EKSPOSISI AMSAL 22:6 (MEMBANGUN KEROHANIAN REMAJA)
Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu. (Amsal 22:6 LAI). “Train up a child in the way he should go: and when he is old, he will not depart from it.” (Proverb 22:6 KJV).
1.Pengertian Kata Didiklah
Penulis Amsal mengajarkan agar orang bijaksana “mendidik” (chenokh - melatih dengan disiplin agar anak membaktikan diri pada ...)". Maksudnya adalah supaya orang bijaksana memberikan pendidikan praktis untuk mempersiapkan seorang anak menjadi seorang yang dewasa yang mampu mandiri, mengembangkan segala kemampuannya sesuai dengan yang dianugrahkan Tuhan kepadanya. “Bukan saja pendidikan praktis melainkan pendidikan rohani untuk mengenal Allah yang benar dan membaktikan diri kepada Allah
Kata “didiklah” ini berasal dari bahasa Yunani yang berarti mengabdikan. “Orang bijaksana dalam hal ini orang tua diminta untuk mengabdikan dirinya bagi anak-anaknya dengan mendorong anak-anak mencari Allah sehingga mereka menemukan pengalaman spiritual dengan Allah dan dapat menikmati pengalaman itu yang takkan mereka lupakan
Jadi kata “didiklah” atau “mendidik” menunjuk kepada hubungan paralel antara orang tua dan anak-anak atau pengasuh dan anak-anak asuhannya, di mana orang tua mengabdikan dirinya untuk melatih (trainup) dengan disiplin kepada anak-anak, supaya mereka membaktikan diri kepada Allah sang pencipta, sumber hikmat dan kehidupan
Lawrence Richards dalam bukunya Pelayanan Kepada Anak-Anak mengatakan bahwa sasaran dari membesarkan anak menurut Kitab Amsal secara spesifik adalah membimbing generasi baru untuk memilih jalan hikmat atau jalan bermoral di mana orang muda tersebut akan mengimplikasikan pilihan pribadinya untuk hidup kudus. “Kekudusan yang dimaksudkan adalah melakukan apa yang baik: mengikuti jalan yang sudah ditentukan dengan jelas di dalam hukum Taurat.”
Tujuan Pendidikan Rohani (Kristen)
“Pendidikan agama Kristen bertujuan untuk menolong generasi muda Kristen untuk tidak ikut arus, tetapi dapat hidup bertumbuh di hadapan Allah dalam Yesus Kristus”. Jadi sasaran dalam mendidik adalah supaya orang tua membimbing generasi baru (anak-anaknya) untuk hidup dalam kekudusan yaitu mengikuti jalan Tuhan sebagaimana yang telah diajarkan dalam firman Allah (Alkitab).
Tujuan pendidikan rohani anak di atas sejalan dengan apa yang dikatakan firman Tuhan dalam Kitab Ulangan 6:6-9, “Apa yang kuperintahkan kepadamu hari ini haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya berulangulang kepada anakmu dan membicarakan apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring pada pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.”
1.Pengertian Kata Didiklah
Penulis Amsal mengajarkan agar orang bijaksana “mendidik” (chenokh - melatih dengan disiplin agar anak membaktikan diri pada ...)". Maksudnya adalah supaya orang bijaksana memberikan pendidikan praktis untuk mempersiapkan seorang anak menjadi seorang yang dewasa yang mampu mandiri, mengembangkan segala kemampuannya sesuai dengan yang dianugrahkan Tuhan kepadanya. “Bukan saja pendidikan praktis melainkan pendidikan rohani untuk mengenal Allah yang benar dan membaktikan diri kepada Allah
Kata “didiklah” ini berasal dari bahasa Yunani yang berarti mengabdikan. “Orang bijaksana dalam hal ini orang tua diminta untuk mengabdikan dirinya bagi anak-anaknya dengan mendorong anak-anak mencari Allah sehingga mereka menemukan pengalaman spiritual dengan Allah dan dapat menikmati pengalaman itu yang takkan mereka lupakan
Jadi kata “didiklah” atau “mendidik” menunjuk kepada hubungan paralel antara orang tua dan anak-anak atau pengasuh dan anak-anak asuhannya, di mana orang tua mengabdikan dirinya untuk melatih (trainup) dengan disiplin kepada anak-anak, supaya mereka membaktikan diri kepada Allah sang pencipta, sumber hikmat dan kehidupan
Lawrence Richards dalam bukunya Pelayanan Kepada Anak-Anak mengatakan bahwa sasaran dari membesarkan anak menurut Kitab Amsal secara spesifik adalah membimbing generasi baru untuk memilih jalan hikmat atau jalan bermoral di mana orang muda tersebut akan mengimplikasikan pilihan pribadinya untuk hidup kudus. “Kekudusan yang dimaksudkan adalah melakukan apa yang baik: mengikuti jalan yang sudah ditentukan dengan jelas di dalam hukum Taurat.”
Tujuan Pendidikan Rohani (Kristen)
“Pendidikan agama Kristen bertujuan untuk menolong generasi muda Kristen untuk tidak ikut arus, tetapi dapat hidup bertumbuh di hadapan Allah dalam Yesus Kristus”. Jadi sasaran dalam mendidik adalah supaya orang tua membimbing generasi baru (anak-anaknya) untuk hidup dalam kekudusan yaitu mengikuti jalan Tuhan sebagaimana yang telah diajarkan dalam firman Allah (Alkitab).
Tujuan pendidikan rohani anak di atas sejalan dengan apa yang dikatakan firman Tuhan dalam Kitab Ulangan 6:6-9, “Apa yang kuperintahkan kepadamu hari ini haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya berulangulang kepada anakmu dan membicarakan apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring pada pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.”
Stephen Tong menjelaskan: Pendidikan Keluarga sangat penting dan mendasar karena ; di dalam pendidikan keluarga kita memiliki beberapa keuntungan seperti waktu yang paling banyak, pengaruh yang paling besar, menguasai periode yang paling utama, memiliki pengenalan sifat pembawaan yang paling mendalam, kemungkinan monitor yang paling jujur dan terbuka
Karena pendidikan di dalam keluarga sangat penting dan diperlukan untuk membangun dan mengembangkan kepribadian dan watak serta kerohanian anak, maka orang tua wajib menjalankan perannya sebagai pendidik dalam keluarga
Orang Tua Sebagai Pendidik
Sebagai orang tua perlu mendidik anak ke jalan yang benar. Karena bila salah mendidik anak-anak sejak meraka masih kecil, maka di masa yang akan datang ia tidak akan mengenal siapa dirinya dan siapa yang menciptakan mereka. Oleh sebab itulah anak perlu dididik dengan baik sesuai dengan jalan yang benar, sehingga dimasa tuanya ia tidak akan menyimpang daripada jalan yang diajarkan kepadanya yaitu jalan kebenaran.
Karena pendidikan di dalam keluarga sangat penting dan diperlukan untuk membangun dan mengembangkan kepribadian dan watak serta kerohanian anak, maka orang tua wajib menjalankan perannya sebagai pendidik dalam keluarga
Orang Tua Sebagai Pendidik
Sebagai orang tua perlu mendidik anak ke jalan yang benar. Karena bila salah mendidik anak-anak sejak meraka masih kecil, maka di masa yang akan datang ia tidak akan mengenal siapa dirinya dan siapa yang menciptakan mereka. Oleh sebab itulah anak perlu dididik dengan baik sesuai dengan jalan yang benar, sehingga dimasa tuanya ia tidak akan menyimpang daripada jalan yang diajarkan kepadanya yaitu jalan kebenaran.
Karena itu “tujuan orang tua dalam mendidik anak bukanlah memberi jawaban yang mudah, tetapi menguatkan anak untuk mencari jalan hidup tanpa didikte.” Begitu pula yang dikatakan oleh Lawrance “dalam membesarkan anak, kita akan mendapati persepsi orang Yahudi yang saleh”. Konsep ini menggambarkan konsep-konsep yang diterima di Israel sebagai sesuatu yang benar. “Sehingga membesarkan anak adalah memiliki satu sasaran yang spesifik, yaitu untuk membimbing generasi baru untuk memilih jalan hikmat.
