KAJIAN TENTANG TAKUT AKAN TUHAN DI KITAB AMSAL

KAJIAN TEOLOGIS TENTANG TAKUT AKAN TUHAN DI KITAB AMSAL
Definisi Takut akan TUHAN

Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan (Amsal 1:7)

Secara teologis dapat dikemukakan empat yang utama tentang ketakutan; 1. ketakutan yang kudus, 2. takut diperbudak, 3. takut kepada manusia, dan 4.yang disegani.

Takut akan TUHAN berarti merasa gentar (ngeri) atau segan terhadap yang Mahatinggi, Mahamulia, Mahakudus, dan Mahakuasa.“takutakan TUHAN merupakan ketakutan yang kudus, dimana sikap ini
adalah dampak dari pengenalan orang percaya akan Allah yang hidup”.

Takut akan Tuhan adalah kesadaran akan kekudusan, keadilan dan kebenaran-Nya sebagai pasangan terhadap kasih dan pengampunan-Nya, yaitu: mengenal Dia dan memahami sepenuhnya siapakah Dia
(bd. Amsal 2:5). Takut akan Tuhan berarti memandang Dia dengan kekaguman dan penghormatan kudus serta menghormati-Nya sebagai Allah karena kemuliaan, kekudusan, keagungan, dan kuasa-Nya yang besar (Filipi 2:12).

Takut akan TUHAN adalah wujud ketakutan yang sehat. Artinya manusia menghormati Dia, patuh dalam penghakiman-Nya atas dosa-dosa, berpegang pada Dia, mengenali Dia sebagai TUHAN yang Absolut dan memuliakan-Nya. Takut akan TUHAN akan membawa manusia lebih dekat kepada TUHAN, bukan menjauh dari-Nya. Orang-orang Kristen yang percaya kepada TUHAN memilki rasa takut yang berbeda dengan rasa takut yang dimiliki oleh orang di luar TUHAN.

Rasa takut yang dimiliki oleh orang percaya lebih mengarah kepada “penghormatan” akan Dia bukan takut karena adanya suatu “hukuman” yang akan diterimanya. Banyak orang Kristen mempunyai persepsi yang salah tentang arti takut akan TUHAN. 

Kebanyakan orang Kristen mendefinisikan takut akan TUHAN dengan ketaatan melakukan perintah TUHAN karena rasa takut akan hukuman padahal rasa takut akan TUHAN yang benar harus lahir karena hubungan bukan karena rasa takut akan hukuman, seharusnya takut akan TUHAN bukan karena takut TUHAN marah bila kita tidak taat melainkan kita takut karena kita mengasihi Dia.

Kata takut akan TUHAN digunakan 19 kali di dalam kitab Amsal (Amsal 1:7,29; 2:5; 3:7; 8:13; 9:10; 10:27; 14:2,26,27; 15:16,33; 16:6; 19:23; 22:4; 23:17; 24:21; 28:14; 31:30).

Kata ‘takut’ dalam kitab Amsal menggunakan kata “yara” dan “yir’a” yang berasal dari kata dasar “yare” yang berarti ‘takut’ atau ‘menakuti’. Dalam bahasa inggris digunakan kata ‘fear’ sebuah kata benda yang ketika berubah menjadi kata kerja, maka kata ini mengacu kepada suatu sikap segan terhadap Allah. Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari memberikan penjelasan yang lebih mudah dipahami, “untuk memperoleh ilmu sejati, pertama-tama orang harus mempunyai rasa hormat dan takut kepada TUHAN.”(BIS)

1. Kata ‘yare YHWH’ dalam kitab Amsal menggambarkan suatu sikap ‘hormat atau segan’ terhadap TUHAN, yang harus diaplikasikan oleh setiap orang dalam kehidupannya setiap hari. Robert Alden
mengatakan bahwa, “Terjemahan ‘takut’ di sini sebenarnya tidak berkonotasi negatif, malah seharusnya merupakan sebuah sikap yang positif terhadap Tuhan. Kalau kita sudah berbuat salah maka kita patut
takut, tetapi kalau hubungan dengan Tuhan baik, maka istilah yang lebih baik adalah hormat”.

2. Pengertian ‘takut’ dalam kitab Amsal berbeda dengan pengertian takut yang seringkali dialami oleh setiap manusia, seperti takut ular, takut ketinggian, takut gelap dan sebagainya. Pengertian takut disini
adalah sehubungan dengan praktek hidup sehari-hari yang dekat dengan TUHAN dengan cara menjauhi kejahatan.

