EKSPOSISI KITAB KEJADIAN PASAL 34-38

Pdt.Budi Asali, M.Div.

EKSPOSISI KITAB KEJADIAN PASAL 34-38

KEJADIAN 34:1-31

I) Sikhem dan Hemor.


1) Sikhem memperkosa Dina (Kejadian 34: 2).


a) Ini bermula dari kesalahan Dina.

Kalau ini dikatakan sebagai ‘kesalahan’, maka maksudnya bukan suatu kesalahan secara moral, tetapi suatu kecerobohan atau ketidak-hati-hatian. Dina berjalan-jalan / pergi sendirian, bahkan pergi sendi-rian ke tengah-tengah orang kafir / mengunjungi perempuan-perem-puan kafir (ay 1). Dari Kej 12:15  20:2  26:7 dimana Sara / Ribka ‘disambar’ dan mau diperistri oleh Firaun / Abimelekh, sebetulnya sudah terlihat bahwa pada jaman itu merupakan suatu hal yang berbahaya bagi seorang perempuan untuk berjalan-jalan sendirian. Dina seharusnya tahu akan hal itu, tetapi ia tetap melakukannya.

Calvin menambah kesalahan Dina ini dengan membandingkan de-ngan Tit 2:4-5, yang berbunyi: “mendidik perempuan-perempuan muda mengasihi suami dan anak-anaknya, hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangganya, baik hati dan taat kepada suaminya, agar Firman Allah jangan dihujat orang”.

Ayat ini menunjukkan bahwa seorang perempuan seharusnya ada di rumah untuk mengurus rumah tangga / keluarga, dan bukannya kelu-yuran di jalanan!


Penerapan:


  • Jangan berpikir bahwa Tuhan tidak mungkin membiarkan anakNya diperkosa! Nyatanya di sini Tuhan membiarkan Dina diperkosa! Tidak ada dasar Kitab Suci apapun yang bisa dipertanggung-jawabkan yang menjamin bahwa seorang anak Tuhan tidak mungkin bisa diperkosa. Menyatakan hal seperti itu bisa memberi penderitaan tambahan bagi seorang gadis kristen yang diperkosa. Sudah diperkosa masih dianggap tidak kristen! Dalam jaman perang dunia II, ada banyak gadis kristen diperkosa oleh Nazi Jerman, seperti terlihat dari film ‘Hiding Place’, yang merupakan suatu film berdasarkan fakta. Karena itu gadis-gadis kristen wajib berhati-hati, supaya tidak menjadi korban perkosaan! Hati-hati dalam hal apa saja?

  • tempat kemana saudara pergi (tempat sunyi / gelap, daerah ra-wan, kamar tidur, bahkan rumah orang yang tidak terlalu dike-nal).

  • saat saudara pergi (malam hari, jamnya bubaran sepakbola).

  • pakaian yang saudara pakai untuk pergi (pakaian yang me-rangsang).

  • makanan dan minuman yang disuguhkan kepada saudara oleh orang yang tidak terlalu dikenal (mengandung obat bius dsb).

  • cara duduk.

Biarpun saudara sebetulnya tidak memakai pakaian yang me-rangsang, tetapi kalau saudara duduk secara sembarangan, itu bisa mengundang kekurang-ajaran atau bahkan keinginan memperkosa.

  • sikap (sikap lembeng / genit, bicara dengan jarak terlalu dekat dengan seorang laki-laki dsb).

  • orang dengan siapa saudara pergi, baik laki-laki maupun pe-rempuan. Kalau saudara pergi dengan orang yang tidak bermo-ral, orang akan beranggapan saudara juga tidak bermoral, dan itu lebih memungkinkan dia kurang ajar, memperkosa dsb.


Catatan:

  • bagaimanapun salahnya seorang gadis (pergi malam-malam, pergi sendirian ke tempat sunyi / daerah rawan, mengenakan pakaian yang merangsang, dsb), tetapi kalau terjadi perkosaan, jangan pernah menyalahkan / memarahi gadis itu (bdk. ay 26 - Dina diambil kembali tetapi tidak dimarahi / dihukum). Seorang gadis yang diperkosa sudah cukup menderita, dan jangan se-kali-kali menambah penderitaan itu dengan memarahi / meng-hukumnya.

  • pembahasan kesalahan Dina sama sekali tidak bertujuan untuk mengurangi kesalahan dari Sikhem! Seorang mengatakan: tidak ada gadis dalam sikon apapun yang layak (deserve) untuk diperkosa!


  • Kehamilan karena perkosaan.

Karena sekarang ini banyak dibicarakan tentang kehamilan karena perkosaan yang terjadi pada tanggal 14 Mei 1998, dan boleh tidaknya melakukan pengguguran kandungan dalam kasus seperti itu, maka saya akan membahasnya di sini. Saya heran mendengar adanya hamba-hamba Tuhan yang ‘top’ yang mengijinkan pengguguran kandungan dalam kasus se-perti itu! Saya berpendapat bahwa dalam kasus seperti itupun tetap dilarang melakukan abortus / pengguguran kandungan! 


John Stott:

“Or perhaps her pregnancy is due to adultery or incest or rape, and these tragedies are great enough in themselves without adding to them an unplanned, unwanted child. ... All these cases, and many more, cause great personal suffering, and arouse our sincere Christian compassion. It is easy to understand why some women in such situations opt for the abortion which seems to them the only escape, ... But Christians who confess Jesus as Lord, and who desire to live under the authority of his truth, justice, and compassion, can never be pure pragmatists. We have to ask ourselves what principles are involved. Our compassion needs both theological and moral guidelines. If it is expressed at the expense of truth or justice, it ceases to be genuine compassion” (= Atau mungkin kehamilannya disebabkan oleh perzinahan atau incest / perzinahan dalam keluarga atau pemerkosaan, dan tragedi ini sudah cukup besar tanpa ditambahi dengan anak yang tak direncanakan dan tak dikehendaki. ... Semua kasus ini, dan banyak lagi kasus lain, menyebabkan penderitaan pribadi yang hebat, dan membangkitkan belas kasihan Kristen kami. Mudah untuk dimengerti mengapa beberapa perempuan dalam situasi seperti itu memilih untuk melakukan abortus / pengguguran, yang bagi mereka merupakan satu-satunya jalan keluar, ... Tetapi orang Kristen yang mengakui Yesus sebagai Tuhan, dan yang ingin hidup di bawah otoritas kebenaran, keadilan dan belas kasihanNya, tidak pernah bisa menjadi pragmatis yang murni. Kita harus bertanya kepada diri kita sendiri prinsip-prinsip apa yang terlibat. Belas kasihan kita mem-butuhkan pedoman theologia maupun pedoman moral. Jika belas kasihan itu dinyatakan dengan mengorbankan kebenaran atau ke-adilan, maka itu bukan belas kasihan yang benar) - ‘Involvement vol II’, hal 192-193.


Catatan: ‘pragmatis’ adalah orang yang hanya mementingkan hasil akhir / tujuan. Asal tujuannya baik, ia menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan itu.


Bahwa saya mengatakan bahwa dalam kasus kehamilan ka-rena perkosaanpun pengguguran tetap dilarang, tidak berarti bahwa saya tidak berbelas kasihan kepada gadis yang diper-kosa dan lebih-lebih yang mengandung karena perkosaan itu! Tetapi bagaimanapun kita tidak boleh hanya memikirkan si gadis, kita juga harus memikirkan bayi dalam kandungannya itu! Bayi itu juga adalah manusia dan melakukan pengguguran terhadap bayi itu sama dengan melakukan pembunuhan! Si pemerkosa / ayah bayi itu memang orang bejat yang layak dihukum mati, tetapi bayi itu tidak salah, dan karenanya tidak boleh digugurkan


John Stott:

“we have to learn to think of mother and unborn child as two human beings at different stages of development. Doctors and nurses have to consider that they have two patients, not one, and must seek the well-being of both” (= kita harus belajar berpikir tentang ibu dan anak yang belum dilahirkan itu sebagai dua manusia / orang pada tingkat perkembangan yang berbeda. Dokter dan suster / perawat harus menganggap / mempertimbangkan bahwa mereka mempunyai dua pasien, bukan satu, dan harus mencari kesejahteraan / kesehatan dari keduanya) - ‘Involvement vol II’, hal 206.


Saya berpendapat bahwa si gadis itu harus tetap melahirkan anak itu, dan lalu ia bisa memelihara sendiri anak itu, atau kalau ia tidak mau memeliharanya, ia bisa memberikannya kepada panti asuhan / orang yang mau mengadopsinya. Ia memang akan tersiksa / menderita selama sedikitnya 9 bulan, tetapi kalau ia melakukannya dengan bersandar kepada Tuhan, Tuhan pasti akan memberinya kekuatan.


b) Sikhem melihat Dina (ay 2a).

Betapa banyak dosa yang terjadi gara-gara mata! Bandingkan dengan Kej 3:6  2Sam 11:2.

Karena itu kita harus hati-hati dalam menggunakan mata, baik dalam memandang seorang gadis / wanita yang bukan istri kita, maupun dalam memandang hal-hal duniawi yang lain seperti uang, barang-barang lux, rumah, mobil, dsb. Itu bisa membawa saudara ke dalam perzinahan, kecintaan pada uang / dunia, dsb.


c) Sikhem melarikan dan lalu memperkosa Dina (ay 2b).


2) Sikhem jatuh cinta kepada Dina dan melamar Dina (ay 3b-4,6-12).


a) Berbeda dengan Amnon, yang setelah memperkosa saudara tirinya, lalu membencinya (2Sam 13:1-17), Sikhem sebaliknya justru lalu jatuh cinta kepada Dina. Ia lalu berusaha menenangkan / menghibur Dina, dan meminta ayahnya untuk melamar Dina (ay 3-4).

Sekalipun ini lebih baik dari apa yang dilakukan oleh Amnon, tetapi ini tentu tetap tidak bisa membenarkan perkosaan yang ia lakukan!


b) Kesalahan Hemor (ayah Sikhem) adalah: ia tidak memarahi / menghukum anaknya, tetapi menuruti saja kemauan anaknya dengan mela-markan Dina untuknya (ay 6-12).

Ada banyak anak yang menjadi rusak, gara-gara orang tua yang tidak berani memarahi / menghukum mereka, pada waktu mereka bersalah. Jangan menjadi orang tua seperti itu! Tirulah Bapa yang di sorga yang tidak segan-segan menghajar kita sebagai anak-anakNya pada waktu memang dibutuhkan (Ibr 12:5-11). Bandingkan dengan Amsal 13:24 yang berbunyi: “Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anak-nya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya”.

Bandingkan juga dengan Amsal 19:18  23:13-14  29:15.


c) Kesalahan lain dari Hemor dan Sikhem adalah bahwa mereka tidak mengaku salah  ataupun meminta maaf kepada Dina dan keluarganya (ay 6-12).

Penerapan: setiap saudara sadar bahwa saudara bersalah kepada seseorang (termasuk kepada anak saudara, pegawai / pembantu saudara, dsb), maulah mengaku salah / meminta maaf.


Catatan:

Ay 7: ‘di antara orang Israel’ [NIV: in Israel (= di Israel)].

Ini aneh, karena sekalipun nama Israel sudah diberikan kepada Yakub dalam Kej 32:28, tetapi nama Israel itu belum digunakan, baik bagi tempat itu maupun bagi keturunan Yakub, sampai lama sesudah peristiwa ini. Karena itu, ada yang menterjemahkan ‘against Israel’ (= terhadap Israel), dimana kata ‘Israel’ menunjuk kepada Yakub.


II) Sikap Yakub dan anak-anaknya.