Penulis kitab Amsal memberikan suatu nasihat agar orang bijaksana (termasuk orang tua dan pembina rohani) mendidik anakanak dengan penuh pengabdian. Mendidik adalah kunci agar seorang anak khususnya remaja masa kini dapat menikmati dan memiliki hidup yang berarti
Pembina Remaja Sebagai Pendidik
Selain pendidikan rohani di rumah sangat diperlukan bagi remaja, maka gereja menjadi tempat kedua bagi remaja untuk dididik agar dapat bertumbuh secara utuh-holistik. Berikut ini beberapa saran bagi pembina remaja masa kini:
Pertama, pembina remaja memerlukan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai pribadi anak remaja. Itu sebabnya seorang pembina remaja harus terus melengkapi diri dengan rajin membaca buku mengenai remaja; mengikuti pelatihan atau lokakarya dan melakukan kegiatan bersama-sama dengan psara remaja.
Kedua, pembina remaja harus belajar menerima keberadaan para remaja sebagaimana adanya mereka. Mengerti keunikan dan “keanehan” mereka.
Ketiga, pembina remaja perlu membagi perasaannya kepada anak remaja karena anak remaja ingin diperlakukan sebagai orang dewasa.
Keempat, pembina remaja perlu menjadi teladan. Mendemonstrasikan hidup yang terpuji. Konsisten dalam perkataan dan perbuatan.
Kelima, pembina remaja memberikan bimbingan kepada anak remajanya dalam menghadapi perubahan fisiknya supaya remaja dapat menerima dan menghargai dirinya.
Keenam, menolong remaja untuk memahami mengenai otoritas bahwa Tuhan di atas segalanya, namun Tuhan memberikan orang tua dan orang dewasa lainnya sebagai pemegang otoritas dari Tuhan.
Ketujuh, melengkapi remaja untuk menghadapi tantangan, tekanan-tekanan dari teman sebaya dan tuntutan kelompok yang tidak seiman.
Kedelapan, menuntun remaja untuk mengerti dinamika dan sifat cinta berdasarkan prinsip Firman Tuhan. Kesembilan, mengajar budi pekerti dan karakter selain dari pembinaan iman
Sekalipun sekolah, masyarakat dan gereja dapat mempengaruhi kepribadian anak namun keluarga adalah tetap lingkungan primer bagi pertumbuhan remaja
2. Pengertian Kata Orang Muda
Orang muda dalam Alkitab NKJV (New King James Version) diterjemahkan dengan kata “a boy” Yang berarti “anak laki-laki; putra”. Sedangkan KJV dan NIV menyebutkan sebagai “a child” yang berarti seorang anak, sama artinya dengan terjemahan Bode “seorang budak”. Menurut Mery Go Setiawani, “orang muda yang dimaksudkan dalam ayat ini mencakup anak-anak, remaja dan pemuda
Jadi “orang muda” yang dimaksud di sini adalah seorang anak atau usia muda. Dimana sebagai orang tua dan pelayan remaja memberikan suatu pendidikan sejak kecil sehingga di masa yang akan datang atau masa tuanya ia tetap kuat berdiri dalam imannya, tidak menyimpang dari jalan Tuhan. Penulis Amsal menganjurkan agar pada saat usia anak masih kecil, sedini mungkin diberikan pendidikan yang benar dan di masa kecil pastilah ia tak akan mudah terombang ambing oleh ajaran dan kenikmatan dunia
3. Menurut Jalan yang Patut Baginya
Arti kata “Jalan” dalam KJV berarti “his way” dan dalam bahasa Indonesia “his” berarti “- nya” dan “way” berarti “jalan”, jadi “his way” berarti “jalannya”. Secara harfiah kata “jalan” berarti “kecenderungan, dan mengacu pada suatu rancangan atau suatu arahan interna.
Di dalam Buku Ensiklopedia Fakta Alkitab dimana kata “Jalan” itu “mengajar anak–anak untuk menghormati ibu bapa dan orang-orang tua”. Oleh sebab itu pentingnya mengajarkan seorang anak remaja masa kini membaca buku-buku yang bermutu dan tentunya akan memberikan pengetahuan yang baru dan iman mereka pun juga pasti akan bertumbuh.
Di dalam Ulangan 13:4 jelas dikatakan : TUHAN Allahmu haruslah kamu ikuti, kamu harus takut akan dia, kamu harus berpegang pada perintah-Nya, suaraNya harus kamu dengarkan, kepadaNya harus kamu berbakti dan berpaut. Seperti yang Paulus katakan “Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal kitab suci, yang dapat memberikan hikmat kepadamu dan menuntun engkau pada keselamatan oleh iman kepada Yesus Kristus.” (II Timotius3:13)
Kata “Jalan” ialah jalan yang tepat dalam terang penyataan Allah. Selain itu kata “jalan” juga berarti kehendak Tuhan / firman Tuhan atau bisa juga secara harafiahnya yaitu hal-hal yang bersifat baik menurut kehendak Tuhan. Oleh karena itu pengajaran diatas mengandung arti agar mengajarkan seorang remaja untuk menjauhkan diri dari perbuatan dosa yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.
Pengajaran rohani inilah yang bertujuan agar remaja masa kini akan memahami firman Tuhan di dalam segala aspek kehidupannya dan mereka akan dewasa dalam Kristus Yesus. Sebagaimana yang dikatakan oleh Calvin Melar, “Pengajaran firman Tuhan yang sangat teratur dari setiap ibadah sangat penting bagi pertumbuhan dan pendewasaan keKristenan
Oleh sebab itulah penulis memberikan kesimpulan, jika seorang remaja masa kini diberikan pengajaran firman Tuhan secara terus menerus, maka dikemudian hari remaja tersebut akan memilki perubahan pada segala aspek kehidupannya
Charles F. Boyd mengatakan dalam bukunya, “Menyikapi perilaku anak sesuai dengan karakternya” bahwa kata “jalan” berasal dari kata Ibrani “Derek” yang berarti kecenderungan. Oleh karena itu, terjemahan yang lebih tepat menurutnya ialah “Sesuaikanlah pendidikan anak anda sehingga sejalan dengan rancangan alamiahnya; maka ketika ia menjadi dewasa, ia tidak akan menyimpang dari pola hidup itu.”
Dalam Ayat ini mengajarkan kepada orang tua agar membesarkan anak-anaknya sesuai dengan sifat alami mereka. Setiap anak memiliki keunikan dan sifat yang berbeda. Orang tua perlu mendidik mereka dengan cara menyikapi perilaku anak sesuai dengan karakternya
J. Vernon McGee menjelaskan ayat dari Amsal 22: 6 sebagai berikut, “We are to train up a child concerning the way he should go. What he is saying is that God has a way He wants him to go, and parents are to find out that way. They are not to bring up a child in the way they think he should go but in the way God wants him to go.” (Kita melatih seorang anak menurut jalan yang seharusnya dia tempuh. Apa yang dikatakan di sini adalah bahwa Allah memiliki sebuah jalan yang Dia ingin agar anak itu melakukannya atau menurutinya. Orang tua wajib menemukan jalan itu. Orang tua tidak membawa seorang anak menurut apa yang dianggap baik oleh orang tua tetapi menurut jalan yang Allah inginkan untuk anak itu jalani dalam kehidupannya)
Pendidik atau orang tua harus mengabdikan diri untuk memberi didikan disiplin rohani kepada anak-anak, dengan cara memisahkan anak-anak dari pengaruh-pengaruh jahat dunia dan mengajar anak-anak berperilaku saleh serta mendorong anak-anak agar bertumbuh di hadapan Allah dan dapat menikmati pengalaman-pengalaman rohani bersama Tuhan.
