EKSPOSISI FILIPI 1:12-26 (HIDUP ADALAH KRISTUS DAN MATI ADALAH KEUNTUNGAN)
Dipenjara Karena Kristus untuk Kemajuan Injil (Filipi 1: 12)
Filipi 1:12, “Aku menghendaki, saudara-saudara, supaya kamu tahu,
bahwa apa yang terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan
Injil.”
Rasul Paulus sangat menginginkan jemaat Filipi mengerti sepenuhnya bahwa penderitaan yang ia
alami bukan suatu hukuman atas Paulus, tetapi penderitaan itu Tuhan
pakai untuk mengabarkan Injil sehingga Injil tersebut mengalami
kemajuan.
business, insurance, gadget |
Kemajuan Injil berarti bahwa Injil itu maju secara aktif walaupun ada
halangan-halangan dan bahaya-bahaya yang harus dihadapi Rasul Paulus.
Bahkan dengan banyak rumor yang beredar tentang pemberitaan Paulus
berada dalam belenggu penjara, justru Paulus semakin meyakinkan
jemaat Filipi. Di mana dengan situasi yang dihadapinya menjadi tidak
penting baginya, tetapi yang menjadi sangat penting baginya adalah
terjadinya kemajuan Injil tersebut. Kemajuan yang terjadi bahkan lebih
(more, rather) dalam bahasa Yunaninya (mallon) yang seharusnya
terhambat tetapi kemajuan itu justru melebihi dari apa yang
dibayangkan
Apa yang dialami
Paulus memang semua hanya untuk kemajuan Injil, karena Paulus tahu
betapa pentingnya itu perkabaran Injil. Seperti yang dikatakan Dave
Hagelberg “Paulus dapat menulis ini hanya karena ia sendiri mengerti hal
yang benar-benar berarti yaitu Injil bertumbuh di hati manusia
Kebanyakan Orang Berani Berkata-kata Tentang Firman Allah (Filipi 1:13 dan 14)
Filipi 1:13, “sehingga telah jelas bagi seluruh istana dan semua orang
lain, bahwa aku dipenjarakan karena Kristus. Kata seluruh istana itu adalah Yang juga berarti kediaman resmi gubernur; istana; pengawal
istana raja; pengawal istana gubernur
Sementara Filipi 1:14 menuliskan “dan kebanyakan saudara dalam
Tuhan telah beroleh kepercayaan karena pemenjaraanku untuk
bertambah berani berkata-kata tentang firman Allah dengan tidak takut.” Kata kebanyakan saudara ini merujuk kepada orang Kristen (orang yang
sudah percaya kepada Kristus)
Paulus merasa
memiliki mereka juga karena sama-sama saudara di dalam Tuhan.
Dampak dari pemenjaraan Paulus tidak hanya dirasakan seluruh
pengawal istana serta orang lain tetapi juga orang Kristen pada masa itu
turut merasakan dampak dari maksud Tuhan atas hidup Paulus. Karena
dengan apa yang dialami Paulus, berdasarkan ayat ini jelas dibuktikan
bahwa banyak juga orang Kristen yang berani berkata-kata tentang
firman Allah tanpa ada rasa takut.
Akan tetapi, frasa yang mengatakan
berani berkata-kata tentang firman Allah bukan berarti dulunya mereka
juga berani. Itu tidak berarti demikian, akan tetapi justru mereka dahulu
takut, kurang berani, dan ragu-ragu. Tetapi, semua hanya karena
pertolongan Tuhan, maka mereka memiliki kepercayaan penuh akan
Tuhan. Adapun kata kepercayaan dalam bahasa Yunaninya adalah (pepoithotas) yang juga dapat berarti telah menjadi yakin,
meyakinkan serta menaati. Berdasarkan penguraian J. L. Ch. Abineno
mengatakan demikian:
Pepoithotas yang dipakai di sini adalah kasual: mereka sekarang menaruh
percaya kepada Tuhan, karena itu mereka berani memberitakan Injil dengan
tidak takut. Di sini nyata, bahwa timbulnya ketakutan mereka dahulu ialah
karena mereka tidak atau kurang percaya kepada Allah. Mereka kuatir
mengalami “nasib” yang sama seperti Paulus. Tetapi sekarang keadaan telah
berubah. Mereka mulai percaya lagi kepada Tuhan karena pemenjaraan
Paulus.
Kepercayaan yang penuh kepada Tuhan memberikan keberanian
untuk menyampaikan kebenaran kabar baik itu. Sementara dalam setiap
aspek kehidupan ini Tuhan punya kendali. Seperti apa yang dikatakan di
dalam Filipi 4:13 “segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang
memberi kekuatan kepadaku
Dalam Segala Hal Kristus Diberitakan (Filipi 1:15-18)
Filipi 1:15a, “ada orang yang memberitakan Kristus karena dengki dan
perselisihan.” Artinya bahwa Kristus
sudah dikhotbahkan ataupun pesan tentang Kristus yang diberitakan
merupakan inti Injil yaitu tentang kematian Kristus, penguburan serta
kebangkitan Kristus Akan tetapi, dibalik kabar baik ini, selalu ada juga
cerita yang tidak begitu baik terkait dalam proses pemberitaan yaitu
adanya motivasi yang salah atas pemberitaan Kristus itu sendiri.
