EKSPOSISI KITAB KEJADIAN PASAL 25-28
Pdt.Budi Asali,M.Div.
KEJADIAN 25:1-34
Kalau Tuhan berfirman dalam arti Ia memberikan perintah / larangan kepada manusia, maka bisa saja firman itu tidak terjadi karena manusia tidak mau melaksanakan firman itu. Tetapi, kalau firman Tuhan itu merupakan suatu janji dari Tuhan, atau kalau firman Tuhan itu menunjuk pada Rencana Allah yang kekal, maka firman itu tidak bisa tidak terjadi!
I) Firman / janji Tuhan pasti terjadi.
Dalam bacaan hari ini ada beberapa peristiwa yang menunjukkan terjadinya / tergenapinya janji Tuhan, atau firman Tuhan yang menunjuk pada Rencana Allah yang kekal.
1) Tuhan berfirman bahwa Abraham akan menjadi bapa banyak bangsa (Kej 17:4). Di sini, hal itu telah tergenapi, karena kita melihat bahwa ia mendapatkan anak-anak yang menurunkan bangsa-bangsa:
dari Ketura (ay 1-4).
dari Hagar (ay 12-18).
dari Sara (ay 19-24).
2) Tuhan berfirman bahwa anak Abraham sendiri (yaitu Ishak) akan menjadi ahli warisnya (Kej 15:4). Dan di sini, dalam ay 5 (bdk. 24:36b), hal itu tergenapi.
3) Tuhan berfirman bahwa Abraham akan mati dengan damai dalam usia tua (Kej 15:15). Dan di sini, dalam ay 7-8, hal itu tergenapi.
Ada hal-hal tertentu yang bisa kita pelajari dari kematian Abraham ini:
a) Kata-kata ‘dikumpulkan kepada kaum leluhurnya’ (ay 8), dan juga ‘pergi kepada nenek moyangmu’ (15:15), secara implicit menunjukkan adanya kehidupan setelah kematian!
Bahwa pada saat Ismael mati juga digunakan kata-kata ‘dikumpulkan kepada kaum leluhurnya’ (ay 17), tidak berarti bahwa:
Ismael masuk ke surga.
Sekalipun Kitab Suci tidak menyatakan secara terang-terangan bahwa Ismael masuk neraka, tetapi Kitab Suci menunjukkan bahwa ia bukan orang pilihan, dan berkat Tuhan yang diberikan kepadanya hanyalah berkat-berkat jasmani. Karena itu sukar untuk membayangkan bahwa ia akhirnya masuk ke surga.
Semua orang mati (baik yang beriman ataupun tidak) akan dikumpulkan di satu tempat yang sama (tempat penantian).
Saya berpendapat bahwa ajaran populer tentang adanya tempat penantian bagi orang yang sudah mati, merupakan ajaran yang tidak alkitabiah. Ajaran Reformed percaya bahwa orang mati akan langsung masuk ke surga atau ke neraka. Bahwa sebelum keda-tangan Yesus yang keduakalinya orang mati sudah masuk ke sur-ga atau neraka (sudah terpisah), terlihat jelas dari cerita Lazarus dan orang kaya (Luk 16:19-31).
Jadi, bahwa untuk Ismael digunakan kata-kata yang sama, bisa ditaf-sirkan 2 macam:
Kalimat itu sekedar menunjuk pada kematian dan adanya kehi-dupan setelah kematian, dan tidak menjelaskan lebih dari itu.
Kaum leluhur / nenek moyang dari Abraham maupun Ismael, pasti ada yang masuk surga dan ada yang masuk neraka (nenek mo-yang Ismael dari pihak ibunya, pasti banyak yang masuk neraka!). Abraham dikumpulkan dengan kaum leluhur yang masuk surga, dan Ismael dikumpulkan dengan kaum leluhur yang masuk neraka.
b) Waktu Abraham mati, Ishak dan Ismael yang menguburkannya (ay 9).
Ishak disebut lebih dulu dari Ismael karena Ishak adalah anak janji dan sekaligus ahli waris utama.
Adalah sesuatu yang hebat dari Ismael bahwa ia mau datang pada saat Abraham mati, mengingat bahwa ia dan ibunya boleh dikata-kan diusir oleh Abraham (21:8-14).
Anak-anak Ketura tidak datang, mungkin karena tempat tinggal mereka terlalu jauh, atau mungkin karena mereka jengkel karena diusir (ay 6).
4) Tentang Ismael, dalam Kej 16:10-12 17:20 21:13,18 Tuhan berfirman bahwa:
ia akan menjadi bangsa yang besar.
ia akan menurunkan 12 orang raja.
ia akan menentang saudara-saudaranya.
Dan dalam ay 12-18, hal-hal itu tergenapi!
Catatan: Ay 18b salah terjemahan! Perhatikan terjemahan NIV sebagai berikut: “And they lived in hostility toward all their brothers” (= dan mereka hidup dalam permusuhan terhadap semua saudara-saudara mereka).
5) Tentang Ishak, Tuhan berfirman bahwa ia akan mempunyai keturunan dan menjadi bangsa yang besar (17:16,19 21:12).
Ini tergenapi dalam ay 19-24, dimana kita melihat bahwa akhirnya Ishak mempunyai anak kembar yaitu Yakub dan Esau.
6) Tentang anak yang ada dalam kandungan Ribka, Tuhan berfirman dalam ay 23. Hal ini tergenapi:
dalam ay 24, karena memang lahir anak kembar.
sejarah Kitab Suci menunjukkan bahwa Israel merupakan bangsa pilihan Tuhan, sedangkan tentang Edom, bacalah Mal 1:2-4 Yes 34:5-17 Yes 63:1-6 Yer 49:7-22 Yeh 25:12-14 35:1-15 Amos 1:11-12 Obaja 1-14.
Catatan: ay 23 digunakan oleh Paulus sebagai dasar dari ajaran tentang Predestinasi (Unconditional Election / pemilihan yang tidak bersyarat), karena anak-anak itu sudah dipilih / ditolak sebelum mereka lahir / sebelum mereka bisa melakukan apa yang baik / jahat.
Ro 9:10-13 - “Tetapi bukan hanya itu saja. Lebih terang lagi ialah Ribka yang mengandung dari satu orang, yaitu dari Ishak, bapa leluhur kita. Sebab waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat, - supaya rencana Allah tentang pemilihanNya dite-guhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilanNya - dikatakan kepada Ribka: ‘Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda,’ seperti ada tertulis: ‘Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau’”.
Jadi jelas bahwa pemilihan itu tidak tergantung pada perbuatan manusia, tetapi semata-mata tergantung pada kehendak Allah!
II) 3 sikap manusia terhadap firman / janji Tuhan.
1) Hidup menentang janji / Rencana Allah itu.
Ini pasti akan gagal, karena Rencana Allah tidak mungkin gagal dan dengan kemahakuasaanNya Allah pasti akan melaksanakan RencanaNya (Bil 23:19 Ayub 42:2 Maz 33:10-11 Yes 14:24-27 46:10-11 Yer 4:28).
Contoh orang yang hidup menentang janji / firman Tuhan dalam bacaan hari ini adalah Ishak. Ishak tentu tahu firman Allah dalam ay 23 yang jelas menunjukkan bahwa Yakublah yang dipilih dan lebih diberkati oleh Tuhan. Tetapi karena ia senang makan daging buruan, ia lebih mencintai Esau dari pada Yakub (ay 28). Lebih jauh lagi, kalau kita lihat dalam Kej 27, ia tetap mau memberikan berkat yang lebih besar kepada Esau! Ini jelas menunjukkan bahwa ia berusaha menentang Rencana Allah! Tetapi Kej 27 dan seluruh sejarah Kitab Suci (tentang Yakub dan Esau dan keturunan mereka) membuktikan bahwa Ishak gagal, dan Rencana Allah dalam ay 23 itulah yang terlaksana.
Illustrasi: sebuah kapal sedang ada dilaut dalam cuaca buruk (hujan, kabut dsb). Dari kejauhan kapten kapal melihat sebuah lampu, yang kelihatannya berasal dari kapal lain yang sedang menuju kearahnya. Untuk menghindari tabrakan, maka kapten kapal itu menyuruh mengirim pesan: “Beloklah 10 derajat ke utara”. Tetapi ia menerima pesan balasan yang berbunyi: “Kamu yang belok 10 derajat ke selatan”. Dengan jengkel kapten itu membalas: “Saya adalah kapten! Kamu yang belok 10 derajat ke utara”. Pesan balasan: “Saya adalah pelaut kelas satu. Kamu yang belok 10 derajat ke selatan”. Kapten itu menjadi marah dan berkata: “Ini adalah kapal perang! Kamu belok 10 derajat ke utara!”. Pesan balasan: “Dan ini adalah mercu suar! Kamu belok 10 derajat ke selatan!”.
Kalau kapten itu waras, maka tentu ia yang mengubah arah kapalnya dan bukannya terus menuntut supaya mercu suar yang tidak bisa bergerak itu untuk pindah!
Demikian juga kalau hidup kita bertentangan dengan Rencana Allah, maka kita harus sadari bahwa Rencana Allah tidak mungkin berubah! Jadi, kitalah yang harus mengubah arah hidup kita! Kalau kita terus mengeraskan hati, maka jelas kita sendiri yang akan hancur atau seti-daknya ‘benjut’!
2) Mau hidup sesuai dengan janji / Rencana Allah, tetapi pada saat meng-alami halangan yang seolah-olah tidak memungkinkan terlaksananya janji Tuhan itu, lalu ‘membantu Tuhan’ dengan cara-cara yang berdosa.
