EKSPOSISI YOHANES 1:1 (KEILAHIAN YESUS KRISTUS)

EKSPOSISI YOHANES 1:1 (KEILAHIAN YESUS KRISTUS)
gadget, otomotif, bisnis

Yohanes 1:1 “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah”. 

Kata “en arche” dalam terjemahan KJV, menggunakan kata “Beginning”. Menarik untuk diperhatikan istilah begining yang dipakai untuk menerjemahkan kata “pada mulanya”. Secara harafiah kata ini berarti permulaan, istilah Yunani menggunakan kata “en arche” artinya “pada mulanya”. Yohanes mulai dengan kata “en arche”- “pada mulanya”, yang juga mengawali kitab Kejadian dalam Perjanjian Lama. 

Dalam Kejadian 1:1 kata ini mengintrodusir kisah penciptaan pertama, sedangkan dalam Perjanjian Baru kata ini mengintrodusir kisah penciptaan Baru. Dalam hal ini Pfeiffer dan Harrison mengatakan:

Pra-eksistensi Logos (Yohanes 1:1-2). Permulaan Injil ini (bdg. Markus 1:1) dihubungkan dengan awal penciptaan (Kejadian 1:1) dan menjangkau lebih jauh lagi ke belakang untuk melihat pada ke-Allahan secara sekilas “sebelum dunia ada” (bdg. Yohanes 17:5). 

Firman itu bukan dijadikan; Dia sudah ada bersama-sama dengan Allah menunjukkan kesejajaran dan juga persatuan. Firman itu adalah Allah (ilahi) tanpa mengaburkan oknum-oknumnya.

Jadi penggunaan kata “beginning” yang digunakan oleh Yohanes dalam pasal ini menunjukkan kekekalan Yesus, Ia sudah ada sebelum segala sesuatunya ada, dan ia memberi kesaksian bahwa Allah yang memiliki kekekalan dan sebagai pencipta. 

Istilah Firman yang digunakan oleh Yohanes dalam bahasa inggris menggunakan kata “Word”. Kata ini memiliki bentuk inperfect, artinya suatu tindakan dimasa lampau yang terjadi secara terus menerus. 

Dalam bahasa Yunani, istilah “Word” menggunakan kata “Logos” artinya something said, berarti pribadi yang berkata. Butler menulis bahwa, probalby the best way of define the word is to say thet in the word we see the expression of the mind and the thought and the purpose of God. Just as our thought and purpose are made know when we communicate know through His word

Artinya tidak hanya sekedar kata-kata saja yang keluar dari Allah, melainkan kata-kata tersebut bisa dilihat dalam tindakan-tindakan, pikiran-pikiran bahkan maksud dari Allah. Semua tindakan, pikiran dan maksud Allah tersebut hanya bisa dipahami melalui Firman-Nya. Supaya konsep Logos yang digunakan oleh Yohanes dalam penulisan Injilnya dapat dipahami dengan baik maka ia menggunakan konsep itu sesuai dengan filsafat Yunani. 

Yohanes menggunakan konsep Logos yang dipahami oleh orang-orang Yahudi sebagai sebuah hikmat yang ada dalam alam semesta atau yang mengendalikan seluruh alam semesta, sedangkan pemahaman Yunani sebuah asa rasional yang telah ada. Namun dalam penulisannya, Logos yang dimaksudkan oleh Yohanes adalah pribadi Tuhan Yesus. 

Marantika menulis bahwa, konsep Logos itu berkembang dalam filsafat Stoik, filsafat yang umum pada abad pertama. Stoisisme dengan penekanannya pada Logos sebagai pengada dan penjamin kehidupan dan sebagai pematriks berpikir

Berarti konsep Logos pada waktu itu sudah sangat dipahami dengan baik dalam kalangan Yahudi dan Yunani sesuai dengan perjalanan perkembangannya. Namun Yohanes menyajikan sesuatu yang baru dari pemahaman yang mereka miliki, bahwa Firman itu bukanlah salah satu atau sebagian dari benda-benda yang diciptakan; Firman itu telah ada di sana sebelum penciptaan; Firman itu adalah bagian dari kekekalan dan sudah ada bersama dengan Allah sebelum waktu dan dunia ada. 

Menjelaskan bagian ini dengan terperinci, Tenney menulis bahwa Jesus as the word of God, the word is God’s word. It in includes the word or words of Jesus...Not only is Jesus the word; the word it self in eternal and preexsisten with God Jesus, then is the eternal word in history, incarnate.

Baca Juga: Makna Firman itu Adalah Allah (Yohanes 1:1)

Mengomentari bagian ini, Baxter mengatakan: Tuhan Yesus adalah Kalam atau Firman, yakni pernyataan Allah, bukan hanya pernyataan kepada manusia saja, dan bukan pernyataan sejak zaman purba kala saja, melainkan pernyataan sebelum segala sesuatu dijadikan (Yohanes 1:2-3), pernyataan yang mendasar, kekal dan tidak terbagi-bagi. Adanya tidak hanya dari mula pertama, tetapi “pada mulanya” Ia sudah ada (1:1). Ia tidak hanya “bersama-sama” dengan Allah, tetapi Ia “adalah Allah” (Yohanes 1:1)

Keberadaan Yesus yang ada dalam kekekalan, ada dalam penyatuan dengan Allah melalui inkarnasi serta sudah ada sebelum segala sesuatunya ada menyatakan bahwa Ia adalah Allah yang berkuasa atas segala sesuatu. Yesus adalah sesungguhnya Allah yang tidak terbatas oleh segala sesuatu karena keberadaan-Nya ada dalam dunia bukan berdasarkan pada masa atau waktu, itu berarti bahwa tidak ada sesuatu pun yang ada dalam dunia ini tanpa penyertaan dan kedaulatan dari Allah, Dialah Tuhan Yesus Kristus yang ada dalam segala sesuatu.https://teologiareformed.blogspot.com/

Next Post Previous Post