Berbagai macam pendapat yang mengutarakan tentang siapa orang-orang yang memberitakan Kristus dengan maksud dengki dan
perselisihan tersebut. Penulis menemukan bahwa orang-orang yang
melakukan ini adalah orang-orang yang tidak sungguh mengasihi Allah
yang secara langsung tidak menyukai Paulus.
Adapun, kata dengki ini
dalam bahasa Yunaninya adalah (phthonos) yaitu sikap orang yang
tidak mau melihat orang lain beruntung atau berbahagia. Artinya bahwa orang-orang yang memiliki dengki atas pemberitaan itu adalah orang-orang yang ingin melawan Paulus karena cemburu atas pengaruh Paulus.
Harapan mereka bahwa kedengkian mereka dapat membuat Paulus
merasa sakit hati ataupun menyadari bahwa Paulus ada saingan, tetapi
pada nyatanya hal itu tidak pernah ada dalam pikiran Paulus.
Motif lain juga yang mendorong golongan ini untuk memberitakan
Injil yaitu perselisihan. Dalam bahasa Yunaninya adalah (eris) artinya
perselisihan yang juga merupakan motivasi yang salah atas pemberitaan
yang dilakukan, karena bukan untuk memuliakan Tuhan tetapi semua
merujuk kepada kepentingan diri sendiri.
Kepentingan Sendiri dan Tidak Ikhlas ( Filipi 1:17)
Filipi 1:17, “tetapi yang lain karena kepentingan sendiri dan dengan
maksud yang tidak ikhlas, sangkanya dengan demikian mereka
memperberat bebanku dalam penjara.” Sesungguhnya ayat 17 ini
merupakan kelanjutan perkara yang sama dari Filipi 1:15. Jika di ayat 15
dikatakan bahwa motivasi pemberitaan Injil disertai dengan dengki dan
perselisihan maka Filipi 1:17 ini lebih kepada maksud dari motivasi itu
sendiri. Yaitu adapun yang menjadi maksud motivasi dari pemberitaan
Injil adalah semua hanya untuk kepentingan diri sendiri (eritheia) dan
tidak ikhlas.
Selain untuk kepentingan diri sendiri juga supaya hukuman
Paulus semakin diperberat (...sangkanya dengan demikian mereka
memperberat bebanku dalam penjara). Menurut J. Wesley Brill terkait
perkataan memperberat bebanku menjelaskan demikian “dalam bahasa
asli memuat suatu kiasan, yaitu rantai besi yang menggosok tangan kaki
Paulus seperti dengan kertas pasir dan melukai tangan kakinya, padahal
ia terbelenggu dalam penjara dan tidak dapat membela diri.”
Dalam ayat 17, kata “memberitakan” tidak memakai kata kerussein
melainkan katanggelein yang memiliki arti yang lebih umum yaitu
memberitahukan, mengabarkan. Karena Paulus ingin menunjukkan bahwa memang ada perbedaan antara mereka yang memberitakan Injil
dengan maksud yang baik dan yang tidak baik.
Dengan Maksud Yang Baik yaitu Kasih (Filipi 1: 15b dan Filipi 1:16)
Filipi 1:15b-16, “tetapi ada pula yang memberitakan-Nya dengan
maksud baik. Mereka ini memberitakan Kristus karena kasih, sebab
mereka tahu, bahwa aku ada di sini untuk membela Injil.” Kata sambung
“tetapi” merupakan kata penghubung intra kalimat untuk menyatakan hal
yang bertentangan atau tidak selaras juga kata penghubung antar kalimat
atau antar paragraf untuk menyatakan hal yang bertentangan atau tidak
selaras juga.
Dengan begitu, terlihat bahwa maksud Paulus
menggunakan kata “tetapi” untuk menunjukkan suatu perbedaan yang
signifikan antara orang yang memberitakan Injil dengan maksud yang
tidak baik dengan orang yang memberitakan Injil dengan maksud yang
baik. Maksud yang baik dalam bahasa Yunaninya adalah (eudokian) yang artinya adalah dengan kemauan sendiri, bebas, tidak
dipaksa. Itu artinya orang-orang itu memberitakan Injil bukan karena ada
unsur paksaan dari Paulus, tetapi karena adanya kesadaran sendiri.
Penulis sangat yakin bahwa hal itu bisa terjadi karena ada dampak yang
luar biasa dari apa yang Paulus lakukan terkait dalam hal pemberitaan
Injil.
