4 SIFAT ALKITAB

4 SIFAT / KARAKTERISTIK ALKITAB
Apakah karakteristik atau sifat-sifat Alkitab? Ada 4 (empat) karakteristik atau sifat Alkitab.

1. Sifat pertama, Alkitab memiliki Otoritas (Authority).

Kita tahu bahwa Alkitab ditulis oleh manusia melalui pengilhaman Roh Kudus, dalam arti Roh Kudus yang mendorong, memimpin, dan mengontrol, sehingga apa yang dituliskan tidak mengandung kesalahan.

Alkitab melibatkan partisipasi manusia, seperti di dalam Lukas 1:1-4, dimana Lukas berusaha mengumpulkan sumber dan berusaha untuk menyelidikinya dan menyusunnya sedemikian rupa. Namun walaupun Alkitab ditulis oleh manusia, tetapi kita tidak boleh lupa bahwa Alkitab diilhamkan oleh Allah melalui pekerjaan Roh Kudus.

Oleh karena itu, apa yang dituliskan di dalam Alkitab bersifat otoritatif dan normatif bagi hidup orang Kristen. Apa yang dituliskan bukan hanya menambah pengetahuan kita, tetapi juga mengatur kehidupan kita. Jadi pada saat dikatakan Alkitab berorotitas, hal itu berarti Alkitab berotoritas atas segala aspek kehidupan kita.

Alkitab bukan hanya berotoritas pada saat membahas iman atau etika, tetapi juga pada saat Alkitab membahas tentang apapun juga yang benar-benar Alkitab bahas. Kita perlu menggarisbawahi yang benar-benar Alkitab bahas” dan “yang benar-benar Alkitab maksudkan” Mengapa kita perlu menggarisbawahi hal-hal tersebut? Karena ada beberapa orang Kristen yang terlalu naif dan terlalu dogmatis.

Mereka menganggap bahwa Alkitab berbicara tentang segala sesuatu, sehingga mereka berusaha untuk menafsirkan Alkitab sedemikian rupa tentang banyak hal yang ingin mereka dengar. Padahal sebetulnya Alkitab tidak berbicara tentang banyak hal, tetapi Alkitab berbicara hanya untuk hal-hal yang Alkitab sungguh-sungguh ingin ajarkan. Hal-hal itu bisa berkaitan dengan iman, etika, geografi, sejarah, filsafat, atau dengan apapun juga. Pada saat Alkitab benar-benar menyinggung dan benar-benar memaksudkannya seperti itu, maka apa yang ditulis dalam Alkitab adalah bersifat normatif bagi kita karena mengandung otoritas ilahi di dalamnya.

Ketika saya mengatakan Alkitab bersifat normatif, maka kita juga perlu mengingat bukan saja kita harus menafsirkan Alkitab dengan tepat atau tidak boleh memaksakan Alkitab. Kita juga perlu mengingat bahwa yang dimaksud dengan Alkitab di sana adalah naskah asli Alkitab yang ditulis oleh para penulis Alkitab.

Salinan Alkitab bisa mengandung kekeliruan. Terjemahan Alkitab bisa kurang sempurna. Tafsiran Alkitab juga seringkali bisa salah. Tetapi pada naskah aslinya sendiri tidak mengandung kesalahan. Jadi apa saja yang disinggung dan dimaksudkan di dalam Alkitab, ketika kita tafsirkan dengan benar, maka itu menjadi normatif karena memiliki otoritas ilahi di dalamnya.

2. Sifat yang kedua, Alkitab memiliki kejelasan (Clarity).


Sifat Alkitab yang kedua adalah kejelasan. Apa maksud dari pernyataan Alkitab mengandung kejelasan? Kita perlu memahami bahwa Alkitab dituliskan Allah untuk semua umat Allah. Alkitab tidak dituliskan hanya untuk segelintir orang dengan pengetahuan teologi yang luar biasa atau untuk segelintir orang yang memiliki pengalaman luar biasa bersama dengan Tuhan.

Tetapi Alkitab dituliskan untuk semua umat Allah, baik umat Allah di dalam Perjanjian Lama, Perjanjian Baru, maupun sekarang. Tidak semua mereka adalah orang-orang yang hebat secara intelektual atau tinggi dalam pendidikan. Tetapi Alkitab ditulis sebagai sebuah kejelasan bagi semua orang. Alkitab memiliki karakteristik jelas karena memang dimaksudkan untuk /semua umat Allah.

Ada sebuah peribahasa kuno yang menurut banyak orang bisa ditelusuri sampai pada zaman Agustinus. Peribahasa itu mengatakan bahwa Alkitab bisa diibaratkan seperti kolam atau danau di mana mana gajah pun bisa tenggelam, tetapi anak kecil bisa bermain-main di situ. Maksudnya adalah Alkitab bisa menjadi bahan perenungan dan bahan studi yang sangat mendalam, sampai orang yang paling pintar sekalipun tidak bisa memahaminya.

Tetapi Alkitab sekaligus juga bisa menjadi bahan bacaan yang begitu sederhana, sehingga orang-orang biasa pun bisa membaca dan mendapat manfaat dari Alkitab. Martin Luther pernah mengatakan bahwa khotbah yang baik adalah khotbah yang dapat dipahami oleh orang-orang yang berpikir intelek maupun orang-orang yang sederhana cara berpikirnya .

