LUKAS 16:1-15 (3 PELAJARAN DARI BENDAHARA TIDAK JUJUR)

LUKAS 16:1-15 (3 PELAJARAN DARI BENDAHARA TIDAK JUJUR)
gadget, bisnis, otomotif
Alkitab menulis sekitar 500 ayat tentang doa, 500 ayat tentang iman, tapi 2000 ayat tentang harta dan kekayaan, dan 1/3 dari perumpamaan Yesus banyak berbicara tentang uang. Topik uang adalah sebuah topik yang personal dan sensitif, dan kita umumnya tidak mau diusik-usik.

Cinta akan uang adalah sebuah dosa yang membutakan. Orang yang cinta uang tidak akan merasa dirinya cinta pada uang. Ketika kita diperbudak dengan alkohol atau seksual, kita umumnya tahu kita diperbudak oleh hawa nafsu tersebut. Tapi sangat jarang kalau kita tahu kita “diperbudak oleh uang” dan hampir tidak pernah kita berdoa supaya Tuhan melepaskan keterikatan kita pada uang, bukan?

Tuhan menasihatkan kita supaya berjaga-jaga pada ketamakan (mengantisipasi sesuatu yang bisa terjadi dimana dampaknya tidak kita bisa lihat langsung – misalnya berjaga-jaga dari pencuri rumah).

Baca Lukas 16:1-15

Bendahara tidak jujur ini memikirkan pilihannya, yaitu untuk hidup enak tanpa kerja keras dan tidak merasa malu. Dan kita bisa melihat apa yang dilakukannya. Yang anehnya, tuannya malah tidak marah, tapi memujinya. Tapi di dalam kejutan ini, ada sebuah spiritual truth di dalamnya. Perhatikan lagi ayat ke-8. Tuan ini memuji kecerdikannya. Pertanyaannya, kecerdikan seperti apa yang dipuji oleh tuannya ini? Yaitu kecerdikan untuk mempersiapkan masa depannya dan menggunakan harta yang masih ada di tangannya untuk masa depannya. Dia punya visi (untuk hidup enak tanpa kerja keras), dan kelakuannya sejalan dengan visinya.

Apa yang Yesus mau ajarkan dari perumpamaan bendahara tidak jujur ini?

1. Kita adalah bendahara Allah

Sama hal nya dengan bendahara dalam perumpamaan ini, kita adalah bendahara (steward) Allah. Semua yang ada di dunia ini dan yang kita punya adalah punya Allah dan kita diberikan kepercayaan untuk mengelolanya.

Umumnya kita susah untuk mengakui bahwa apa yang kita punya adalah punya Tuhan. Kita selalu merasa kita telah bekerja keras dan itu adalah hak kita! Tapi kekuatan kita untuk bekerja, itu semua adalah dari Tuhan (Ulangan 8:17-18), dan bahkan hidup kita pun adalah dari Tuhan. Kita pun tahu bahwa kesempatan untuk bekerja adalah dari Tuhan.

Implikasi kalau kita adalah bendahara Allah:

a. Kita perlu bertanggung jawab atas uang yang Tuhan sudah percayakan pada kita, sesuai dengan apa maunya Tuhan. Pernah kah kita mendoakan setiap financial spending kita? Pernah kah kita memikirkan apakan Tuhan berkenan atas apa yang kita lakukan dengan uang yang Tuhan sudah berikan pada kita? Jangan jangan kita hanya seorang maling!

b. Suatu saat kita pun akan diminta pertanggung jawaban oleh Tuhan, dan kita tidak tahu kapan saat itu akan datang.

2. Pakailah uang yang dipercayakan oleh Tuhan dengan cerdik untuk mempersiapkan tujuan kekekalanmu

Dalam perumpamaan ini, Tuhan menyampaikan bahwa anak anak di dunia ini umumnya lebih cerdik daripada anak anak terang (pengikut Tuhan). Bendahara ini tidak lagi menghamburkan uang tuannya tapi mempersiapkan masa depannya.

Dunia ini adalah dunia yang sudah jatuh, dunia yang sementara. Akan ada hidup kekekalan bersama Tuhan, tapi sedihnya kita tidak pernah memikirkan kekekalan, kita hanya memikirkan masa depan dalam kehidupan di dunia ini. Semua hanya “here and now”.

