EKSPOSISI KITAB KEJADIAN PASAL 21-24

 Pdt. Budi Asali, M.Div.

EKSPOSISI KITAB KEJADIAN PASAL 21-24

KEJADIAN 21:1-21

I) Kelahiran Ishak (Kejadian 21:1-7).


1) Kelahiran Ishak jelas merupakan pekerjaan Tuhan.

Sebetulnya, kalau sepasang suami istri bisa mempunyai anak, maka itu pasti merupakan pekerjaan Tuhan (bdk. Mazmur 127:3), tetapi lebih-lebih dalam kasus Ishak ini, dimana Abraham sudah berusia 100 tahun (ay 5), dan Sara adalah perempuan mandul yang berusia 90 tahun dan sudah mati haid / menopause (bdk. Roma 4:19)!


2) Tuhan memberikan Ishak untuk menepati firman / janjiNya (ay 1-2).

Ini menunjukkan bahwa firman / janji Tuhan pasti digenapi, karena Tuhan itu setia pada janjiNya dan Ia tidak mungkin / tidak bisa berdusta (bdk. Bil 23:19 Ibrani 6:18).


3) Dari sudut Abraham dan Sara, mereka bisa mendapatkan Ishak karena mereka beriman (Ibr 11:11).

Mereka tetap beriman sekalipun kelihatannya tidak mungkin (bdk. Ro 4:17-21), dan mereka tekun menunggu selama 25 tahun!

Penerapan: bertekunlah dalam menunggu Tuhan, Ia tidak mungkin tidak menepati janjiNya!


4) Dalam peristiwa kelahiran Ishak ini, kita bisa melihat ketaatan Abraham:


a) Ia menamai anaknya Ishak (ay 3), sesuai dengan perintah Tuhan da-lam Kej 17:19.

Nama Ishak dalam bahasa Ibrani sebetulnya adalah YITSCHAQ, yang berarti ‘he laughs’ (= ia tertawa).


b) Ia menyunat anak itu ketika berusia 8 hari (ay 4), sesuai dengan pe-rintah Tuhan dalam Kej 17:10-12.

Abraham sendiri, Ismael dan orang laki-laki lain di antara mereka, juga disunat. Karena itu, Abraham pasti tahu sakitnya hal itu, dan pasti ada perasaan kasihan dalam diri Abraham pada waktu ia mau menyunat Ishak yang masih berusia 8 hari itu! Tetapi ketundukannya kepada Tuhan lebih besar dari pada rasa kasihannya kepada Ishak, dan karena itu ia tetap menyunat Ishak! (bandingkan dengan Kel 4:24-26 dimana Musa tidak menyunat anaknya sehingga hampir dibunuh oleh Tuhan).

Bagian ini menunjukkan pentingnya sakramen (dalam Perjanjian Baru: yang termasuk sakramen adalah Baptisan dan Perjamuan Kudus)! Apakah saudara menyadari hal itu?


5) Sara tertawa (ay 6-7).

Sekarang ia tertawa, bukan lagi karena tidak percaya seperti dalam Kej 18:12-15, tetapi karena sukacita! Dan bukan hanya dia sendiri yang bersukacita, tetapi banyak orang lain bersama dengan dia.

Ay 6: ‘akan tertawa karena aku’.

KJV/NIV/NASB: ‘will laugh with me’ (= akan tertawa dengan aku).

Jadi, yang dimaksud bukannya bahwa orang-orang itu mentertawai Sara, tetapi tertawa bersama Sara, atau bersukacita bersama Sara! Bdk. Ro 12:15a  1Kor 12:26.


Adalah sesuatu yang menggelikan dan tolol untuk menggunakan bagian ini sebagai dasar dari Toronto Blessing / tertawa dalam roh! Sara tertawa karena sukacita, dan ia bersukacita karena ada penyebab yang wajar, yaitu ia mendapatkan anak. Ini berbeda dengan tertawanya orang yang terkena Toronto Blessing, yang tertawa tanpa alasan apa-apa!


Catatan: kalau saudara mau tahu lebih banyak tentang kesalahan-kesalahan dari Toronto Blessing, bacalah buku saya yang berjudul: ‘Toronto Blessing: Alkitabiahkah?’


II) Pengusiran Hagar & Ismael (Kejadian 21: 8-14).


1) Penyapihan Ishak (ay 8).


a) ‘disapih’ berarti cerai susu (bdk. 1Sam 1:22-24).

Tradisi saat itu menunjukkan bahwa penyapihan dilakukan pada saat anak berusia 3 tahun. Ini bisa terlihat dari beberapa hal seperti:

  • 1Sam 1:22-28 menunjukkan bahwa Samuel diserahkan kepada Eli setelah disapih. Tidak mungkin ia diserahkan pada saat berusia 1 tahun, karena itu pasti akan merepotkan imam Eli yang harus menjadi ‘baby sitter’ (= penjaga bayi). Mungkin sekali ia diserahkan dalam usia 3 tahun.

  • 2Taw 31:16 (baca kontexnya) menunjukkan bahwa raja Hizkia memberikan persediaan untuk anak-anak diatas 3 tahun. Menga-pa? Karena anak dibawah 3 tahun belum disapih, sehingga tidak membutuhkan persediaan

  • 2Makabe 7:27 menceritakan tentang seorang ibu yang berkata kepada anaknya: “Anakku, kasihanilah aku yang 9 bulan lamanya mengandungmu dan 3 tahun lamanya menyusuimu”.

Catatan: kitab Makabe termasuk dalam kitab-kitab Apocrypha / Deutrokanonika, yang tidak kita akui sebagai Firman Tuhan / Kitab Suci! Tetapi, bagaimanapun juga, ini adalah tulisan kuno, yang sudah ada pada jaman Yesus dan rasul-rasul. Sekalipun penulis-nya tidak diilhami oleh Roh Kudus, dan karena itu tulisannya tidak kita akui sebagai Firman Tuhan, tetapi rasanya tidak mungkin pe-nulisnya menulis sesuatu yang secara terang-terangan berten-tangan dengan tradisi / fakta saat itu. Jadi, saya berpendapat bahwa penyapihan dalam usia 3 tahun yang dikatakan oleh ayat itu bisa dipercayai kebenarannya.


b) Abraham mengadakan pesta dalam peristiwa penyapihan Ishak ter-sebut (ay 8).

  • Abraham adalah orang beriman / rohani, tetapi ia toh mengadakan pesta. Yesus sendiri pergi ke pesta (Yoh 2:1-11). Karena itu jelas-lah bahwa orang Kristen boleh pesta! Tetapi Kitab Suci memang memperingati kita terhadap pesta pora yang berlebih-lebihan (Luk 21:34-36)!

  • Ada orang yang menanyakan mengapa Abraham mengadakan pesta pada saat Ishak disapih, bukan pada saat Ishak lahir atau pada saat Ishak disunat.

Jawabnya adalah: mungkin sekali saat itu Abraham juga meng-adakan pesta, tetapi tidak diceritakan dalam Kitab Suci karena dianggap tidak penting. Tetapi pesta yang ini diceritakan karena dianggap penting, karena pada saat pesta inilah terjadi peng-hinaan oleh Ismael kepada Ishak!


2) Apa yang Ismael lakukan terhadap Ishak (ay 9).


a) Ay 9: ‘sedang main dengan Ishak’.

RSV: ‘playing’ (= bermain).

KJV/NIV/NASB: ‘mocking’ (= mengejek).

Kata bahasa Ibraninya adalah METSACHEQ, yang bisa berarti:

  • playing (= bermain).

  • laughing (= tertawa).

  • mocking (= mengejek).

Dalam Kej 19:14, kata Ibrani KIMTSACHEQ (sebetulnya kata yang sama dengan kata Ibrani di atas, hanya diberi tambahan suatu kata depan yang berarti ‘sebagai / seperti’), diterjemahkan ‘sebagai olok-olok’.

Dan dalam Kej 39:14,17, kata Ibrani LETSACHEQ (yang mengguna-kan kata dasar yang sama dengan kata Ibrani di atas), diterjemahkan ‘mempermainkan’.

Ada 2 alasan yang sangat kuat yang menyebabkan tindakan Ismael ini tidak mungkin diartikan sebagai sekedar ‘bermain’, ‘tertawa’ atau bah-kan ‘menggoda’:

  • Kemarahan Sara (ay 10).

Kalau memang Ismael hanya sekedar bermain, tertawa atau meng-goda Ishak, tidak mungkin Sara mengeluarkan reaksi yang begitu keras!

  • Dalam Gal 4:29, Paulus, yang jelas memaksudkan peristiwa ini (baca Gal 4:28-30), menggunakan kata ‘menganiaya’!

Jadi jelaslah bahwa apa yang Ismael lakukan adalah: mentertawai, mengejek, menghina Ishak!


b) Apakah saat itu Ismael sudah cukup umur untuk mempertanggung-jawabkan tindakannya itu?

Sekalipun dalam ay 12,14,15,16,17,18,19,20 Ismael berulang kali disebut ‘anak’, tetapi kata yang dipakai adalah kata Ibrani NAAR dan YELED, yang sekalipun bisa berarti ‘anak kecil’, tetapi bisa juga berarti ‘remaja’. 

Ismael 14 tahun lebih tua dari Ishak (bandingkan Kej 16:16 dengan Kej 21:5), sehingga kalau Ishak berusia 3 tahun, maka Ismael saat itu berusia 17 tahun. Karena itu, jelas bahwa saat itu ia sudah cukup umur untuk mempertanggungjawabkan tindakannya!


c) Mungkin sekali Ismael meniru kebiasaan ibunya.

Dalam Kej 16:4-5 kita lihat bahwa Hagar memandang rendah / meng-hina Sarai. Mungkin ini memang merupakan kebiasaannya, dan akhir-nya Ismael yang berulang kali melihat hal itu, lalu menirunya!

Penerapan: hati-hati dengan sikap, tindakan, kata-kata saudara, kare-na itu bisa memberi teladan jelek bagi anak, cucu, keponakan sau-dara!


d) Apa yang Ismael lakukan bukanlah sekedar mengejek diri Ishak (aneh rasanya ada orang yang mengejek anak berusia 3 tahun!), tetapi mengejek / menghina Ishak sebagai penggenapan janji Tuhan.

Ia pasti sudah mendengar bahwa anak janji yang dimaksud oleh Tu-han adalah Ishak dan bukan dia sendiri. Rasa iri hati / benci menye-babkan ia lalu mengejek Ishak berhubungan dengan kedudukan Ishak sebagai anak janji. Karena itu, pada hakekatnya, Ismael bukan seke-dar menghina Ishak, tetapi juga menghina iman Abraham, janji Tuhan, bahkan Tuhan sendiri!


e) Gal 4:29 menggunakan pengejekan Ismael terhadap Ishak sebagai gambaran penganiayaan orang kafir terhadap orang kristen. Ada be-berapa pandangan tentang hal ini:

  • Paulus mengallegorikan cerita tersebut. 

Kalaupun ini benar, ini tidak berarti bahwa kita boleh mengalegori-kan seadanya cerita yang bersifat historis!

  • Paulus menggunakan peristiwa penghinaan Ismael terhadap Ishak sebagai suatu TYPE.

  • Paulus sekedar menganalogikan. Kalau pada jaman dahulu terjadi penganiayaan oleh orang kafir terhadap orang percaya, demikian juga pada jaman sekarang.


3) Sikap Sara melihat penghinaan Ismael itu (ay 10).


a) Sara menyuruh Abraham mengusir Hagar dan Ismael.

Kata Ibrani yang diterjemahkan ‘usirlah’ dalam ay 10 ini, adalah kata GARASH, yang dalam Im 21:7 diterjemahkan ‘cerai’. Memang di sini tidak bisa diterjemahkan ‘menceraikan’ karena kata itu berhubungan dengan Hagar maupun Ismael. Tetapi bisa saja secara implicit itulah yang dimaksud oleh Sara.


b) Benarkah sikap Sara ini?

  • ada orang yang berpendapat bahwa Sara benar mutlak, dengan alasan:

  • ay 12: Tuhan menyuruh Abraham mentaati Sara.

  • Gal 4:30 memandang kata-kata Sara itu sebagai kata-kata Ki-tab Suci!

