Arti Dikuduskanlah Nama-Mu

Pdt. Yakub Tri Handoko.

Doa Bapa Kami dimulai dengan sebuah permohonan dikuduskanlah nama-Mu. Apa arti dari permohonan ini? Permohonan “menguduskan nama Allah” mungkin sedikit membingungkan kita. Bukankah Allah sudah kudus? Lalu untuk apa kita berdoa supaya nama Allah dikuduskan? Apakah doa kita bisa membuat Allah menjadi lebih kudus? Mengapa kita perlu berdoa kepada Allah yang kudus? Apakah alasannya supaya nama-Nya dikuduskan? 
Arti Dikuduskanlah Nama-Mu
otomotif, keuangan
Kita sering kali sulit memahami permohonan ini karena kita memiliki konsep yang terbatas tentang kekudusan. Kita memahami bahwa kekudusan hanya pada masalah moral. Kudus berarti suci tanpa dosa.

Alkitab menunjukkan bahwa kata “kudus” itu memiliki dua arti.

Pertama, memang berkaitan dengan moral, kesucian, atau ketidakberdosaan.

Kedua, kudus juga bisa berarti keterpisahan.

Perjanjian Lama banyak menggunakan kata “kudus” dalam arti yang kedua ini. Misalnya kita tahu bahwa dalam PL ada “roti kudus” dan ada “bejana kudus” yang digunakan di Bait Allah. Jelaslah ketika roti, bejana dan benda-benda mati lainnya disebut kudus, maka itu bukan dalam arti moral. Moralitas hanya berkaitan dengan makhluk yang berpribadi sedangkan benda-benda mati tidak bisa mengambil keputusan dan tidak memiliki kehendak bebas sehingga tidak bisa dikaitkan dengan hal-hal yang disebut moralitas.

Karena itu ketika Alkitab mengatakan “roti kudus”, “bejana kudus”, dan sebagainya, maka maksudnya adalah roti itu dipisahkan dari roti-roti yang lain dan bejana itu dipisahkan dari bejana-bejana yang lain. 
Dengan cara yang sama kita memahami permohonan yang pertama dalam Doa Bapa Kami “Dikuduskanlah nama-Mu” bukan berarti kita berharap agar Tuhan menjadi lebih kudus atau nama-Nya menjadi lebih kudus. Nama Tuhan dan pribadi-Nya sudah kudus dan tidak bisa menjadi lebih kudus karena kekudusan-Nya sudah sempurna. Jadi apa arti dari permohonan ini?

Permohonan ini berarti kita ingin semua orang semakin menghormati kebesaran dan kemuliaan Allah. Semua orang perlu memahami bahwa ada keterpisahan antara Allah dengan ciptaan. Dia adalah Allah yang Maha besar, Allah yang berdaulat, Allah yang mulia. Dia juga adalah Allah yang transenden dan melampaui ciptaan. Kita semua hanyalah ciptaan yang serba terbatas.

Baca Juga: 2 Arti Bapa Kami Yang Ada di sorga

Ketika Kita berkata dalam dia kita “dikuduskanlah nama-Mu”, sebetulnya kita sedang mengingatkan diri kita sendiri untuk menghormati kekudusan Allah, dalam arti kebesaran-Nya, kemuliaan-Nya dan kedaulatan-Nya yang tidak tertandingi oleh apa pun juga. Selain itu kita juga berdoa agar semakin banyak orang yang menghormati Allah dan kemuliaan-Nya sebagai Pencipta. Dalam konsep PL Allah yang Maha kudus adalah Allah yang terpisah dari ciptaan, kemuliaan-Nya terpisah dari ciptaan dan Dia tidak membagi kemuliaan itu kepada siapa pun.

Ada beberapa teks dalam kitab Yesaya untuk menjelaskan hal ini.

Yesaya 40:25-6 dikatakan: “25Dengan siapa hendak kamu samakan Aku, seakan-akan Aku seperti dia? firman Yang Maha kudus. 26Arahkanlah matamu ke langit dan lihatlah: siapa yang menciptakan semua bintang itu dan menyuruh segenap tentara mereka keluar, sambil memanggil nama mereka sekaliannya? Satu pun tiada yang tak hadir, oleh sebab Ia maha kuasa dan maha kuat.”

Lalu di dalam Yesaya 42:8 dikatakan: “Aku ini TUHAN, itulah nama-Ku; Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain atau kemasyhuran-Ku kepada patung.” Konteks dari ucapan-ucapan ini adalah penyembahan berhala yang dilakukan oleh bangsa Yehuda.

Mereka menyembah bukan cuma Allah yang benar yaitu YHWH, TUHAN, tetapi mereka juga menyembah dewa-dewa yang lain. Seolah-olah Tuhan saja tidak cukup. Seolah-olah ada kompetitor Tuhan, yaitu banyak dewa yang lain. Ini sebetulnya, menurut budaya pada waktu itu cukup wajar, karena mereka menyembah banyak dewa atau politeisme. “Aku yang maha kudus. Kepada siapa engkau akan menyamakan Aku?” Di dalam kemuliaan dan kemasyhuran-Nya, Dia menegaskan bahwa Dia berbeda dari yang lain. Dia juga menegaskan bahwa Dia tidak akan membagikan kemuliaan-Nya dengan apa pun.


Inilah yang dimaksud di dalam Doa Bapa Kami, ketika kita berkata “dikuduskanlah nama-Mu”. Kita sungguh-sungguh rindu supaya kita sendiri dan semakin banyak orang, menghargai kemuliaan dan kebesaran Allah sebagai Pencipta. Dia sebagai Pencipta jauh terpisah dari kita sebagai ciptaan yang sangat terbatas. Kiranya kita semua semakin menghormati Allah dan semakin menghargai kebesaran-Nya di dalam hidup kita. Tuhan memberkati kita!
Next Post Previous Post