Inilah yang dilakukan oleh Yakub dalam ay 29-34! Sebagai anak kesa-yangan Ribka, Yakub tentu tahu janji Tuhan dalam ay 23 yang diberikan kepada Ribka pada waktu sedang hamil. Ia ingin janji itu terlaksana, tetapi ia melihat hal itu tidak mungkin terlaksana, karena:
Esau adalah anak sulung, sehingga tentu akan menerima berkat yang lebih besar.
Ishak lebih mencintai Esau (ay 28).
Karena itu, Yakub lalu ‘membantu Tuhan’ dengan cara memaksa Esau menjual hak kesulungannya (ay 29-34).
Ada hal-hal yang perlu diketahui dari bagian ini:
a) Hak kesulungan mencakup berkat jasmani maupun rohani, bahkan mencakup hak atas tanah Kanaan.
b) Bagian ini menunjukkan brengseknya Esau, karena ia mengabaikan hal yang rohani hanya demi makanan. Bahkan setelah kenyangpun ia tidak menyesal bahwa ia sudah menjual hak kesulungan itu (ay 34). Karena itu tidak heran Kitab Suci mengecam Esau sebagai orang bernafsu rendah (Ibr 12:16).
Penerapan: Kalau saudara rela mengorbankan hal rohani seperti Firman Tuhan, demi pekerjaan, study, undangan pernikahan dsb, apa bedanya saudara dengan Esau?
c) Bagian ini juga menunjukkan bagusnya Yakub, yaitu bahwa ia betul-betul mengejar dan ingin mendapatkan hal yang rohani, bahkan mau mengorbankan masakannya sendiri demi mendapatkannya!
Penerapan: Apakah saudara mengejar hal yang rohani seperti Yakub? Bacalah Amsal 2:1-5 Amsal 23:23!
d) Bagaimanapun juga, bagian ini juga menunjukkan kejelekan dari Yakub, karena di dalam usahanya untuk mendapatkan hal yang rohani dan menyesuaikan hidupnya dengan janji / Rencana Tuhan itu, ia melakukan sesuatu yang sangat tidak kasih kepada saudara kembar-nya sendiri!
Yakub memang berhasil, tetapi bagaimanapun apa yang ia lakukan itu tetap dosa, dan setiap dosa pasti akan membawa kerugian tertentu!
Penerapan:
Kalau kita mau mendirikan gereja dan kita yakin bahwa pendirian ge-reja kita itu memang merupakan kehendak Tuhan, maka pada waktu ada halangan, kita tidak perlu ‘membantu Tuhan’ dengan cara-cara yang berdosa, seperti berdusta, bersikap munafik dsb! Kita harus percaya bahwa Allah cukup mahakuasa untuk melaksanakan kehen-dakNya dan Ia tidak membutuhkan ‘bantuan’ kita yang berdosa itu!
Kalau saudara yakin bahwa si A adalah jodoh saudara, tetapi saudara mendapati adanya halangan bagi terlaksananya pernikahan saudara dengan dia, apa tindakan saudara? Pergi ke dukun? Sengaja mem-buatnya hamil sehingga orang tua terpaksa setuju? Ini ‘membantu Tuhan’ dengan cara-cara berdosa!
Saudara yakin kebenaran dari janji Tuhan dalam Mat 6:25-34, yang menjanjikan kecukupan bagi orang yang betul-betul ikut Tuhan. Tetapi saudara melihat bahwa penghasilan saudara terlalu kecil dan pengeluaran saudara terlalu besar. Lalu apa yang saudara lakukan? Mencuri / korupsi / tidak memberikan perpuluhan / berjudi supaya Mat 6:25-34 menjadi kenyataan? Itu ‘membantu Tuhan’ dengan cara yang berdosa!
3) Hidup sesuai dengan janji / Rencana Allah, dan melakukan segala se-suatu untuk mewujudkan janji / firman Tuhan itu, tetapi tetap dalam batas-batas yang sesuai dengan Firman Tuhan.
Ada beberapa contoh dalam bacaan ini:
a) Abraham mengambil Ketura sebagai istri / gundik (ay 1).
Martin Luther menganggap bahwa Abraham melakukan ini supaya Kej 17:4, yang menjanjikan Abraham menjadi bapa dari banyak bangsa, tergenapi.
Tetapi ada 2 pandangan tentang pernikahan Abraham dan Ketura:
Ini terjadi setelah Sara mati.
Dengan kata lain, penempatan cerita itu dalam Kej 25 sesuai de-ngan urut-urutan waktu (Chronologis).
Orang yang mengambil pandangan ini berpendapat bahwa pada saat Abraham berusia 99 tahun, Allah melakukan mujijat untuk ‘meremajakan’ Abraham kembali, sehingga bukan saja ia dan Sara bisa memperanakkan Ishak, tetapi kira-kira 40 tahun sesudahnya-pun ia bisa kawin lagi dengan Ketura dan menurunkan banyak anak. Kalau ini benar, dan kalau perkiraan Martin Luther di atas juga benar, maka jelas bahwa disini Abraham menyesuaikan hidupnya dengan Rencana / janji Tuhan dengan cara-cara yang bisa dipertanggung jawabkan.
Ini terjadi sebelum Sara mati.
Dengan kata lain, penempatan cerita ini di sini tidak chronologis / tidak sesuai dengan urut-urutan waktu, karena Sara telah mati dalam Kej 23
Catatan: banyak bagian Kitab Suci yang diceritakan secara tidak chronologis. Misalnya kematian Abraham dalam ay 7-11 jelas terjadi sesudah kelahiran Esau dan Yakub, karena Esau dan Yakub lahir pada waktu Ishak berusia 60 tahun (ay 26b), dan itu berarti bahwa pada saat itu Abraham baru berusia 160 tahun. Tetapi toh kematian Abraham diceritakan lebih dulu dari kelahiran Esau dan Yakub.
NIV menterjemahkan ay 1 ini: ‘Abraham took another wife’ (meng-gunakan past tense biasa). Tetapi pada footnotenya NIV memberi-kan kemungkinan terjemahan yang lain untuk kata ‘took’ itu, yaitu ‘had taken’ (penggunaaan past perfect).
Dasar dari pandangan ini:
sebelum kelahiran Ishak, Abraham sudah ‘mati’ tubuhnya.
Ro 4:19 (Lit): ‘he considered the body of himself to have died’ (= ia menganggap tubuhnya sendiri sudah mati).
Lalu bagaimana mungkin sekarang, lebih dari 40 tahun setelah peristiwa itu, Abraham bisa kawin lagi dan bahkan menurunkan banyak anak?
Terjemahan hurufiah dari ay 1 adalah: ‘And Abraham added and took a wife’ (= dan Abraham menambahkan dan mengambil seorang istri).
Kata ‘menambahkan’ ini secara implicit menunjukkan bahwa saat itu Sara masih ada.
Ay 6 menyebutkan ‘gundik-gundik’ (bentuk jamak!), sehingga jelas menunjuk kepada Hagar dan Ketura (bdk. 1Taw 1:32 di-mana Ketura disebut sebagai gundik Abraham). Ini menun-jukkan bahwa kata-kata ‘mengambil pula seorang istri’ dalam ay 1, maksudnya adalah ‘mengambil gundik’ (demikian juga dengan Kej 16:3). Kalau memang saat itu Sara sudah mati, mengapa Abraham tidak mengambil Ketura sebagai istri, tetapi sebagai gundik?
Kalau pandangan ini yang benar, maka sekalipun pandangan Luther di atas itu benar, tetapi tetap saja Abraham di sini ‘mem-bantu Tuhan’ dengan cara yang salah, karena ia melakukan polygamy.
b) Abraham tahu bahwa Tuhan menghendaki Ishak sebagai ahli warisnya (Kej 15:4). Di sini Abraham menggenapi hal itu:
ia menjadikan Ishak ahli warisnya (ay 5).
ia memberikan sedikit pemberian kepada anak-anak Ketura, lalu menyuruh mereka pergi dari Kanaan (ay 6). Mengapa? Supaya mereka tidak menjadi gangguan bagi Ishak.
Tindakan ini rasanya kejam, tetapi ini sesuai dengan:
Perintah Tuhan untuk mengusir Hagar dan Ismael (Kej 21:10-12).
Janji Tuhan bahwa Kanaan hanya menjadi milik Ishak dan ketu-runannya (Kej 12:7 Kej 17:8).
c) Ishak tahu bahwa Allah memberikan Kanaan kepada keturunannya. Karena itu ia pasti akan mempunyai keturunan.
Tetapi sekarang ada halangan, yaitu bahwa Ribka ternyata mandul (ay 21). Ia bisa saja ‘membantu Tuhan’ dengan cara kawin lagi seperti yang dilakukan oleh Abraham pada waktu ia mengawini Hagar. Tetapi ia tidak melakukan hal itu, dan ini merupakan sesuatu yang baik dalam diri Ishak dimana ia tidak meniru / mengikuti kesalahan ayah-nya. Ia tekun berdoa selama hampir 20 tahun (ay 20,21,26), sehingga akhirnya Tuhan mengabulkan doanya dan ia mendapatkan anak, bah-kan anak kembar (ay 24-26).
d) Ribka lebih mengasihi Yakub dari pada Esau (ay 28b). Mengapa?
Ada beberapa kemungkinan:
Yakub suka tinggal di kemah, sehingga lebih dekat dengan dia (ay 26-27).
Karena Ishak lebih mencintai Esau (ay 28a), maka Ribka mengimbanginya dengan lebih mengasihi Yakub (ay 28b).
Karena firman / janji Tuhan dalam ay 23, yang mengatakan bahwa Yakublah yang dipilih dan yang lebih diberkati oleh Tuhan.
Jadi, dengan lebih mengasihi Yakub dari pada Esau, maka Ribka menyesuaikan hidupnya dengan janji / Rencana Tuhan.
