13 POKOK KRISTOLOGI DALAM INJIL YOHANES

Pendahuluan

Dalam pemahaman Kristologi Luther paling tidak ada dua:

Pertama, setiap manusia tidak bebas dari Kristus. Pemikiran ini memiliki makna bahwa Kristus adalah pemegang kunci dalam masa eskatologis yang sangat menentukan seorang manusia diselamatkan atau tidak. 

Dalam Kisah Para Rasul 10: 42, Lukas menuliskan bahwa Kristus sudah ditentukan Allah menjadi hakim atas semua manusia, oleh sebab itu tidak ada manusia yang terbebas dalam penghakimanNya. Dan semua perbuatan manusia selama dalam hidupnya, kelak berada dalam penghakiman Kristus.
13 POKOK KRISTOLOGI DALAM INJIL YOHANES
otomotif, gadget
Kedua, manusia bebas dalam Kristus. Pemikiran ini tentunya dilatarbelakangi oleh pemahaman Luther yaitu sola fide, sola gracia dan sola scriptura, nilainya adalah hanya karena iman seseorang dapat diselamatkan. Iman yang dianugrahkan Allah Bapa dan dituliskan di dalam Alkitab

1. Kemanusiaan Yesus

Dalam kitab Injil Yohanes Yesus sebagai manusia dinyatakan benar-benar dengan wujud manusia daging. Dalam hal ini Injil Yohanes menyatakannya sebagai berikut: Firman itu telah menjadi manusia, dan diam diantara kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya” (Yohanes 1:14), hal ini menekankan bahwa Allah menyatakan dirinya melalui inkarnasi tetapi dalam hal yang lain dinyatakan juga bahwa Yesus memiliki kemanusiaan yang sama dengan manusia yang lainnya. Injil Yohanes menyatakan bahwa Logos yang adalah Firman manjadi manusia yang nyata dalam wujud daging (Yohanes 1:1).

2. Antropopatisme

Dalam bahasa Yunani anthropopatisme adalah perasaan manusia, dimana ada dua kata didalamnyayaitu berasal dari kata “anthropos” yang artinya manusia, dan “phathein” yang artinya perasaan. Menurut Henk Ten Napel anthropopatisme adalah paham bahwa Allah menderita dan mengenal perasaan sama seperti manusia. 

Jadi anthropopatisme adalah Allah menyatakan diri pribadinya kepada manusia dimana Allah dapat turut merasakan apa yang dirasakan oleh manusia, saat diri-Nya turun ke dalam bumi, yaitu Allah mempunyai perasaan yang sama seperti manusia.

Dalam hal ini Yesus dinyatakan sebagai manusia yang mempunyai perasaan yang sama dengan manusia biasa, dimana Kitab Injil Yohanes menyatakan bahwa Ia merasa lelah dalam perjalananNya ke Sikhar (Yohanes 4:6), dan juga mengalami kehausan (Yohanes 4:7; 19:28), Ia juga merasa terharu dan menangis ketika Lazarus mati dan dikubur (Yohanes 11:33-35), kemudian Ia merasa susah hati setelah ia masuk ke Yerusalem (Yohanes 12:27), Ia membasuh kaki murid-murid-Nya (Yohanes 13:1) yang mempunyai arti bahwa Ia bersentuhan dengan tubuh daging dengan murid-muridNya, ketika Ia menampakan diri setelah dari kebangkitan Ia menyediakan makanan diatas arang api.

Dinyatakan juga bahwa Yesus tidak berbuat dosa hanya suatu saat Ia memperlihatkan emosionalnya (Yohanes 8:48). Yesus memiliki moral dengan tingkat moral yang tinggi dengan kesucianNya dan dalam Kitab Injil Yohanes Yesus tidak berdosa kecuali tuduhan-tuduhan palsu yang diberikan kepadaNya ( Yohanes18:30).

