3 ARTI HIDUP ADALAH KRISTUS, MATI ADALAH KEUNTUNGAN (FILIPI 1:20-26)
Pdt Victor Liu.
Menyesuaikan diri dengan prilaku dan prinsip yang baru tidak lah mudah, sama hal nya seperti kita baru pindah ke luar kota atau ke luar negeri, kita akan struggle untuk menyesuaikan diri kita di tempat yang baru.
Kebiasaan dan filosofi yang sudah kita pegang, biasanya akan menjadi gaya hidup yang akan akhirnya menjadi benturan dalam hidup kita (dalam menjalin hubungan suami istri, dengan teman, dalam proses belajar, dan juga kerohanian).
“To live is Christ, to die is gain” – apa arti sesungguhnya yang dikatakan Paulus ini?
Filipi 1:20-26
Ada 3 (arti) arti Hidup adalah Kristus, Mati adalah keuntungan
otomotif, gadget, bisnis |
Kebiasaan dan filosofi yang sudah kita pegang, biasanya akan menjadi gaya hidup yang akan akhirnya menjadi benturan dalam hidup kita (dalam menjalin hubungan suami istri, dengan teman, dalam proses belajar, dan juga kerohanian).
“To live is Christ, to die is gain” – apa arti sesungguhnya yang dikatakan Paulus ini?
Filipi 1:20-26
Ada 3 (arti) arti Hidup adalah Kristus, Mati adalah keuntungan
1. My satisfaction is in Christ
Kalau kepuasan dan suka cita kita tidak di dalam Kristus, maka prinsip-prinsip lainnya yang akan sia-sia. Bagi Paulus, kematian adalah sebuah keuntungan (bisa bersama dengan Kristus; lebih baik dari apa pun juga yang ada di dunia ini). Dan saat masih hidup, kita selalu tenang dalam situasi apa pun juga karena kita memilki Kristus.
Kalau kita ingat, doa Paulus pada jemaat Filipi sebelumnya adalah supaya kasih jemaat FIlipi semakin melimpah dalam Kristus – sehingga pada saat kita harus memilih Kristus atau hal yang lain, kita akan sangat mudah untuk memilih Kristus.
Tetapi kalau hati kita sudah terpikat dengan seseorang, barang, hobi, atau apa pun juga yang memberikan kita kepuasan, maka hati kita akan terus menerus terbawa ke sana dan Kristus akan kita kesampingkan!
Apa yang umumnya kita cari untuk memberikan kepuasan dalam hidup? Selama itu bukan Kristus, kita akan terus menerus merasa kosong dan tidak akan pernah puas!
“God is most glorified in us when we are most satisfied in Him” – John Piper
Kalau kepuasan dan suka cita kita tidak di dalam Kristus, maka prinsip-prinsip lainnya yang akan sia-sia. Bagi Paulus, kematian adalah sebuah keuntungan (bisa bersama dengan Kristus; lebih baik dari apa pun juga yang ada di dunia ini). Dan saat masih hidup, kita selalu tenang dalam situasi apa pun juga karena kita memilki Kristus.
Kalau kita ingat, doa Paulus pada jemaat Filipi sebelumnya adalah supaya kasih jemaat FIlipi semakin melimpah dalam Kristus – sehingga pada saat kita harus memilih Kristus atau hal yang lain, kita akan sangat mudah untuk memilih Kristus.
Tetapi kalau hati kita sudah terpikat dengan seseorang, barang, hobi, atau apa pun juga yang memberikan kita kepuasan, maka hati kita akan terus menerus terbawa ke sana dan Kristus akan kita kesampingkan!
Apa yang umumnya kita cari untuk memberikan kepuasan dalam hidup? Selama itu bukan Kristus, kita akan terus menerus merasa kosong dan tidak akan pernah puas!
“God is most glorified in us when we are most satisfied in Him” – John Piper
2. My body is a tool to glorify Christ (Filipi 1:20)
Kalau nilai hidup kita selalu fokus pada kepuasan dalam Kristus, maka kita akan secara otomatis mau mempermuliakan Tuhan.
