘Allah menyesal’ ini.
Perlu saudara ingat bahwa manusia bisa menyesal, karena ia tidak maha tahu. Misalnya, seorang laki-laki melihat seorang gadis dan ia menyangka gadis itu seorang yang layak ia peristri. Tetapi setelah menikah, barulah ia tahu akan adanya banyak hal jelek dalam diri istrinya itu yang tadinya tidak ia ketahui. Ini menyebabkan ia lalu menyesal telah memperistri gadis itu.
Tetapi Allah itu maha tahu, sehingga dari semula Ia telah tahu segala sesuatu yang akan terjadi. Karena itu tidak mungkin Ia bisa menyesal!
Kalau Kitab Suci mengatakan bahwa Allah menyesal karena terjadinya sesuatu hal, maka maksudnya hanyalah menunjukkan bahwa hal itu tidak menyenangkan Allah.
b) Ini dilihat dari sudut pandang manusia.
Illustrasi: Ada seorang sutradara yang menyusun naskah untuk sandiwara, dan ia juga sekaligus menjadi salah satu pemain sandiwara tersebut. Dalam sandiwara itu ditunjukkan bahwa ia mau makan, tetapi tiba-tiba ada telpon, sehingga ia lalu tidak jadi makan. Dari sudut penonton, pemain sandiwara itu berubah pikiran / rencana. Tetapi kalau ditinjau dari sudut naskah / sutradara, ia sama sekali tidak berubah dari rencana semula, karena dalam naskah sudah direncanakan bahwa ia mau makan, lalu ada telpon, lalu ia mengubah rencana / pikirannya, dsb.
Pada waktu Kitab Suci berkata ‘Allah menyesal’ maka memang dari sudut manusia Allahnya menyesal / mengubah rencanaNya. Tetapi dari sudut Allah / Rencana Allah sebetulnya tidak ada perubahan, karena semua perubahan / penyesalan itu sudah direncanakan oleh Allah.
c) Ini diberikan untuk menunjukkan kebencian / ketidaksenangan Allah kepada dosa.
3) Allah memutuskan untuk memusnahkan manusia dan binatang (ay 7).
a) ‘Kuciptakan’, ‘menjadikan’ (ay 7) memberikan hak kepada Allah untuk memusnahkan.
b) Binatang ikut dimusnahkan untuk menunjukkan kebencian Allah kepada dosa.
c) Ikan tidak ikut musnah (bdk. Kej 7:21-23) karena pemusnahannya menggunakan air bah.
d) Kawin campurlah yang menyebabkan ini semua! Masihkah saudara menganggap remeh dosa kawin campur?
III) Kasih karunia Allah (ay 8).
Puji Tuhan bahwa semua ini tidak berakhir dengan ay 7! Masih ada ay 8! Nuh mendapatkan kasih karunia Allah. Karena apa Nuh dan istri dan 3 anak laki-laki dan 3 menantu selamat? Karena kasih karunia Allah!
Manusia berdosa, Allah menghukum. Tetapi ada sebagian manusia kepada siapa Allah memberikan kasih karuniaNya sehingga mereka diselamatkan. Andaikata Nuh dan keluarganya tidak mendapatkan kasih karunia Allah, maka merekapun pasti akan binasa.
Kalau saudara sekarang bisa percaya / ikut Yesus dan diselamatkan, itu hanya karena kasih karunia Allah (Ef 2:8,9).
Apakah tanggapan saudara terhadap kasih karunia itu?
Maukah saudara senantiasa bersyukur / memuji Tuhan?
Maukah saudara hidup bagi Tuhan?
Maukah saudara mengutamakan Tuhan dalam hidup saudara?
Maukah sudara selalu berusaha menyenangkan / memuliakan Allah?
-
KEJADIAN 6:9-22
I) Bejatnya dunia ini pada saat itu.
1) Bumi itu telah rusak dihadapan Allah (ay 11).
a) ‘di hadapan Allah / before God’ (Lit: in face of God).
Ini menunjukkan bahwa semua dosa dilakukan di hadapan Allah se-akan-akan Allah dengan mukaNya persis ada di hadapan kita dan memandangi kita melakukan dosa itu. Karena itu, setiap kali saudara mau berbuat dosa (zinah, sombong, curi, dusta, fitnah, munafik, dsb), ingatlah hal itu baik-baik!
b) Adalah sesuatu yang mungkin bahwa seseorang itu benar / baik di hadapan manusia, tetapi rusak di hadapan Allah. Karena apa? Karena dunia mempunyai standard hidup yang berbeda! Karena itu, janganlah hidup menurut standard dunia / pikiran orang-orang di sekitar sauda-ra. Hiduplah menurut standard yang Allah berikan yaitu Kitab Suci / Firman Tuhan.
2) Bumi / dunia pada saat itu penuh dengan kekerasan (ay 11,13).
Ini mendukung teori yang sudah saya bahas dalam pelajaran yang lalu (Kej 6:1-8) bahwa ‘Nephilim’ dalam Kej 6:4 bukan berarti ‘raksasa’ tetapi berarti ‘perampok / bandit / bajingan’.
3) Semua manusia rusak (ay 12).
Kej 6:1-8 sudah menekankan dosa, tetapi di sana yang menjadi penekan-an adalah dalamnya dosa, sedangkan di sini yang ditekankan adalah me-luasnya dosa.
4) Ay 12 kontras dengan Kej 1:31!
II) Nuh.
1) Nuh adalah orang benar (ay 9).
Ini bisa berarti:
ia hidup benar.
ia dibenarkan Allah karena iman (Bdk. Ibr 11:7).
2) Nuh hidup tak bercela (ay 9).
Ini tidak berarti ia suci (bdk Ro 3:10-12,23), tetapi artinya: hidupnya sangat saleh.
Ini bukti dari iman.
3) Nuh berjalan dengan Allah (ay 9).
Ay 9 salah terjemahan. Kata-kata ‘bergaul dengan Allah’ seharusnya adalah ‘walked with God / berjalan dengan Allah’).
a) Sama seperti Henokh, Nuh berjalan dengan Allah (bdk. Kej 5:22). Tetapi Henokh diangkat ke surga tanpa melalui kematian, sedang Nuh tidak! Tuhan berdaulat untuk memberikan hal yang berbeda kepada dua orang yang melakukan hal yang sama!
Penerapan: Kalau ada orang menjadi Kristen lalu sembuh dari sakit, itu tidak berarti bahwa saudara mesti mengalami hal yang sama pada waktu saudara menjadi orang Kristen. Kalau ada orang Kristen berdoa supaya suaminya bertobat, dan doa itu langsung dikabulkan, itu tidak berarti bahwa saudara pasti akan mengalami hal yang sama kalau saudara berdoa untuk suami saudara!
b) Sebetulnya ada sedikit perbedaan antara ay 9 ini dengan Kej 5:22.
Kej 5:22 : ‘walked with God’ (= berjalan dengan Allah).
Ay 9 : ‘with God Noah walked’ (= dengan Allah Nuh berjalan).
Jadi dalam ay 9 ini kata-kata ‘dengan Allah’ itu diletakkan di depan dan ini menunjukkan bahwa hal itu ditekankan. Sekalipun seluruh dunia saat itu bejat, Nuh tidak berjalan dengan mereka, tetapi dengan Allah.
4) Nuh hidup di tengah-tengah orang sezamannya (ay 9).
Ia hidup di tengah-tengah dunia yang bejat, tetapi ia tidak ikut menjadi bejat! Ia tidak mengikut arus dunia. Bandingkan dengan Ro 12:2a yang berbunyi: “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini”.
Penerapan:
Kalau seluruh dunia suka berdusta, apakah saudara juga berdusta?
Kalau seluruh dunia bekerja mencari uang dengan cara yang tidak jujur, apakah saudara juga demikian?
Kalau seluruh dunia suka ngaret, apakah saudara juga demikian?
Kalau seluruh kelas ngerpek / menyontek pada waktu ulangan / ujian, apakah saudara juga demikian?
Kalau banyak orang merokok, menggunakan pil koplo, ecstasy dsb, apakah saudara juga demikian?
Kalau dunia menganut free sex, apakah saudara juga demikian?
Memang tak gampang untuk:
hidup secara Kristen di tengah-tengah dunia yang kafir
hidup secara Kristen di tengah-tengah keluarga kafir / Kristen KTP.
hidup secara Kristen di tengah-tengah gereja yang penuh dengan orang kristen KTP.
Tetapi kita harus tetap berusaha dengan pertolongan Tuhan!
III) Firman Tuhan kepada Nuh (ay 13-21).
1) Allah memberitahu Nuh tentang keputusanNya untuk menghukum dunia (ay 13). Ada dua hal yang penting di sini:
a) Allah itu adil, dan Ia tidak menggunakan ‘sistim demokrasi’.
Manusia sering menggunakan ‘sistim demokrasi’ sehingga mereka membenarkan yang banyak. Misalnya:
kalau ada banyak penduduk membuat bangunan liar di suatu tem-pat, pemerintah tidak berani menggusur mereka secara semba-rangan.
kalau ada banyak supporter sepakbola merampok, mereka tidak ditindak.
Kalau ada massa yang jumlahnya ribuan melakukan perusakan dan pembakaran gereja, mereka dibiarkan saja.
Tetapi ingat bahwa Allah tidak demikian! Biarpun yang benar cuma sedikit sedang yang bejat ada banyak, yang banyak itu yang dihukum! Karena itu jangan merasa aman pada waktu melakukan dosa hanya karena dosa itu dilakukan semua orang / banyak orang (seperti dusta, mencaci-maki, nyontek, datang terlambat, dsb).
b) Allah menceriterakan ini kepada Nuh supaya Nuh dikuatkan dalam kesalehannya.
Kalau tidak ada hukuman untuk orang berdosa, maka ada kemung-kinan orang saleh itu akan tertarik untuk ikut hidup dalam dosa.
2) Hukuman itu adalah air bah (ay 17).
Kata ‘air bah’ itu dalam bahasa Ibrani adalah MABBUL. Kata itu diguna-kan dalam Kej 6:17 7:6,7,10,17 9:11,15,28 10:1,32 11:10. Dan semua penggunaan kata MABBUL dalam ayat-ayat ini menunjuk pada banjir Nuh. Hanya ada satu penggunaan kata MABBUL di tempat lain dalam Kitab Suci, yaitu dalam Maz 29:10 yang berbunyi: “Tuhan bersemayam di atas air bah”. Biasanya dikatakan bahwa Tuhan bersemayam di surga, mengapa sekarang di atas air bah? Jawabnya ada dalam Kej 1:6-8, yang menun-jukkan bahwa di atas cakrawala / langit ada air. Jadi, kalau air bahnya Nuh menggunakan kata Ibrani yang sama, maka jelaslah pada saat itu air yang ada di atas cakrawala / langit itulah yang diturunkan oleh Tuhan untuk mengadakan banjir Nuh itu! (Bdk. Kej 7:11 - Tuhan membuka tingkap-tingkap langit untuk menurunkan hujan!).
Tadinya Tuhan melakukan Kej 1:6-8 lalu Tuhan menciptakan manusia dan lalu terjadi Kej 1:31. Tapi setelah Kej 6:12 terjadi (yang merupakan kebalikan Kej 1:31), maka Tuhan juga membalik Kej 1:6-8 dan menurun-kan air yang ada di atas cakrawala / langit itu!
Kalau memang air yang diturunkan adalah air yang ada di atas cakrawala / langit, maka mungkin sekali banjir itu datang dari hujan yang tidak dida-hului dengan mendung, tetapi datang dengan sangat mendadak! Ban-dingkan ini dengan Mat 24:38-39 yang dalam terjemahan NIV berbunyi:
“For in the days before the flood, people were eating and drinking, marrying and giving in marriage, up to the day Noah entered the ark; and they knew nothing about what would happen until the flood came and took them all away. That is how it will be at the coming of the Son of Man” (= Karena pada hari-hari sebelum air bah, orang-orang makan dan minum, kawin dan dikawin-kan, sampai pada hari Nuh masuk ke dalam bahtera; dan mereka tidak tahu apa-apa tentang apa yang akan terjadi sampai air bah datang dan menyapu / melenyapkan mereka semua. Itulah yang akan terjadi pada kedatangan Anak Manusia).
Perhatikan 2 hal dalam ayat tersebut di atas:
mereka tidak tahu apa-apa tentang apa yang akan terjadi sampai ban-jir itu datang. Ini menunjukkan bahwa hujannya datang dengan men-dadak.
datangnya hujan dan banjir itu disamakan dengan kedatangan Yesus yang keduakalinya. Ini lagi-lagi menunjukkan bahwa hujan dan banjir itu datang dengan mendadak.
3) Perintah untuk membuat bahtera (ay 14-16).
a) Kata ‘bahtera’ itu dalam bahasa Ibrani adalah TEVAH dan kata yang sama diterjemahkan ‘peti’ dalam Kel 2:3, yaitu peti yang dipakai untuk meletakkan bayi Musa di sungai Nil. Jadi, mungkin sekali ‘bahtera’ itu tidak berbentuk kapal, tetapi berbentuk kotak raksasa. Ingat bahwa tujuan bahtera itu bukan untuk berlayar tetapi hanya untuk meng-apung. Juga kalau kita perhatikan ukurannya dalam ay 15, itu ukuran dari kotak!
Catatan: dalam bahasa Inggris, kata ‘bahtera’ diterjemahkan ‘ark’. Dan kata ‘tabut’ (tabut perjanjian), juga diterjemahkan ‘ark’. Tetapi dalam bahasa Ibraninya kata yang dipergunakan berbeda.
b) Ukuran bahtera: 300 hasta x 50 hasta x 30 hasta.
Kalau 1 hasta = 45 cm, maka ukuran bahtera itu adalah 135 m x 22,5 m x 13,5 m.
c) Ini adalah jalan keselamatan yang Tuhan berikan.
ini jalan keselamatan satu-satunya.
Pada jaman Nuh itu, kalau orang tidak mau masuk ke dalam bahtera, maka tidak ada jalan lain baginya melalui mana ia bisa selamat. Pada waktu banjir itu mulai meninggi, ia mungkin akan mencoba naik pohon, naik atap rumah, naik gunung yang tinggi, dsb, tetapi ia akan tetap mati, karena air bah itu merendam seluruh dunia bahkan gunung yang tertinggi sekalipun (bdk. Kej 7:19-20). Jadi jelas bahwa bahtera itu adalah satu-satunya jalan kesela-matan. Dan kalau pada saat itu Tuhan memberikan hanya satu jalan keselamatan, apa anehnya kalau jaman ini Ia juga memberi-kan hanya satu jalan keselamatan yaitu dengan percaya kepada Yesus? Bandingkan dengan 2 ayat Kitab Suci di bawah ini:
Yoh 14:6 - “Kata Yesus kepadanya: ‘Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku’”.
Kis 4:12 - “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan”.
Tuhan senang menggunakan jalan keselamatan yang menggeli-kan! Ada banyak contoh lain dimana Tuhan menggunakan jalan keselamatan yang tidak masuk akal, bahkan menggelikan, seperti:
memandang ular tembaga bagi mereka yang digigit ular berbisa (Bil 21:4-9).
mandi 7 x di sungai Yordan bagi Naaman yang terkena penyakit kusta (2Raja-raja 5:10-14).
Injil.
Kabar Baik yang diberitakan oleh Kitab Suci adalah bahwa Allah sudah menjadi manusia, dan menderita dan bahkan mati di salib untuk menebus dosa manusia, sehingga orang yang percaya kepadaNya tidak binasa / masuk neraka, tetapi mendapat hidup yang kekal / masuk surga.
Jelas bahwa dalam berita ini ada banyak hal yang kelihatan menggelikan / tidak masuk akal, seperti: Allah menjadi manu-sia, Juruselamat yang mati di salib, hanya dengan percaya manusia bisa selamat, dsb.
Tidak heran banyak orang menganggap Injil sebagai ‘kebo-dohan’, tetapi orang yang mau percaya pada ‘kebodohan’ itu akan selamat. Bandingkan dengan 1Kor 1:18 yang berbunyi:
“Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah”.
Juga dengan 1Kor 1:21b yang berbunyi:
“Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil”.
4) Perjanjian (ay 18).
a) adanya perjanjian ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak menghukum secara membabi buta. Orang beriman / benar Ia selamatkan (Bdk. Kej 18: 23-25).
b) Perjanjian ini penting karena melalui perjanjian ini Nuh tahu bahwa iman, kesetiaan dan ketaatannya tidak sia-sia.
5) Perintah untuk membawa binatang (ay 19-20)
a) Masing-masing 1 pasang, tetapi binatang yang tidak haram 7 pasang (Kej 7:2).
b) Segala jenis binatang. Bagaimana bahtera itu bisa cukup? Jawab:
ada yang menganggap bahwa banjir Nuh itu bersifat lokal, dan ka-rena itu tidak terlalu banyak jenis binatang yang dibawa ke dalam bahtera.
Keberatan: Kej 7:19-20 menunjukkan ini adalah banjir yang bersifat universal / mencakup seluruh dunia.
kita tidak tahu saat itu ada binatang apa saja.
6) Perintah untuk membawa makanan (ay 21), baik untuk Nuh + keluarga + binatang-binatang.
Perintah Tuhan kepada Nuh untuk membuat bahtera, memasukkan binatang-binatang, dan membawa bahan makanan ini merupakan tugas yang luar biasa sukar, besar dan berat! Perhatikan hal-hal di bawah ini:
membuat kapal, menebang pohon, mengangkut kayu, dsb, semua dilakukan dengan alat-alat primitif.
mengumpulkan binatang. Tetapi untuk tugas ini Nuh dibantu oleh Tuhan sendiri. Perhatikan ay 19,20.
Ay 19 : You are to bring (= kamu harus membawa).
Ay 20 : will come to you (= akan datang kepadamu).
mempersiapkan makanan. Ini banyak sekali karena mereka akan ada di kapal selama 1 tahun 10 hari (bandingkan Kej 7:11 8:13 8:14 dst).
adanya ejekan / gangguan dari orang-orang bejat pada saat itu.
lamanya pekerjaan itu lebih dari 100 tahun (Kej 5:32 6:3 7:11).
pekerjaan itu hanya dikerjakan oleh 4 laki-laki dan 4 perempuan.
IV) Tanggapan Nuh (ay 22 bdk. Ibr 11:7).
Ada banyak hal yang bisa menghalangi Nuh, seperti:
rasa malas.
rasa tidak mampu.
tak tekun / rasa bosan.
kecil hati / takut terhadap ejekan / gangguan orang-orang lain.
Tapi, Nuh toh taat:
ia taat langsung! (ay 21-22 - tak ada gap).
ia taat total (ay 22: ‘semuanya’).
ia taat terus / tekun sampai selesai!
Bagaimana tanggapan saudara terhadap tugas yang Allah berikan kepada saudara untuk membangun kerajaan Allah, baik dalam memberitakan Injil, dalam berdoa, dalam memberi persembahan, dalam melayani, dsb? Maukah saudara melakukan seperti apa yang Nuh lakukan?
KEJADIAN 7:1-24
I) Tuhan menyuruh Nuh masuk ke dalam bahtera.
Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari:
1) Nuh bukan diselamatkan karena perbuatan baik.
Memang ay 1 mengatakan bahwa Nuh disuruh masuk ke dalam bahtera karena ia adalah orang benar. Tetapi Nuh bisa menjadi orang benar (orang beriman dan orang yang hidup benar) karena kasih karunia Allah (Kej 6:8). Jadi, keselamatan Nuh tetap merupakan anugerah Allah.
Demikian juga dengan kita. Tidak ada orang yang bisa selamat karena perbuatan baik / usahanya sendiri. Ini sesuai dengan Ef 2:8-9 yang berbunyi: “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri”.
Kalau saudara berusaha untuk selamat dengan berbuat baik dan sebagainya, maka saudara belum selamat dan saudara tidak akan selamat. Terimalah keselamatan sebagai anugerah Allah karena Yesus sudah menyelesaikan / mengerjakan keselamatan kita itu (Yoh 19:30 - ‘sudah selesai’).
2) Dalam hal keselamatan tak ada orang bisa ‘nunut’ orang lain.
Nuh diselamatkan beserta keluarganya, tetapi hanya Nuh sendiri yang disebut benar (ay 1 bdk. Kej 6:9). Apakah ini berarti keluarga Nuh bukan orang benar dan mereka diselamatkan karena kebenaran Nuh? Tidak mungkin! Bacalah Yeh 14:12-20 yang jelas menunjukkan bahwa orang tidak bisa ‘nunut’ dalam hal keselamatan. Jadi, kalau keluarga Nuh dise-lamatkan, itu pasti karena mereka juga adalah orang benar karena kasih karunia Allah.
Penerapan:
Mungkin keluarga saudara adalah orang beriman dan merupakan orang yang berkedudukan tinggi di gereja, tetapi itu tidak bisa menyelamatkan saudara. Saudara sendiri harus beriman dan datang kepada Yesus! Juga keselamatan saudara tidak bisa membuat keluarga / anak-anak saudara ‘nunut’. Mereka sendiri harus beriman kepada Yesus dan karena itu saudara harus memberitakan Injil kepada mereka supaya mereka percaya kepada Yesus!
3) Nuh disuruh membawa binatang-binatang (ay 2-3).
Ikan / binatang air tidak termasuk karena hukuman menggunakan air bah.
4) Nuh disuruh masuk bahtera karena hukuman akan datang (ay 4).
a) Tuhan berkata bahwa dalam 7 hari lagi, Ia akan menurunkan hujan selama 40 hari.