Bahwa kemungkinan ke 3 ini benar terlihat dari Kej 27 dimana ia mendesak dan membantu Yakub untuk mencuri berkat Esau (Catatan: dalam Kej 27 ini jelas ia ‘membantu Tuhan’ dengan cara yang salah).
Kesimpulan / Penutup:
Yang mana dari 3 kehidupan ini yang ingin saudara tiru?
Hidup yang bertentangan dengan Rencana / janji Tuhan?
Hidup yang disesuaikan dengan janji / Rencana Tuhan, tetapi ‘membantu Tuhan’ dengan cara yang salah?
Hidup yang disesuaikan dengan janji / Rencana Tuhan, tetapi tetap menjaga supaya usaha saudara tidak melanggar firman Tuhan?
KEJADIAN 26:1-33
I) Kelaparan (Kejadian 26: 1-6).
1) Ishak terkena bencana kelaparan.
Sekalipun Ishak adalah seorang anak Tuhan, dan ia tinggal di tanah yang dijanjikan Tuhan kepadanya, tetapi ia toh terkena bencana kelaparan ini.
Penerapan:
sekalipun kita adalah orang kristen yang hidup sesuai kehendak Allah, bisa saja kita terkena penderitaan / bencana! Dan karena itu, kalau saudara / orang kristen lain terkena penderitaan / bencana, jangan terlalu cepat menarik kesimpulan bahwa saudara / orang itu telah berbuat dosa!
penderitaan / bencana belum tentu menunjukkan bahwa Tuhan tidak menyertai / memberkati / mencintai kita!
2) Firman Tuhan kepada Ishak (ay 2-5).
a) Tuhan melarang Ishak untuk pergi ke Mesir (ay 2).
Pada waktu Abraham terkena bahaya kelaparan, ia mengungsi ke Mesir (Kej 12:10). Mungkin Ishak mau meniru jejak ayahnya de-ngan mengungsi ke Mesir pada waktu mengalami bencana kela-paran.
Tentang pengungsian ke Mesir pada waktu mengalami bencana kelaparan, Abraham, Ishak dan Yakub mengalami hal yang ber-beda-beda:
Pada waktu Abraham mengalami kelaparan dan mengungsi ke Mesir, Tuhan tidak memerintahkan ataupun melarang hal itu.
Pada waktu Ishak terkena kelaparan, Tuhan melarangnya untuk pergi ke Mesir.
Pada waktu Yakub terkena kelaparan, Tuhan justru menyuruhnya untuk pergi ke Mesir (Kej 46:3)!
Dari semua ini kita bisa menarik kesimpulan bahwa sekalipun situasi dan kondisinya sama, tetapi kehendak Tuhan bisa berbeda-beda. Karena itu, jangan sembarangan meniru orang lain!
b) Tuhan menyuruh Ishak tinggal di Gerar sebagai orang asing (ay 2b,3a).
Catatan: dalam ay 3 ada 2 x kata-kata ‘negeri ini’. Kata-kata ‘negeri ini’ yang pertama (ay 3a) menunjuk pada tanah Gerar. Tetapi kata-kata ‘negeri ini’ yang kedua (ay 3b) menunjuk pada Kanaan.
c) Tuhan mengulangi janjiNya yang pernah Ia berikan kepada Abraham (ay 3b-4).
Bahaya kelaparan ini memaksa Ishak untuk meninggalkan tanah per-janjian, dan ini mungkin membuatnya ragu-ragu akan janji Tuhan. Ka-rena itu Tuhan mengulangi janjiNya untuk menguatkan iman Ishak.
Penerapan: dalam hidup ini, kita sering melihat bahwa keadaan keli-hatannya bertentangan derngan janji / firman Tuhan. Dalam keadaan seperti itu, saudara justru harus terus merenungkan janji itu, supaya segala keragu-raguan bisa dihancurkan.
d) Kata-kata Tuhan dalam ay 5 menunjuk pada Kej 22:18.
Sebetulnya Abraham tidak mendapatkan perjanjian itu karena ketaat-annya. Ia sudah mendapatkan perjanjian itu sebelum ia taat. Tetapi ketaatannya dalam Kej 22, dimana ia rela mempersembahkan Ishak, menyebabkan Tuhan meneguhkan perjanjianNya dengan Abraham.
Di sini Tuhan menyatakan hal itu kepada Ishak untuk memotivasi Is-hak untuk meniru ketaatan Abraham.
3) Ishak mentaati Firman Tuhan itu. Ia tidak pergi ke Mesir, tetapi ke Gerar yang merupakan wilayah dari Abimelekh (ay 1b,6).
Adalah sesuatu yang menarik bahwa Ishak mau taat tanpa bertanya: ‘Mengapa tak boleh ke Mesir? Mengapa harus ke Gerar?’.
Penerapan: Kitapun harus belajar untuk taat tanpa membantah / berta-nya. Memang ada banyak perintah dalam Kitab Suci yang disertai alasan mengapa kita harus melakukan hal itu. Misalnya: kita harus membe-ritakan Injil supaya orang-orang yang kita injili itu bisa selamat (Ro 10:13-15). Tetapi sering juga Tuhan memerintahkan kita untuk melakukan se-suatu tanpa memberikan alasan mengapa kita harus melakukan hal itu. Dalam hal ini kita harus taat karena Tuhanlah yang memberikan perintah itu kepada kita! Itulah alasan untuk taat!
Catatan: Abimelekh di sini kemungkinan besar tidak sama dengan Abi-melekh dalam Kej 20-21, karena saat itu sudah sekitar 80 tahun yang lalu. Mungkin ini adalah anak dari Abimelekh yang ada dalam Kej 20-21. Jadi, Abimelekh sebetulnya bukan nama tetapi gelar, yang dipakai turun temurun (demikian juga dengan ‘Pikhol’ dalam ay 26 bdk. 21:22).
II) Kehidupan Ishak di Gerar.
A) Ay 7-11:
1) Ada 3 buah peristiwa yang serupa dalam Kitab Suci, yaitu Kej 12:10-20, Kej 20:1-18 dan Kej 26:7-11. Sekalipun 3 peristiwa ini serupa, tetapi mereka jelas berbeda satu dengan yang lain.
Perbedaan-perbedaannya:
Kej 12:10-20 Kej 20:1-18 Kej 26:7-11
-ada kelaparan -tak ada kelaparan -ada kelaparan
-Abram dan Sarai -Abraham dan Sara -Ishak dan Ribka
-Firaun -Abimelekh -Abimelekh
-Sarai ‘diambil’ -Sara ‘diambil’ -Ribka tidak ‘diambil’
-ada tulah -ada tulah & mimpi -tidak ada tulah / mimpi
-ada pemberian -ada pemberian -tidak ada pemberian
-diusir -tidak diusir -tidak diusir
-belum punya anak -belum punya anak -sudah punya anak
Dari semua perbedaan ini, dan juga dari fakta bahwa Kitab Suci mem-bedakan 3 peristiwa ini, maka jelaslah bahwa orang-orang yang menganggap bahwa 3 peristiwa ini menunjuk pada satu peristiwa yang sama, adalah orang-orang yang tidak menghargai otoritas dari Kitab Suci sebagai Firman Allah!
2) Dalam ay 7 Ishak berdusta dengan cara seperti yang dilakukan oleh Abraham dalam Kej 12:10-20 dan 20:1-18.
a) Baik Abraham maupun Ishak, yang adalah orang-orang beriman yang saleh, berdusta karena ketidak-percayaan. Ini menunjukkan betapa mudahnya kita jatuh dalam dosa itu. Karena itu, hati-hatilah terhadap dosa itu!
b) Dalam ay 5 tadi telah kita lihat bahwa Allah menghendaki Ishak meniru ketaatan Abraham. Tetapi sekarang ternyata bahwa yang ia tiru adalah dustanya / dosanya!
c) Ada perbedaan antara dusta Abraham dan dusta Ishak.
Dalam kasus Abraham, kata-katanya sebetulnya bukan dusta, karena Sara memang adalah saudara tirinya. Ia hanya menya-takan setengah kebenaran (half-truth). Tetapi bagaimanapun juga, maksudnya adalah untuk menipu.
Dalam kasus Ishak, kata-katanya jelas adalah dusta karena Ribka bukan saudara Ishak.
Dalam kasus Abraham, saat itu ia belum mempunyai anak, sehingga sebetulnya ia tidak perlu takut bakal mati. Dalam ka-sus Ishak, ia sudah mempunyai anak (ini terlihat dari ay 18b yang mengatakan ‘sesudah Abraham mati’. Perlu diketahui bahwa Abraham mati setelah kelahiran Yakub dan Esau), se-hingga ada kemungkinan ia bakal mati.
d) Mengapa Ishak jatuh dalam dosa yang sama seperti Abraham?
mungkin karena ia sering melihat Abraham berdusta!
Penerapan: karena itu janganlah saudara berdusta, bersikap munafik, mencaci maki, membolos dari kebaktian, bahkan membiasakan diri untuk datang terlambat, dsb. Kalau anak-anak / cucu saudara melihat saudara melakukan dosa-dosa ini, mereka bisa menirunya!
Abraham tidak pernah menceritai Ishak tentang peristiwa dustanya, mungkin karena ia merasa malu. Tetapi akibatnya, Ishak jatuh dalam dosa yang sama.
Penerapan: memang kita tidak harus menceritai anak kita tentang segala / semua dosa yang pernah kita lakukan, karena ini bisa merusak otoritas kita maupun rasa hormat anak kepada kita. Tetapi ada dosa-dosa tertentu yang perlu kita ceritakan, supaya anak kita tidak jatuh pada kesalahan yang sama! Minta-lah hikmat kepada Tuhan untuk bisa tahu dosa-dosa apa yang saudara perlu ceritakan kepada anak saudara!