  • ada orang yang berpendapat bahwa Sara bertindak keterlaluan, karena:

  • ia memerintah suaminya.

  • ia membalas kejahatan dengan kejahatan.

Yang manapun yang benar, yang jelas adalah bahwa Sara sedang di-kuasai oleh Tuhan, yang bekerja dalam segala sesuatu untuk melak-sanakan RencanaNya yang kekal.


4) Sikap Abraham (ay 11).

Dikatakan bahwa kata-kata Sara itu ‘sangat menyebalkan Abraham’ [NIV: ‘distressed Abraham greatly’ (= sangat menyedihkan Abraham)]. 

Ini menunjukkan bahwa:

  • Di sini Abraham merasakan akibat / hukuman dari dosa polygamy yang ia lakukan!

  • Abraham segan mentaati Sara, karena:

  • ia mencintai Ismael.

  • ia telah belajar dari kesalahannya dalam Kej 16:2-3 dimana ia mentaati Sara untuk mengawini Hagar. Sekarang ia tak mau meng-ulangi kesalahannya itu!

Penerapan: apakah saudara belajar dari kesalahan saudara?


5) Firman Tuhan kepada Abraham (ay 12-13).


a) Allah menyuruh Abraham untuk mentaati Sara (ay 12).

  • ini tidak berarti bahwa Sara pasti betul mutlak! Bisa saja bahwa apa yang Sara minta itu memang sesuai dengan Rencana Allah, tetapi Sara mempunyai motivasi dan sikap hati yang berbeda de-ngan Allah.

  • Tuhan hanya menyuruh Abraham mentaati kata-kata Sara dalam ay 10. Jadi bagian ini tidak boleh diartikan bahwa Tuhan meng-hendaki suami tunduk kepada istri!

  • Seseorang mengatakan:

“Thus Abraham had better authority for his divorce from Hagar than he had for his marriage with her” (= Jadi, Abraham mempunyai otoritas yang lebih baik untuk perceraiannya dengan Hagar dari pada pernikahannya dengan dia).

Perhatikan juga bahwa Tuhan tidak menyebut Hagar sebagai ‘istri Abraham’, tetapi sebagai ‘hamba / budak’ (ay 12-13 bdk. Kej 16:8), yang menunjukkan bahwa pernikahan Abraham dengan Hagar ti-dak diakui oleh Allah.


b) Allah mengingatkan Abraham bahwa Ishaklah yang adalah anak janji! (ay 12b).


c) Allah menghibur Abraham dengan mengatakan bahwa Ismael juga akan dibuat menjadi suatu bangsa, karena ia adalah keturunan Abraham (ay 13).


6) Ketaatan Abraham (ay 14).


a) Ay 14: “Keesokan harinya pagi-pagi Abraham mengambil roti serta sekirbat air dan memberikannya kepada Hagar. Ia meletakkan itu beserta anaknya di atas bahu Hagar, kemudian disuruhnyalah perempuan itu pergi”.

Terjemahan dari ay 14 dalam Kitab Suci Indonesia ini salah! Tidak mungkin Abraham meletakkan roti dan air dan Ismael yang sudah berumur 17 tahun itu di atas bahu Hagar!

NIV: ‘he set them on her shoulders and then sent her off with the boy’ (= ia meletakkan mereka pada pundaknya dan lalu menyuruhnya pergi dengan anak itu).

NASB: ‘and gave them to Hagar, putting them on her shoulder, and gave her the boy, and sent her away’ (= dan memberikan mereka kepada Hagar, meletakkan mereka pada pundaknya, dan memberikan anak itu kepadanya, dan menyuruhnya pergi).

Jadi yang diletakkan pada pundak Hagar hanyalah roti dan air, tetapi bukan Ismael.


b) Dari ay 14 ini terlihat bahwa Abraham, langsung mentaati perintah Tuhan untuk mengusir Hagar dan Ismael.

Seseorang mengatakan:

“He who before doubted and lingered to do it when Sarah’s passion suggested it, when once he understands it to be God’s will, he makes haste to execute it” (= ia yang tadinya ragu-ragu dan berlambat-lambat untuk melakukannya ketika nafsu Sara mengusulkannya, pada waktu ia me-ngerti bahwa itu adalah kehendak Allah, ia terburu-buru melaksana-kannya).

Penerapan: banyak orang kristen yang mempunyai sikap yang ber-tentangan dengan sikap Abraham. Kalau itu perintah Tuhan, mereka berlambat-lambat mentaatinya. Tetapi kalau itu perintah dari boss / suami dsb, mereka langsung mentaatinya. Apakah saudara bersikap seperti itu!


c) Di sini lagi-lagi kita melihat bahwa Abraham tidak hidup menuruti perasaannya. Ia bahkan menundukkan perasaannya kepada Firman Tuhan!

Penerapan: apakah saudara masih sering mentaati perasaan saudara yang bertentangan dengan Firman Tuhan? Misalnya pada saat:

  • saudara merasa malas untuk pergi ke gereja.

  • saudara marah kepada seseorang.

Maukah saudara, sama seperti Abraham, tunduk kepada Firman Tuhan dan bukan kepada perasaan saudara sendiri? Kalau saudara marah atau benci kepada seseorang, atau kalau saudara malas untuk pergi ke gereja, atau kalau saudara malas untuk berdoa / belajar Firman Tuhan, apa yang saudara lakukan? Menuruti perasaan sau-dara atau menuruti Firman Tuhan?


III) Pengalaman Hagar dan Ismael (Kejadian 21:15-21).


1) Mereka kehabisan air (ay 15).

Abraham memberi mereka hanya sedikit persediaan, mungkin karena me-reka tidak dimaksudkan untuk mengembara jarak jauh. Tetapi rupanya mereka tersesat sehingga akhirnya mereka kehabisan air.


2) Pada saat itu, mereka hanya menangis, tetapi mereka tidak berdoa (ay 16-17).

Ay 16 menunjukkan Hagar yang hanya menangis dalam keputusasaan. Dan ay 17 mengatakan bahwa Allah mendengar suara anak itu, bukan doa anak itu. Jadi, rupanya Ismaelpun hanya menangis, tetapi tidak berdoa!

Penerapan: seringkah saudara bersikap seperti ini pada waktu saudara mengalami penderitaan / problem? Ingatlah, bagaimanapun besarnya problem saudara, Allah masih jauh lebih besar dari pada problem saudara itu. Karena itu, janganlah sekedar menangis dan berputus asa. Berdoalah dan berimanlah / berharaplah kepada Allah!


3) Mereka mengalami pertolongan Tuhan (ay 17-20).


a) Allah menolong mereka karena janjiNya kepada Abraham (ay 13 bdk. Kej 17:20).


b) Allah membuka mata Hagar sehingga ia melihat sumur (ay 19).

Jelas bahwa ini bukan mujijat penciptaan sumur baru. Sumur itu sudah lama ada disitu, tetapi tanpa pencelikan mata dari Tuhan, Hagar tidak melihatnya! Ini betul-betul menunjukkan betapa tergantungnya manu-sia kepada Allah, bahkan dalam hal jasmani sekalipun!


Calvin:

“When God leaves us destitute of his superintendence and takes away his grace from us, we are as much deprived of all the aids which are close at hand, as if they were removed to the greatest distance” (= pada saat Allah meninggalkan kita tanpa pengarahanNya dan mencabut kasih karunia-Nya dari kita, kita menjadi kehilangan semua pertolongan yang dekat dengan kita, seakan-akan mereka disingkirkan ke tempat yang terjauh).


Renungkan: apakah saudara betul-betul merasa bahwa dalam hal jasmanipun saudara secara mutlak tergantung kepada Allah? Pada saat saudara menaikkan doa Bapa Kami, bisakah saudara meng-ucapkan kalimat ‘berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya’ betul-betul dari hati saudara?

Kalau dalam hal jasmani saja manusia begitu tergantung kepada Allah, apalagi dalam hal rohani! (bdk. Luk 24:45  Kis 16:14).


c) Allah menyertai anak itu (ay 20).

Bagaimana Allah bisa menyertai Ismael padahal Ismael jelas bukan termasuk orang pilihanNya? Perlu saudara sadari bahwa ada ber-macam-macam tingkat penyertaan Tuhan. PenyertaanNya kepada Is-mael tentu tidak bisa disamakan dengan penyertaanNya kepada orang-orang pilihanNya!

Luther secara salah menafsirkan bagian ini dengan berkata: penyer-taan Tuhan kepada Ismael ini menyebabkan ia menjadi seorang pengkhotbah dan mendirikan gereja ditengah-tengah orang kafir! Entah dari mana dan apa dasarnya ia menafsirkan seperti ini.

Penyertaan Allah kepada Ismael bersifat jasmani dan itu menyebab-kan Ismael bisa bertumbuh dan menjadi seorang pemanah, sehingga bisa mencari makan untuk dirinya sendiri.


4) Pernikahan Ismael (ay 21).


a) Pada waktu Abraham mencarikan istri untuk Ishak, ia tidak mau men-dapatkan orang Kanaan yang kafir (Kej 24). Tetapi pada waktu Hagar mencarikan istri untuk Ismael, ia justru mendapatkan orang Mesir (sama dengan dia - bdk. Kej 16:1), yang jelas adalah orang kafir!


b) Hal ini menyebabkan gap (= celah) antara keturunan Ishak dan ketu-runan Ismael menjadi semakin besar!


Kesimpulan:


Mula-mula Allah membiarkan Ismael dan Hagar (bukan pilihan / tidak percaya) ada di dalam keluarga Abraham. Tetapi setelah anak janji yaitu Ishak (orang pilihan / percaya) muncul, Allah mengatur sehingga Ismael dan Hagar dipisah-kan, bahkan makin lama makin jauh.

Kalau saudara bukan orang kristen yang sungguh-sungguh, cepatlah bertobat sebelum Tuhan memisahkan saudara dari gereja Tuhan!

KEJADIAN 21:22-34


I) Abimelekh mengajak Abraham untuk bersahabat.


Kebanyakan orang ingin bisa bersahabat dengan ‘orang gede’. Tetapi di sini kita melihat sesuatu yang unik! Abimelekh, yang adalah seorang raja, mela-kukan inisiatif untuk mengadakan perjanjian persahabatan dengan Abraham (Kejadian 21: 22).

Mengapa?


1) Karena Abimelekh melihat bahwa Allah menyertai Abraham (ay 22 bdk. Kej 20).

Penyertaan Tuhan kepada Abraham terlihat oleh orang lain! Demikian juga dengan penyertaan Tuhan kepada Ishak (Kej 26:28), Yakub (Kej 30:27), dan Yusuf (Kej 39:3).

Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan orang luar bisa melihat bahwa Tuhan menyertai kita:


a) Kita bisa melakukan mujijat (bdk. Yoh 3:2).

  • Tetapi ingat bahwa ini bukan satu-satunya kemungkinan! Dan ka-lau saudara tidak bisa melakukan mujijat, jangan beranggapan bahwa Tuhan tidak menyertai saudara! Yohanes Pembaptis tidak pernah melakukan tanda / mujijat (Yoh 10:41), tetapi siapa berani berkata bahwa ia tidak disertai Tuhan?

  • Ingat juga bahwa adanya kemampuan pada seseorang untuk melakukan mujijat, belum tentu menjamin bahwa ia memang di-sertai Tuhan. Bisa saja mujijat itu dilakukan dengan menggunakan kuasa gelap. Bandingkan dengan Mat 7:21-23 yang menunjukkan adanya orang yang melakukan banyak hal ‘dalam nama Yesus’, tetapi ternyata tidak pernah dikenal oleh Yesus!


b) Kita dilindungi dan diberkati oleh Tuhan sehingga kita berhasil dalam apa yang kita lakukan (bdk. Kej 39:3  1Sam 18:12,15,28-29).

Di sinipun kita harus berhati-hati karena orang yang disertai Tuhan tidak selalu berhasil dalam pandangan dunia. Misalnya Stefanus, jelas disertai Tuhan, tetapi pada waktu ia berkhotbah, orang yang mende-ngarnya bukannya bertobat tetapi bahkan melemparinya dengan batu sampai ia mati (Kis 6-7). Apakah ini berarti Stefanus gagal? Dalam pandangan dunia mungkin ya. Tetapi dalam pandangan Tuhan ia tetap berhasil!


c) Kita bisa berserah kepada Tuhan, beriman kepada Dia, senantiasa hidup dalam sukacita, pujian dan syukur, dan kita bisa hidup saleh di tengah-tengah segala kesukaran dan penderitaan.