Bilangan 7 dan 40 memang bilangan istimewa dalam Kitab Suci, tetapi ini tidak boleh dijadikan tahyul! Kalau saudara adalah orang kristen yang masih mempercayai bermacam-macam tahyul, perhatikan 1Tim 4:7 yang berbunyi: “Tetapi jauhilah tahyul dan dongeng nenek-nenek tua”.
b) Andaikata tidak ada banjir, Nuh tidak perlu masuk bahtera. Tetapi banjir itu ada / sedang mendatang, dan karena itu Nuh harus masuk ke dalam bahtera. Analoginya, andaikata tidak ada hukuman neraka, saudara tidak perlu datang kepada Yesus. Tetapi neraka itu ada dan sedang ‘mendatangi’ saudara. Karena itu saudara harus datang dan percaya kepada Yesus!
II) Tindakan Nuh.
1) Nuh taat total (ay 5 - ‘segala’).
a) Ay 7: Nuh dan keluarga masuk ke dalam bahtera (lihat juga ay 13).
Catatan: ay 13-18 mengulangi / memperjelas ay 7-12.
b) Ay 8-9 binatang-binatang datang kepada Nuh (ay 14-16a).
Ay 8-9 mengatakan bahwa dari yang haram / tidak haram, ‘datanglah sepasang’. Ini salah terjemahan! Seharusnya ‘datanglah dua-dua’. (juga ay 15!). Dengan demikian ay 8-9,15 tidak bertentangan dengan ay 2-3. Binatang-binatang itu datang dua-dua. Jadi maksudnya mere-ka berbaris! Allah yang mengatur mereka! Memang dalam ay 2-3 Nuh yang disuruh membawa binatang-binatang itu (bdk. 6:19). Tetapi dalam Kej 6:20 Allah menjanjikan bahwa binatang-binatang itu akan datang kepada Nuh. Sekarang dalam ay 8-9, janji itu digenapi; bina-tang-binatang itu berbaris masuk ke dalam bahtera.
Penerapan: Apakah saudara mau taat total kepada Firman Tuhan? Atau saudara sering ‘menyensor’ Firman Tuhan? Tinggikanlah otoritas Firman Tuhan dalam hidup saudara! Biarlah Firman Tuhan yang menyensor hidup saudara dan bukannya saudara yang menyensor Firman Tuhan.
2) Nuh taat langsung.
Ay 13-18 merupakan pengulangan ay 7-12. Jadi, ay 13 adalah reaksi Nuh terhadap Firman Tuhan dalam ay 1-4. Dan ay 13 berkata ‘pada hari itu juga....’. Nuh tidak menunda, padahal hujan masih akan datang 7 hari lagi! Semua ini penting, karena menunjukkan bahwa Nuh masuk ke dalam bahtera, bukan dengan lari terburu-buru karena hujan sudah datang! Ia masuk ke dalam bahtera sebelum hujan mulai, karena ia percaya pada Firman Tuhan dan ia taat pada Firman Tuhan.
Penerapan:
Kalau saudara mendengar Firman Tuhan, apakah saudara taat lang-sung? Dalam hal perpuluhan, pelayanan, memberitakan Injil, dsb? Lebih penting lagi, apakah saudara menunda untuk datang kepada Yesus? Jangan menunda!
Nuh taat total dan langsung. Ia masuk bahtera beserta keluarga dan bina-tang-binatang padahal belum ada hujan apalagi banjir. Ini pasti menyebab-kan ia makin diejek, dihina, dianggap tolol / gila dsb. Semua orang yang betul-betul beriman dan taat pada Firman Tuhan pasti akan sering dianggap tolol / gila oleh orang dunia karena hikmat Allah memang berlawanan dengan hikmat dunia (1Kor 3:19 1Kor 1:18,23,24 1Kor 2:14). Maukah saudara di-anggap gila / tolol demi Tuhan? Maukah saudara terus taat pada Firman Tuhan sekalipun dianggap gila / tolol?
III) Tindakan Allah.
1) Allah menutup pintu bahtera (ay 16b).
Ini suatu mujijat, pintunya bisa tidak bocor!
Ini tanda bahwa waktu bertobat selama 120 tahun (Kej 6:3) sudah habis! Jangan menunggu sampai hal seperti ini datang! Bertobatlah dan datanglah kepada Yesus sekarang juga!
2) Allah memberikan air bah (ay 10-12,17-20).
Air turun dari atas (ay 11 bdk. Kej 1:6-7).
Air juga keluar dari bawah (ay 11).
Calvin: “for the element of water, which philosophers deem one of the principles of life, threatens us with death from above and from beneath except so far it is restrained by the hand of God” (= karena elemen air, yang oleh ahli-ahli filsafat dianggap sebagai suatu prinsip kehidupan, mengancam kita dengan kematian dari atas dan dari bawah, kecuali air itu dikekang oleh tangan Allah).
Ini menunjukkan bahwa hidup kita betul-betul tergantung pada Allah!
Air naik perlahan-lahan sampai menutupi gunung-gunung (ay 17-20).
Ini adalah banjir yang melingkupi seluruh dunia (Universal Flood).
Dasarnya:
Air menutupi seluruh gunung-gunung dan air selalu mempunyai tinggi yang sama.
Kalau hanya banjir lokal, tidak perlu mengungsikan binatang untuk memelihara hidup mereka, karena binatang-binatang di tempat yang tidak banjir, tetap hidup.
Kalau hanya banjir lokal, tidak dibutuhkan bahtera untuk menyela-matkan Nuh. Cukup dipindahkan ke tempat yang kering.
Penghukuman Allah bersifat Universal. Saudarapun tidak akan terke-cuali kalau saudara tidak percaya kepada Kristus.
IV) Akibat air bah.
1) Semua yang berada di luar bahtera mati (ay 21-23: kecuali ikan).
Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari:
a) Waktu hujan turun dan air mulai naik, mungkin sekali orang-orang itu mulai sadar bahwa Nuh benar, tetapi sudah terlambat!
Penerapan: sadarlah sekarang sebelum terlambat!
b) Mungkin sekali orang-orang itu lalu mencari jalan keselamatan yang lain. Mungkin mereka naik rumah, naik pohon, naik bukit / gunung dsb. Tetapi semua binasa karena tidak ada jalan keselamatan selain bahtera itu.
Sama seperti bahtera itu, Yesus adalah satu-satunya jalan kesela-matan. Ini terlihat dari ayat-ayat di bawah ini.
Yoh 14:6 - “Kata Yesus kepadanya: ‘Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku’”.
Kis 4:12 - “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan”.
1Yoh 5:11-12 - “Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam AnakNya. Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup”.
Kalau saudara menolak jalan ini, saudara akan menjadi seperti orang-orang pada jaman Nuh.
Mat 24:37-39 - “Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan mele-nyapkan mereka semua, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia”.
c) Spurgeon mengatakan: mungkin ada orang-orang yang dulunya mem-bantu Nuh membuat bahtera, tetapi mereka binasa karena tidak mau masuk ke dalam bahtera!
Jaman sekarang ada orang-orang yang mau ‘melayani Tuhan’, ‘me-nyumbang Tuhan’ dsb, tetapi kalau mereka tidak mau masuk ke dalam Yesus / percaya kepada Yesus, mereka juga akan binasa.
Bandingkan ini dengan Mat 7:22-23 yang berbunyi: “Pada hari ter-akhir banyak orang akan berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi namaMu, dan mengusir setan demi namaMu, dan mengadakan banyak mujijat demi namaMu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!”.
Apakah saudara adalah orang seperti itu? Kalau ya, bertobatlah dan percayalah kepada Yesus!
2) Semua yang berada di dalam bahtera selamat (ay 23b).
Semua yang ada di dalam Kristus, terbebas dari hukuman Allah. Ini sesuai dengan Ro 8:1 yang berbunyi: “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus”.
Mungkin sekali Nuh sedih memikirkan bahwa orang-orang di luar bahtera binasa semua. Tetapi ada satu hiburan bagi dia: ia sudah melakukan tu-gasnya untuk memberitakan Firman Tuhan kepada orang-orang itu (2Pet 2:5 mengatakan bahwa Nuh adalah ‘pemberita kebenaran’). Jadi, orang-orang yang ada di luar bahtera itu binasa karena kesalahan mereka sendiri, bukan karena kelalaian Nuh dalam memberitakan Firman Tuhan (Bdk. Paulus dalam 2Kor 4:3-4).
Bagaimana dengan saudara? Kalau ada orang disekitar saudara mati tanpa Kristus, akankah saudara merasakan penghiburan semacam itu di tengah-tengah kesedihan saudara? Atau saudara justru ‘getun’ / menye-sal karena saudara belum pernah memberitakan Injil kepada dia? Karena itu, rajinlah / giatlah dalam memberitakan Injil supaya nanti tidak ‘getun’ / menyesal! Bacalah Yoh 9:4!
KEJADIAN 8:1-9:17
I) Allah mengingat Nuh.
Kalau pada Kej 8:1 dikatakan bahwa Allah mengingat Nuh, ini tidak berarti bahwa tadinya Allah lupa kepada Nuh. ‘Allah mengingat’ artinya adalah bahwa Allah melakukan tindakan yang menunjukkan bahwa Ia ingat. Ini Ia lakukan dengan memberi angin (8:1).
Dari sudut Nuh dan keluarganya, kelihatannya Allah memang lupa kepada mereka / melupakan mereka. Mereka sudah berbulan-bulan berada di dalam bahtera, dan tidak ada FIrman Tuhan atau petunjuk-petunjuk lain yang menunjukkan bahwa Allah mengingat mereka. Tetapi sekalipun demikian, sebetulnya Allah tetap mengingat mereka.
Penerapan:
Kalau dalam hidup saudara, saudara merasa bahwa Allah lupa kepada saudara (karena doa yang tidak dijawab, atau karena penderitaan yang terus menerus, dsb) maka ingatlah bahwa sebetulnya Allah tetap ingat kepada saudara!
Luk 12:6-7 berbunyi: “Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekorpun dari padanya yang dilupakan Allah, bahkan rambut kepalamupun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit”.
Yes 49:15 berbunyi: “Dapatkan seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau”.
II) Tindakan Nuh.
1) Mencari tahu apakah bumi sudah kering atau belum.
Ini ia lakukan dengan cara:
melepas gagak (8:7). Ini burung pemakan daging.
melepas merpati (8:8-9). Burung ini kembali lagi.
melepas merpati (8:10-11). Burung ini kembali dengan daun zaitun.
melepas merpati (8:12). Burung ini tidak kembali. Jelas bahwa bumi sudah kering (setidaknya sebagian) sehingga merpati itu tidak kembali.
Dari semua ini terlihat dengan jelas bahwa Nuh juga menggunakan otak-nya untuk mengetahui apakah bumi sudah kering atau belum.
Penerapan: Jangan percaya pada ajaran populer jaman sekarang yang menganggap penggunaan otak itu bertentangan dengan iman. Tidak sa-lah kalau saudara menggunakan otak. Yang salah adalah kalau saudara bersandar kepada otak saudara (Amsal 3:5).
2) Nuh tetap ada di dalam bahtera sampai Tuhan berfirman kepadanya.
Padahal:
dalam 8:12 merpati tidak kembali. Jadi, bumi sudah kering (sekalipun belum kering total).
dalam 8:13 Nuh melihat bahwa bumi sudah kering.
dalam 8:14 dikatakan bahwa bumi sudah kering!
Tapi Nuh baru keluar pada 8:18, yaitu setelah Tuhan menyuruhnya keluar (8:15-17).
Contoh orang yang bertindak tanpa Firman Tuhan:
Abraham menikah dengan Hagar (Kej 16:2-3).
Musa membunuh orang Mesir (Kel 2:11-12).
Yosua berdamai dengan orang Gibeon (Yos 9:14).
Ini tidak berarti bahwa dalam hal-hal yang kecil / remeh (seperti mau makan, mau mandi dsb.) kita harus menunggu Firman Tuhan! Tetapi dalam hal-hal yang penting (seperti mencari jodoh, pekerjaan, study, dsb.), kita harus menunggu petunjuk Tuhan!
3) Nuh membuat mezbah dan memberi persembahan (8:20).
ia tahu haram dan tidak haram, pasti karena Tuhan sudah memberi tahu.
adanya binatang haram menunjukkan bahwa Tuhan tidak menerima seadanya persembahan Karena itu berhati-hatilah pada saat memberi persembahan bagi Tuhan.
Ucapan syukur Nuh (karena bebas dari air bah), bukan hanya dibibir saja, tetapi ia juga mewujudkannya dengan memberi persembahan kepada Tuhan. Bagaimana saudara menunjukkan syukur saudara?
III) Sikap / tindakan Allah.
1) Allah senang dengan persembahan Nuh (8:21).
KJV: sweet savor (= bau yang manis).
NASB: soothing aroma (= bau harus yang menyejukkan / menenangkan).
NIV: pleasing aroma (= bau harus yang menyenangkan).
RSV: pleasing odour (= bau yang menyenangkan).
Ayat-ayat seperti Yes 1:11,13 1Sam 15:22-23 Mat 9:13 menunjukkan se-akan-akan Tuhan tidak senang dengan persembahan dari manusia. Teta-pi ini disebabkan karena orang yang memberi persembahan itu hidup da-lam dosa. Kalau tidak, tentu Tuhan senang menerima persembahan kita!
Tetapi ingat bahwa sebetulnya Allah tidak membutuhkan persembahan kita! Jadi, jangan memberi persembahan dengan pikiran ‘menyumbang Tuhan’! Luk 17:7-10 harus menjadi sikap saudara setelah saudara mela-yani Tuhan ataupun memberi sesuatu kepada Tuhan.
Berapa / apa yang mau saudara persembahkan kepada Tuhan? Ingat bahwa Ia sudah mempersembahkan nyawaNya bagi saudara!
2) Allah memberi perjanjian (8:21-22 9:8-17).
a) Allah berjanji takkan memberi banjir seperti itu lagi (8:21).
Kata ‘kutuk’ dalam 8:21 tidak menunjuk pada kutuk dalam Kej 3:17-19!
Dan 8:21 juga tidak berarti bahwa Tuhan berjanji untuk sama sekali tidak akan memberi banjir lagi! Tuhan berjanji takkan memberi banjir seperti banjir Nuh lagi! (8:21 - ‘seperti yang telah Kulakukan’). Jadi, banjir biasa masih akan terjadi, tetapi banjir seperti banjir pada jaman Nuh ini (banjir universal) tidak akan terjadi lagi.
Ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak selalu mau mengulangi apa yang dahulu pernah Ia lakukan. Karena itu sekalipun dalam Kitab Suci dikatakan bahwa Tuhan membangkitkan orang mati, atau menyem-buhkan orang sakit, ini tidak selalu berarti bahwa Ia mau mengulangi hal itu dalam kehidupan saudara. Karena itu hati-hati dalam meng-gunakan Ibr 13:8 yang berbunyi: “Yesus Kristus tetap sama, baik kema-rin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya”. Ayat ini hanya berarti bahwa Yesus tidak berubah dalam sifat-sifatNya, tetapi tidak berarti bahwa Ia selalu mau melakukan apa yang dahulu pernah Ia lakukan.
b) Kej 8:21 ini memberikan penekanan dengan menggunakan kata-kata ‘sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya’.
‘yang ditimbulkan hatinya’.
NIV: ‘every inclination of his heart’ (= setiap kecondongan hatinya).
NASB: ‘the intent of man’s heart’ (= maksud dari hati manusia).
RSV/KJV: ‘the imagination of man’s heart’ (= khayalan hati manu-sia).
Kata bahasa Ibraninya ialah YETSER yang berasal dari kata kerja YATSAR [= to form / shape (= membentuk)]. YETSER berarti: ‘what is shaped / formed’ (= apa yang dibentuk).
Jadi jelas bahwa ayat ini menunjukkan bahwa apapun yang ter-bentuk dalam hati manusia adalah dosa.
‘sekalipun’ (8:21).
Kata bahasa Ibraninya adalah KI yang mempunyai 2 arti.
Bisa diartikan sebagai ‘sebab’.
Kalau dipilih arti yang ini, maka kalimat itu berarti: Allah tidak akan menghukum dunia dengan air bah lagi sebab Ia tahu bahwa hati manusia penuh dosa.
Bisa diartikan sebagai ‘sekalipun’.
Kalau dipilih arti yang ini, maka kalimat itu berarti: Allah tidak akan menghukum manusia dengan air bah lagi, sekalipun ma-nusia itu jahat dari kecil. Ini kontras dengan Kej 6:5-7,13 dima-na dikatakan bahwa Allah akan menghukum karena manusia itu berdosa / jahat.
Ini tidak berarti bahwa Allah berubah! Doktrin bahwa Allah itu tidak berubah tidak bisa diartikan bahwa Ia selalu melakukan lagi apa yang dulu Ia lakukan.
3) Allah memberi perintah / larangan (9:1-7).
a) Manusia diperintahkan untuk berkembang biak dan memenuhi bumi (9:1-7). Supaya hal ini bisa terjadi, binatang dibuat takut kepada ma-nusia (9:2).
b) Manusia boleh makan daging, tapi tak boleh makan darahnya (9:3-4).
sejak saat ini manusia boleh makan daging.
Dulu manusia hanya boleh makan tumbuh-tumbuhan / buah-buah-an (Kej 1:29), tetapi sejak saat ini manusia diijinkan makan daging. Karena itu sebetulnya orang kristen tidak boleh mempunyai pandangan seakan-akan kalau orang pantang daging, ia menjadi lebih suci. Tetapi kalau saudara bertemu dengan orang kristen seperti itu, perhatikan Ro 14:1-4!
tetapi manusia dilarang makan darah (9:4).
Apakah jaman sekarang larangan ini masih berlaku? Ada pro dan kontra yang sangat hebat dalam hal ini.
Orang-orang yang mengatakan bahwa sampai jaman sekarang larangan itu masih berlaku, berargumentasi sebagai berikut:
1. Im 7:26,27 17:10-14 19:26 Ul 12:23-25 1Sam 14:31-34.
2. Kej 9:4 bukan ceremonial law, karena pada saat itu belum ada ceremonial law (= hukum yang berhubungan dengan upacara keagamaan).
Saya berpendapat bahwa ini merupakan argumentasi yang terkuat.
3. Kis 15:20,29 Kis 21:25.
Sedangkan orang-orang yang mengatakan bahwa pada jaman ini larangan itu sudah tidak berlaku, berargumentasi sebagai berikut:
1. Larangan makan darah adalah ceremonial law yang sudah tidak berlaku sejak kematian dan kebangkitan Kristus.
2. Mark 7:19b Ro 14:14 1Kor 8:8-13 1Kor 10:25-11:1 1Tim 4:1-5.
3. Kis 15:20,29 dan Kis 21:25 dilakukan demi orang-orang Yahu-di. Jadi larangan di sini dipertahankan supaya tidak menying-gung / menjadi batu sandungan bagi orang Yahudi.
Catatan: jika saudara mau melihat penafsiran lengkap tentang ayat-ayat ini lihat dalam buku saya ‘Exposisi Kitab Kisah Rasul’ jilid II.
4. Kej 9:4 - “Hanya daging yang masih ada nyawanya, yakni darahnya, janganlah kamu makan”.
Sekalipun memang ada penafsir-penafsir yang menganggap ayat ini sebagai larangan untuk makan darah, tetapi ada juga penafsir-penafsir yang beranggapan bahwa ini bukan larangan makan darah, tetapi larangan makan binatang yang masih hidup, atau larangan makan daging mentah. Perhatikan kutipan-kutipan dari beberapa penafsir di bawah ini:
Matthew Poole: “‘With the life thereof,’ i.e. whilst it lives, or taken from the creature before it is quite dead” (= ‘Yang masih ada nyawanya’, yaitu sementara binatang itu masih hidup, atau diambil dari makhluk itu sebelum ia betul-betul mati).
Matthew Henry: “Man must not prejudice his own life by eating that food which is unwholesome and prejudicial to his health (v. 4): ‘Flesh with the life thereof, which is the blood thereof (that is, raw flesh), shall you not eat, as the beasts of prey do.’ It was necessary to add this limitation to the grant of liberty to eat flesh, lest, instead of nourishing their bodies by it, they should destroy them” [= Manusia tidak boleh membahayakan hidupnya sendiri dengan memakan makanan yang tidak sehat dan membahayakan kesehatannya (ay 4): ‘Daging yang masih ada nyawanya, yakni darahnya (yaitu, daging mentah), janganlah kamu makan, seperti binatang-binatang pemangsa melakukannya’. Adalah penting untuk menambahkan pembatasan ini terhadap pemberian kebebasan untuk makan daging, supaya jangan hal ini bukannya memberikan gizi kepada tubuh mereka olehnya, tetapi malah menghancurkannya].
Matthew Henry: “they must not be barbarous and cruel to the inferior creatures. They must be lords, but not tyrants; they might kill them for their profit, but not torment them for their pleasure, nor tear away the member of a creature while it was yet alive, and eat that” (= mereka tidak boleh bersikap biadab dan kejam terhadap makhluk-makhluk ciptaan yang lebih rendah. Mereka harus menjadi tuan, tetapi bukan tiran; mereka boleh membunuh makhluk-makhluk itu untuk memanfaatkannya, tetapi tidak boleh menyiksanya untuk kesenangan mereka, ataupun menyobek-nyobek anggota-anggota tubuh dari makhluk-makhluk tersebut sementara mereka masih hidup, dan memakannya).