Mati hidup kita adalah untuk kemuliaan Tuhan – entah itu berkarya, studi, menikah, dan sebagainya. Yang kita lakukan sebagai seorang doulos (budak), lakukan lah untuk Master kita Tuhan Yesus Kristus.
Struggle kita pada saat ini adalah karena filosofi yang diajarkan oleh Kristus berbeda sekali dengan dunia ini. Sehingga kita mungkin bisa hafal ayat-ayat atau mau untuk punya prinsip memuliakan Tuhan, tetapi ujung-ujungnya malah untuk memuliakan diri kita sendiri.
Filiosofi dunia: hidup kita (kekayaan, sukses, posisi, dll) adalah sebagai goal, yang adalah untuk my pleasure/diri kita sendiri.=
Kalau nilai hidup kita selalu fokus pada kepuasan dalam Kristus, maka kita akan secara otomatis mau mempermuliakan Tuhan.
Mati hidup kita adalah untuk kemuliaan Tuhan – entah itu berkarya, studi, menikah, dan sebagainya. Yang kita lakukan sebagai seorang doulos (budak), lakukan lah untuk Master kita Tuhan Yesus Kristus.
Struggle kita pada saat ini adalah karena filosofi yang diajarkan oleh Kristus berbeda sekali dengan dunia ini. Sehingga kita mungkin bisa hafal ayat-ayat atau mau untuk punya prinsip memuliakan Tuhan, tetapi ujung-ujungnya malah untuk memuliakan diri kita sendiri.
Filiosofi dunia: hidup kita (kekayaan, sukses, posisi, dll) adalah sebagai goal, yang adalah untuk my pleasure/diri kita sendiri.=
Mungkin awal-awal kita berdedikasi penuh pada Tuhan, tetapi saat kita diberikan pekerjaan oleh Tuhan, atau semakin sukses, kita mulai hitung-hitungan: waktu kita, uang kita (untuk tabungan, untuk anak kita, dan sebagainya), sehingga pada akhirnya goal yang kita punyai adalah untuk kita, dan kita saja!
Filosofi kita seharusnya adalah bagaimana hidup kita (keluarga, posisi, harta, dan sebagainya) seharusnya sebagai alat untuk mempermuliakan Tuhan!
Filosofi dunia: hidup ini (posisi, kekayaan, dll) as the goal for my glory
Filosofi Kristus: hidup ini as a tool for Gods glory
Filosofi kita seharusnya adalah bagaimana hidup kita (keluarga, posisi, harta, dan sebagainya) seharusnya sebagai alat untuk mempermuliakan Tuhan!
Filosofi dunia: hidup ini (posisi, kekayaan, dll) as the goal for my glory
Filosofi Kristus: hidup ini as a tool for Gods glory
3.To serve Jesus Christ Joyfully and Productively (Filipi 1:22, 24-26)
“bekerja memberi buah” (ITB) = “work productively” (NET), “fruitful labor” (ESV) (2 kata Yunani yang digabungkan menjadi satu). Buah, menunjukkan hasil dari bekerja dengan keseriusan dan suka cita.
Baca Juga: Filipi 1:20-21 (3 Arti Hidup)
“bekerja memberi buah” (ITB) = “work productively” (NET), “fruitful labor” (ESV) (2 kata Yunani yang digabungkan menjadi satu). Buah, menunjukkan hasil dari bekerja dengan keseriusan dan suka cita.
Baca Juga: Filipi 1:20-21 (3 Arti Hidup)
Pada saat kita datang ke gereja untuk memuji Tuhan pada hari Minggu, kita dengan serius dan memaksakan diri kita untuk keluar dari ranjang kita, tetapi juga dengan suka cita mau datang memuji Tuhan dan mendengarkan firmanNya.
Manusia, karena egois, umumnya lebih suka untuk dilayani, dan bukan melayani. Kita ada waktu untuk keluarga, untuk diri sendiri, untuk bekerja – karena itu kita seharusnya juga ada waktu untuk bersama-sama melayani Tuhan dengan suka cita!
Manusia, karena egois, umumnya lebih suka untuk dilayani, dan bukan melayani. Kita ada waktu untuk keluarga, untuk diri sendiri, untuk bekerja – karena itu kita seharusnya juga ada waktu untuk bersama-sama melayani Tuhan dengan suka cita!