Di atas kayu salib, Yesus tidak melakukan mujijat apapun. Juga tidak terlihat bahwa Allah melindungi Dia / memberkati Dia. Ia bahkan se-dang menderita dan hampir mati. Tetapi salah seorang penjahat yang disalib di sebelahnya, melihat bahwa Yesus bukanlah sembarang ma-nusia. Ia bahkan melihat keMesiasan dan keilahian Yesus! Dari mana ia bisa melihat semua itu? Jelas dari keindahan sikap dan kata-kata Yesus pada waktu di salib!


Demikian juga kepala penjara dalam Kis 16:19-40 bisa mengenali Paulus dan Silas sebagai hamba Tuhan sehingga ia bertanya kepada mereka tentang jalan keselamatan, jelas disebabkan oleh sikap dan kehidupan Paulus dan Silas yang luar biasa (Kis 16:25,28).


Penerapan: maukah saudara hidup sedemikian rupa sehingga orang lain bisa melihat bahwa Tuhan beserta saudara?


2) Karena Abimelekh takut kepada Abraham (ay 23).

Tetapi, mengapa Abimelekh, yang adalah seorang raja, bisa merasa takut kepada Abraham?


a) Karena penyertaan Tuhan membuat Abraham bukan hanya kaya dan berpengaruh, tetapi juga kuat (bdk. Kej 14 di mana ia mengalahkan 4 orang raja untuk menolong Lot).


b) Calvin mengatakan:

“The heathen are often anxious without cause and are alarmed even in the seasons of quiet” (= orang kafir sering kuatir tanpa sebab dan takut bah-kan pada masa damai / tenang).

Bandingkan dengan Yes 48:22 yang mengatakan ‘tidak ada damai se-jahtera bagi orang fasik’, dan juga dengan Amsal 28:1 yang me-ngatakan bahwa ‘orang fasik lari sekalipun tak ada yang mengejarnya’.

Ingat bahwa sekalipun ia termasuk orang yang secara relatif lumayan baik, tetapi bagaimanapun juga, Abimelekh tetap adalah orang kafir!


II) Tanggapan Abraham.


A) Abraham menerima ajakan untuk bersahabat itu (ay 24).

Ia bukan menerima ajakan itu karena ia takut atau butuh pada Abimelekh, tetapi karena ia adalah orang yang cinta damai (bdk. Kej 13:6-9). Ini ada-lah sesuatu yang harus kita teladani. 

Penerapan: apakah saudara hanya mau bersahabat dengan:

  • orang yang bisa menguntungkan saudara?

  • orang yang saudara takuti?

  • orang yang menyenangkan saudara?

  • orang yang sebangsa / segolongan dengan saudara?

Atau maukah saudara bersahabat dengan seadanya orang, termasuk yang sama sekali tidak berguna bagi saudara, atau yang bahkan tidak menyenangkan saudara?

Ingat, Tuhan menghendaki supaya sedapat-dapatnya kita hidup dalam damai dengan semua orang (Ro 12:18). Ini penting, bukan hanya sebagai suatu kesaksian hidup yang baik, tetapi juga supaya kita mempunyai ladang penginjilan yang lebih luas!


B) Abraham ingin membereskan ‘ganjelan’ antara dia dengan Abimelekh!


1) Ganjelan itu adalah: perampasan sumur Abraham oleh hamba-hamba Abimelekh (ay 25).

Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari sini:


a) Sekarang terlihat bahwa kalau tadi dikatakan bahwa Abraham disertai Allah dalam segala hal (ay 22 bdk. Kej 24:1), itu tidak ber-arti bahwa Abraham hidup tanpa problem sama sekali! Kenyata-annya Abraham mempunyai problem tentang sumur yang dirampas oleh hamba-hamba Abimelekh.

Ajaran yang mengatakan bahwa kalau kita beriman dan ikut Kristus dengan sungguh-sungguh, maka jalan kita akan mulus dan lancar, adalah ajaran yang salah sama sekali! Penyertaan Allah tidak ber-arti hidup tanpa problem, dan adanya problem dalam hidup kita tidak mesti menunjukkan bahwa Allah tidak menyertai kita!


b) Perampasan sumur ini merupakan problem yang besar bagi Abra-ham, karena:

  • itu adalah daerah yang panas dan air sukar didapat. Ingat bahwa Bersyeba terletak di selatan, dekat dengan gurun pasir.

  • Abraham mempunyai banyak ternak, yang tentu membutuhkan banyak sekali air.

  • Menggali sumur adalah sesuatu yang sukar dan membutuhkan banyak waktu dan tenaga.

Ini menunjukkan bahwa orang yang beriman dan taatpun bisa saja mengalami problem yang besar / hebat!


c) Peristiwa ini menunjukkan bahwa Abraham adalah orang yang cinta damai! Ia tidak melawan hamba-hamba Abimelekh itu dengan kekerasan, dan ia lebih senang mengalah, padahal ia pernah me-ngalahkan 4 raja (Kej 14). Bandingkan juga dengan Kej 13:8-9 dimana ia mengalah terhadap Lot yang adalah keponakannya sen-diri.

Penerapan: apakah saudara adalah orang yang suka mengalah seperti Abraham?


2) Sekarang Abraham menceritakan ganjelan itu kepada Abimelekh (ay 25).

Ay 25: ‘menyesali’

NIV/RSV/NASB: ‘complained’ (= mengeluh, mengadu).

KJV: ‘reproved’ (= memarahi, mencela).

Ada 2 hal yang bisa kita pelajari dari sini:


a) Tindakan ini adalah sesuatu yang baik karena:

  • menyimpan ganjelan bisa menjadi penghalang terjadinya suatu persahabatan yang tulus / sungguh-sungguh! Bahkan, ini bisa menghancurkan persahabatan itu, yaitu kalau suatu waktu Abraham ‘meledak’ karena tidak kuat lagi menyimpan ganjelan itu.

Penerapan: membereskan ganjelan adalah sesuatu yang pen-ting sekali untuk dilakukan antar orang yang berpacaran, suami - istri, teman, tetangga, teman kerja dsb! Karena itu, renung-kanlah dengan siapa saudara mempunyai ganjelan, dan ber-usahalah untuk membereskannya!

  • Abraham tidak main hakim sendiri (dengan membunuh hamba Abimelekh), tetapi mengikuti cara yang benar, yaitu melapor-kannya kepada raja yang berwenang untuk menangani per-soalan itu.


b) Orang kristen tidak harus mengalah terus secara mutlak! Ada saat dimana kita boleh menuntut hak kita seperti yang dilakukan oleh Abraham di sini.

Saya berpendapat bahwa Mat 5:39-42 ada batasnya dan tidak di-maksudkan untuk diterapkan secara mutlak! Kalau kita membiar-kan orang mengambil semua uang / harta, mobil, rumah dan ba-rang-barang kita, maka itu akan menghancurkan hidup kita sehing-ga kitapun tidak bisa memuliakan nama Tuhan!


3) Tanggapan Abimelekh (ay 26).


a) Dari kata-kata Abimelekh dalam ay 26, terlihat bahwa bukan dia yang menyuruh hamba-hambanya untuk merampas sumur Abra-ham.


b) Melalui kata-kata dalam ay 26 itu, secara tidak langsung Abime-lekh juga menyesali Abraham kembali, karena tidak dari dulu-dulu Abraham menceritakan hal itu kepadanya.

Mungkin sekali Abraham tidak menceritakan hal itu dari dulu, ka-rena ia tadinya mengira bahwa Abimelekh ada di belakang peram-pasan sumur itu. Ini menunjukkan betapa berbahayanya prasangka tanpa bukti apa-apa!


c) Dari adanya perjanjian tentang sumur (ay 28-30), maka bisa disim-pulkan bahwa Abimelekh langsung mengembalikan sumur itu ke-pada Abraham.


Kesimpulan: Abimelekh menanggapi secara positif akan ‘uneg-uneg’ dari Abraham! Ini juga merupakan sesuatu yang sangat penting dalam suatu persahabatan!

Penerapan: bagaimana saudara menanggapi ‘uneg-uneg’ atau kritik dari sahabat saudara? Jangan marah, acuh tak acuh, mentertawakan uneg-uneg / kritik itu, tetapi tanggapilah dengan positif!


III) Perjanjian antara Abraham dan Abimelekh.


1) Perjanjian persahabatan (ay 24,27).

Abraham memberikan ternak kepada Abimelekh, karena perjanjian ini tidak dilakukan antara 2 orang yang setingkat. Abraham menghormati otoritas Abimelekh sebagai raja, dan karena itu ia meletakkan dirinya di bawah Abimelekh.

Bersyeba termasuk wilayah Kanaan yang oleh Tuhan dijanjikan kepada Abraham dan keturunannya (Kej 12:7 13:14-17 15:16 17:8). Tetapi, ba-gaimanapun juga, itu adalah suatu janji yang belum tergenapi, dan karena itu Abraham tetap mengakui otoritas Abimelekh pada saat itu.

Penerapan:

  • Tuhan berjanji bahwa nanti di surga kita akan diberi tubuh kemuliaan yang tidak bisa sakit / mati, dan juga bahwa di surga tidak ada pende-ritaan lagi (1Kor 15:42-44,52-55 Wah 21:4). Janganlah hidup seakan-akan janji ini sudah digenapi saat ini!

  • Tuhan berjanji akan memberi kita kedudukan yang tinggi di surga (pasti lebih tinggi dari orang kafir yang akan masuk neraka!). Jangan-lah saat ini bersikap sedemikian rupa terhadap orang kafir, seakan-akan janji Tuhan itu sudah tergenapi! Bahkan hormatilah pemerintah / atasan saudara sekalipun mereka adalah orang kafir!


2) Perjanjian tentang sumur (ay 28-30).


a) Ini bukan tebusan, tetapi tanda perjanjian, supaya di kemudian hari persoalan ini tidak terjadi lagi.


b) Ini lagi-lagi merupakan tindakan yang baik. Kita harus berusaha supa-ya suatu persoalan yang sudah terjadi, tidak terulang di kemudian hari.


IV) Apa yang terjadi setelah itu?


1) Abimelekh dan Pikhol pulang ke Filistin (Kejadian 21: 32).


Di sini ada sesuatu yang membingungkan, karena pada satu pihak dika-takan bahwa:

  • Abraham tinggal di Bersyeba (ay 31,33 22:19), dan ini terletak di Kanaan!

  • Abimelekh dan Pikhol pulang ke Filistin (ay 32).

Ini menunjukkan bahwa peristiwa itu terjadi di Kanaan / di luar Filistin.


Tetapi pada pihak lain, dikatakan bahwa:

  • Abraham tinggal di negeri itu sebagai orang asing (ay 23), dan dalam ay 34 bahkan dikatakan bahwa Abraham tinggal sebagai orang asing di Filistin.

  • Abraham memberi ternak untuk menghormati otoritas Abimelekh sebagai penguasa daerah itu.

Semua ini menunjukkan bahwa peristiwa itu terjadi di wilayah Filistin.


Ada 2 kemungkinan untuk mengharmoniskan bagian-bagian yang kelihat-annya bertentangan ini:

  • Saat itu Bersyeba sedang dijajah oleh Filistin.

  • Sekalipun Abraham tinggal di Bersyeba yang termasuk wilayah Kana-an (bagian Selatan, berbatasan dengan Filistin), tetapi dalam meng-gembalakan ternaknya Abraham sering memasuki wilayah Filistin.


2) Abraham berbakti kepada Tuhan (Kejadian 21: 33).

Sekalipun ia mendapat sahabat seorang raja, tetapi ia tidak melupakan Sahabatnya yang terutama, yaitu Tuhan sendiri. Karena itu Kitab Suci berulang-ulang menunjukkan bahwa Abraham adalah ‘sahabat Allah’ (2Taw 20:7  Yes 41:8  Yak 2:23).


