3 ALASAN DIBALIK LARANGAN PERINTAH KEDUA (KELUARAN 20:5)

Pdt. Yakub Tri Handoko.
3 ALASAN DIBALIK LARANGAN PERINTAH KEDUA (KELUARAN 20:5)
gadget, bisnis, otomotif
Sebagian orang, larangan untuk menggunakan patung, gambar atau benda apa pun di dalam ibadah, yang tidak sesuai dengan Alkitab, terdengar sebagai sebuah larangan yang sangat ekstrim. Tetapi kita perlu memahami alasan di balik larangan itu. Kalau kita memahami alasan di baliknya, maka kita juga bisa mengakui bahwa larangan itu adalah sesuatu yang pantas untuk ditetapkan oleh Allah.

Apa alasan larangan di balik perintah yang kedua? Larangan di balik perintah yang kedua didasarkan pada sebuah alasan yang juga tertulis di dalam Keluaran 20:5 “ . . . sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu . . .” Kata sambung “sebab” di dalam bagian ini menerangkan alasan-alasan bagi perintah yang kedua. 

Mari kita melihat 3 (tiga) poin penting yang menjadi alasan larangan tersebut:

1. Alasan yang pertama, kedaulatan Allah.

“ … sebab Aku, TUHAN (YHWH) . . .” Alasan di balik perintah yang kedua terletak pada siapa Allah. Dia adalah YHWH. Dia adalah Allah Perjanjian. Dia adalah Allah yang berdaulat. Jawaban tentang siapa Dia menentukan bagaimana kita seharusnya memperlakukan Dia. Kita tidak boleh memperlakukan Dia secara sembarangan karena Dia bukan Allah yang sembarangan. Dia adalah satu-satunya Allah yang benar. Tidak ada Allah yang lain selain YHWH. Kalau pun ada dengan apa yang disebut “allah”, Paulus dalam 1Korintus 10 menyebutkan bahwa mereka tidak lain adalah “roh-roh jahat.” Kedaulatan Allah adalah alasan yang pertama dari perintah yang kedua ini.

2. Alasan yang kedua, kepemilikan Allah.

“ . . . sebab Aku, TUHAN, Allahmu . . .” Alasan di balik Perintah Kedua bukan hanya kedaulatan-Nya, tetapi juga kepemilikan-Nya atas hidup kita. TUHAN bukan hanya memberitahu siapa Dia, yaitu YHWH, tetapi Dia juga memberitahu siapa Dia bagi umat Israel. TUHAN adalah Allah Israel. Dia adalah Allah yang memiliki umat-Nya. Israel adalah umat-Nya dan Dia adalah Allah. Relasi khusus ini membuat Allah pantas menuntut ibadah yang eksklusif, sebagaimana yang Dia kehendaki.

Bangsa Israel sebagai umat Allah tidak bebas untuk merancang sebuah ibadah yang mungkin hanya baik di mata mereka. Ketika beribadah, mereka dituntut untuk mengetahui apa yang menjadi isi hati Allah. Allah adalah Allah bagi mereka. Mereka hanyalah umat yang menaati Allahnya. Itu adalah hal yang masuk akal.

3. Alasan yang ketiga, kecemburuan Allah.

“ . . . sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu . . .” Kata “cemburu” mungkin terkesan negatif di telinga kita karena sering kali orang cemburu dengan alasan yang keliru ataupun dengan cara yang salah. Saya ingin menjelaskan perbedaan antara “cemburu” dan “iri hati”. Cemburu tidak selalu negatif tetapi iri hati selalu negatif. Poin perbedaannya terletak di sini: Ketika seseorang cemburu kepada orang lain berarti dia sedang menuntut apa yang menjadi haknya, sedangkan iri hati berarti menuntut sesuatu yang bukan menjadi haknya. Allah adalah Pencipta kita. Dia telah mengikatkan diri dalam perjanjian dengan kita. Dia adalah Pemilik hidup kita. Itu sebabnya Dia memiliki hak penuh atas hidup kita. Dia berhak untuk menuntut kita.

Baca Juga: 4 Alasan Ibadah Menggunakan Gambar Patung Adalah Salah

Di situlah arti kecemburuan Allah. Allah cemburu dalam arti Dia menuntut apa yang menjadi hak-Nya. Di dalam sebuah perjanjian sudah ada persetujuan; apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Bangsa Israel telah mengikatkan diri dalam sebuah perjanjian dengan YHWH. Dengan demikian YHWH berhak untuk menuntut apa yang menjadi hak-Nya. Semua aturan di dalam perjanjian itu berhak untuk dituntut, termasuk salah satunya adalah ketika Allah melarang umat-Nya beribadah kepada-Nya dengan cara yang keliru; menggunakan patung atau menggunakan gambar.

Tiga hal ini menjadi alasan di balik perintah yang kedua. Dia adalah TUHAN, Allah yang berdaulat. Dia adalah Allah, yang memiliki hidup kita. Dia adalah Allah yang cemburu, yang memiliki kita dan Dia menuntut apa yang menjadi milik-Nya dari hidup kita. Itulah sebabnya kita harus berhati-hati dengan cara kita beribadah kepada-Nya. Bukan hanya kita beribadah kepada Allah yang benar tapi pastikan kita beribadah dengan cara yang benar. Tuhan memberkati kita. https://teologiareformed.blogspot.com/
Next Post Previous Post