Dalam Kitab Injil Yohanes dengan peristiwa-peristiwa yang dinyatakan dalam kisah Yesus merupakan hal-hal yang benar-benar menyatakan bahwa Yesus adalah memiliki wujud dan rupa manusia daging. Ia dapat merasakan haus, dapat menyentuh sesama manusia dan juga banyak hal yang menggambarkan sisi manusia Yesus dalam Kitab Injil Yohanes termasuk penggambaran perasaan Yesus didalamnya. Yaitu bagaimana Ia menangisi kota Yerusalem dengan perasaan manusianya (Yohanes 12:27) dan juga bagimana Ia menangisi Lazarus ketika mati dan dikuburkan (Yohanes 11:33-35). Tentang kemanusiaan Yesus tidak ada yang dapat menentangnya karena Yesus juga memiliki hal yang serupa dengan apa yang dimiliki oleh manusia.

3. Inkarnasi

Yesus adalah Allah yang berinkarnasi menjadi manusia daging yang bukan hanya sekedar wujud menjadi manusia tetapi benar-benar merupakan daging yang dapat disentuh dan juga merasakan apa yang dirasakan manusia. Awal mula ayat dalam Kitab Yohanes menyatakan bahwa Yesus adalah Logos artinya yaitu bahwa Firman Allah atau suatu bagian dari tatanan Ilahi, karena fakta tersebut maka Injil Yohanes menyatakan bahwa Logos”menjadi daging” atau “menjadi manusia”. 

Dinyatakan dalam Kitab Injil Yohanes bahwa Yesus “ada pada mulanya” hal ini memberikan pengertian bahwa Yesus telah ada dan hidup sebelum semua yang ada. Oleh sebab itu Yesus ada dalam kekekalan Allah dan menjadi satu dengan Allah.

Kata inkarnasi melekat dalam diri Yesus karena Ia adalah Allah yang turun kedalam dunia dan menjadi sama dengan manusia. Ia memiliki tujuan dengan kedatangannya ke dalam dunia yaitu untuk penyelamatan umat manusia dari dosa yaitu dari hukuman Allah. Yesus dengan inkarnasi dimana Ia yang adalah Allah menjadi manusia daging yang turut merasakan apa yang dirasakan oleh manusia sehingga Ia adalah manusia sejati yang sama-sama merasakan yang dirasakan oleh manusia. Dengan Yesus yang berinkarnasi maka manusia memperoleh keselamatan dari Allah.

4. Keilahian Yesus

Dalam Kitab Injil Yohanes keilahian Yesus lebih ditekankan oleh sebab itu ketika kitab ini muncul maka banyak penentang-penentang dari banyak orang yang meragukan kemanusiaan Yesus salah satunya yaitu aliran Gnostik yang menyatakan bahwa Yesus adalah Allah bukan manusiakarena penekanan tentang keilahian Yesus dalam Kitab Injil Yohanes. 

Namun demikian Kitab Injil Yohanes dinyatakan bukan untuk setiap orang menjadi ragu akan kemanusiaan Yesus tetapi untuk menyatakan tentang keilahian Yesus dan hubungan yang erat antara Yesus dengan Allah. Dalam keilahian Yesus terdapat pernyataan yang membuat Yesus memiliki sebutan-sebutan bahkan Ia sendiri yang menyatakan diriNya.

5. Pernyataan Yesus tentang “Akulah” (Ego Eimi)

Yesus sebagai gambaran Allah dinyatakan bahwa Ia adalah Ego Eimi dalam bahasa Yunani. Hal ini dinyatakan Yesus kepada umat manusia tentang dirinya sebagai penggambaran Allah, dimana Ia menyatakan diriNya sebagai “Akulah”. Terdapat dalam Kitab Injil Yohanes dimana Yesus menyatakan tujuh kalimat tentang “Akulah” yaitu Akulah Roti Hidup, Akulah Kebangkitan dan Hidup, Akulah Pokok Anggur yang Benar, Akulah Gembala yang baik, Akulah Pintu, Akulah Terang dunia, Akulah Jalan Kebenaran dan Hidup. Hal ini merupakan penggambaran wujud Allah dalam diri Yesus yang dapat dengan mudah dimengerti manusia.