Kitab amsal mendefinisikan takut akan TUHAN sebagai berikut:

Pertama(1:7) ”takut akan TUHAN” adalah permulaan pengetahuan (bdg. 1:29; 9:10; 15:33 Ayb. 28:28; Mazmur 111:10).

Kedua (2:4,5) ”takut akan TUHAN” digambarkan seperti harta terpendam.

Ketiga (8:13) ”takut akan TUHAN” ialah membenci kejahatan (bdg. 3:7; 16:6).

Keempat (10:27) ”takut akan TUHAN” akan memperpanjang umur.

Kelima (14:2,26,27) orang yang berjalan dalam kejujuran adalah orang yang “takut akan TUHAN” (ayt 2; bdg. 23:17), dalam “takut akan TUHAN” ada ketenteraman yang besar (ayt 26; bdg. 15:16; 28:14), “takut akan TUHAN” adalah sumber kehidupan (ayt 27; 19:23; 22:4).

Keenam (31:30) isteri yang “takut akan TUHAN” dipuji-puji.

Banyak orang Kristen mempunyai persepsi yang salah tentang arti takut akan TUHAN. Kebanyakan orang Kristen mendefinisikan takut akan TUHAN dengan ketaatan melakukan perintah Tuhan karena rasa takut akan hukuman. “Takut akan TUHAN bukanlah sebuah karunia tetapi merupakan sebuah pilihan (Amsal 1:29). Kitab Amsal menyamakan hal takut akan TUHAN dengan pengetahuan akan Allah (Amsal 2:5-6)”

3. Kata takut akan TUHAN dalam kitab Amsal mengacu kepada praktek hidup sehari-hari untuk lebih lagi mengenal dan berusaha untuk mencari TUHAN dalam kehidupan ini agar kehidupan yang setiap orang jalani sekarang ini bahkan selama hidup tidak dijalaninya dengan sia-sia, tetapi senantiasa dijalaninya dalam takut akan TUHAN.

C. Hassell Bullock mengatakan, bahwa banyak orang yang dipengaruhi oleh suatu pendekatan teoritis terhadap kekristenan mampu mendapat “pegangan” tentang iman dengan membaca kitab Amsal. Ia menyentuh berbagai kepentingan bersama dari semua orang yang dikaruniai kehidupan serta yang berjuang bagaimana menjalaninya. Dilihat dari bentuknya yang imperfek, maka kata takut akan TUHAN merupakan salah satu pekerjaan yang belum selesai dilakukan dan masih terus berlangsung sampai sekarang.

Ini adalah suatu perintah yang harus dijalankan oleh setiap orang percaya. Sesuai denganarti dari kata takut (yare) ‘takut’ atau ‘menakuti,’ berarti mengacu kepada ‘takut’ atau ‘menakuti’ suatu objek yang lebih besar dalam hal ini (TUHAN). Ini merupakan perasaan takut secara positif karena, kata ‘takut’ disini membawa orang kepada sesuatu yang lebih baik. 

Membawa orang kepada pengetahuan yang lebih baik akan siapa TUHAN atau objek yang perlu ditakuti itu. Perasaan takut yang demikian yang perlu dimiliki oleh setiap orang yang mengaku percaya kepada TUHAN sehingga, memiliki pengetahuan yang benar tentang segala sesuatu yang setiap orang lakukan dan jalani selama hidup.

4. Kitab Amsal memberikan pengajaran tentang bagaimana sikap setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari yang senantiasa harus difokuskan kepada pengenalan akan TUHAN sehingga, ketika setiap orang memperoleh pengenalan akan TUHAN secara benar, maka sikap takut akan TUHAN akan selalu menjadi gaya hidup setiap orang. Pengajaran dalam Amsal ini bukan saja hanya ditujukan kepada orangorang percaya saja, tetapi juga mencakup seluruh masyarakat secara umum.

Dalam Kitab Amsal yang mendasari kehidupan seseorang ialah hubungannya dengan Allah. Dari hubungan itulah tumbuh pengetahuan moral serta kemampuan untuk menilai apa yang benar (2:6-22), sikap yang tepat (pantas) terhadap harta benda (3:9-10), bekerja dengan rajin (6:6-11), perlunya keseimbangan serta rasa aman hidup di dunia ini (3:21-26), dan hubungan yang benar dengan sesama
(3:27-29).

Takut akan TUHAN merupakan motto kitab Amsal. Takut akan TUHAN mengarahkan setiap orang kepada kehidupan yang lebih bermanfaat. Dalam menjalani kehidupan, setiap orang dituntut untuk selalu takutakan TUHAN.Dalam kitab Amsal sangat jelas digambarkan bagaimana keadaan orang orang yang memilih takut akan TUHAN dengan keadaan hidup orang-orang yang memilih untuk mengabaikan TUHANdalam hidupnya (Amsal 10:27; 14:2,26,27; 15:16).