Jadi orang tua dengan penuh hikmat mencari jalan Tuhan dan membawa anak-anaknya kepada jalan itu. Dalam mendidik anak perlu bagi orang tua untuk tidak memaksakan jalannya sendiri menurut apa yang dia anggap baik, tetapi menuruti apa yang telah Tuhan rancangkan bagi kehidupan anak itu, menurut kehendak Tuhan/firman Tuhan.
4. Masa Tuanyapun Ia Tidak Akan Menyimpang dari Jalan Itu
Tua dalam dalam KJV (King James Verson) “is he when old” yang berarti “dia ketika tua”. “Masa tua ialah orang yang tertua atau yang paling berpengaruh di antara sesuatu suku bangsa, disebut tua-tua.” Dalam kamus Bahasa Indonesia “masa tua” yang berarti “sudah lama hidup; lanjut usia (tidak muda lagi)
Jadi di masa tua berarti sudah lanjut umur, umur yang panjang. Sudah banyak memiliki pengalaman hidup. Musa mengatakan berumur tujuh puluh sampai delapan puluh tahun (Mazmur 90:10).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia perilaku menyimpang diartikan sebagai tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma dan hukum yang ada di dalam masyarakat.
Di bawah ini beberapa contoh tokoh Alkitab yang menerima pengajaran-dididik sejak masa mudanya menurut jalan yang patut baginya dan tetap ada dalam jalan Tuhan pada masa tuanya-tidak menyimpang dari jalan itu:
Kehidupan Musa
Musa adalah seorang anak di lahirkan dari keluarga Lewi, namun dibesarkan oleh putri Firaun yang mengangkat dia sebagai anaknya (Keluaran 2:6). Meskipun Musa dididik selama 40 tahun dalam pengetahuan orang Mesir namun dia tetap mengingat dirinya sebagai orang Ibrani karena sejak bayi hingga lepas susu atau masa kanak-kanak, orang tuanyalah yang mengasuh atau mendidik dia (Keluaran 2:9-11).
Musa juga mengalami pembentukan oleh Tuhan selama 40 tahun di padang gurun dan Allah memanggil dia menjadi pemimpin besar bangsa Israel sepanjang sejarah (Keluaran 2:21-3:10). Tuhan telah memiliki rancangan terbaik bagi Musa untuk dijalaninya menurut jalan yang patut baginya. Musa memilih untuk sengsara mengikuti Tuhan daripada tetap tinggal di istana orang kafir sebagaimana yang dikatakan dalam Ibrani 11:22-29.
Kehidupan Yusuf.
Yusuf adalah seorang muda yang hidup takut akan Tuhan yang menjaga kekudusan hidupnya sebagai seorang pemuda yang ditawari kenikmatan dunia, namun memilih lebih takut pada Allah daripada manusia. Yusuf juga seorang yang terkenal karena sangat mengasihi keluarganya, punya hati mengampuni saudara-saudaranya dan tidak mengingat-ingat kesalahan apalagi membalas dendam. Malahan “Yusuf mengatakan bahwa itu rancangan Tuhan bagi dia untuk memelihara kehidupan suatu bangsa yang besar (Kejadian 50:20).”
Dalam hal ini, Yusuf adalah adalah orang yang mengandalkan Tuhan dalam segala aspek hidupnya. Dia adalah teladan manusia unggul yang disertai Tuhan Sehingga Alkitab berkata “TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam segala sesuatu yang dikerjakannya
IMPLEMENTASI AMSAL 22:6 DALAM MEMBANGUN KEROHANIAN REMAJA MASA KINI
Telah dijelaskan mengenai bagaimana membangun spiritual remaja berdasarkan Amsal 22:6, yaitu dengan mendidik para remaja di jalan Tuhan. Dalam mendidik seorang anak khususnya remaja diperlukan orang-orang dewasa yang peka dan trampil serta menjadi model dalam mendidik mereka. Implementasi Amsal 22:6 dalam membangun kerohanian remaja masa kini adalah bagaimana gereja dapat mendidik mereka di jalan Tuhan dengan: menyediakan pembina remaja yang berkualitas; memfasilitasi persekutuan remaja dan menyediakan program remaja yang efektif.
Menyediakan Pembina Remaja yang Berkualitas
Sebagaimana sudah dikatakan sebelumnya bahwa dalam mendidik kerohanian remaja diperlukan peran orang dewasa dalam hal ini pembina remaja sebagai role atau model. Oleh sebab itu gereja perlu menyediakan seorang pembina remaja yang berkualitas seperti: Memiliki hati yang bersahabat; Memiliki kepedulian terhadap remaja; dan memiliki jiwa kepemimpinan.
Memiliki Hati yang Bersahabat
Seorang pembina remaja haruslah memiliki hati yang bersahabat, di mana pembina akan mengenal jiwa seorang anak remaja, agar di antara pembina dan remaja bisa bersatu. Apabila seorang remaja mempunyai masalah yang ia hadapi di rumah, di sekolah, atau di tempat persekutuan remaja, di sini pembina remaja dapat menyampaikan saransaran sebagai seorang sahabat yang bisa menguatkan remaja tersebut, sehingga ia tidak merasa sendiri dalam menghadapi berbagai masalah yang ia hadapi.
Sahabat menurut Wikipedia adalah suatu istilah yang menggambarkan perilaku dan kerjasama dan saling mendukung antara dua atau lebih entitas sosial. Persahabatn merupakan pemahaman yang khas dalam hubungan antar pribadi. Dalam pengertian ini, istilah “persahabatan” menggambarkan suatu hubungan yang melibatkan pengetahuan, pengharapan, dan afeksi.
Penulis kitab Amsal memberikan suatu nasihat agar orang bijaksana (termasuk orang tua dan pembina rohani) mendidik anakanak dengan penuh pengabdian. Mendidik adalah kunci agar seorang anak khususnya remaja masa kini dapat menikmati dan memiliki hidup yang berarti
Pembina Remaja Sebagai Pendidik
Selain pendidikan rohani di rumah sangat diperlukan bagi remaja, maka gereja menjadi tempat kedua bagi remaja untuk dididik agar dapat bertumbuh secara utuh-holistik. Berikut ini beberapa saran bagi pembina remaja masa kini:
Pertama, pembina remaja memerlukan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai pribadi anak remaja. Itu sebabnya seorang pembina remaja harus terus melengkapi diri dengan rajin membaca buku mengenai remaja; mengikuti pelatihan atau lokakarya dan melakukan kegiatan bersama-sama dengan psara remaja.
Kedua, pembina remaja harus belajar menerima keberadaan para remaja sebagaimana adanya mereka. Mengerti keunikan dan “keanehan” mereka.
Ketiga, pembina remaja perlu membagi perasaannya kepada anak remaja karena anak remaja ingin diperlakukan sebagai orang dewasa.
Keempat, pembina remaja perlu menjadi teladan. Mendemonstrasikan hidup yang terpuji. Konsisten dalam perkataan dan perbuatan.
Kelima, pembina remaja memberikan bimbingan kepada anak remajanya dalam menghadapi perubahan fisiknya supaya remaja dapat menerima dan menghargai dirinya.
Keenam, menolong remaja untuk memahami mengenai otoritas bahwa Tuhan di atas segalanya, namun Tuhan memberikan orang tua dan orang dewasa lainnya sebagai pemegang otoritas dari Tuhan.
Ketujuh, melengkapi remaja untuk menghadapi tantangan, tekanan-tekanan dari teman sebaya dan tuntutan kelompok yang tidak seiman.