Jamieson, Fausset & Brown: “The intention of this prohibition was to prevent those excesses of cannibal ferocity, in eating flesh of living animals” (= Tujuan dari larangan ini adalah untuk mencegah perbuatan yang keterlaluan dari kebuasan yang bersifat kanibal, dalam memakan daging dari binatang yang masih hidup).
Barnes’ Notes: “The first restriction on the grant of animal food is thus expressed: ‘Flesh with its life, its blood, shall ye not eat.’ The animal must be slain before any part of it is used for food. And as it lives so long as the blood flows in its veins, the life-blood must be drawn before its flesh may be eaten. The design of this restriction is to prevent the horrid cruelty of mutilating or cooking an animal while yet alive and capable of suffering pain. The draining of the blood from the body is an obvious occasion of death, and therefore the prohibition to eat the flesh with the blood of life is a needful restraint from savage cruelty” (= Pembatasan pertama pada pemberian binatang sebagai makanan dinyatakan demikian: ‘Hanya daging yang masih ada nyawanya, yakni darahnya, janganlah kamu makan’. Binatang itu harus dibunuh sebelum bagian manapun darinya digunakan sebagai makanan. Dan karena binatang itu masih hidup selama darah masih mengalir dalam pembuluh-pembuluh darahnya, darah kehidupan itu harus dikeluarkan sebelum dagingnya boleh dimakan. Tujuan dari pembatasan ini adalah untuk mencegah kekejaman yang mengerikan yang dilakukan dengan memotong-motong atau memasak seekor binatang sementara ia masih hidup dan masih bisa menderita sakit. Pengeluaran darah dari tubuh merupakan suatu penyebab yang jelas dari kematian, dan karena itu larangan untuk makan daging dengan darah kehidupan merupakan suatu pengendalian / pengekangan yang perlu terhadap kekejaman yang buas).
Word Biblical Commentary: “Westermann, following Jacob, wants to take this phrase in its most literal sense, viz., that one is not to eat animal flesh with the blood still pulsating through it. (The fondness of certain Abyssinian tribes for eating raw meat freshly cut from a living animal is sometimes cited.) In other words, this verse is not prohibiting the consumption of blood itself” [= Westerman, mengikuti Jacob, memandang ungkapan ini dalam arti yang paling hurufiah, yaitu bahwa seseorang tidak boleh memakan daging binatang dengan darah yang masih berdenyut melaluinya. (Kesenangan dari suku-suku Abyssinia tertentu untuk memakan daging mentah yang dipotong secara masih segar dari seekor binatang yang masih hidup kadang-kadang dikutip.) Dengan kata lain, ayat ini tidak melarang untuk memakan darah itu sendiri].
Catatan: Penafsir dari Word Biblical Commentary sendiri tidak menyetujui pandangan ini dengan alasan bahwa pandangan ini bertentangan dengan ayat-ayat yang melarang untuk makan darah dalam kitab-kitab Musa. Saya berpendapat bahwa alasan yang ia berikan sangat tidak berdasar, karena larangan dalam hukum Musa memang mempunyai alasannya sendiri.
Saya sendiri menganggap bahwa pada jaman sekarang larangan makan darah itu sudah tidak berlaku. Tetapi kalau ada orang yang berpendapat bahwa ia tidak boleh makan darah, maka memang sebaiknya ia tidak makan (bdk. Ro 14:23).
c) Larangan membunuh dan hukumannya (9:5,6).
Allah akan menuntut balas (9:5).
dari binatang (Bdk. Kel 21:28).
Binatang dihukum untuk menunjukkan kebencian Allah terha-dap pembunuhan.
dari manusia (Bdk. Kel 21:12).
Cara Allah menuntut balas:
Kej 9:6 itu berkata: ‘Siapa yang menumpahkan darah manusia, darahnya akan tertumpah oleh manusia’. Jadi, Allah akan meng-hukum manusia yang membunuh sesamanya dengan mengguna-kan manusia. Dari sini bisa disimpulkan bahwa hukuman mati adalah sesuatu yang Alkitabiah (bdk. Ro 13:4)! Ini tidak berarti bahwa Allah itu kejam! Ini justru menunjukkan bahwa Allah sangat menghargai manusia yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah itu.
9:4 berhubungan dengan 9:5-6.
Larangan makan darah bertujuan supaya kita menjadi orang yang lemah lembut sehingga akan lebih berhati-hati terhadap darah manusia.
KEJADIAN 9:18-10:32
Banyak orang berpendapat bahwa:
berbuat dosa toh didiamkan oleh Allah.
berbuat baik toh tidak dihargai oleh Allah.
Kepercayaan seperti ini bahkan bisa ada pada diri orang kristen, mungkin kare-na ia mengalami hal-hal tersebut. Tetapi text Kitab Suci hari ini jelas menentang kepercayaan seperti itu.
I) Dosa Nuh dan akibatnya.
Kata-kata ‘dialah yang mula-mula membuat kebun anggur’ dalam ay 20 se-harusnya adalah ‘dia mulai menanam kebun anggur’. Ini tidak menunjukkan bahwa sebelum ini Nuh tidak mengenal anggur dan bahayanya bila minum terlalu banyak.
Ay 21 menunjukkan bahwa Nuh minum anggur.
Hal ini sebetulnya tidak dosa, sepanjang minumnya tidak sampai mabuk. Tetapi bagaimanapun orang kristen harus hati-hati pada waktu melakukan hal ini, karena orang yang melihat kita minum minuman keras (apalagi di tempat umum seperti di restoran, dsb) akan menyangka bahwa kita senang mabuk-mabukan. Bandingkan ini dengan 1Kor 8:9 yang berbunyi: “Tetapi jagalah supaya kebebasanmu ini jangan menjadi batu sandungan bagi mereka yang lemah”.
Tetapi ay 21 menunjukkan bahwa Nuh minum anggur berlebihan, sehingga ia mabuk. Ini jelas dosa! Apa akibatnya? Perhatikan ay 21. Akibatnya ia telanjang di kemah. Ini effek dari anggur, yaitu menghilangkan penguasaan diri. Karena itu Ef 5:18 mengkontraskan ‘penuh Roh Kudus’ (pasti ada penguasaan diri) dan ‘mabuk oleh anggur’ (kehilangan penguasaan diri).
Karena effek anggur inilah maka kita harus hati-hati dengan minuman keras, karena ini bisa menyebabkan kita melakukan hal-hal yang nanti akan kita sesali.
II) Sikap anak-anak Nuh.
1) Sikap Ham (ay 22).
‘melihat’ dalam arti ‘memandangi’.
Bandingkan dengan Hawa yang melihat buah terlarang dalam Kej 3:6, dan Daud yang melihat Batsyeba dalam 2 Sam 11:2.
ia tidak sedih melihat keadaan Nuh, tetapi ia bahkan menikmati hal itu.
ia tidak hormat pada orang tuanya.
ia menceritakan hal ini kepada saudara-saudaranya. Ini orang yang senang menyebar gossip! Padahal sebetulnya kasih “menutupi segala sesuatu” (1Kor 13:7).
2) Sikap Sem dan Yafet (ay 23).
mereka menggunakan telinga, pikiran dan mulut mereka dengan baik pada waktu mereka mendengar berita dari Ham tentang Nuh.
mereka tidak ikut-ikutan dengan dosa Ham (Bdk. Roma 12:2).
mereka hormat luar biasa kepada orang tua mereka.
mereka tak menasehati Ham, tetapi memberi teladan.
III) Nubuat Nuh.
Setelah Nuh sadar, ia mengucapkan ay 25-27 yang adalah suatu nubuat!
1) Sem diberi berkat (ay 26).
Perhatikan bahwa yang dipuji bukan ‘Sem’, tetapi ‘Allah Sem’. Mengapa? Karena Sem bisa baik karena Allah bekerja dalam diri Sem.
2) Yafet juga diberi berkat (ay 27).
a) Allah meluaskan kediaman Yafet (ay 27a).
Untuk bisa mengetahui apakah nubuat ini digenapi atau tidak, kita harus melihat pada Kej 10 karena melalui Kej 10 kita bisa melihat asal-usul bangsa-bangsa.
Kej 10:2-5 - keturunan Yafet. Ini menjadi bangsa-bangsa Eropa, Asia utara.
Kej 10:6-20 - keturunan Ham. Ini menjadi bangsa-bangsa Afrika, Kanaan.
Kej 10:21-31 - keturunan Sem. Ini menjadi bangsa-bangsa Asia, Israel.
Eropa (keturunan Yafet) menjajah banyak tempat sehingga sampai saat inipun Amerika dan Australia masih dipenuhi orang-orang asal Eropa. Jelas bahwa nubuat ini tergenapi.
b) Ia tinggal dalam kemah-kemah Sem (ay 27b).
Untuk ini ada dua penafsiran:
Kata ‘Ia’ menunjuk kepada Allah. Ini digenapi dengan Allah ada di tengah-tengah Israel (keturunan Sem).
Kata ‘ia’ menunjuk kepada Yafet. Ini lebih cocok dengan kontex. Ini digenapi dengan:
Eropa menjajah Asia, atau,
Eropa mayoritas kristen; jadi mereka menikmati berkat Sem.
c) Kanaan menjadi hamba Yafet (ay 27c).
3) Kanaan mendapat kutuk (ay 25, 26b, 27c).
Kanaan adalah anak bungsu dari Ham (ay 18,22; 10:6).
Keanehannya:
Mengapa Ham tidak dikutuk / tak dihukum?
Mengapa Kanaan (anak Ham) yang dikutuk / dihukum?
Mengapa anak-anak Ham yang lain tidak dikutuk / dihukum?
Untuk menjawab persoalan-persoalan ini, ada bermacam-macam penaf-siran:
a) Hukuman diberikan kepada kanaan, karena pada waktu itu ia sudah jahat.
b) Kanaan dihukum karena Allah sudah melihat lebih dulu (foresaw) bahwa Kanaan akan jadi jahat.
c) Untuk menunjukkan kebencian Allah akan dosa, maka Kanaan dihukum.
Saya tidak bisa menerima penafsiran a-c ini. Sekarang perhatikan penafsiran-penafsiran yang lain.
d) Ini adalah pernyataan predestinasi Allah.
Jadi, mungkin sekali ini bukan sesuatu hukuman bagi orang yang tidak salah, tetapi peristiwa ini dipakai oleh Allah untuk menyatakan predestinasi tentang Kanaan dan keturunannya (Bdk. Kej 25:23).
e) Tidak adanya berkat bagi Ham, jelas menunjukkan bahwa ia juga dihukum!
f) Kanaan yang mula-mula melihat Nuh telanjang, lalu ia mencerita-kannya kepada Ham, lalu Ham menceritakannya kepada Sem dan Yafet. Alasan pandangan ini:
ay 24: ‘anak bungsu’.
NIV/NASB/RSV: ‘the youngest son’ (= anak yang paling muda).
KJV: ‘the younger son’ (= anak yang lebih muda).
Literal: ‘the litte son’ (= anak yang kecil).
Ada yang mengartikan ‘the little son’ di sini artinya adalah ‘grandson’ (= cucu). Jadi, yang dimaksud bukan Ham, tetapi Kanaan.
Kanaan yang dikutuk, jadi ia pasti ikut berdosa.
Kalau ay 24 diterjemahkan ‘the youngest son’ (= anak yang termuda) rasa-rasanya tidak mungkin menunjuk kepada Ham karena setiap kali Kitab Suci menyebut ketiga anak Nuh, nama Ham selalu no. 2 (Kej 5:32 6:10 7:13 9:18 10:1). Sedangkan kalau diterjemahkan ‘the younger son’ (= anak yang lebih muda) itu juga aneh. Apa gunanya predikat itu bagi Ham?
Dalam Kitab Suci ‘cucu’ sering disebut ‘son’ (= anak).
Misalnya:
Kej 29:5 (lit): ‘son of Nahor’ (= anak Nahor).
2 Sam 19:24 (lit): ‘son of Saul’ (= anak Saul).
1Taw 1:17 (lit): ‘sons of Sem’ (= anak Sem).
g) Kutukan pada Kanaan (anak Ham), juga berarti kutukan pada Ham.
Dalam Kej 48:8-22 Yakub memberkati anak-anak Yusuf, tetapi dalam Kej 48:15 dikatakan bahwa Yusuflah yang diberkati.
h) Kutukan itu sebetulnya untuk Ham dan seluruh keturunannya, tetapi Musa (penulis Kitab Kejadian), karena ia menujukan tulisan itu untuk bangsa Israel yang sedang dalam perjalanan dari Mesir menuju ke Kanaan, lalu hanya menulis Kanaan. Tujuannya: supaya menguatkan iman orang Israel. Mereka keturunan Sem dan Kanaan harus menjadi hamba mereka, jadi mereka pasti bisa menaklukkan Kanaan.
Saya berpendapat bahwa tafsiran d-h semuanya harus dipertimbangkan dan bahkan digabungkan.
Apakah kutukan ini terjadi? Ya! Perwujudan kutukan ini adalah:
1. Kanaan diberikan kepada Israel, yang adalah keturunan Sem (Bdk. Yos 9:21,27 1Raja-raja 9:20-21).
2. Kanaan juga ditundukkan oleh Persia (keturunan Yafet).
3. Negro Afrika (keturunan Ham) banyak di perbudak.
Kesimpulan / Penutup:
Jelas bahwa dosa selalu ada akibatnya dan perbuatan baik ada pahalanya! Bandingkan dengan Gal 6:7-9 yang berbunyi: “Jangan sesat! Allah tidak mem-biarkan diriNya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai ke-binasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu. Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah”.
Karena itu bertobatlah dari segala dosa dan tekunlah berbuat baik!
KEJADIAN 10:1 - 11:9
I) Kesatuan umat manusia.
Kitab Suci memang mengajarkan adanya kesatuan umat manusia, dan ini terlihat dari:
1) Kej 1-5 jelas menunjukkan bahwa semua manusia berasal dari Adam dan Hawa. Dalam Kis 17:26 bahkan dikatakan bahwa semua manusia berasal dari satu manusia yaitu Adam (karena Hawa juga berasal dari Adam).
2) Kej 10 menunjukkan bahwa semua manusia berasal dari Nuh dan istrinya (khususnya baca Kej 10:32). Karena air bah memusnahkan semua manu-sia kecuali Nuh dan keluarganya, maka jelas bahwa semua manusia saat ini adalah keturunan Nuh.
3) Kej 11:1,6 manusia punya satu bahasa / logat. Ini menunjukkan bahwa mereka berasal dari satu pasang manusia.
Kej 10:5,20,31 menunjukkan bahwa ada banyak bahasa. Bagaimana mungkin Kej 11:1,6 hanya ada 1 bahasa?
Jawab: Kej 11:1-9 terjadi bukan setelah Kej 10, tetapi disela-sela Kej 10. Dasar pandangan ini:
a) Dalam Kej 10:5,20,31 sudah ada banyak bahasa, jadi bagian ini pasti terjadi sesudah peristiwa menara Babel dalam Kej 11.
b) Dalam Kej 10:10 sudah ada nama ‘Babel’, padahal nama itu baru mulai ada pada Kej 11.
c) Istilah ‘bumi terbagi’ dalam Kej 10:25 menunjuk pada Kej 11:8-9 dima-na Allah menyerakkan manusia ke seluruh penjuru bumi. Peristiwa ini mungkin terjadi sekitar kelahiran dari Peleg (Kej 10:25) karena nama Peleg berarti ‘division’ (= perpecahan / perpisahan).
Catatan: ada yang beranggapan bahwa istilah ‘bumi terbagi’ dalam Kej 10:25 menunjuk pada pecahnya benua yang tadinya hanya satu menjadi lima. Tetapi saya tidak sependapat dengan pandangan ini.
Karena semua manusia berasal dari Adam, maka semua manusia lahir dalam dosa dan semua manusia condong pada dosa. Ini terlihat jelas pada Kej 11.
II) Dosa umat manusia.
1) Dosa ini (Kej 11:1-9) terjadi hanya kurang lebih 100 tahun setelah banjir Nuh. Dari mana kita tahu hal itu? Kej 11:1-9 terjadi sekitar kelahiran Peleg, sedang dilihat dari Kej 11:10-16 bisa diketahui bahwa Peleg lahir 101 tahun (2+35+30+34) setelah banjir.
Baru saja manusia dihancurkan oleh banjir gara-gara dosa mereka, sekarang sudah berdosa lagi (ingat bahwa 100 tahun untuk saat itu tidak terlalu lama karena umur mereka panjang sekali).
2) Dosa itu timbul dari adanya kemampuan (Kej 11:3-4).
Kemampuan mereka dalam ay 3 menimbulkan keinginan untuk meninggi-kan diri sendiri (ay 4). Karena itu seseorang harus berhati-hati terhadap ‘titik kuat’nya!
Penerapan:
Dalam hal apa saudara merasa mampu? Dalam study, bekerja / mencari uang, melayani Tuhan, memberitakan Injil, mengatur rumah tangga, atau mendidik anak? Hati-hatilah terhadap kemampuan itu!
3) Dosa mereka tidak terletak pada perbuatannya (pendirian menara), tetapi pada motivasi / tujuan mereka.
a) Mereka mendirikan menara.
Ay 4 jelas adalah suatu hyperbole (= gaya bahasa yang melebih-lebihkan)! Ini tidak dosa! Jadi jangan menggunakan bagian ini untuk mengecam orang / pemerintah yang mendirikan menara!
b) Motivasi / tujuan mereka:
Tidak mau berpencar. Ini bertentangan dengan perintah Tuhan dalam Kej 9:1! Ini jelas dosa!
Untuk mencari nama (ay 4). Ini jelas dosa! Kita harus hidup untuk kemuliaan Tuhan. Bandingkan dengan 1Kor 10:31 yang berbunyi: “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah”. Tetapi mereka ini hidup untuk kemuliaan diri mereka sendiri. Ini adalah ambisi pribadi, kesombongan, ingin terkenal dan sebagainya, dan ini jelas adalah dosa.
Penerapan: apakah saudara juga hidup bagi kebesaran / ke-muliaan diri saudara sendiri? Atau bagi nama aliran saudara atau gereja saudara? Ini dosa! Hiduplah untuk kemuliaan Tuhan.
4) Mereka bersatu dalam dosa.
Memang kalau kita menghubungkan Kej 10:9-10 (Nimrod, Babel, tanah Sinear) dan Kej 11:2,9 (tanah Sinear, Babel), maka kita bisa menyimpul-kan bahwa mungkin sekali Nimrod adalah orang yang menjadi gara-gara pendirian menara Babel itu.
Tapi bagaimanapun, dalam Kej 11:3,4 jelas terlihat bahwa semua orang-orang itu mempunyai keinginan untuk berdosa. Tidak ada yang menen-tang usul itu, atau menegur orang-orang yang merencanakan rencana berdosa itu. Ini lagi-lagi menunjukkan bahwa semua manusia memang ada dibawah kuasa dosa!
III) Sikap / tindakan Allah.
1) Allah mengawasi / tahu semua itu [ay 5 adalah anthropomorphism (= bahasa yang menggambarkan Allah seakan-akan Ia adalah manusia)].
Tidak ada satu dosapun bisa luput dari mata / pengetahuan Allah! (Amsal 15:3 Ibr 4:13).
Apakah saudara ‘merasa aman’ di dalam dosa, asal dosa-dosa itu tak diketahui manusia? Mungkin saudara mencuri, memfitnah, berdusta, mempunyai pikiran cabul, berzinah, mempunyai rencana jahat, dsb, dan saudara merasa aman karena tidak ada orang yang tahu? Ingat, bahwa Allah tahu segala sesuatu!
2) Allah membiarkan untuk sementara.
Ay 5 jelas menunjukkan bahwa pembangunan menara sudah berjalan sampai tahap tertentu. Jadi, Allah tidak langsung turun tangan, tetapi membiarkannya untuk sementara waktu.
Penerapan:
Kalau saudara berbuat dosa, dan ‘tidak ada apa-apa yang terjadi’ (saudara tidak sakit / bangkrut, keluarga saudara baik-baik saja dsb), jangan lalu mengambil kesimpulan bahwa Allah merestui dosa saudara! Allah hanya menunda penghukuman! Kalau saudara tak bertobat, Ia pasti turun tangan!
Ro 2:4-5 - “Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahanNya, kesabaranNya dan kelapangan hatiNya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan”.
Kalau ada orang menjahati saudara dan orang itu hidupnya ‘tenang-tenang’ saja, bahkan kelihatannya diberkati Tuhan, jangan iri hati dan berpendapat bahwa Allah mengabaikan dosa orang itu. Ada waktunya Allah pasti bertindak! Bacalah Maz 73!
3) Allah mengacaukan bahasa mereka (ay 7). Ini adalah suatu mujijat!
Mengapa Allah melakukan hal itu?
a) Supaya mereka tidak melakukan dosa yang lebih hebat lagi (ay 6).
b) Supaya mereka berpencar dan Kej 9:1 terjadi!
IV) Akibatnya.
1) Ada banyak bahasa (Bdk. 10:5,20,31).
Ini menimbulkan banyak penderitaan bagi manusia. Dosa, sekalipun pada mulanya terasa enak, tetapi akhirnya pasti membawa penderitaan! Kare-na itu jangan menuruti bujukan setan untuk berbuat dosa!
2) Pekerjaan mereka terhenti (ay 8).
Semua usaha, sekalipun didukung seluruh dunia, kalau tidak disertai / diberkati oleh Allah, akan hancur / tak berguna!
Maz 127:1 berbunyi: “Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang me-ngawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga”.