Penulis kitab Amsal memberikan nasihat kepada setiap anak-anak muda untuk lebih mendengarkan didikan dan menjauhi segala jalan orang-orang berdosa disekitarnya.Penulis dalam hal ini Salomo memberikan teguran kepada orang-orang bodoh atau bebal untuk lebih memilih pengetahuan daripada tetap berada pada keadaan mereka yang tidak mau mengenal TUHAN, dan menolak didikan dan pengetahuan dan lebih memilih untuk tetap ada diposisi mereka semula (Amsal 1:7; 2:29).

Dalam dunia ini, kehidupan setiap orang diperhadapkan kepada banyak persoalan, tantangan, godaan, dan hambatan.Tanpa terkecuali setiap orang Kristen pun menghadapi hal ini. Oleh sebab itu, diperlukan suatu keterampilan untuk menghadapi kehidupan tersebut, dan kitab Amsal lebih tepat memberikan solusi untuk menghadapi kehidupan dan segala persoalan yang ada di dalamnya yaitu dengan memilih “takut akan TUHAN. “untuk memperoleh ilmu sejati, pertama-tama orang harus mempunyai rasa hormat dan takut kepada TUHAN”(BIS).

Terjemahan Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari, lebih tepat mengungkapkan perasaan takut yang sebenarnya harus dimiliki oleh setiap orang terhadap TUHAN, yaitu menghormati Dia, bukan takut untuk dihukum tetapi takut karena manusia menghormati Dia sebagai TUHAN yang besar.

Orang-orang yang mengenal dan memilih takut akan TUHAN tidak perlu memiliki perasaan cemburu ataupun iri terhadap kejahatan orangorang yang ada disekitarnya, bahkan tidak perlu mengikuti jalan-jalan tersebut, Karena jalan hidup orang-orang yang takut akan TUHAN telah diatur oleh TUHAN sendiri baginya (Amsal 3:3135). Ada banyak orang di dunia ini yang dengan sesuka hatinya melakukan apa saja yang diinginkan hatinya tidak peduli apakah itu baik atau tidak.

5. Pada intinya, kitab Amsal mengajarkan bahwa, kehidupan yang setiap orang jalani di dunia ini, segala sesuatu yang dilakukan harus berdasarkan takut akan TUHAN, karena kehidupan ini sepenuhnya ada dalam kendali dan pengawasan TUHAN semata. Relasi manusia dengan TUHANnya akan menentukkan bagaimana hidupnya kedepan.

Manfaat dari Takut akan TUHAN

1. Hikmat

Takut akan TUHAN adalah didikan yang mendatangkan hikmat, dan kerendahan hati mendahului kehormatan; Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal yang mahakudus adalah pengertian” (Amsal. 9:10; 15:33).

Amsal 15:33…”takut akan TUHAN adalah didikan yang mendatangkan hikmat, dan kerendahan hati mendahului kehormatan…”.Dalam terjemahan (BIS) mengatakan, “takut akan TUHAN adalah dasar pendidikan yang baik”, berarti bahwa seseorang akan berhikmat atau seseorang yang akan memiliki hikmat harus didasarkan atau berlandaskan takut akan TUHAN.

Hikmat merupakan manfaat terbesar yang pernah dimiliki oleh manusia menurut kitab amsal.bahkan salah satu penulis dari kitab Amsal tersebut merupakan orang yang paling berhikmat.

Firman Tuhan mencatat dalam 1 Raja-Raja 3:12 demikian, “…maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorangpun seperti engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorangpun seperti engkau…”Hikmat yang dimiliki oleh Raja Salomo melebihi hikmat yang dimiliki oleh orang-orang pada zamannya, bahkan hikmat yang ada padanya tersebut tidak dapat dimiliki oleh siapapun juga baik sebelum dia ada maupun sesudahnya.

Hikmat merupakan hal utama yang harus kita cari (1:20-23; 2:1-22; 3:1-35; 4:1-27; 8:1-36; 22:17 24:34).41 Hikmat merupakan salah satu wujud dari kemahahadiran Allah dalam dunia dan bekerja melalui setiap manusia yang ada di dunia ini.

C. Hassell Bullock mengatakan, “tanpa hikmat itu maka dunia dan kehidupan manusia tidak akan memiliki makna. Hikmat merupakan kemahahadiran Allah yang menembus alam semesta dan tatanan kemasyrakatan manusia (Amsal 2:1-15; 8:22). Hikmat merupakan cara Allah berbicara, yang tertulis dalam alam dan pengalaman manusia.”