Kedelapan, menuntun remaja untuk mengerti dinamika dan sifat cinta berdasarkan prinsip Firman Tuhan. Kesembilan, mengajar budi pekerti dan karakter selain dari pembinaan iman
Sekalipun sekolah, masyarakat dan gereja dapat mempengaruhi kepribadian anak namun keluarga adalah tetap lingkungan primer bagi pertumbuhan remaja
2. Pengertian Kata Orang Muda
Orang muda dalam Alkitab NKJV (New King James Version) diterjemahkan dengan kata “a boy” Yang berarti “anak laki-laki; putra”. Sedangkan KJV dan NIV menyebutkan sebagai “a child” yang berarti seorang anak, sama artinya dengan terjemahan Bode “seorang budak”. Menurut Mery Go Setiawani, “orang muda yang dimaksudkan dalam ayat ini mencakup anak-anak, remaja dan pemuda
Jadi “orang muda” yang dimaksud di sini adalah seorang anak atau usia muda. Dimana sebagai orang tua dan pelayan remaja memberikan suatu pendidikan sejak kecil sehingga di masa yang akan datang atau masa tuanya ia tetap kuat berdiri dalam imannya, tidak menyimpang dari jalan Tuhan. Penulis Amsal menganjurkan agar pada saat usia anak masih kecil, sedini mungkin diberikan pendidikan yang benar dan di masa kecil pastilah ia tak akan mudah terombang ambing oleh ajaran dan kenikmatan dunia
3. Menurut Jalan yang Patut Baginya
Arti kata “Jalan” dalam KJV berarti “his way” dan dalam bahasa Indonesia “his” berarti “- nya” dan “way” berarti “jalan”, jadi “his way” berarti “jalannya”. Secara harfiah kata “jalan” berarti “kecenderungan, dan mengacu pada suatu rancangan atau suatu arahan interna.
Di dalam Buku Ensiklopedia Fakta Alkitab dimana kata “Jalan” itu “mengajar anak–anak untuk menghormati ibu bapa dan orang-orang tua”. Oleh sebab itu pentingnya mengajarkan seorang anak remaja masa kini membaca buku-buku yang bermutu dan tentunya akan memberikan pengetahuan yang baru dan iman mereka pun juga pasti akan bertumbuh.
Di dalam Ulangan 13:4 jelas dikatakan : TUHAN Allahmu haruslah kamu ikuti, kamu harus takut akan dia, kamu harus berpegang pada perintah-Nya, suaraNya harus kamu dengarkan, kepadaNya harus kamu berbakti dan berpaut. Seperti yang Paulus katakan “Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal kitab suci, yang dapat memberikan hikmat kepadamu dan menuntun engkau pada keselamatan oleh iman kepada Yesus Kristus.” (II Timotius3:13)
Kata “Jalan” ialah jalan yang tepat dalam terang penyataan Allah. Selain itu kata “jalan” juga berarti kehendak Tuhan / firman Tuhan atau bisa juga secara harafiahnya yaitu hal-hal yang bersifat baik menurut kehendak Tuhan. Oleh karena itu pengajaran diatas mengandung arti agar mengajarkan seorang remaja untuk menjauhkan diri dari perbuatan dosa yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.
Pengajaran rohani inilah yang bertujuan agar remaja masa kini akan memahami firman Tuhan di dalam segala aspek kehidupannya dan mereka akan dewasa dalam Kristus Yesus. Sebagaimana yang dikatakan oleh Calvin Melar, “Pengajaran firman Tuhan yang sangat teratur dari setiap ibadah sangat penting bagi pertumbuhan dan pendewasaan keKristenan
Oleh sebab itulah penulis memberikan kesimpulan, jika seorang remaja masa kini diberikan pengajaran firman Tuhan secara terus menerus, maka dikemudian hari remaja tersebut akan memilki perubahan pada segala aspek kehidupannya
Charles F. Boyd mengatakan dalam bukunya, “Menyikapi perilaku anak sesuai dengan karakternya” bahwa kata “jalan” berasal dari kata Ibrani “Derek” yang berarti kecenderungan. Oleh karena itu, terjemahan yang lebih tepat menurutnya ialah “Sesuaikanlah pendidikan anak anda sehingga sejalan dengan rancangan alamiahnya; maka ketika ia menjadi dewasa, ia tidak akan menyimpang dari pola hidup itu.”
Dalam Ayat ini mengajarkan kepada orang tua agar membesarkan anak-anaknya sesuai dengan sifat alami mereka. Setiap anak memiliki keunikan dan sifat yang berbeda. Orang tua perlu mendidik mereka dengan cara menyikapi perilaku anak sesuai dengan karakternya
J. Vernon McGee menjelaskan ayat dari Amsal 22: 6 sebagai berikut, “We are to train up a child concerning the way he should go. What he is saying is that God has a way He wants him to go, and parents are to find out that way. They are not to bring up a child in the way they think he should go but in the way God wants him to go.” (Kita melatih seorang anak menurut jalan yang seharusnya dia tempuh. Apa yang dikatakan di sini adalah bahwa Allah memiliki sebuah jalan yang Dia ingin agar anak itu melakukannya atau menurutinya. Orang tua wajib menemukan jalan itu. Orang tua tidak membawa seorang anak menurut apa yang dianggap baik oleh orang tua tetapi menurut jalan yang Allah inginkan untuk anak itu jalani dalam kehidupannya)
Pendidik atau orang tua harus mengabdikan diri untuk memberi didikan disiplin rohani kepada anak-anak, dengan cara memisahkan anak-anak dari pengaruh-pengaruh jahat dunia dan mengajar anak-anak berperilaku saleh serta mendorong anak-anak agar bertumbuh di hadapan Allah dan dapat menikmati pengalaman-pengalaman rohani bersama Tuhan.
Jadi orang tua dengan penuh hikmat mencari jalan Tuhan dan membawa anak-anaknya kepada jalan itu. Dalam mendidik anak perlu bagi orang tua untuk tidak memaksakan jalannya sendiri menurut apa yang dia anggap baik, tetapi menuruti apa yang telah Tuhan rancangkan bagi kehidupan anak itu, menurut kehendak Tuhan/firman Tuhan.
4. Masa Tuanyapun Ia Tidak Akan Menyimpang dari Jalan Itu
Tua dalam dalam KJV (King James Verson) “is he when old” yang berarti “dia ketika tua”. “Masa tua ialah orang yang tertua atau yang paling berpengaruh di antara sesuatu suku bangsa, disebut tua-tua.” Dalam kamus Bahasa Indonesia “masa tua” yang berarti “sudah lama hidup; lanjut usia (tidak muda lagi)
Jadi di masa tua berarti sudah lanjut umur, umur yang panjang. Sudah banyak memiliki pengalaman hidup. Musa mengatakan berumur tujuh puluh sampai delapan puluh tahun (Mazmur 90:10).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia perilaku menyimpang diartikan sebagai tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma dan hukum yang ada di dalam masyarakat.
Di bawah ini beberapa contoh tokoh Alkitab yang menerima pengajaran-dididik sejak masa mudanya menurut jalan yang patut baginya dan tetap ada dalam jalan Tuhan pada masa tuanya-tidak menyimpang dari jalan itu:
Kehidupan Musa
Musa adalah seorang anak di lahirkan dari keluarga Lewi, namun dibesarkan oleh putri Firaun yang mengangkat dia sebagai anaknya (Keluaran 2:6). Meskipun Musa dididik selama 40 tahun dalam pengetahuan orang Mesir namun dia tetap mengingat dirinya sebagai orang Ibrani karena sejak bayi hingga lepas susu atau masa kanak-kanak, orang tuanyalah yang mengasuh atau mendidik dia (Keluaran 2:9-11).
Musa juga mengalami pembentukan oleh Tuhan selama 40 tahun di padang gurun dan Allah memanggil dia menjadi pemimpin besar bangsa Israel sepanjang sejarah (Keluaran 2:21-3:10). Tuhan telah memiliki rancangan terbaik bagi Musa untuk dijalaninya menurut jalan yang patut baginya. Musa memilih untuk sengsara mengikuti Tuhan daripada tetap tinggal di istana orang kafir sebagaimana yang dikatakan dalam Ibrani 11:22-29.
Kehidupan Yusuf.