Catatan: dalam Yes 41:8 Kitab Suci Indonesia menterjemahkan ‘Abraham yang Kukasihi’. Ini salah terjemahan! NIV: ‘Abraham my friend’ (= Abra-ham sahabatKu).

Penerapan: pernahkah saudara mengabaikan / melupakan Tuhan demi seorang sahabat manusia? Apakah sahabat itu adalah teman lama yang datang dari luar kota, atau orang gede / penting / kaya, atau seorang pacar, ingatlah untuk selalu mengutamakan Tuhan di atas mereka!


KEJADIAN 22:1-19


Catatan: Kej 22:20-24 saya bahas bersama-sama dengan Kej 24.


I) Abraham diuji.


1) ‘mencoba’ (Kejadian 22: 1).

Terjemahan Kitab Suci Indonesia ini sama dengan terjemahan KJV yang menterjemahkan ‘tempt’ (= mencobai).


a) Terjemahan ini salah / kurang tepat, dan ini bertentangan dengan Yak 1:13, yang mengatakan bahwa Allah tidak mencobai siapapun.

Terjemahan RSV/NIV/NASB, yaitu ‘test’ (= menguji), lebih tepat.


b) Pencobaan diberikan oleh setan dengan maksud menjatuhkan manusia. Ujian diberikan oleh Allah, dengan maksud mengangkat / me-nguatkan kita.


2) Ujian ini betul-betul datang dari Allah (Kejadian 22: 1-2).

Ada orang yang menganggap bahwa tidak mungkin Allah menyuruh Abra-ham membunuh anaknya. Ini hanyalah sesuatu yang timbul dalam pikiran Abraham. Ia mengira bahwa Allah menghendakinya untuk membunuh anaknya. Tetapi anggapan seperti itu jelas merupakan anggapan yang salah, karena ay 1-2 ini jelas menunjukkan bahwa ujian itu datang dari Allah, karena Allah berfirman kepada Abraham, dan menyuruhnya untuk mengorbankan anaknya.


3) ‘korban bakaran’ (ay 2).

Dalam Im 1 ditunjukkan caranya memberikan ‘korban bakaran’ kepada Allah, yaitu korban itu harus disembelih, lalu dibakar di atas mezbah.

Jadi, ini jelas berbeda dengan cara Hanna mempersembahkan Samuel kepada Tuhan (1Sam 1:11,28).


4) Mengorbankan anak bagi dewa, adalah sesuatu yang umum di dalam se-mua agama-agama kafir pada jaman itu.

Mulai jaman Musa, hal seperti ini dilarang (bdk. Im 18:21  Im 20:2-5  Ul 12:31  Ul 18:10  2Raja-raja 16:3  2Raja-raja 17:17  Yeh 23:39).

Tetapi pada jaman Abraham, jelas bahwa larangan ini belum ada.


5) Allah sendirilah yang memberikan Ishak kepada Abraham. Dan sekarang Allah menguji apakah Abraham lebih mencintai Dia atau pemberianNya! Banyak orang gagal dalam ujian seperti ini. Misalnya: orang yang berdoa minta pekerjaan / anak / pacar dsb. Setelah Allah memberinya, maka ia mementingkan / mengasihi hal itu lebih dari Allah.

Karena itu, berhati-hatilah selalu akan pemberian / berkat Tuhan. Jangan mengasihi / mementingkan pemberian / berkat itu lebih dari Si Pem-berinya!


6) Ujian ini berat sekali. Mengapa?


a) Karena Ishak adalah anak Abraham, bahkan anak tunggal, yang jelas Ia kasihi (ay 2).

Penerapan: dalam menguji Allah sering menuntut sesuatu yang paling kita kasihi! Karena apa? Karena Ia adalah Allah yang cemburu (bdk. Kel 20:5)! Ia tidak mau ada sesuatu / seseorang yang kita kasihi lebih dari Dia (Mat 10:37  Luk 14:26).

Renungkan: apa / siapa yang paling saudara kasihi dalam hidup sau-dara? Kalau Allah memintanya dari saudara, maukah saudara mem-berikannya?


b) Karena Abraham mendapatkan Ishak setelah menunggu 25 tahun!

Andaikata Abraham dan Sara bisa mendapatkan anak sama gam-pangnya seperti Yakub, maka itu tentu berbeda. Tetapi Abraham dan Sara mendapatkan Ishak setelah menunggu 25 tahun, sehingga tentu menjadi sesuatu yang lebih berat untuk mempersembahkan Ishak kepada Tuhan.


c) Karena Ishak harus mati dengan cara dibunuh / disembelih!


d) Karena Abraham sendirilah yang harus menyembelih Ishak!


e) Karena Abraham harus mempertanggungjawabkan pembunuhan itu kepada Sara. Apa yang harus ia katakan kepada Sara?


f) Karena tanah / gunung Moria cukup jauh jaraknya (bdk. ay 4: setelah hari ketiga Abraham baru bisa melihat tempat itu dari jauh). Jaraknya lebih dari 60 mil dari tempat Abraham saat itu, dan bisa dicapai dengan berjalan kaki selama 20 jam non stop.

Jarak yang jauh / waktu yang lama ini memperberat pergumulan Abra-ham!


g) Karena kelihatannya Allah menyuruh Abraham melakukan sesuatu yang bertentangan dengan firman / janjiNya yang lalu, yaitu bahwa Ishak adalah anak janji, dan bahwa Ishak akan menjadi bangsa yang besar (17:19  21:12).

Bandingkan dengan Ibr 11:17-18 - perhatikan kata ‘walaupun’ yang menunjukkan adanya pertentangan.


7) Mengapa Allah memberi Abraham ujian yang begitu hebat? Jelas karena, oleh kasih karunia Allah, Abraham juga adalah orang yang hebat! Ban-dingkan dengan 1Kor 10:13 yang mengatakan bahwa Allah tidak mem-biarkan seseorang dicobai melampaui kekuatannya. Jadi kalau Allah mengijinkan seseorang mengalami pencobaan yang hebat, atau kalau Allah memberikan ujian yang hebat kepada seseorang, itu menunjukkan bahwa orang itu kuat.


Penerapan: Kalau saudara menghadapi ujian yang berat, maka dalam arti tertentu, saudara boleh bangga, karena itu menunjukkan bahwa saudara juga hebat! (Catatan: tetapi pada saat yang sama ingatlah bahwa saudara bisa menjadi hebat, karena kasih karunia / pekerjaan Tuhan, dan karenanya ini bukan alasan untuk menjadi sombong). Sebaliknya, kalau saudara tidak pernah mengalami ujian yang berat dalam hidup saudara, mungkin sekali menunjukkan bahwa saudara mempunyai iman yang lemah sekali, atau bahkan mungkin saudara belum beriman!


II) Sikap Abraham dalam menghadapi ujian.


1) ‘bangun’ (ay 3).

Ini menunjukkan bahwa ia tetap bisa tidur malam itu! Hanya dengan adanya iman dan penyerahan kepada Tuhan yang luar biasa yang me-mungkinkan orang bisa tidur pada saat seperti itu!


2) Taat langsung (ay 3).


a) Rupa-rupanya ‘taat secara langsung’ merupakan kebiasaan Abraham (bdk. 21:14).

Apakah saudara juga mempunyai kebiasaan seperti ini? Banyak orang selalu menunda untuk mentaati Tuhan, tetapi menjadi marah kalau Tuhan menunda untuk mengabulkan doanya!


b) Abraham bukan hanya tidak menunda ketaatan, tapi ia bahkan tidak bertanya ‘mengapa Tuhan?’

Seorang penafsir berkata: “God’s behests are not to be questioned but executed” (= perintah-perintah Allah tidak untuk dipertanyakan, tetapi untuk dilaksanakan).


3) Dalam perjalanan selama beberapa hari itu, Abraham tidak maju mundur dalam keputusannya untuk mentaati Tuhan.

Penerapan: Apakah saudara sering plin-plan dalam ketaatan / penyerah-an / commitment saudara kepada Tuhan? Mungkin suatu kali saudara memutuskan untuk mentaati Tuhan dalam memberikan persembahan persepuluhan, tetapi baru beberapa bulan, saudara lalu menarik diri dari keputusan itu. Mungkin suatu kali saudara memutuskan untuk rajin datang dalam Pemahaman Alkitab, tetapi baru beberapa minggu saudara sudah berhenti datang ke Pemahaman Alkitab itu. Mungkin suatu kali saudara memutuskan untuk melayani Tuhan, tetapi sebentar lagi saudara kembali tertarik pada dunia dan berhenti melayani Tuhan. Kalau saudara adalah orang yang seperti itu, belajarlah untuk bisa menjadi seperti Abraham.


4) Kata-kata Abraham kepada bujang-bujangnya (ay 5).


a) ‘tinggallah kamu di sini’.

Mengapa Abraham tidak membiarkan mereka ikut ke puncak gunung? Karena ia tidak mau bujang-bujang itu menghalanginya membunuh Ishak! Ia berusaha menyingkirkan semua hal yang bisa menghalangi-nya untuk mentaati Tuhan! Andaikata saudara yang menjadi Abraham, mungkin sekali saudara justru akan membawa 20 bujang untuk ikut naik ke puncak gunung!


b) ‘sesudah itu kami kembali kepadamu’.

Kata ‘kami’ berarti ‘Abraham dan Ishak’! Padahal ia naik ke atas untuk mempersembahkan Ishak sebagai korban bakaran kepada Tuhan. Lalu bagaimana ia bisa berkata ‘kami kembali kepadamu’? 

Ada macam-macam pandangan:

  • ini adalah dusta.

  • ini sekedar suatu harapan yang tidak pasti.

  • ini merupakan nubuat yang tidak disadari (bdk. Yoh 11:49-51).

  • ia betul-betul beriman akan hal itu (bdk. Ibr 11:17-19).

Saya berpendapat bahwa pandangan yang benar adalah pandangan yang terakhir!


5) Dialog antara Ishak dengan Abraham (ay 7-8).


a) Pertanyaan Ishak ini pasti sangat menyakitkan bagi Abraham.


b) Sukar dikatakan apakah jawaban Abraham ini adalah dusta, atau bahwa ia menjawab dengan iman (tetapi, sekalipun ia beriman, dari mana ia tahu bahwa Allah akan menyediakan dombanya?).


6) Ay 9-10: Abraham betul-betul mau membunuh Ishak!

Ini menunjukkan bahwa:


a) Abraham mengasihi Tuhan lebih dari semua!

Padahal pada saat itu, salib (yang merupakan puncak pernyataan kasih Allah) belum terjadi! Sekarang, setelah salib itu terjadi, kita ha-rus lebih-lebih mengasihi Allah lebih dari semua!


b) Abraham mau memberikan yang terbaik kepada Tuhan

Illustrasi: Suatu hari, seorang misionaris Amerika yang tinggal di India, melihat seorang ibu India yang beragama Hindu, berjalan menuju Sungai Gangga sambil membawa 2 orang anaknya, yang satu lumpuh dan buta, tetapi yang satunya sempurna. Misionaris itu tahu bahwa ibu itu akan mempersembahkan anaknya di Sungai Gangga dan misionaris itu berusaha untuk membujuk ibu itu supaya tidak mengorbankan anaknya di Sungai Gangga, tetapi ia tidak berhasil. Ibu itu tetap pergi ke Sungai Gangga dan mengorbankan salah satu anaknya bagi dewanya. Pada saat ia kembali, maka misionaris itu melihat bahwa anaknya tinggal satu, yaitu yang lumpuh dan buta! Misionaris itu lalu bertanya: ‘Ibu, kalau engkau harus mempersembah-kan salah satu anakmu, mengapa engkau tidak memberikan anak yang lumpuh dan buta ini?’. Ibu itu menjawab: ‘O tuan, aku tidak tahu Allah macam apa yang kamu punyai di Amerika. Tetapi aku tahu bahwa di India ini, allah kami mengharapkan kami untuk memberikan yang terbaik kepada dia!’.


Banyak dari kita (yang mengaku percaya bahwa Allah telah rela men-jadi manusia, menderita dan mati bagi kita) sangat kikir dalam mem-berikan sesuatu kepada Tuhan. Bukankah kita seharusnya merasa malu kalau dibandingkan dengan ibu itu? Maukah saudara memberi-kan yang terbaik kepada Tuhan?


c) Keyakinan Abraham tentang akan tergenapinya janji Tuhan, tidak ia letakkan pada Ishak yang adalah anak perjanjian itu, tetapi pada Tuhan / firman Tuhan sendiri! Bdk. Ibr 11:17-19!