Untuk itu, jika dilihat dari Filipi 1:16 yang mengatakan “mereka
memberitakan Kristus karena kasih.” Kata kasih dalam bahasa Yunaninya
adalah (agapes) yang terdiri atas kata benda genitif jenis feminim
tunggal.39 Sesuai dengan apa yang menjadi makna aslinya dari kata kasih
itu sendiri adalah karena adanya rasa persaudaraan yang kuat di antara
mereka terhadap Paulus. Maka, makna kata agape di sini lebih sekadar
kasih yang ditujukan kepada Paulus bukan kepada Kristus. Kasih yang
mereka miliki adalah sebuah kasih yang begitu dalam terhadap Paulus
atas apa yang Paulus lakukan dalam hal pembelaan Injil. Sehingga mereka
juga turut merasa perlu untuk membela berita Injil itu
Terkait dengan hal pembelaan berita Injil itu, jika ditinjau dari bahasa
aslinya yaitu keimai yang diterjemahkan yaitu “aku ada di sini sesungguhnya makna sebenarnya adalah menetapkan, membaringkan. Paulus sesungguhnya hendak mengatakan bahwa sejak awal Tuhan sudah
menetapkan dirinya diperintahkan untuk membela Injil dalam
pemenjaraannya. Kehidupan Paulus ada dalam kedaulatan Allah, ada
dalam rencana Allah untuk menyatakan rencana-Nya di tengah jemaat
Filipi pada saat itu. Semua orang percaya dipanggil untuk membela
kebenaran alkitabiah dan melawan oknum yang memutarbalikkan iman
(bdg. Galatia 1:9, 7)
Aku Tetap Bersukacita (Filipi 1:18)
Pengakuan Paulus ini terkesan begitu menantang sekali, seakan ingin
menceritakan bahwa apa pun perlakuan orang lain dan prasangka orang
lain terhadap dirinya, Paulus tetap memilih untuk bersukacita (ayat 18).
Bahasa Yunaninya adalah kata kairo yang merupakan kata kerja present indikatif aktif orang pertama tunggal. Artinya bahwa sukacita itu
sungguh dilakukan langsung oleh Paulus dan akan dilakukan secara terus
menerus. Bahkan apa pun keadaan yang akan menimpanya di kemudian
hari Paulus ingin mengikrarkan bahwa dirinya akan tetap bersukacita.
Hal inilah yang membuat Paulus merasa telah melihat kemuliaan Allah
sehingga membuat dirinya dipenuhi dengan rasa sukacita yang tiada
hentinya
Keselamatanku oleh Doamu dan Pertolongan Roh Yesus Kristus (Filipi 1:19)
Filipi 1:19, “Karena aku tahu, bahwa kesudahan semuanya ini ialah
keselamatanku oleh doamu dan pertolongan Roh Yesus Kristus.” Kata
sambung “karena” yang ada dalam ayat ini menunjukkan masih ada
kesinambungan antara ayat 19 dengan Filipi 1:18. Di mana ayat 19 ini
merupakan anak kalimat dari ayat sebelumnya. Yaitu bahwa Paulus
memilih untuk tetap bersukacita, inilah yang merupakan induk kalimat
sementara anak kalimatnya adalah kesudahan semuanya ini ialah
keselamatanku oleh doamu dan pertolongan Roh Yesus Kristus. Artinya bahwa, dasar Paulus untuk bersukacita adalah pengetahuan bahwa
apa pun yang terjadi dalam hidupnya, Rasul Paulus akan selamat.
Jika ditinjau dari uraian Hasan Sutanto, kata “keselamatanku” diganti
dengan “kepadaku akan mendatangkan keselamatan”. yang artinya bahwa keselamatan itu masih
terletak di masa yang akan datang. Tetapi, bukan berarti untuk masa
sekarang keselamatan itu tidak dirasakan, karena sesungguhnya oleh
anugerah Allah keselamatan itu dikaruniakan kepada orang-orang
percaya. Memang terkait masalah ini, banyak juga yang mengatakan
bahwa maksud Paulus dengan kata “keselamatan” bermakna ambigu. Akan tetapi, menurut Gerald F. Hawthorne bahwa maksud Paulus terkait
keselamatan adalah memang benar merujuk kepada keselamatan pada
masa penghakiman terakhir
Paulus sangat memerlukan pertolongan dari dua pihak yaitu
pertolongan oleh doamu dan pertolongan Roh Yesus Kristus. Maksud dari
pertolongan oleh doamu merujuk kepada jemaat Filipi tentunya. Seakan
Paulus menunjukkan kembali hubungan kemitraan antara Rasul Paulus
dengan jemaat Filipi yang terjalin begitu dekat. Paulus ingin menunjukkan kepada jemaat Filipi bahwa sangat penting baginya doa jemaat bagi
seorang penginjil seperti Paulus. Artinya ada kesatuan roh yang terjalin
antara jemaat dengan penginjil.
Di samping doa dari jemaat Paulus, semua
juga karena pertolongan Roh Yesus Kristus. Karena doa jemaat tidak
menjadikan Paulus selamat tetapi karena pekerjaan Allah. Sekalipun demikian, Paulus mau memberikannya atas doa permintaan jemaat dan
oleh pertolongan Roh Kudus. Karena Paulus yakin ketika hidupnya
bersandar kepada Roh Kudus dan kuasa-Nya maka pertolongan itu akan
meneguhkan dan menyokong hidupnya dalam segala kesusahan.
Paulus yakin bahwa ia akan memperoleh keselamatan kekal itu.
Paulus tahu bahwa apa yang terjadi di dalam hidupnya karena
pertolongan dari doa jemaat dan pertolongan dari Roh Yesus Kristus
sendiri. Hal ini menandakan bahwa apa pun yang terjadi di dalam hidup
Paulus, ia tetap percaya akan janji keselamatan yang sudah dijanjikan
Kristus kepada murid-murid-Nya.