Yusuf adalah seorang muda yang hidup takut akan Tuhan yang menjaga kekudusan hidupnya sebagai seorang pemuda yang ditawari kenikmatan dunia, namun memilih lebih takut pada Allah daripada manusia. Yusuf juga seorang yang terkenal karena sangat mengasihi keluarganya, punya hati mengampuni saudara-saudaranya dan tidak mengingat-ingat kesalahan apalagi membalas dendam. Malahan “Yusuf mengatakan bahwa itu rancangan Tuhan bagi dia untuk memelihara kehidupan suatu bangsa yang besar (Kejadian 50:20).”
Dalam hal ini, Yusuf adalah adalah orang yang mengandalkan Tuhan dalam segala aspek hidupnya. Dia adalah teladan manusia unggul yang disertai Tuhan Sehingga Alkitab berkata “TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam segala sesuatu yang dikerjakannya
IMPLEMENTASI AMSAL 22:6 DALAM MEMBANGUN KEROHANIAN REMAJA MASA KINI
Telah dijelaskan mengenai bagaimana membangun spiritual remaja berdasarkan Amsal 22:6, yaitu dengan mendidik para remaja di jalan Tuhan. Dalam mendidik seorang anak khususnya remaja diperlukan orang-orang dewasa yang peka dan trampil serta menjadi model dalam mendidik mereka. Implementasi Amsal 22:6 dalam membangun kerohanian remaja masa kini adalah bagaimana gereja dapat mendidik mereka di jalan Tuhan dengan: menyediakan pembina remaja yang berkualitas; memfasilitasi persekutuan remaja dan menyediakan program remaja yang efektif.
Menyediakan Pembina Remaja yang Berkualitas
Sebagaimana sudah dikatakan sebelumnya bahwa dalam mendidik kerohanian remaja diperlukan peran orang dewasa dalam hal ini pembina remaja sebagai role atau model. Oleh sebab itu gereja perlu menyediakan seorang pembina remaja yang berkualitas seperti: Memiliki hati yang bersahabat; Memiliki kepedulian terhadap remaja; dan memiliki jiwa kepemimpinan.
Memiliki Hati yang Bersahabat
Seorang pembina remaja haruslah memiliki hati yang bersahabat, di mana pembina akan mengenal jiwa seorang anak remaja, agar di antara pembina dan remaja bisa bersatu. Apabila seorang remaja mempunyai masalah yang ia hadapi di rumah, di sekolah, atau di tempat persekutuan remaja, di sini pembina remaja dapat menyampaikan saransaran sebagai seorang sahabat yang bisa menguatkan remaja tersebut, sehingga ia tidak merasa sendiri dalam menghadapi berbagai masalah yang ia hadapi.
Sahabat menurut Wikipedia adalah suatu istilah yang menggambarkan perilaku dan kerjasama dan saling mendukung antara dua atau lebih entitas sosial. Persahabatn merupakan pemahaman yang khas dalam hubungan antar pribadi. Dalam pengertian ini, istilah “persahabatan” menggambarkan suatu hubungan yang melibatkan pengetahuan, pengharapan, dan afeksi.
Sahabat akan menyambut kehadiran sesamanya dan menunjukkan kesetiaan satu sama lain dan menunjukkan kesetiaan satu sama lain, seperti tukar menukar nasehat dan saling menolong dalam perilaku yang saling menolong dalam kesulitan. Namun bagi banyak orang, persahabatan seringkali tidak lebih dari pada kepercayaan bahwa seseorang atau sesuatu tidak akan merugikan atau menyakiti mereka.
Persahabatan dibutuhkan oleh semua orang tidak terkecuali, orang dewasa, pemuda, remaja dan anak-anak
Julianto Simanjuntak menjelaskan ada tiga macam persahabatan dan “persahabatan” itu bagaikan, Pertama, seperti jangkar di mana teman yang teguh, stabil, dan bisa diandalkan. Kedua, persahabatan seperti pelampung di mana teman yang ada di sana saat engkau membutuhkannya. Ketiga, persabatan seperti jerat di mana teman yang mungkin menyenangkan dalam pergaulan, tetapi bisa menyeretmu dalam berbagai masalah”.
Banyak pembina remaja berkeberatan menjadi sahabat remaja karena takut kehilangan wibawa atau disepelekan. Menjadi sahabat bagi remaja akan meneguhkan mereka bahwa kita hadir di dalam dan bagi hidup mereka. “Menjadi sahabat remaja memerlukan waktu, sebagai contoh pembina remaja tidak segan untuk menelpon mereka, mengirimkan kartu natal, memberikan hadiah bila ulang tahun, dan lain sebagainya.”
Bahkan Yesus menjadi sahabat bagi murid-murid-Nya. Ia mengatakan, “Kamu adalah sahabatku.” (Yohanes 15:14). Dalam Amsal 17:17 dikatakan bahwa sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran. Remaja perlu seorang sahabat bukan seseorang yang selalu menggurui atau mengatur mereka
Memiliki Kepedulian Terhadap Remaja
Seorang pembina remaja yang bersahabat akan menunjukkan kepeduliannya kepada remaja binaannya. Remaja ingin dimengerti oleh orang lain yang ada di sekitar mereka. Oleh sebab itu ada beberapa hal yang dapat dibuat oleh seorang pembina remaja dalam menunjukkan kepeduliannya kepada mereka.
Perkunjungan
Perkunjungan ke rumah-rumah anak remaja merupakan kegiatan yang penting bagi remaja masa kini. Melalui perkunjungan anak remaja tahu bahwa ia dipedulikan oleh pembinanya. Di samping itu ia juga tahu bahwa ada seorang pembina rohani yang bisa dijadikan sebagai teman dan sebagai sahabat, jadi remaja masa kini tidak merasa sendiri.
Selain itu, dengan perkunjungan ke rumah-rumah remaja, pelayan remaja bisa mengetahui apa alasan mereka sehingga tidak mengikuti ibadah remaja setiap hari minggu dan ada banyak alasan yang kita bisa ketahui dari remaja. Bisa juga pembina remaja mengajak mereka bertemu di pusat perbelanjaan, tempat rekreasi atau tempat-tempat yang mereka sukai untuk sekedar bercerita atau berbagi beban. D. W. Ellis mengatakan “tujuan akhir dari perkunjungan ialah untuk berbicara tentang Kristus.
Ibadah Bersama
Dalam firman Tuhan Ibrani 10:25a, berbunyi, “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan–pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang.” Ayat ini memberi kita sebuah nasehat yang harus kita taati dan lakukan.
Dalam hal ini seorang remaja Kristen perlu diingatkan agar ia pergi beribadah setiap hari Minggu dan ibadah-ibadah kategorial lainnya. Bukan hanya apabila mereka diajak oleh teman -temannya melainkan remaja Kristen perlu mengetahui bahwa itu perlu untuk membangun spiritualitas mereka.
Pembina remaja dengan penuh perhatian dan kasih mengingatkan anak remajanya untuk ikut dalam ibadah bersama. Zaman dahulu dimana orang menggunakan beberapa media, diantaranya: undangan, surat-surat, teman membawa teman. “Namun dengan kemajuan suatu teknologi media elektronik masa kini, orang dapat menggunakan handphone atau telepon selular, baik itu menelpon maupun mengirimkan suatu pesan singkat atau SMS (Short Message Service)
Konseling
Konseling adalah salah satu jenis yang dipakai dalam membangun hubungan remaja dan pembinanya semakin harmonis. Dengan konseling seseorang dapat mengetahui mengapa perilaku anak tidak dapat di kontrol di dalam Gereja, ataukah orang tua yang mempunyai masa lalunya, dimana ia diperlakukan oleh orang tuanya, sehingga dimasa sekarang ia pun mengasuh dan membimbing anaknya sama pada masa orang tua berada di usia remaja. Konseling adalah tempat dimana seseorang bisa menyampaikan apa yang ia alami selama ini. Terciptanya kepercayaan antara konseli dan konselor.