1) Pada waktu Yakub mendengar tentang peristiwa itu, anak-anaknya tidak di rumah sehingga Yakub mendiamkan saja persoalan itu sampai mereka pulang (ay 5).

Sudah pasti iapun sedih dan marah, tetapi ia bisa menguasai diri. Ini sesuatu yang harus dipuji dari diri Yakub.

Kalau kita bertindak pada saat marah, maka biasanya kita melakukan hal-hal yang bodoh. Adalah bijaksana kalau kita bisa menunda tindakan itu, dan baru bertindak setelah kemarahan itu reda.

Bandingkan dengan Amsal 12:16  14:29  17:27  20:3  25:28.


2) Pada waktu anak-anak Yakub pulang, dan mendengar peristiwa itu, mereka menjadi sangat marah (ay 7).

Sampai di sini mereka sebetulnya tidak salah! Marah menghadapi hal seperti itu adalah wajar dan bahkan harus ada dalam diri orang percaya!


3) Perwujudan kemarahan anak-anak Yakub, khususnya Simeon dan Lewi (ay 13-29):


a) Mereka menjawab Sikhem dan Hemor dengan tipu muslihat (ay 13-17).


  • bahwa Sikhem dan Hemor adalah orang brengsek, tidak berarti bahwa anak-anak Yakub berhak / boleh melakukan tipu daya seperti ini.

Penerapan: pada waktu saudara menghadapi orang yang tidak layak mendapatkan kejujuran saudara, sadarilah bahwa Tuhan tetap layak mendapat kejujuran saudara itu! Jadi, tetaplah jujur, bukan demi orang itu tetapi demi Tuhan!


  • mereka berkata bahwa mereka tidak boleh kawin dengan orang yang tidak bersunat. Sebetulnya kata-kata ini benar kalau mereka tidak mengucapkannya sebagai tipu muslihat. Tetapi jelas bahwa di sini mereka mengucapkannya sebagai tipu muslihat, dan ini jelas salah, karena mereka menggunakan nama Tuhan / agama / sakramen sebagai tipu daya untuk membunuh orang.

Penerapan:

  • janganlah saudara menggunakan nama Tuhan, Firman Tuhan, agama, gereja, dsb sebagai tipu daya!

  • hati-hatilah supaya saudara tidak tertipu oleh orang yang menipu dengan menggunakan nama Tuhan, Firman Tuhan, gereja, agama dsb. Tidak semua orang yang ‘mulutnya rohani’ mempunyai ‘hati yang rohani’!


  • mereka berkata bahwa kalau Hemor, Sikhem dan semua rakyat mereka disunat, maka bolehlah Sikhem mengawini Dina. Ini salah, bukan hanya karena ini adalah tipu daya, tetapi juga karena kata-kata itu sendiri adalah salah! Mengapa? Karena sekedar disunat tidak menjadikan mereka umat Allah, sehingga tetap tidak menye-babkan mereka boleh mengawini umat Tuhan.

Ingat bahwa yang penting bukanlah sunat secara lahiriah, tetapi pertobatan mereka!

Penerapan:

Ada banyak orang kristen yang mempunyai pandangan demikian: ‘asal pacar saya mau dibaptis dan pergi ke gereja, saya boleh menikah dengan dia! Bertobat sungguh-sunguh atau tidak, tidak jadi soal!’

Ingat bahwa sekalipun pernikahan antar orang kristenpun tidak di-jamin bahagia, tetapi pernikahan campuran dijamin tidak bahagia! Karena itu janganlah pacaran / menikah dengan orang yang tidak sungguh-sungguh percaya kepada Kristus (bdk. 2Kor 6:14).


  • Ternyata Hemor dan Sikhem termakan oleh tipu muslihat itu, dan menyetujui usul itu, demikian juga semua rakyatnya (ay 18-24).

  • kebodohan Hemor dan Sikhem adalah: mau ‘pindah agama’ demi pernikahan. Ini adalah orang yang jelas tidak menghargai agama / kerohanian.

Penerapan: kalau ada orang yang demi menikahi saudara mau pindah agama, sadarilah bahwa ia adalah orang yang justru tidak menghargai agama / kerohanian. Pindah agama hanya sah / benar kalau orang itu pindah agama karena yakin bahwa agama yang baru lebih benar dari agama yang lama.

  • kata-kata Hemor dan Sikhem kepada rakyat (ay 20-23) adalah half truth (= setengah kebenaran) yang dicampur dengan dusta, karena mereka tidak menceritakan bahwa tujuan utama penyu-natan itu sebetulnya adalah supaya Sikhem bisa mengawini Dina. Sebaliknya mereka berkata bahwa itu memberi keun-tungan kepada rakyat (ay 21b,23a).

Penerapan: penggede sering memberi usul seakan-akan demi kepentingan orang banyak, tetapi menyembunyikan kepenting-an diri sendiri yang sebetulnya merupakan tujuan utama. Kalau saudara menjadi penggede, baik dalam pemerintahan, perusa-haan, ataupun gereja, jangan bersikap seperti itu.

  • Rakyat menyetujui usul tersebut karena:

  • yang mengusulkan orang gede (bdk. ay 2,19b).

Penerapan: jangan hanya ‘mbebek’ terhadap orang gede, khususnya di dalam gereja.

  • usul itu menguntungkan (ay 21b,23a).

Penerapan: banyak orang mau pindah agama demi keun-tungan duniawi / kekayaan. Tidak heran Theologia Kemak-muran laris!


b) Simeon dan Lewi membunuh mereka semua (ay 25-26a).


  • hari yang ketiga.

  • ini adalah saat dimana mereka paling merasa sakit dan betul-betul tidak berdaya karena penyunatan itu (ingat bahwa pada jaman itu tidak ada antibiotik, obat untuk mematikan rasa sakit, dsb).

  • Juga bandingkan ‘hari ke 3’ ini dengan Ef 4:26 yang menyuruh kita memadamkan amarah sebelum matahari terbenam (artinya jangan menyimpan dendam / kemarahan). Mereka ternyata te-tap menyimpan dendam / kemarahan mereka, bahkan melam-piaskannya pada hari ke 3.


  • Simeon dan Lewi disebut ‘kakak-kakak Dina’ (ay 25) karena sama seperti Dina mereka juga adalah anak-anak Lea, dan karenanya merupakan ‘saudara penuh’ dengan Dina (demikian juga Ruben, Yehuda, Isakhar dan Zebulon). Yang lain hanya setengah saudara dengan Dina.


  • Kebanyakan penafsir beranggapan bahwa Simeon dan Lewi tidak hanya berdua saja membunuhi seluruh kota. Mereka pasti dibantu oleh hamba-hamba mereka, dan / atau dibantu oleh anak-anak Yakub yang lain. Tetapi hanya nama mereka yang disebut, karena mereka pemimpinnya / penggeraknya.


  • kesalahan mereka bukan hanya karena mereka membalas dendam atau menjadi hakim terhadap Sikhem dan Hemor (bdk. Ro 12:14, 17,19-21), tetapi juga karena mereka membunuhi seluruh kota yang tak bersalah.


c) Mereka mengambil Dina kembali (ay 26b).

Dari sini terlihat bahwa tadinya Dina ditahan oleh Sikhem.


d) Anak-anak Yakub menjarah seluruh kota (ay 27-29).

Mereka marah, lalu membunuh Sikhem dan Hemor; itu masuk akal (Catatan: saya tidak berkata bahwa tindakan mereka itu benar / dapat dibenarkan; saya hanya mengatakan bahwa itu merupakan sesuatu yang masuk akal). Mereka membunuh seluruh rakyat yang laki-laki; itu juga masih masuk akal, karena kalau tidak maka rakyat itu akan membalas dendam atas kematian raja mereka. Mereka mengambil Dina kembali; itu tentu juga masuk akal.

Tetapi mereka merampok / menjarah seluruh kota, apa alasannya?

Di sini terlihat bahwa:

  • kemarahan sering membuat orang bertindak tidak rasionil.

  • dosa yang satu menarik pada dosa yang lain (marah benci / dendam berdusta / melakukan tipu daya membunuh merampok).

Penerapan: kalau setan membujuk saudara untuk melakukan suatu dosa ‘satu kali saja’, jangan menurut, karena dosa yang satu selalu menarik kepada dosa yang lain.


e) Bandingkan perwujudan kemarahan mereka ini dengan Maz 37:1-11. Juga bandingkan dengan sikap Daud yang tidak mau membunuh Saul, tapi menyerahkannya kepada Tuhan (1Sam 24:1-16  26:7-12).


III) Sikap Yakub terhadap Simeon dan Lewi (ay 30).


Ada orang yang menyalahkan sikap Yakub ini karena ia memarahi anak-anaknya bukan karena menganggap bahwa tindakan itu menyakiti Tuhan / melanggar Firman Tuhan, tetapi karena tindakan itu membahayakan Yakub sekeluarga.

Tetapi kalau dilihat dalam Kej 49:5-7, maka terlihat bahwa Yakub mempunyai sikap yang keras terhadap kemarahan dan pembunuhan yang dilakukan oleh Simeon dan Lewi ini.


Kesimpulan:


Sekalipun anak-anak Yakub, khususnya Simeon dan Lewi, mempunyai alasan yang benar untuk marah, tetapi karena perwujudan kemarahan itu terlalu ber-lebihan, maka mereka dikecam. Seperti yang dikatakan oleh Pulpit Commentary: “A just cause for anger does not excuse its excess” (= penyebab yang benar dari suatu kemarahan, tidak memaafkan kemarahan yang berlebihan).

Karena itu hati-hatilah dengan perwujudan yang berlebihan dari kemarahan saudara, seperti:

  • memukul / berkelahi.

  • merusak barang-barang di rumah, membanting pintu.

  • mencaci maki / mengeluarkan kata-kata kotor.

  • mogok dalam pelayanan, sekolah, kerja, dsb.

  • menyebarkan fitnah tentang orang kepada siapa saudara sedang marah.

  • memikir-mikirkan bagaimana bisa membalas dendam.

  • dsb.

KEJADIAN 35:1-29


I) Penggenapan nazar Yakub (Kejadian 38: 1-7).


1) Tuhan menagih nazar Yakub (ay 1).

Pada waktu Yakub lari menghindari Esau, ia pernah bernazar bahwa kalau Allah menyertainya, melindunginya dan mencukupi kebutuhannya sehingga ia bisa pulang dengan selamat, maka ia akan mendirikan rumah Allah (Kej 28:20-22). Sebetulnya dalam 31:13, pada saat Allah menyuruh Yakub pulang, Allah sudah mengingatkan Yakub akan nazarnya itu. Tetapi sekarang, menurut seorang penafsir sudah lewat kira-kira 10 tahun sejak ia pulang dengan selamat, dan Yakub belum juga menepati nazar-nya. Karena itu maka di sini dalam ay 1 Tuhan menagih nazar Yakub itu!

Penerapan: janji apa yang pernah saudara buat kepada Tuhan dan belum saudara tepati?

  • belajar Firman Tuhan?

  • melayani Tuhan / memberitakan Injil?

  • rajin berdoa?

  • memberi persembahan perpuluhan atau persembahan untuk pemba-ngunan gedung gereja?

  • membuang dosa (secara umum / specific)?

Saudara boleh jadi sudah melupakan janji itu, tetapi Allah tidak melupa-kannya, dan tetap menghendaki saudara menepatinya! Bdk. Pengkhot-bah 5:1-4.


2) Calvin berpendapat bahwa pada saat itu Yakub sedang bersembunyi karena orang-orang di sekitar mereka menjadi marah karena pemban-taian terhadap kotanya Hemor / Sikhem dalam Kej 34.