Karena itu kalau saudara akan melakukan sesuatu, baik itu merupakan sesuatu yang bersifat jasmani ataupun rohani:
mintalah petunjuk Tuhan. Tuhan menghendaki hal itu atau tidak?
kalau Tuhan memang menghendaki saudara melakukan hal itu, maka berdoalah supaya Ia memimpin / menyertai dan memberkati usaha saudara dalam melakukan hal itu.
3) Manusia terserak keseluruh penjuru bumi (ay 8-9 bdk. 10:25,32).
Jadi, akhirnya perintah Tuhan dalam Kej 9:1 terjadi. Ini mirip dengan apa yang terjadi pada abad pertama! Yesus menyuruh murid-muridnya untuk memberitakan Injil sampai ke ujung bumi (Kis 1:8). Tetapi mereka terus berada di Yerusalem saja. Akhirnya Tuhan memberikan penganiayaan yang menyebabkan mereka terpaksa berpencar dan memberitakan Injil di tempat-tempat lain (Kis 8:1b,4). Manusia tidak mungkin bisa menolak kehendak Allah!
4) Kota itu disebut Babel (ay 9).
Kata ‘Babel’ berarti ‘confusion’ (= kebingungan).
Mereka ‘mencari nama’ (ay 4) dan akibatnya mereka mendapatkan nama yang memalukan! Ini menunjukkan bahwa orang yang ingin meninggikan diri akan direndahkan, dan orang yang mau merendahkan diri akan ditinggikan (Mat 23:12 1 Pet 5:5,6).
Karena itu janganlah mencari nama / kehormatan untuk diri sendiri. Carilah kemuliaan / kehormatan bagi Allah saja! Maukah saudara?
KEJADIAN 11:10-12:5
I) Silsilah Abraham (11:10-26).
Apa yang bisa kita pelajari dari silsilah ini? Ada orang yang beranggapan bahwa dari silsilah dalam Kej 5 dan Kej 11, kita bisa mengetahui kapan Adam itu hidup. Tetapi ini salah. Alasannya: silsilah dalam Kej 11 (bahkan mungkin juga dalam Kej 5), tidak lengkap. Dasar dari pandangan ini adalah:
1) Bentuk yang simetris dari kedua silsilah itu.
Kej 5: Kej 11:
1) Set 1) Sem
2) Enosh 2) Arpakhsad
3) Kenan 3) Selah
4) Mahalaleel 4) Eber
5) Yared 5) Peleg
6) Henokh 6) Rehu
7) Metusalah 7) Serug
8) Lamekh 8) Nahor
9) Nuh 9) Terah
10) Sem, Ham, Yafet 10)Abram, Nahor, Haran
Bentuk simetris ini mengingatkan kita pada Mat 1:17 (3 x 14). Mengapa silsilah Tuhan Yesus bisa begitu ‘bagus’ bentuknya? Karena sudah ‘diker-jai’ (ada nama-nama yang dilompati). Demikian juga, mengapa silsilah dalam Kej 5 dan Kej 11 bisa simetris? Jelas karena sudah ‘dikerjai’ (ada nama-nama yang dilompati) supaya didapat silsilah yang simetris.
2) Bandingkan silsilah Kej 11 ini dengan Luk 3:35-36.
Dalam Luk 3:35-36 urut-urutannya adalah: Nuh - Sem - Arpakhsad - Kenan - Salmon - Eber - dst.
2 hal yang perlu diperhatikan:
Nama ‘Salmon’ sebetulnya adalah ‘Selah’ (NIV/NASB: Shelah).
dalam Luk 3:35-36 itu ada nama ‘Kenan’, yang tidak ada (diloncati) dalam silsilah Kej 11! Jelas bahwa ini menunjukan bahwa silsilah Kej 11 ini tidak lengkap!
Tidak lengkapnya silsilah-silsilah ini, atau adanya nama-nama yang dilompati dalam silsilah-silsilah ini, jelas menunjukkan bahwa kita tidak bisa menge-tahui kapan Adam hidup melalui silsilah-silsilah ini.
Kalau demikian, apa yang bisa kita pelajari dari silsilah ini?
1) Kita tahu silsilah dari Abram.
Bagi orang Yahudi, silsilah adalah sesuatu yang penting!
2) Dengan kita tahu bahwa Abram adalah keturunan Sem dan bahwa kepada Abram dan keturunannya diberikan tanah Kanaan oleh Tuhan (Kej 12), maka kita tahu bahwa nubuat dalam Kej 9:26 sedang digenapi.
3) Kita bisa tahu bejatnya manusia.
Abram berasal dari ‘garis saleh’ (keturunan Sem), tetapi toh ia dan ke-luarganya dulu menyembah berhala (Yosua 24:2).
4) Kita bisa melihat bahwa Allah mempersingkat umur manusia (bandingkan umur-umur dalam Kej 5 dan Kej 11). Mengapa Allah mempersingkat umur manusia? Mungkin sekali karena dosa manusia yang begitu hebat. Kalau umur pendek, tiap orang akan lebih menahan diri dari dosa.
II) Keluarga Abram (11:27-32).
1) Dari 3 bersaudara, Abram disebut pertama. Ini karena ia paling penting, bukan karena ia anak sulung. Dasar bahwa Abram bukan anak sulung:
Kej 11:26 mengatakan bahwa Terah punya anak pada usia 70 tahun.
Kej 11:32 mengatakan bahwa Terah mati pada usia 205 tahun.
Jadi, pada saat Terah mati, anak sulungnya berusia 135 tahun. Tetapi ternyata Abram baru berusia 75 tahun (Kej 12:4).
2) Keluarga Abram menyembah berhala (Yos 24:2 Kej 31:19,30-35).
III) Panggilan Allah terhadap Abram (12:1-3).
Inilah kasih Allah! Ia bukan memanggil orang baik, tetapi orang berdosa! Bandingkan dengan panggilanNya kepada saudara! (Bdk. Ef 2:1-10).
Hal-hal yang bisa kita pelajari dari panggilan ini :
1) Abram menerima panggilan 2 x:
Yang pertama waktu dia masih berada di Ur Kasdim; yang kedua waktu dia ada di Haran. Ini terlihat dari:
a) Kej 12:1 - ‘pergilah dari negerimu’.
Ini tidak mungkin terjadi di Haran, karena pada waktu itu ia telah meninggalkan Ur Kasdim.
b) Kis 7:2-4 jelas menunjukkan bahwa ia menerima panggilan 2 x.
Jadi, dalam Kej 11:31 mungkin sekali Terah sebetulnya cuma menemani Abram.
2) Dalam panggilan itu ada:
a) Perintah.
Abram harus meninggalkan:
negeri.
sanak saudara.
rumah bapa.
Abram harus pergi ke negeri yang akan ditunjukkan kepadanya (bdk. Ibr 11:8). Ini betul-betul ujian iman! Tetapi mengapa Kej 11:31 dan Kej 12:5 mengatakan ‘pergi ke Kanaan’? Jawabnya: Tuhan menyuruh ia ke Kanaan, tetapi Tuhan tidak memberitahu bahwa itulah tanah yang akan Tuhan berikan. Baru pada Kej 12:7 Tuhan memberitahu hal itu.
b) Janji.
keturunannya akan menjadi bangsa yang besar.
Abram akan diberkati.
namanya dijadikan masyhur.
Abram akan menjadi berkat
yang memberkati Abram akan diberkati Tuhan dan sebaliknya.
semua bangsa akan diberkati melalui Abram. Ini menunjuk kepada Yesus, keturunan Abram yang menjadi berkat bagi semua bangsa.
Tuhan memberi perintah, tetapi Ia juga memberi janji. Kalau saudara mendapat perintah Tuhan, pasti ada janji yang menyertai perintah itu. Misalnya: Mat 28:19 memberi perintah untuk menjadikan semua bangsa murid Kristus, dan Mat 28:20b memberikan janji penyertaan dari Tuhan.
Kalau mata saudara diarahkan hanya pada perintah, maka perintah itu akan terasa berat. Karena itu arahkanlah mata saudara pada janji Tuhan. Itu akan meringankan ‘beban’ saudara!
IV) Sikap / tanggapan Abram (12:4-5).
Abram taat pada panggilan itu (11:31). Tetapi ia lalu berhenti di Haran.
Mungkin mereka berhenti karena kesehatan Terah terganggu. Setelah Terah mati, Allah memberi panggilan lagi, dan Abram mentaati (12:4-5).
Panggilan Tuhan itu mengandung:
perintah yang berat.
janji yang tak masuk akal.
Tapi Abram toh mentaati panggilan ini! Mengapa? Karena ia beriman kepada Tuhan yang memberi perintah dan janji itu!
Penerapan: ada macam-macam panggilan dalam Kitab Suci, seperti:
panggilan untuk percaya dan ikut Yesus.
panggilan untuk menjadi hamba Tuhan.
panggilan untuk melayani Tuhan.
panggilan untuk memberitakan Injil.
panggilan untuk membuang dosa.
panggilan untuk berdoa.
panggilan untuk belajar Firman Tuhan.
Maukah saudara taat seperti Abram?
KEJADIAN 12:6-20
Ada ajaran yang mengatakan bahwa kalau kita percaya / ikut Tuhan dan taat kepada Tuhan, maka hidup kita akan lancar dan Tuhan akan membereskan segala problem kita (problem keuangan, kesehatan, keluarga, study, dsb).
Tetapi bacaan hari ini menunjukkan bahwa Abram yang ikut Tuhan / taat kepada Tuhan justru mengalami banyak kesukaran!
I) Kesukaran-kesukaran Abram.
1) Ay 6: ada orang-orang Kanaan tinggal disana
Dalam ayat 7 Tuhan menjanjikan tanah itu bagi keturunan Abram. Tetapi ternyata tanah itu tidak kosong, ada penduduknya, yang pasti tidak akan menyerahkan begitu saja kepada Abram.
2) Ay 6-9: Abram terus berpindah-pindah.
Tidak mungkin ia berpindah-pindah tanpa alasan, karena tanah itu di janjikan oleh Tuhan kepada keturunannya. Jadi, mungkin sekali Abram berpindah-pindah karena terpaksa. Ia terpaksa pindah, mungkin karena penduduk Kanaan tidak menerimanya dengan baik, bahkan mungkin memusuhi dia.
3) Ay 10: ada kelaparan yang hebat.
Ini bukan saja problem / penderitaan secara jasmani, tetapi lebih hebat lagi, hal ini bisa menggoyahkan iman Abram. Ia bisa saja berpikir: menga-pa Tuhan memberikan negeri / tanah yang jelek seperti ini? Kelaparan itu memaksa Abram pindah ke Mesir.
4) Ay 11-12: sekarang ada bahaya dengan orang-orang Mesir.
Mungkin Abram tahu tentang kebiasaan orang-orang Mesir dimana kalau mereka melihat perempuan cantik yang sudah bersuami, mereka membu-nuh suaminya dan mengambil perempuannya. Ini jelas merupakan baha-ya yang besar bagi Abram dan Sarai.
II) Tindakan Abram dalam kesukaran.
1) Mendirikan mezbah bagi Tuhan (ay 7,8).
Perhatikan bahwa:
Ia tidak membuat rumah untuk dirinya sendiri (ia hanya menggunakan kemah), tetapi ia mendirikan mezbah bagi Tuhan! (Bdk. Salomo men-dirikan Bait Allah dulu dalam 1Raja 6, dan baru setelah itu ia mendirikan istana bagi dirinya sendiri dalam 1Raja 7). Ia meng-utamakan Tuhan dari dirinya sendiri. Bagaimana dengan saudara?
Penerapan: yang mana yang lebih saudara utamakan, pembangunan rumah saudara sendiri atau pembangunan gereja? Pada jaman Hagai, orang Yahudi mengutamakan pembangunan rumah mereka dan mengabaikan pembangunan rumah Tuhan. Akibatnya mereka dihu-kum oleh Tuhan (baca Hag 1:1-11). Karena itu janganlah meniru mereka. Saudara harus mengutamakan pembangunan rumah Tuhan!
Ia membuat mezbah untuk menyembah Tuhan / beribadah kepada Tuhan ditengah-tengah orang kafir yang menyembah berhala (Bdk. Mat 10:32-33). Mungkin sekali, ini menyebabkan ia dimusuhi sehingga harus berpindah-pindah terus.
Penerapan: Maukah / beranikah saudara mengakui Kristus didepan orang-orang beragama lain, apalagi di depan orang-orang yang anti Kristen?
2) Berpindah-pindah sampai ke Mesir.
a) Jangan mengalegorikan bagian ini.
Ada orang-orang yang mengalegorikan bagian ini sebagai berikut: mereka melihat di peta bahwa Abram pindah dari Sikhem ke Betel, lalu ke tanah Negeb, lalu ke Mesir. Dalam peta kelihatan bahwa Abram terus pindah ke bawah (ke selatan). Ini lalu dialegorikan de-ngan mengatakan bahwa ini adalah lambang turunnya iman / kero-hanian Abram!
Kalau pengalegorian ini benar, maka kita harus berkesimpulan bahwa:
orang yang tinggal di kutub utara adalah orang yang paling rohani.
Yesus turun rohaninya pada saat Ia pindah dari Galilea ke Yudea.
Jadi, jelas pengalegorian seperti ini adalah salah!
b) Berdosakah Abram waktu ia pindah ke Mesir?
Ini tidak jelas, karena tidak disebutkan apakah ia pindah karena perintah Tuhan, atau karena ketidakpercayaan akan pemeliharaan Tuhan. Tetapi, ay 10 menunjukkan sesuatu yang positif tentang Abram karena ay 10 mengatakan : ‘tinggal disitu sebagi orang asing’.
NIV: ‘to live there for a while’ (= tinggal di sana sementara waktu).
KJV/RSV/NASB: ‘to sojourn’ (= tinggal untuk sementara waktu).
Jadi, sekalipun Abram pindah ke Mesir , ia tetap ingat / memegang janji Tuhan dalam ay 7, sehingga ia tidak merencanakan untuk mene-tap di Mesir, tetapi hanya tinggal untuk sementara waktu saja.
Penerapan: dalam keadaan apapun peganglah janji Tuhan!
3) Abram berbuat dosa (ay 11-13).
Ada beberapa hal yang perlu dibahas dalam hal ini:
a) Sarai dikatakan ‘cantik’ (ay 11), bahkan ‘sangat cantik’ (ay 14), dan Firaun menginginkannya (ay 16).
Banyak orang menganggap hal ini sebagai sesuatu yang tidak masuk akal, karena saat itu Sarai sedikitnya berusia 65 tahun (ia lebih kurang 10 tahun lebih muda dari Abram karena pada waktu Ishak lahir, Abram berusia 100 tahun dan Sarai 90 tahun. Sedang pada waktu mening-galkan Haran, Abram berusia 75 tahun - Kej 12:4).
Penjelasan:
dulu beda dengan sekarang. Sarai mati usia pada 127 tahun, Abram mati pada usia 175 tahun. Jadi, sekalipun umur manusia pada jaman itu sudah tidak sepanjang seperti pada jaman Adam - Nuh, tetapi masih jauh lebih panjang dari manusia jaman sekarang. Jadi, 65 tahun pada saat itu, mungkin sama dengan 40 tahun pada saat ini dan jaman sekarangpun ada perempuan-perempuan yang masih cantik pada usia 40 tahun.
Sarai belum pernah punya anak sampai pada saat itu. Ini membuat dirinya lebih ‘awet muda’.
Ada penafsir yang mengatakan bahwa wanita-wanita Mesir hitam-hitam dan jelek-jelek. Ini makin membuat Sarai kelihatan cantik.
Banyak orang senang mendapatkan perempuan asing karena ‘lain dari pada yang lain’. Dan bagi Firaun, Sarai adalah perempuan asing.
b) Dosa Abram.
Abram berdusta atau tidak?
Perhatikan Kej 20:12 dimana dijelaskan bahwa Sarai memang setengah saudara dengan Abram. Jadi, apa yang dikatakan oleh Abram / Sarai kepada orang Mesir, sebetulnya bukan dusta, tetapi ‘half truth’ (= setengah kebenaran), karena bagaimanapun Sarai sudah menjadi istri Abram. Kalau menceritakan sesuatu yang tidak benar, jelas itu dusta / dosa. Kalau menceritakan half truth, bisa dosa, bisa juga tidak. Dalam 1Sam 16:1-5, Samuel disuruh oleh Tuhan untuk menceritakan half truth, Jadi, dalam cerita itu Samuel pasti tidak berdosa.
Tetapi, ada perbedaan tipis antara perbuatan Samuel dan Abram. Dalam 1Sam 16:1-5 Saul sama sekali tidak tahu apa-apa tentang pengurapan Daud. Jadi, Samuel hanya ‘menyembunyikan kebe-naran’.
Tapi dalam Kej 12, orang Mesir pasti menduga bahwa Sarai adalah istri Abram. Sehingga kata-kata Abram bukan hanya menyembu-nyikan kebenaran, tetapi juga bertujuan menipu / menyesatkan orang-orang Mesir itu!
Ini menyebabkan kebanyakan penafsir beranggapan bahwa tindak-an Abram / Sarai di sini adalah dosa!
Ia rela mengorbankan Sarai demi keselamatan dirinya sendiri!
Ini adalah tindakan tidak beriman dan hanya dilandasi rasa takut, sehingga ia menggunakan ‘kebijaksanaan dunia’. Tuhan berjanji bahwa ia akan menjadi bangsa yang besar, dan itu sebetulnya sudah cukup untuk menjamin bahwa Tuhan pasti tidak akan mem-biarkan orang Mesir membunuh Abram.
c) Akibat dosa Abram (ay 14-16).
Sarai diambil oleh Firaun.
Mungkin sekali belum terjadi hubungan sex, karena biasanya wa-nita-wanita yang diambil ke istana selalu melewati masa persiapan.
Abram mendapat harta (ay 16).
Kalau mau memakai cara dunia / kebijaksanaan dunia, memang ada kemungkinan besar untuk jadi kaya! Tetapi, bisakah Abram bersukacita dengan kekayaan itu, sementara ia melihat istrinya diambil oleh Firaun? Jelas bahwa dosa pasti membawa pende-ritaan!
Memang kalau ikut Tuhan juga ada penderitaan, tetapi adanya penyertaan Tuhan menyebabkan kita bisa bersukacita dalam penderitaan itu. Tetapi kalau kita berbuat dosa, ada penderitaan dan tidak ada sukacita dalam penderitaan itu.
III) Tindakan Tuhan (ay 17).
1) Apakah Tuhan tidak adil pada waktu menghukum Firaun? Ingatlah bahwa Firaun bukannya sama sekali tidak bersalah!
Sarai diambil sebagai istri yang keberapa? Ini dosa!
ay 15b menunjukkan secara tidak langsung bahwa pengambilan Sarai ini sedikit banyak dengan paksaan.
2) Tindakan Tuhan ini adalah kasih karunia Allah kepada Abram.
Abram tidak layak mendapat pertolongan seperti itu! Tetapi ingat bahwa Allah tidak mengasihi Abram maupun kita karena ketaatan / kebaikan kita! Allah mengasihi karena Ia mau mengasihi!
Tindakan Tuhan ini juga menunjukkan bahwa Allah tetap beserta dengan Abram. Abram menghadapi kesukaran-kesukaran sehingga ia harus pindah-pindah, bahkan jatuh ke dalam dosa. Dan setelah ay 7, tidak ada lagi suara Tuhan yang menunjukkan bahwa Tuhan menyertai dia. Tetapi bagaimana-pun juga, tindakan Allah terhadap Firaun menunjukkan bahwa sekalipun kelihatannya Allah tidak menyertai Abram, tetapi sebetulnya Ia tetap menyertai Abram.
Apakah saudara merasakan banyak kesukaran / problem? Dan apakah itu menyebabkan saudara ragu-ragu akan penyertaan Tuhan? Apakah saudara berulangkali jatuh dalam dosa? Dan apakah hal itu menyebabkan saudara merasa bahwa Allah tidak beserta saudara? Kalau ya, renungkanlah cerita tentang Abram ini, dan yakinlah bahwa dalam problem maupun kejatuhan dalam dosa (ingat bahwa ‘jatuh ke dalam dosa’ tidak sama dengan ‘hidup di dalam dosa’), Allah tetap mengasihi dan menyertai saudara!
KEJADIAN 13:1-14:24
I) Abraham.
1) Ia bukan orang yang tamak.
Ini terlihat dari:
a) Ia rela rugi / tidak kaya (13:8-9).
Makin tinggi kerohanian seseorang, makin ia bisa mengabaikan keru-gian materi.
Penerapan: apakah saudara rela mengalami penurunan keuntungan, atau bahkan mengalami kerugian demi Tuhan? Apakah saudara rela tidak kaya, bahkan miskin demi Tuhan?
b) Ia menolak pemberian raja Sodom (14:22-24 bdk. dengan Elisa yang menolak pemberian Naaman dalam 2Raja 5:15-16).
Itu sebetulnya adalah hak Abraham, tetapi toh ia tolak! Mengapa?
ia tidak mau dekat dengan orang jahat.
harta orang Sodom ia anggap najis (Bdk. Kej 12:16 dimana ia mau menerima dari Firaun).
untuk menunjukkan bahwa orang benar bisa berbuat baik tanpa upah.
ia ingin menunjukkan bahwa sumber kekayaannya adalah Allah sendiri.