3) Ay 8-11:
a) ‘Setelah beberapa lama’ (ay 8).
Ini menunjukkan bahwa kecurigaan Ishak dalam ay 7b adalah salah!
Penerapan: jangan mencurigai orang secara sembarangan / tanpa alasan!
Tuhan jelas melindungi Ribka sehingga ia tidak ‘diambil’ seperti Sara (Kej 12:15 20:2b). Mengapa dalam kasus Abraham Tuhan membiarkan Sara diambil, sedangkan dalam kasus Ishak Tuhan melindungi sehingga Ribka tidak diambil? Mungkin karena Tuhan tahu bahwa iman Abraham lebih kuat dari Ishak, dan karenanya Tuhan mengijinkan pencobaan / penderitaan yang lebih hebat bagi Abraham. Ini sesuai dengan 1Kor 10:13!
b) Dusta Ishak ketahuan, dan ia ditegur oleh raja kafir! Ini betul-betul peristiwa yang memalukan. Memang dusta bisa membuat kita menjadi sangat malu.
Illustrasi: ada seseorang yang pergi kepada seorang penjual ayam untuk membeli ayam. Penjual ayam lalu mengeluarkan seekor ayam yang beratnya 1 kg. Tetapi pembeli itu berkata: “Kok kecil sekali? Apakah ada yang lebih besar?”. Penjual ayam itu masuk kembali ke dalam, tetapi ia mendapati bahwa ayam tadi adalah ayam yang terakhir yang ia miliki. Tetapi ia tidak mau menge-cewakan pembelinya, dan karena itu ia keluar dengan ayam yang sama dan berkata: “Yang ini beratnya 1,2 kg”. Tetapi pembeli itu berkata: “Kok juga kecil ya? Saya beli saja kedua-duanya!”. Bisa-kah saudara pikirkan dimana penjual ayam itu harus menyembu-nyikan mukanya? Kalau saudara tidak mau mengalami peristiwa yang memalukan seperti ini, jangan berdusta!
c) Keputusan Abimelekh dalam ay 11 bisa terjadi jelas karena Tuhan bekerja dalam dirinya. Dan Tuhan bekerja karena Ia mau melin-dungi Ishak dan Ribka!
B) Ay 12-22:
1) Dari ay 12-14, terlihat bahwa Ishak adalah seorang pekerja keras dan rajin! Sekalipun Tuhan berjanji menyertai dan memberkatinya, tetapi ia tetap bekerja dengan keras!
Penerapan: dalam hal apa saudara malas? Dalam menghadiri kuliah, belajar, bekerja, melayani Tuhan? Sadarkah saudara bahwa malas itu merupakan dosa? Bertobatlah dari segala kemalasan, dan jadilah orang yang rajin seperti Ishak, dan rajinlah dalam hal jasmani / duni-awi (seperti study, bekerja), maupun dalam hal rohani (pergi ke gereja, pelayanan, saat teduh, berdoa).
2) Ishak berhasil / menjadi kaya karena berkat dari Tuhan.
Ay 12b mengatakan bahwa ‘ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN’.
Ini bukan hanya berlaku pada diri Ishak, tetapi juga pada diri saudara. Kalau saudara bisa berhasil, baik dalam study, pekerjaan, pelayanan dsb, maka itu adalah karena berkat Tuhan! Karena itu, janganlah kesuksesan itu menyebabkan saudara menjadi sombong, lupa kepada Tuhan, mengutamakan pekerjaan lebih dari Tuhan dsb. Sebaliknya, saudara harus bersyukur kepada Tuhan atas kesuksesan yang Ia berikan itu, dan menggunakan apa yang ada pada saudara untuk kemuliaanNya!
3) Dalam ay 14b-16 terlihat bahwa kekayaan / berkat Tuhan itu ternyata membawa problem / kesukaran bagi Ishak, yaitu:
orang Filistin menjadi iri hati (ay 14b).
mereka menutup sumur yang dulunya digali oleh hamba-hamba Abraham (ay 15), padahal ternak Ishak yang banyak itu pasti mem-butuhkan banyak air.
Abimelekh mengusir dia dari tempat itu (ay 16).
Ini mengajar kita bahwa selama kita ada di dalam dunia ini, maka se-mua berkat Tuhan selalu akan bercampur dengan kesukaran. Tetapi sebetulnya kalau kita mau memperhatikan dengan teliti, maka akan terlihat bahwa bagi Ishak kesukaran itu sebetulnya juga adalah berkat (yang terselubung). Bagaimana bisa demikian? Karena kalau tidak ada kesukaran / pengusiran maka bisa saja ia lalu krasan hidup di sana dan tidak lagi kembali ke Kanaan. Tetapi dengan adanya kesu-karan itu, maka ia selalu akan ingat bahwa ia adalah seorang asing, dan bahwa tanah Kanaanlah tempat tinggalnya yang sebenarnya.
Jadi dari sini kita lihat bahwa Ro 8:28 memang benar!
4) Dalam ay 15-22 terlihat lagi 2 hal mengenai Ishak:
a) Ishak adalah orang yang sabar, suka mengalah.
Bandingkan ini dengan Ro 12:18 yang berbunyi:
“Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang”.
Penerapan: apakah saudara adalah orang yang sabar dan suka mengalah dalam hubungan saudara dengan keluarga saudara, te-man sekerja / sekolah saudara, tetangga saudara, bahkan dengan orang-orang di jalanan yang tidak saudara kenal? Atau sebaliknya saudara sering marah dan bertengkar dengan seadanya orang?
b) Ishak adalah orang yang tekun (dalam mencari sumur).
Ketekunan Ishak ini haruslah saudara tiru, baik dalam belajar, bekerja, belajar firman Tuhan, bersaat teduh, berdoa, melayani Tuhan, khususnya dalam memberitakan Injil dan mengajak orang pergi ke gereja!
5) Pada waktu Ishak akhirnya mendapat sumur yang tidak menjadi bahan rebutan, Ia menganggapnya bahwa Tuhanlah yang memberi-nya kelonggaran (ay 22).
Penerapan: jadilah orang seperti Ishak yang pada waktu mendapatkan berkat, selalu menyadari bahwa itu datang dari Tuhan!
III) Kembali ke Bersyeba (ay 23-33).
1) Ini adalah tempat tinggalnya sebelum ada kelaparan (bdk. 22:19 24:62 25:11).
Mengapa ia kembali ke sana?
mungkin karena ia takut kepada orang Filistin.
mungkin karena bahaya kelaparan telah selesai.
2) Ia lagi-lagi menerima Firman Tuhan (ay 24).
Mungkin saat itu ia takut / putus asa karena kesukaran-kesukaran yang ia alami, sehingga Tuhan berfirman ‘jangan takut!’ untuk menghibur dia. Firman Tuhan ini terbukti pada ay 26-31.
Penerapan: dalam keadaan takut / kuatir, putus asa, janganlah menjauhi Firman Tuhan, baik dalam Kebaktian, Pemahaman Alkitab, Saat Teduh pribadi, dsb. Sebaliknya tetaplah mau mendengar Firman Tuhan!
3) Abimelekh mengusahakan perdamaian dengan Ishak (ay 26-31).
a) Ini lagi-lagi pasti merupakan pekerjaan Tuhan, sehingga raja kafir ini bisa takut kepada Ishak dan mau merendahkan diri untuk datang ke-pada Ishak untuk berdamai.
b) Ay 27 menunjukkan bahwa Ishak tidak bersikap munafik. Ia menegur raja kafir itu.
c) Ay 29 menunjukkan bahwa Abimelekh, sekalipun ingin berdamai, te-tapi tidak mengakui kesalahannya ataupun meminta maaf.
Penerapan: ini adalah hal yang tidak boleh kita tiru. Kalau memang kita bersalah, maka kita harus cukup rendah hati untuk mengakui kesalahan kita dan minta maaf!
d) Ay 30-31 menunjukkan bahwa Ishak tetap mau berdamai sekalipun tadi kita lihat bahwa Abimelekh tidak mengakui kesalahannya / minta maaf.
Penerapan: Kalau ada seorang ‘musuh’ yang ingin berdamai dengan saudara, sekalipun ia tidak mau mengakui kesalahannya / minta maaf, saudara harus mau berdamai dengan dia!
e) Di sini kita melihat bahwa Amsal 16:7, yang berbunyi “Jikalau TUHAN berkenan kepada jalan seseorang, maka musuh orang itupun didamai-kanNya dengan dia”, terjadi dalam kehidupan Ishak.
Catatan: Amsal 16:7 ini tidak boleh diartikan secara mutlak. Jadi, ini sering terjadi tetapi tidak selalu terjadi! Buktinya, dalam hidup Yesus sendiri, musuh-musuhNya tidak pernah berdamai dengan Dia!
KEJADIAN 26:34-27:30
I) Ishak mau memberkati Esau (Kejadian 27:1-4).
1) Pada saat itu Ishak sudah tua (27:1).
Usia Ishak pada saat itu bisa dihitung dengan cara sebagai berikut:
Yusuf menghadap Firaun pada usia 30 tahun (41:46).
Yakub pindah ke Mesir pada saat masa 7 tahun kelimpahan sudah lewat (41:53) dan masa kelaparan baru berlangsung 2 tahun (45:6). Itu berarti Yusuf saat itu berusia 39 tahun. Pada saat itu Yakub ber-usia 130 tahun (47:9). Jadi, Yusuf lahir pada saat Yakub berusia 91 tahun.