Tetapi pada saat itu Tuhan justru menyuruh Yakub keluar dari persembu-nyiannya, pergi ke Betel, tinggal di sana dan membuat mezbah. Ini ujian iman karena ini merupakan perintah yang kalau ditaati mempunyai resiko yang tinggi!

Penerapan: apakah saudara hanya mau mentaati Firman Tuhan kalau ke-taatan itu tidak ada resikonya bagi saudara? Bagaimana kalau ketaatan saudara memungkinkan saudara dipecat oleh boss saudara, atau dijauhi, atau bahkan dimusuhi oleh teman-teman saudara?


3) Yakub menyiapkan diri untuk pergi ke Betel dengan jalan menyucikan dirinya, keluarganya, dan semua orang yang bersama dengan dia (ay 2-4).

Penerapan: penyucian diri (melalui pengakuan dosa dan pertobatan) perlu pada waktu kita mau menghadap Tuhan, misalnya pada waktu mau berbakti (bandingkan ini dengan banyak gereja yang dalam kebaktiannya tidak ada doa pengakuan dosa!), mau bersaat teduh, dan mau berdoa biasa.


Ia memerintahkan untuk:


a) Menjauhkan berhala (ay 2).

Penerapan: kalau saudara adalah kepala keluarga yang mempunyai otoritas di rumah saudara, maka saudarapun wajib menyuruh keluarga saudara membuang semua berhala, jimat dsb!


Perintah Yakub ini ditaati oleh keluarganya / orang-orang yang ber-samanya (ay 4a).


  • ay 4: ‘mereka menyerahkan ...’.

Ini menunjukkan bahwa yang mempunyai berhala ada lebih dari satu orang. Calvin berpendapat bahwa ini menunjukkan kalau penyembahan berhala yang dilakukan oleh Rahel (Kej 31:19,34) telah menyebar dalam keluarga Yakub.

Calvin:

“Wherefore we must boldly resist those beginnings of evil, lest the true religion should be injured by the sloth and silence of the pastors” (= Karena itu kita harus dengan berani menentang permulaan dari kejahatan, supaya agama yang benar tidak rusak oleh sikap malas dan berdiam diri dari para pendeta).


  • dari mana mereka mendapatkan dewa-dewa asing itu? Mungkin mereka mendapatkannya dari rampasan dalam Kej 34:27-29.


  • dalam ay 4 juga disebut tentang anting-anting. Ini karena anting-anting itu berhubungan dengan penyembahan berhala (bdk. Hos 2:12). Ayat-ayat ini tentu tidak boleh dijadikan dasar untuk mela-rang anting-anting / kalung biasa!


Yakub lalu mengubur berhala-berhala itu (ay 4b). Ia tidak menyim-pannya, atau menjualnya, tetapi menguburnya! Bdk. Kis 19:19  Ul 7:25-26.

Renungkan: kalau saudara mempunyai berhala dari emas, lalu sau-dara bertobat, apa yang saudara lakukan dengan berhala emas itu? Cocokkah tindakan saudara dengan Ul 7:25-26?


b) Mentahirkan diri dan menukar pakaian (ay 2).

Menukar pakaian adalah hal lahiriah yang dilakukan sebagai tanda kalau mereka betul-betul menyucikan kehidupan mereka. Bandingkan dengan Kel 19:10 dimana bangsa Israel saat itu bukan menukar pakaian, tetapi mencuci pakaian.

Tetapi tentu saja yang penting bukanlah mencuci / menukar pakaian, tetapi menyucikan diri / kehidupan kita!


4) Yakub berangkat disertai kedahsyatan Allah (ay 5).


a) Karena Yakub mentaatiNya, maka Allah memberkati / melindungi ke-pergian Yakub ke Betel dengan jalan memberikan rasa takut kepada orang-orang di sekeliling mereka, sehingga mereka tidak mengejar Yakub.

  • Tuhan memang sering memberi rasa takut terhadap musuh-musuh dari anak-anakNya (bdk. Kel 23:27  Yos 2:9,11  2Taw 14:14  2Taw 17:10).

  • Ini menunjukkan bahwa hati manusia memang ada dalam tangan Tuhan (bdk. Amsal 21:1  Ro 9:18  Kel 12:36).

  • Tetapi Tuhan juga bisa menolong anak-anakNya dengan banyak cara yang lain seperti:

  • memberi tidur (1Sam 26:12).

  • tidak memberi tidur (Ester 6:1-dst).

  • memberi nubuat (1Sam 19:23-24).


Penerapan: Karena itu janganlah takut dalam mentaati Tuhan seka-lipun ketaatan saudara itu mengandung resiko tinggi! Allah bisa melindungi saudara dan akan melindungi saudara, asal saudara mau mentaati Dia!


b) Pembunuhan yang dilakukan oleh anak-anak Yakub dalam Kej 34 jelas merupakan sesuatu yang salah. Lalu mengapa Allah tetap me-lindungi mereka padahal mereka salah?


  • Karena mereka adalah orang pilihan, maka mereka selalu dilindungi. Penebusan oleh Yesus berlaku (secara surut) atas diri mereka sehingga mereka adalah orang kudus dalam pandangan Allah.


  • Hanya beberapa dari mereka yang bersalah (seperti Simeon dan Lewi), sedangkan yang lain tidak.

Tinggal di dekat orang benar memang bisa ‘kecipratan berkat’ (Kej 18:23-32  1Kor 7:14 - awas, ini tidak berarti ‘kecipratan kesela-matan / hidup kekal’!).


  • Adanya Rencana Allah yang harus digenapi.

Tuhan sudah menetapkan akan adanya 12 suku Israel, akan suku Lewi yang harus menjadi suku yang melayani Tuhan (imam), suku Yehuda yang akan menurunkan Mesias, dsb. Kalau Tuhan mem-biarkan rombongan Yakub ini diserang dan dibunuh, maka semua Rencana ini hancur lebur!


5) Yakub sampai di Betel dan ia lalu mendirikan mezbah bagi Tuhan (ay 6-7).

Yang ia nazarkan memang adalah mendirikan ‘rumah Allah’ (Kej 28:22), tetapi perlu saudara ketahui bahwa ‘rumah Allah’ maksudnya adalah tem-pat beribadah kepada Allah, dan ini sudah terlaksana dengan pendirian mezbah.

Jadi, dengan demikian Yakub telah menggenapi nazarnya dan mentaati Tuhan. Lalu bagaimana hidup Yakub selanjutnya?


II) Berkat Tuhan kepada Yakub (ay 9-15).


Allah menampakkan diri kepada Yakub dan berfirman kepadanya (ay 9-12). Sebetulnya semua firman itu sudah pernah diberikan sebelumnya, sehingga pemberian firman disini hanya merupakan sesuatu untuk meneguhkan iman Yakub saja. Jadi terlihat dari bagian ini bahwa ketaatan menyebabkan ada peneguhan iman.


Penerapan: apakah saudara bertumbuh dalam iman saudara? Kalau dulu saudara mudah menjadi takut / kuatir dalam menghadapi ujian sekolah, problem ekonomi, anak yang sakit, dsb, bagaimana sekarang? Kalau tetap mudah takut / kuatir, itu pasti karena tidak adanya / kurangnya ketaatan dalam hidup saudara! Kalau saudara mau bertumbuh dalam iman, tidak cukup saudara hanya belajar Firman Tuhan. Saudara juga harus mentaati Firman Tuhan itu!


III) Penderitaan Yakub (ay 8,16-29).


1) Kematian Debora (ay 8).


a) Ada orang yang mempersoalkan bagaimana Debora (inang pengasuh Ribka) tahu-tahu bisa ada dalam rombongan Yakub.


  • Perlu dingat bahwa ayat ini sebetulnya tidak mengatakan bahwa Debora ada dalam rombongan Yakub, tetapi hanya menceritakan kematian dan penguburan Debora.

Kitab Suci Indonesia berkata: ‘... Debora, inang pengasuh Ribka, mati, dikuburkannyalah ia ...’.

Ini salah terjemahan dan menimbulkan pengertian yang salah seakan-akan Debora itu ikut dalam rombongan Yakub karena pada waktu ia mati Yakublah yang menguburkannya.

Tetapi perhatikan terjemahan NIV di bawah ini yang jelas tidak menimbulkan kesan seperti itu.

NIV: ‘... Deborah, Rebekah’s nurse, died and was buried ...’ (Debora, inang pengasuh Ribka, mati dan dikuburkan ...).

Jadi, bisa saja bahwa Debora tidak pernah masuk ke dalam rombongan Yakub. Kematiannya diceritakan di sini hanya untuk menunjukkan bahwa ini merupakan sesuatu yang menyedihkan Yakub.


  • Atau, bisa juga ditafsirkan bahwa Ishak dan Ribka, yang menge-tahui bahwa Yakub sudah pulang ke Kanaan, lalu mengirim De-bora untuk menyongsong Yakub. Pada saat Debora ada dalam rombongan Yakub, ia mati dan dikuburkan.


b) Debora hanyalah inang pengasuh Ribka, tetapi kematian dan penguburannya diceritakan dalam Kitab Suci. Padahal kematian dan penguburan Ribka sendiri, tidak diceritakan dalam Kitab Suci (yang diceritakan tentang Ribka hanyalah bahwa ia dikubur bersama Ishak - Kej 49:31).

Penceritaan tentang kematian dan penguburan Debora ini mungkin terjadi karena kesalehan dari Debora.

Penerapan: orang kecil yang saleh, tetap diperhatikan dan dihargai oleh Tuhan! Sebaliknya, orang gede yang brengsek tidak dihargai oleh Tuhan! Saudara termasuk yang mana?


c) Kematian Debora ini merupakan penderitaan / peristiwa yang menyedihkan bagi Yakub.

Ini menunjukkan bahwa Yakub menghargai dan mencintai inang pengasuh ibunya, yang setia dan saleh ini.

Penerapan: apakah saudara juga menghargai dan mencintai pemban-tu / pegawai yang setia dan saleh? Atau saudara hanya ‘mengguna-kan’ mereka dan setelah itu menggunakan prinsip ‘habis manis sepah dibuang’?


2) Kematian Rahel (ay 16-20).


a) Memang di sini ada berkat bagi Yakub, yaitu kelahiran dari Benyamin. Ini adalah satu-satunya anak yang lahir di Kanaan.

Rahel memberi nama Ben-oni, yang artinya adalah ‘son of my trouble / sorrow’ (= anak kesukaranku / kesedihanku).

Tetapi Yakub, yang menganggap pemberian nama oleh Rahel itu sebagai tidak bijaksana, lalu mengganti nama anak itu menjadi Benyamin, yang artinya diartikan bermacam-macam:

  • son of my right hand (= anak tangan kananku), artinya adalah ‘anak yang kusayangi’

  • son of my strength (= anak kekuatanku).

  • son of happiness / good fortune (= anak kebahagiaan / nasib baik).

  • son of days / old age (= anak masa tua - bdk. Kej 44:20).

  • son of affection (= anak cinta kasih).


b) Tetapi bagaimanapun disini juga ada kesedihan / penderitaan bagi Yakub karena setelah melahirkan Benyamin, Rahel, istri yang paling dicintai oleh Yakub, mati.


c) Tetapi pemberian nama Benyamin oleh Yakub menunjukkan bahwa Yakub bisa meninjau secara positif. Ia tidak menujukan matanya pada kematian Rahel, tetapi pada kelahiran Benyamin.

Penerapan: sekalipun hidup saudara penuh dengan kesukaran dan penderitaan, tidak mungkin dalam hidup saudara tidak ada berkat dari Tuhan. Kalau saudara bisa memandang secara positif, maka saudara bisa tetap bersukacita dalam keadaan seperti itu.