Gary R. Collins mengungkapkan “Konseling adalah hubungan timbal balik antara dua individu, yaitu konselor yang berusaha menolong atau membimbing dan konseli yang membutuhkan pengertian untuk mengatasi persoalan yang dihadapinya
Oleh sebab itu Garry R. Collins menyebutkan beberapa hal mengenai “keunikan konseling di dalam bukunya, diantaranya: “
Pertama, orang Kristen percaya, bahwa Allah menciptakan langit, bumi serta segala isinya. Kepercayaan disini ialah kita sebagai orang Kristen mempunyai pandangan yang unik tentang dunia dan segala persoalannya.
Kedua, konseling Kristen mempunyai misi yang khusus. Misinya ialah memperkenalkan Tuhan Yesus sebagai Juruselamat pribadi dan penebus dosa, sehingga orang Kristen tidak saja mengakui segala dosa, tetapi juga memperoleh pengampunan dosa, di perdamaiakan dengan Allah dan memulai hidup baru yang dipimpin Roh Kudus.
Ketiga, konselor Kristen mempunyai metode yang unik. Keunikan konseling Kristen ialah konselor dapat berdoa bersama konseli, menguatkan hatinya melalui pembacaan Firman Tuhan.
Memiliki Jiwa Kepemimpinan
Seorang pembina remaja adalah seorang pemimpin karena memiliki pengikut yaitu para remaja dalam persekutuan yang dibinanya. W.I.M. Poli mengatakan, “Kepemimpinan adalah proses hubungan timbal balik antara pemimpin dan yang di pimpin, dan dalam proses mana pemimpin memperngaruhi pikiran, sehingga yang di pimpin menghargai, percaya dan taat kepada pemimpin menuju kepada pencapaian suatu tujuan tertentu.” Ann Grinnel mengatakan bahwa “pemimpin adalah orang yang dapat memindahkan orang lain dari suatu tempat menuju tempat baru yang sesuai dengan tujuannya.” Lebih lanjut
Ann Grinnell memberikan tujuh pilar dalam kepemimpinan yang harus dimiliki oleh seorang pembina remaja sebagai seorang pemimpin yaitu: Pertama, harus mengasihi Tuhan; kedua, harus memiliki sebuah visi pelayanan; ketiga, harus siap; keempat, harus melayani dengan semangat; kelima, harus gembira; keenam harus melayani dengan variasi; ketujuh, harus mengutus murid dalam pelayanan.”
Oleh sebab itu diperlukan juga pembina remaja mengikuti pelatihan-pelatihan kepemimpinan, selain memperkaya dirinya sendiri dengan pengetahuan, pembina rohani pun juga bisa membagikan kepada anak remaja binaannya. Karena jika pembina remaja tidak dibina dengan baik, maka anak remaja pun akan diberi pengarahan asal-asalan saja
Memfasilitasi Persekutan dan Program Remaja
Dalam perkembangan remaja setiap hari, tidak hanya dari keluarga dan lingkungan, diperlukan juga fasilitas untuk remaja, di mana mereka dapat menyalurkan bakat tertentu di dalamnya. Gereja merupakan jembatan yang dapat menghubungkan remaja masa kini. Gereja tanpa remaja, pastilah Gereja itu tidak akan bertumbuh.
Begitu pula jika remaja masa kini tidak aktif di Gereja, maka remaja itu akan kehilangan jati dirinya sebagai remaja Kristen dan mereka akan merasa kosong. Oleh sebab itu gereja perlu memfasilitasi persekutuan dan menyediakan program-program remaja yang bermutu yang dapat membangun kerohanian remaja masa kini. Berikut ini beberapa fasilitas dan program yang dapat dibuat oleh gereja untuk membangun spiritualitas remajanya:
Menyediakan Latihan Kepemimpinan
Untuk menjadi seorang remaja Kristen tidak hanya membutuhkan kebutuhan rohani saja melainkan juga perlu diperlengkapi untuk menjadi seorang pemimpin. Memimpin diri mereka sendiri, pemimpin dalam tempat atau organisasi yang ada di sekolah mereka. Sehingga pada saat mereka di beri kepercayaan di lingkungan dimana anak remaja itu ada, anak remaja itu sudah bisa memimpin dengan baik. Oleh sebab itu Gereja dapat melayani remaja “supaya remaja betul- betul memahami isi dari kebenaran firman Tuhan yang di sampaikan dan memberikan peluang-peluang kepada remaja masa kini.”
Pelatihan Liturgi ibadah untuk Ibadah Anak Remaja Pelatihan untuk memimpin pujian di dalam ibadah remaja penting karena mereka bisa memimpin ibadah remaja jika tidak ada pemimpin pujian. Pelatihan ini juga melatih remaja masa kini agar mereka bisa lebih aktif dan semangat dalam mengikuti ibadah remaja. Dan apabila remaja itu sudah beranjak dewasa, pastilah ia bisa memimpin ibadah di pemuda dan jemaat.
Melatih Berdoa untuk Ibadah Anak Remaja
Sebagai orang percaya kita percaya bahwa “doa” adalah nafas hidup orang percaya. Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,”Doa” adalah “permohonan, pengharapan, permintaan, pujian kepada Tuhan.” Sedangkan di dalam Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, “Doa adalah kebaktian yang mencakup segala sikap roh manusia dalam pendekatannya kepada Allah.
Christian Weiss mengatakan: Doa merupakan saluran perhubungan dua jurusan, dari orang Kristen sendiri yang ingin mengetahui kehendak Allah dan dari Allah yang mau supaya anak-anaknya mengetahui dan melaksanakan kehendakNya. Inilah faktor yang perlu sekali dalam menetapkan rencana dan maksud Allah untuk hidup kita. Kita harus belajar berdoa dengan tidak berkeputusan
Wesley Brill mengatakan: Doa adalah alat persekutuan antara pribadi dengan pribadi, antara manusia dengan Allah; yaitu manusia yang diterima oleh karena telah menjadikan Yesus Kristus Juruslamatnya dan penebusnya. Dalam doa termasuk, meninggikan dan menyembah Allah, mengucap syukur dan mengaku dosa kepada Allah, memohon sesuatu dari Allah, serta bersekutu dengan Allah
Ann Grinnell pun mengatakan bahwa “doa bukan saja penting untuk seorang pribadi, namun diperlukan doa yang kreatif untuk mengajak remaja berdoa. Oleh sebab itulah diperlukan berbagai macam cara berdoa yang biasa dipakai, supaya bila doa kreatif yang dipimpin akan menolong kaum muda yang tidak biasa berdoa dalam kelompok menjadi rindu dan bersedia untuk mengambil bagian.”
Seorang anak remaja, perlu dilatih untuk berdoa di ibadah remaja. Selain melatih mereka berdoa dengan baik di ibadah remaja, mereka pun dilatih untuk bisa berbicara di ibadah–ibadah remaja antar gereja. Penulis menyadari pentingnya mengadakan latihan untuk berdoa di kalangan remaja masa kini. Menurut penulis, ada banyak remaja masa kini yang tidak bisa berdoa
Kesimpulan
Pertama, membangun spiritual remaja ialah suatu upaya yang terus menerus untuk mendemonstrasikan hidup yang berarti atau bermakna dengan menjaga dan memelihara iman remaja serta faktor yang berkaitan supaya dapat mengambil sikap dan keputusan dalam realitas hidup di tengah-tengah kesempatan dan tantangan kehidupan.
Kedua, masa remaja adalah masa transisi dari dunia kanak–kanak yang telah ditinggalkan, tetapi masa kedewasaan belum dijalani dengan sungguh–sungguh. Itu sebabnya dalam membangun spiritualitas remaja diperlukan orang-orang dewasa yang kompeten seperti orang tua dan gereja. Orang tua dan gereja berperan untuk menjaga dan memelihara kehidupan mereka dari awal sehingga mereka mengetahui jalan kebenaran melalui firman Tuhan setiap hari, supaya di masa yang akan datang mereka akan menjadi seorang pribadi yang kuat, kokoh dalam imannya dan takut kepada Tuhan, sehingga hidupnya menjadi berkat atau berarti bagi sesama.
