3 PELAJARAN DARI YUSUF (MATIUS 1:18-25 )

3 PELAJARAN DARI YUSUF (MATIUS 1:18-25 )
gadget, bisnis, otomotif
Saat mempelajari riwayat hidup tokoh di dalam alkitab, kita perlu mengamati 2 hal: rencana Tuhan dalam hidupnya dan lalu karakter hidupnya. Kurang tepat juga kalau kita hanya mempelajari karakternya tetapi lupa mengamati apa rencana Tuhan dalam diri orang tersebut.

Ada 3 (tiga) Pelajaran Dari  Yusuf (Pribadi yang dipakai Tuhan)

1.Pribadi yang bijaksana (a gentle person) – Matius 1:18-19

Kita bayangkan situasi waktu itu, di mana Betlehem kota yang kecil dan sudah pasti banyak orang yang menggosipkan satu sama lain. Bayangkan Maria yang sudah mengandung namun belum menikah (tunangan pada waktu itu berbeda dengan kita sekarang; waktu itu sudah pasti akan menikah).

Yusuf bisa ambil prinsip hukum Taurat supaya Maria diadili ramai-ramai dan bisa melempari batu karena perzinahan, namun sebagai seorang yang bijaksana dan penuh Kelemah-lembutan, Yusuf tidak mengambil jalan demikian. Tidak ditulis bahwa Yusuf marah-marah atau mengamuk – “..because he was a righteous man”. Baca Efesus 4:29 yang mengingatkan kita untuk mengabarkan kebenaran dengan kasih (“..supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia (di translasi sebagai “joy”)).

Yusuf bisa marah-marah saat mengetahui Maria mengandung dan ngomong kesana kemari merendahkan dia. Di satu sisi, Yusuf juga bisa diam saja tetapi itu tidak benar.

2. Pribadi yang ada penguasaan diri (a person with self control) – Matius 1:24-25

Yusuf dikatakan dia tidak berhubungan dengan Maria (marital relationship, to have sex, bahasa asli nya “Ginosko” [to know, mengetahui, mengena]). Seks is powerful, karena kalau nafsu tidak dikontrol, bisa menghancurkan hidup. Yusuf bisa, tapi dia menjaga [self-control] selama Maria mengandung karena kerinduan untuk menjaga kemuliaan Tuhan.

Dalam Kejadian 4:1, istilah seks pertama kali disebutkan dalam alkitab. “Now the man had marital relations (knew, mengetahui, yada [bahasa asli])”. Kita lihat istilah ini akhirnya disalah artikan dan di selewengkan sampai sekarang, karena dari arti asli nya adalah untuk pria dan wanita. Istilah yang ada akhirnya bahkan dipakai juga untuk hubungan sesama jenis (Kejadian 19:5)

Lalu ada lagi penyelewengan “sex only for pleasure”: shakab/laydown/tidur (Kejadian 39:7). Sekarang, ada sex for pleasure (“one night stand”, “partner”).

Kita bisa melihat apa yang terjadi jaman dahulu tentang hakikat dosa dan sekarang, bukan lah sesuatu yang baru.

3. Pribadi yang fokus pada Firman Tuhan (Matius 1:18-19)

Yusuf adalah orang yang hidup nya ingin sejalan dengan apa yang Tuhan mau. “..a righteous man”/seorang yang tulus – sejalan dengan apa yang Tuhan mau katakan, tidak ada kemunafikan.

Orang yang sejalan dengan firman Tuhan/menjadikan firman Tuhan sebagai pusat hidupnya:
– Delighted to study The Word of God
– Obey the Word of God

Maria tekanan pada ketaatan sebagai seorang servant (doulos – budak), sedangkan Yusuf taat karena hidupnya yang sejalan dengan firman Tuhan. Baca Matius 1:24, Matius 2:14, Matius 2:21-22. Kita lihat jarak ke Mesir yang sangat jauh (dan mereka bukan orang yang kaya), tapi Yusuf patuh pada Tuhan. Dia pun taat saat dia disuruh kembali ke Israel dan kembali ke tempatnya di Nasaret. A man of obedience!

Tidak ada kata nanti saat kita patuh dan menjadi alat Tuhan kita. Kiranya kita punya kerinduan untuk memuliakan Tuhan sehingga hidup kita terus ditandai dengan ketaatan!. Pdt Victor Liu

Next Post Previous Post