Penerapan: Memang orang kristen juga tidak boleh sembarangan menolak berkat, pada saat ada orang yang mau memberi dia sesuatu. Tetapi kadang-kadang, kalau kita melihat bahwa dengan menerima pemberian itu kemuliaan Tuhan bisa berkurang, maka kita harus menolak pemberian itu.
2) Ia tidak melupakan Tuhan sekalipun ia kaya.
Bahwa ia tidak melupakan Tuhan, bisa kita lihat dari:
13:3 - ia kembali ke Kanaan. Berarti ia masih ingat dan masih hidup berdasarkan janji / perintah Tuhan.
13:4,18 - ia berbakti dan menyembah Tuhan
14:20 - ia memberikan persepuluhan. Dengan tindakan ini ia meng-akui keimaman dari Melkizedek dan ia mengakui bahwa hartanya datang dari Tuhan.
Penerapan: kalau saudara jadi kaya / sukses, apakah saudara lalu melupakan Tuhan?
3) Ia tidak egois, tetapi sebaliknya berkorban.
a) Dalam 13:8-9 ia menyuruh Lot memilih lebih dulu.
Padahal Abraham bukan hanya lebih tua, tetapi ia juga adalah paman dari Lot. Disamping itu, Kanaan diberikan oleh Tuhan kepada Abra-ham. Jadi ditinjau dari segala sudut, ia lebih berhak untuk memilih le-bih dulu. Bahwa ia menyuruh Lot memilih lebih dulu, betul-betul me-nunjukkan suatu penyangkalan diri dan sikap tidak egois / rela ber-korban!
b) Dalam 14:14-16 ia mau berperang melawan 4 raja demi Lot.
Ia mau mengambil resiko demi Lot yang begitu egois (mau memilih lebih dulu). Tindakan Abraham ini direstui Tuhan (14:19-20).
4) Beriman (14:14).
Tetapi Abraham tetap berusaha:
ia mengerahkan 318 orang (jumlah maximum yang bisa dikerahkan).
ia memilih orang-orang yang terlatih.
ia menggunakan taktik dalam perang (membagi pasukan dsb).
Orang beriman tidak berarti tak boleh / tidak perlu berusaha! Kalau iman saudara menyebabkan saudara tidak belajar dalam menghadapi ujian, atau tidak mau ke dokter / menggunakan obat pada waktu sakit, dsb, maka saudara sedang tersesat! Kita boleh, bahkan harus berusaha, tetapi harapan kita harus tetap ditujukan kepada Tuhan, bukan kepada usaha kita itu.
II) Lot.
Ia adalah orang yang tamak, cinta uang. (Bdk. 1 Tim 6:10).
1Tim 6:10 ini terbukti dalam diri Lot. Kecintaannya pada uang / harta me-nyebabkan:
1) Ia menjadi egois (13:10-12).
Ia memilih dulu yang lebih baik, sedang yang kurang baik ia berikan kepada pamannya.
2) Ia menginjak-injak etika dengan ‘melangkahi’ pamannya dalam memilih tempat.
3) Ia mau hidup di tengah-tengah orang-orang yang bejat; ia mengabaikan kerohaniannya sendiri hanya demi keuntungan duniawi. Bahkan setelah Kej 14 Lot masih kembali lagi ke Sodom! Ini kontras dengan sikap Abraham yang menolak pemberian raja Sodom.
Penerapan:
Banyak orang kristen seperti ini! Mereka pindah kerja hanya demi gaji yang lebih besar, tanpa mempedulikan apakah dengan pekerjaan yang baru itu ia tetap bisa pergi ke gereja yang baik, belajar Firman Tuhan, melayani Tuhan, dsb, atau tidak.
Juga banyak orang kristen, demi uang / pekerjaan, lalu bergaul dengan orang-orang bejat, bahkan termasuk pelacuran!
III) Akibat sikap mereka.
1) Abraham diberkati.
13:14-17 - Allah mengulangi janjiNya.
14:18-20 - Abraham diberkati oleh Melkizedek.
2) Lot menderita.
Bdk. 2 Pet 2:7-8.
moral Lot dan anak-anaknya menjadi bejat (Kej 19:30-38).
ia ditawan musuh.
harta benda (dan istrinya!) musnah (Kej 19:1-29).
Tetapi ingat bahwa bagian ini adalah suatu bagian yang bersifat descriptive (menggambarkan apa yang terjadi), bukan bagian yang bersifat didactic (mengajar), sehingga bagian ini tidak bisa dijadikan rumus.
Jadi, sering bisa terjadi bahwa orang jahat justru kelihatan jadi kaya, sukses dsb, sedangkan orang benar hidup menderita (baca Maz 73).
Tetapi bagaimanapun, jelas bahwa Allah senang dengan sikap dan kehi-dupan Abraham dan tidak senang dengan sikap dan kehidupan Lot.
Karena itu, maukah saudara meneladani sikap / kehidupan Abraham dan menghindari sikap / kehidupan Lot.?
KEJADIAN 15:1-21
I) Keragu-raguan Abram.
Kata-kata ‘jangan takut’ dalam ay 1 jelas menunjukkan bahwa Abram takut. Takut terhadap apa?
1) Takut terhadap Kedorlaomer dan kawan-kawannya (bdk. Kej 14).
Kata-kata ‘takut’ dan ‘Akulah perisaimu’ cocok dengan penafsiran ini.
Abram baru saja bersikap berani dan menang, tetapi lalu menjadi takut / jatuh. Hal seperti ini sering terjadi, seperti:
Daud dalam 1Sam 27:1.
Elia dalam 1Raja-raja 19:10.
Ini menunjukkan bahwa pada saat seseorang bisa menjadi berani, itu disebabkan karena pekerjaan / kasih karunia Tuhan dalam dirinya, bukan karena dia sendiri yang memang berani. Karena itu kita perlu berdoa untuk selalu bisa berani demi Tuhan / kebenaran (bdk. Kis 4:23-31 Ef 6:18-20).
Karena itu hati-hatilah pada saat saudara berani dan menang / sukses. Jangan menjadi sombong dan menganggap bahwa keberanian itu datang dari diri saudara sendiri!
2) Takut tidak mempunyai anak.
Ini cocok dengan kontex selanjutnya (ay 2-3).
Tuhan pertama kali menjanjikan anak dalam Kej 12, pada saat Abram berusia 75 tahun. Dalam Kej 16:16 Abram sudah berusia 86 tahun, jadi mungkin dalam Kej 15 ini ia berusia sekitar 85 tahun, atau sekitar 10 tahun setelah janji Tuhan itu diberikan untuk pertama kalinya.
2 hal yang menyebabkan ia ragu-ragu:
a) Janji Tuhan kelihatannya bertentangan dengan fakta, karena ia dan Sarai makin tua.
b) Waktu yang lama (10 tahun) merupakan ujian yang sangat berat bagi iman.
II) Tindakan Tuhan.
Tuhan memberikan Firman Tuhan.
1) ‘Jangan takut’ (ay 1).
Tidak peduli betapa logisnya rasa takut kita, Tuhan tetap tidak mau kita takut / ragu-ragu. Mengapa? Lihat-kata-kata Tuhan selanjutnya! Tuhan berkata: ‘Akulah perisaimu, upahmu akan sangat besar’ (ay 1).
Terjemahan Indonesia mirip dengan RSV dan NASB. Tetapi NIV menter-jemahkan: ‘I am your shield, your very great reward’ (= Aku adalah peri-saimu, upahmu yang sangat besar). KJV menterjemahkan seperti NIV. Pada umumnya para penafsir lebih menyetujui KJV/NIV.
Jadi artinya adalah: Tuhan bukan hanya merupakan perisai, tetapi sekali-gus upah bagi Abram. Karena itulah maka ia tidak boleh takut / ragu-ragu.
2) Tuhan memberikan janji.
a) Tentang anak / keturunan (ay 4-5).
Hati-hati dengan penafsiran Dr. Paul Yonggi Cho yang sesat tentang ayat ini. Ia mengatakan bahwa Abram lalu memandang bintang-bin-tang di langit, dan pada waktu ia memandang bintang-bintang itu, maka bintang-bintang itu berubah menjadi kepala-kepala bayi (entah dari mana ia mendapatkan ide tolol ini!). Berdasarkan hal ini, Dr. Paul Yonggi Cho mengatakan bahwa supaya kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan atau doakan, maka kita harus membayangkannya. Inilah yang ia sebut dengan kekuatan dimensi ke 4!
b) Tentang tanah Kanaan (ay 7).
Dari pemberian janji di sini, terlihat bahwa Tuhan sering mengulang-ulang janjiNya. Janji tentang anak sudah ada dalam Kej 12:1-2 & 13:15-16; janji tentang tanah Kanaan sudah ada dalam Kej 12:7 & 13:14-17, tetapi se-karang toh Tuhan mengulang lagi janji-janji tersebut untuk menguatkan iman Abram.
Penerapan:
Apakah saudara mau dikuatkan dalam iman? Maulah mengulang janji-janji Tuhan / Firman Tuhan dengan membaca Kitab Suci berulangkali, mempelajari makalah khotbah, mendengarkan cassette khotbah, mende-ngarkan bagian Firman Tuhan yang sudah pernah saudara dengar, dsb.
III) Reaksi Abram.
1) Abram percaya (ay 6).
Apakah iman Abram berbeda dengan iman kita? Banyak penafsir yang mengatakan: tidak! Alasannya:
a) Iman Abram juga berdasar pada Firman Tuhan yang diberikan Tuhan dalam ay 4-5.
b) Iman Abram bukan hanya berhubungan dengan anak / keturunan tetapi juga mencakup tentang Mesias karena dalam Kej 12:3 janji Tuhan jelas menunjuk kepada Mesias dan Abram pada percaya janji itu.
Memang dalam persoalan iman kepada Mesias ini ada sedikit perbe-daan, yaitu bahwa Abram percaya kepada Mesias yang akan datang, sedangkan kita percaya kepada Mesias yang sudah datang.
Iman itu menyebabkan Abram dibenarkan (ay 6)!
’Dibenarkan’ tidak berarti bahwa hidup Abram betul-betul diubahkan menjadi benar / suci, tetapi berarti bahwa Abram dianggap benar di hadapan Allah.
Hal ini menunjukkan bahwa doktrin Justification by Faith (= pembenar-an oleh iman) sudah ada sejak jaman Perjanjian Lama.
Abram dibenarkan pada saat percaya. Tetapi, bukankah Abram sudah percaya dalam Kej 12? Mengapa baru sekarang dibenarkan?
Jawab: Abram memang sudah percaya dalam Kej 12, dan jelas sudah dibenarkan di sana. Kej 15:6 ini memang bukan pertama kalinya Abram percaya dan dibenarkan, tetapi pertama kalinya iman dan pembenaran terhadap Abram dinyatakan kepada kita dalam Kitab Suci.
Dalam Kej 12 ia sudah beriman dan dibenarkan. Sekarang, setelah hampir 10 tahun, ia tetap dibenarkan karena iman. Ini mengajar kita bahwa kita terus-menerus (sepanjang hidup kita) dibenarkan karena iman. Tidak ada saat dalam hidup kita dimana kita dibenarkan / diampuni / diterima oleh Allah karena perbuatan baik kita!
Hal ini penting, karena ada orang yang beranggapan bahwa mula-mula kita dibenarkan karena iman, tetapi setelah itu karena perbuatan baik! Ini salah!
2) Abram minta iman / keyakinannya tentang Kanaan dikuatkan (ay 8).
Mungkin ia merasa ada keragu-raguan dalam hatinya, atau mungkin ia takut keragu-raguan itu akan muncul di kemudian hari, sehingga ia minta Tuhan menguatkan dirinya, mungkin dengan memberinya suatu tanda / mujijat, dsb.
IV) Tindakan Tuhan.
Tuhan lagi-lagi memberinya Firman Tuhan (ay 13-16,18-21).
Mari kita menyoroti ayat-ayat ini satu per satu.
Ay 13:
Firman Tuhan menubuatkan bahwa bangsa Israel akan diperbudak selama 400 tahun. Ini sesuai dengan Kis 7:6. Tetapi bagaimanapun, 400 adalah suatu pembulatan, karena dalam Kel 12:40-41 disebutkan 430 tahun.
Tetapi tetap ada problem lain! Kalau dilihat dalam Kel 6:13-20 (silsilah Musa), maka terlihat bahwa urut-urutannya adalah: Yakub - Lewi (137 tahun) - Kehat (133 tahun) - Amram (137 tahun) - Musa (waktu keluar dari Mesir, Musa berusia 80 tahun). Disamping itu, dari Kej 46:8-11 terlihat bahwa pada waktu Yakub dan keturunannya pindah ke Mesir, Kehat sudah ada. Berarti Israel ada di Mesir selama: 133 + 137 + 80 - X - Y - Z = 350 - X - Y - Z.
Keterangan:
X = usia Kehat waktu pindah ke Mesir.
Y = overlap antara Kehat dengan Amram (= jangka waktu antara kelahiran Amram dan kematian Kehat).
Z = overlap antara Amram dengan Musa (= jangka waktu antara kelahiran Musa dan kematian Amram).
Jadi, kesimpulannya: Israel ada di Mesir jauh dibawah 350 tahun (Calvin menganggap hanya kira-kira 230 tahun; berarti X + Y + Z = 120 tahun).
Lalu, bagaimana mengharmoniskannya dengan Kel 12:40-41 yang menye-butkan 430 tahun?
Jawab: 430 tahun itu bukan hanya masa selama Israel ada di Mesir, tetapi mulai dari Abraham menerima janji sampai turunnya Hukum Taurat (turunnya Hukum Taurat hampir sama dengan keluarnya Israel dari Mesir). Lihat Gal 3:17!
Ay 14:
Ini nubuat tentang keluarnya Israel dari Mesir. Dari sini terlihat bahwa ada saat-saat dimana Tuhan membiarkan umatNya menderita, ditindas dsb, tetapi akan tiba saatnya bahwa penindasnya akan dihukum dan umat Allah akan menang!
Penerapan: kalau saudara sedang mengalami penindasan, bersabarlah sampai Tuhan menolong saudara!
Ay 15:
Tuhan berkata bahwa Abram sendiri tidak akan mengalami perbudakan. Ia akan mati sebelum Israel diperbudak. Ini juga berarti bahwa ia akan mati sebelum / tanpa bisa melihat penggenapan janji Tuhan tentang tanah Kana-an yang akan diberikan kepada keturunannya.
Ay 16:
1) Keturunan ke 4 akan kembali ke Kanaan.
Yakub sudah tua ketika tiba di Mesir, sehingga Lewi dihitung sebagai generasi pertama, Kehat sebagai generasi ke 2, Amram sebagai generasi ke 3, dan Musa sebagai generasi ke 4. Jadi nubuat ini tergenapi dengan tepat.
2) Ay 16b: ini memberikan alasan mengapa penggenapan janji Tuhan ditun-da sampai begitu lama. Alasannya: dosa orang Amori belum genap.
Orang Amori dianggap sebagai wakil bangsa-bangsa di Kanaan (bdk. ay 19-21 Yos 24:15 Hakim-hakim 6:10 Kej 10:15-16).
Ini menunjukkan kesabaran Allah kepada orang Amori! Tetapi kesa-baran Allah tetap ada batasnya! Kalau dosa mereka sudah genap, maka Allah akan menghukum. Ini menunjukkan bahwa ada batas dosa yang Tuhan tentukan. Sebelum batas itu tercapai, Tuhan masih sabar. Tetapi pada saat batas itu tercapai, Tuhan pasti menghukum.
Penerapan:
Karena itu, kalau saudara berbuat dosa dan rasanya tidak ada hukum-an dari Tuhan, jangan berpikir bahwa Tuhan merestui dosa itu. Berto-batlah sebelum batas dosa saudara tercapai! Bdk. Ro 2:4-5 yang berbunyi: “Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahanNya, kesabaranNya dan kelapangan hatiNya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menim-bun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hu-kuman Allah yang adil akan dinyatakan”.
Catatan: tentu ini hanya berlaku untuk orang yang tidak percaya. Bagi orang percaya, semua dosa dibayar oleh Kristus, sehingga tidak memungkinkan mencapai batas dosa. Tetapi ini bukan merupakan alasan untuk berbuat dosa terus menerus secara sengaja. Bandingkan ini dengan Ro 6:1-2 yang berbunyi: “Jika demikian, apa-kah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak! Bukan-kah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?”.
Sekalipun orang Amori sebagai reprobate (= orang yang ditentukan binasa) diberi kesempatan untuk bertobat, tetapi bagaimanapun juga kebinasaan mereka telah ditentukan! Orang yang tidak mau menerima doktrin tentang Predestinasi, dan bahkan menganggapnya sebagai ajaran sesat, hendaknya merenungkan bagian ini.
Kalau dosa Amori telah genap / mencapai batasnya, maka Allah de-ngan adil bisa menghancurkan mereka dan lalu memberikan tanah mereka kepada Israel / keturunan Abram sebagai penggenapan janji-Nya kepada Abram.
Ay 18-21:
Allah membuat perjanjian (covenant) dengan Abram.
Kesimpulan:
Pada waktu Abram takut / ragu-ragu, Allah memberikan Firman Tuhan. Pada waktu Abram minta diyakinkan, Allah lagi-lagi memberikan Firman Tuhan! Ini jelas menunjukkan pentingnya Firman Tuhan bagi iman / keyakinan kita! Karena itu, maukah saudara memprioritaskan belajar Firman Tuhan dalam hidup sau-dara? Maukah saudara belajar Firman Tuhan dengan rajin dan tekun?
KEJADIAN 16:1-16
I) Abram mengambil Hagar sebagai istri.
1) Sarai mengusulkan hal itu (ay 2).
Hagar adalah orang Mesir yang mungkin sekali diperoleh Sarai sebagai hamba pada waktu ia dan Abram ada di Mesir (Kej 12:16). Sarai meng-usulkan supaya Abram mengambil Hagar sebagai istri, supaya ia bisa mempunyai anak melalui Hagar (bdk. Kej 30:3,9-13).
Usul ini ada positifnya: Sarai betul-betul menyangkal diri sehingga rela suaminya mempunyai istri lagi. Dan ia mau mengalami semua ini supaya berkat yang Tuhan janjikan bisa tersalur melalui mereka.
Tetapi usul ini jelas juga ada negatifnya, yaitu:
a) Polygamy.
Sekalipun pada saat itu Abram dan Sarai belum mempunyai Kitab Suci / Hukum Taurat yang melarang polygamy, tetapi mestinya mere-ka telah mendengar dari cerita turun temurun, bahwa pada mulanya Allah hanya menciptakan 1 orang laki-laki dan 1 orang perempuan, sehingga seharusnya mereka tahu bahwa Allah pasti tidak menghen-daki polygamy.
b) Tidak / kurang beriman.
Usul ini menunjukkan bahwa Sarai tidak beriman pada janji Tuhan, dan ia tidak tekun dalam menantikan janji Tuhan. Dalam ay 3 dikata-kan bahwa Abram sudah 10 tahun tinggal di tanah Kanaan. Jadi, sudah 10 tahun berlalu sejak Allah pertama kalinya menjanjikan anak kepada Abram. Sekarang, Abram berusia 85 tahun (bdk. ay 16), dan Sarai berusia 75 tahun. Mereka makin bertambah tua dan secara logika, makin tidak mungkin untuk bisa mempunyai anak. Di sinilah Sarai mulai berjalan dengan pengelihatannya, bukan dengan iman (bdk. 2Kor 5:7). Ketidakpercayaan Sarai akan janji Tuhan, dan ke-tidaktekunan Sarai untuk menantikan penggenapan janji Tuhan ini, menyebabkan ia merasa perlu untuk ‘membantu Tuhan’ dengan cara-nya sendiri, yang adalah cara duniawi yang salah!
Penerapan:
Apakah saudarapun sering tak beriman pada janji Tuhan, dan sering tidak tekun dalam menantikan penggenapan janji Tuhan? Apakah sau-dara lalu berusaha untuk ‘membantu Tuhan’ dengan cara saudara sendiri yang tidak Alkitabiah?
2) Abram setuju pada usul Sarai (ay 2b).
Dalam hal ini, seharusnya Abram menjawab Sarai dengan jawaban yang dipakai Ayub untuk menjawab istrinya (Ayub 2:9-10)! Tetapi, ternyata Abram malah menyetujui usul istrinya yang salah itu.
Rupa-rupanya Abram menggunakan rasionya dan berpikir bahwa selama ini dalam menjanjikan anak, Tuhan tidak pernah menyebut tentang Sarai (Tuhan menyebut Sarai sebagai ibu dari anak perjanjian untuk pertama kalinya dalam Kej 17:15-dst). Jadi, mungkin saja, anak itu adalah anak Abram, tetapi bukan anak Sarai! Dengan demikian, usul Sarai mungkin sekali memang merupakan jalan Tuhan untuk mendapatkan anak / ketu-runan.
Abram boleh saja berpikir demikian, tetapi bagaimanapun juga, seharus-nya ia bertanya dulu kepada Tuhan, apakah Tuhan menghendaki hal itu atau tidak. Tetapi ternyata, tanpa minta persetujuan Tuhan, Abram me-nyetujui usul Sarai!
Penerapan:
Dalam dunia ini saudara akan sangat sering mendapatkan usul / saran, baik dari teman, keluarga, boss, atau bahkan para rohaniwan di gereja. Dari siapapun saran itu datang, bandingkanlah lebih dulu dengan Kitab Suci / Firman Tuhan. Jangan sembarangan menuruti saran seseorang seperti yang dilakukan oleh Abram di sini!
II) Apa yang lalu terjadi?
