RENUNGAN YOHANES 14:6 (AKULAH, JALAN, KEBENARAN DAN HIDUP)

Renungan Yohanes 14:6
gadget, bisnis, otomotif
…Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yohanes 14:6).

1.Ego Eimi (Akulah) 

Ucapan ini mempunyai pengertian ilahi, karena ungkapan "Aku adalah/Akulah" digunakan Perjanjian Lama sebagai penggambaran Allah ketika Dia menyatakan diri-Nya kepada Musa, "AKU ADALAH AKU" seperti yang tertulis di dalam Keluaran 3:14.

Kata Akulah (Ego Eimi) memberi penegasan bahwa Yesus adalah Tuhan. Penjelasan A. T. Robertson sangat baik dengan menyatakan bahwa tidak diragukan lagi di sini Yesus mengklaim keberadaan kekal dengan ungkapan absolut yang digunakan Allah.

Jadi tidak diragukan lagi makna yang terkandung di dalam ungkapan “Akulah” adalah bahwa Yesus adalah Tuhan. Yesus adalah Pencipta dan sudah ada sejak semula sebelum dunia dijadikan. Dengan demikian, segala keagungan, kemuliaan, dan otoritas ada di dalam diri Tuhan kita Yesus Kristus

2. Yesus adalah jalan

Umat manusia sudah terpisah dengan Allah. Semua jalan tertutup bagi manusia. Tidak ada nabi, imam, dan raja yang mengklaim diri-Nya untuk sanggup menghantarkan seseorang kepada Bapa. Hanya Yesus yang sanggup melakukannya. David Iman Santoso menyatakan, Yesus adalah jalan, sama dengan Yesus adalah pintu, yaitu jalan atau pintu keselamatan. Ia juga jalan untuk mengenal kebenaran dan memperoleh hidup serta jalan untuk datang kepada Bapa. 

Tenney juga menyatakan, Yesus berkata, “Akulah jalan”, karena di dalam Dia manusia dibawa kembali kepada Allah, dan melalui Jalan Hidup itu, ia mencapai tujuan akhirnya yang sejati

Baik Santoso dan Tenney sama-sama menekankan bahwa Yesus adalah jalan satu-satunya menuju kepada Bapa. Tujuan akhir hidup manusia hanya didapatkan di dalam Yesus Kristus. William Hendrikson menyatakan, Yesus tidak semata-mata menunjukkan jalan itu; Ia sendiri adalah jalan itu. Adalah benar bahwa Ia mengajarkan jalan itu (Markus 12:14; Lukas 20:21), memimpin kita di dalam jalan itu (Lukas 1:79), dan telah memberikan kita jalan yang baru dan hidup (Ibrani 10:20); tetapi semua ini memungkinkan hanya karena Ia sendiri adalah jalan itu.

Yesus bukan hanya menunjukkan jalan melainkan Yesus mengklaim diri-Nya sendiri sebagai Jalan. Jika demikian, maka tidak ada peluang bagi manusia untuk mencari jalan lain. Yesus Tuhan; Dialah yang membuka jalan, Dialah yang menunjukkan jalan, dan Dialah jalan itu.

3. Yesus adalah kebenaran

Para filsuf dan orang-orang berhikmat selali sibuk untuk mencari tahu apa itu kebenaran? Padahal kebenaran itu ada di dalam Alkitab. Santoso, “Kebenaran adalah kebenaran Injil, yaitu kebenaran yang mutlak dan bisa diandalkan sepenuhnya. Yang mencari kebenaran sebaiknya membaca Alkitab sampai tuntas dan menemukan kebenaran hakiki di dalam Yesus. Santoso melanjutkan dengan menyatakan bahwa apabila Yesus mengatakan diri-Nya sebagai kebenaran, itu berarti bahwa Jesus is absolutely realiable, dan kebenaran itu pada akhirnya dinyatakan melalui kayu salib, yaitu kematian dan kebangkitan-Nya.

Lebih luas lagi Tenney menyatakan, Kebenaran bukanlah suatu sistem pernyataan-pernyataan terpadu yang abstrak, ataupun etika impersonal yang terkandung dalam banyak peraturan. Kebenaran itu sekaligus adalah realitas dan etika yang diperlihatkan dalam seorang yang lebih fleksibel dari kekakuan hokum dan abstraksi yang tak terpahami dan sekalipun demikian tidak berubah dan konsisten. Kristus berbicara dengan otoritas akhir dalam kata-kata yang disesuaikan dengan pengertian manusia.

4. Yesus adalah hidup

Manusia berdosa pasti mati. Mati di dunia ini dan juga mati di akhirat nanti. Mati secara fisik dan juga secara rohani. Namun, Kristus telah datang untuk memberi kehidupan bagi manusia berdosa. Tenney menuliskan bahwa di seluruh Injil Yohanes, hidup menggambarkan prinsip vitalitas rohani yang berasal dari Allah dan yang mengangkat manusia keluar dari dosa kepada diri-Nya sendiri. Allah sendiri yang bertindak untuk menyelamatkan manusia. Allah mengutus anak-Nya yang tunggal, yang dikasih-Nya. Hal ini sesuai dengan hakikat Allah seperti yang dinyatakan oleh Santoso bahwa “hidup” tentunya adalah hidup kekal yang merupakan sifat dan hakikat Allah.

Baca Juga: Eksposisi Yohanes 14:6

Dalam semua perkataan inti ini, Yesus mendalilkan diri-Nya dalam keeksklusifanNya sebagai Dia yang diutus oleh Bapa dan karena itu sebagai satu-satunya jalan: “Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melaui Aku. Semuanya ada di dalam Yesus. Semuanya harus melalui Yesus.

Kesimpulan 

Ungkapan “Ego eimi” (Akulah) di dalam Injil Yohanes menegaskan bahwa Yesus adalah Tuhan. Oleh karena Yesus adalah Tuhan, maka Ia sanggup untuk membangkitkan orang mati. Bahkan Ia sendiri telah membuktikan diri-Nya bahwa Ia bangkit dari antara orang mati. Yesus mampu melepaskan manusia dari kuasa maut dan memberikan kehidupan baru, hidup yang kekal. Selanjutnya, tidak ada jalan, kebenaran, dan hidup selain di dalam Yesus. Yesuslah satu-satuNya yang dapat dipercaya dan jalan menuju kepada Bapa, surga yang kekal.

Next Post Previous Post