Baca Juga: Amsal 1:7 (9 Bentuk Takut Akan Tuhan)
Persahabatan dibutuhkan oleh semua orang tidak terkecuali, orang dewasa, pemuda, remaja dan anak-anak
Julianto Simanjuntak menjelaskan ada tiga macam persahabatan dan “persahabatan” itu bagaikan, Pertama, seperti jangkar di mana teman yang teguh, stabil, dan bisa diandalkan. Kedua, persahabatan seperti pelampung di mana teman yang ada di sana saat engkau membutuhkannya. Ketiga, persabatan seperti jerat di mana teman yang mungkin menyenangkan dalam pergaulan, tetapi bisa menyeretmu dalam berbagai masalah”.
Banyak pembina remaja berkeberatan menjadi sahabat remaja karena takut kehilangan wibawa atau disepelekan. Menjadi sahabat bagi remaja akan meneguhkan mereka bahwa kita hadir di dalam dan bagi hidup mereka. “Menjadi sahabat remaja memerlukan waktu, sebagai contoh pembina remaja tidak segan untuk menelpon mereka, mengirimkan kartu natal, memberikan hadiah bila ulang tahun, dan lain sebagainya.”
Bahkan Yesus menjadi sahabat bagi murid-murid-Nya. Ia mengatakan, “Kamu adalah sahabatku.” (Yohanes 15:14). Dalam Amsal 17:17 dikatakan bahwa sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran. Remaja perlu seorang sahabat bukan seseorang yang selalu menggurui atau mengatur mereka
Memiliki Kepedulian Terhadap Remaja
Seorang pembina remaja yang bersahabat akan menunjukkan kepeduliannya kepada remaja binaannya. Remaja ingin dimengerti oleh orang lain yang ada di sekitar mereka. Oleh sebab itu ada beberapa hal yang dapat dibuat oleh seorang pembina remaja dalam menunjukkan kepeduliannya kepada mereka.
Perkunjungan
Perkunjungan ke rumah-rumah anak remaja merupakan kegiatan yang penting bagi remaja masa kini. Melalui perkunjungan anak remaja tahu bahwa ia dipedulikan oleh pembinanya. Di samping itu ia juga tahu bahwa ada seorang pembina rohani yang bisa dijadikan sebagai teman dan sebagai sahabat, jadi remaja masa kini tidak merasa sendiri.
Selain itu, dengan perkunjungan ke rumah-rumah remaja, pelayan remaja bisa mengetahui apa alasan mereka sehingga tidak mengikuti ibadah remaja setiap hari minggu dan ada banyak alasan yang kita bisa ketahui dari remaja. Bisa juga pembina remaja mengajak mereka bertemu di pusat perbelanjaan, tempat rekreasi atau tempat-tempat yang mereka sukai untuk sekedar bercerita atau berbagi beban. D. W. Ellis mengatakan “tujuan akhir dari perkunjungan ialah untuk berbicara tentang Kristus.
Ibadah Bersama
Dalam firman Tuhan Ibrani 10:25a, berbunyi, “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan–pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang.” Ayat ini memberi kita sebuah nasehat yang harus kita taati dan lakukan.
Dalam hal ini seorang remaja Kristen perlu diingatkan agar ia pergi beribadah setiap hari Minggu dan ibadah-ibadah kategorial lainnya. Bukan hanya apabila mereka diajak oleh teman -temannya melainkan remaja Kristen perlu mengetahui bahwa itu perlu untuk membangun spiritualitas mereka.
Pembina remaja dengan penuh perhatian dan kasih mengingatkan anak remajanya untuk ikut dalam ibadah bersama. Zaman dahulu dimana orang menggunakan beberapa media, diantaranya: undangan, surat-surat, teman membawa teman. “Namun dengan kemajuan suatu teknologi media elektronik masa kini, orang dapat menggunakan handphone atau telepon selular, baik itu menelpon maupun mengirimkan suatu pesan singkat atau SMS (Short Message Service)
Konseling
Konseling adalah salah satu jenis yang dipakai dalam membangun hubungan remaja dan pembinanya semakin harmonis. Dengan konseling seseorang dapat mengetahui mengapa perilaku anak tidak dapat di kontrol di dalam Gereja, ataukah orang tua yang mempunyai masa lalunya, dimana ia diperlakukan oleh orang tuanya, sehingga dimasa sekarang ia pun mengasuh dan membimbing anaknya sama pada masa orang tua berada di usia remaja. Konseling adalah tempat dimana seseorang bisa menyampaikan apa yang ia alami selama ini. Terciptanya kepercayaan antara konseli dan konselor.
Gary R. Collins mengungkapkan “Konseling adalah hubungan timbal balik antara dua individu, yaitu konselor yang berusaha menolong atau membimbing dan konseli yang membutuhkan pengertian untuk mengatasi persoalan yang dihadapinya
Oleh sebab itu Garry R. Collins menyebutkan beberapa hal mengenai “keunikan konseling di dalam bukunya, diantaranya: “
Pertama, orang Kristen percaya, bahwa Allah menciptakan langit, bumi serta segala isinya. Kepercayaan disini ialah kita sebagai orang Kristen mempunyai pandangan yang unik tentang dunia dan segala persoalannya.
Kedua, konseling Kristen mempunyai misi yang khusus. Misinya ialah memperkenalkan Tuhan Yesus sebagai Juruselamat pribadi dan penebus dosa, sehingga orang Kristen tidak saja mengakui segala dosa, tetapi juga memperoleh pengampunan dosa, di perdamaiakan dengan Allah dan memulai hidup baru yang dipimpin Roh Kudus.
Ketiga, konselor Kristen mempunyai metode yang unik. Keunikan konseling Kristen ialah konselor dapat berdoa bersama konseli, menguatkan hatinya melalui pembacaan Firman Tuhan.
Memiliki Jiwa Kepemimpinan
Seorang pembina remaja adalah seorang pemimpin karena memiliki pengikut yaitu para remaja dalam persekutuan yang dibinanya. W.I.M. Poli mengatakan, “Kepemimpinan adalah proses hubungan timbal balik antara pemimpin dan yang di pimpin, dan dalam proses mana pemimpin memperngaruhi pikiran, sehingga yang di pimpin menghargai, percaya dan taat kepada pemimpin menuju kepada pencapaian suatu tujuan tertentu.” Ann Grinnel mengatakan bahwa “pemimpin adalah orang yang dapat memindahkan orang lain dari suatu tempat menuju tempat baru yang sesuai dengan tujuannya.” Lebih lanjut
Ann Grinnell memberikan tujuh pilar dalam kepemimpinan yang harus dimiliki oleh seorang pembina remaja sebagai seorang pemimpin yaitu: Pertama, harus mengasihi Tuhan; kedua, harus memiliki sebuah visi pelayanan; ketiga, harus siap; keempat, harus melayani dengan semangat; kelima, harus gembira; keenam harus melayani dengan variasi; ketujuh, harus mengutus murid dalam pelayanan.”
Oleh sebab itu diperlukan juga pembina remaja mengikuti pelatihan-pelatihan kepemimpinan, selain memperkaya dirinya sendiri dengan pengetahuan, pembina rohani pun juga bisa membagikan kepada anak remaja binaannya. Karena jika pembina remaja tidak dibina dengan baik, maka anak remaja pun akan diberi pengarahan asal-asalan saja
Memfasilitasi Persekutan dan Program Remaja
Dalam perkembangan remaja setiap hari, tidak hanya dari keluarga dan lingkungan, diperlukan juga fasilitas untuk remaja, di mana mereka dapat menyalurkan bakat tertentu di dalamnya. Gereja merupakan jembatan yang dapat menghubungkan remaja masa kini. Gereja tanpa remaja, pastilah Gereja itu tidak akan bertumbuh.