Kristus Dimuliakan di Dalam Tubuhku (Filipi 1:20)
Ayat 20 ini juga ayat-ayat selanjutnya merupakan penjelasan yang
lebih dalam mengenai komitmen Paulus di dalam menjalani hidupnya.
Adapun yang menjadi maksud Paulus dengan mengatakan “Kristus
dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku maupun oleh matiku”
adalah sesuatu bukti keseriusan Paulus dalam mengikut Tuhan.
Kata dimuliakan dalam bahasa Yunaninya adalah (megalunthesetai) yang menggunakan modus indikatif pasif artinya
bahwa bukan Paulus yang mengerjakan tetapi tubuh Paulus dijadikan alat
untuk menyatakan kemuliaan Kristus di masa yang akan datang dan
Paulus nyatakan bahwa itu pasti akan terjadi.
Jadi, yang terpenting di sini
adalah Kristus dimuliakan di dalam tubuhnya bukan karena apa yang
Paulus lakukan. Artinya, bahwa bukan Paulus yang membuat Kristus
terlihat dimuliakan tetapi lebih daripada itu Paulus melayani Allah yang
Maha Besar supaya setiap orang kiranya mengetahui hal itu. Paulus
bersedia menjadikan tubuhnya untuk instrumen Allah dalam menyatakan
kemuliaan-Nya. Terbukti sekalipun Paulus tidak di dalam penjara
ataupun di luar penjara, hidup atau matinya Paulus tetap memberitakan
Injil. Paulus memprioritaskan Kristus di dalam hidupnya, itulah sebabnya
Paulus tetap mengatakan “aku akan bersukacita dan akan tetap
bersukacita”.
Hidup adalah Kristus dan Mati adalah Keuntungan (Filipi 1:21)
Filipi 1:21, “karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah
keuntungan.” Pernyataan Paulus inilah yang merupakan kunci dari
perikop ini. Jika ditinjau dari bahasa aslinya (to zen
Kristos) maksud Paulus di sini bukan berarti Kristus itu hanya sebatas
sumber eksistensi fisik Paulus ataupun hanya berbicara perjalanan
kehidupan rohani Paulus. Tetapi, artinya bahwa Kristus itu adalah
hidupnya (Paulus) dalam arti Kristus hidup di dalam hidup Paulus.
Hal
ini mengacu kepada Galatia 2:20 yang berbunyi demikian “namun aku
hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang
hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam
daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi
aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.”
Kehidupan Paulus adalah
sungguh hanyalah alat untuk Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya di
tengah jemaat Filipi pada saat itu. Bahwa hal ini mengacu tentang
penyertaan Kristus yang sempurna atas hidup Paulus, dan untuk itu
pulalah Paulus ingin menjelaskan kepada jemaat Filipi bahwa setiap
orang yang percaya kepada-Nya, maka hidupnya adalah milik Kristus dan
Kristus-lah yang berdiam atas hidup ini dan dibutuhkan sikap yang rela
untuk dipakai Allah.
Makna “hidup adalah Kristus” adalah bahwa seluruh cakupan
kehidupan ada di dalam Kristus. Kehidupan ini harus dipenuhi dengan
Kristus, diisi oleh Kristus sama halnya seperti apa yang Paulus lakukan
yang terlihat dari keyakinannya, kasihnya, ketaatannya. Paulus tidak
memiliki alasan lain untuk tidak mengatakan semua karena Kristus, dari
Dia dan untuk Dia. Paulus mengatakan “bagiku hidup adalah Kristus”
(bdg. Roma 14:7-9.
Steven S. H. Chang menyimpulkannya bahwa “Paulus
percaya bahwa kematian adalah “keuntungan” dan “jauh lebih baik jauh”
karena lebih dari sekadar melepaskan diri dari penderitaannya saat ini,
maka hal itu berarti lebih besar makna persekutuan dan keserupaan
dengan Kristus.
Makna Paulus mengatakan “mati adalah sebuah keuntungan” yaitu
sukacita. Bagi orang lain kematian adalah sebuah kerugian besar bagi
orang-orang yang duniawi karena akan kehilangan semua harapan dan semua kenyamanannya. Sama halnya dengan apa yang paham
hedonisme pikirkan bahwa hidup adalah sebuah kesenangan hidup
semata karena setelah mati maka semua kesenangan itu pun turut mati.
Akan tetapi, tidak demikian yang menjadi maksud Paulus. Salah
satunya adalah apa yang dikatakan oleh Lohmeyer Staufer “di sini tidak
hanya sebatas keberanian untuk mati sebagai martir seperti Ignatius di
Antiokhia, atau juga dikatakan bahwa Paulus langsung di bawa ke Surga
tanpa harus melewati masa penghakiman dan tidak harus berada di
intermediate state.” Artinya, adalah bahwa kematian sebuah keuntungan
tidak hanya berhenti pada maksud yang menyatakan bahwa Paulus akan
bersatu dengan Tuhan pada kehidupan yang kekallain halnya dengan J.