Dari Kej 30:25 dan Kej 29:18,21,27-28 bisa kita ketahui bahwa Yakub memperanakkan Yusuf pada saat Yakub sudah ada di Mesopotamia selama 14 tahun. Jadi, pada saat Yakub berangkat ke Mesopotamia (28:5) ia berusia 77 tahun.
Yakub lahir pada saat Ishak berusia 60 tahun (25:26).
Jadi, saat ini Ishak berusia 137 tahun.
Kita tahu bahwa Ismael mati pada usia 137 tahun (25:17). Mungkin kare-na itu, maka pada saat Ishak berusia 137 tahun, ia berpikir bahwa iapun tidak akan hidup terlalu lama lagi, dan karena itu mau memberkati Esau sebelum ia mati (27:1-4).
2) Pada saat itu mata Ishak sudah buta (27:1).
Orang beriman dan salehpun bisa buta! Yakub juga buta pada waktu sudah tua (48:10), dan demikian juga dengan Eli (1Sam 3:2).
Ishak mati pada usia 180 tahun (35:28-29), dan ini menunjukkan bahwa ia buta untuk sedikitnya 43 tahun!
Tetapi Tuhan mempunyai rencana di dalam terjadinya hal ini, karena Ia memakai kebutaan Ishak ini sehingga akhirnya Yakublah yang menerima berkat, sesuai dengan Rencana Allah / Firman Tuhan dalam 25:23.
3) Ishak mau memberkati Esau (27:1b-4).
a) Berkat di sini bukanlah sekedar suatu doa / keinginan, tetapi betul-betul dari Tuhan dan pasti akan terjadi. Karena itu, ini adalah sesuatu yang sangat penting!
b) Dengan tetap mau memberkati Esau, Ishak menentang Rencana / Firman Tuhan dalam Kej 25:23! Perhatikan berkat dalam 27:29, yang diberikan oleh Ishak kepada orang yang ia kira adalah Esau, yang secara terang-terangan bertentangan dengan Kej 25:23!
Ishak tetap ingin memberkati Esau karena ia mengasihi Esau (25:28). Ini mengajar kita untuk hati-hati dengan kasih / cinta, karena ini bisa membawa kita kepada dosa!
Contoh:
kasih kepada anak bisa menyebabkan orang tua menuruti keingin-an anak untuk piknik pada hari minggu sehingga harus membolos dari kebaktian.
kalau anak sakit (sekalipun tidak parah), orang tua bisa begitu be-rat meninggalkan anak, sehingga akhirnya membuang Kebaktian, Pemahaman Alkitab, pelayanan, bahkan saat teduh / doa.
Kej 26:34-35 menunjukkan bahwa Esau menikah dengan 2 perem-puan Het, sedangkan orang Het termasuk orang Kanaan (15:18-21) yang sudah ditentukan oleh Allah untuk dihancurkan (15:16)! Ini makin menekankan kebodohan Ishak karena ia tetap mau memberkati anak-nya yang kawin campur dengan orang-orang yang dikutuk oleh Allah!
c) Esau mau saja menerima berkat ini.
Tidak jelas apakah berkat di sini sama dengan hak kesulungan yang telah dijual oleh Esau dalam Kej 25:33 atau tidak. Kalau 2 hal itu sama, maka jelas Esau adalah orang yang kurang ajar, karena ia tetap mau saja menerima berkat yang sudah ia jual kepada Yakub. Tetapi kalau dilihat kata-kata Esau dalam Kej 27:36, kelihatannya 2 hal itu berbeda.
II) Berkat Esau jatuh kepada Yakub (27:5-29).
1) Ribka mendengar pembicaraan Ishak dengan Esau, dan ia lalu menyuruh Yakub untuk menyamar sebagai Esau, supaya Yakublah yang menerima berkat itu (27:5-10).
Penerapan: jangan sekali-kali saudara meniru apa yang dilakukan Ribka di sini! Jangan pernah menyuruh anak saudara berdusta kepada suami / istri saudara, atau kepada orang tua saudara, atau kepada siapapun juga! Kalau saudara mengajari anak saudara berdusta, jangan heran kalau suatu hari anak itu mendustai saudara!
2) Mula-mula Yakub takut untuk melakukan hal itu, tetapi ia bukannya takut kepada Allah melainkan kepada Ishak (27:11-12). Ini bukan pertahanan yang kuat terhadap dosa! Bandingkan dengan Yusuf yang tidak mau berzinah dengan istri Potifar, karena ia takut kepada Allah (39:9)!
Penerapan:
kalau saudara mentaati peraturan lalu lintas, apa alasan saudara? Karena takut kepada polisi yang akan menilang saudara? Atau kepa-da Allah yang mengharuskan kita taat kepada pemerintah (Ro 13:1)? Kalau saudara taat hanya karena takut kepada polisi, maka pada saat polisi tidak ada, saudara akan melanggar seadanya peraturan!
kalau saudara bekerja dengan baik, apa alasan saudara? Karena saudara takut kepada boss saudara, atau karena takut kepada Allah yang menyuruh kita untuk bekerja dengan sungguh-sungguh (bdk. Kol 3:23)?
3) Ribka mau menanggung kutuk (27:13) sehingga Yakub lalu mau menyamar sebagai Esau.
Penerapan: jangan mau berbuat dosa sekalipun ada orang yang mau menanggung hukuman saudara! Mengapa? Karena hal itu tidak mungkin! Kecuali Yesus, tidak ada orang yang bisa menanggung hukuman dosa orang lain!
4) Penyamaran Yakub (27:14-17).
a) Pasti Esau adalah orang yang bulunya bukan main banyaknya (bdk. 25:25), sehingga Yakub harus menyamar dengan menggunakan kulit kambing (27:16,23).
b) Di sini Yakub mendustai Ishak dengan menggunakan kambing; nanti kita akan melihat Yakub didustai anak-anaknya dengan menggunakan kambing (37:31-33).
Hal seperti ini memang tidak selalu terjadi, dan karena itu ini tidak berarti bahwa hukum Karma itu benar. Tetapi bagaimanapun juga hal ini bisa terjadi, mungkin karena Allah mau menunjukkan bagaimana tidak enaknya didustai oleh anaknya sendiri.
5) Yakub melakukan serentetan dusta.
Dalam 27:19 sudah terlihat beberapa dusta:
Akulah Esau (seharusnya: Akulah Yakub).
anak sulungmu (seharusnya: anak bungsumu).
telah kulakukan seperti yang bapa katakan kepadaku (seharusnya: telah kulakukan seperti yang ibu katakan kepadaku).
daging buruan (seharusnya: daging kambing).
masakanku (seharusnya: masakan ibu).
Demikian juga 27:20b dan 27:24b juga adalah dusta!
6) Akhirnya Ishak tertipu dan ia memberkati Yakub (27:27-29).
a) Berkatnya:
27:27b-28 - berkat dari tanah.
27:29a - berkat untuk menguasai bangsa-bangsa lain.
27:29b - ini seperti berkat Tuhan kepada Abraham (12:3).
b) Apakah di sini tidak ada berkat rohani? Ada 2 pandangan tentang hal ini:
Memang tidak ada berkat rohani, karena Ishak tidak berani mem-berikan Messianic blessing (= berkat yang berhubungan dengan Mesias) kepada Esau karena ia tidak berani menentang 25:23 (ingat bahwa ia mengira orang yang sedang ia berkati ini adalah Esau).
Nanti ia memberikan berkat itu kepada Yakub (28:3-4), atau ada juga yang mengatakan bahwa ia membiarkan Allah sendiri yang memberikan berkat itu (28:14-15).
Calvin menganggap bahwa di sini bukannya tidak ada berkat rohani! Calvin beranggapan bahwa:
‘tanah’ (27:28) menunjuk pada Kanaan. Dan ini merupakan sim-bol / wakil dari semua berkat rohani.
penguasaan atas bangsa-bangsa lain (27:29) menunjukkan bahwa bangsa keturunan Yakub adalah bangsa pilihan, dan ini jelas merupakan berkat rohani.
Saya lebih condong pada pandangan Calvin ini.
III) Alasan keberhasilan Ribka dan Yakub.
1) Dusta mereka sering dianggap sebagai faktor yang menyebabkan keberhasilan mereka.
Tetapi ini tidak benar! Calvin mengatakan bahwa kalau Allah bisa menguasai lidah dari Bileam sehingga ia terpaksa mengucapkan berkat kepada Israel pada saat ia mau mengutuki mereka (Bil 22-24), maka jelas di sini Allah juga bisa menguasai lidah dari Ishak sehingga ia bukannya memberkati Esau tetapi Yakub.
Jadi sebetulnya bukan karena Yakub dan Ribka berdusta sehingga Yakub menerima berkat! Tanpa dusta itupun berkat pasti akan sampai kepada Yakub.
Tetapi karena mereka berdusta maka mereka harus menanggung akibat dosa, yaitu Yakub harus lari ke Mesopotamia sehingga berpisah dengan Ribka dan tidak pernah bertemu lagi.
2) Kebutaan Ishak sering dianggap sebagai faktor keberhasilan mereka.
Tetapi perhatikan hal-hal ini:
a) Calvin berkata bahwa Tuhan bisa tetap menguasai orang buta sehing-ga memberikan berkat dengan benar. Ini terjadi pada waktu Yakub yang sudah buta memberkati anak-anak Yusuf, yaitu Manasye dan Efraim (48:8-20). Lalu mengapa di sini Allah tidak menolong Ishak untuk memberikan berkat kepada Esau? Jelas karena Allah memang tidak menghendaki berkat itu jatuh kepada Esau.
b) Sekalipun Ishak sudah tua dan buta, tetapi ia tidak tuli ataupun pikun! Ia curiga pada suara Yakub (27:18,22) sehingga ia menjadi sangat berhati-hati (27:20a,21,23b-24). Ini seharusnya sudah tidak memung-kinkan ia tertipu. Tetapi ia toh tertipu, dan ini menunjukkan bahwa adalah sia-sia baginya untuk menentang Rencana Allah!
c) Esau pulang persis terlambat (27:30). Andaikata ia pulang 5 menit lebih awal, maka Yakub dan Ribka pasti gagal. Saya percaya bahwa di sinipun ada pengaturan Tuhan (Providence of God) yang menye-babkan ia baru bisa pulang setelah Yakub menerima berkat Tuhan.