3) Perzinahan (Incest) antara Ruben dengan Bilha (ay 22a).


a) Ada yang menafsirkan bahwa Ruben bukan berzinah dengan Bilha, tetapi cuma melemparkan ranjang Bilha, karena setelah kematian Rahel, Bilhalah istri yang paling dicintai oleh Yakub. Tetapi penafsiran ini jelas salah karena tidak cocok dengan ay 22a ini, Kej 49:3-4, dan 1Taw 5:1 yang semuanya menunjukkan bahwa Ruben memang mela-kukan perzinahan / incest dengan Bilha.


b) Tadi dalam Kej 34 Simeon dan Lewi jadi pembunuh dan perampok, sekarang Ruben melampaui kedua adiknya dalam kejahatan dengan melakukan incest (= perzinahan dalam keluarga)!

Penerapan: dosa yang bagaimanapun bejatnya bisa masuk ke dalam gereja! Tidak ada dosa terhadap mana saudara tidak perlu waspada, termasuk incest! Seseorang pernah mengatakan bahwa seorang ayah tidak boleh tidur dengan putrinya yang sudah menginjak masa remaja, karena ini bisa menimbulkan incest.


c) Dosa ini menyebabkan Ruben dihukum.

Apa hukumannya?

  • hak kesulungannya dicabut (Kej 49:4 - ‘tidak lagi engkau yang terutama’), dan diberikan kpd Yusuf (1Taw 5:1-2).

  • suku Ruben dikutuk sehingga menjadi suku yang kecil (Ul 33:6).

Adam Clarke:

“A man, by sowing a grain of forbidden sweets, may reap an abundant harvest of eternal wretchedness” (= seseorang, dengan menabur biji gula-gula terlarang, bisa menuai panen ketidak-bahagiaan / kesedihan kekal yang berlimpah-limpah).

Penerapan: pada waktu saudara mau menabur dosa yang nikmat, ingatlah bahwa saudara akan harus menuai panennya!


d) Perzinahan Ruben dengan Bilha ini pastilah sangat menyakitkan hati Yakub! Bahwa dalam ay 22a bagian akhir hanya dikatakan ‘kedengar-anlah hal itu oleh Israel’, tanpa ada reaksi kemarahan Yakub, bukan-nya menunjukkan bahwa Yakub tidak peduli akan hal itu, tetapi justru menunjukkan hebatnya kepedihan hati Yakub, sampai ia tidak bisa berkata apa-apa.

 

e) Tetapi perlu juga diingat bahwa dosa Ruben ini bisa juga merupakan hukuman bagi Yakub karena melakukan polygamy. Andaikata dulu Yakub tidak melakukan polygamy, maka dosa Ruben disini tidak akan terjadi. Jauh lebih mudah terjadi incest antara Ruben dengan Bilha (ibu tirinya), dari pada antara Ruben dengan Lea (ibunya sendiri)!


4) Kematian Ishak (ay 27-29).


a) Sebetulnya saat kematian Ishak bukan di sini, karena Ishak masih hidup 12 tahun setelah Yusuf dijual ke Mesir. Ini bisa terlihat dari perhitungan sebagai berikut:

  • Yusuf berusia 30 tahun pada saat menghadap Firaun / dijadikan penguasa Mesir (Kej 41:46).

  • Yakub menghadap Firaun pada usia 130 tahun (Kej 47:9), dan ini terjadi 9 tahun setelah Yusuf jadi penguasa Mesir (Kej 45:6,11 menunjukkan bahwa saat itu 7 tahun kelimpahan dan 2 tahun kelaparan sudah lewat). Jadi saat itu Yusuf berusia 39 tahun. Jadi terlihat bahwa Yusuf berbeda 91 tahun dengan Yakub.

  • Pada saat Yusuf dijual, Yusuf berusia 17 tahun (Kej 37:2), sehingga Yakub berusia 17+91 = 108 tahun. Ishak dan Yakub berbeda umur 60 tahun (Kej 25:26), sehingga saat itu Ishak berusia 108+60 = 168 tahun.

  • Ishak mati pada usia 180 tahun (Kej 35:28), dan dengan demikian ia masih hidup 12 tahun setelah Yusuf dijual ke Mesir.

Kalau begitu mengapa kematian Ishak diceritakan di sini? Rupanya supaya tidak mengganggu cerita Yusuf nanti.


b) Kematian Ishak ini tentu juga merupakan sesuatu yang menyedihkan bagi Yakub.

Kalau saudara membaca kitab Kejadian ini selanjutnya, masih banyak lagi penderitaan dan kesedihan yang menimpa Yakub, seperti ‘kematian’ Yusuf (Kej 37:31-35), bahaya kelaparan (Kej 41:53-42:5), terpak-sa melepaskan Benyamin (Kej 43:1-14), dsb. Tetapi akhirnya ia berba-hagia karena kembali bertemu dengan Yusuf (Happy End).


Kesimpulan.


Semua ini menunjukkan bahwa sekalipun dalam diri seorang anak Tuhan yang taat memang ada berkat Tuhan, tetapi juga banyak sekali penderitaan / kesukarannya!

Karena itu, kalau saudara mengalami banyak penderitaan / kesukaran / kesedihan, tetaplah setia ikut Tuhan, sambil percaya bahwa Tuhan pasti memberikan akhir yang bahagia (Happy End)


KEJADIAN 36:1-43


I) Struktur dan problem.


1) Istri-istri dan anak-anak Esau, kepindahan dan menetapnya mereka di Seir (ay 1-8).


a) Problem istri-istri Esau (ay 2-3).


Di sini dikatakan bahwa istri-istri Esau adalah:

  • Ada, anak Elon orang Het.

  • Oholibama, anak Ana anak Zibeon orang Hewi.

  • Basmat (1), anak Ismael, adik Nebayot.


Tetapi dari Kej 26:34 dan Kej 28:9 dikatakan bahwa istri-istri Esau adalah:

  • Yudit, anak Beeri orang Het.

  • Basmat (2), anak Elon orang Het.

  • Mahalat, anak Ismael, anak Abraham, adik Nebayot.


Keil & Delitzsch memberikan pemecahan dengan menganggap bahwa:

  • Ada adalah orang yang sama dengan Basmat (2).

  • Oholibama adalah orang yang sama dengan Yudit.

  • Tetapi mengapa dalam ay 2 ia dikatakan sebagai ‘anak Ana’, sedangkan dalam Kej 26:34 ia dikatakan sebagai ‘anak Beeri’? Karena Ana ini menemukan mata air (ay 24), sehingga ia lalu mendapatkan sebutan ‘Beeri’ yang berarti spring man / well-man (= orang mata air / orang sumur).

  • Mengapa dalam ay 2 ia dikatakan sebagai ‘orang Hewi’ se-dangkan dalam Kej 26:34 disebut sebagai ‘orang Het’? Karena sekalipun ‘Het’ sebetulnya adalah suatu suku Kanaan, tetapi sebutan ‘Het’ menjadi sebutan umum untuk semua orang Kanaan (bdk. Yos 1:4  1Raja 10:29  2Raja 7:6  Kej 28:8). Sedangkan ‘Hewi’ merupakan suku dari Oholibama / Yudit ini.

  • Basmat (1) adalah orang yang sama dengan Mahalat.


Matthew Poole mengatakan hal-hal ini yang bisa menolong kita untuk memecahkan problem seperti ini:


1. Dalam Kitab Suci, satu orang sering mempunyai beberapa nama, kadang-kadang karena bahasa yang berbeda, kadang-kadang memang namanya lebih dari satu.

Karena itu kalau ada dua silsilah dalam Kitab Suci, dimana yang satu mengatakan bahwa ayah dari si A adalah si B, sedangkan silsilah yang lain mengatakan bahwa ayah si A adalah si C, maka dua bagian itu belum tentu bertentangan. Bisa saja si B dan si C menunjuk pada orang yang sama.

Catatan: Sebaliknya, perlu juga diingat bahwa ada banyak orang yang namanya sama. Ini menyebabkan kita tak boleh terlalu cepat menyamakan 2 orang yang namanya sama.


2. Kadang-kadang nama satu orang diberikan kepada orang lain karena adanya persamaan di antara mereka.

Contoh:

  • orang tua Israel disebut sebagai Amori dan Het (Yeh 16:3).

  • pemimpin dan rakyat Israel disebut Sodom dan Gomora (Yes 1:10).

  • Yohanes Pembaptis disebut Elia (Mat 17:12).


3. Orang yang sama kadang-kadang dikatakan berasal dari beberapa tempat yang berbeda.

Contoh: Yesus lahir di Betlehem, dibesarkan di Nazaret (Yoh 1:45), tetapi sering tinggal dan melayani di Kapernaum (bdk. Mat 9:1 dengan Mark 2:1 dan saudara akan melihat bahwa Kapernaum disebut sebagai ‘kotaNya sendiri’), sehingga Yesus bisa dikatakan berasal dari ke tiga tempat itu.

Karena itu kalau ada dua silsilah, dimana yang satu mengatakan si A berasal dari kota / daerah B, sedangkan yang lain mengatakan bahwa si A berasal dari kota / daerah C, maka dua silsilah itu belum tentu bertentangan.


4. Orang sering disebut sebagai anak dari orang yang bukan ayah-nya, tetapi kakeknya, atau nenek moyangnya, atau bahkan orang yang mengadopsinya. Karena itu bisa saja dalam satu bagian Kitab Suci seseorang disebut sebagai anak si A, sedangkan dalam bagian Kitab Suci yang lain ia disebut sebagai anak si B.


Contoh:


a. Mat 1:16a mengatakan ‘Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria’, sedangkan Luk 3:23b mengatakan ‘Yusuf, anak Eli’.


b. Mat 1:8 mengatakan bahwa ‘Yoram memperanakkan Uzia’.


Sedangkan dalam 2Raja-raja:


Yoram

Ahazia (2Raja-raja 8:24-25)

Yoas (2Raja-raja 11:2)

Amazia (2Raja-raja 14:1)

Azarya (2Raja-raja 15:1)


Keterangan: Uzia (bahasa Yunani) = Azarya (bahasa Ibrani).

Jadi, Matius meloncati 3 orang yaitu Ahazia, Yoas dan Amazia. 


c. Mat 1:11 mengatakan bahwa ‘Yosia memperanakkan Yekho-nya’.

Sedangkan dalam 2Raja-raja:


Yosia

Elyakim / Yoyakim (2Raja-raja 23:34)

Yoyakhin (2Raja-raja 24:6)


Keterangan: Yekhonya (bahasa Yunani)= Yoyakhin (bahasa Ibrani).

Jadi, lagi-lagi Matius meloncati 1 orang, yaitu Elyakim / Yoyakim.


John Murray mengatakan:

“Oftentimes, though we may not able to demonstrate the harmony of Scripture, we are able to show that there is no necessary contradiction” (= seringkali, sekalipun kita tidak bisa menunjukkan keharmonisan Kitab Suci, kita bisa menunjukkan bahwa disana tidak harus terjadi kontradiksi) - ‘Collected Writings of John Murray’, vol I, p 10.


Jadi maksudnya adalah: pada waktu kita melihat dua bagian Kitab Suci yang kelihatannya kontradiksi, mungkin saja kita tidak bisa mengetahui bagaimana pengharmonisan yang sebenarnya, tetapi setidaknya kita bisa memberikan beberapa kemungkinan pengharmo-nisan, sehingga dua bagian itu tidak harus kontradiksi.


b) Problem tentang Ana.

Ay 2: ‘Ana, anak Zibeon’.

KJV: ‘Anah the daughter of Zibeon’ (= Ana, anak perempuan Zibeon).