3. Sifat ketiga, Kebutuhan (Necessity).

Alkitab sangat diperlukan dan tidak tergantikan, untuk kita dapat memahami keselamatan yang benar, bertumbuh secara rohani, dan mengenal kehendak Allah. Kita perlu menegaskan, bahwa Alkitab adalah standar kebenaran di dalam segala sesuatu, terutama di dalam hal-hal yang berkaitan dengan kerohanian dan keselamatan kita. Tidak boleh ada hal lain yang menggantikan peranan Alkitab dan tidak boleh ada hal apapun yang mengatasnamakan Allah dan menggantikan otoritas Alkitab dan kebutuhan kita terhadap Alkitab.

Tuhan Yesus memberikan contoh di dalam Matius 15, pada waktu Ia berdebat dengan orang-orang Farisi, di ayat 1-9 Tuhan Yesus mengecam orang-orang Farisi yang telah menggantikan firman Allah dengan tradisi-tradisi manusia dan berbagai macam tradisi lisan yang bukan berasal dari Allah sendiri. Bagi Tuhan Yesus, firman Allah tidak perlu ditambah dengan yang lain, apalagi digantikan oleh yang lain.

Paulus juga mengambil sikap yang sama di dalam Kolose 2:18. Di sana Paulus mengecam beberapa orang yang mencoba untuk menyusup ke dalam jemaat Kolose dan mengajarkan hal-hal yang kelihatannya rohani, hal-hal yang kelihatannya spetakuler dan luar biasa spiritual, misalnya penyembahan kepada malaikat, mendengarkan ini dan itu dalam dunia roh. Paulus sangat mengecam hal-hal yang semacam itu. Paulus mengecam berbagai macam aturan asketisisme, ajaran-ajaran manusia yang kelihatannya rendah hati dan menjauhi dunia, tetapi sebetulnya hal itu hanyalah perintah-perintah manusia dan hanya untuk memuaskan manusia.

Di dalam 2Tesalonika 2:1 Paulus juga memberitahu jemaat di Tesalonika supaya mereka tidak lekas bingung dengan berbagai ajaran yang mengatasnamakan wahyu dari Roh Kudus atau wahyu yang memiliki wibawa apostolik, yang mengatakan bahwa surat ini dari Paulus dan sebagainya, padahal sebenarnya bukan. Paulus sangat menentang hal-hal yang seperti itu. Demikian juga dengan Tuhan Yesus yang sangat menentang hal-hal lain di luar Alkitab yang dipakai untuk menggantikan Alkitab. Alkitab sangat diperlukan dan tidak tergantikan untuk kita bisa mengenal keselamatan yang benar, bertumbuh secara rohani, dan mengetahui kehendak Allah. Di luar Alkitab kita tidak bisa memahami hal-hal ini.

4. Sifat keempat, kecukupan (sufficiency).

Apa yang dimaksud dengan sifat ini? Alkitab ditulis bukan untuk memuaskan rasa ingin tahu kita. Bukan juga sebagai bahan untuk menjawab semua pertanyaan yang mungkin muncul di pikiran kita atau untuk memuaskan berbagai macam spekulasi filosofis dan spekulasi intelektual kita. Alkitab ditulis tidak lengkap, dalam arti membahas segala sesuatu, tetapi Alkitab ditulis secara cukup.

Di dalam Ulangan 29:29 dikatakan, “Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan anak-anak kita sampai selama-lamanya. ” Tidak semua hal ditulis di dalam Alkitab. Yohanes 20:30-31 mengatakan bahwa masih banyak hal lain lagi, tanda-tanda yang dibuat oleh Tuhan Yesus, tetapi tidak semuanya dituliskan di dalam injil Yohanes.


Kemudian Yohanes 21:25 mengatakan bahwa kalau semua perkataan dan perbuatan Yesus dituliskan, maka (dalam sebuah gaya bahasa hiperbola) tidak mungkin ada tempat untuk menyimpan semua tulisan itu. Dengan kata lain, Injil Yohanes dua kali mengatakan bahwa tidak semua kehidupan Yesus dituliskan di dalam Injil. Di dalam kitab-kitab Injil dituliskan apa yang perlu bagi kita; hanya apa yang bermanfaat untuk keselamatan kita, yang bermanfaat untuk bertumbuhan rohani kita, dan yang bermanfaat untuk mengerti kehendak Allah di dalam hidup kita.

Hanya hal-hal ini saja yang diajarkan di dalam Alkitab. Alkitab bersifat cukup. Alkitab tidak membahas segala sesuatu, tetapi Alkitab memberikan pedoman yang cukup bagi kita untuk meresponi segala sesuatu. Alkitab tidak berbicara tentang penemuan-penemuan modern atau hal-hal detail yang baru diketahui oleh manusia di zaman ini. 

Tetapi Alkitab memberikan landasan yang kuat dan perspektif yang teguh untuk memahami segala sesuatu. Alkitab cukup bagi kita, untuk memandang segala sesuatu dan memahaminya dari perspektif Allah. Kiranya karakteristik / SIFAT kebutuhan dan kecukupan Alkitab ini mendorong kita untuk terus mencintai, membaca, dan merenungkannya dengan setia. 4 SIFAT ALKITAB
Next Post Previous Post