Kesimpulan / penutup:
Sekalipun Tuhan memang menggunakan dusta Ribka / Yakub dan kebutaan Ishak untuk melaksanakan RencanaNya dalam 25:23, tetapi sebetulnya dusta dan kebutaan itu sendiri bukanlah alasan mengapa Yakub akhirnya berhasil mendapatkan berkat! Alasan sebenarnya adalah: Tuhan memang menghendaki supaya Yakub menerima berkat! Rencana Allah dan Providence of God (= pengaturan Allah untuk melaksanakan RencanaNya) menyebabkan akhirnya Yakublah yang menerima berkat!
Karena itu:
Jangan berbuat seperti Yakub dan Riba yang mau ‘membantu Tuhan’ untuk melaksanakan RencanaNya dengan cara-cara yang berdosa!
Jangan juga seperti Ishak yang mau menentang rencana Allah, karena sau-dara pasti akan gagal!
Berserahlah kepada kehendak / Rencana Allah, dan percayalah bahwa itu pasti merupakan hal yang terbaik bagi saudara!
KEJADIAN 27:30-28:9
I) Esau.
1) Mendapat ‘berkat’ (Kejadian 27:30-40).
a) Ia datang persis terlambat (27:30).
b) Sikap dari Ishak.
Kej 27:33 - ‘Lalu terkejutlah Ishak dengan sangat’. Ini salah terjemahan!
RSV/NIV/NASB: ‘trembled violently’ (= gemetar dengan sangat).
KJV: ‘trembled very exceedingly’ (= gemetar dengan amat sangat).
Seseorang mengatakan bahwa terjemahan hurufiahnya seharusnya adalah: ‘trembled with a great trembling exceedingly’ (= gemetar de-ngan kegemetaran yang amat besar).
Orang bisa gemetar karena marah, atau karena takut. Tetapi di sini rasanya tidak mungkin Ishak gemetar karena marah, karena kalau ia gemetar karena marah, ia pasti akan mengutuki atau setidaknya me-marahi Yakub. Tetapi hal itu tidak kita lihat di sini. Sebaliknya, dalam 28:1,3,4 ia memberkati Yakub. Jadi jelas bahwa Ishak di sini gemetar karena takut. Mengapa ia takut?
Karena saat ini ia sadar bahwa selama ini ia menentang Rencana / Kehendak Allah dalam 25:23.
Karena saat ini ia sadar bahwa di dalam seluruh peristiwa ini Tuhan bekerja untuk menggagalkan keinginannya untuk member-kati Esau.
Pulpit Commentary tentang 2Raja 6: “Isaac sought to outwit God, and frustrate his preference of Jacob over Esau (Gen. 25:23), by giving his special blessing to his firstborn; but God bilnded him, and caused him to be himself outwitted by Rebekah and Jacob, so that he gave the blessing where he had not intended to give it (Gen. 27:27-29)” [= belum diterjemahkan] - hal 126.
c) Esau mendesak Ishak untuk memberkatinya, tetapi semua itu sia-sia (27:34-38).
Esau yang tadinya meremehkan hal yang rohani, yaitu hak kesulung-annya, dan rela menjualnya untuk roti dan masakan kacang merah, sekarang tidak bisa mendapatkan berkat.
Ini sesuai dengan kata-kata dari Ibr 12:16-17 yang berbunyi:
“Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan. Sebab kamu tahu, bahwa kemudian, ketika ia hendak me-nerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencu-curkan air mata”.
Ini mengajar kita untuk tidak meremehkan berkat rohani apapun, pada saat kita bisa mendapatkannya. Kalau kita meremehkan, dan mem-buang kesempatan untuk mendapatkan berkat rohani, nanti pada saat kita sangat menginginkannya / membutuhkannya, kita tidak akan bisa mendapatkannya!
Penerapan: kalau sekarang kesempatan untuk belajar Firman Tuhan masih terbuka, gunakanlah dengan sebaik-baiknya! Kalau saudara mengabaikan Firman Tuhan, demia pekerjaan / uang / karier, dsb, maka akan ada saatnya nanti saudara tidak bisa lagi mendapatkan-nya! Kitab Suci mengatakan bahwa saudara harus membeli kebe-naran, bukan menjualnya (Amsal 23:23).
d) Akhirnya, karena desakan Esau, Ishak ‘memberkati’ Esau.
dalam 27:39 digunakan kata ‘menjawabnya’. Ini berbeda dengan 27:27 yang menggunakan kata ‘diberkatinya’. Jadi, pada waktu memberkati Yakub, Ishak betul-betul memberkati, tetapi pada wak-tu memberkati Esau, ia sebetulnya bukan memberkati, karena kalau diperhatikan kata-katanya, bisa dikatakan bahwa ia mengu-tuk Esau!
27:39 yang mengatakan bahwa Esau akan mendapatkan tanah yang tandus, dan ini memang tergenapi karena bangsa Edom akhirnya mendapatkan tanah yang tandus.
Catatan: KJV dan NKJV menterjemahkan 27:39 ini secara salah!
‘hidup dari pedang’ (ay 40a) menunjukkan bahwa dalam hidup Esau akan ada banyak pertentangan dan permusuhan.
‘hamba adikmu’ (27:40a).
Ini akhirnya menjadi kenyataan (1Sam 14:47 2Sam 8:14 1Raja-raja 11:16 2Raja-raja 14:7-10 2Taw 20:22-25).
27:40b adalah ayat yang sukar, karena kelihatannya ayat ini tidak pernah menjadi kenyataan. Macam-macam penafsiran:
ini ditambahkan oleh Ishak sendiri supaya Esau tidak terlalu tertekan.
ini memang datang dari Tuhan, tetapi Edom tidak pernah bisa berusaha sungguh-sungguh, sehingga ini tidak terlaksana.
ini bukan berarti bahwa mereka akan berhasil bebas, tetapi bahwa mereka akan terus berusaha untuk bebas.
2) Mau membunuh Yakub (27:41).
a) Esau menghibur dirinya sendiri dengan suatu dosa, yaitu suatu rencana pembunuhan terhadap diri Yakub.
Penerapan: kalau saudara sedang jengkel terhadap seseorang, per-nahkah saudara menghibur diri sendiri dengan merencanakan untuk melabrak / membalas orang itu? Kalau demikian, apa bedanya sau-dara dengan Esau?
b) Rencana pembunuhan ini lagi-lagi merupakan suatu usaha untuk menentang Rencana Allah, karena Allah sudah menetapkan / meren-canakan bahwa Esau dan keturunannya akan kalah oleh Yakub dan keturunannya (25:23 27:29,40a).
Jadi, kalau Ishak menjadi takut dan bertobat setelah sadar bahwa selama ini ia menentang Rencana Allah, maka Esau tetap menge-raskan hati untuk melawan Rencana Allah itu!
c) Ia tidak membunuh Yakub saat itu, karena Ishak masih hidup.
Ini lagi-lagi suatu contoh dimana seseorang tidak berbuat dosa hanya karena takut kepada manusia! Kita harus hidup baik / tidak berbuat dosa karena takut kepada Allah, bukan kepada manusia!
II) Kepergian Yakub.
1) Ribka menasehati Yakub untuk lari (27:42-45).
a) Adanya iman pada janji Tuhan dalam 25:23, tidak berarti bahwa Ribka dan Yakub boleh pasif dan ‘beriman / berserah’ saja menghadapi rencana pembunuhan oleh Esau!
Demikian juga dengan kita! Adanya Rencana / Ketetapan Allah dalam hal apapun, tidak boleh membuat kita bersikap acuh tak acuh / apatis / pasif! Kita tetap wajib melakukan yang terbaik, sesuai dengan Firman Tuhan!
b) Ay 45b: ‘kehilangan kamu berdua pada satu hari’.
Kalau Esau membunuh Yakub, maka sesuai dengan Kej 9:5-6 ia juga harus dihukum mati. Ini akan menyebabkan Ribka kehilangan kedua anaknya.
2) Ribka berbicara dengan Ishak (27:46).
a) Ribka ingin supaya Ishak melepaskan Yakub untuk bisa pergi ke Haran. Tetapi Ribka tidak mau menceritakan rencana pembunuhan Esau terhadap Yakub kepada Ishak, karena:
itu pasti akan menyakiti hati Ishak.
kalau Ishak menegur Esau, bisa-bisa Esau akan menjadi kalap dan langsung membunuh Yakub.
b) Karena itu, Ribka lalu menggunakan alasan bahwa Yakub harus mencari istri, dan ia tidak mau Yakub mendapat istri orang Kanaan seperti Esau.
Kata-kata Ribka ini bukan dusta (bdk. 26:34-35), tetapi ia mencerita-kan half-truth (= setengah kebenaran). Memang penceritaan half-truth bisa dilakukan dengan tujuan mendustai, dan ini adalah dosa. Misal-nya dalam kasus Abraham dengan Firaun (Kej 12:10-20) dan Abra-ham dengan Abimelekh (Kej 20:1-18). Tetapi bisa juga orang mence-ritakan half-truth bukan dengan tujuan mendustai, tetapi hanya untuk merahasiakan sesuatu. Inilah yang dilakukan oleh Ribka di sini, dan ini bukan dosa!