Wesley Brill mengatakan demikian “kematian adalah keuntungan sebab
melalui kematian, Paulus dipersatukan dengan sesungguh-sungguhnya
dengan Kristus
Untuk itu, tidak serta merta juga pendapat itu dianggap salah karena
memang adalah sebuah keuntungan jika akan bisa hidup bersama dengan
Tuhan. Tetapi, perlu diketahui juga bahwa semasa hidup Paulus
sebenarnya juga Paulus sudah merasakan hidup bersekutu dengan Tuhan.
Sehingga jika dilihat dari bahasa Yunaninya(to
apothanein kerdos) artinya adalah kesempatan untuk memuliakan Kristus
oleh kematiannya.
Artinya bahwa sampai masa detik kematiannya pun
bukan Paulus yang menjadi sorotan utama untuk diperbincangkan,
melainkan oleh kematian Paulus jemaat Filipi memuliakan Kristus, hal
inilah yang dianggap sebagai sebuah keuntungan. Kristus yang
dimuliakan karena kenapa ada orang yang begitu teguh sampai masa
kematiannya. Makna mati adalah sebuah keuntungan diartikan bahwa
kematian Paulus, jemaat Filipi akan semakin justru memuliakan Tuhan
dan mereka bermegah atas Kristus sendiri.
Bagi Paulus, bahwa hidup untuk memuliakan Tuhan melalui
pemberitaan Kristus, dan kematiannya adalah keuntungan sebab apa
yang dilakukannya selama hidup bagi Kristus diperoleh oleh Paulus yaitu bersama-sama dengan Yesus dalam kehidupan yang kekal. Setiap orang
percaya masa kini, memiliki keyakinan yang pasti alasan untuk hidup di
dunia ini dan memiliki tujuan yang pasti setelah kehidupan di dunia ini
yaitu memiliki kehidupan yang kekal bersama-Nya.
Hidup Memberi Buah (Filipi 1: 22)
Filipi 1:22, “tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku
bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu.” Jika
mengacu dari kata sambung yang digunakan “tetapi” seakan Paulus
menunjukkan sebuah perasaan dilematis. Karena setelah mengatakan
bahwa mati adalah sebuah keuntungan, namun di ayat ini dikatakan
bahwa “jika aku harus hidup di dunia ini” diteruskan dengan kalimat yang
mengatakan “jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu” ini seperti
sebuah kebimbangan yang dialami oleh Paulus
Paulus sepertinya memiliki hasrat juga untuk menyelesaikan semua
penderitaannya tetapi Paulus lebih untuk memilih apa yang Tuhan mau
dalam hidupnya bukan apa yang dirinya mau. Paulus hidup adalah Kristus
adalah dengan memberi buah dalam memuliakan Tuhan. Paulus harus
hidup di dalam tubuh ini sebagai Rasul, maka itu berarti baginya bekerja
memberi buah.
Jika Paulus akan meninggalkan dunia ini maka
kesempatan baginya untuk memberi buah tentu tidak akan bisa lagi.
Karena itu “hidup dalam tubuh (yang di dunia)” ini sangat dihargai Paulus
sebagai kesempatan atas anugerah yang Tuhan berikan di dalam hidupnya
karena sudah sangat jelas dikatakan di Filipi 1:20 bahwa hidup Paulus hanya
untuk memberitakan Injil dan memuliakan Kristus. Paulus hanya bekerja
untuk mengumpulkan buah-buah itu, sementara yang menabur buah-buah itu sebelumnya adalah Yesus sendiri
Pergi dan Diam Bersama Kristus Tetapi Lebih Perlu Tinggal di Dunia ini (Filipi 1: 23-24)
Maksud kata “pergi” di sini dalam bahasa Yunaninya adalah (analusai) yang mana kata ini juga dipakai dalam 2 Timotius 4:6 yang
memiliki arti “bongkar kemah” sehingga Paulus menyamakan dirinya
seperti kemah. Karena pada zaman dulu ketika ingin melanjutkan
perjalanan kembali maka kemah itu akan dibongkar.
Demikian juga
halnya Paulus, dia menginginkan kemah hidupnya dibongkar dan
melanjutkan perjalanan bersama dengan Kristus. Karena Paulus tahu
ketika dia diam dan pergi bersama dengan Kristus, maka hanya Kristus
yang akan dimuliakan. Karena adalah sebuah hal yang luar biasa untuk
bisa menetap dengan Kristus
Itu sebabnya, Matthew Henry mengatakan bahwa maksud kata pergi
(mati) ini bukanlah sesuatu keinginan untuk kematian yang biasa saja,
atau sekadar tubuh berpisah dengan roh dan jiwa tetapi lebih kepada
sesuatu yang luar biasa. Di mana tidak lagi hidup dengan kehidupan di
dunia yang begitu banyak derita, kesusahan, dan kesulitan di dunia ini.
Bahkan akan berpisah dengan dosa, pencobaan-pencobaan, kesedihan,
kematian selama-lamanya dan masuk ke dalam kehidupan yang kekal.
Karena hanya tinggal dan bersama dengan Kristus baru akan merasakan
itu, itulah sebabnya Paulus mengatakan “jauh lebih baik.” Jika NIV
mengatakan which is better by far (sesuatu yang lebih baik) maka Pulpit
mengatakan cara membaca itu adalah for it is by much very far better (sesuatu
yang begitu sangat jauh lebih baik).