Ay 14: ‘Ana anak Zibeon’.

KJV: ‘Anah the daughter of Zibeon’ (= Ana, anak perempuan Zibeon).

Ay 24: ‘Inilah anak-anak Zibeon: Aya dan Ana’

NIV: ‘The sons of Zibeon: Aiah and Anah’ (= anak-anak lelaki Zibeon: Aya dan Ana).


Lalu apa jenis kelamin Ana yang sebenarnya, laki-laki atau pe-rempuan?

  • Derek Kidner (Tyndale) dan Adam Clarke mengatakan bahwa ay 2 dan ay 14 itu salah (terjadi kesalahan pengcopyan). Yang benar adalah son of Zibeon (= anak lelaki Zibeon). Dalam Samaritan, Septuaginta / LXX dan Syriac, ay 2 dan ay 14 menggunakan ‘son’ (= anak lelaki).


  • Tetapi Barnes’ Notes dan Keil & Delitzsch mengatakan bahwa ‘daughter’ (= anak perempuan) dalam ay 2,14 itu benar, tetapi harus ditafsirkan sebagai ‘grand-daughter’ (= cucu perempuan), dan menunjuk kepada Oholibama, bukan kepada Ana.

Ay 2,14: Oholibama, anak Ana, cucu perempuan Zibeon.

\______________________/


2) Keturunan Esau (ay 9-14).

Dalam ay 1 sudah ada kata-kata ‘Inilah keturunan Esau, yaitu Edom’. Sekarang dalam ay 9 ada kalimat yang mirip sekali: ‘Inilah keturunan Esau, bapa orang Edom’.

Pengulangan ini dianggap sebagai petunjuk bahwa ay 1-8 dan ay 9-14 bukan berasal dari 1 sumber (Musa), dan ini dijadikan dasar untuk me-ngatakan bahwa kitab Kejadian tidak ditulis oleh Musa, tetapi mempunyai beberapa sumber di belakangnya (JEDP).

  

Jawaban saya: pengulangan ini bukanlah sesuatu yang aneh karena:

  • ay 1-8 di Kanaan; ay 9-14 di Seir.

  • ay 1-8 menunjukkan keturunan langsung / anak-anak; ay 9-14 menun-jukkan keturunan lebih jauh lagi.

Karena itu pengulangan itu tidak membuktikan bahwa bagian-bagian ini tidak ditulis oleh Musa.


3) Kepala-kepala kaum Edom (ay 15-19).

Tidak ada problem yang terlalu berarti tentang bagian ini.


4) Orang Hori (ay 20-30).


a) Dalam ay 24 ada sesuatu yang banyak diperdebatkan.

Ay 24: ‘Ana inilah yang menemui mata-mata air panas di padang gurun, ketika ia sedang menggembalakan keledai Zibeon ayahnya itu’.

Kata-kata ‘mata-mata air panas’ itu berasal dari kata bahasa Ibrani HAYEMIM, yang tidak diketahui dengan tepat artinya (hanya ada di sini dalam Kitab Suci), dan diterjemahkan bermacam-macam:

RSV/NIV/NASB/ASV: hot springs (= mata-mata air panas).

NKJV: water (= air).

Samaritan: giants (= raksasa).

Bahkan ada yg menterjemahkan vipers (= ular beludak).

KJV: mules (= bagal).


Orang-orang yang menerima terjemahan KJV ini menganggap Ana sebagai orang pertama yang mengawin-campurkan kuda dan keledai dan menemukan bagal.

Tetapi ini jelas salah, karena:

  • kata Ibrani MATSA yang diterjemahkan ‘menemukan’, artinya ada-lah discover (= menemukan sesuatu yang sudah ada) bukan invent (= menemukan sesuatu yang belum pernah ada).

  • kata ‘bagal’ dalam bahasa Ibrani adalah PERADIM bukan HAYE-MIM.

  • ia menggembalakan keledai, bukan kuda dan keledai. Ada penafsir yang beranggapan bahwa pada jaman itu di daerah itu tidak ada kuda. Lalu bagaimana ia bisa mengawin-campurkan kuda dan keledai sehingga menghasilkan bagal?


b) Disebutkannya tentang orang Hori di tengah-tengah silsilah Esau ini, karena orang Hori adalah penduduk asli Seir (Ul 2:12,22), dan ada dari mereka yang kawin campur dengan keturunan Esau. Ini terlihat dari ay 22 dimana disebutkan tentang seorang yang bernama Timna, yang adalah saudara Lotan. Sedangkan dalam ay 12 dikatakan bahwa Timna ini menjadi gundik Elifas, anak Esau.

Orang Hori yang lain dipunahkan oleh Esau / Edom (Ul 2:12,22). Ini menggenapi nubuat ‘engkau akan hidup dari pedangmu’ dalam Kej 27:40.


5) Raja-raja Edom (ay 31-39).


a) Perlu diketahui bahwa kepala-kepala kaum, dan raja-raja di Edom, memerintah pada waktu yang bersamaan. Ini terlihat kalau kita mem-bandingkan Kel 15:15 dengan Bil 20:14-dst, karena pada jaman yang sama, yaitu jaman Musa, di Edom terdapat kepala kaum maupun raja.


b) Bagian ini sering dijadikan dasar untuk mengatakan bahwa Musa bukanlah penulis dari kitab Kejadian. Ada juga penafsir (yang termasuk golongan injili / alkitabiah) yang mengatakan bahwa ay 31-39 ini tidak ditulis oleh Musa tetapi diambil dari 1Taw 1:43-50.


Alasannya:


  • Ay 31 dianggap ditulis oleh orang yang hidup pada jaman raja-raja di Israel, karena disini dikatakan ‘sebelum ada seorang raja yang memerintah atas orang Israel’.

Jawab:

  • istilah ‘raja’ bisa diartikan ‘pemimpin’ (bdk. Ul 33:5 dimana Musa disebut dengan istilah ‘raja’, dalam bahasa Ibraninya adalah MELEKH, sama seperti kata yang digunakan dalam ay 31 ini).

  • ay 31 ini dianggap sebagai nubuat akan adanya seorang raja di Israel, atau sebagai kata-kata yang didasarkan pada janji Tuhan akan adanya seorang raja di Israel (bdk. Kej 17:6  35:11).

Bdk. juga dengan Ul 17:14-15 yang memberikan peraturan tentang pengangkatan seorang raja, padahal saat itu sama sekali belum ada raja.


  • ’Hadad’ (ay 35-36) dianggap sama dengan ‘Hadad, orang Edom’ dalam 1Raja-raja 11:14-22, yang hidup pada jaman Salomo, dan karena itu lagi-lagi dianggap sebagai bukti bahwa ay 31-39 ini tidak mungkin ditulis oleh Musa.

Jawab:

Hadad di sini jelas tidak sama dengan Hadad dalam 1Raja-raja 11:14-22, karena:

  • Hadad di sini tidak berdarah kerajaan, tetapi justru menjadi raja (kalau saudara memperhatikan nama-nama dari 8 raja yang memerintah Edom dalam ay 31-39, maka saudara akan melihat bahwa Edom memilih raja bukan berdasarkan keturunan, tetapi berdasarkan semacam pemilihan). Sedangkan Hadad dalam 1Raja-raja 11:14-22 justru berdarah kerajaan (1Raja-raja 11:14), tetapi tidak pernah menjadi raja.

  • Hadad di sini memerintah sebelum Israel punya raja (ay 31). Sedangkan Hadad dalam 1Raja-raja 11 itu hidup pada jaman raja Salomo.


6) Kepala-kepala kaum Edom menurut tempat kediaman mereka (ay 40-43).

Kalau dalam ay 15-19 sudah disebutkan kepala-kepala kaum Edom, dan sekarang dalam ay 40-43 lalu disebutkan lagi, itu disebabkan karena yang pertama menyebutkannya menurut sejarah, sedangkan yang kedua menurut letak geografis / tempat (bdk. ay 43 - ‘menurut tempat kediaman mereka’).


II) Apa pentingnya bagian ini?


1) Untuk bangsa Israel, bagian ini penting supaya mereka tahu tentang keturunan Esau, dan tidak menyerang mereka atau mengambil wilayah mereka (bdk. Ul 2:4-5  Ul 23:7).


2) Bagian ini penting, supaya bisa diketahui bahwa Mesias tidak diturunkan dari mereka.

Adam Clarke:

“It was as necessary to register the generations of Esau as to register those of Jacob, in order to show that the Messiah did not spring from the former, but that he did spring from the latter” (= adalah perlu untuk mencatat keturunan Esau maupun keturunan Yakub, untuk menunjukkan bahwa Mesias tidak muncul dari keturunan Esau, tetapi dari keturunan Yakub).

3) Untuk menunjukkan adanya Providence of God yang memindahkan Esau.

Tidak peduli apa alasan naturalnya sehingga Esau pindah (ay 6-8), tetapi alasan supranaturalnya ialah adanya Providence of God yang bekerja supaya Kanaan menjadi milik Yakub, sesuai dengan Rencana dan janji Allah.


4) Edom sudah mempunyai tanah Seir, dan kepala-kepala kaum, dan raja-raja.

Bagaimana dengan Israel?

  1. Mereka belum punya raja (ay 31). Padahal kepada merekalah Tuhan menjanjikan raja-raja dalam Kej 17:6 dan 35:11. Ini menunjukkan bahwa Firman Tuhan sering kelihatan salah / gagal!

  2. Anak-anak Yakub gontok-gontokan satu sama lain, dimana yang sepuluh orang iri hati, benci, ingin membunuh, lalu menjual Yusuf (Kej 37).

  3. Yakub dan anak-anaknya bahkan terpaksa mengungsi ke Mesir meninggalkan tanah Kanaan yang Tuhan janjikan kepada mereka.

  4. Keturunan Yakub / bangsa Israel diperbudak selama ratusan tahun di Mesir (bdk. Yos 24:4).

  5. Setelah keluar dari Mesir, bangsa Israel harus mengembara di padang gurun selama 40 tahun.


Calvin berkata bahwa ini menunjukkan bahwa reprobate (= orang yang ditetapkan untuk binasa) selalu kelihatan lebih berhasil dari pada elect (= orang yang ditentukan untuk selamat).


Karena itu, kalau saudara memperhatikan orang yang beragama lain, baik dalam hal jasmani / duniawi, maupun dalam hal rohani (agama mereka), maka jangan heran kalau saudara mendapatkan bahwa mereka kelihatan lebih sukses dari pada kita.

Bahkan kalau saudara memperhatikan orang kristen KTP / orang kristen yang sesat, baik dalam hal jasmani / duniawi, maupun dalam hal rohani (gereja-gereja yang sesat), maka jangan heran kalau saudara menda-patkan bahwa mereka kelihatan lebih sukses dari pada kita.

Ini semua tidak boleh membuat kita menjadi apatis, putus asa, kecil hati, mundur, suam, dsb, tetapi sebaliknya mengharuskan kita untuk lebih sungguh-sungguh dalam berjuang, sambil beriman bahwa sebagai orang pilihan Tuhan, pada akhirnya kita pasti menang! Maukah saudara?


KEJADIAN 37:1-36


I) Yusuf dan keluarganya (Kejadian 37: 1-4).


1) Ia biasa menggembalakan kambing domba dengan anak-anak Bilha dan Zilpa (ay 2).

Kalau anak-anak Rahel tidak disebut, itu tidak aneh, karena anak-anak Rahel adalah Yusuf sendiri, dan Benyamin yang masih kecil, sehingga tentu tidak ikut menggembalakan kambing domba.

Tetapi mengapa anak-anak Lea tidak disebut?