Dari sini kita bisa belajar bahwa jujur / terbuka 100 % tidak selalu merupakan hal yang terbaik / paling bijaksana / paling benar!
Tetapi bagaimanapun, kalau saudara mau menceritakan half-truth, pi-kirkan dahulu, apakah itu termasuk penceritaan half-truth yang ber-dosa atau yang tidak berdosa!
3) Ishak memberkati Yakub dan menyuruh Yakub pergi mencari istri ke Padan-Aram (28:1-4).
a) Pengulangan berkat ini penting untuk Yakub, karena tadi ia mendapat berkat dengan menggunakan tipu daya. Ia mungkin sekali akan me-rasa ragu-ragu apakah berkat yang ia peroleh dengan cara seperti itu sah atau tidak. Tetapi dengan adanya pengulangan berkat di sini, segala keragu-raguan itu akan terhapus. Nanti dalam 28:13-15, Allah sendiri memberikan berkat itu kepada Yakub, untuk membuang semua keragu-raguan dalam diri Yakub.
b) Kanaan dijanjikan kepada Yakub (28:4), tetapi pada saat itu Yakub justru harus meninggalkan Kanaan!
Kalau saudara mengalami saat seperti ini, dimana fakta kelihatannya bertentangan dengan janji / Firman Tuhan, apakah saudara mau ber-jalan dengan penglihatan, atau dengan iman? Bdk. 2Kor 5:7.
c) Ishak melarang Yakub mengambil istri dari antara orang Kanaan, dan menyuruhnya mengambil istri dari antara anak-anak Laban (28:1-2).
4) Yakub pergi (28:5).
Orang yang senang tinggal di kemah ini (25:27) sekarang harus mengem-bara. Bahkan sesampainya di Haran, ia harus menjadi penggembala ternak selama 20 tahun! Ini adalah penderitaan yang harus ia tanggung sebagai akibat dosanya, dimana ia ‘membantu Tuhan’ dengan dusta.
III) Reaksi Esau.
1) Ia baru sadar bahwa Ishak tidak senang akan pernikahannya dengan orang Kanaan / kafir (28:6-8). Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari sini:
a) Esau tidak peduli dengan sikap hati Ribka terhadap pernikahannya dengan perempuan Kanaan, tetapi ia peduli dengan sikap Ishak ter-hadap hal itu. Ini jelas merupakan sesuatu yang tidak pada tempat-nya!
b) Esau adalah orang yang bodoh secara rohani. Ia pasti tahu tentang cerita dimana Abraham mengirimkan hambanya ke Haran untuk men-cari jodoh untuk Ishak, karena Abraham tidak mau Ishak menikah dengan orang Kanaan. Bagaimana mungkin ia tidak tahu bahwa Ishak tidak senang kalau ia menikah dengan orang Kanaan?
c) Selama ini Ishak tidak pernah menasehati / menegur Esau tentang hal itu. Mungkin itu terjadi karena ia terlalu mencintai Esau, tetapi bagai-manapun juga itu jelas merupakan sesuatu yang salah! Bandingkan dengan cerita Eli yang dihukum Tuhan karena tidak menindak anak-anaknya yang berdosa (1Sam 2-3).
Penerapan: bagaimana sikap saudara kalau anak-anak saudara ber-buat dosa, seperti berdusta, membolos dari kebaktian, menyontek di sekolah, mengeluarkan kata-kata kotor, punya pacar orang kafir, dsb?
2) Ia lalu kawin lagi (28:9).
a) ‘kepada Ismael’ (28:9).
Ada 2 teori tentang usia Ishak pada saat ini . Ada yang mengatakan ia berusia 137 tahun (lihat pelajaran yang lalu), dan ada yang mengata-kan bahwa ia berusia 117 tahun.
kalau Ishak berusia 137 tahun, maka saat ini Ismael sudah lama mati (bdk. 25:17). Karena itu, yang dimaksud dengan ‘Ismael’ disini adalah keluarga / keturunan Ismael.
kalau Ishak berusia 117 tahun, maka Ismael masih hidup, sehing-ga ‘Ismael’ disini adalah Ismael sendiri.
b) Esau mau memperbaiki kesalahannya, tetapi ia melakukannya dengan berbuat dosa lagi:
2 orang istri sudah kebanyakan, tetapi sekarang ia bahkan me-nambahnya menjadi 3!
istri ke 3 inipun, sebagai keturunan Ismael, jelas bukan orang per-caya!
Ini lagi-lagi menunjukkan kebodohan Esau!
Kesimpulan / penutup:
Sesuai dengan Rencana Allah, maka:
Sekalipun Yakub mengalami jatuh bangun ke dalam dosa dan juga pen-deritaan, tetapi Yakub tetap dipimpin / diarahkan sehingga makin mengarah pada jalan yang benar / kepada Allah sendiri.
Sedangkan Esau makin mengarah pada kebodohan dan kesesatan.
Kalau saudara adalah orang pilihan, saudara bisa saja jatuh bangun ke dalam dosa, dan saudara bisa juga mengalami segala macam penderitaan. Tetapi bagaimanapun juga, percayalah bahwa Allah yang setia itu akan memimpin dan mengarahkan hidup saudara ke jalan yang benar dan kepada diriNya sendiri!
BACA JUGA: EKSPOSISI KITAB KEJADIAN PASAL 29-33
Tetaplah percaya dan ikut Dia, dan bersyukurlah dan pujilah Dia karena Ia sudah memilih saudara yang sebetulnya tidak layak untuk dipilih!
-AMIN-
KEJADIAN 28:10-22
I) Yakub berangkat.
1) Yakub meninggalkan segala sesuatu.
Ini menyebabkan Esau seakan-akan menjadi raja dan mewarisi segala sesuatu. Ini mengajar kepada kita untuk tidak heran atau bingung kalau melihat orang jahat / orang non pilihan kelihatannya menang! Bdk. Maz 73!.
2) Yakub bermimpi.
a) Dalam jaman Perjanjian Lama Allah memang sering menggunakan mimpi untuk menyatakan diriNya kepada manusia, atau untuk berfirman kepada manusia (bdk. Bil 12:6 Ayub 33:14-15).
Tetapi jaman sekarang, setelah Allah memberikan FirmanNya (yang tertulis dalam Kitab Suci) secara lengkap, Ia biasanya berbicara kepada kita melalui firmanNya.
Kalau saudara tidak setuju dengan hal ini dengan alasan bahwa Allah tidak mungkin berubah, maka renungkan Ibr 1:1 yang berbunyi:
“Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan AnakNya”.
Ayat ini jelas menunjukkan bahwa Ia bisa berubah dalam cara ber-bicara kepada manusia!
b) Pada saat ini Yakub sedang seorang diri, kesepian, takut dikejar Esau, sedih karena pisah dengan orang tuanya, tidak mempunyai apa-apa. Pada saat seperti itulah Allah menyatakan diriNya kepada Yakub! Memang Allah bisa saja menyatakan diriNya pada sikon yang berbeda, karena Ia adalah Allah yang berdaulat. Tetapi bagaimanapun kita melihat dalam Kitab Suci, bahwa Allah memang sering menyatakan diriNya kepada manusia pada sikon seperti itu (misalnya: Allah menyatakan diri kepada rasul Yohanes pada saat ia dibuang di pulau Patmos - Wah 1:9).
Penerapan:
Karena itu, kalau saudara sedang ada dalam sikon seperti itu, jangan-lah berkompensasi dengan mencari hal-hal yang lain. Sebaliknya, datanglah kepada Allah, berdoalah dan bacalah / renungkan firman Tuhan. Kalau Ia menyatakan diriNya kepada saudara, maka itu akan menghapuskan segala kesedihan, ketakutan dan kesepian saudara!
II) Mimpi Yakub.
1) Dalam mimpinya, ia melihat:
tangga yang menghubungkan surga dengan bumi.
malaikat-malaikat turun naik di tangga itu.
Allah di atas tangga itu.
Ay 13: ‘Berdirilah TUHAN di sampingnya’.
KJV/NKJV/RSV/NIV/NASB menterjemahkan ‘above it’ (= di atasnya), se-kalipun footnote dari RSV/NIV mengatakan ‘beside him’ [= di sebelahnya (tetapi kata ‘nya’ menunjuk kepada Yakub)].
Arti mimpi itu:
a) Bagi Yakub.
Bagi Yakub, mimpi ini menunjukkan persekutuan antara Allah dengan umatNya (termasuk Yakub), dan malaikat-malaikat yang turun naik menunjukkan bahwa mereka membantu / melayani anak-anak Tuhan (bdk. Ibr 1:14 - “Bukankah mereka semua adalah roh-roh yang mela-yani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh kese-lamatan?”).
Pada saat itu dimana Yakub sedang sendirian, kesepian, takut, tidak mempunyai apa-apa, dsb, maka pastilah mimpi itu memberikan penghiburan bagi dia.
b) Bagi kita.
Bagi kita sekarang, mimpi itu tetap mempunyai arti. Bandingkan de-ngan kata-kata Yesus dalam Yoh 1:51, yang berbunyi: “Lalu kata Yesus kepadanya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia’”. Kata-kata Yesus ini jelas sekali berhubungan dengan mimpi Yakub ini.
Ada 2 penafsiran tentang hal ini:
Ada yang menganggap bahwa Yakub disini merupakan TYPE dari Kristus.
Mayoritas penafsir menganggap bahwa bukan Yakubnya, tetapi tangganyalah yang merupakan TYPE dari Kristus, karena Kristus memang adalah satu-satunya jalan / pengantara / penghubung antara Allah / surga dan manusia / bumi (Yoh 10:9 Yoh 14:6 1Tim 2:5).