Lalu bagaimana kita memakai uang untuk tujuan kekekalan kita? Kita lihat Lukas 16: 9. Yesus mengajak kita untuk memakai uang dengan murah hati, untuk memberkati orang lain dan akhirnya memuliakan Tuhan.

Umumnya kita menggunakan uang yang akhirnya kita pakai untuk kesenangan diri sendiri. Atau bahkan untuk menabung di masa depan. Tetapi kita bisa lihat Lukas 12:16-21 – kita perlu hikmat akan hal ini. Pertanyaannya bukannya boleh tidak boleh dalam menabung, tetapi apakah kita selfish atau generous (“so is the one who lays up treasure for himself and is not rich towards God”).

Are you generous or are you selfish? Seberapa banyak uang kita yang kita pakai untuk orang miskin? Seberapa banyak yang kita pakai untuk kenikmatan diri kita sendiri? Seberapa banyak uang yang kita pakai untuk pekerjaan Injil?

Bayangkan saat kita di Surga, kita disambut seseorang yang kita tidak kenal dari pendalaman Afrika, atau dari negara yang miskin. Dia berterima kasih karena kita telah memberikan sebuah pertolongan yang kita lakukan pada saat kita di dunia. Suatu pemandangan yang indah, bukan?

Mau kah kita bermurah hati pada sesama kita? Uang merupakan sesuatu hal yang serius. Tuhan tidak pernah memisahkan keuangan dan kehidupan kerohanian kita. Kalau kita tidak setia dengan urusan uang yang Tuhan berikan pada kita, Tuhan tidak akan memberikan harta surga yang sesungguhnya. Ayat ini bukan berarti keselamatan kita berdasarkan pada perbuatan kita, tetapi untuk mengajarkan bahwa orang yang diselamatkan perlu hidup dalam kekudusan seperti ini. Iman yang sejati harus menghasilkan pertobatan.

Craig Bloomberg: “If stewardship is a sign of a redeemed life, then Christian will, by their new natures, want to give. Over time, compassionate and generous use of their resources will become an integral part of their Christian lives.”

Mari kita pikirkan, kalau Tuhan sudah menebus kita karena Tuhan sudah begitu generous pada kita, mengapa kita tidak bisa menjadi orang yang generous?

3. Kita harus memilih antara Yesus dan Uang

Kalau kita lihat Lukas 16: 13, Yesus berkata secara spesifik kita tidak bisa mengabdi kepada Tuhan dan Mamon – karena banyak orang yang berusaha untuk mengabdi kepada Tuhan DAN Mamon. Kita tidak bisa menyembunyikan idolatry kita.

Sering kita merasa puas hanya dengan yakin akan darah Kristus di salib dan kita hanya berhenti sampai di situ. Padahal kalau kita percaya pada Juru Selamat kita, kita pun akan menjadikan dia sebagai Tuhan kita. Kalau kita menyembah Tuhan, kita akan membenci uang dan sebaliknya, kalau kita menyembah uang, kita akan membenci Tuhan.

Dan tragisnya dalam Lukas 16: 14, perkataan Yesus dicemooh dan membenarkan diri mereka sendiri.

Ini saat nya kita untuk memilih – apakah kita menyembah Tuhan, atau menyembah uang. Apakah kita memakai uang kita dengan murah hati untuk kemuliaan Tuhan dan kebaikan bagi orang lain, atau kita pakai uang kita untuk diri kita sendiri saja. Pilihan ini tidak mudah, karena selama ini uang lah yang memberikan kita kenikmatan, keamanan, dan kenyamanan.

Baca Juga: Perumpamaan Bendahara Yang Tidak Jujur: Lukas 16:1-15

The good news is, Tuhan kita adalah Tuhan yang jauh lebih baik daripada uang. Dia menawarkan kenikmatan sejati bersamaNya, yang lebih dari kenikmatan yang uang tawarkan! Dia memberikan kenyamanan yang sejati, dan keamanan yang sejati, yaitu jaminan keselamatan kita di kekekalan.

“Money is an excellent slave, but a terrible master” and Jesus is the excellent Master! Kalau Dia sudah kehilangan hidupNya untuk kita, apa yang Dia tidak bisa berikan pada kita? Dia tahu kebutuhan kita dan Dia akan memenuhinya sesuai dengan hikmat dan waktu nya.

Mana yang kita pilih? Tuhan? Atau Uang?, -Stephanus Pradhana
Next Post Previous Post