  • mungkin karena umur Yusuf lebih dekat dengan anak-anak Bilha dan Zilpa, dibandingkan dengan anak-anak Lea.

  • mungkin juga karena anak-anak Lea sombong, karena merasa diri mereka anak-anak dari istri pertama.

  • mungkin di sini anak-anak Bilha dan Zilpa yang ditekankan, karena mereka sebagai anak-anak dari selir, paling merasa iri hati kepada Yusuf.


2) Yusuf menceritakan kejahatan saudara-saudaranya kepada ayahnya (ay 2b).

Kalau ini ia lakukan untuk menjelekkan saudara-saudaranya atau supaya Yakub lebih mengasihi dirinya dari pada saudara-saudaranya, maka tin-dakan semacam ini tentu salah. Tetapi hal yang ia lakukan ini bisa dila-kukan dengan motivasi yang benar, yaitu untuk meluruskan kehidupan saudara-saudaranya. Kalau ini motivasinya, maka tentu Yusuf tidak bisa disalahkan.


3) Yakub lebih mengasihi Yusuf, karena Yusuf lahir pada masa tuanya (ay 3).

Ada orang yang berpendapat bahwa sebutan ‘lahir pada masa tua’ lebih cocok untuk Benyamin.

Manuscript dalam bahasa Chaldee mengatakan bahwa Yusuf lebih dikasihi karena ia adalah ‘a wise son’ (= anak laki-laki yang bijaksana).

Tetapi Yusuf memang lahir juga pada masa tua Yakub, karena Yusuf lahir pada saat Yakub berusia 91 tahun (bdk. 41:46  45:6  47:9).


4) Yakub memberi Yusuf jubah yang maha indah (ay 3b-4).


a) ’jubah yang maha indah’.

Istilah ini diterjemahkan bermacam-macam.

KJV: a coat of many colors (= mantel dengan banyak warna).

RSV: a long robe with sleeves (= jubah panjang dengan lengan baju).

NIV:  a richly ornamented robe (= jubah yang dihiasi dengan mewah).

NASB: a varicolored tunic (= jubah yang beraneka warna).

Footnote NIV: the meaning of the Hebrew word is uncertain (= arti dari kata Ibraninya tidak pasti).

b) Ini tindakan tidak bijaksana dari Yakub, karena kalaupun ia mengasihi Yusuf lebih dari yang lain, ia seharusnya berusaha menutupi / tidak menunjukkan hal itu.

Penerapan: Saudara harus berusaha untuk mengasihi anak-anak sau-dara dengan sama rata. Kalaupun hal ini tidak bisa saudara lakukan, setidaknya janganlah menunjukkan perbedaan kasih itu kepada mereka! Biarlah perbedaan itu hanya ada di dalam hati saudara. 


c) Saudara-saudara Yusuf menjadi benci kepada Yusuf dan tidak mau menyapanya dengan ramah (ay 4).

Ini jelas tindakan yang salah, karena yang salah adalah Yakub, bukan Yusufnya. Tetapi ini adalah sesuatu yang umum dimana kemarahan kepada orang yang lebih tinggi, karena tidak bisa dilampiaskan kepada orang itu, lalu dilampiaskan kepada orang yang sederajat / lebih rendah.

Penerapan: kalau toh harus marah, marahlah kepada orang yang tepat! Jangan karena jengkel kepada boss / pacar / suami / istri, lalu pembantu / anak / pegawai / pendeta dijadikan sasaran.


II) Mimpi Yusuf (ay 5-11).


1) Yusuf bermimpi 2 x (ay 7,9).

Mimpi itu aneh, dan kelihatannya mustahil. Ini terlihat dari:

a) Ia bermimpi tentang ‘berkas gandum’, padahal mereka adalah gem-bala (ay 2,12-dst), bukan petani.

b) Matahari dan bulan (= orang tua Yusuf) ikut menyembah Yusuf (ay 9-10).

Tetapi mimpi itu sesuai dengan penggenapannya:

  • mula-mula hanya 10 saudara-saudara Yusuf yang pergi ke Mesir (Kej 42:1-dst).

  • setelah itu orang tua Yusuf juga ikut (Kej 46:1-dst).

Tentang ini dipertanyakan:

  • bagaimana mungkin Rahel menyembah Yusuf, padahal ia sudah mati? Bahwa Rahel sudah mati, terlihat dalam Kej 35:16-20, dan juga dari fakta bahwa Yusuf hanya menceritakan mimpi-mimpinya itu kepada ayah dan saudara-saudaranya (ay 5,9a,10a), tidak kepada ibunya.

Jawab: Mungkin yang dimaksud dengan ‘bulan’ dalam mimpi Yusuf itu bukan ibu kandungnya. Jadi dalam hal ini yang dimaksudkan adalah Bilha (budak Rahel). Demikian juga yang Yakub maksudkan dengan ‘ibumu’ (ay 10b).

Catatan: dari Kej 49:32 terlihat bahwa Lea juga mati sebelum pindah ke Mesir, jadi Bilha adalah satu-satunya kemungkinan yang dimaksud dengan ‘bulan’.

  • Apakah Yakub juga menyembah Yusuf?

Ada kemungkinan, karena ia harus menghormati penguasa Mesir itu di hadapan orang-orang Mesir.

Atau, sujudnya matahari dan bulan itu sekedar diartikan bahwa Yusuf akan mempunyai jabatan lebih tinggi dari orang tuanya.


2) Salahkah Yusuf pada waktu menceritakan mimpi-mimpinya kepada sau-dara-saudaranya?

  • bisa salah / tidak bijaksana.

  • bisa juga tidak salah, yaitu kalau ia menyadari bahwa itu adalah mimpi dari Tuhan dan ia ingin memberitakan Firman Tuhan itu.


3) Yusuf bisa menyampaikan Firman Tuhan yang mengenakkan / meninggikan dia! Ini tidak gampang. Misalnya: tidak gampang bagi seorang pen-deta untuk berkhotbah tentang 1Kor 9:4-14  1Tim 5:17 atau Gal 6:6. Tetapi kalau itu adalah Firman Tuhan, maka itu harus diberitakan.

Bagi jemaat, kalau mendengar pendeta mengkhotbahkan hal-hal yang mengenakkan / meninggikan dirinya, selama hal itu sesuai dengan Fir-man Tuhan, jemaat harus mendengarnya dan mentaatinya!


4) Reaksi Yakub dan saudara-saudara Yusuf terhadap penceritaan mimpi:


a) Reaksi saudara-saudara Yusuf:


  • menolak mimpi itu dan mengejeknya (ay 8,19,20).

Ketidaksenangan terhadap pemberita Firman Tuhan sering membuat seseorang menolak Firman Tuhan yang diberitakan-nya! Hati-hatilah supaya saudara tidak jatuh ke dalam kesa-lahan yang sama. Saudara harus berusaha untuk mengatasi ketidaksenangan saudara terhadap pemberita Firman Tuhan, dan kalau ini tidak bisa dilakukan, saudara harus bisa mem-bedakan / memisahkan antara diri si pemberita Firman itu, dan Firman Tuhan yang ia beritakan (bdk. Mat 23:3).


  • Saudara-saudara Yusuf jadi makin benci (ay 8b) dan iri (ay 11a) kepada Yusuf.

Ini lagi-lagi kebencian dan iri hati yang tidak beralasan, karena Yusuf cuma bermimpi. Salahkah ia?

Dari sini kita bisa melihat bahwa pemberita Firman Tuhan / kebenaran memang sering dibenci oleh pendengarnya! Bagai-manapun baiknya kehidupan dan pelayanan seorang pemberita Firman Tuhan, setan selalu bisa memberikan 1001 macam alasan kepada saudara yang menyebabkan saudara membenci pemberita Firman itu!


b) Reaksi Yakub:


  • Mula-mula Yakub menegur Yusuf (ay 10).

  • Kalaupun Yakub tidak tahu bahwa mimpi itu dari Tuhan, tetap tidak pada tempatnya kalau ia menegur / menyalahkan Yusuf karena Yusuf bermimpi.

  • Kalau Yakub tahu bahwa mimpi itu dari Tuhan (ay 11b - ‘tetapi ayahnya menyimpan hal itu dalam hatinya’ - menunjukkan bah-wa setidaknya Yakub mencurigai bahwa mimpi itu diberikan oleh Tuhan), maka ia jelas kurang ajar kepada Tuhan.

Penerapan: kalau anak saudara memberitakan Firman Tuhan kepada saudara, jangan menegurnya / memarahinya!

  • Mungkin juga mula-mula ia tidak tahu bahwa mimpi itu dari Tu-han, dan karena itu ia menegur Yusuf. Tetapi ia lalu menyadari bahwa mimpi itu dari Tuhan, dan karena itu ia merenungkan / menyimpannya dalam hati.

  • Mungkin juga ia memarahi Yusuf hanya supaya saudara-saudara Yusuf tidak makin benci kepada Yusuf. Tetapi ini juga salah, karena orang yang tidak bersalah tidak boleh dimarahi. Seharusnya dalam hal ini ia memarahi saudara-saudara Yusuf.


  • Yakub menyimpan hal itu dalam hatinya, sekalipun ia tidak me-ngerti mimpi itu (ay 10-11 bdk. Daniel 7:28  Luk 2:51). Ini reaksi yang benar!

Ada orang yang mendengar Firman, tidak mengertinya, lalu melu-pakannya (Mat 13:19  Mark 4:5  Luk 8:12). Ada juga orang yang mendengar Firman, mengertinya, tetapi tetap melupakannya (bdk. Yak 1:22-25). Saudara termasuk golongan yang mana?


III) Yusuf dijual (ay 12-36).


1) Yusuf disuruh ayahnya untuk mencari kabar tentang saudara-saudaranya yang menggembalakan kambing domba, dan Yusuf mentaati perintah ini sampai menemukan mereka (ay 12-17).

Dalam peristiwa ini kita bisa melihat kesalehan Yusuf, yang  terlihat dari:


a) Ia langsung tunduk kepada ayahnya, tanpa membantah, mengomel, ataupun menunda (ay 13b).


b) Yakub menyuruhnya mencari saudara-saudaranya di Sikhem (ay 13a). Pada saat tidak menemukan saudara-saudaranya di Sikhem, Yusuf tidak pulang, tetapi mau bersusah payah untuk terus mencari mereka sampai menemukan mereka di Dotan (ay 14b-17). Padahal Sikhem dan Dotan berjarak ± 24 km.


2) Saudara-saudara Yusuf mau membunuh Yusuf (ay 18-20).


a) Mereka bersepakat untuk membunuh Yusuf (ay 18,20).

Perhatikan perkembangan kebencian mereka:

  • ay 4: benci dan tak mau menyapa.

  • ay 5: lebih benci.

  • ay 8b: makin benci.

  • ay 11: iri hati.

  • ay 18: bermufakat untuk membunuh.


Pulpit Commentary: “Evil passions have a tendency to grow, and should be nipped in the bud” (= perasaan-perasaan jahat mempunyai kecenderung-an untuk bertumbuh, dan harus dibasmi sejak permulaan).


Penerapan: apakah dalam hati / pikiran saudara saat ini ada keben-cian atau bahkan dendam kepada seseorang? Bereskanlah dosa itu di hadapan Tuhan secepatnya!


b) Ejekan / serangan terhadap mimpi Yusuf (ay 19-20).


  • Ay 19: ‘tukang mimpi’.

Lit: master / lord of dreams (= tuan mimpi).

Ada kejijikan, ejekan dan kebencian dalam istilah ini.


  • Ay 20: ‘marilah kita bunuh dia ... Dan akan kita lihat nanti, bagaimana jadinya mimpinya itu’.

