4 Pesan Teologis Di Struktur Doa Bapa Kami
Pdt. Yakub Tri Handoko
Doa Bapa Kami sebagaimana tercatat di dalam injil Matius 6:9-13 adalah doa yang sangat indah. Doa ini terdiri dari empat bagian:
Doa Bapa Kami sebagaimana tercatat di dalam injil Matius 6:9-13 adalah doa yang sangat indah. Doa ini terdiri dari empat bagian:
1.Sapaan kepada Allah, 2.permohonan yang berkaitan dengan Allah, 3.permohonan yang berkaitan dengan diri kita sendiri dan 4.pujian kepada Allah.
Sapaan kepada Allah terlihat dari kalimat “Bapa Kami yang ada di sorga”.
Permohonan yang berkaitan dengan Allah terlihat dari kalimat “dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, dan jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga”.
Permohonan yang berkaitan dengan diri kita terdapat pada kalimat “berikanlah kami makanan, pengampunan, dan kelepasan dari si jahat”.
Permohonan yang berkaitan dengan Allah terlihat dari kalimat “dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, dan jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga”.
Permohonan yang berkaitan dengan diri kita terdapat pada kalimat “berikanlah kami makanan, pengampunan, dan kelepasan dari si jahat”.
Pujian kepada Tuhan muncul pada kalimat “karena Engkaulah yang punya Kerajaan, kuasa, dan kemuliaan sampai selama-lamanya”. Struktur ini bukan saja sangat indah namun juga mengajarkan konsep-konsep teologis yang sangat mendalam yang seringkali kita lupakan.
Ada empat pesan teologis yang ada di masing-masing bagian ini. Setiap bagian mengajarkan satu pesan teologis yang penting.
Pertama, relasi dengan Allah.
Kita memanggil Allah dengan sebutan “Bapa Kami yang ada di sorga”. Kata “Bapa” menunjukkan kedekatan antara kita dengan Allah walaupun ada perbedaan yang tidak mungkin terseberangi. Dia adalah Bapa yang ada di sorga sedangkan kita ada di bumi. Dia adalah pencipta sedangkan kita adalah ciptaan.
Ada empat pesan teologis yang ada di masing-masing bagian ini. Setiap bagian mengajarkan satu pesan teologis yang penting.
Pertama, relasi dengan Allah.
Kita memanggil Allah dengan sebutan “Bapa Kami yang ada di sorga”. Kata “Bapa” menunjukkan kedekatan antara kita dengan Allah walaupun ada perbedaan yang tidak mungkin terseberangi. Dia adalah Bapa yang ada di sorga sedangkan kita ada di bumi. Dia adalah pencipta sedangkan kita adalah ciptaan.
Dia tidak terbatas dan kita terbatas. Meskipun ada jurang yang besar, namun syukur kepada Allah karena Dia menjembatani jurang itu. Dia datang untuk menyentuh kita. Dia membangun relasi dengan kita. Itulah sebabnya kita memanggil Dia dengan sebutan “Bapa” karena Allah yang transenden dan mulia itu mau hadir di tengah-tengah umat-Nya.
Kedua, kepedulian terhadap kepentingan Allah.
Setelah sapaan “Bapa Kami yang ada di sorga”, Doa Bapa Kami tidak langsung berbicara tentang kita tetapi bicara tentang Allah. “Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, dan jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga”. Semuanya adalah tentang Allah. Mungkin seringkali kita berdoa hanya untuk mengajukan permintaan untuk kita dan tentang kita.
Kita lupa doa kita seharusnya berisi kepedulian kita terhadap kepentingan Allah: nama-Nya dikuduskan/dihargai, kerajaan-Nya semakin hari semakin nyata di dalam dunia ini dan Yesus Kristus datang kali yang kedua untuk menahbiskan seluruhnya. Itulah doa kita, yaitu supaya Kerajaan Allah semakin diperlebar dan semakin banyak orang yang menaati kehendak Allah di atas muka bumi ini.
Ketiga, persandaran kepada Allah.