Begitu pula jika remaja masa kini tidak aktif di Gereja, maka remaja itu akan kehilangan jati dirinya sebagai remaja Kristen dan mereka akan merasa kosong. Oleh sebab itu gereja perlu memfasilitasi persekutuan dan menyediakan program-program remaja yang bermutu yang dapat membangun kerohanian remaja masa kini. Berikut ini beberapa fasilitas dan program yang dapat dibuat oleh gereja untuk membangun spiritualitas remajanya:
Menyediakan Latihan Kepemimpinan
Untuk menjadi seorang remaja Kristen tidak hanya membutuhkan kebutuhan rohani saja melainkan juga perlu diperlengkapi untuk menjadi seorang pemimpin. Memimpin diri mereka sendiri, pemimpin dalam tempat atau organisasi yang ada di sekolah mereka. Sehingga pada saat mereka di beri kepercayaan di lingkungan dimana anak remaja itu ada, anak remaja itu sudah bisa memimpin dengan baik. Oleh sebab itu Gereja dapat melayani remaja “supaya remaja betul- betul memahami isi dari kebenaran firman Tuhan yang di sampaikan dan memberikan peluang-peluang kepada remaja masa kini.”
Pelatihan Liturgi ibadah untuk Ibadah Anak Remaja Pelatihan untuk memimpin pujian di dalam ibadah remaja penting karena mereka bisa memimpin ibadah remaja jika tidak ada pemimpin pujian. Pelatihan ini juga melatih remaja masa kini agar mereka bisa lebih aktif dan semangat dalam mengikuti ibadah remaja. Dan apabila remaja itu sudah beranjak dewasa, pastilah ia bisa memimpin ibadah di pemuda dan jemaat.
Melatih Berdoa untuk Ibadah Anak Remaja
Sebagai orang percaya kita percaya bahwa “doa” adalah nafas hidup orang percaya. Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,”Doa” adalah “permohonan, pengharapan, permintaan, pujian kepada Tuhan.” Sedangkan di dalam Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, “Doa adalah kebaktian yang mencakup segala sikap roh manusia dalam pendekatannya kepada Allah.
Christian Weiss mengatakan: Doa merupakan saluran perhubungan dua jurusan, dari orang Kristen sendiri yang ingin mengetahui kehendak Allah dan dari Allah yang mau supaya anak-anaknya mengetahui dan melaksanakan kehendakNya. Inilah faktor yang perlu sekali dalam menetapkan rencana dan maksud Allah untuk hidup kita. Kita harus belajar berdoa dengan tidak berkeputusan
Wesley Brill mengatakan: Doa adalah alat persekutuan antara pribadi dengan pribadi, antara manusia dengan Allah; yaitu manusia yang diterima oleh karena telah menjadikan Yesus Kristus Juruslamatnya dan penebusnya. Dalam doa termasuk, meninggikan dan menyembah Allah, mengucap syukur dan mengaku dosa kepada Allah, memohon sesuatu dari Allah, serta bersekutu dengan Allah
Ann Grinnell pun mengatakan bahwa “doa bukan saja penting untuk seorang pribadi, namun diperlukan doa yang kreatif untuk mengajak remaja berdoa. Oleh sebab itulah diperlukan berbagai macam cara berdoa yang biasa dipakai, supaya bila doa kreatif yang dipimpin akan menolong kaum muda yang tidak biasa berdoa dalam kelompok menjadi rindu dan bersedia untuk mengambil bagian.”
Seorang anak remaja, perlu dilatih untuk berdoa di ibadah remaja. Selain melatih mereka berdoa dengan baik di ibadah remaja, mereka pun dilatih untuk bisa berbicara di ibadah–ibadah remaja antar gereja. Penulis menyadari pentingnya mengadakan latihan untuk berdoa di kalangan remaja masa kini. Menurut penulis, ada banyak remaja masa kini yang tidak bisa berdoa
Kesimpulan
Pertama, membangun spiritual remaja ialah suatu upaya yang terus menerus untuk mendemonstrasikan hidup yang berarti atau bermakna dengan menjaga dan memelihara iman remaja serta faktor yang berkaitan supaya dapat mengambil sikap dan keputusan dalam realitas hidup di tengah-tengah kesempatan dan tantangan kehidupan.
Kedua, masa remaja adalah masa transisi dari dunia kanak–kanak yang telah ditinggalkan, tetapi masa kedewasaan belum dijalani dengan sungguh–sungguh. Itu sebabnya dalam membangun spiritualitas remaja diperlukan orang-orang dewasa yang kompeten seperti orang tua dan gereja. Orang tua dan gereja berperan untuk menjaga dan memelihara kehidupan mereka dari awal sehingga mereka mengetahui jalan kebenaran melalui firman Tuhan setiap hari, supaya di masa yang akan datang mereka akan menjadi seorang pribadi yang kuat, kokoh dalam imannya dan takut kepada Tuhan, sehingga hidupnya menjadi berkat atau berarti bagi sesama.
Baca Juga: Amsal 1:7 (9 Bentuk Takut Akan Tuhan)
Ketiga, ada beberapa faktor penghambat dalam membangun spiritualitas remaja masa kini yaitu: (1) Adanya media elektronik yang dapat menjadi sarana yang dipakai Iblis untuk menghancurkan generasi bangsa dan gereja. (2) Bebas akses internet tanpa batas, bila tidak bijak menggunakannya akan membuat remaja terjerumus dalam pornografi dan pergaulan bebas. (3) Pengaruh teman sebaya di mana remaja mudah ikut-ikutan pergaulan yang buruk untuk menemukan jati diri; dan (4) Faktor diri remaja itu sendiri yang tidak memupuk kehidupan rohaninya dengan baik melalui saat teduh pribadi, berdoa dan bersekutu dengan teman seiman.
Keempat, kata “didiklah” atau “mendidik” dalam Amsal 22:6 menunjuk kepada hubungan paralel antara orang tua dan anak-anak atau pengasuh dan anak-anak asuhannya, di mana orang tua mengabdikan dirinya untuk melatih (train-up) dengan disiplin kepada anak-anak, supaya mereka membaktikan diri kepada Allah sang pencipta, sumber hikmat dan kehidupan.
Kelima, dalam mendidik kerohanian remaja diperlukan peran orang dewasa dalam hal ini pembina remaja sebagai role model. Oleh sebab itu gereja perlu menyediakan seorang pembina remaja yang berkualitas seperti: Memiliki hati yang bersahabat; Memiliki kepedulian terhadap remaja; dan memiliki jiwa kepemimpinan.
Keenam, bila orang tua dan gereja mendidik anak-anak muda atau remajanya sebagaimana yang dikatakan dalam Amsal 22:6, “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu,” maka kehidupan spiritualitas remaja akan dibangkitkan. -Herianto Sande Pailang
Keempat, kata “didiklah” atau “mendidik” dalam Amsal 22:6 menunjuk kepada hubungan paralel antara orang tua dan anak-anak atau pengasuh dan anak-anak asuhannya, di mana orang tua mengabdikan dirinya untuk melatih (train-up) dengan disiplin kepada anak-anak, supaya mereka membaktikan diri kepada Allah sang pencipta, sumber hikmat dan kehidupan.
Kelima, dalam mendidik kerohanian remaja diperlukan peran orang dewasa dalam hal ini pembina remaja sebagai role model. Oleh sebab itu gereja perlu menyediakan seorang pembina remaja yang berkualitas seperti: Memiliki hati yang bersahabat; Memiliki kepedulian terhadap remaja; dan memiliki jiwa kepemimpinan.
Keenam, bila orang tua dan gereja mendidik anak-anak muda atau remajanya sebagaimana yang dikatakan dalam Amsal 22:6, “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu,” maka kehidupan spiritualitas remaja akan dibangkitkan. -Herianto Sande Pailang