Penerapan: Tuhan memang sering menggunakan manusia untuk menepati janjiNya. Misalnya: Ia bisa menggunakan boss / orang tua saudara untuk mencukupi hidup saudara sesuai dengan janjiNya dalam Mat 6:25-34. Tetapi, saudara harus tetap bersandar / mele-takkan keyakinan saudara pada Tuhan / firman Tuhan, dan bukan pada orang tua / boss saudara!


III) Tindakan Tuhan.


1) Ay 11-12.


a) Siapakah ‘Malaikat Tuhan’ ini?

Pada satu segi, kelihatannya Malaikat Tuhan ini adalah Allah / Tuhan sendiri. Ini terlihat dari:

  • Abraham menyebutNya ‘Tuhan’ (ay 11b).

  • Malaikat Tuhan itu berkata ‘... engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepadaKu’ (ay 12b).

Tetapi dari segi yang lain, kelihatannya Malaikat Tuhan ini membeda-kan diriNya dengan Allah / Tuhan. Ini terlihat dari kata-kataNya kepa-da Abraham dalam ay 12: ‘... telah Kuketahui sekarang bahwa engkau takut akan Allah’. Bahwa Ia mengatakan ‘takut akan Allah’, bukan ‘takut kepadaKu’, menunjukkan bahwa Ia membedakan diriNya dari Allah!

Karena itu, bagian ini bisa dijadikan salah satu dasar dari doktrin Allah Tritunggal!


Barnes’ Notes:

“That one can be God and yet so distinct from Him in one sense as to be able to say, ‘I know that thou fearest God’, is to be explained on the ground of the distinction of divine persons” (= bahwa seseorang bisa adalah Allah, tetapi juga begitu berbeda dengan Dia dalam arti tertentu sehingga bisa berkata ‘Aku tahu bahwa engkau takut akan Allah’, harus dijelaskan berdasarkan perbedaan dari pribadi-pribadi ilahi).


Dalam ay 16-18, ‘Malaikat Tuhan’ itu berseru (ay 15), tetapi Ia lalu berkata ‘demikianlah firman TUHAN’ (ay 16). Dari sini kita bisa men-dapatkan adanya 2 kemungkinan:

  • istilah ‘Malaikat Tuhan’ dan ‘TUHAN’ digunakan secara inter-changeable (= bisa dibolak balik), dan ini menunjukkan bahwa Malaikat Tuhan itu adalah TUHAN sendiri.

  • Malaikat Tuhan itu menyampaikan firman dari TUHAN, dan ini menunjukkan bahwa Malaikat Tuhan itu berbeda dengan TUHAN.


b) ‘Jangan bunuh anak itu’ (ay 12).

  • Ini tidak berarti bahwa Tuhan mengubah RencanaNya! Dari semu-la maksud Tuhan hanya menguji Abraham!

  • Ini adalah suatu bagian yang bersifat descriptive (= menggambar-kan). Dan karena itu, hal ini tidak boleh dianggap sebagai rumus / hukum. Artinya: ini tidak selalu terjadi! Bisa saja Tuhan meminta sesuatu yang saudara kasihi, dan pada waktu saudara menyerah-kannya kepada Tuhan, Tuhan betul-betul menerimaNya!


c) ‘telah Kuketahui sekarang bahwa engkau takut akan Allah’ (ay 12).

Jelas bahwa bagian ini tidak berarti bahwa tadinya Allah tidak tahu kalau Abraham takut kepadaNya! Ada 2 buah penafsiran tentang ba-gian ini:

  • ini adalah bahasa Anthropomorphism (= bahasa yang menggambarkan Allah seakan-akan Ia adalah manusia).

Arti dari kata-kata ini ialah: dengan tindakannya itu Abraham mem-buktikan bahwa ia takut kepada Allah

  • kata ‘tahu’ diartikan ‘know by experience (= tahu melalui penga-laman). Jadi, tadinya Allah hanya tahu secara intelektual, tetapi sekarang Ia tahu dari pengalamanNya, bahwa Abraham takut ke-padaNya.


2) Ay 13-14.


a) Allah memberikan domba sebagai pengganti Ishak. Karena itu, domba ini sering dianggap sebagai TYPE dari Kristus, karena Kristuspun juga adalah pengganti (substitute) kita dalam menerima hukuman Tuhan.


b) Tuhan menyediakan’.

Menanggapi bagian ini, Calvin mengatakan: dengan kata-kata ini Abraham mengakui bahwa domba itu bisa ada disana, bukan karena kebetulan saja, tetapi karena pengaturan Tuhan (Providence of God)!


c) Domba itu baru disediakan di atas gunung!

Tuhan tidak memberikannya di kaki gunung, karena itu akan meng-hancurkan ujian untuk Abraham itu. Tetapi Tuhan juga tidak memberi-kannya secara terlambat pada waktu Abraham sudah menyembelih Ishak, atau pada waktu Abraham sudah turun dari gunung tanpa mem-beri persembahan apa-apa kepada Tuhan! Tuhan selalu memberikan pada waktunya!


3) Ay 15-18.


a) Tuhan bersumpah demi diriNya sendiri, karena tidak ada orang / makhluk yang lebih tinggi dari Dia (bdk. Ibr 6:13,16).


b) Karena Abraham taat kepada Tuhan, maka Allah mengulangi janjiNya dengan sumpah, untuk memberikan keyakinan yang baru, yang lebih teguh, kepada Abraham!

Seorang penafsir mengatakan: “To obey is to find new assurance” (= mentaati berarti menemukan keyakinan yang baru).

Bandingkan dengan Yak 2:22  Yoh 8:31-32!


Penerapan:

  • apakah saudara merasa bahwa iman saudara tidak bertumbuh? Saudara masih sering kuatir, takut dsb? Mungkin sekali itu dise-babkan oleh dosa yang saudara pertahankan! Taatlah kepada Tuhan dalam segala hal, maka iman saudara akan bertumbuh!

  • Apakah saudara mempunyai keyakinan keselamatan?

Orang kristen yang terus mempertahankan dosa tertentu, bisa tidak mempunyai keyakinan keselamatan, atau kehilangan keya-kinan keselamatannya! (bukan kehilangan keselamatan, tetapi kehilangan keyakinan keselamatan!). Karena itu bertobatlah dan taatlah kepada Tuhan, maka Ia pasti akan menumbuhkan iman saudara dalam hal itu!


Penutup:


Abraham menerima berkat yang luar biasa dari Tuhan, karena ia mengasihi Tuhan di atas segala sesuatu, dan Ia rela memberikan yang terbaik kepada Tuhan! Maukah saudara menirunya?


KEJADIAN 23:1-20

I) Kematian Sara.


1) Sara mati pada usia 127 tahun di Kiryat Arba / Hebron (ay 1-2).


  1. Ia adalah satu-satunya perempuan dalam Kitab Suci yang disebutkan umurnya pada saat mati. Ini menunjukkan bahwa ia adalah perem-puan yang sangat penting.


  1. Mungkin pada saat itu Abraham sudah meninggalkan Bersyeba (22:19) dan kembali ke Hebron, tempat dimana ia dulu sudah pernah tinggal (13:18).


2) Abraham menangisi Sara (ay 2b).


a) Jangan menganggap hal ini sebagai dosa.

Ada orang yang menggunakan Fil 4:4 (‘bersukacitalah senantiasa’) untuk mengatakan bahwa semua kesedihan adalah dosa. Tetapi ban-dingkan pandangan ini dengan:

  • Yoh 11:35 yang menunjukkan bahwa Yesus menangis.

  • Ro 12:15b yang berbunyi: “menangislah dengan orang yang mena-ngis”.

  • Mat 5:4 yang berbunyi: “Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur”.

Semua ini jelas menunjukkan bahwa ada saat-saat tertentu dimana kita boleh, bahkan harus, bersedih hati.

Calvin bahkan mengatakan bahwa kalau dalam situasi seperti itu (situasi Abraham, yang kematian istri) seseorang bisa tidak sedih, itu adalah suatu kebiadaban!


b) Abraham tetap cinta kepada istrinya pada saat istrinya itu mati!

Dalam Kej 12:4, dikatakan bahwa Abraham berusia 75 tahun, dan itu berarti Sara berusia 65 tahun. Kalau dihitung dari saat itu saja sampai pada saat kematian Sara, maka mereka sudah menikah 62 tahun! Padahal jelas mereka sudah menikah sebelum Kej 12. Jadi mungkin sekali mereka sudah menikah selama 75 - 100 tahun! Dan Abraham masih tetap mencintai istrinya!

Penerapan: apakah saudara tetap mencintai suami / istri saudara? Andaikata suami / istri saudara meninggal, bagaimana kira-kira sikap saudara? Sedih? Acuh tak acuh? Atau bahkan bersukacita karena bisa kawin lagi? Ingatlah bahwa ikatan suami istri adalah ikatan yang paling kuat di antara dua orang manusia, yang bahkan lebih kuat dan harus lebih diutamakan dari pada ikatan antara orang tua dan anak (bdk. Kej 2:24  Ef 5:31). Dan Tuhan jelas sekali menghendaki bahwa suami istri itu saling mencintai. Karena itu, kalau saudara tidak / ku-rang mencintai suami / istri saudara, apalagi kalau saudara memben-cinya, maka itu berarti bahwa saudara hidup di dalam dosa! Maukah saudara mengakui dosa itu kepada Tuhan dan memintaNya untuk menolong saudara supaya bisa mengasihi suami / istri saudara dengan kasih yang semula?


3) Sekalipun kematian Sara menyebabkan Abraham sedih dan menangis / meratap, tetapi ia bisa menguasai perasaannya dan ia tidak sedih secara berlarut-larut (ay 3).

Ini berbeda sekali dengan kesedihan Yakub yang berlarut-larut karena ‘kematian Yusuf’, dimana ia secara sengaja menolak semua penghiburan (37:33-35).


Penerapan:

Memang ada hal-hal tertentu yang selayaknya membuat saudara sedih, seperti kematian orang yang saudara cintai, adanya dosa dalam hidup saudara / orang lain, adanya banyak hal yang tidak baik / penyesatan dalam gereja, penghancuran gereja dan penganiayaan terhadap orang kristen oleh orang-orang yang anti kristen, dsb. Tetapi bagaimanapun juga, jangan biarkan kesedihan itu menguasai saudara secara berlarut-larut! Kesedihan yang berlarut-larut itu akan melumpuhkan kehidupan rohani maupun jasmani saudara! Dan ini tidak akan menyenangkan sia-papun juga kecuali setan!


II) Abraham membeli gua Makhpela.


A) Pertentangan antara ay 4-20 ini dengan Kis 7:16.


Dalam bagian ini dikatakan bahwa Abraham membeli gua Makhpela dari Efron orang Het, sedangkan dalam Kis 7:16 dikatakan bahwa Abraham membeli kuburan di Sikhem dari anak-anak Hemor! Mengapa 2 bagian ini bertentangan?


Ada 2 kemungkinan cara pengharmonisan:


1) Ay 4-20 dan Kis 7:16 menceritakan 2 peristiwa yang berbeda.

Jadi Abraham pernah 2 x membeli kuburan, yang pertama adalah gua Makhpela dari Efron orang Het dan yang kedua adalah kuburan di Sikhem dari anak-anak Hemor.

Keberatan terhadap hal ini: Kej 33:19 menunjukkan bahwa Yakublah yang melakukan pembelian tanah di Sikhem dari anak-anak Hemor! Kalau Abraham memang sudah pernah membelinya, mengapa Yakub harus membelinya lagi?


2) Dalam Kis 7:16 (yang merupakan khotbah / pembelaan Stefanus di hadapan Mahkamah Agama Yahudi), Stefanus menceritakan sejarah secara salah. Kata ‘Abraham’ seharusnya adalah ‘Yakub’ (bdk. Kej 33:19 Yos 24:32).

Saya lebih condong pada penafsiran ini.