Setiap orang harus memiliki hikmat dan mengejar hikmat. Terkadang penulis kitab Amsal juga menggambarkan hikmat seperti suatu pribadi yang dapat bergerak, berteriak, berdiri, bahkan berbicara
kepada setiap orang-orang yang ada di jalan-jalan, di lorong-lorong dan di lapangan-lapangan (Amsal 1:20-33 bdg Yeremia 5:1).

Hikmat sangat dibutuhkan oleh setiap orang untuk menjalani kehidupannya dalam dunia ini. Oleh karena itu, hanya orang-orang yang berhikmat yang akan mampu menjalani dan menata kehidupan dengan baik dan benar. Hanya hikmat yang akan membawa setiap orang menuju kepada kehidupan yang sukses.

Jerry Falwell mengatakan, “He is the One you need to guide you. You cannot be successful without His complete leadership in your life.”43 Hikmat dan takut akan TUHAN merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Bila kita ingin mempunyai hikmat maka kita harus mempunyai dulu rasa takut akan TUHAN. Ketika kita memilih untuk hidup takut akan TUHAN maka hikmat ilahi akan kita dapatkan bila kita mencarinya dan mengejarnya seperti mencari harta terpendam (Amsal 2:4-5).

2. Pengetahuan

Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.” (Amsal. 1:7); “Oleh karena mereka benci kepada pengetahuan dan tidak memilih takut akan
TUHAN.” (Amsal 1:29)

R.E. Harlow mengatakan bahwa, “Ada banyak dalam Amsal tentang bagaimanpun untuk mendapatkan hikmat. Hal pertama adalah untuk mendapatkan pengetahuan dan hal pertama untuk belajar adalah takut akan TUHAN. Takut akan TUHAN juga merupakan awal dari kebijaksanaan.”Lebih lanjut Harlow mengatakan, “Mereka membenci pengetahuan yang akan membawa mereka untuk takut akan TUHAN.

Jadi, jelaslah dari apa yang dikatakan oleh R.E. Harlow bahwa, dengan pengetahuan manusia akan dapat pengenalan yang benar akan ALLAH dan setiap orang yang tidak suka atau membenci pengetahuan secara langsung mereka tidak akan memiliki sikap takut akan TUHAN

Dalam Alkitab pengetahuan bukanlah sekedar pemahaman intelektual. Pengetahuan mencakup emosi dan hubungan-hubungan personal. Bangsa Israel mempunyai pengetahuan tentang Allah atau pengenalan akan Allah yang tidak dimiliki bangsa-bangsa lain (Yeremia 10:25; Yesaya 37:20).

Pengetahuan sejati hanya akan didapatkan oleh manusia ketika manusia mempunyai rasa takut akan TUHAN, karena TUHAN itu sendiri adalah sumber pengetahuan sejati yang diperlukan oleh setiap
manusia.

Notoatmojo mengatakan, Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu: indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman oranglain, media massa maupun lingkungan.

Lebih lanjut Notoatmojo mengatakan bahwa, “Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.Pengetahuan diperlukan sebagai dukungan dalam menumbuhkan rasa percaya diri maupun sikap dan perilaku setiap hari sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan fakta yang mendukung tindakan seseorang.

Untuk menjalani suatu kehidupan di bumi ini, manusia membutuhkan pengetahuan yang akan menuntun manusia dalam menghadapi segala permasalahan dan cobaan hidup. Tanpa pengetahuan, maka manusia tidak akan dapat menjalani hidupnya dengan baik. Oleh sebab itulah setiap manusia perlu mengenal siapa Allah dengan benar, sehingga melalui pengenalan akan Allah tersebut pengetahuan yang sejati itu akan menjadi bagiannya.

3. Kehidupan

Takut akan TUHAN adalah sumber kehidupan sehingga orang terhindar dari jerat maut. (Amsal. 14:27).

Dalam PL hidup biasanya menunjuk pada keadaan hidup di dunia sekarang ini, yang diakhiri dengan mati. Tetapi, hidup ini adalah pemberian Allah (Ul. 30:19). Dalam PB kata hidup sering menunjuk pada
hidup kekal (Roma 6:23), terutama dalam Injil Yohanes (mis.Yohanes 6:48).