Dalam Kitab Injil Yohanes Ego Eimi dinyatakan bahwa Ia memiliki hakekat yang sama dengan Bapa. Hal ini dinyatakan sebagai tujuan bahwa Yesus dapat membuktikan kepada ahli Taurat yang berusaha keras menolak kelilahian dan misiNya. Hal ini juga dinyatakan Yesus untuk semua orang dapat menyambut diriNya dengan menyatakan mengenai diriNya, identitasNya, statusNya, dan juga supaya manusia takluk dan kagum terhadap standar hidupNya yang mengedepankan kebenaran Allah.

Dalam menggambarkan keselamatan Yesus menggambarkannya sebagai Gembala karena budaya Yahudi lebih mengutamakan pekerjaan bapa leluhur yang adalah gembala. Penggambaran Yesus sebagai gembala yang baik dimengerti oleh Bangsa Yahudi sebagai yang memelihara, bertanggung jawab, mengenal dombanya, menuntun domba-dombanya dijalan kebenaran dan melindungi domba-dombanya dari bahaya dan maut. Injil Yohanes, Yesus memiliki gelar sebagai Gembala Agung (Yohanes 10:1-18).

Dimana digambarkan bahwa Ia mengenal domba-dombanya dan dombaNya mengenal suaraNya. Gembala digambarkan sebagai Allah yang memberikian hidup kekal dan domba-dombanya sebagai umatNya (Yohanes 10:25-30), sekalipun dalam Injil Yohanes Yesus juga digambarkan Anak Domba Allah yang menderita sebagai tebusan bagi manusia dan disebutkan sebagai “Hamba Tuhan”. Dalam hal ini Gembala merupakan penggambaran bagaimana Yesus memberikan mencari dan menyelamatkan manusia yang terhilang dan memberikan kepada mereka hidup kekal.

Mengenai kata “Akulah” orang-orang Farisi mengetahui bahwa yang dapat mengatakan hal itu hanyalah Allah dan dapat ditemukan dalam Perjanjian Lama dimana Allah Israel menyatakan “Aku adalah Aku” dan hal tersebut dinyatakan juga oleh Yesus dengan banyak penggambaran dalam Kitab Injil Yohanes. Dalam hal ini Yesus juga menyatakan kesetaraan yang sama dengan Allah dimana Ia adalah Gembala yang baik, Pintu, dan terdapat tujuh pernyataan Yesus yang lain tentang Ego eimi yang menyatakan tentang diri Yesus pada waktu pelayananNya.

6. Yesus Sebagai Mesias

Dalam menyatakan bahwa Yesus adalah Mesias merupakan tujuan Injil Sinoptik. Dalam Injil Yohanes Mesias dikenal oleh orang-orang yang menyatakannya yaitu Yohanes pembaptis yang menyatakan bahwa Yesus adalah Mesias (Yohanes 1:32-34). Dan beberapa lagi diantaranya mengenal Yesus sebagai Mesias Yohanes yang bersama Andreas, Petrus, Filipus dan Natanael. Mereka dapat mengenal Yesus melalui pengantara.

Peristiwa yang menyatakan bahwa Yesus adalah Mesias yaitu pada waktu Yesus mengubah air menjadi anggur (Yohanes 2:11), ketika Yesus menyucikan Bait Allah (Yohanes 2:13-25), percakapan Yesus dengan wanita Samaria (Yohanes 4:26;42), ketika Yesus memberikan makan kepada 5000 orang, pengajaran-pengajarannya menunjukkan bahwa Ia adalah Mesias, ketika peristiwa Ia mencelikan mata orang buta, kepercayaan Maria Yesus sebagai Mesias.

Dalam Injil Yohanes Mesias dikenal oleh seorang perempuan Samaria (Yohanes 4:25). Istilah Mesias juga dipakai oleh Petrus (Yohanes 1:41), Nathanael (Yohanes 1:45). Mesias yang dimengerti oleh murid-murid adalah Mesias yang terdapat dalam Perjanjian Lama. Dalam hal ini Yesus juga menyatakan bahwa Ia adalah Mesias dengan pernyatanNya bahwa “Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia, dan Dialah yang mengutus Aku” (Yohanes 7:29).

