7 MAKNA PENDERITAAN KRISTUS DI KAYU SALIB

7 MAKNA PENDERITAAN KRISTUS DI KAYU SALIB
gadget, otomotif, bisnis
Dalam bukunya Penderitaan dan Kedaulatan Allah, Piper mengatakan bahwa salib merupakan sebuah pameran kemuliaan anugerah Tuhan dalam pencapaian Kristus dengan penderitaan-Nya tersebut.

1. Pertama, Kristus menyerap murka Allah atas nama manusia – dan Ia melakukannya di dalam penderitaan.

Murka Allah yang mestinya menyebabkan penderitaan kekal bagi manusia telah jatuh kepada Kristus. Ini adalah kemuliaan anugerah, dan hanya dapat datang melalui penderitaan. Dalam surat kepada jemaat di Galatia dituliskan Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!" (Galatia 3:13)

2. Kedua, Kristus menanggung dosa-dosa kita dan membeli pengampunan kita—Ia melakukannya dengan penderitaan.

Dosa-dosa yang seharusnya menghancurkan kita di bawah beratnya rasa bersalah telah dialihkan kepada Kristus. Ini adalah kemuliaan anugerah dan hanya dapat datang melalui penderitaan. Hal itu ditegaskan di dalam surat rasul Petrus yang mengatakan, Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilurNya kamu telah sembuh (1 Petrus 2:24).

3. Ketiga, Kristus menyediakan kebenaran yang sempurna untuk kita yang menjadi milik kita di dalam Dia; dan Ia melakukannya dengan penderitaan.

Ketaatan Kristus yang dengannya banyak orang diperhitungkan sebagai orang benar haruslah merupakan suatu ketaatan sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Ini adalah kemuliaan anugerah dan hanya dapat datang melalui penderitaan. Di dalam Filipi dikatakan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib (Filipi 2:7-8).

4. Keempat, Kristus mengalahkan maut— Ia melakukannya dengan penderitaan.

Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. Tetapi kemenangan kita atas dosa diperoleh melalui Yesus Kristus melalui penderitaan-Nya. Ibrani mengatakan, karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut (Ibrani 2:14-15)

5. Kelima, Kristus melucuti iblis—dan Ia melakukannya di dalam penderitaan.

Ketika catatan mengenai pelanggaran-pelanggaran kita dipaku di atas Salib dan dibatalkan, maka kukasa iblis untuk menghancurkan kita pun telah dibatalkan. Senjata telah dirampas dari tangan iblis di atas salib. Di dalam Kolose dikatakan, dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib: Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka (Kolose 2:14-15).

6. Keenam, Kristus membeli penyembuhan akhir yang sempurna untuk semua umat-Nya—Ia melakukannya dengan penderitaan.

Dikatakan di dalam Yesaya, Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh (Yesaya 53:3-5)

7. Ketujuh, Akhirnya, Kristus membawa kita kepada Allah—dan Ia melakukannya di dalam penderitaan.

Pencapaian tertinggi dari salib bukanlah kebebasan dari sakit penyakit, melainkan persekutuan kembali kepada Allah seperti tertulis dalam surat Petus, Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah (1 Petrus 3:18).

KESIMPULAN

Dari semua uraian di atas dapat dipahami bahwa jalan penderitaan yang dipilih Yesus adalah unik. Karena hal itu dilakukan dalam sebuah rangkaian rencana yang telah disusun di dalam kekekalan (God’s Grand Design). Penderitaan, kematian dan kebangkitan-Nya merupakan satu paket tindakan Allah yang meneguhkan pencapaian Yesus melalui kematian-Nya.

Penderitaan-Nya unik karena Dia melebihi manusia biasa dalam melakukan jalan salib, karena di dalam dirinya berlaku dua hakikat sekaligus; manusia seratus persen dan Allah seratus persen. Manusia biasa tidak akan kuat menanggung penderitaan yang sama. Tetapi Yesus mampu dan kuat. Dia tidak bersalah dalam penderitaan itu.
7 MAKNA PENDERITAAN KRISTUS DI KAYU SALIB
gadget, otomotif, bisnis
Dia mengatakan alasannya, Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorangpun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku (Yohanes 10:17-18).

Dari semua rangkaian penderitaan tersebut, perdebatan mengenai siapa sebetulnya yang membunuh Yesus bukanlah yang terutama. Dia memilih menderita dan mati. Bapa-Nya telah menetapkannya. Dia menaati-Nya ! John Piper mengatakan dalam bukunya The Passion of Jesus Christ, ada lima puluh alasan biblikal mengapa Yesus datang untuk mati. Dan sebagai konklusinya, semua penderitaan itu adalah rancangan Allah. Kita tidak perlu mempertanyakan alasannya. Allah merancangnya untuk kebaikan seluruh dunia. https://teologiareformed.blogspot.com/
Next Post Previous Post