Mungkin ini sekedar menunjukkan ketidakpercayaan mereka terha-dap mimpi itu, tetapi bisa juga ini menunjukkan kekuatiran mereka bahwa mimpi itu dari Tuhan dan akan tergenapi. Jadi mereka mau membunuh supaya jangan sampai mimpi itu tergenapi.


Calvin: “As if the truth of God could be subverted by the death of one man! ... But whatever they design in thus contending with God in the dark, their attempts will, at length, prove vain. For God will always find a way through the most profound abyss, to the accomplishment of what he has decreed” (= seakan-akan kebenaran Allah bisa ditumbangkan oleh kematian satu orang! ... Tetapi apapun yang mereka rencanakan untuk menantang / melawan Allah dalam kegelapan, akhirnya usaha mereka akan sia-sia. Karena Allah akan selalu menemukan jalan melalui jurang yang sangat dalam, untuk menggenapi / melaksanakan apa yang telah Ia tetapkan).


3) Nasehat Ruben (ay 21-25a).


a) Mungkin Ruben melakukan ini karena ia mau menebus dosanya dalam 35:22a.


b) Sekalipun Ruben adalah anak sulung, tetapi ia tidak berani menen-tang semua saudara-saudaranya. Karena itu ia mengusulkan supaya Yusuf dimasukkan sumur kosong, dengan harapan nanti bisa ia le-paskan. Ini adalah orang yang ingin berbuat baik / benar, tetapi takut melaksanakannya!

Bandingkan ini dengan sikap pengecut Pontius Pilatus yang tidak berani membebaskan Yesus sekalipun ia tahu bahwa Yesus tidak bersalah.

Penerapan: apakah saudara berani melakukan hal yang benar sekalipun itu mengandung resiko?


c) Bahwa saudara-saudara yang lain menyetujui usul Ruben, tidak menunjukkan bahwa mereka tidak terlalu jahat, karena membunuh Yusuf secara pelan-pelan dalam sumur kosong justru merupakan hal yang sangat kejam.

Hal yang makin menunjukkan kekejaman mereka adalah:

  • Yusuf memohon belas kasihan tetapi tidak dipedulikan (Kej 42:21).

  • setelah memasukkan Yusuf ke dalam sumur, mereka bisa makan dengan tenangnya (ay 25a). Mereka betul-betul pembunuh berda-rah dingin!


4) Yusuf dijual kepada orang Ismael / Midian (ay 25-30).


a) Yusuf dijual atas usul Yehuda (ay 26-27).


b) Yusuf dijual kepada orang Midian atau orang Ismael?

  • ay 25: kafilah orang Ismael.

  • ay 27: orang Ismael.

  • ay 28a: saudagar-saudagar Midian.

  • ay 28b: orang Ismael.

  • ay 36: orang Midian.

Dalam ay 36 ini ada perbedaan manuscript. Ada manuscript yang mengatakan ‘orang Medan’ (Medanites).


Perlu diketahui bahwa orang Ismael adalah keturunan Abraham dari Ismael (anak Hagar), sedangkan orang Midian dan orang Medan adalah keturunan Abraham dari istri ketiganya yaitu Ketura (25:2). Jadi mereka bertiga berbeda!


Beberapa cara untuk mengharmoniskan:

  • Dalam kafilah itu ada orang Midian dan orang Ismael. Orang Ismaelnya lebih banyak, sehingga disebut ‘kafilah Ismael’, tetapi yang membeli adalah saudagar dari Midian yang ada dalam kafilah itu.

  • kafilah itu terdiri dari orang Midian dan Ismael yang kawin campur.

  • Barnes’ Notes dan Keil & Delitzsch mengatakan bahwa Midian dan Ismael sering dicampur aduk (bdk. Hak 8:24 yang menyebut orang Midian dengan sebutan Ismael). Mengapa? Karena kedua suku ini mirip:

  • sama-sama keturunan Abraham.

  • cara hidup mereka sama.

  • sama-sama sering pindah (nomad).

  • Tyndale Commentary: istilah ‘Ismael’ mencakup semua ‘saudara sepupu’ Israel. Ini sama seperti kalau kita menggunakan kata ‘Arab’ untuk menunjuk pada banyak bangsa seperti Saudi Arabia, Mesir, Kuwait, Lebanon, Lybia. Irak, Iran, dsb.


c) Waktu Yusuf dijual, Ruben tidak ada (ay 29-30).

Rupanya saudara-saudara yang lain merasa bahwa Ruben mau me-nolong Yusuf, sehingga mereka menjualnya pada saat Ruben sedang tidak ada. Pada saat Ruben kembali dan tahu bahwa Yusuf sudah dijual, ia sedih dan bingung. Tetapi ia bukan memikirkan Yusuf, melainkan dirinya sendiri. Ini terlihat dari kata-kata ‘kemanakah aku ini?’ (ay 30b).

Penerapan: Apakah saudara juga sering mempunyai kesedihan yang bersifat egois? Pada waktu ditinggal oleh orang yang kita cintai, seringkali kita mempunyai kesedihan yang bersifat egois!


d) Setelah menjual Yusuf, saudara-saudara Yusuf menipu Yakub (ay 20b,31-35).


  • Dulu Yakub menipu Ishak menggunakan kambing (27:16,23); sekarang ia ditipu anak-anaknya juga dengan menggunakan kam-bing! Ini tidak berarti bahwa Kitab Suci menyetujui hukum karma! Tetapi ini menunjukkan bahwa kadang-kadang Tuhan membuat kita merasakan kejahatan yang sering kita lakukan kepada orang lain, dengan tujuan supaya kita merasakan betapa tidak enaknya diperlakukan seperti itu! Karena itu:

  • kalau saudara sering memfitnah orang, jangan heran kalau suatu hari saudara difitnah orang.

  • kalau saudara sering mendustai orang, jangan heran kalau suatu hari saudara didustai orang.

  • kalau saudara sering berhutang dan tidak membayar, jangan heran bahwa suatu hari hal itu terjadi pada diri saudara.

  • kalau saudara kurang ajar dan bersikap tidak membalas budi kepada orang tua, jangan heran kalau suatu hari anak saudara bersikap seperti itu terhadap saudara!


  • kesedihan Yakub:

  • ini menunjukkan bahwa ia tidak beriman pada mimpi Yusuf! Ba-gaimana mungkin Yusuf bisa mati kalau mimpinya belum dige-napi?

  • Yakub tidak mau dihibur. Ia memutuskan untuk berkabung sam-pai mati (bdk. Mat 2:18). Ini adalah sikap yang salah! Dalam kesedihan, kita harus mau dihibur, bahkan harus mau mencari hiburan dari Tuhan / Firman Tuhan, supaya kita bisa lepas dari kesedihan / mengatasi kesedihan kita.


  • Penghiburan saudara-saudara Yusuf kepada Yakub.

  • ay 35: anaknya laki-laki dan perempuan.

Kata ‘anak perempuan’ menggunakan bentuk jamak (NIV: all his sons and daughters).

Bagaimana mungkin bisa digunakan bentuk jamak untuk anak perempuan Yakub, padahal Yakub hanya punya 1 anak perempuan, yaitu Dina?

Jawab: ini mencakup Dina, para menantu perempuan Yakub, dan cucu-cucu perempuan Yakub.

  • Ini menunjukkan kemunafikan saudara-saudara Yusuf. Kalau mereka betul-betul mau menghibur Yakub, mereka dengan mu-dah bisa menceritakan kebenaran, dan setidaknya Yakub akan lega karena Yusuf masih hidup.


5) Yusuf dijual ke Mesir, kepada Potifar (ay 36).


a) Penjualan Yusuf ke Mesir ini jelas merupakan pekerjaan Tuhan (Kej 45:5-8  50:20-21) untuk:

  • menggenapi janji / Firman Tuhan kepada Abraham dalam Kej 15:13-16, yang mengatakan bahwa keturunan Abraham harus di-perbudak di negeri asing.

  • menyelamatkan Israel dalam 7 tahun kelaparan (45:5-8  50:20-21).

  • menggenapi mimpi Yusuf.

Apa yang dialami Yusuf, yaitu dimasukkan ke sumur (ay 23-24), dijual sebagai budak kepada orang Ismael / Midian (ay 25-28), dijual kepada Potifar (ay 36), rasanya sangat bertentangan dengan mimpinya, yang menunjukkan bahwa ia disembah. Tetapi akhirnya toh mimpinya digenapi! Karena itu sekalipun fakta hidup saudara kelihatannya bertentangan dengan Firman / janji Tuhan, tetaplah percaya pada Firman / janji Tuhan tersebut!


b) Dalam kesedihan Yakub, tanpa disadari oleh Yakub, Allah terus be-kerja untuk melaksanakan RencanaNya, demi kebaikan Yakub dan keluarganya!

Seluruh Kej 37 ini kelihatannya menunjukkan kekacauan (apalagi di-tinjau dari sudut Yusuf atau Yakub), tetapi dibalik semua itu Allah tetap bekerja untuk melaksanakan RencanaNya demi kebaikan mere-ka!

Penerapan: kalau saudara mengalami banyak penderitaan, problem, kesedihan dan keputusasaan, ingatlah bahwa pada saat itu Tuhan pasti sedang melaksanakan RencanaNya, dan semua itu Ia lakukan demi kebaikan saudara (Ro 8:28).


KEJADIAN 38:1-30


I) Yehuda berkeluarga (Kejadian 38: 1-5).


1) Yehuda meninggalkan saudara-saudaranya dan menumpang pada seorang Adulam yang bernama Hira (ay 1).


a) Dengan demikian Yehuda meninggalkan persekutuan dengan ‘gereja’ (bdk. Ibr 10:25).

Penerapan: Saudara bisa meninggalkan persekutuan dengan ‘gereja’ bukan hanya kalau saudara bolos ke gereja / berhenti ke gereja, tetapi juga kalau saudara pergi ke gereja tetapi tidak melakukan perse-kutuan (pergi ke gereja seperti pergi ke bioskop).


b) Yehuda bukan hanya meninggalkan persekutuan dengan ‘gereja’, tetapi lebih dari itu ia bersekutu dengan orang kafir. Perlu diketahui bahwa orang Adulam adalah orang Kanaan. Perhatikan juga bahwa ay 12,20 menyebut Hira sebagai ‘sahabat Yehuda’ (Bdk. 1Kor 15:33).

Penerapan: Adalah sesuatu yang aneh bahwa banyak orang kristen (anak Tuhan) yang lebih senang bersekutu / bersahabat dengan orang kafir (anak setan) dari pada dengan sesama orang kristen. Orang seperti ini perlu dicurigai imannya!


2) Yehuda kawin dengan anak perempuan Syua, yang adalah orang Kanaan (ay 2).

Hubungan dekat / pergaulan dengan orang Kanaan menyebabkan Yehu-da kawin dengan orang Kanaan (Bdk. Ul 7:1-4  2Kor 6:14).

Penerapan: Sekalipun kita memang boleh bergaul dengan orang kafir supaya bisa memberitakan Injil kepada mereka, tetapi kalau mayoritas pergaulan kita adalah dengan orang kafir, maka ada kemungkinan besar akan terjadi kawin campur (mungkin kita atau anak kita yang kawin campur)! Karena itu, kita harus berpikir 12 kali kalau mau:

  • Tinggal di daerah yang pengaruh agama lainnya sangat kuat.

  • menyekolahkan anak kita di sekolah Katolik / negri.


3) Dari pernikahan ini Yehuda mendapatkan 3 orang anak laki-laki yaitu Er, Onan, dan Syela (ay 3-5).


II) Yehuda dan Tamar (ay 6-30).