Dalam Kitab Injil Yohanes, Yesus hanya sekali mengakui diriNya sebagai Mesias yaitu didepan seorang perempuan Samaria dan selebihnya pernyataan Yesus sebagai Mesias dinyatakan oleh setiap orang yang percaya Yesus adalah Mesias yang datang dan diutus oleh Allah ke dalam dunia. Sekalipun terdapat beberapa pernyataan Yesus yang menyatakan tentang diriNya adalah Mesias dimana Ia menyebutkan bahwa Ia diutus oleh “Dia” yaitu Allah namun tentang Mesias Yesus tidak banyak terang-terangan menyatakan diriNya sebab orang-orang Farisi terus menentang Yesus bahkan disebutkan bahwa Yesus menghujat Allah.

7. Yesus Anak Domba Allah

Yesus dinyatakan dalam Kitab Injil Yohanes 1:29 dan ayat 36 tentang Anak Domba Allah dan hal ini dikatakan oleh Yohanes pembatis pada waktu Ia melihat Yesus mau dibaptis. Dalam Yesaya 53 dinyatakan tentang Anak Domba yaitu bahwa Ia akan menjadi korban memikul hukuman akibat dosa-dosa umat Allah dan orang-orang Yahudi mengenalnya sebagai Anak Domba Paskah dalam Keluaran 12.

Arti Anak Domba yaitu memiliki kiasan tentang “kambing hitam” dimana sang imam meletakan tangannya dikepala ternak yang tidak bersalah dengan mengalihkan dan menimpakan kesalahan umatnya pada ternak korban. Kemudian ternak tersebut dibawa ke padang gurun dilepaskan sebagai tanda penghapusan dosa umat. Dan pada akhirnya Anak Domba Allah menjadi penghapus dosa umat manusia di dunia.

Mengenai Anak Domba Allah yaitu bahwa Yesus akan menajdi tebusan bagi umatNya dimana Ia akan menajdi korban untu penebusan dan penyelamatan umat manusia. Hal ini merupakan misi Allah bagi dunia untuk menyebutkan dalam Kitab Injil Yohanes bahwa Yesus adalah Anak Domba Allah dimana Ia akan disalibkan untuk menebus dosa umat manusia.

8. Yesus Anak Allah

Injil Yohanes menggambarkan Yesus sebagai Anak Allah dengan kata “monogenes”. Kata “monogenes”berasal dari kata “monos” yang artinya “tunggal” atau “sendirian” dan “genos” yang artinya “jenis” atau “keturunan”. Jadi “monogenes” adalah menekankan satu-satunya dan kata ini dalam PL dipakai kepada Ishak sebagai anak satu-satunya. Injil Yohanes mengatakan bahwa “Anak Allah” membawa keselamatan bagi dunia (Yohanes 3:16; 17; 5:21). Anak juga dinyatakan sebagai suatu wewenang untuk penghakiman dimana Bapa memberikan hakNya kepada Anak.

Dalam Injil Yohanes Yesus dinyatakan sebagai “Anak Tunggal” sebanyak empat kali (Yohanes 1:14,18; 3:16,18). Dalam hal Anak Yesus merupakan satu-satunya yang hakiki. Sifat khusus Yesus sebagai Anak yaitu bahwa “Ia diutus oleh Bapa” (Yohanes 3:34; 5:36.38). gelar ini menunjukkan bahwa Yesus sudah ada sebelum segala sesuatu ada. Sifat lainnya yaitu kasih Bapa kepada Anakdimana Bapa menyerahkan segala sesuatunya kepada Anak (Yohanes 10:17).

Kasih Bapa kepada Anak merupakan contoh kasih Bapa kepada orang-orang yang percaya kepada Yesus (Yohanes 17:23). Dalam hal lain digambarkan tentang ketergantungan Anak kepada Bapa dalam Yohanes 5:19 dinyatakan bahwa Anak tidak dapat mengerjakan segala sesuatunya kalau tidak melihat Bapa yang mengerjakannya. Dalam Injil Yohanes juga terdapat Anak berdoa kepada Bapa(Yohanes 11:41;17).