Catatan: ini tidak berarti bahwa Kitab Sucinya salah! Mengapa bisa begitu? Karena:


a) Yang salah adalah Stefanus! Sekalipun Stefanus saat itu sedang dikuasai / dipenuhi Roh Kudus (Kis 6:5  7:50), itu tidak berarti bahwa kata-katanya infallible dan inerrant (= pasti benar dan sama sekali tak ada kesalahannya). Yang bisa infallible dan inerrant hanyalah penulis-penulis Kitab Suci yang menulis dibawah pengil-haman Roh Kudus!


b) Lukas, sebagai penulis dari kitab Kisah Para Rasul, menuliskan kata-kata yang salah dari Stefanus secara akurat. Dan karena itu, ia menceritakan peristiwa itu dengan benar, sehingga Kitab Suci-nya tetap benar!


Masih ada problem yang lain lagi dalam Kis 7:15-16, karena di situ kelihatannya Yakubpun dikuburkan di Sikhem, sedangkan sebetulnya Yakub dikuburkan di gua Makhpela sesuai dengan pesannya sebelum mati (Kej 47:29-30 49:29-32 50:12-13). Tetapi problem ini bisa diselesaikan dengan menafsirkan bahwa kata ‘mereka’ dalam Kis 7:16 bukan menunjuk pada ‘Yakub dan nenek moyang Israel’, tetapi hanya menunjuk kepada ‘nenek moyang Israel’ saja, yaitu Yusuf dan saudara-saudaranya. Ini cocok karena Yusuf, sekalipun mula-mula dikuburkan di Mesir, tetapi sesuai dengan pesannya (Kej 50:25 Ibr 11:22), akhirnya tulang-tulangnya dibawa oleh bangsa Israel (Kel 13:19) dan dikuburkan di Sikhem (Yos 24:32). Tentang penguburan saudara-saudara Yusuf, memang tidak pernah diceritakan dalam Kitab Suci, tetapi mungkin sekali tulang-tulang mereka ikut dibawa dan dikuburkan di Sikhem bersama-sama dengan tulang-tulang Yusuf.


B) Pembelian gua Makhpela (ay 4-20).


1) Abraham berusaha mendapatkan ‘kuburan milik’ di tanah orang Het, yang terletak di Kanaan (ay 3,4,19).


2) Orang-orang Het menjawab Abraham dengan ay 5-6.

Ada beberapa kemungkinan tentang kata-kata mereka:

a) Mereka betul-betul mengucapkannya dengan tulus.

b) Mereka mengucapkannya dengan sopan santun timur, yang berarti bahwa mereka mau memberikan kuburan itu, tetapi tentu saja Abraham harus membeli kuburan itu.

c) Ini jawaban diplomatis, yang menunjukkan bahwa mereka mengijinkan Abraham menguburkan istrinya di tanah mereka, tetapi mereka tidak mengijinkan Abraham memiliki tanah itu


3) Dialog Abraham dengan Efron (ay 10-15).

Kalau kita meninjau kata-kata Efron dalam ay 10-11,14-15 secara sepintas lalu, maka kita mungkin akan mempunyai kesan yang baik sekali tentang Efron. Tetapi kata-kata Efron ini juga mempunyai beberapa kemungkinan:


a) Ia memang dengan tulus ingin memberikan tanahnya kepada Abraham, dan hanya mau menerima uang pembayaran setelah Abraham mendesaknya.


b) Ini hanya sopan santun timur saja.

Barnes’ Notes (tentang Kej 23:11): “Orientals offer you as a gift whatever you admire; they do not expect that you will take it.” [= Orang-orang Timur menawarkan kepadamu sebagai hadiah apapun yang engkau kagumi; mereka tidak mengharapkan bahwa engkau mau mengambilnya / menerimanya.] - hal 648.

Catatan: ini diambil dari buku fisiknya, yang berbeda total dengan buku elektroniknya, dalam tafsiran tentang kitab Kejadian.


Sekalipun kata-kata ini tentu tidak berlaku untuk seadanya orang Timur, tetapi harus diakui bahwa ada banyak orang Timur yang sering melakukan kata-kata di atas! Misalnya: ada banyak tuan / nyonya rumah yang kalau makan bersama tamu, lalu mendesak tamu itu untuk menghabiskan semua makanan. Tetapi kalau tamu itu betul-betul melakukan apa yang mereka minta, maka mereka menjadi jengkel!

Harus saudara ingat bahwa hal ini, sekalipun merupakan tradisi, tetapi jelas merupakan sesuatu dusta / kemunafikan, sehingga jelas tidak sesuai dengan Kitab Suci dan harus dibuang dari hidup kita!


c) Ini adalah taktik yang licik yang diselubungi dengan sopan santun timur.

Saya setuju dengan pandangan ini. Alasannya:


  • Abraham ingin cuma guanya saja (ay 9), tetapi Efron ‘memberi-kan’ gua dan ladang (ay 11). Jelas bahwa ia tidak mau menjual hanya guanya saja. Ia ingin menjual gua dan ladang supaya mendapat untung yang lebih banyak dari Abraham yang kaya itu. Tetapi taktik licik ini ia sembunyikan dibalik sopan santun timur dengan berkata bahwa ia ‘memberikan’ gua dan ladang itu kepada Abraham (ay 11).


  • mayoritas penafsir menganggap bahwa harga 400 syikal (ay 15) itu tinggi. Kalau mula-mula ia betul-betul ingin memberikan gua dan ladang itu kepada Abraham, dan akhirnya ia mau menerima pembayaran hanya karena Abraham mendesaknya, maka tidak mungkin ia memberikan harga yang tinggi!

Penerapan: apakah saudara sering berusaha mencari keun-tungan dari penderitaan orang lain seperti yang dilakukan oleh Efron? Misalnya:

  • membeli sesuatu dengan harga jauh dibawah standard, hanya karena pemilik barang itu butuh uang.

  • menjual sesuatu dengan harga jauh diatas harga standard, hanya karena si pembeli sangat membutuhkannya. Ini seperti yang Yakub lakukan terhadap Esau (Kej 25:29-34).

Melakukan hal-hal seperti ini merupakan hal yang umum dalam dunia ini, dan kalau saudara melakukannya mungkin tidak ada orang yang akan menyalahkan saudara! Tetapi harus saudara ingat bahwa standard hidup kita bukanlah pandangan atau tingkah laku manusia yang lain, tetapi Kitab Suci! Dan tindakan itu jelas tidak sesuai dengan Kitab Suci (bdk. Mat 7:12 Mat 22:39).


  • Perhatikan ay 16 yang berbunyi: “Lalu Abraham menerima usul Efron, maka ditimbangnyalah perak untuk Efron, sebanyak yang dimintanya ...”.

Sebetulnya, kata-kata ‘usul’ dan ‘dimintanya’ merupakan terje-mahan yang tidak benar. Terjemahan yang seharusnya adalah seperti pada NASB yang berbunyi: “And Abraham listened to Ephron; and Abraham weighed out the silver which he had named ...” (= dan Abraham mendengarkan Efron, dan Abraham menimbang perak yang disebutkannya ...).

Tetapi, bagaimanapun juga, secara implicit ay 16 ini menunjuk-kan bahwa kata-kata Efron dalam ay 15 itu hanya basa-basi belaka, dan arti sebenarnya adalah bahwa ia menawarkan gua dan ladangnya dengan harga 400 syikal perak.


  • kalau dari 3 argumentasi di atas sudah terlihat dengan jelas bahwa Efron menggunakan taktik yang licik yang diselubungi dengan sopan santun timur, maka mungkin sekali bahwa pada saat ia mengatakan akan memberikan gua dan tanah untuk Abraham, itupun juga dilandasi suatu taktik, yaitu supaya Abra-ham merasa sungkan untuk menawar harga yang ia usulkan nanti. Demikian juga kata-katanya dalam ay 15 yang berbunyi ‘... harga 400 syikal perak, apa artinya itu bagi kita?’. Ini pasti ia ucapkan supaya Abraham sungkan menawar!


Kesimpulan: setelah menyelidiki kata-kata Efron dengan teliti, maka bagaimana anggapan saudara tentang diri Efron? Ia adalah orang brengsek bukan? Kalau demikian, janganlah meniru dia, dan belajar-lah membuang segala dusta dan kemunafikan dari hidup saudara!


C) Hal-hal lain yang bisa kita pelajari dari pembelian kuburan ini.


1) Abraham mau mempunyai ‘kuburan milik’! Dan kuburan ini akhirnya menjadi kuburan Abraham dan keluarga / keturunannya.

  • Abraham juga dikubur di sana (25:7-10).

  • Ishak, Ribka, dan Lea juga dikubur di sana (35:29 49:31-32), tetapi Rahel tidak (35:19-20).

  • Yakub juga dikubur di sana (50:12-13) sesuai dengan pesannya sebelum mati (47:29-30 49:29-32).


a) Saya berpendapat bahwa ini tidak menunjukkan / berarti bahwa orang kristen yang mati harus dikubur.

Ada banyak orang mengatakan bahwa orang kristen yang mati tidak boleh dikremasi / dibakar, tetapi harus dikubur. Alasan mere-ka adalah:

  • api menyimbolkan hukuman.

Terhadap alasan ini perlu saya ingatkan bahwa dalam Kitab Suci ‘api’ tidak selalu menyimbolkan hukuman, bisa berarti sekedar api (hurufiah), bahkan bisa menyimbolkan Roh Kudus, Firman Tuhan dan bahkan pengudusan. Dan saya tidak melihat alasan mengapa kalau kita membakar mayat api itu harus diartikan sebagai hukuman! Ini betul-betul pandangan yang bodoh!

  • tubuh yang dibakar itu hancur menjadi abu sehingga nanti tidak bisa dibangkitkan.

Saya berpendapat bahwa ini merupakan alasan yang lebih bodoh lagi dan bahkan bersifat merendahkan kekuasaan Tuhan. Tidak bisakah Tuhan membangkitkan orang yang sudah hancur menjadi abu? Disamping itu perlu kita ingat bahwa:

  • orang yang dikuburkanpun lama kelamaan juga akan han-cur.

  • ada orang kristen yang mati karena terbakar, atau mati syahid dengan cara dibakar, atau terkena ledakan, atau dimakan binatang buas. Apakah mereka ini juga tidak bisa dibangkitkan?

  • dalam Kitab Suci tidak ada orang saleh yang dibakar, dan orang yang dibakar hanyalah orang jahat.

Terhadap alasan ini saya ingin menjawab sebagai berikut:

  • bahwa dalam Kitab Suci tidak ada orang saleh / percaya yang dibakar, dan bahwa dalam Kitab Suci yang mayatnya dibakar hanyalah orang jahat, tidak berarti bahwa orang saleh / percaya tidak boleh dibakar.

  • pada jaman Kitab Suci manusia di dunia hanya sedikit, sehingga tidak sukar mencari tanah untuk kuburan. Karena itu tidak aneh kalau orang-orang saleh itu dikubur dan bukannya dibakar. Tetapi jaman sekarang, apalagi puluhan atau ratusan tahun yang mendatang, manusia menjadi begitu banyak, sehingga sukar mencari tanah untuk kuburan. Karena itu kremasi / pembakaran mayat lebih praktis dan lebih tepat untuk digunakan.

  • Yonatan adalah orang saleh, tetapi mayatnya dibakar (1Sam 31:12).


Dalam seluruh Kitab Suci, saya berpendapat bahwa tidak ada ayat manapun yang cukup kuat untuk dipakai sebagai dasar untuk melarang orang kristen dibakar / dikremasi!


b) Ini menunjukkan bahwa Abraham tidak mau Sara, dirinya sendiri dan keluarganya dikubur bercampur dengan orang lain / kafir. Sampai matipun Abraham membatasi diri dengan orang kafir!


Penerapan:

  • Sekalipun kita boleh bergaul dengan orang kafir, tetapi kita tidak boleh bergaul secara sembarangan / tanpa batas, apalagi kawin campur dengan orang kafir. Bandingkan dengan 2Kor 6:14 yang berbunyi: “Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?”.

  • Ada orang kristen yang lebih senang bergaul dengan orang kafir dari pada dengan sesama orang kristen. Ini pasti orang kristen yang tidak normal! Bagaimana mungkin anak Allah bisa lebih senang bergaul dengan anak setan dari pada dengan sesama anak Allah? Karena itu, berusahalah untuk meluangkan waktu (sebelum dan sesudah Kebaktian / Pemahaman Alkitab, dalam acara Perjamuan Kasih, Persekutuan Rumah Tangga dsb) untuk bersekutu dengan sesama saudara seiman!