Sumber kehidupan” yang dimaksudkan kitab amsal di sini adalah ketika manusia mengenal TUHAN, maka manusia akan memiliki hidup karena TUHAN itu sendiri adalah sumber kehidupan manusia. Allah merupakan sumber dari kehidupan itu sendiri Rick Warren mengatakan bahwa, “Allah bukan sekadar titik awal dalam kehidupan anda; Dialah sumber kehidupan. Untuk menemukan tujuan hidup anda, anda harus melihat Firman Allah, bukan hikmat dunia.Anda harus membangun kehidupan anda di atas kebenaran-kebenaran kekal, bukan psikologi umum, motivasi sukses, atau kisah-kisah yang memberi inspirasi.

Setiap manusia seharusnya menyadari bahwa TUHAN adalah yang menjadi pusat dari kehidupannya.

4. Umur Panjang

Takut akan TUHAN memperpanjang umur, tetapi tahun-tahun orang fasik diperpendek. (Amsal. 10:27)

Kata “memperpanjang” di sini menggunakan kata “Yacaph”, yaw-saf, a prim root to add or augment (often, To continue to do a thing) sebuah akar formal untuk menambah atau meningkatkan (sering, untuk terus melakukan apapun). Sedangkan kata “umur” digunakan kata “Yowm”, yome; from an unused root mean.To be hot; a day (as the warm hours), whether lit. (from sunrise to sunset, or from one sunset to the next)._ dari akar kata yang tidak berarti. Untuk menjadi panas; hari (sebagai jam hangat), apakah menyala. (dari matahari terbit sampai terbenam, atau dari satu matahari terbenam ke berikutnya).

Diterjemahkan ke dalam bahasa inggris “prolongs days” yang secara harfiahnya dapat diartikan “memperpanjang hari”.

Dalam hal ini penulis kitab amsal ingin mengatakan bahwa siapa yang hidup menghormati TUHAN dalam setiap langkah kehidupnya setiap hari, maka “hari-hari dalam hidupnya akan terus diperpanjang
oleh TUHAN sendiri dengan kata lain hidupnya akan lebih lama di bumi ini dibandingkan dengan orang-orang yang hidup tidak takut akan TUHAN.Ada jaminan umur panjang bagi siapa saja yang memilih takut akan TUHAN.

Ketaatan manusia terhadap TUHANakan membawa kebahagiaan yang sejati dibandingkan dengan orang-orang yang tidak hormat terhadap TUHAN. Setiap orang di dunia ini telah ditentukan batas hidupnya oleh TUHAN, namun tidak ada satu orang pun yang tahu kapan dan bagaimana seseorang tersebut akan meninggal, sebab semuanya ada dalam pengaturan dan pengetahuan TUHAN semata. Oleh sebab itu, hanya TUHANlah yang menentukkan kehidupan setiap orang.

Jadi, setiap manusia dituntut untuk hidup senantiasa menghormati TUHAN agar hari-hari dalam hidupnya terus ditambah-tambahkan oleh-Nya atau dengan kata lain umurnya diperpanjang oleh TUHAN yang empunya kehidupan itu sendiri. Sebab yang memegang dan memberikan hidup kepada setiap orang adalah TUHAN.

Dengan kekuasaan-Nya dan kemahatahuan-Nya segala sesuatu yang terjadi dan akan terjadi terhadap setiap manusia diketahui-Nya. Sekalipun hal ini tidak dapat dipungkiri
bahwa kenyataan yang terlihat dalam kehidupan manusia setiap hari justru banyak orang-orang jahat /orang-orang yang hidupnya lebih lama daripada orang-orang yang baik ataupun bisa dikatakan orang-orang Kristen yang percaya TUHAN.

PENERAPAN TAKUT AKAN TUHAN DALAM KEHIDUPAN KEKRISTENAN

Prinsip-prinsip “takut akan TUHAN” yang perlu diterapkan dalam kehidupan kekristenan berdasarkan kitab amsal antara lain:

1. Mengenal TUHAN Dengan Sungguh-Sungguh

“Jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam, maka engkau akan memperolah pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah” (Amsal 2:4-5). Untuk dapat mengenal Tuhan dengan benar setiap manusia harus dengan sungguh-sungguh mencari dan berusaha untuk mengenal Dia. 

Kitab amsal memberikan gambaran mengenai sikap setiap orang yang memiliki pengertian tentang takut akan TUHAN seperti seseorang yang mencari perak. Ini berarti bahwa usaha untuk mengenal TUHAN adalah sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan kekristenan setiap hari.

Ketika seseorang mengenal TUHAN dengan benar, maka dengan secara sadar seseorang tersebut akan mendapat pengertian tentang siapa TUHAN itu sehingga, di sinilah seseorang akan mendapat kesadaran
untuk menghormati TUHAN yang disembahnya.