Yesus juga sebagai Anak menyatakan Bapa dimana Yesus adalah pengantara satu-satunya manusia untuk mengenal Bapa (Yohanes 14:8-9). Dalam kitab Injil Yohanes menyatakan bahwa Anak menyampaikan kata-kata Bapa dalam hal ini bukan hanya pekerjaan tapi juga tugas dari Bapa (Yohanes 10:15) Yesus berjanji untuk memberitakan Bapa tidak dengan kiasan tapi secara jelas (Yohanes 16:25).

Dinyatakan juga bahwa Bapa telah menyerahkan segala sesuatu kepada Anak artinya yaitu bahwa Yesus menunjukan sikap yang merendahkan diri yang merupakan pendahuluan dari pembahsuan kaki murid-murid (Yohanes 13:3). Selain itu juga beberapa kali Yesus berkata tentang kembali kepada Bapa Ia memandang melampaui kayu salib menuju kenaikan-Nya yang penuh kemenangan (Yohanes 16:16). Dalam Injil Yohanes Anak disebut tidak kurang dari 21 kali hal ini merupakan penegasan yang palingkuat tentang Kristologi.

Dalam Kitab Injil Yohanes Yesus sebagai Anak Allah berhubungan erat dengan Bapa dimana Yesus menyatakan bahwa Allah adalah BapaNya dan Yesus adalah Anak yang telah diutus oleh Bapa kedalam Dunia. Yesus memiliki keterkaitan dengan Bapa dan menyatakan semua hal yang dinyatakan Bapa kepada manusia. Dalam hal ini Yesus sebagai Anak menjadi pengantara bagi manusia kepada Bapa.

9. Hubungan Antara Anak dan Bapa

Dalam Injil Yohanes, Allah di sebut sebagai “Bapa” sebanyak 122 kali dengan penekanan Allah sebagai Bapa yang tersirat dalam : “tidak seorang pun yang melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada dipangkuan Bapa Dialah yang menyatakan-Nya” (Yohanes 1:18; 1:14) dalam percakapannya dengan perempuan Samaria, Yesus berulang kali menyatakan bahwa kita harus menyembah Allah sebagai Bapa (Yohanes 4:21, 23). Yesus menyatakan bahwa “Bapa Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga” (Yohanes 5:17 ;15:1).

Ini melihat bahwa ajaran “Allah sebagai Bapa” dalam agama Kristen sangat ditonjolkan. Dari hal ini pula Gereja memanggil dan mengenal Allah sebagai Bapa, dan kita adalah anak-anak-Nya. Dalam pernyataan-Nya Yesus selalu menyatakan Allah sebagai Bapa, yang berhubungan dengan-Nya atau Yesus sendiri di mana pernyataan-Nya adalah “Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku” (Yohanes 14:6). Hubungan antara Anak dan Bapa adalah kasih, yaitu karena Bapa mengasihi Anak. Terdapat banyak ayat-ayat dalam Injil Yohanes tentang kasih Bapa kepada Anak-Nya (Yohanes 3:35; 5:20; 10:17; 14:31).

10. Tujuh Makna Penting Yesus Sebagai Anak Allah

Pertama Yohanes menekankan Yesus sebagai Anak Allah yang diutus Allah Bapa ke dalam dunia dinyatakan dalam Yohanes 3:17 yang menyatakan bahwa Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia. Dalam hal ini dapat dimengerti bahwa “Anak Manusia datang” atau “Aku datang” dinyatakan sebagai utusan Allah Bapa ke dalam dunia untuk menunaikan tugas yang mulia menjadi utusan Allah untuk melanjutkan misi-Nya. Dari hal inilah Bapa mengutus Anak-Nya yaitu Yesus dan Yesus mengutus gereja.