Dari antara sekian banyak permintaan yang mungkin saja kita sampaikan kepada Allah, Tuhan Yesus cuma menyinggung tiga hal, yaitu makanan, pengampunan dan kelepasan dari pencobaan. Hal ini menarik sekali karena ada begitu banyak kebutuhan kita tapi Tuhan Yesus hanya menyinggung tiga hal ini. Mengapa demikian? Karena tiga hal ini adalah hal-hal yang kita perlukan tiap-tiap hari.
Kedua, kepedulian terhadap kepentingan Allah.
Setelah sapaan “Bapa Kami yang ada di sorga”, Doa Bapa Kami tidak langsung berbicara tentang kita tetapi bicara tentang Allah. “Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, dan jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga”. Semuanya adalah tentang Allah. Mungkin seringkali kita berdoa hanya untuk mengajukan permintaan untuk kita dan tentang kita.
Kita lupa doa kita seharusnya berisi kepedulian kita terhadap kepentingan Allah: nama-Nya dikuduskan/dihargai, kerajaan-Nya semakin hari semakin nyata di dalam dunia ini dan Yesus Kristus datang kali yang kedua untuk menahbiskan seluruhnya. Itulah doa kita, yaitu supaya Kerajaan Allah semakin diperlebar dan semakin banyak orang yang menaati kehendak Allah di atas muka bumi ini.
Ketiga, persandaran kepada Allah.
Dari antara sekian banyak permintaan yang mungkin saja kita sampaikan kepada Allah, Tuhan Yesus cuma menyinggung tiga hal, yaitu makanan, pengampunan dan kelepasan dari pencobaan. Hal ini menarik sekali karena ada begitu banyak kebutuhan kita tapi Tuhan Yesus hanya menyinggung tiga hal ini. Mengapa demikian? Karena tiga hal ini adalah hal-hal yang kita perlukan tiap-tiap hari.
Kita tidak bisa hidup tanpa makan. Tidak ada manusia dapat bertahan hidup tanpa makan berhari-hari atau berbulan-bulan. Kita membutuhkan makanan untuk bertahan hidup. Kita membutuhkan makanan untuk bertahan hidup. Itu berarti kita juga bergantung kepada Allah yang menyediakan makanan itu.
Baca Juga: 2 Arti Bapa Kami Yang Ada Di Sorga
Baca Juga: 2 Arti Bapa Kami Yang Ada Di Sorga
Kita juga butuh pengampunan setiap hari, karena setiap hari kita berdosa kepada Allah dan bersalah kepada orang lain. Oleh karena itu kita membutuhkan pengampunan. Selain itu, kita juga membutuhkan kelepasan dari pencobaan karena kita tahu lawan kita si Iblis setiap hari berjalan keliling seperti singa yang siap menerkam orang-orang yang dapat ditelannya. Tiap hari Iblis mencobai kita. Dia mengganggu dan berupaya meruntuhkan iman kita. Setiap hari pula kita membutuhkan Allah untuk melepaskan kita dari tangan si jahat. Hal Ini menunjukkan bahwa kita perlu bersandar kepada Allah untuk hal-hal yang paling mendasar di dalam hidup kita.
Keempat, pengakuan terhadap kebesaran Allah.
Keempat, pengakuan terhadap kebesaran Allah.
Matius 6:13 mengatakan, “karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya.” Berdoa itu sekali lagi bukan berbicara tentang kita. Doa Bapa Kami dimulai dengan Allah dan diakhiri dengan Allah juga. Doa Bapa Kami tidak diakhiri dengan permohonan untuk kita karena ketika Tuhan menjawab doa kita, tujuan utamanya bukan kita tetapi kemuliaan-Nya sendiri.
Empat pesan teologis ini kiranya kita simpan di dalam hati kita dan setiap kali kita berdoa, mari kita mengingat relasi kita dengan Tuhan. Mari kita peduli dengan kepentingan Tuhan dan bersandar penuh kepada-Nya serta memberikan segala kemuliaan kepada Tuhan karena Dia adalah Allah yang Mahabesar. Tuhan memberkati kita!
Empat pesan teologis ini kiranya kita simpan di dalam hati kita dan setiap kali kita berdoa, mari kita mengingat relasi kita dengan Tuhan. Mari kita peduli dengan kepentingan Tuhan dan bersandar penuh kepada-Nya serta memberikan segala kemuliaan kepada Tuhan karena Dia adalah Allah yang Mahabesar. Tuhan memberkati kita!