Frasa diam bersama Kristus (be with Christ, NIV) bagi John D.
Harvey diungkapkan sebagai berikut.
Ungkapan “bersama-sama dengan Kristus “(Christô einai) yang ditemukan di
sini adalah contoh konstruksi di mana Lohmeyer membangun penafsiran
eskatologisnya. Ini memiliki fokus antisipatif, untuk menjadi nyata, dan
harapan eskatologis persekutuan kekal dengan Kristus adalah ide dasar.
Tetapi dua hal yang perlu diperhatikan tentang ayat ini:
1) rujukan masa
depan yang ditemukan di sini tidak begitu luas dalam penggunaan lain yang
Paulus maksudkan tentang “dengan Kristus “ seperti juga rujukan masa lalu
dan sekarang, dan
2) fungsi “bersama-sama dengan Kristus” di sini berbeda
dari penggunaan antisipatif lainnya yang diungkapkannya kontras dengan
kehidupan sekarang dan bukan bagian untuk itu
Isi dari Filipi 1:24 adalah “tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini
karena kamu.” Ini adalah pihak yang kedua setelah yang dikatakan di
dalam Filipi 1:23 “aku didesak dari dua pihak.” Seperti yang sudah dikatakan
tadi bahwa untuk diam dan bersama-sama Kristus (with Christ) adalah
sesuatu yang jauh lebih baik untuk Paulus, tetapi untuk berada di dunia
adalah sesuatu yang lebih perlu untuk Paulus lakukan.
Paulus adalah orang yang tidak hanya mementingkan diri sendiri,
tetapi juga mementingkan kepentingan orang lain yaitu memberitakan
Injil. Karena jika dibandingkan di dalam Filipi 2:1-4 di situ dikatakan
tentang kerinduan Paulus bagi jemaat Filipi sejak semula yaitu tentang hal
untuk tidak menjadi orang yang egois yang hanya mementingkan diri
sendiri tetapi seharusnya adalah menjadi orang yang mementingkan
kepentingan orang lain juga.
Paulus memang tidak bisa memilih, karena akhirnya Tuhanlah yang
memilih untuk Paulus yaitu untuk tetap berada di dunia melayani Allah,
yaitu melayani umat-Nya (jemaat Filipi). Paulus memilih untuk hidup
taat akan kehendak Tuhan dan menyadari atas anugerah Tuhan. Sebagai
ungkapan rasa syukur atas anugerah Tuhan adalah untuk menjadi terang
dan garam di tengah dunia ini (jemaat Filipi) yaitu untuk memberitakan
Injil, supaya setiap orang dapat melihat kemuliaan Tuhan dalam setiap
hidup mereka.
Keyakinan Akan Maju dan Bersukacita Dalam Iman (Filipi 1:25)
Ayat 25 berbunyi demikian “dan dalam keyakinan ini tahulah aku:
aku akan tinggal dan akan bersama-sama lagi dengan kamu sekalian
supaya kamu makin maju dan bersukacita dalam iman.”
Paulus mengatakan tinggal dengan jemaat Filipi adalah berbicara
untuk tinggal lebih lama tentu untuk tujuan yang pasti. Itu sebabnya kata
depan yang dipakai dalam bahasa Yunani adalah eis, sesuatu yang
menunjuk ada tujuan. Jadi, yang menjadi tujuan Paulus untuk tinggal
dengan jemaat Filipi adalah bukan sebatas tinggal (hidup bersama dengan
mereka) tetapi untuk terus menguatkan mereka (jemaat Filipi) untuk
tetap maju dan bersukacita dalam iman
Tentu yang dimaksud dengan kata “makin maju” adalah maju dalam
hal memberitakan Injil dan jemaat Filipi bisa merasakan sukacita hidup
beriman kepada Tuhan. Seakan Paulus ingin mengatakan kepada jemaat
Filipi bahwa sumber sukacita hanyalah dari Tuhan saja. Karena sejak
semula Paulus sudah meyakini bahwa hidupnya dipakai sebagai
instrumen Allah untuk menyatakan Injil di tengah dunia. Itulah sebabnya
kalimat pertama dalam Filipi 1:25 adalah “dan dalam keyakinan tahulah aku”.