Ada banyak orang (yang mengaku kristen / hamba Tuhan sekalipun!) yang tidak senang dengan ajaran bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan ke surga. Tetapi perhatikan hal-hal ini:
Kalau Tuhan memang menetapkan Yesus sebagai satu-satu-nya jalan, maka jelas itu adalah kehendak Tuhan. Dan Tuhan, sebagai pemilik surga, berhak menentukan apakah Ia meng-hendaki 1 atau 2 atau banyak jalan / pintu ke surga. Kalau Ia mau cuma ada 1 jalan / pintu, itu adalah hakNya. Siapakah kita dan apakah hak kita sehingga mau mengatur Dia dalam me-nentukan jumlah jalan / pintu ke surga?
Sambil mengingat bahwa Yesus adalah Anak Allah, maka cobalah pikirkan hal ini: kalau ada seseorang pergi ke rumah saudara, dan ia mengasihi dan menghormati saudara, tetapi ia membenci dan menyakiti anak saudara, maka apakah saudara menerima dia dalam rumah saudara? Demikian juga dalam dunia rohani: kalau ada orang yang menyembah, menghormati dan mentaati Allah, tetapi membenci, menolak dan tidak mem-percayai Yesus, yang adalah Anak Allah, apakah Allah mau menerima orang seperti itu?
Juga perlu diingat bahwa Yesus adalah Allah sendiri. Karena Yesus adalah Allah sendiri, maka menolak Yesus berarti menolak Allah, dan tidak percaya kepada Yesus berarti tidak percaya kepada Allah (bdk. Yoh 5:23 13:20b 14:7-11 15:23). Karena itu jelaslah bahwa orang yang tidak percaya Yesus, tidak mungkin bisa masuk surga.
Catatan: ingat bahwa sebutan bahwa Yesus adalah Anak Allah, harus diartikan menurut pengertian jaman itu yaitu bahwa Ia adalah Allah sendiri! Ini terlihat dari 2 ayat di bawah ini.
Yoh 5:18 - “Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuhNya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah BapaNya sendiri dan dengan demikian menyamakan diriNya dengan Allah”.
Yoh 10:33 - “Jawab orang-orang Yahudi itu: ‘Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melain-kan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekali-pun hanya seorang manusia saja, menyamakan diriMu dengan Allah’”.
Semua manusia adalah manusia yang berdosa (Ro 3:10-12,23) dan tidak seorangpun bisa membayar hutang dosanya. Se-dangkan Kristus adalah satu-satunya Penebus / Juruselamat / Pembayar hutang dosa manusia. Karena itu, menolak Kristus berarti harus membayar hutang dosa itu sendiri, dan itu berarti masuk ke neraka selama-lamanya!
Tanggapan yang seharusnya terhadap ajaran ini:
Kalau saudara selama ini belum sungguh-sungguh percaya ke-pada Yesus, cepatlah percaya dan menerima Dia sebagai Juru-selamat dan Tuhan saudara!
Kalau saudara sudah percaya kepada Yesus, beritakanlah Injil kepada orang-orang yang belum percaya supaya merekapun bisa percaya dan diselamatkan!
2) Firman Tuhan dalam mimpi Yakub (ay 13-15).
a) Tuhan menyatakan / memperkenalkan diri kepada Yakub (ay 13a).
Ini menunjukkan bahwa:
pengenalan akan Tuhan adalah sesuatu yang mutlak penting!
Renungkanlah hal-hal ini:
apakah saudara sudah mengenal Tuhan, atau hanya sekedar tahu tentang Tuhan?
mungkin saudara maju dalam pengertian akan Firman Tuhan, dalam ketaatan, dalam pelayanan / keaktifan dalam gereja dsb, tetapi majukah saudara dalam pengenalan terhadap Tuhan sendiri?
pengenalan akan Tuhan hanya bisa terjadi kalau Tuhan sendiri berinisiatif dalam menyatakan diriNya (bdk. Mat 11:25-27).
Tetapi awas, jangan hal ini menyebabkan saudara lalu tidak ber-usaha untuk bisa mengenal Dia!
b) Tuhan mengulangi janji / berkat yang dulu Ia berikan kepada Abraham (ay 13b-14).
ay 13b: ‘tanah tempat engkau berbaring’ menunjuk pada kota Be-tel, yang termasuk wilayah Kanaan. Sekalipun Yakub sudah me-ninggalkan Bersyeba, dan pergi menuju Haran, tetapi perlu diingat bahwa Bersyeba terletak di selatan Kanaan, sedangkan Haran terletak di timur laut dari Kanaan. Karena itu, untuk bisa pergi dari Bersyeba ke Haran, ia justru harus melewati Kanaan. Pada saat ia ada di Betel (yang termasuk Kanaan) inilah Tuhan memberikan janji ini. Jadi, ini adalah janji bahwa Yakub dan keturunannya akan mewarisi tanah Kanaan (bdk. 12:7).
ay 14: bandingkan dengan 12:2-3 13:16.
Kalau tadi Ishak sudah mengulangi pemberian berkat untuk Yakub, untuk menghilangkan keragu-raguan Yakub (ay 3-4), maka seka-rang Tuhan sendiri memberikan berkat untuk Yakub. Dengan de-mikian Yakub tidak perlu ragu-ragu lagi akan berkat itu.
c) Tuhan berjanji untuk melindungi / menyertai Yakub sampai ia kembali ke Kanaan (ay 15).
III) Reaksi Yakub.
1) Ay 16: Tuhan ada / hadir disitu, tetapi ia tidak tahu.
Hal seperti ini bisa saudara alami, karena:
a) Ada dosa dalam diri saudara, atau karena saudara mempunyai hati yang kotor. Bandingkan ini dengan Mat 5:8 dan Ibr 12:14.
Bersihkanlah hati / hidup saudara, maka saudara akan melihat Tuhan / merasakan kehadiran Tuhan dalam hidup saudara!
b) Saudara berjalan bukan dengan iman, tetapi dengan penglihatan.
Kalau mata saudara terus diarahkan pada problem, kesukaran dsb, maka saudara tidak bisa melihat / merasakan kehadiran Allah dalam hidup saudara! Dalam 2Kor 5:7 Paulus justru mengajar untuk hidup dengan iman, bukan dengan penglihatan!
2) Ay 17:
a) Ia merasa takut.
b) Ia menganggap tempat itu sebagai ‘dahsyat’. Kata ini diterjemahkan oleh KJV sebagai dreadful, dan oleh NKJV/RSV/NIV/NASB sebagai awesome, yang sama-sama bisa diartikan ‘menakutkan’.
3) Ay 18:
a) Yakub membuat tugu.
Dalam Im 26:1 hal ini dilarang, tetapi tentu saja larangan ini hanya berlaku kalau orang membuat tugu untuk disembah. Tetapi Yakub membuatnya hanya sebagai suatu peringatan.
b) Yakub menuang minyak ke atas tugu itu. Tujuannya untuk menguduskan tugu itu (bdk. Kel 40:9-11).
4) Ay 19: Yakub mengubah nama Lus menjadi Betel, yang berarti ‘rumah Allah’.
Kalau nama Betel baru diberikan di sini, bagaimana mungkin dalam Kej 12:8 sudah ada nama Betel? Itu karena pada saat Musa menulis bagian itu, nama Betel sudah dipakai.
5) Ay 20-22: nazar Yakub.
a) Syaratnya:
Allah menyertai dan melindungi dia (ay 20a).
Allah mencukupi kebutuhannya (ay 20b).
Ini secara implicit menunjukkan bahwa pada waktu Yakub pergi, Ishak tidak memberinya apa-apa, mungkin supaya Yakub tidak lalu menetap di Haran, tetapi kembali ke Kanaan.
Ia bisa kembali ke rumah Ishak dengan selamat (ay 21a).
b) Janjinya:
Tuhan akan menjadi Allahnya (ay 21b), artinya: ia akan menyem-bah Tuhan, melayani Tuhan, mentaati Tuhan dsb.
Ia akan mendirikan rumah bagi Allah atau tempat beribadah untuk Allah (ay 22a). Ini ia genapi dalam 35:1-15, dimana ia mendirikan mezbah bagi Tuhan di sana.
Ia akan memberikan persembahan persepuluhan (ay 22b).
Ada 2 hal penting disini:
Sekalipun pada saat itu belum ada perintah maupun janji Tuhan tentang persembahan persepuluhan, tetapi bagi Yakub, per-lindungan dan pemeliharaan Tuhan sudah merupakan alasan yang cukup untuk memberikan persembahan persepuluhan kepada Tuhan! Bagaimana dengan saudara?
Perhatikan kata-kata Yakub dalam ay 22b: ‘Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepadaMu’.
Jelas bahwa Yakub bisa memberikan persembahan persepu-luhan karena ia sadar bahwa segala apa yang ia miliki meru-pakan pemberian Allah kepadanya.
Apakah saudara menyadari bahwa hasil kerja saudara sebe-tulnya juga merupakan pemberian Allah kepada saudara?
Kesimpulan:
Tuhan telah melakukan kebaikan bagi Yakub (menyatakan diri, memberi janji dsb). Karena itu Yakub lalu ingin melakukan sesuatu bagi Tuhan (menjadikan Tuhan sebagai Allahnya, mendirikan rumah bagi Tuhan, memberikan perse-puluhan).
Bagaimana dengan saudara? Renungkan kebaikan apa yang Tuhan berikan kepada saudara! Dan renungkan / pikirkan apa yang sudah saudara lakukan dan apa yang akan saudara lakukan bagi Tuhan!
Janganlah menjadi orang yang hanya mau menerima dari Tuhan, tetapi maulah menjadi orang yang berguna bagi Tuhan, bagi gereja dan bagi orang kristen yang lain!
Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div: meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
-AMIN-