Pada dasarnya Allah bukanlah Allah yang tidak dapat dikenal oleh manusia, Allah dapat dikenal melalui pembacaan Firman Tuhan, berdoa, pujian dan persekutuan-persekutuan dengan orang percaya lainnya

2. Menjadikan TUHAN Sebagai Sandaran

Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri (Amsal 3:5). Setiap orang Kristen yang percaya diperingatkan dan diperintahkan untuk percaya
sepenuhnya kepada Tuhan, bersandar kepada-Nya dan tidak mengandalkan atau bersandar pada pengertiannya sendiri.

Setiap orang yang mau berjalan dengan kekuatannya sendiri adalah orang yang tidak mengenal siapa Tuhannya, bahkan merupakan orang yang tidak menghormati dan menghargai Tuhan dalam hidupnya. “Perintah ini juga merupakan peringatan terhadap bersandar pada perasaan kita.

Kesalahan ini banyak terjadi di antara orang Kristen. Bersandar pada Tuhan berarti mengenal Dia melalui firman-Nya, doa, dan melalui nasihat oranglain”.Orang-orang Kristen yang sungguh-sungguh bersandar kepada Tuhan akan sehat dan bijaksana (Amsal 3:7). 

Amsal berkata orang yang bijak akan mewarisi kehormatan (Amsal 3:35). “kepercayaan diperintahkan; kepercayaan yang juga meliputi kepercayaan kepada Allah (ay. 5), mengakui Dia dalam segala bidang kehidupan (ay. 6), dan takut kepada Dia (ay. 7)”. Ketika setiap orang menjadikan Tuhan sebagai sandaran dalam hidupnya itu berarti bahwa orang tersebut tidak akan menjadi gentar dan takut terhadap ke kejutan yang tiba-tiba karena Dia sendirilah yang akan menghindarkan kaki manusia dari pada jerat (Amsal 3:26).

Percaya kepada Tuhan dengan segenap hati adalah lawannya meragukan Allah dan firman-Nya. Pengertian kita sendiri terbatas, dan mudah salah, dalam semua rencana, keputusan, dan tindakan kita, hendaknya kita mengakui Allah sebagai Tuhan dan kehendak-Nya sebagai keinginan tertinggi kita. Setiap hari kita harus hidup dalam hubungan yang erat dan percaya Allah, senantiasa mengharapkan pengarahan dari Dia.

Dalam Amsal pasal 16:3 mengatakan, bahwa orang percaya seharusnya melakukan segala sesuatu dengan mengandalkan Tuhan karena dengan demikian seluruh rencana manusia akan terlaksana
dengan baik.

Paul G. Caram mengatakan, “orang yang tidak menyadari ketidakberdayaannya akan bersandar kepada Allah sedangkan orang yang percaya kepada kemampuannya sendiri dan bersandar kepada kemampuannya sendiri tidak mencari Allah”. Pernyataan ini menyatakan kepada orang-orang percaya bahwa setiap orang yang bersandar kepada Tuhan adalah orang-orang yang sungguh-sungguh
mengenal dan menyatakan kemahakuasaan Tuhan dalam hidupnya

3. Berjalan Dalam Kejujuran

Siapa berjalan dengan jujur, takut akan TUHAN, tetapi orang yang sesat jalannya, menghina Dia (Amsal 14:2; Bdg Yohanes 14:15). “Berjalan dengan jujur merupakan sebuah bukti ketaatan, tetapi mengikuti jalan yang sesat adalah sebuah bukti ketidaktaatan kepada Tuhan”. Setiap orang tidak luput dari ujian kejujuran bahkan orang percaya pun tanpa terkecuali.

Sikap jujur merupakan wujud dari ketaatan manusia terhadap Tuhannya, ketika manusia tidak hidup dalam kejujuran, maka secara nyata manusia tersebut menghina Dia sebagai Tuhan. “kejujuran dan kejahatan pada dasarnya bersumber pada sikap orang terhadap Allah”.

Jadi, dengan kata lain bahwa kejujuran atau pun kejahatan yang setiap orang lakukan merupakan pemberontakannya terhadap Tuhan. kejujuran mengajarkan setiap orang akan keberadaan Tuhan sebagai pribadi yang Mahatahu. Tuhan menyediakan pertolongan bagi setiap orang yang jujur dan menjadi perisai baginya (Amsal 2:7). 

Jadi, ketika manusia menempuh hidup dalam kejujuran berarti orang tersebut telah menjadikan Tuhan sebagai pelindung dan perisai dalam kehidupannya dan sungguh-sungguh menyadari akan keberadaan Tuhan sebagai yang mahakuasa dalam kehidupannya. Orang-orang jujur akan mendiami tanah (Amsal 2:21). Tuhan bergaul erat dengan orang jujur (Amsal 3:32).