1) Sarai dan Abram menderita.
a) Hagar mengandung, lalu memandang rendah dan menghina Sarai (ay 4). Hal ini betul-betul membuat Sarai menderita (ay 5 bdk. 1Sam 1:6 Amsal 30:21-23).
b) Abrampun menderita pada waktu Sarai melampiaskan kemarahannya kepada Abram (ay 5).
Sarai tidak melakukan introspeksi (memeriksa diri sendiri), tetapi bah-kan menyalahkan suaminya.
Mengatakan bahwa hal itu adalah tanggung jawab Abram (ay 5), betul-betul adalah sesuatu yang tidak masuk akal (woman’s logic?).
Kata-kata ‘Tuhan kitanya menjadi Hakim antara aku dan engkau’ (ay 5b) berarti bahwa ia menghendaki supaya Tuhan menentukan siapa yang salah. Ini lagi-lagi adalah kata-kata yang dikeluarkan tanpa dipikir sama sekali, dan hanya didasarkan pada emosi saja.
Semua ini jelas merupakan penderitaan bagi Abram. Dan juga, larinya Hagar dari rumah itu pasti menyebabkan Abram menderita, karena ba-gaimanapun juga, anak dalam kandungan Hagar adalah anak Abram.
Semua ini memperingatkan kita bahwa dosa selalu membawa penderi-taan! Karena itu, janganlah bermain-main dengan dosa atau meremehkan dosa! Pada mulanya bisa saja dosa itu terasa enak, tetapi lambat atau cepat dosa itu akan membawa penderitaan bagi saudara.
2) Pengalaman Hagar.
Melihat sikap Sarai dalam ay 5, Abram sabar saja (ay 6). Tetapi bagaima-napun, ini juga merupakan sikap yang tidak tegas dan bersifat kompro-mistis! Demi perdamaian dengan Sarai, ia membiarkan ketidak-benaran terjadi! Ini menyebabkan Sarai lalu menindas Hagar (ay 6).
Apa yang lalu dialami oleh / terjadi dengan Hagar?
a) Hagar lari dari Sarai (ay 6).
Ia tidak melakukan introspeksi, mengaku salah dan minta maaf karena telah menghina Sarai, tetapi ia bahkan lari meninggalkan Sarai.
Ia juga tidak menanyakan kehendak Tuhan pada waktu ia mau lari!
Seorang penafsir berkata:
“No man should rashly abandon his place in life unless he have a distinct indication from the Lord to do so” (= Tidak seorangpun yang boleh secara gegabah meninggalkan tempat hidupnya kecuali ia mendapatkan petun-juk yang jelas dari Tuhan untuk berbuat demikian).
Bandingkan ini dengan Elia yang lari dari kejaran Izebel tanpa mena-nyakan kehendak Tuhan (1Raja-raja 19:1-18).
Bandingkan juga dengan Pengkhotbah 10:4 yang berbunyi:
“Jika amarah penguasa menimpa engkau, janganlah meninggalkan tem-patmu, karena kesabaran mencegah kesalahan-kesalahan besar”.
Catatan:
Ayat ini tidak boleh dimutlakkan. Bandingkan dengan Mat 2:13-15 dimana Tuhan justru menyuruh Yusuf lari ke Mesir, juga dengan Mat 4:12 dimana Yesus sendiri menyingkir ke Galilea, dan juga dengan Kis 14:6 dimana Paulus dan Barnabas menyingkir ke kota lain karena mau dibunuh.
Penerapan:
Jangan sembarangan dalam pindah rumah, apalagi pindah kota, atau pindah keluar negeri! Bahkan dalam pindah pekerjaanpun, saudara harus meminta pimpinan Tuhan.
Dari ay 7, dimana dikatakan bahwa Malaikat Tuhan menjumpai dia di jalan ke Syur, maka bisa kita ketahui bahwa Hagar lari untuk kembali ke Mesir. Ia tidak mempertimbangkan bahwa dengan demikian, ia meninggalkan ‘gereja yang benar’ dan kembali pada kekafiran dan berhala! [Ini sama seperti Orpa yang meninggalkan Naomi (Rut 1:14-15)].
Penerapan:
Ini jelas merupakan tindakan tolol yang tidak boleh ditiru! Kalau mau pindah, hal yang pertama-tama harus dipikirkan adalah soal kerohanian, seperti adakah gereja yang benar / baik di tempat yang baru itu atau tidak.
Kalau saudara menjadi kristen karena saudara berpacaran / me-nikah dengan orang kristen atau karena saudara bekerja pada seorang kristen, dan sesudah itu saudara putus hubungan / cerai dengan orang itu, janganlah hal itu menyebabkan saudara putus hubungan dengan kekristenan! Orang kristen itu mungkin salah, tetapi Tuhan tidak salah. Jadi, mengapa saudara harus meninggal-kan Tuhan?
b) Malaikat Tuhan menjumpai Hagar (ay 7).
Yang disebut dengan ‘Malaikat Tuhan’ di sini, adalah Tuhan sendiri! Ini terlihat dari:
ay 10: ‘Aku akan membuat sangat banyak keturunanmu’.
ay 13: ‘Tuhan yang telah berfirman’.
ay 13: ‘El-Roi’ (EL adalah kata bahasa Ibrani yang berarti ‘Allah’).
c) Tuhan menyebut Hagar dengan sebutan ‘hamba Sarai’ (ay 8).
Secara tidak langsung, ini menunjukkan bahwa Allah tidak mengakui pernikahan Hagar dengan Abram!
d) Tuhan menyuruh Hagar untuk kembali kepada Sarai dan membiarkan dirinya ditindas oleh Sarai (ay 9).
Ada 2 hal yang menyebabkan Tuhan memerintahkan seperti itu:
Hagar adalah hamba Sarai (bdk. Filemon 12 & 1Pet 2:18).
Hagar memang salah lebih dulu.
e) Tuhan memberkati anak Hagar dalam hal jumlah (ay 10).
Sekalipun Hagar dan Ismael termasuk orang-orang bukan pilihan / reprobate, tetapi karena anak itu adalah anak dari Abram, maka Allah tetap memberikan berkat-berkat tertentu.
f) Tuhan menyuruh memberi anak itu nama Ismael, yang berarti: ‘God hears’ / Allah mendengar (ay 11).
Perhatikan bahwa ay 11 itu tidak berkata bahwa Allah mendengarkan doa Hagar, tetapi Allah mendengarkan penindasan atas Hagar.
Adam Clarke:
“Afflictions and distresses have a voice in the ears of God, even when prayer is restrained; but how much more powerfully do they speak when endured in meekness of spirit, with confidence in and supplication to the Lord” (= Penderitaan dan kesukaran mempunyai suara di telinga Allah, bahkan pada saat doa ditahan / tidak dinaikkan; tetapi alangkah lebih hebatnya mereka berbicara bila dipikul dalam kelembutan roh, dengan keyakinan dalam Tuhan dan permohonan kepada Tuhan).
Hagar bukan orang pilihan, dan ia berdosa dengan menghina Sarai dan lari dari Sarai. Disamping itu, ia tidak berdoa! Tetapi Tuhan toh mendengar penderitaannya dan memperhatikannya. Apalagi kalau saudara adalah orang pilihan, saudara tidak hidup dalam dosa, dan saudara berdoa kepada Tuhan! Mungkinkah Tuhan tidak mendengar dan memperhatikan penderitaan dan doa saudara?
g) Ay 12 adalah suatu nubuat bagi Ismael dan keturunannya! Mereka suka sekali bertengkar!
Kalau kita melihat ay 10 dimana dijanjikan bahwa Ismael akan menjadi bangsa yang besar, maka mungkin sekali akan ada dugaan bahwa Ismael adalah anak perjanjian, karena ay 10 itu mirip sekali dengan Kej 12:2 13:16 15:5.
Tetapi dengan adanya ay 12, maka jelaslah bahwa Ismael bukanlah anak perjanjian, karena ay 12 ini tak cocok dengan Kej 12:2-3!
Kalau mau lebih jelas lagi, maka bacalah Kej 17:18-21 yang secara explicit menunjukkan bahwa Ismael bukanlah anak perjanjian!
Kesimpulan:
Karena Abram dan Sarai tidak beriman dan tidak tekun menunggu penggenapan janji Tuhan, dan lalu mau ‘membantu’ Tuhan dengan cara mereka sendiri, maka:
mereka berdua menderita.
’hasil’ mereka ditolak oleh Tuhan, bahkan akhirnya menjadi problem bagi Israel (keturunan dari anak perjanjian).
Semua ini menjadi peringatan bagi kita, supaya kita senantiasa percaya kepada Tuhan, tekun menantikan penggenapan janji Tuhan, dan tidak ‘membantu’ Tuhan dengan cara kita sendiri yang salah. Maukah saudara?
KEJADIAN 17:1-27
I) Tuhan menampakkan diri kepada Abram.
Untuk apa Tuhan menampakkan diri kepada Abram?
1) Tuhan menampakkan diriNya kepada Abram untuk menyatakan diriNya sebagai ‘Allah yang mahakuasa’ / EL SHADDAI (ay 1).
Tujuannya adalah untuk menguatkan iman Abram, karena sebentar lagi Tuhan akan memberikan janji yang tidak masuk akal kepada Abram. Memang Tuhan sudah beberapa kali memberikan janji tersebut, dan dari dulupun janji itu sudah tidak masuk akal. Tetapi dengan bertambah tuanya Abram dan Sarai, maka janji Tuhan itu makin tidak masuk akal. Supaya Abram bisa percaya pada janji yang tidak masuk akal itulah maka Allah menyatakan diri sebagai Allah yang mahakuasa, yang bisa melaku-kan apapun yang mustahil / tidak masuk akal.
2) Untuk memberikan perintah kepada Abram (ay 1b).
Ay 1b: ‘hiduplah di hadapanKu dengan tidak bercela’.
Terjemahan ini kurang tepat! Perhatikan terjemahan di bawah ini!
NIV/NASB: ‘walk before Me, and be blameless’ (= berjalanlah di hadapan-Ku, dan jadilah tidak bercacat).
Jadi, ada 2 hal yang diperintahkan kepada Abram:
a) Ia harus selalu berjalan / hidup di hadapan Allah.
Artinya: ia harus selalu menyadari kehadiran Allah, dan bahwa Allah selalu memperhatikan dia.
Penerapan:
Kalau kita selalu hidup di depan Allah, maka kita tidak akan berani melakukan dosa-dosa yang biasanya kita lakukan. Kita berani berdus-ta, memfitnah, berzinah dsb, karena kita ‘hidup di belakang Allah’!
b) Ia harus hidup tidak bercela.
Penerapan:
Saudarapun harus hidup tidak bercela. Janganlah berbuat dosa de-ngan sengaja dengan alasan bahwa di dunia ini kita tidak mungkin hidup menuruti Firman Tuhan sepenuhnya. Ingat bahwa Firman Tu-han diberikan kepada kita, memang untuk ditaati di dunia, bukan di bulan atau di surga!
3) Meneguhkan perjanjian (covenant) yang sudah diberikan dalam Kej 15.
Bahwa perjanjian itu harus diteguhkan berkali-kali, menunjukkan bahwa Allah tahu betapa lemahnya iman kita pada janji Tuhan. Karena itu banyaklah berdoa dan membaca Firman Tuhan supaya saudara bisa lebih percaya pada janji Tuhan.
II) Perjanjian Allah dengan Abram.
A) Ada hal-hal yang sama dengan perjanjian yang lalu:
1) Tentang keturunan (ay 2,4,5,6).
Allah menjanjikan bahwa Abram akan mendapatkan seorang anak, keturunan yang sangat banyak, yang akan menjadi sejumlah besar bangsa.
Ini digenapi secara:
jasmani, karena Abram menjadi nenek moyang dari bangsa-bang-sa Israel, Edom, Arab, dan juga dari bangsa-bangsa yang diturun-kan oleh Ketura, istri Abram yang ke 3 (Kej 25:1-6).
rohani, karena semua orang kristen adalah keturunan Abram se-cara rohani (Ro 4:16-17).
2) Tentang tanah Kanaan (ay 8).
B) Ada hal-hal yang tidak ada dalam perjanjian yang lalu:
1) Abram akan menurunkan raja-raja (ay 6b,16b,20b).
2) Abram akan mendapatkan anak dari Sara (ay 16).
Selama 13 tahun Abram tertipu dengan anak perjanjian yang palsu, yaitu Ismael. Karena adanya Ismael, Abram tidak lagi mempunyai ke-inginan untuk mendapatkan anak dari Sarai. Ia pasti tidak lagi berdoa untuk hal itu! Tetapi Allah tetap memberikan anak kepada Abram me-lalui Sara, dan ini menunjukkan:
Kasih Allah kepada Abram.
Kesetiaan Allah terhadap janjiNya!
Rencana Allah tidak bisa gagal! Dosa dan kesalahan kita sekali-pun tidak bisa menggagalkan Rencana Allah!
3) Saat kelahiran anak (ay 21b).
Dari dulu Allah hanya menjanjikan anak, tanpa menyatakan kapan anak itu akan lahir, tetapi sekarang Allah menyatakan hal itu.
4) Nama anak itu, yaitu Ishak (ay 19,21).
Ishak berarti ‘he laughs’ (= ia tertawa); ini jelas diambil dari tertawanya Abram dalam ay 17, bukan dari tertawanya Sara dalam Kej 18:12-15.
5) Perubahan nama.
a) Nama Abram diubah menjadi Abraham (ay 5).
Abram berarti ‘the high / exalted father’ (= bapa yang besar / mu-lia); sedangkan Abraham berarti ‘the father of many / a multitude’ (= bapa dari banyak orang).
b) Sarai diubah menjadi Sara(h) (ay 15).
Sarai berarti ‘my princess’ (= putriku); sedangkan Sara(h) berarti ‘princess’ (= putri).
6) Tanda perjanjian yaitu sunat (ay 9-14).
a) Mengapa Allah memilih tanda itu? Apa manfaatnya?
Tanda itu akan terlihat sekitar 5-10x / hari (pada waktu mereka pergi ke belakang untuk buang air kecil). Jadi, ini adalah suatu tanda yang sangat effektif untuk mengingatkan mereka bahwa mereka adalah umat Allah.
Setiap kali mereka mau berzinah / kawin dengan orang kafir, tanda itu akan terlihat dan akan mengingatkan mereka! Perlu diingat bahwa banyak sekali agama-agama kafir yang mem-praktekkan free sex dalam upacara keagamaan mereka, se-hingga tanda itu sekaligus bisa mencegah mereka untuk meng-ikuti agama-agama kafir.
b) Tanda itu hanya diberikan kepada laki-laki saja (ay 10b,12a,14a).
Mengapa?
karena tidak menyenangkan kalau dilakukan terhadap perem-puan.
ada yang mengatakan: untuk menunjukkan bahwa semua yang diturunkan oleh laki-laki pasti berdosa, tetapi yang diturunkan dari perempuan, belum tentu berdosa (Yesus hanya diturunkan dari perempuan, dan Ia tidak berdosa!).
Tetapi saya tidak setuju dengan point ini.
laki-laki adalah kepala perempuan (1Kor 11:3) sehingga perem-puan dianggap ada di dalam laki-laki. Jadi, dengan memberi tanda pada laki-laki, maka perempuan dianggap sudah ter-masuk!
perempuan tidak terlalu dianggap / dihargai pada jaman itu. Yang penting adalah laki-laki.
c) Anak laki-laki harus disunat pada waktu berumur 8 hari (ay 12a).
Hukum ini ada lagi dalam Im 12:2-3. Dan dalam Im 22:27 dika-takan bahwa seekor binatang baru boleh dipersembahkan ke-pada Tuhan setelah berumur 8 hari. Jadi, rupa-rupanya 7 hari setelah kelahiran, anak maupun binatang tersebut dianggap najis sehingga tidak boleh disunat / dipersembahkan kepada Tuhan, dan baru pada hari ke 8 anak / binatang itu boleh disunat / dipersembahkan kepada Tuhan.
Hukum ini dijadikan dasar dari baptisan bayi.
Sakramen sunat dalam Perjanjian Lama digantikan dengan sa-kramen baptisan dalam Perjanjian Baru (Kol 2:11-12). Kalau sunat, yang menandakan bahwa seseorang itu menjadi umat Tuhan (ay 7,10-11,14), dilakukan terhadap bayi (yang jelas belum beriman), maka jelas bahwa baptisan juga harus dilaku-kan terhadap anak / bayi!
d) Sunat dikatakan sebagai perjanjian kekal (ay 13). Lalu mengapa dalam Perjanjian Baru sunat bisa diganti oleh baptisan?
Jawab:
yang kekal bukan tanda sunat itu sendiri, tetapi arti dari sunat itu, atau perjanjian antara Allah dengan umatNya.
sunat adalah TYPE dari baptisan. Karena itu pada waktu ANTI-TYPEnya (yaitu baptisan) sudah datang, maka TYPEnya harus disingkirkan!
Bandingkan hal ini dengan Maz 132:13-14 yang mengatakan bahwa Bait Allah / Yerusalem (= Type dari gereja!) adalah tempat Allah untuk selama-lamanya!
e) Orang laki-laki yang tidak disunat, harus dilenyapkan (ay 14).
NIV: ‘will be cut off from his people’ (= akan dipotong dari umat-Nya).
Ada yang mengartikan bahwa sanksi ini berarti:
hukuman mati.
orang itu harus dikucilkan, dianggap bukan umat Allah, dan orang itu tidak mendapat bagian dalam perjanjian dengan Allah. Ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa orang itu akan mendapat kematian kekal / masuk neraka.
Yang manapun arti yang benar, yang jelas pengabaian terhadap sakramen sunat ini punya sanksi yang berat! Bandingkan dengan Kel 4:24 dimana Musa mau dibunuh oleh Tuhan karena tidak me-nyunat anaknya!
Penerapan: apakah saudara sering meremehkan sakramen? Mi-salnya:
dengan tidak membaptiskan anak saudara.
dengan sengaja tidak mau ikut Perjamuan Kudus tanpa alasan.
dengan ikut Perjamuan Kudus dengan sembarangan (bdk. 1Kor 11:27-31).
dengan membiarkan anak saudara mengambil roti / anggur da-lam Perjamuan Kudus sekedar untuk menyenangkan anak itu.
Jangan menganggap enteng hal-hal seperti ini! Ingatlah bahwa Tuhan memberikan sanksi yang berat terhadap pengabaian / peremehan sakramen!
III) Tanggapan Abram.
1) Abram percaya pada janji Tuhan / firman Tuhan.
Hal ini terlihat dari:
a) Ia sujud kepada Tuhan (ay 3,17).
Dalam ay 17, kata ‘tertunduklah’ merupakan terjemahan yang salah, karena kata bahasa Ibrani yang dipakai persis sama dengan ay 3.
Sujudnya Abram ini menunjukkan hormat dan sekaligus iman (peneri-maan terhadap firman Tuhan).
b) Ia tertawa (ay 17).
Ada orang-orang yang mengartikan bahwa Abram tertawa karena ia tidak percaya pada janji Tuhan. Lalu ay 18 ditafsirkan: Abram meng-usulkan sesuatu yang lebih masuk akal, yaitu supaya Ismael diterima oleh Allah sebagai anak perjanjian.
Tetapi ada lebih banyak penafsir yang mempercayai bahwa penaf-siran tersebut adalah penafsiran yang salah, dan bahwa tertawanya Abram tidak menunjukkan bahwa ia tidak percaya, tetapi sebaliknya. Dasarnya:
Abram tidak ditegur seperti Sara dalam Kej 18:12-15. Ini membukti-kan bahwa sekalipun dua-dua tertawa, tetapi hati mereka punya sikap yang berbeda terhadap janji Tuhan tersebut.
Ay 17 yang mengatakan: ‘Mungkinkah ...’ memang menunjukkan ketidakpercayaan, tetapi ayat ini kurang tepat terjemahannya. Ban-dingkan dengan NIV yang menterjemahkan: ‘will a son be born ... will Sarah bear a child ...’.(= akankah seorang anak laki-laki dila-hirkan ... akankah Sara melahirkan seorang anak ...). Ini bukan perwujudan dari ketidakpercayaan, tetapi perwujudan dari perasa-an sukacita dan surprise (= kejutan)!
Kalau ay 18 ditafsirkan sebagai usul Abram supaya Ismael diterima sebagai anak perjanjian, maka tidak mungkin dalam ay 20 Tuhan berkata bahwa Ia mendengarkan permintaan Abram tentang Is-mael!
Karena itu, dalam ay 18 Abram bukannya meminta supaya Ismael dijadikan anak perjanjian! Ia melihat bahwa dalam pembicaraan itu Tuhan sama sekali tidak menyebut-nyebut Ismael, dan karena itu ia meminta supaya Tuhan tetap memberkati Ismael, sekalipun Ismael bukan anak perjanjian. Permintaan Abram ini ditanggapi oleh Tuhan dengan menegaskan lagi bahwa Ishaklah yang adalah anak perjanjian (ay 19), dan bahwa Ismael akan diberkati sesuai dengan permintaan Abram (ay 20).
Ro 4:19-21 jelas menunjukkan bahwa Abram percaya dan bukan-nya ragu-ragu / bimbang terhadap janji Tuhan, sekalipun janji Tuhan itu kelihatannya mustahil / tak masuk akal.
Yoh 8:56 mengatakan bahwa Abram bersukacita ketika meman-dang ke depan kepada Yesus. Ada orang yang menghubungkan sukacita dalam Yoh 8:56 ini dengan tertawanya Abram dalam Kej 17:17. Ini memang suatu penafsiran yang memungkinkan, karena adanya anak perjanjian (Ishak), berarti akan munculnya Mesias!