Kedua Yesus sebagai Anak Allah digambarkan oleh Yohanes sebagai Anak yang tergantung dan bersandar kepada Bapa (Subordination of the Son). Dalam Injil Yohanes Yesus memanggil Allah dengan sebutan Bapa sebanyak 100 kali lebih (Yohanes 5:19; 5:30; 7:16;8:28-29; 14:31;15:10. Kemanusiaan Yesus dapat terlihat bagimana Ia bersandar kepada Allah yang adalah BapaNya.

Ketiga Yesus sebagai Anak dinyatakan sebagai satu kesatuan dengan Allah. “Aku dan Bapa adalah satu” (Yohanes 10:30). Arti kata satu disini yaitu hen menunjuk pada satu kesatuan, bukan satu person yang sama. Pada akhirnya pernyataan Yesus yang merupakan satu kesatuan dengan Allah membuat orang Farisi marah dan hendak membunuh Yesus (Yohanes 10:31) karena Yesus menyatakan kesetaraan diri-Nya dengan Allah (Yohanes 14:10-11).

Keempat Yesus sebagai Anak Allah untuk menyatakan Allah Bapa kepada dunia. Dalam Yohanes 1:18 dinyatakan bahwa “Tidak seoarang pun yang pernah melihat Allah, tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan”. Kata “menyatakan” dari kata exegesatoakar kata yaitu exegeomai artinya yaitu bagaimana Yesus menyatakan dirinya adalah utusan Bapa yang seharusnya dikenal oleh orang Farisi (Yohanes 8:19).

Kelima Yesus yang adalah Anak Allah merupakan objek kasih Allah, yang dinyatakan dalam Yohanes 3:35.

Keenam ketika Anak Allah yaitu Yesus menunaikan tugasnya maka Ia akan kembali kepada Bapa dan hal ini dinyatakannya kepada murid-muridNya ketika Ia membasuh kaki dari murid-muridNya itu (Yohanes 14:16; 16:5, 28).

Ketujuh Yesus akan kembali dan Ia pergi untuk menyediakan tempat bagi orang percaya kepadaNya dan Ia juga menyatakan “ikutlah Aku” (Yohanes 21:22) dimana Ia mau supaya orang percaya menantikan kedatanganNya dan berjaga-jaga dengan setia mengikut Tuhan.

Terdapat banyak pernyataan Yesus yang memperkenalkan Allah sebagai Bapa kepada manusia. Allah sebagai Bapa yang dinyatakan oleh Yesus dalam Kitab injil Yohanes menekankan kedekatan yang sangat erat dalam hubungan Anak dan Bapa. Sehingga pada akhirnya orang percaya menyebut Allah sebagai Bapa.

11. Kristus sebagai logos

Kata Logos adalah menjadi subyek yang dimaksudkan oleh Yohanes dalam memberikan injilnya kepada pembaca. Dalam terjemahan Bahasa Indonesia kata Logos diterjemahkan sebagai Firman/Sabda

Secara Literal makna Logos yang disetarakan dengan Allah adalah fakta yang tertulis dalam injil Yohanes dan tidak dapat diubah maknanya yaitu Firman itu adalah Allah. Fritz berpendapat pemakaian kata Logos merupakan dasar kitab Yohanes mempekenalkan Yesus yang berasal dari Hikmat Allah kepada manusia.

Makna Kristus sebagai Logos berarti permulaan dari segala sesuatu, merupakan hikmat Allah yang Dia adalah Allah itu sendiri dan telah menjadi daging yang turun di tengah umat manusia. Maka dengan demikian Yohanes menunjukkan keilahian Kristus sebagai Logos.

12. Peristiwa-Peristiwa Kristologi

Dalam kitab Injil Yohanes dikisahkan tentang kelahiran Yesus di mana pendahuluan kitab ini berpusat pada inkarnasi Logos, yang sudah ada sebelum dunia diciptakan bahkan menjadi pelaku penciptaan dunia (Yohanes 1:14), hal ini merupakan mahkluk ilahi yang sudah ada sebelum segala sesuatu dan menjadi manusia.