Hidup jujur juga merupakan salah satu sikap manusia yang mengakui kehadiran Tuhan setiap waktu dalam kehidupannya. Dalam Amsal pasal 11:1, juga di sana digambarkan bahwa salah satu perbuatan yang tidak jujur adalah pemakaian neraca yang tidak benar untuk menipu oranglain juga merupakan kekejian bagi Tuhan. 

Tuhan memerintahkan manusia agar bertindak jujur kepada semua orang, baik dalam hal keuangan maupun dalam keadaan lain yang memungkinkan penipuan. “hanya ketika kita mengukur motivasi pribadi dengan standar kebenaran Alkitab, barulah kita melihat kesalahan dari jalan kita. Allah tidak dapat ditipu dengan ketidakjujuran atau alasan kita yang bagus.Ia menghakimi motivasi (Amsal 16:2)”.

4. Menjauhi Kejahatan

“Dengan kasih dan kesetiaan, kesalahan diampuni, karena takut akan TUHAN orang menjauhi kejahatan”. (Amsal 16:6 bdg 4:27). Dengan menjauhkan diri dari kejahatan, berarti membuktikan bahwa orang tersebut memiliki penghormatan terhadap Tuhan lewat tingkahlakunya. “Tuhan membenci dosa, bukan membenci orang berdosa.”Menurut (Amsal 15:9), Tuhan membenci jalan orang jahat, bukan orang jahat itu sendiri”. 

Bangsa Israel dikelilingi oleh bangsa-bangsa yang kesukaannya hanya melakukan kejahatan dan oleh karena itulah Salomo memberikan nasihat dalam amsal pasal 1:15-16, agar tidak menurut tingkahlaku mereka (bdg Amsal 5:14-18).

Menjauhi kejahatan merupakan keharusan bagi setiap orang Kristen yang percaya bukan merupakan paksaan (Amsal 8:13). Kejahatan merupakan sikap pemberontakkan manusia terhadap Tuhan, kejahatan merupakan sikap yang tidak menghormati Tuhan. Salah satu bukti bahwa manusia menghormati Tuhan dalam kehidupannya adalah dengan menjauhkan diri dari kejahatan-kejahatan dalam bentuk apa pun yang tidak memuliakan Tuhan. Kekristenan harus menjadi berkat bagi orangorang yang ada disekitarnya dengan menunjukkan tingkahlaku dan perbuatannya dalam hidup bermasyarakat setiap hari

5. Memiliki Sikap Hati yang Benar

“Enam perkara ini yang dibenci TUHAN, bahkan, tujuh perkara yang menjadi kekejian bagi hati-Nya: mata sombong, lidah dusta, tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah, hati yang
membuat rencana-rencana yang jahat, kaki yang segera lari menuju kejahatan, seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan kebohongan dan yang menimbulkan pertengkaran saudara” (Amsal 6:16-19).

Hati bagi orang Yahudi merupakan pusat dari seluruh keberadaan hidup manusia. Amsal pasal 6:18, memperingatkan manusia untuk selalu menjaga hati dari segala rencana-rencana yang jahat karena ini
merupakan satu dari enam bahkan tujuh perkara yang dibenci oleh Tuhan dalam hidup manusia (ay.16). Dari hati juga terpancar kehidupan (Amsal 4:23).

Hati yang benar akan memancarkan kehidupan yang benar dan memuliakan Tuhan. “Secara alkitabiah, hati dapat dilihat sebagai berisi seluruh pikiran, perasaan, dan kehendak seseorang. Hati adalah pusat intelek (bdg.Ulangan 8:5; 1Samuel 1:12-13; Mazmur 19:15). Hati adalah pusat perasaan (bdg.Keluara 4:14; Ulangan 6:5; Yosua 5:1; Mazmur. 27:14). Hati adalah pusat kehendak manusia (bdg.Keluaran 4:21; Yos.24:23; 2Tawarikh 6:7; 1Tawarikh 22:19)”.

Dengan memiliki sikap hati yang baik juga setiap orang akan menerima firman-Nya dengan baik dan menyimpannya, sehingga manusia dapat hidup bijaksana dan benar dalam hubungannya dengan
Tuhan dan akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN (Amsal 2:5). Tuhan dapat mengetahui apa yang ada dalam hati manusia, oleh sebab itu milikilah hati yang benar karena Tuhan tahu semua isi hati manusia tanpa terkecuali (Amsal 15:11).