Kalau penafsiran ini benar, ini membuktikan bahwa Abram tertawa bukan karena tidak percaya, tetapi karena sukacita / iman!
2) Abram taat secara total dan langsung pada Firman Tuhan.
a) Langsung.
Ay 17 Abram sudah menyebut istrinya Sara, bukan lagi Sarai!
Ay 23 ia melaksanakan penyunatan pada hari itu juga!
Penerapan:
Dalam hal apa saudara menunda ketaatan saudara? Dalam hal mela-yani Tuhan? Dalam memberikan perpuluhan? Dalam hal mengampuni orang yang bersalah kepada saudara? Bertobatlah dan taatlah secara langsung! Menunda berarti tidak taat!
b) Total.
ia menyunat semua laki-laki tanpa kecuali, termasuk Ismael (Jadi, Ismael tidak dibuang secara total dari perjanjian Tuhan. Ia terma-suk dalam perjanjian, dan masuk menjadi umat Allah, sampai ia sendiri, secara sengaja memutuskan dirinya dari perjanjian Allah tersebut).
Tentang hal ini ada jejaknya dalam sejarah:
Bangsa Yahudi (keturunan Ishak) maupun Arab (keturunan Is-mael) sama-sama melakukan sunat karena alasan agama.
Orang Arab / Islam disunat pada usia 13 tahun (bdk. ay 25).
ia mengubah namanya dan nama Sarai.
ia memberikan nama Ishak kepada anak Sara itu (Kej 21:3).
Penutup:
Abraham mendapat janji Tuhan yang tidak masuk akal, tetapi ia percaya. Ia juga mendapat perintah Allah yang cukup berat, tetapi ia taat (langsung dan total).
Bagaimana dengan saudara? Maukah saudara percaya pada setiap janji Tuhan? Maukah saudara taat (langsung dan total) pada setiap perintah Tuhan?
KEJADIAN 18:1-15
Dalam Kej 18, Tuhan menampakkan diri kepada Abraham (ay 1), dengan 2 tujuan:
menguatkan iman Sara (ay 9-15).
memberitakan hukuman Sodom dan Gomora (ay 16-33).
Dalam ay 2 dikatakan bahwa Abraham melihat 3 orang. Banyak orang yang menganggap bahwa 3 orang ini adalah perwujudan dari 3 pribadi dalam Allah Tritunggal. Tetapi ini adalah pandangan yang salah! Dari 3 orang itu, hanya salah satu adalah Allah, sedangkan yang dua adalah malaikat biasa.
Alasannya:
dari ay 13 terlihat bahwa setidaknya salah satu dari 3 orang itu adalah Allah / YAHWEH / YEHOVAH sendiri (kata ‘TUHAN’ dalam bahasa Ibraninya adalah YAHWEH / YEHOVAH).
dari ay 22 dan Kej 19:1, terlihat jelas bahwa 2 orang meninggalkan Abraham sendirian dengan TUHAN, dan dua orang itu adalah 2 malaikat.
I) Keramah-tamahan Abraham dalam menerima tamu.
1) Mula-mula Abraham tidak tahu bahwa 3 orang itu adalah Allah dan 2 malaikat. Ia baru mengetahui hal itu pada ay 9-10, karena dalam ay 9, orang itu bisa tahu nama istrinya adalah Sara, dan dalam ay 10, orang itu memberikan janji anak.
Memang ada penafsir yang menganggap bahwa dari semula Abraham tahu bahwa 3 orang itu adalah Allah + 2 malaikat.
Dasarnya:
ay 2, Abraham sujud kepada mereka.
ay 3, Abraham menyebut ‘tuanku’ [NIV: ‘my lord’ (= Tuhanku)].
Tetapi saya tetap tak setuju dengan pandangan ini karena:
a) Pada jaman Perjanjian Lama, sujud dilakukan bukan hanya terhadap Allah, tetapi juga terhadap:
raja, pangeran, dsb (bdk. Kej 42:6 2Sam 9:8).
orang biasa / yang sederajad (Kej 23:7 33:6-7).
Karena itu, dari sujudnya Abraham, kita belum bisa menyimpulkan bahwa Abraham tahu bahwa 3 orang itu adalah Allah dan 2 malaikat.
b) Pembahasan kata ‘tuanku’ (ay 3a).
Perlu diketahui bahwa dalam penulisan, bahasa Ibrani sebetulnya tidak mempunyai huruf hidup (dalam pengucapan, tentu saja ada bunyi huruf hidup). Abjad Ibrani terdiri dari 22 huruf, dan tidak ada satupun huruf hidup diantaranya. Dalam bahasa Ibrani modern, lalu ditambahkan huruf hidup. Tetapi, Kitab Suci ditulis dalam bahasa Ibrani kuno, sehingga tidak ada huruf hidup. Untuk bisa membaca dan mangartikan dengan tepat, kita harus menebak huruf hidupnya. Kadang-kadang, hal ini mudah, tetapi kadang-kadang sukar, karena ada beberapa kemungkinan penambahan huruf hidup (Contoh: C-W-K bisa ditambahi huruf hidup sehingga menjadi COWOK, bisa juga ditambahi huruf hidup sehingga menjadi CEWEK).
Kata yang diterjemahkan ‘tuanku’ dalam ay 3, sebetulnya mempunyai 3 kemungkinan penambahan huruf hidup:
menjadi ADONAY (A = A panjang), yang artinya adalah Lord / Tuhan (ini menunjuk kepada Tuhan / Allah).
menjadi ADONAY (A = A pendek), yang artinya adalah my lords / tuan-tuanku [ini menunjuk kepada manusia biasa (jamak)].
menjadi ADONI, yang artinya adalah my lord / tuanku [ini menunjuk kepada manusia biasa (tunggal)].
Dengan adanya 3 kemungkinan ini, maka jelaslah bahwa dari kata itu, lagi-lagi tidak bisa dipastikan bahwa Abraham tahu kalau 3 orang itu adalah Allah dan 2 malaikat.
c) Abraham menawarkan istirahat, makanan dan minuman kepada 3 orang itu (ay 3-5). Ini tidak mungkin ia lakukan, kalau ia tahu bahwa 3 orang itu adalah Allah + 2 malaikat!
d) Ibr 13:2 jelas menunjuk pada 2 peristiwa yaitu Kej 18:1-8 dan Kej 19:1-3, dan di sana dikatakan:
“Janganlah kamu lupa memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak diketahuinya telah men-jamu malaikat-malaikat”.
Kata-kata ‘dengan tidak diketahuinya’ jelas menunjukkan bahwa Abraham tidak tahu bahwa mereka bertiga adalah Allah dan 2 malaikat.
2) Abraham menyambut 3 orang itu, menawarkan istirahat, makan dan minum.
sekalipun ia tak tahu bahwa 3 orang itu adalah Allah + 2 malaikat, tetapi ia menyambut mereka dengan hangat dan mengundang mereka untuk mampir di rumahnya.
Abraham menyediakan air untuk membasuh kaki (ay 4a). Ini menun-jukkan keramahan & penghormatan kepada mereka.
Abraham menawarkan ‘sepotong roti’ (ay 5).
Padahal, yang ia hidangkan adalah: roti, daging, dadih dan susu (Ca-tatan: ‘dadih’ adalah bagian kental dari susu yang nantinya dibuat menjadi keju). Ini menunjukkan kerendahan hati Abraham, yang tidak memamerkan kehebatan hidangan yang ia berikan. Juga ini menun-jukkan bahwa Abraham ingin mereka tidak menganggapnya terlalu repot dalam menyediakan makanan.
ay 6-8 menunjukkan bahwa Abraham betul-betul niat dalam menjamu tamunya dan ia royal sekali dalam melakukannya.
Penerapan:
pada jaman ini, kita memang tidak bisa mengundang seadanya orang yang tidak kita kenal, karena bisa-bisa kita mengundang penjahat. Tetapi bagaimanapun juga, Kitab Suci cukup menekankan harus ada-nya keramahan dalam menyambut tamu / orang asing dalam diri orang kristen. Ro 12:13b mengatakan: “usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan!”, dan 1Tim 3:2 menyatakan bahwa salah satu persyaratan penatua adalah ‘suka memberi tumpangan’. Dalam Mat 25:35,40,43,45 Tuhan Yesus bahkan mengatakan bahwa orang yang memberi tumpangan kepada ‘saudara Yesus yang paling hina’ sama dengan memberi tumpangan kepada Yesus, dan orang yang tidak memberi tumpangan kepada ‘salah seorang dari yang paling hina’ sama dengan tidak memberi tumpangan kepada Yesus. Karena itu, kita harus melakukannya, sekalipun secara selektif. Yang saya maksudkan selektif, tentu tidak berarti bahwa kita memilih yang kaya saja, karena ini akan bertentangan dengan Luk 14:12-14. Jadi ‘selektif’ artinya memilih yang bukan penjahat.
sikap ramah dalam menyambut tamu / orang asing ini juga harus ditunjukkan dalam gereja, yaitu kalau ada orang baru. Apakah sau-dara bersikap ramah dan menyambutnya dengan baik, atau saudara bersikap acuh tak acuh kepada orang baru dalam gereja saudara?
kalau ada seorang pendeta / penginjil / pengkhotbah dari luar kota melayani dalam gereja saudara, dan ia harus menginap, biasanya ia diinapkan di hotel. Ini aneh! Tidak adakah jemaat / majelis yang mau menyediakan rumahnya sebagai penginapan, menyediakan makan, minum, dsb?
II) Sikap Tuhan dan 2 malaikat itu.
1) Mereka langsung menerima undangan Abraham itu (ay 5b).
Andaikata saudara yang menerima undangan / tawaran yang seperti itu, bagaimana kira-kira reaksi saudara? Pura-pura menolak karena sungkan / demi sopan santun dsb? Tetapi, Tuhan ternyata tidak demikian. Ia lang-sung menerima undangan / tawaran itu. Dari sini terlihat betapa polos, jujur, dan terus terangnya Tuhan itu! Juga kalau saudara lihat ay 13,15b, dimana Tuhan menegur Sara dari dosanya, lagi-lagi terlihat bahwa Tuhan itu begitu polos, jujur dan terus terang. Bandingkan dengan ‘sopan santun orang Timur’ dalam Kej 23:3-16!
Penerapan:
Apakah saudara adalah orang yang suka ‘berpolitik’ / bersikap ‘bijaksana’, dalam berbicara? Apakah semua itu sering menyebabkan saudara tidak terus terang, atau bahkan berdusta dan bersikap mu-nafik?
Apakah saudara sering berdusta dan bersikap munafik hanya karena sungkan atau demi sopan santun, dsb?
Kalau ada orang yang langsung menerima tawaran makan dari sau-dara, apakah saudara menganggapnya sebagai tidak sopan, tidak tahu diri, atau bahkan rakus?
2) Mereka makan (ay 8b).
Tidak ada sesuatu yang aneh dengan hal ini. Mereka punya tubuh (sekalipun hanya untuk sementara), dan karena itu mereka bisa ma-kan.
Mereka makan bukan karena butuh makanan! Bandingkan dengan Luk 24:41-43 dimana Yesus, setelah kebangkitan, juga makan, pada-hal tubuh kebangkitanNya pasti tidak membutuhkan makanan!
3) Tuhan meneguhkan iman Sara (ay 9-15).
Tuhan bertanya ‘dimana Sara?’ bukan karena Ia tidak tahu dimana Sara berada, tetapi supaya Sara memperhatikan kata-kataNya.
Dalam ay 10, Tuhan mengulangi janjiNya dalam Kej 17.
Catatan: kata-kata ‘Aku akan kembali’ dalam ay 10, dan juga kata-kata yang serupa dalam ay 14, tidak berarti secara hurufiah. Artinya: Ia akan memberi berkat dalam bentuk anak.
Sara tertawa karena tidak percaya (ay 11-12).
Ia bukan sekedar menggunakan otaknya, tetapi ia bersandar pada otak / logikanya. Ini jelas salah (Amsal 3:5).
Tuhan memberikan teguran dan firman untuk menguatkan iman Sara (ay 13-14).
Sekalipun dalam bacaan ini tidak diceritakan tentang tanggapan Sara, tetapi jelas bahwa Sara akhirnya percaya. Dasarnya adalah Ibr 11:11 (pakailah terjemahan KJV / RSV / NASB, karena terjemahan Kitab Suci Indonesia dan NIV salah!).
RSV: “By faith Sarah herself received power to conceive, even when she was past the age, since she considered him faithful who had promised” (= oleh iman Sara sendiri menerima
KEJADIAN 18:16-19:38
I) Doa syafaat Abraham.
1) Allah memberitahu Abraham tentang Sodom & Gomora (ay 17-21).
a) Ay 17-19 seolah-olah menunjukkan bahwa Tuhan berargumentasi dengan diriNya sendiri, apakah Ia akan memberitahu Abraham atau tidak. Ini jelas merupakan bahasa Anthropomorphism, dimana Allah digambarkan seakan-akan Ia adalah manusia. Semua yang menggu-nakan bahasa Anthropomorphism tidak sungguh-sungguh berarti de-mikian. Tentu dari semula Allah sudah tahu apa yang akan Ia lakukan.
b) Ay 20-21 menunjukkan seolah-olah Allah membutuhkan informasi un-tuk bisa mengetahui keadaan Sodom dan Gomora. Ini tentu lagi-lagi merupakan bahasa Anthropomorphism, dan karena itu tidak boleh diartikan sungguh-sungguh demikian. Semua ini hanya menunjukkan bahwa Tuhan tidak menghukum dengan sembarangan, tetapi betul-betul sudah mempertimbangkannya.
c) Mengapa Allah memberitahu Abraham?
Karena Abraham adalah orang pilihan, atau karena Abraham ada-lah orang yang dekat hubungannya dengan Allah.
Ay 19: ‘memilih’. Bahasa Ibraninya adalah YADA, yang sebetulnya / pada umumnya berarti ‘to know’ (= mengetahui / mengenal). Ada 2 penafsiran mengenai penterjemahan kata ini:
diterjemahkan ‘memilih’ karena kontexnya menuntut hal itu.
Kalau diterjemahkan seperti ini, maka itu menunjukkan bahwa Allah memberitahu Abraham karena Abraham adalah orang pilihan.
diterjemahkan ‘to enter into personal relations with’ (= masuk dalam hubungan pribadi dengan).
Terjemahan ini lebih dekat dengan arti sebenarnya / arti yang umum dari kata YADA, dan kalau diterjemahkan seperti ini, maka itu menunjukkan bahwa Allah memberitahu Abraham ka-rena Abraham adalah orang yang dekat hubungannya dengan Dia. Bandingkan dengan Maz 25:14 yang berbunyi: “TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan dia, dan perjanjian-Nya diberitahukanNya kepada mereka”.
Supaya Abraham mengajar keturunannya (ay 19).
Penghukuman Sodom dan Gomora jelas akan merupakan suatu pengajaran yang baik kepada keturunannya, karena akan mem-buat mereka melihat keadilan Allah, dan menyebabkan mereka takut untuk berbuat dosa.
Supaya Abraham berdoa untuk orang-orang Sodom dan Gomora.
Memang kemauan untuk berdoa merupakan pekerjaan Allah (Fil 2:13), tetapi Abraham tidak mungkin berdoa kalau ia tidak tahu apa-apa tentang Sodom dan Gomora. Karena itulah maka Allah memberikan informasi kepada Abraham.
Penerapan:
Kalau saudara menerima kabar buruk tentang seseorang, baik dalam hal rohani maupun jasmani (asal bukan kabar kematian), anggaplah itu sebagai panggilan dari Allah untuk berdoa bagi orang itu!
2) Abraham menaikkan doa syafaat (ay 23-32).
Abraham mengasihi orang-orang Sodom dan Gomora, dan karena itu ia berdoa untuk mereka. Kasihnya menyebabkan ia memberanikan dirinya dalam meminta kepada Tuhan (ay 27,31).
Penerapan:
Tuhan menghendaki kita mengasihi sesama kita seperti diri kita sendiri (Mat 22:39). Apakah kita sudah mentaati perintah itu atau tidak, bisa terlihat dari kehidupan doa kita! Sekalipun kita selalu bersikap ramah / sabar terhadap sesama kita, tetapi kalau pada waktu berdoa kita selalu hanya berdoa untuk diri kita sendiri dan tidak pernah / jarang berdoa untuk orang lain, maka jelas sekali kita belum mengasihi sesama kita seperti diri kita sendiri! Karena itu, maukah saudara mulai saat ini belajar berdoa untuk orang lain? Misalnya: untuk keluarga, teman-teman, gereja, hamba Tuhan, Majelis / pengurus, guru sekolah minggu, jemaat yang lain dsb?
II) Hasil doa Abraham (Kej 19).
A) Kejahatan Sodom:
Sebelum kita melihat hasil doa syafaat Abraham, mari kita terlebih dulu melihat jahatnya orang-orang yang didoakan oleh Abraham.
1) Ay 5: ‘supaya kami pakai mereka’.
NASB: ‘so that we may have relations with them’ (= supaya kami dapat berhubungan dengan mereka).
NIV: ‘so that we can have sex with them’ (= supaya kami dapat berhu-bungan sex dengan mereka).
KJV/RSV: ‘that we may know them’ (= supaya kami mengetahui / me-ngenal mereka).
Kata bahasa Ibraninya adalah YADA yang pada umumnya diartikan ‘to know’ (= tahu / kenal).
Ada 2 penafsiran tentang bagian ini:
a) Calvin: mereka berkata bahwa mereka mau tahu / kenal orang-orang itu, tetapi tentu ini bukan maksud mereka yang sebenarnya. Jadi mereka pura-pura marah kepada Lot karena Lot telah mema-sukkan orang-orang asing ke dalam rumahnya, dan sekarang mereka mau tahu / kenal orang-orang asing itu.
Bahwa dalam ay 8 Lot tahu-tahu bisa menawarkan kedua anak perempuannya, itu disebabkan karena Lot tahu maksud mereka yang sebenarnya, sekalipun tidak mereka katakan secara terang-terangan.
b) Mayoritas penafsir: mereka memang terang-terangan berkata bah-wa mereka mau melakukan hubungan sex dengan kedua orang itu (bdk. terjemahan NIV). Dan karena 2 malaikat itu menampakkan diri dalam bentuk laki-laki, maka ini menunjukkan bahwa mereka ingin melakukan homosex secara terang-terangan.
Dasar pandangan ini:
kata YADA memang cukup sering diartikan ‘hubungan sex’, misalnya:
dalam ay 8 diterjemahkan ‘dijamah’.
dalam Kej 4:1 diterjemahkan ‘bersetubuh’.
cerita ini mirip sekali dengan cerita dalam Hakim-hakim 19, dan dua-duanya mengarah pada sex.
2) Ay 4:
a) Ayat ini menunjukkan kebejatan mereka yang begitu menyeluruh, karena ayat itu berkata ‘dari yang muda sampai yang tua, bahkan seluruh kota, tidak ada yang terkecuali’. Bayangkan bahwa seluruh kota itu penuh dengan orang-orang yang mau melakukan perkosa-an dan homosex! Ini juga menunjukkan bahwa dosa itu menular! Bahkan Lot dan keluarganyapun ikut ketularan, yang bisa terlihat dari:
Lot menawarkan 2 anak gadisnya kepada mereka (ay 8).
Dari ay 32-35 bisa disimpulkan bahwa Lot adalah seorang pe-mabuk. Kalau tidak, kedua anaknya tidak mungkin bisa mem-punyai gagasan seperti itu.
Ay 31-35 juga menunjukkan bejatnya moral kedua anak perempuan Lot. Ini tidak mengherankan, karena mereka bertunangan dengan orang Sodom (ay 14)!
Penerapan:
Mengingat akan mudah menularnya dosa, hati-hatilah untuk tidak bergaul sembarangan dengan orang yang bejat! Bandingkan de-ngan 1Kor 15:33 yang berbunyi: “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik”.
b) Ay 4 ini juga menunjukkan bahwa mereka tidak malu-malu dalam berbuat dosa, padahal dosa yang akan mereka lakukan adalah dosa yang sangat memalukan / terkutuk (homosex dan perkosaan). Bandingkan dengan Yes 3:9!
Penerapan:
Salah satu ciri orang sesat / bejat adalah: tidak malu atas dosa-dosa yang seharusnya memalukan, dan sebaliknya malu tentang hal yang tidak seharusnya membuat malu, misalnya bergaul / me-nikah dengan orang miskin.
3) Ay 9,11 menunjukkan tegar tengkuknya mereka.
Dalam ay 9 dikatakan mereka bahkan menjadi marah kepada Lot yang menasehati mereka untuk tidak berbuat jahat. Dan dalam ay 11 dikatakan bahwa sekalipun mereka dibutakan, mereka bukannya ber-tobat / menjadi takut, tetapi mereka tetap mencari-cari pintu (sekalipun usaha mereka sia-sia).
B) Penghancuran Sodom dan Gomora.
1) Ay 24-25 menunjukkan penghancuran Sodom dan Gomora!
Catatan: Ay 24 menunjukkan adanya lebih dari satu pribadi dalam diri Allah!
2) Yang dihancurkan bukan hanya Sodom dan Gomora!
Ay 28: ‘Sodom dan Gomora serta seluruh tanah lembah Yordan’ (bdk. ay 25).