Seperti yang dikatakan J. Wesley Brill bahwa Paulus berkata dengan
keyakinan bahwa ia akan hidup dan tinggal di dalam tubuh supaya
memajukan pekerjaan Tuhan. Yang terpenting dalam hal ini adalah
bahwa Paulus tidak hanya mengajak mereka untuk bersukacita di dalam
iman juga mengajak mereka untuk mengaplikasikan iman mereka di
dalam kehidupan sehari-hari. Karena iman yang benar adalah iman yang
ditujukan kepada Yesus. Di atas semuanya itu sungguh Paulus adalah
teladan hidup orang percaya untuk tetap teguh berdiri atas nama Tuhan
dan menjadikan Tuhan adalah sentral hidupnya
Kemegahan Dalam Kristus Yesus (Filipi 1:26)
Filipi 1:26 adalah “sehingga kemegahanmu dalam Kristus Yesus makin
bertambah karena aku, apabila aku kembali kepada kamu.” Untuk itu
perlu menyoroti secara detail frasa “kemegahan dalam Kristus Yesus
Jika ditinjau dari bahasa Yunaninya kata kemegahan yang dipakai di
sini adalah (kauchema) yang artinya adalah dasar atau bahan
untuk berbangga atau bermegah. Jika melihat frasa terakhir yang
dikatakan Paulus dalam ayat ini yaitu “apabila aku kembali kepada kamu”
artinya adalah apabila Paulus sudah keluar dari hukuman
pemenjaraannya dan Paulus dapat bersama-sama kembali dengan jemaat
Filipi maka hal itu menjadi dasar jemaat Filipi untuk bermegah di dalam
Kristus. Kemitraan Paulus dengan jemaat Filipi semua hanya untuk
mendatangkan kemegahan di dalam Kristus Yesus
Hal penting perlu diketahui juga adalah maksud Paulus mengatakan
“aku kembali kepada kamu” di sini Paulus menggunakan kata parousias
yang sama artinya tentang kedatangan Yesus yang kedua kalinya (bdg.1
Tesalonika 3:13). Jika mengacu kepada bahasa Yunani klasik hal itu menunjuk
kepada seperti kedatangan seorang Gubernur besar yang disambut
dengan acara penyambutan yang megah serta meriah di dalam suatu kota.
Paulus serasa ingin mengindikasikan hal itu, bahwa ketika Paulus sudah
tiba di Filipi, jemaat Filipi juga dapat menerima kedatangan Raja di atas
segala Raja nantinya seperti apa yang mereka harapkan tentang
kedatangan Paulus sendiri.
Ungkapan “sehingga kemegahanmu dalam Kristus Yesus makin
bertambah” menjadi ringkasan yang tepat tentang maksud keseluruhan
pelayanan Injil di tengah dunia ini. Dengan demikian mengingat
kebutuhan jemaat Filipi, maka Paulus menyadari itu dan membiarkan
hidupnya dipakai Tuhan untuk membantu mereka maju dalam iman,
tetap bersukacita dan semakin bermegah di dalam Kristus hanya di dalam
Kristus saja
Implikasi Bagi Kehidupan Orang Percaya
Memprioritaskan Kristus
Berdasarkan penggalian di atas maka, kebenaran pertama yang dapat
ditemukan untuk diimplementasikan bagi kehidupan orang percaya masa
kini adalah memprioritaskan Kristus. Artinya, memprioritaskan Kristus
di sini tentu dengan apa yang dimaksudkan Paulus di dalam perikop ini
(Filipi 1:12-26).
Jika ditinjau dari iman Kristen maka, iman Kristen hanya
berpusat kepada Yesus Kristus. Seperti apa yang dijelaskan oleh Louis
Berkhof terkait hal ini dikatakan demikian “Ia telah mengambil rupa
seorang hamba, padahal Ia adalah Allah semesta langit. Hidup-Nya yang kudus harus menderita di dalam dunia terkutuk karena dosa.
Penderitaan-Nya adalah penderitaan yang disadari, makin lama makin
berat, semakin Ia mendekati akhirnya.” Berdasarkan Filipi 1:12-26 ini
sungguh Paulus adalah contoh teladan yang luar biasa dalam
mempraktikkan hidup yang sungguh memprioritaskan Kristus.
Orang percaya masa kini juga mengalami banyak problematika hidup
yang berbeda-beda, namun prinsip Paulus adalah memprioritaskan Tuhan
dengan melakukan apa yang dikehendaki Tuhan selama dia hidup karena
hidup adalah Kristus
Orang percaya yang sungguh percaya maka hidupnya hanya akan
berfokus kepada Kristus saja. Artinya hidupnya hanya akan memprioritaskan kepada Kristus saja. Kehidupan orang percaya lebih
mendekatkan diri kepada Tuhan, lebih mencari wajah-Nya dan
melakukan segala sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya, yaitu hidup yang
berdoa, menyembah serta bersikap serius dan konsisten untuk menjalani
kebenaran Injil dalam kehidupan sehari-hari.
Sesuai dengan apa yang
dikatakan di dalam Matius 6:33 “tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan
kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Hidup
yang tidak berfokus kepada diri sendiri saja, yang tidak hanya
mengutamakan kepentingan sendiri melainkan memiliki kewajiban
untuk memikirkan orang lain dalam hal penyampaian kabar baik. Karena
itulah yang merupakan roh dan semangat Kristus
Bersukacita
C. S. Lewis mengungkap hal sukacita ini adalah:
Suatu keinginan yang tak terpuaskan yang lebih diingini daripada kepuasan
lainnya. Ia memberinya label “sukacita” dan berkata bahwa sukacita ini harus
secara tajam dibedakan baik dari kebahagiaan maupun dari kesenangan.
Lewis menemukan sukacita karena ia telah menemukan Allah sebagai
sumbernya
Konteks Filipi 1:12-26, di sana terlukiskan sukacita Paulus yang
ditunjukkan kepada jemaat Filipi yaitu akibat adanya kemajuan Injil
semasa dalam pemenjaraannya. Artinya adalah bahwa sesungguhnya
Paulus secara manusiawi sebenarnya sedang dalam keadaan susah bahkan
cukup menderita tetapi Paulus masih menunjukkan sikap hidup yang
penuh dengan sukacita.