1) Yehuda lalu menikahkan anak sulungnya, yaitu Er, dengan seorang pe-rempuan yang bernama Tamar (ay 6). Tetapi sebelum mereka mempu-nyai anak, Tuhan membunuh Er karena Er jahat di hadapan Tuhan (ay 7).

Yehuda lalu memberikan Tamar kepada anak keduanya, yaitu Onan, supaya Er bisa mendapatkan keturunan darinya (ay 8). Hal ini memang belum ada hukumnya pada saat itu, tetapi rupanya sudah menjadi tradisi. Pada jaman Musa hal itu lalu dijadikan hukum (Ul 25:5-dst).


2) Tetapi Onan tidak mau memberikan keturunan kepada Er dan karena itu setiap kali ia bersetubuh dengan Tamar, ia membiarkan air maninya ter-buang, supaya ia jangan memberi keturunan kepada kakaknya itu (ay 9).

Jahatnya tindakan Onan terlihat dari:

  • Onan sebetulnya tidak rugi apa-apa kalau memberi anak, tetapi toh ia tidak mau memberi anak.

  • Pada saat ia melakukan hal itu (menumpahkan air maninya di luar), Tamar pasti menyadari hal itu, dan Onan pasti tahu bahwa Tamar me-nyadari hal itu, tetapi ia tidak sungkan kepada Tamar. Lalu mengapa ia tidak sekalian saja menolak hubungan sex dengan Tamar? Rupa-nya ia mau sexnya, tetapi tidak mau memberi anak! Ini betul-betul egoisme yang luar biasa!

  • kata-kata ‘setiap kali’ (ay 9) menunjukkan bahwa ia melakukan hal itu berulang kali.


Tindakan Onan menumpahkan air maninya di luar ini menimbulkan istilah Onani. Dalam Kamus Webster dikatakan bahwa istilah ‘Onanism’ berasal dari nama Onan dalam Kej 38:9 ini, yang diartikan:

1. Withdrawal in coition before ejaculation [= penghentian persetubuhan sebelum penyemburan (air mani)].

2. Masturbation (= masturbasi).


3) Tindakan Onan ini dianggap jahat oleh Tuhan sehingga akhirnya Tuhan membunuh dia juga (ay 10).

Perlu diketahui bahwa yang dianggap jahat bukanlah tindakan menum-pahkan air mani di luar. Karena itu kalau sepasang suami istri mau mencegah kehamilan dengan cara ini, itu bukan dosa (tetapi perlu diingat bahwa cara ini tidak efektif untuk mencegah kehamilan!). Yang dianggap jahat oleh Tuhan adalah ketidak-mauan Onan untuk memberi keturunan kepada kakaknya.


4) Pada waktu Onan mati, seharusnya Yehuda memberikan Tamar kepada anak bungsunya, yaitu Syela.

Tetapi Yehuda, yang melihat bahwa 2 anaknya mati setelah menikah dengan Tamar, menganggap bahwa Tamar adalah pembawa sial, dan ia tidak mau memberikan Syela kepada Tamar.

Belum cukupnya umur Syela dijadikan alasan oleh Yehuda untuk me-nyuruh Tamar pulang ke rumah ayahnya, menunggu Syela besar (ay 11). Tetapi setelah Syela besar, Yehuda tetap tidak memberikannya kepada Tamar (ay 14b).

Kesalahan Yehuda adalah:

  • Percaya pada tahyul (bdk. 1Tim 4:7).

  • Yehuda menyalahkan Tamar, padahal 2 anaknya mati karena kesa-lahan mereka sendiri.

  • Yehuda ‘mengikat’ Tamar sehingga ia tidak bisa menikah dengan orang lain, tetapi ia tidak mau memberikan Syela kepada Tamar.


5) Tamar yang tahu bahwa Syela sudah besar tetapi tetap tidak diberikan kepadanya, lalu mengatur siasat. Ia berpura-pura menjadi seorang pela-cur dan duduk di tempat yang akan dilalui Yehuda (ay 14), yang baru ke-matian istri (ay 12). Tujuannya adalah untuk mendapat anak dari Yehuda! Jadi pemikirannya adalah: pokoknya harus dapat anak, kalau tidak bisa dari Syela, dari Yehudapun jadilah! Mungkin sekaligus ia juga bertujuan untuk membuat Yehuda tahu rasa karena telah mendustai / menyakiti hatinya.


Calvin: “This ought carefully to be observed, that they who are injured should not hastily rush to unlawful remedies” (= Ini perlu diperhatikan baik-baik, supaya mereka yang disakiti / dirugikan tidak cepat-cepat lari pada obat yang tidak sah).


6) Yehuda tidak bisa melihat muka dari Tamar karena telekung / cadar yang dipakai oleh Tamar, tetapi ia tetap mau melakukan hubungan sex dengan perempuan itu, tanpa peduli cantik tidaknya perempuan itu (ay 15-16). Ingat bahwa ia baru kematian istri (ay 12). Tamar menanyakan ‘bayar-an’nya (ay 16b), tetapi tujuan sebenarnya adalah untuk mendapatkan tanggungan / jaminan yang bisa dijadikan bukti (ay 17-18).


7) Yehuda lalu mengirimkan ‘bayaran’ yang ia janjikan dengan perantaraan sahabatnya, orang Adulam itu (ay 20), tetapi ‘pelacur’ itu tidak bisa dijumpai (ay 20-23).

Hal yang perlu diperhatikan di sini:

  1. Yehuda memang malu kalau sampai menjadi ‘buah olok-olok orang’ (ay 23b), tetapi ia tidak merasa malu bahwa sahabatnya tahu ia telah berzinah! Jelas bahwa ia juga tidak malu / takut kepada Tuhan!

  2. Hiram juga kelihatan kebrengsekannya karena ia mau dimintai tolong untuk memberikan bayaran kepada seorang pelacur.


8) Yehuda mendengar bahwa Tamar mengandung, dan ia menuntut supaya Tamar dihukum mati dengan dibakar (ay 24).

Yehuda menuntut hukuman mati untuk menantunya yang berzinah, pada-hal ia sendiri juga berzinah! Dan pada waktu terbukti bahwa ialah yang berzinah dengan Tamar, mengapa ia tidak mempertahankan hukuman mati itu?

Penerapan: Ini menunjukkan bahwa kita cenderung untuk keras terhadap kesalahan orang lain, tetapi lunak / penuh belas kasihan terhadap kesalahan kita sendiri. Bdk. Mat 7:1-5!


9) Tetapi Tamar lalu menunjukkan ‘tanggungan’ dari laki-laki yang meng-hamilinya, dan ternyata itu adalah barang milik Yehuda (ay 25-26a).

Pengakuan Yehuda dan juga tindakannya untuk tidak lagi bersetubuh de-ngan Tamar (ay 26) menunjukkan pertobatan Yehuda.


10) Tamar melahirkan anak kembar yaitu Peres dan Zerah (ay 27-30).

Pengikatan dengan benang kirmizi terhadap bayi yang tangannya keluar dulu, menunjukkan pentingnya kesulungan pada jaman itu!


III) Tujuan dan pentingnya Kej 38.


1) Mengapa cerita ini harus diletakkan di sini, menginterupsi cerita Yusuf yang dimulai dalam Kej 37?


a) Karena chronologynya(urut-urutan waktunya) memang begitu.

Ada yang tidak menyetujui hal ini dengan alasan bahwa selang waktu antara Yusuf dijual ke Mesir dan pindahnya Yakub sekeluarga ke Me-sir tidak cukup untuk dimasuki Kej 38 ini.

Untuk itu mari kita melihat penjelasan di bawah ini:

  • Yakub pindah ke Mesir sekitar 22 tahun setelah Yusuf dijual.

Cara mendapatkan bilangan ini adalah sbb: Yusuf dijual pada usia 17 tahun (37:2), dan ia menghadap Firaun pada usia 30 tahun (41:46). Yakub dan keluarganya pindah ke Mesir 9 tahun setelah Yusuf menghadap Firaun (7 tahun kelimpahan dan 2 tahun kekurangan telah lewat - 41:53  & 45:6,11). Jadi pada saat Yakub pindah ke Mesir, Yusuf berusia 39 tahun, atau 22 tahun setelah ia dijual ke Mesir.

  • Apakah Kej 38 ini bisa terjadi dalam jangka waktu 22 tahun ini?

Kalau Yehuda kawin langsung setelah Yusuf dijual, maka dalam 1 tahun ia sudah bisa mendapatkan Er, dan dalam 4 tahun ia sudah bisa mendapatkan 3 anak laki-lakinya. Kalau Er menikah dalam usia 15 tahun, dan 1 tahun berikutnya Onan mengawini Tamar, maka ini baru mencapai tahun ke 17. Waktu 5 tahun yang tersisa cukup untuk kelahiran anak kembar Yehuda dan Tamar, dan juga untuk 2 x perjalanan Yehuda ke Mesir dalam Kej 42,43.

  • Satu-satunya ‘ganjelan’ yang tidak memungkinkan chronology ini adalah bahwa dalam Kej 46:8-12 dikatakan bahwa cucu-cucu Yehuda / anak-anak Peres, yaitu Hezron dan Hamul, termasuk keturunan Yakub yang datang ke Mesir. Mengapa? Karena tak ada waktu dalam 22 tahun itu untuk kelahiran cucu-cucu Yehuda di Kanaan. Untuk memecahkan ini bisa ditafsirkan bahwa Kej 46:12b yang berbunyi ‘dan anak-anak Peres ialah Hezron dan Hamul’ merupakan suatu keterangan tambahan, tapi tidak berarti bahwa mereka termasuk keturunan Yakub yang pindah ke Mesir.

Catatan: Perlu diingat bahwa kalaupun diambil pandangan bahwa Kej 38 terjadi sebelum penjualan Yusuf ke Mesir (Kej 37), tetap belum memungkinkan kelahiran cucu-cucu Yehuda di Kanaan, mengingat Yehuda lebih tua dari Yusuf paling banyak 3-4 tahun (lihat penjelasan dari Kej 30).


b) Untuk mengkontraskan kejahatan Yehuda dengan kebaikan / kesa-lehan Yusuf, yang justru menolak perzinahan dengan istri Potifar (Kej 39).


c) Supaya bisa terasa berlalunya waktu sementara Yusuf ada di rumah Potifar (37:36  39:1-dst).


2) Kelahiran Peres dari Yehuda dan Tamar ini penting karena Peres ini akhirnya menurunkan Kristus (bdk. Mat 1:3  Luk 3:33). Diceritakannya skandal dan kebrengsekan Yehuda dalam Kitab Suci menunjukkan:


BACA JUGA: EKSPOSISI KITAB KEJADIAN PASAL 39-42


a) Kitab Suci tidak diedit / diubah oleh para ahli Taurat, seperti yang dituduhkan oleh orang-orang agama lain!

Kalau memang Kitab Suci diedit, maka pastilah bagian yang menceritakan tindakan memalukan dari nenek moyang mereka ini (juga pembunuhan dan perampokan oleh Simeon dan Lewi dalam Kej 34, dan incest Ruben dengan Bilha dalam Kej 35:22) akan mereka hapuskan.


b) Dengan demikian terlihat bahwa Yehuda dipilih untuk menurunkan Kristus, bukan karena ia baik tetapi semata-mata karena kasih karunia Allah!


Calvin menambahkan:

“It was fitting that the race from which he sprang should be dishonoured by reproaches, that we, being content with him alone, might seek nothing besides him” (= adalah cocok bahwa suku dari mana Ia keluar dinodai dengan celaan, supaya kita puas hanya dengan Dia, dan tidak mencari apapun selain Dia).

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America

-AMIN-

Next Post Previous Post