2) Abraham berkeras untuk membeli / membayar harga gua dan ladang itu! Andaikatapun Efron dengan tulus mau memberikan gua dan la-dangnya, Abraham tidak akan mau menerimanya. Mengapa?

  • Supaya kuburan itu menjadi miliknya yang pasti / sah, dan lain kali tidak lagi diganggu gugat.

  • supaya ia tidak berhutang budi kepada orang kafir.

Tetapi, ini juga menunjukkan bahwa Abraham tidak tamak dan tidak cinta uang (bdk. 14:21-24).


Penerapan:

Jangan tamak / cinta uang sehingga senang mendapatkan sesuatu yang gratis! Seringkali apa yang gratis mempunyai ‘ekor’ yang mahal!

 

3) Pembelian tanah untuk menjadi kuburan keluarga di Kanaan, di tanah yang dijanjikan Tuhan kepada Abraham untuk menjadi milik keturun-annya, menunjukkan iman Abraham pada janji Tuhan! Ia yakin bahwa nanti keturunannya akan memiliki Kanaan, dan karena itu ia ingin supaya dirinya dan keturunannya dikubur di sana. Jadi, pada saat kematian istripun, Abraham bisa menunjukkan imannya kepada Tuhan dan firmanNya!


Penerapan:

Mungkin gampang untuk beriman kepada Tuhan dan firmanNya pada saat hidup saudara serba lancar. Tetapi bagaimana kalau saudara sedang menderita atau mengalami berbagai macam problem? Maukah saudara untuk tetap beriman kepada Tuhan dan firmanNya dalam situasi seperti itu?


4) Kitab Kejadian ditulis oleh Musa dalam perjalanan dari Mesir ke Kanaan. Bagian tentang pembelian kuburan ini, yang menunjukkan iman Abraham kepada Tuhan dan firmanNya, penting sekali bagi bangsa Israel saat itu, karena mereka sedang menuju tanah perjanjian itu!

Jelas bahwa Musa menunjukkan iman Abraham kepada bangsa Israel, supaya merekapun bisa beriman seperti Abraham!


Penerapan:

Hidup kuatir maupun hidup beriman adalah sesuatu yang bisa ‘me-nular’ kepada orang-orang yang menyaksikan / mendengarnya. Kare-na itu berusahalah untuk hidup beriman seperti Abraham! Maukah saudara?


KEJADIAN 24:1-67 & 22:20-24

I) Abraham.


1) Ia sudah tua (Kejadian 24:1).

Dari Kej 25:20 kita tahu bahwa usia Ishak pada waktu menikah adalah 40 tahun, dan itu berarti bahwa Abraham saat itu berusia 140 tahun.


2) Ia diberkati Tuhan ‘dalam segala hal’ (24:1).

Ini terjemahan yang kurang tepat.

NIV / NASB / Lit: ‘in every way’ (= dengan segala cara).

Tuhan memang punya banyak cara (yang bahkan tidak kita duga) untuk memberkati kita!


3) Ia mengutus hambanya yang tertua untuk mencarikan istri untuk Ishak (24:2-4).


a) Mungkin sekali hamba ini adalah Eliezer (bdk. Kej 15:2-3).


b) Abraham melakukan ini untuk menggenapkan Rencana Allah, yaitu bahwa keturunan Ishak akan menjadi bangsa yang besar. Rencana Allah ini tentu tidak mungkin terlaksana kalau Ishak tidak menikah!

Dari sini terlihat bahwa:

  • Adanya ketetapan / rencana Allah yang pasti terjadi itu, tidak mem-buang tanggung jawab manusia untuk melaksanakan Rencana Allah itu!

  • Sekalipun ia sudah tua, dan sekalipun Tuhan memberkatinya se-hingga ia tidak kekurangan sesuatu apapun, tetapi Abraham tetap selalu menyesuaikan hidupnya dengan Rencana / kehendak Allah

Banyak orang yang pada saat masih muda berusaha melaksana-kan kehendak Allah, tetapi pada saat sudah tua, menjadi luntur dalam semangatnya untuk melaksanakan kehendak Allah.

Juga banyak orang yang dalam masa sukar berusaha melaksana-kan kehendak Allah, tetapi pada saat hidupnya menjadi enak kare-na berkat Tuhan yang berlimpah-limpah, menjadi lupa daratan dan tidak lagi hidup sesuai kehendak Allah. Bahkan hamba Tuhan yang hebatpun bisa jatuh dalam persoalan seperti ini!

Tetapi Abraham tidak demikian! Dalam situasi dan kondisi apapun ia terus hidup sesuai kehendak Allah! Maukah saudara meniru-nya?


4) Dalam menyuruh hambanya mencarikan istri untuk Ishak, Abraham mem-berikan syarat, yaitu: perempuan itu bukan perempuan Kanaan, tetapi perempuan dari tanah asal Abraham, dari antara sanak saudara Abraham sendiri (24:3-4).

Kalau Abraham mau menuruti hikmat / kebijaksanaan dunia, maka seha-rusnya ia justru mencarikan istri untuk Ishak dari antara penduduk Ka-naan, karena:

  • lebih mudah mencarinya.

  • akan menyebabkan Ishak lebih diterima oleh penduduk Kanaan.


Tetapi, Abraham tetap tidak mau Ishak mendapat istri dari antara pen-duduk Kanaan, karena:

  • Abraham adalah keturunan Sem (Kej 11:20-26), sedangkan Kanaan adalah keturunan Ham (Kej 10:6-20) yang ada di bawah kutuk (Kej 9:25-27). Menikahkan Ishak dengan orang yang ada di bawah kutuk, jelas tidak akan sesuai dengan kehendak Allah.

  • Abraham tahu bahwa orang Kanaan itu kafir dan bejad, dan akan dihancurkan oleh Tuhan (bdk. Kej 15:16).

Dari sini lagi-lagi terlihat bahwa Abraham mau menyesuaikan hidupnya maupun hidup Ishak dengan kehendak Tuhan, tanpa mempe-dulikan kebijaksanaan / hikmat dunia! Kalau saudara adalah orang yang selalu hidup berdasarkan politik / hikmat / kebijaksanaan dunia, bahkan bangga akan hal itu, bertobatlah dan belajarlah dari Abraham! Adalah lebih baik dianggap bodoh oleh dunia tetapi taat kepada Tuhan, dari pada dianggap cerdik / pandai / bijaksana oleh dunia tetapi tidak taat kepada Tuhan!


5) Abraham melarang hambanya membawa Ishak kembali ke tanah asal Abraham (24:5-8).


a) Pemikiran hamba Abraham bahwa perempuan itu tidak mau ikut ke Kanaan (24:5) adalah sesuatu yang logis, karena:

  • Hamba itu adalah orang asing bagi perempuan itu. Bagaimana mungkin ia mau mengikut orang asing begitu saja?

  • Sekalipun perempuan itu adalah sanak saudara Abraham, tetapi antara Abraham dan sanak saudaranya di tanah asalnya boleh di-katakan tidak ada komunikasi sama sekali (kecuali dalam 22:20, kalau ‘kabar’ itu mau dianggap sebagai komunikasi).


b) Usul untuk membawa Ishak kembali ke tanah asal Abraham juga adalah sesuatu yang logis, karena akan lebih mudah untuk mendapatkan seorang perempuan kalau calon mempelai laki-lakinya ikut.


c) Tetapi Abraham menolak mentah-mentah usul itu (24:6-8).

Abraham tahu bahwa Allahlah yang menyuruh ia keluar dari tanah asalnya untuk pergi ke Kanaan, dan Allah menjanjikan tanah Kanaan untuk keturunan Abraham (24:7 bdk. Kej 12:1,7). Karena itu ia yakin bahwa Allah pasti akan menolong untuk mendapatkan istri untuk Ishak (24:7b).

Membawa Ishak kembali ke tanah asal Abraham (sekalipun dengan tujuan akan kembali ke Kanaan setelah berhasil mendapatkan istri), adalah suatu tindakan yang berbahaya, karena kalau calon istrinya tidak mau ikut ke Kanaan, bisa-bisa Ishaknyalah yang akhirnya menetap di sana mengikuti istrinya. Dan ini akan menghancurkan Rencana Allah!


Penerapan:

Sama seperti Abraham digodai untuk mundur atau untuk kembali, kitapun pasti mengalami hal yang sama! Setan akan menggunakan bermacam-macam hal (penderitaan, kenikmatan dunia, pekerjaan, keluarga dsb) supaya kita mundur dalam hal rohani, mungkin dalam belajar / mencari Firman Tuhan, dalam kerajinan berbakti / ikut Pema-haman Alkitab, dalam berdoa, dalam melayani, dalam memberitakan Injil, dalam ketaatan, dalam memberikan persembahan persepuluhan dsb! Jangan saudara mundur, karena kalau saudara mundur saudara tidak layak untuk Kerajaan Allah. Bandingkan dengan Luk 9:62 dima-na Yesus berkata: “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah”.


Ada beberapa pelajaran yang bisa kita dapatkan dari sini:


a) Mencari jodoh adalah suatu tindakan yang tidak boleh dilakukan dengan sembarangan.

Banyak orang, karena usianya sudah agak tua, lalu mencari jodoh dengan sikap ‘asal dapat’! Ingat bahwa ini adalah suatu tindakan / sikap yang sangat berbahaya! Ada banyak orang berantakan hidup-nya baik jasmani maupun rohani, karena mereka mendapatkan pa-sangan yang salah!


b) Abraham tetap memegang syarat / larangan yang sesuai Firman Tuhan, sekalipun itu mempersulit untuk mendapatkan istri untuk Ishak!

Saudarapun akan lebih sulit mendapatkan jodoh kalau saudara men-taati syarat yang Tuhan tetapkan, yaitu orang percaya harus berpa-sangan dengan sesama orang yang percaya (2Kor 6:14). Tetapi mau-kah saudara tetap memegang syarat itu? Ingat bahwa sekalipun sulit, tetapi Tuhan yang mahakuasa bisa menolong saudara untuk menda-patkan jodoh yang Dia kehendaki (bdk. 24:7b).


II) Hamba Abraham.


1) Ia pergi dengan membawa 10 ekor unta dan banyak barang berharga lainnya (24:10).

Ini ia anggap penting karena kalau ia tidak bisa menunjukkan bahwa Abraham adalah orang yang kaya, akan makin sukar untuk bisa men-dapatkan seorang gadis yang mau mengikutinya ke Kanaan.

Tetapi, kalau saudara mencari jodoh, jangan meniru hal ini! Kalau hal ini saudara lakukan, misalnya dengan pergi ke rumahnya menggunakan banyak mobil mewah secara bergantian, atau menceritakan dan menun-jukkan pabrik / perusahaan saudara yang hebat, atau menunjukkan banyak rumah dan villa yang saudara miliki, maka besar kemungkinannya saudara akan mendapatkan orang yang mencintai harta saudara, bukan mencintai saudara, dan saudara tidak akan bahagia mempunyai pasang-an yang seperti itu!


2) Ia pergi ke tempat yang banyak perempuannya (24:11).

Ini adalah suatu tindakan logis! Kalau mau mendapatkan perempuan, harus pergi ke tempat yang banyak perempuannya (asal itu bukan tempat perempuan yang brengsek!).

Ada banyak orang yang ingin mendapatkan jodoh, tetapi terus menerus tinggal di rumah, atau terus menerus sibuk dengan pekerjaannya dan tidak pernah pergi ke tempat yang memungkinkan untuk mendapatkan jodoh, tidak mau bergaul dsb. Kalau saudara adalah orang seperti ini, belajarlah dari hamba Abraham itu! Tidak ada salahnya pergi ke gereja lain (yang bukan gereja saudara) asal gereja itu bukan gereja sesat, untuk mendapatkan pergaulan yang lebih banyak sehingga bisa men-dapatkan jodoh saudara!


3) Ia berdoa (24:12-14).

Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari hal ini:


a) Ia berdoa karena ia mempunyai beban terhadap tugasnya.


