4 WUJUD KETAATAN HUKUM KEDELAPAN: JANGAN MENCURI (KELUARAN 20:15)

Pdt. Yakub Tri Handoko.
4 WUJUD KETAATAN HUKUM KEDELAPAN: JANGAN MENCURI (KELUARAN 20:15)
gadget, asuransi, otomotif
Tuhan tidak hanya menginginkan kita untuk tidak mencuri, tetapi juga menuntut kita untuk melakukan lebih dari pada itu. Apakah wujud ketaatan terhadap perintah yang kedelapan: Jangan Mencuri (Keluaran 20:15)?

Pertama, memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan.

Alkitab berkali-kali memberikan peringatan atau aturan supaya umat Allah memperhatikan mereka yang dalam kekurangan, seperti anak yatim, yatim piatu, para janda, orang miskin bahkan orang asing. Ada banyak orang yang Tuhan taruh di sekeliling kita yang seharusnya mendapatkan uluran tangan kita.

Dalam Keluaran 23:10-11 dikatakan, “Enam tahunlah lamanya engkau menabur di tanahmu dan mengumpulkan hasilnya, tetapi pada tahun ketujuh haruslah engkau membiarkannya dan meninggalkannya begitu saja, supaya orang miskin di antara bangsamu dapat makan, dan apa yang ditinggalkan mereka haruslah dibiarkan dimakan binatang hutan. Demikian juga kaulakukan dengan kebun anggurmu dan kebun zaitunmu.”

Ini merupakan peraturan tentang sabat tahun. Maksudnya adalah tanah hanya boleh dipakai selama enam tahun dan tahun yang ketujuh harus dibiarkan begitu saja. Tujuannya adalah supaya orang-orang miskin yang selama ini tidak bisa bercocok tanam karena tidak memiliki tanah, bisa menggunakan tanah itu sehingga dapat memperoleh hasil yang lebih banyak daripada sebelumnya. Memperhatikan orang lain dan memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan merupakan wujud ketaatan terhadap perintah yang kedelapan.

Kedua, menghargai dan memelihara harta orang lain.

Di dalam Ulangan 22:1-3 mengatakan, “Apabila engkau melihat, bahwa lembu atau domba saudaramu tersesat, janganlah engkau pura-pura tidak tahu; haruslah engkau benar-benar mengembalikannya kepada saudaramu itu. Dan apabila saudaramu itu tidak tinggal dekat denganmu dan engkau tidak mengenalnya, maka haruslah engkau membawa hewan itu ke dalam rumahmu dan haruslah itu tinggal padamu, sampai saudaramu itu datang mencarinya; engkau harus mengembalikannya kepadanya. Demikianlah harus kauperbuat dengan keledainya, demikianlah kauperbuat dengan pakaiannya, demikianlah kauperbuat dengan setiap barang yang hilang dari saudaramu dan yang kautemui; tidak boleh engkau pura-pura tidak tahu.”

Teks ini menyebutkan satu situasi di mana seseorang menemukan harta orang lain. Apa yang harus dilakukan oleh orang yang menemukan ini? Ia harus berusaha sebisa mungkin untuk mengembalikan barang itu kepada pemiliknya. 

Menemukan barang orang lain bukanlah kesempatan untuk mengambil harta milik orang lain itu. Kita harus mengembalikannya. Pertanyaannya adalah bagaimana kalau kita tidak bisa mengembalikannya? Maka kita mungkin menyimpannya beberapa waktu. Siapa tahu ada orang yang mencari dan itulah jalan bagi kita untuk mengembalikan kepada orang itu. Kita harus memelihara dan menghargai apa pun barang milik orang lain.

Ketiga, melakukan pekerjaan dengan jujur.

Alkitab banyak mengajarkan tentang mengutamakan kejujuran. Salah satunya ada di dalam Imamat 19:35-36 yang mengatakan, “Janganlah kamu berbuat curang dalam peradilan, mengenai ukuran, timbangan dan sukatan. Neraca yang betul, batu timbangan yang betul, efa yang betul dan hin yang betul haruslah kamu pakai; Akulah TUHAN, Allahmu yang membawa kamu keluar dari tanah Mesir.” Ini semua berbicara tentang ukuran.

Baca Juga: 9 Wujud Pelanggaran Jangan Mencuri (Keluaran 20:15)

Kita harus jujur dengan semua ukuran yang kita pakai. Dalam konteks apa pun, kita harus mengukurnya dengan cara yang jujur. Bekerja dengan jujur berarti kita tidak mengambil milik orang lain atau merampas hak orang lain untuk kepentingan diri sendiri. Kita dituntut oleh Tuhan untuk bekerja dengan jujur. Bekerja dengan jujur itu tidaklah mudah. Dunia ini mengajarkan kalau kita jujur maka kita pasti akan hancur. 

Banyak orang Kristen yang terpengaruh dan kehilangan integritas diri di tengah tekanan pekerjaannya. Puji Tuhan, Allah bukan hanya memberikan perintah, tetapi juga kekuatan untuk kita melakukan segala perintah-Nya.

Keempat, menggunakan harta untuk memuliakan Tuhan.

Di dalam Amsal 3:9 dikatakan, “Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dari hasil pertama dari segala penghasilanmu.” Memuliakan Tuhan dengan harta kita terutama memberikan hasil pertama dari harta kita kepada Tuhan, merupakan disiplin rohani yang baik. 

Karena dengan memberikan hasil yang pertama, kita mengutamakan Tuhan di atas harta kita. Dengan memberikan hasil yang pertama berarti kita mencoba untuk menjauhkan diri dari keterikatan kita dengan harta kita. Kita belajar untuk berbagi dan belajar untuk mengatakan: Aku hidup dari Tuhan, bukan dari harta ini. Apa yang Tuhan berikan kepadaku, aku belajar untuk mengembalikannya kepada Tuhan dan dipakai untuk kepentingan sesama. Inilah ketaatan terhadap perintah yang kedelapan. Tuhan memberkati kita!. 4 WUJUD KETAATAN HUKUM KEDELAPAN: JANGAN MENCURI (KELUARAN 20:15)
Next Post Previous Post