ARTI JADILAH KEHENDAK-MU DI BUMI SEPERTI DI SORGA

Pdt. Yakub Tri Handoko.
ARTI JADILAH KEHENDAK-MU DI BUMI SEPERTI DI SORGA
Seberapa jauh kita menghargai dan menghormati kehendak Allah? Seberapa besar kerinduan kita untuk menaati kehendak Allah? Dalam Doa Bapa Kami Tuhan Yesus mengajarkan Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Apa yang diajarkan dalam permohonan yang ketiga ini? Permohonan ini mengajarkan kita untuk menyadari natur kita yang cenderung tidak menaati Allah dan memohon anugerah Allah untuk menaati Dia supaya kita mau dan mampu untuk mengetahui, tunduk dan melakukan kehendak Allah sama seperti para malaikat di surga.

Kita perlu memahami dan benar-benar menyadari bahwa natur kita cenderung pada ketidaktaatan. Dalam Roma 7 Rasul Paulus mengungkapkan bahwa walaupun secara akal budi / pikiran dia tahu apa yang harus dilakukan tetapi sering kali dia gagal untuk melakukannya. Natur kita condong kepada dosa, apalagi mereka yang belum dalam Kristus. Kuasa dosa mereka belum dibereskan begitu juga dengan status mereka yang berdosa. Jadi secara natur semua manusia cenderung tidak taat.

Dalam Efesus 2:3, dikatakan “Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, … Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain”. Terjemahan hurufiah ayat ini dalam bahasa Yunani menyatakan: “secara natur kita adalah anak-anak kemurkaan”. 

Hal tersebut dikaitkan dengan berbagai macam perbuatan kedagingan atau dosa yang kita lakukan dan berasal dari hawa nafsu atau natur kita yang berdosa. Setelah kita percaya kepada Tuhan Yesus maka status berdosa dan kuasa dosa dalam hidup kita dibereskan, tetapi janganlah kita lupa bahwa natur kita masih natur yang berdosa. Kita perlu terus menerus menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia yang baru. Kita harus terus menerus bergumul dengan itu dan selalu menyadari bahwa natur kita cenderung tidak taat.

Permohonan yang ketiga dalam Doa Bapa Kami ini mengajarkan kepada kita untuk menyadari natur kita yang berdosa dan cenderung pada ketidaktaatan. Tapi kita tidak berhenti di sana, masih ada harapan untuk kita, yaitu pada saat yang sama, kita juga memohon anugerah Allah untuk menaati Dia. Kita menyadari natur kita tidak bisa diandalkan dan tidak bisa dikalahkan dengan kekuatan kita sendiri. Itu sebabnya kita memohon anugerah Allah dalam menaati Dia. Anugerah Allah itulah yang akan memampukan kita untuk mengetahui dan menaati kehendak Allah di dalam diri kita. Kita perlu berusaha supaya kita mengerti apa kehendak Allah.

Dalam Roma 12:2 dikatakan, “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” Kita perlu terus menerus membaca Kitab Suci dan mengizinkan Roh Kudus untuk memperbaharui pemikiran kita, sehingga kita bisa mengetahui kehendak Allah dan setelah kita tahu, kita bisa tunduk pada kehendak itu. Kita menyadari bahwa hal itu adalah yang terbaik. Itu adalah sesuatu yang harusnya kita lakukan dengan sukacita.

Pada akhirnya bukan hanya mengetahui dan tunduk, kita pun juga melakukan kehendak Allah itu. Banyak orang yang tahu dan tunduk pada kehendak Allah tetapi mereka tetap tidak melakukan. Juga ada beberapa orang yang ‘melakukan’ kehendak Allah tetapi mereka tidak tahu makna, konsep dan alasan di baliknya. Kita perlu meminta anugerah Allah untuk menaati Dia supaya kita mau dan mampu untuk mengetahui, tunduk dan untuk melakukan kehendak-Nya.

Bukan cuma itu saja karena masih ada tambahan dalam permohonan ketiga ini: “Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga”. Kita perlu memahami bahwa para malaikat di surga tiap hari memandang wajah Bapa di surga. Mereka tiap hari memandang wajah Tritunggal dan mereka berseru-seru seperti digambarkan dalam kitab Yesaya: “Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: “Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!” (Yesaya 6:3). 


Di surga, ketika Allah berkata “A” maka semua penghuni sorga akan dengan sukacita berkata “Amen”. Begitu pula ketika Allah berkehendak “B”, maka semua dengan bersukacita berkata “Amen”. Hal itu tidak terjadi di bumi ini. Karena itu kita perlu berdoa supaya kehendak Allah itu terjadi di bumi seperti di sorga bukan kebalikannya, di surga seperti di bumi. Ada beda antara apa yang terjadi di sorga dengan yang terjadi di bumi. Di sorga kehendak Allah direngkuh, dihargai dan diapresiasi keindahannya. Semua penghuni surga mau dan mampu untuk mengetahui, tunduk dan menaati kehendak Allah; tetapi di bumi belum terjadi seperti itu.

Itu sebabnya kita perlu terus menerus berdoa setiap hari supaya kita sendiri dan semakin banyak orang di muka bumi benar-benar mau dan mampu untuk mengetahui, tunduk dan melakukan kehendak Bapa. Itu baru bisa dimulai dengan kesadaran bahwa natur kita cenderung pada kejahatan dan kita tidak mungkin bisa menaati Allah dengan kekuatan diri sendiri. Kita perlu anugerah Tuhan maka kita berdoa “Jadilah kehendakMu di bumi seperti di surga”. Kiranya ini menjadi doa kita setiap hari. Tuhan memberkati!
Next Post Previous Post