Dan dari Ul 29:23 dan Hos 11:8 bisa dilihat bahwa ada dua kota lain yang ikut dihancurkan yaitu Adma dan Zeboim.
Jadi, dari 5 kota dalam Kej 14:2 (raja-raja yang ditolong oleh Abra-ham), hanya kota Zoar yang terluput dari hukuman Tuhan ini, karena Lot lari ke sana (ay 18-22).
C) Penyelamatan Lot dan keluarganya.
1) Perintah malaikat.
Ay 12: bawalah kaummu keluar dari kota ini!
Ay 15-16: harus cepat-cepat!
Penerapan: Setan sering menggoda supaya kita berlambat-lambat dalam bertobat!
Ay 17:
larilah!
jangan menoleh ke belakang / berhenti.
larilah ke pegunungan [akhirnya diubah ‘ke Zoar’ karena per-mintaan Lot (ay 18-22)].
2) Tanggapan terhadap perintah malaikat.
a) Kedua calon menantu Lot menganggap sebagai gurauan (ay 14).
Akibatnya, mereka dibinasakan oleh hukuman Tuhan!
Penerapan: Hati-hatilah untuk tidak menganggap Firman Tuhan sebagai suatu gurauan. Sekalipun dalam khotbah ada lelucon, dan hamba Tuhannya adalah teman dekat saudara, jangan sekali-kali menganggap Firman yang ia sampaikan sebagai gurauan, atau saudara akan mengalami apa yang dialami oleh kedua calon menantu Lot ini!
b) Istri Lot percaya pada kata-kata malaikat, dan ia lari meninggalkan kota Sodom. Tetapi ia menoleh ke belakang, sehingga iapun dibinasakan (ay 26)!
Penerapan: ini mengajar kita untuk tidak menoleh ke belakang di dalam mengikut Tuhan! Apakah saudara masih sering mengingin-kan kehidupan saudara yang lama dengan seluruh dosa-dosanya? Apakah saudara merasa berat meninggalkan hal-hal tertentu da-lam kehidupan yang lama?
Matinya istri Lot tentu juga merupakan pukulan hebat bagi Lot. Bayangkan: Lot pindah ke Sodom semata-mata karena menginginkan keuntungan (Kej 13:10-13). Tetapi akibatnya adalah:
hartanya habis semua.
moralnya dan moral kedua anak perempuannya menjadi bejat!
istrinya mati.
Jelas bahwa ia bukannya untung, tetapi ‘buntung’!
Penerapan: Jangan pindah ke suatu tempat (tempat tinggal mau-pun pekerjaan) yang penuh dengan orang bejat, sekalipun keli-hatannya saudara akan mendapat banyak untung di tempat itu.
Wiersbe’s Expository Outlines (Old Testament) tentang Kej 19: “2 Peter 2:7-8 indicates that Lot was a saved man. He had union with the Lord, but not communion; sonship, but not fellowship. He was ‘saved, yet as by fire’ (1 Cor 3:14-15). Note that Lot had lost his tent. For at this time he lived in a house (v. 3), and there is no mention of the altar. It was evening when the angels arrived, and most of the chapter events take place at night. Lot was not walking in the light. Not only had worldly Lot lost his tent and altar and his fellowship with God, but he had also lost his spiritual standards: he dared to suggest that his single daughters go out in the street to satisfy the lusts of the crowd! Lot had also lost his testimony with his own family (vv. 12-14). Where did it all start? When he ‘lifted up his eyes’ (13:10) and chose his land. He started walking by sight, not by faith, living for the things of the world. He must have married a worldly woman, for her heart was in Sodom and she could not bear to leave the city behind.” [= ].
c) Lot dan kedua anak perempuannya percaya dan taat pada kata-kata malaikat dan mereka selamat!
Penutup / kesimpulan:
Kalau dilihat sepintas, rasanya doa Abraham sia-sia, karena akhirnya Sodom dan Gomora toh dihancurkan. Tetapi bacalah Kej 19:29! Lot dan kedua anaknya selamat, karena Tuhan mengingat Abraham. Dengan kata lain, Allah menyela-matkan Lot dan kedua anak perempuannya sebagai jawaban atas doa Abraham!
BACA JUGA: EKSPOSISI KITAB KEJADIAN PASAL 21-24
Jadi, sekalipun permintaan asli dari Abraham (keselamatan orang-orang Sodom dan Gomora) ditolak oleh Allah, tetapi doa Abraham itu tetap dijawab oleh Allah dengan cara yang berbeda, yaitu dengan menyelamatkan Lot dan kedua anak perempuannya! Jelas sekali bahwa doa bukanlah sesuatu yang sia-sia!
Karena itu, maukah saudara lebih banyak menaikkan doa syafaat?
KEJADIAN 20:1-18
I) Dosa Abraham dan akibatnya.
A) Dosa Abraham (ay 2a).
1) Mengatakan tentang Sara: ‘Dia saudaraku’ (ay 2,13).
Sebetulnya, kata-kata Abraham ini tidak salah, karena Sara memang setengah saudara dengan Abraham (bdk. ay 12). Tetapi karena Sara sudah menjadi istri Abraham, maka kata-kata Abraham itu merupakan half truth (= setengah kebenaran). Mengatakan setengah kebenaran, kadang-kadang tidak apa-apa, yaitu kalau tidak menimbulkan penger-tian yang salah pada si pendengar. Tetapi kadang-kadang (seperti di sini), bisa dikatakan sebagai dusta, karena dilakukan dengan tujuan untuk menimbulkan pengertian yang salah pada si pendengar.
Seseorang mengatakan: “His words were true in letter, but were spoken to deceive, and did deceive” (= Kata-katanya benar secara hurufiah, tetapi diucapkan untuk menipu, dan memang menipu).
Jadi, sekalipun kata-kata itu sebetulnya tidak salah, tetapi karena maksud hati Abraham adalah menipu / berdusta, maka hal itu adalah dosa!
2) Akar dari dusta ini adalah rasa takut untuk dibunuh (ay 11).
Dan rasa takut untuk dibunuh ini timbul karena kekurang-percayaan pada janji Tuhan.
Tuhan berjanji bahwa Abraham dan Sara akan mempunyai anak, bah-kan akan menjadi bangsa yang besar. Jelas bahwa Abraham tidak mungkin bisa mati sebelum ia dan Sara mempunyai anak!
Jadi, jelas bahwa sekalipun Abraham percaya pada janji Tuhan itu, dan imannya pasti adalah iman yang sejati, tetapi imannya bukanlah iman yang sempurna!
3) Tindakan Abraham ini merupakan pengulangan dari peristiwa dalam Kej 12:12-13, dimana ia melakukan hal yang sama terhadap Firaun.
Bahkan, kalau kita melihat ay 13 yang mengatakan ‘di tiap-tiap tem-pat’, maka jelaslah bahwa tindakan ini merupakan suatu tindakan / dosa yang rutin dari Abraham.
Apakah saudara merasa heran mengapa Abraham yang dikenal seba-gai orang yang beriman dan saleh itu bisa mengulangi dosa seperti itu? Sebetulnya, kalau saudara mau merenungkan, maka saudara akan menyadari bahwa saudara sendiri juga mengulang dosa, sama seperti Abraham. Karena itu, dari pada saudara memikirkan mengapa Abraham bisa begitu brengsek, sebaiknya saudara memeriksa diri saudara sendiri dan merenungkan, dalam hal apa saudara juga sering mengulangi dosa seperti Abraham! Setelah itu, bertobatlah dari dosa yang terus saudara ulangi itu!
B) Akibat dosa Abraham.
Abimelekh mengambil Sara (ay 2b). Ada beberapa hal yang perlu diketa-hui dari bagian ini:
1) Abimelekh berarti ‘my father is king’ (= ayahku adalah raja), dan ini sebetulnya bukan merupakan sebuah nama, tetapi sebuah gelar bagi raja daerah itu (sama seperti Firaun adalah gelar bagi raja Mesir). Jadi, jangan merasa heran kalau lain kali kita berjumpa dengan Abi-melekh lagi.
2) Abimelekh mengambil Sara sebagai selir. Apa alasannya?
a) Ingin mempunyai hubungan yang baik dengan Abraham yang kaya itu.
Ini adalah pandangan dari orang-orang yang menganggap bahwa tidak mungkin Abimelekh tertarik pada kecantikan Sara karena tidak mungkin Sara masih cantik dalam usia 90 tahun!
Dasar yang mereka pakai adalah: berbeda dengan dalam Kej 12 dimana secara jelas dikatakan bahwa Sarai itu cantik (Kej 12:14-15), di sini tidak dikatakan apa-apa tentang kecantikan Sara. Jadi, ini menunjukkan bahwa Sara sudah tidak cantik lagi.
Keberatan terhadap pandangan ini: kalau Sara sudah tidak cantik lagi, mengapa Abraham masih takut ada orang yang akan membu-nuh dia dan mengambil Sara?
b) Karena kecantikan Sara.
Tetapi bagaimana mungkin Sara bisa tetap cantik pada usia 90 tahun? Jawabnya: selain bahwa orang jaman itu bisa mencapai usia yang jauh lebih tua dari sekarang (misalnya: Abraham mati pada usia 175 tahun!), dan bahwa Sara belum pernah melahirkan anak, maka mungkin sekali Tuhan melakukan mujijat, yaitu dengan menjaga agar Sara awet muda, atau dengan memudakan Sara kembali agar bisa melahirkan Ishak!
3) Tindakan Abimelekh mengambil Sara ini.
a) Merupakan hajaran bagi Abraham karena dosanya.
b) Membahayakan Rencana Allah tentang pemberian anak kepada Abraham, bahkan membahayakan Rencana Allah tentang Mesias, karena Mesias akan lahir dari keturunan Abraham dan Sara. Ka-rena itu, Tuhan tidak bisa membiarkan hal ini berlarut-larut. Ia harus bertindak! Rencana Tuhan tidak bisa / tidak boleh gagal!
II) Tindakan Tuhan dan akibatnya.
A) Tindakan Tuhan.
1) Mencegah Abimelekh menghampiri Sara (ay 4,6).
Bagaimana caranya? Dengan memberikan semacam tulah / wabah (ay 17-18). Ini jelas bukan sekedar suatu kemandulan biasa, karena kemandulan biasa tidak mungkin bisa dideteksi dalam waktu yang singkat. Karena itu, ada penafsir-penafsir yang berpendapat bahwa ini adalah semacam penyakit yang menyebabkan orang tidak bisa melakukan hubungan sex. Dengan Abimelekh terkena penyakit ini, maka dengan sendirinya ia tidak bisa berhubungan sex dengan Sara.
2) Datang kepada Abimelekh dalam mimpi (ay 3-7).
a) Bagaimana Abimelekh bisa melakukan dialog dengan Allah, kalau saat itu ia bermimpi?
Ada yang menganggap bahwa mimpi itu terjadi 2 x. Pada kali yang pertama, Tuhan mengatakan ay 3. Setelah Abimelekh terbangun, ia mengucapkan ay 4b-5. Lalu ia bermimpi lagi dan Tuhan mengucapkan ay 6-7.
Ada pula yang berpendapat bahwa Tuhan memberikan mimpi yang lain dari pada yang lain, yang memungkinkan terjadinya dialog.
b) Penjelasan ay 3-7:
Dalam ay 3 Tuhan berkata kepada Abimelekh: ‘Engkau harus mati oleh karena perempuan yang telah kauambil itu; sebab ia sudah bersuami’. Kata-kata ini menunjukkan kesucian pernikah-an, dan juga kebencian Tuhan pada perzinahan / kepada orang yang mengambil pasangan hidup orang lain.
Penerapan: apakah saudara meninggikan kesucian pernikah-an? Apakah saudara membenci perzinahan?
Ay 4a secara explicit menunjukkan bahwa Abimelekh belum menghampiri Sara.
Tidak adanya kata-kata seperti itu dalam Kej 12:10-20 tidak menunjukkan bahwa Firaun sudah menghampiri Sara, tetapi menunjukkan bahwa di sana keterangan seperti itu tidak terlalu penting. Tetapi di sini, keterangan itu penting, supaya Ishak yang lahir dalam Kej 21 tidak dianggap sebagai anak Abime-lekh!
Kata-kata Abimelekh dalam ay 4b: “Apakah Engkau membunuh bangsa yang tak bersalah?”, mungkin disebabkan rasa takut bahwa bangsanya akan dihancurkan seperti orang-orang Sodom dan Gomora.
Kata-kata ‘tak bersalah’, ‘hati yang tulus’, dan ‘tangan yang suci’ (ay 4-5) menunjukkan bahwa Abimelekh betul-betul merasa tidak bersalah (tidak ada guilty feeling / perasaan bersalah). Ia bisa merasa tidak bersalah karena bagi dia, polygamy ada-lah sesuatu yang diijinkan, asal tidak mengambil istri orang lain.
Tetapi, tentu saja Abimelekh sebetulnya tetap berdosa karena melakukan polygamy. Mengomentari bagian ini, Calvin berkata: orang yang bersih menurut anggapannya sendiri, belum tentu bebas dari dosa (bdk. Amsal 21:2). Apalagi kita yang terus hi-dup dengan guilty feeling / perasaan bersalah? Bagaimana ke-adaan kita di hadapan Tuhan?
Dalam ay 6, Tuhan mengakui bahwa hati Abimelekh tulus. Ini tidak berarti bahwa di hadapan Tuhan Abimelekh betul-betul tidak bersalah, karena kalau Abimelekh betul-betul tidak ber-salah, tidak mungkin Tuhan menghukum / menghajarnya de-ngan tulah. Maksudnya adalah: Tuhan mengakui bahwa Abimelekh memang betul-betul tidak berniat mengambil istri orang lain.
Ay 6 juga menunjukkan bahwa Allah mencegah Abimelekh untuk berbuat dosa. Ini sering dilakukan oleh Allah terhadap orang yang memang tidak berniat untuk melakukan dosa. Te-tapi orang yang sengaja mau berbuat dosa, justru sering di-serahkan kepada dosa oleh Allah (Ro 1:21-29).
Dalam ay 7, Allah menyuruh Abimelekh untuk mengembalikan Sara kepada Abraham, dan sekaligus meminta Abraham untuk mendoakan dia (bdk. Ayub 42:8-9).
B) Akibat tindakan Tuhan (ay 8-18).
1) Ay 8: begitu Abimelekh bangun, ia memanggil hamba-hambanya dan menceritakan hal itu kepada mereka. Ini menunjukkan kerendahan hati Abimelekh, dan sekaligus menunjukkan bahwa Abimelekh men-taati Tuhan secara langsung! Ini seharusnya memalukan kita yang se-lalu menunda-nunda dalam mentaati Tuhan!
2) Ay 9-10: pertanyaan dan teguran Abimelekh kepada Abraham.
a) Mungkin Abimelekh mengucapkan ay 9 untuk menegur dan mena-nyai Abraham, dan mula-mula Abraham tidak bisa menjawab ka-rena merasa bersalah. Lalu Abimelekh mendesak dengan meng-ucapkan ay 10.
b) Ay 10: ‘apa maksudmu’.
NIV: ‘what was your reason’ (= apa alasanmu).
NASB: ‘what have you encountered’ (= apa yang kaujumpai).
RSV: ‘what were you thinking of’ (= apa yang kaupikirkan).
KJV/Lit: ‘what sawest thou’ (= apa yang kaulihat).
Maksudnya: apakah kamu telah melihat bahwa rakyatku mengam-bil istri orang lain dengan membunuh suaminya?
3) Ay 11-13: jawaban Abraham.
a) Abraham menjelaskan bahwa ia melakukan hal itu karena ia takut dibunuh (ay 11), dan disamping itu, Sara memang setengah sau-dara dengan dia (ay 12).
b) Ada sesuatu yang menarik dari jawaban Abraham dalam ay 13 ini, karena ia berkata: ‘Allah menyuruh aku mengembara’.
KJV/RSV/NASB: ‘When God caused me to wander’ (= Pada waktu Allah menyebabkan aku mengembara).
Kata-kata ‘caused me to wander’ (= menyebabkan aku mengem-bara) dalam bahasa Ibrani hanya merupakan satu kata kerja saja, yang merupakan kata kerja bentuk jamak, sehingga kalau mau di-terjemahkan secara hurufiah, menjadi: ‘they caused me to wander’ (= mereka menyebabkan aku mengembara).
Karena itu, kalimat ini merupakan kalimat yang aneh, karena subyeknya adalah ‘God’ (yang jelas menunjuk kepada Allah yang tunggal), tetapi subyek itu diikuti oleh kata kerja bentuk jamak. Karena itu, ayat ini bisa dipakai sebagai dasar dari Doktrin Allah Tritunggal!
Catatan: hal yang serupa terjadi dalam Kej 35:7.
c) Kesimpulan dari jawaban Abraham dalam ay 11-13 adalah: ia tidak melakukan hal itu dengan maksud mencelakakan Abimelekh mau-pun rakyatnya.
4) Ay 14-18: tindakan Abimelekh selanjutnya.
a) Memberi ‘ganti rugi’ kepada Abraham (ay 14).
b) Mengembalikan Sara (ay 14).
c) Mempersilahkan Abraham untuk tinggal dimanapun ia mau (ay 15 bdk. Kej 12:19-20 dimana Firaun mengusir Abraham).
d) Memberikan uang 1000 syikal sebagai ‘persembahan perdamaian’ (ay 16).
Catatan: ay 16 ini merupakan ayat yang baik terjemahannya mau-pun artinya sukar dipastikan.
Macam-macam terjemahan:
NIV: ‘This is to cover the offense against you before all who are with you; you are completely vindicated’ (= Ini untuk menutupi pe-langgaran terhadapmu di hadapan semua orang yang ada ber-samamu; namamu sepenuhnya dibersihkan).
NASB: ‘behold, it is your vindication before all who are with you, and before all men you are cleared’ (= lihatlah, ini adalah pem-bersihan namamu di hadapan semua orang yang bersamamu, dan di hadapan semua orang kamu dibersihkan).
KJV: ‘behold, he is to thee a covering of the eyes, unto all that are with thee, and with all other: thus she was reproved’ [= lihatlah, ia (Abraham) bagimu merupakan penutup mata, bagi semua yang bersamamu, dan semua yang lain: demikianlah ia (Sara) dimarahi].
RSV: ‘it is your vindication in the eyes of all who are with you; and before every one you are righted’ (= Ini adalah pembersihan nama-mu dalam pandangan semua orang yang bersamamu; dan di ha-dapan setiap orang kamu diperbaiki).
Macam-macam penafsiran:
1. Dia (Abraham) akan menjadi pelindungmu, menyembunyikan engkau seperti cadar menutupi muka, dari nafsu orang-orang lain.
2. Uang ini adalah persembahan perdamaian supaya engkau mengabaikan / memaafkan kesalahanku.
3. Uang ini untuk membeli cadar untuk menyembunyikan kecantik-anmu supaya orang-orang lain tidak terjerat.
4. Uang ini merupakan pernyataan tentang kesucianmu dan meru-pakan pertahananmu terhadap fitnah yang menjelek-jelekkan engkau.
5. Abraham adalah ‘cadar yang menutupi mukamu’; mengapa engkau membuang cadar itu dengan mengakui dia sebagai saudaramu?
Saya paling condong pada no 2!
e) Ia mau datang kepada Abraham dan didoakan sehingga sembuh (ay 17-18).
Kesimpulan dari tindakan Abimelekh ini: ia bukan hanya mentaati Tuhan dengan sepenuhnya, tetapi ia bahkan melakukan lebih banyak dari yang Tuhan tuntut!
Renungkan: bagaimana kalau saudara mentaati Tuhan? Apakah juga seperti Abimelekh?
Kesimpulan:
1) Bagian ini mengontraskan kelemahan manusia dengan kasih karunia dan belas kasihan Tuhan!
Abraham dan Sara sebetulnya tidak layak mendapatkan pertolongan dari Tuhan, tetapi Tuhan toh memberikannya kepada mereka.
Penerapan:
kitapun sebetulnya tidak layak mendapatkan kasih karunia dan belas kasihan Tuhan. Kita hanya layak untuk dihukum di neraka! Tetapi Allah mau menjadi manusia dan menderita dan mati bagi kita, dan juga memanggil kita dan mempertobatkan kita sehingga kita sekarang boleh menjadi anak-anakNya! Bukankah sudah sepatutnya kalau kita selalu hidup di dalam rasa syukur dan pujian kepada Tuhan?
kalau saudara berbuat dosa, dan lalu terlibat kesukaran / penderitaan karena dosa itu, janganlah lalu tidak mau datang kepada Tuhan dengan pemikiran bahwa saudara tidak layak untuk ditolong. Ingat bahwa Tuhan tetap mau menolong sekalipun kita tidak layak ditolong. Ini memang tidak berarti bahwa saudara boleh terus memegangi dosa saudara itu. Bertobatlah dari dosa itu, dan datanglah kepada Tuhan untuk meminta pertolongan!
2) Pada saat janji Tuhan kepada Abraham hampir digenapi, setan menyerang habis-habisan, sehingga akhirnya janji itu ada dalam bahaya! Tetapi Allah bekerja sehingga janji itu akhirnya toh tergenapi!
Penerapan: kalau saudara sudah mencapai suatu titik dimana saudara ham-pir menerima berkat Tuhan yang besar, atau saudara hampir melakukan se-suatu yang besar bagi Tuhan, maka berhati-hatilah, karena setan pasti akan menyerang habis-habisan! Tetapi pada saat yang sama, yakinlah bahwa Tuhan berkuasa untuk menolong saudara!
Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div: meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
-AMIN-