Setiap orang perlu menjaga hati. Dari hati manusia akan timbul berbagai macam hal yang tidak memuliakan Tuhan.Bukan korban, bukan harta yang banyak, bukan kecantikan dan kegagahan, bukan prestasi yang Tuhan cari dari setiap orang percaya, akantetapi Tuhan mencari dan melihat hati manusia.Sebagaimana yang diungkapkan Paul G. Caram bahwa, “Allah tidak menghendaki korban dari kita jika hati kita tidak benar terhadap-Nya.

Kesimpulan

Kekristenan seharusnya hidup berdasarkan takut akan TUHAN dengan menyadari akan kemahakuasaan - Nya, kekudusan-Nya, kemahahadiran-Nya dan kemahatahuanNya dalam setiap aspek kehidupan manusia lewat tindakan dan perilaku manusia. Banyak hal dalam dunia ini yang akan membuat manusia merasa takut dan gentar, baik itu ketakutan terhadap sesamanya manusia maupun ketakutan terhadap hal-hal yang lainnya. Takutakan TUHAN merupakan suatu perasaan takut yang positif bukan negatif.

Takutakan TUHAN bukan seperti perasaan takut yang dialami oleh manusia terhadap hal-hal yang
biasa, tetapi takutakan TUHAN merupakan penghormatan manusia terhadap TUHAN. Pula tidak jarang setiap orang menganggap bahwa TUHAN itu adalah satu pribadi yang menakutkan karena banyaknya
pelanggaran yang terdapat atau diperbuat oleh manusia tersebut. Takutakan TUHAN harus didasari oleh karena “rasa hormat manusia terhadap TUHAN” bukan karena takut akan “hukuman TUHAN”.

Dalam kitab Amsal ada beberapa manfaat yang akan diperoleh oleh setiap orang yang hidup dalam takut akan TUHAN.

Pertama, hikmat merupakan keterampilan yang dimiliki oleh seseorang dalam menjalani kehidupannya.

Kedua, pengetahuan tentang siapa ALLAH.

Ketiga, kehidupan. Dalam hal ini yang dimaksudkan adalah kehidupan kekal.

Keempat,umur panjang. Takut akan TUHAN banyak kali dilupakan oleh manusia, karena manusia kadang tidak menyadari bahwa ALLAH yang disembahnya adalah ALLAH yang mahahadir dan mahatahu.

Baca Juga: 3 Cara Jalan Kita Diluruskan Tuhan (Amsal 3:5-6)

Kitab Amsal merupakan kitab puisi di dalam Perjanjian Lama yang banyak berbicara tentang kata “Takutakan TUHAN”. Oleh karena itu, kitab inilah yang menjadi pusat penelitian dari penulis untuk membahas konsep tentang takut akan TUHAN. Penghormatan setiap orang kepada TUHAN harus diwujudnyatakan setiap hari dalam seluruh aspek kehidupan manusia. Manusia “Takut akan TUHAN” adalah suatu sikap penghormatannya terhadap TUHAN yang disembah

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka di sini penulis mencoba memberikan saran-saran sebagai acuan bagi kehidupan kekristenan dalam menjalani setiap aspek kehidupan setiap hari.Adapun saran-saran
tersebutsebagaiberikut:

Pertama, kehidupan kekristenan seharusnya mengenal dengan benar siapa TUHAN yang dipercayainya, mencari DIA dengan sungguh-sungguh melalui pembacaan Firman Tuhan dan membangun hubungan yang intim dengan TUHAN.

Kedua,kehidupan kekristenan seharusnya menyadari dengan benar keberadaan ALLAH dalam kehidupan setiap manusia sebagai ALLAH yang mahakuasa, mahatahu, mahahadir dan mahakudus yang mampu melakukan apa pun juga tanpa terkecuali terhadap kehidupan setiap manusia.

Ketiga, kekristenan tidak seharusnya memandang ALLAH hanya sebagai ALLAH yang transenden saja, tetapi kekristenan pun harus menyadari
bahwa ALLAH juga adalah ALLAH yang imanen yang dekat dengan manusia.

Keempat, kekristenan tidak boleh mempunyai paradigm bahwa setiap orang harus takut terhadap TUHAN karena takut akan hukuman melainkan takutkarena “hormat” kepada DIA.

Kelima, kehidupan orang Kristen seharusnya menjadi teladan bagi setiap orang yang ada di sekitarnya dalam hal penghormatannya terhadap Allah, agar setiap orang dapat melihat bahwa kekristenan benar-benar memiliki Allah yang hidup di dalam kehidupan mereka secara nyata. Ril Tampasigi, Peniel C.D. Maiaweng
Next Post Previous Post