  • Bahwa ia sangat terbeban terhadap tugasnya, terlihat dari 24:33-54 dimana ia menolak untuk makan sebelum ia membicarakan la-marannya dan baru mau makan setelah semua urusannya beres. Padahal tradisi saat itu adalah: makan dulu, baru membicarakan persoalan!

Bandingkan juga dengan Kristus yang sering mengabaikan / me-nunda makan demi pelayanan (bdk. Mark 6:31  Yoh 4:31-34).


Penerapan:

Apakah saudara juga mau menunda makan demi persekutuan dengan saudara seiman setelah Kebaktian / Pemahaman Alkitab? Kalau saudara menganggap persekutuan itu sebagai sesuatu yang penting, maka saudara harus rela berkorban dengan menunda jam makan saudara supaya bisa bersekutu dengan sesama saudara seiman! Atau, kalau saudara mempunyai sakit maag atau takut terkena sakit maag, makanlah dahulu sebelum Kebaktian / Pema-haman Alkitab, sehingga setelah Kebaktian / Pemahaman Alkitab saudara bisa bersekutu dengan sesama saudara seiman.


  • Beban yang besar itulah yang menyebabkan ia berdoa.

Penerapan:

Apakah saudara banyak berdoa untuk gereja saudara dan gereja-gereja yang lain? Apakah saudara berdoa untuk banyak jiwa yang belum percaya kepada Kristus? Apakah saudara terbeban atau tidak terhadap sesuatu hal, terlihat dari apakah saudara mendoakannya atau tidak! Makin besar beban saudara terhadap sesuatu hal, makin banyak saudara berdoa untuk hal itu. Makin kecil beban saudara terhadap hal itu, makin sedikit saudara berdoa untuk hal itu. Dan kalau saudara tak pernah berdoa sama sekali untuk hal itu, itu menandakan saudara sama sekali tidak punya beban untuk hal itu!


b) Doa untuk mendapatkan jodoh yang sesuai dengan kehendak Tuhan adalah sesuatu yang sangat penting!

Bukan hanya hamba ini yang berdoa untuk hal itu, tetapi Ishakpun berdoa untuk hal itu. Dalam 24:63 dikatakan bahwa Ishak ‘sedang keluar untuk berjalan-jalan di padang’. Tetapi ini adalah terjemahan yang salah!

KJV / RSV / NIV / NASB: ‘to meditate (= bermeditasi).

Bermeditasi pasti mencakup berdoa! Pasti Ishakpun saat itu berdoa supaya hamba itu bisa mendapatkan jodoh baginya yang sesuai de-ngan kehendak Tuhan.


Penerapan:

Bagi saudara yang belum menikah, pernahkah saudara berdoa supa-ya saudara mendapatkan jodoh yang sesuai kehendak Tuhan? Dan bagi saudara yang sudah berkeluarga, pernahkah saudara berdoa supaya anak-anak saudara mendapatkan jodoh yang sesuai kehendak Tuhan? Kalau saudara tak pernah berdoa tentang hal ini, jangan menyalahkan Tuhan kalau suatu saat saudara / anak-anak saudara mendapatkan jodoh yang brengsek, yang membuat hidup saudara / anak-anak saudara menjadi seperti neraka!


c) Dalam doanya, ia meminta supaya Tuhan memberi tanda sebagai ber-ikut: biarlah gadis yang Tuhan kehendaki untuk menjadi jodoh Ishak mau memberi minum unta-untanya sekalipun ia hanya minta minum untuk dirinya sendiri.

Ini menunjukkan kepercayaannya bahwa segala sesuatu, termasuk gadis itu, ada dalam tangan Tuhan dan Tuhan bisa mengarahkannya sesuai dengan keinginanNya!


d) Ia bukan minta tanda secara sembarangan.

Dalam permintaan tanda ini sebetulnya terselip persyaratan tertentu tentang gadis itu, karena gadis yang mau memberi minum unta-unta-nya, pasti adalah orang yang:

  • ramah, baik hati dan suka menolong.

  • rajin dan sehat secara jasmani.

Ingat bahwa unta adalah binatang padang pasir yang tahan haus karena ia mempunyai ‘tangki air’. Tetapi ini juga menyebabkan kalau unta itu mendapatkan kesempatan minum, ia akan minum banyak sekali, sekaligus untuk mengisi ‘tangki air’nya. Dan hamba Abraham itu membawa 10 ekor unta (24:10)!

Kalau gadis itu bukan orang yang rajin bekerja, pasti ia tak akan mau memberi minum unta-unta itu, dan kalau ia bukan gadis yang sehat, ia tidak akan kuat memberi minum unta-unta itu.

  • benar (bdk. Amsal 12:10 - ‘orang benar memperhatikan hidup hewannya’).

  • rendah hati.

Kalau ia bukan gadis yang rendah hati, pasti ia tidak akan mau melakukan pelayanan yang rendah seperti itu untuk seorang yang asing baginya.


III) Jawaban doa.


1) Tanda yang ia minta terjadi dengan tepat (24:15-22).


a) Di sini Allah menjawab doanya dengan memberikan tanda persis seperti yang ia minta. Tetapi Allah yang berdaulat dan mahakuasa itu bisa saja menjawabnya dengan memberikan tanda yang lain, tetapi memberinya keyakinan bahwa itulah gadis yang Ia kehendaki


b) Allah sudah menjawab doa itu sebelum doa itu selesai dinaikkan (24:15  bdk. Yes 65:24  Daniel 9:20-23  Mat 6:8).

Kalau sebelum doa itu selesai dinaikkan Allah sudah menjawabnya dengan memunculkan Ribka, maka pasti sebelum hamba itu berdoa, Allah sudah mempersiapkan jawaban doanya dengan mengatur se-hingga Ribka meninggalkan rumahnya dan pergi ke sumur itu! Allah memang sudah mempersiapkan segala yang kita butuhkan sebelum kita menyadarinya dan memintanya!

Hal ini juga terlihat dari letak Kej 22:20-24 dan Kej 24:1-67. Kalau saudara memperhatikan Kej 22:20-24, maka mungkin saudara merasa heran mengapa bagian itu diletakkan sebelum Kej 24:1-67.

Seorang penafsir bernama Adam Clarke memberikan alasan mengapa Kej 22:20-24 (silsilah Ribka) diletakkan disana, mendahului Kej 24 dimana Abraham mencarikan jodoh untuk Ishak. Menurut dia alasan-nya adalah:

“to show that the providence of God was preparing, in one of the branches of the family of Abraham, a suitable spouse for his son Isaac” (= untuk menunjukkan bahwa providence of God sedang mempersiapkan, di dalam salah satu dari cabang-cabang dari keluarga Abraham, seorang pasangan yang cocok untuk anaknya Ishak).

Jadi, sebelum Abraham memikirkan untuk mencarikan jodoh untuk Ishak, Allah sudah lebih dulu mempersiapkan Ribka sebagai jodoh bagi Ishak!


Penerapan:

Kalau saudara sering / selalu bingung / kuatir tentang kebutuhan sau-dara, maka renungkanlah bagian ini, dan percayalah bahwa sebelum saudara memikirkan / mendoakan kebutuhan saudara itu, Allah sudah tahu dan sudah mempersiapkan kebutuhan saudara itu dan Ia pasti akan memberikannya pada waktu yang tepat!


2) Ia diberitahu tentang asal usul / keluarga Ribka (24:24).

Ini menyebabkan hamba itu sangat senang, karena:

  • Ternyata Ribka memang termasuk sanak saudara Abraham, seperti yang diinginkan oleh Abraham (24:4).

  • Ribka tidak diturunkan dari gundik Nahor, tetapi dari istri Nahor (bdk. Kej 22:20-24).

Ini menyebabkan ia betul-betul yakin bahwa Ribka adalah gadis yang Tuhan kehendaki untuk menjadi istri Ishak, dan karena itulah ia menyem-bah dan bersyukur kepada Tuhan (24:26-27).

Ini lagi-lagi merupakan sesuatu yang harus kita tiru dari hamba ini. Ada banyak orang kristen yang hanya pandai meminta dari Tuhan, tetapi pada waktu Tuhan mengabulkan doanya mereka tidak bersyukur / memuji Tuhan! Bdk. Luk 17:11-19.


3) Ia pergi ke rumah Ribka / keluarga Ribka, dan ia disambut dengan baik (24:28-33).

Dari cerita selanjutnya tentang Yakub dan Laban dalam Kej 29-31, terlihat bahwa Laban (kakak Ribka) adalah orang yang tamak. Sangat besar ke-mungkinannya bahwa Laban menyambut hamba ini dengan baik, karena ketamakan Laban akan harta yang ditunjukkan oleh hamba itu (24:29-30 - ‘sesudah dilihatnya anting-anting dan gelang ...’).

Jangan meniru sikap Laban yang tamak ini! Ada banyak orang, yang kristen sekalipun, yang langsung bersikap ramah kalau putrinya didatangi oleh seorang pemuda yang kaya. Dan ada banyak gadis yang langsung bersikap ramah kalau didekati oleh pemuda yang kaya. Saya bisa pastikan bahwa orang kristen yang seperti ini pasti akan bersikap ber-beda dibandingkan kalau yang mendekatinya / putrinya bukanlah seorang pemuda kaya tetapi seorang mahasiswa Theologia atau seorang pendeta / penginjil (kecuali pendeta itu adalah pendeta dari gereja yang menganut Theologia Kemakmuran)!


Dari bagian ini ada satu hal yang bisa kita dapatkan, yaitu bahwa Allah yang maha kuasa dan berdaulat itu bisa menggunakan dosa sekalipun dan menguasainya dan mengaturnya untuk melaksanakan rencanaNya! Dan disini Ia menggunakan ketamakan Laban sehingga pernikahan Ishak dengan Ribka terlaksana!


4) Ia menceritakan tentang Abraham, Ishak, dan pimpinan Tuhan yang ia dapatkan (24:34-49). Intinya ia menceritakan bahwa:

  • Abraham adalah orang yang rohani, dan diberkati Tuhan sehingga menjadi kaya.

  • Ishak adalah satu-satunya anak / ahli waris Abraham.

  • karena pimpinan Tuhanlah maka ia mendapatkan Ribka.

Dan ia lalu meminta jawaban mereka atas lamarannya (24:49).


5) Ribka dan keluarganya menerima lamaran itu (24:50-61).

  • Mereka mempercayai cerita hamba itu bahwa Tuhan memang meng-hendaki Ribka menjadi istri Abraham (24:50-51).

Tetapi awas! Jangan saudara sembarangan percaya kalau seseorang berkata kepada saudara bahwa Tuhan menghendaki dia untuk meni-kahi saudara! Bisa saja ia adalah seorang penipu!

  • Baik Ribka maupun keluarganya tidak ‘jual mahal’ (24:50,51,58).

Saudara memang tidak perlu ‘jual murah’, tetapi bagaimanapun jangan jual mahal dengan bersikap munafik / dusta!


6) Pertemuan dan pernikahan Ishak dengan Ribka (24:62-67).

  • Turunnya Ribka dari untanya dan pengenaan telekung / cadar (24:64-65) menunjukkan kesopanan / etika dan sikap hormat dari Ribka ter-hadap calon suaminya.

  • Akhirnya Ishak menikah dengan Ribka.


Kesimpulan / penutup:


1) Hamba itu sukses dalam tugasnya. Tetapi ia tetap tidak sombong, dan ia menganggap kesuksesan itu datang dari Tuhan, sehingga ia menyembah dan bersyukur kepada Tuhan (24:21,26-27).

Kalau saudara sukses, ingatlah bahwa saudara hanya bisa sukses karena berkat dari Tuhan. Bandingkan dengan Maz 127:1 yang berbunyi: “Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang mem-bangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga”.


BACA JUGA: EKSPOSISI KITAB KEJADIAN PASAL 25-28


2) Kalau kita mau hidup sesuai kehendak Tuhan sekalipun hal itu sukar (baik dalam perjodohan maupun hal-hal lain), dan kita melakukannya dengan banyak berdoa dan meminta pimpinan Tuhan, maka Tuhan pasti akan memberkati usaha kita itu sehingga kita akan berhasil!

Maukah saudara melakukannya?

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America


-AMIN-

Next Post Previous Post