Filipi 1:18 “tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu
maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan
tetap bersukacita.” Juga Paulus tetap mengumandangkan bagaimana
hidup yang bersukacita itu adalah dikatakan di dalam Filipi 2:2 “karena
itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati
sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan.
Dari kedua ayat ini, terlihat bahwa dasar Paulus untuk bersukacita
adalah tidak karena keuntungannya sendiri melainkan karena kemajuan
Injil dan kesatuan sesama jemaat Filipi. Berarti sukacita itu tidak selalu
terjadi karena sesuatu yang menguntungkan terhadap kehidupan pribadi.
Melainkan sukacita itu adalah sarana anugerah Allah dalam kehidupan.
Jadi, artinya adalah untuk segala sesuatu yang terjadi di dalam hidup ini,
baik itu susah ataupun senang semuanya itu karena anugerah Allah
kepada umat-Nya. Karena semuanya karena anugerah Allah, maka
sepatutnyalah setiap umat percaya mensyukuri hal itu, dan hidup yang
penuh syukur adalah hidup yang bersukacita
Kehidupan orang percaya tidak perlu menjadi pribadi yang penuh
dengan kekhawatiran seperti yang pernah dialami oleh jemaat Filipi.
Melainkan dengan semua janji-janji yang Tuhan nyatakan di dalam
firman-Nya seharusnya mampu menyadarkan manusia untuk bisa maju
berjalan bersama dengan Tuhan dengan penuh sukacita (bnd. Roma 8:28;
Filipi 4:4, 6).
Hidup adalah Kristus adalah hidup yang bersukacita yaitu
pengenalan akan firman Allah, sehingga setiap pencobaan, kesulitankesulitan yang dialami, akan memandangnya itu sebagai kesempatan
untuk bersukacita karena menghasilkan kemegahan yang lebih lagi di
dalam Kristus Yesus (Filipi 1:26).
Bermegah di dalam Kristus
Beberapa ayat pendukung yang bisa menjelaskan tentang hal
bermegah ini. Di dalam Mazmur 105:3 dikatakan “bermegahlah di dalam
nama-Nya yang kudus, biarlah bersuka hati orang-orang yang mencari
Tuhan.” Artinya, adalah bahwa orang-orang yang mencari Tuhan itu
memberikan kepada Allah kemuliaan atas hikmat dan kuasa-Nya, atas
kebaikan dan kesetiaan-Nya dengan sikap hati yang mengucap syukur.
Sama halnya harapan Paulus kepada jemaat Filipi supaya juga mampu
memuliakan Tuhan atas hikmat-Nya dengan semua kesulitan hidup yang
terjadi serta semua yang terjadi atas hidup Paulus.
BACA JUGA: FILIPI 1:20-26 (3 ARTI HIDUP)
Dalam Filipi 1:14, dikatakan bahwa kebanyakan saudara dalam Tuhan
menjadi berani untuk berkata-kata tentang firman Allah tanpa ada rasa takut. Dilanjutkan pada ayat 16, dikatakan bahwa mereka memberitakan
Kristus karena adanya kasih. Artinya, adalah bahwa di dalam kasih yang
tanpa memiliki rasa takut itu disebabkan adanya kesengsaraan yang
mereka saksikan sendiri atas apa yang terjadi di dalam Paulus itu akhirnya
menimbulkan sebuah ketekunan seperti yang ditegaskan di dalam Roma
5:3 tersebut.
Sehingga dari kedua ayat ini bisa ditemukan bahwa
kesengsaraan, kesulitan bahkan penganiayaan sekalipun justru
menimbulkan ketekunan yang menunjuk-kan sikap bermegah kepada
Tuhan. Hal ini juga yang disampaikan Paulus kepada jemaat Filipi, bahwa
atas segala yang terjadi di dalam hidupnya tidak menjadi masalah atasnya,
melainkan kisah hidupnya menjadi alasan untuk jemaat Filipi semakin
bermegah di dalam Kristus Yesus (Filipi 1:26)
Kesimpulan
Pertama, pernyataan hidup adalah Kristus dan mati adalah
keuntungan adalah sebuah bahwa adalah baik bagi Paulus untuk pergi
dan diam bersama Kristus, tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia untuk
memberitakan kabar sukacita ini kepada banyak orang.
BACA JUGA: 3 ARTI HIDUP ADALAH KRISTUS (FILIPI 1:21)
Kedua, penderitaan bagi orang percaya karena Kristus adalah hal
yang memuliakan Allah dan di dalamnya orang percaya dapat bermegah.
Orang percaya memprioritaskan Tuhan untuk kehendak-Nya dan
bersukacita melakukan pemberitaan Injil dan memaknai kematian
sebagai keuntungan karena bersama-sama dengan Yesus di kehidupan
yang kekal.
Ketiga, makna perkataan Paulus tentang hidup adalah Kristus dan
mati adalah keuntungan adalah menyatakan hidup yang memprioritaskan
Kristus, hidup yang bersukacita dan hidup yang bermegah akan Kristus. Romianna Magdalena Sitompul