Sangat besar kemungkinan bahwa Yohanes sungguh-sungguh mengetahui adanya kepercayaan mengenai kelahiran dari Anak dara. Terdapat kesamaan antara Kristus yang menjadi manusia dan Kristus yang tinggal dalam lingkungan orang-orang yang dilahirkan dari roh di mana orang Kristen disebut “lahir dari Allah” (Yoh. 3). Terdapat juga tentang kenaikan Yesus dalam Injil Yohanes sekalipun tidak melaporkan secara detail tentang kenaikan Yesus tersebut terdapat petunjuk penting tentang kenaikan Yesus di mana peristiwa penampakan Yesus kepada Maria (Yohanes 20:17).

Sebelum Ia naik ke surga Ia mempersiapkan murid-murid-Nya untuk kejadian penting. Dalam Yohanes 20:22 pemberian Roh Kudus melalui pencurahan yang terjadi pada hari pentakosta dan undangan kepada Tomas “sentuhlah Aku” (Yohanes 20:20, 27), merupakan suatu hal yang dinyatakan sebelum kenaikan Yesus.

Dalam peristiwa-peristiwa kristologi Yesus telah lahir dari anak dara oleh Maria yang masih perawan dan selama hidupnya Ia melayani dan kemudian disalibkan dan mati sebagai tebusan bagi manusia dan juga bangkit. Dalam Injil Yohanes kebangkitan Yesus dinyatakan sebagai penampakan Yesus baik kepada Maria Magdalena maupun kepada murid-muridNya. Dan pada akhirnya Ia memberikan pesan kepada muridNya untuk menjadi gembala bagi domba-dombaNya (Yohanes 21:15-19).

13. Makna Perkataan Tetelestai

Kalimat terakhir yang diucapkan oleh Yesus di salib adalah “sudah selesai” (Yohanes 19:30). Kalimat ini megandung teologia yang begitu dalam sehubungan dengan Yesus sebagai Misio Dei. Kata Tetelestai merupakan bentuk kata kerja orang ketiga tunggal perfek pasif Indikatif. Konsep ini selalu berhubungan dengan kematian Kristus sebagai korban tebusan atau yang di kenal dan disebutkan oleh Yohanes pembaptis sebagai Anak Domba Allah (Yohanes1:36). 

Tradisi Yudaisme yang selalu mengadakan korban bakaran, korban pendamaian dan korban penebus salah adalah bentuk pernyataan profetik Yohanes Pembaptis terhadap Yesus sebagai Anak Domba Allah.

Perkataan Tetelestai terjadi saat puncak pengorbanan Yesus di kayu salib adalah bukti bahwa Yesus benar-benar dijadikan sebagai korban dan merupakan tujuan Allah mengutusNya ke dalam Dunia. Hanya dengan kematian Kristus yang menjadi kabar baik bagi manusia berdosa sehingga dosanya terampuni oleh Bapa dan tidak mendapat penghukuman. 

Kematian Kristus merupakan tutup pendamaian (Hilasterion) yang sudah ditentukan Allah untuk menunjukkan keadilanNya pada masa kini supaya Ia benar juga membenarkan orang yang percaya Yesus kepada (Ibrani 9:5)

Makna Tetelestai yang dituliskan oleh Yohanes adalah menunjukkan Kristus yang telah selesai menjalankan tugasnya sebagai penebus dosa bagi umat manusia. Dan penebusan yang sangat sempurna dan tanpa cacat. Sebagai implikasi dari perkataan ini adalah di mana Yesus menjadi Imam yang sempurna yang mempersembahkan diriNya sebagai korban dan menjadi perantara antara Allah dan manusia. Dan tidak ada lagi korban yang lain yang akan dipersembahkan karena sudah perfek pasif indikatif.

Baca Juga: Arti Kata Aku Adalah (Ego Eimi) Dalam Injil Yohanes

Yohanes menjadikan Kristus sebagai pelaksana karya Ilahi dalam keselamatan manusia dan sebagai reaksi kepada pembaca adalah ajakan untuk supaya percaya terhadap Kristus sebagai Logos, Kristus adalah Allah yang dikenal oleh nenek moyang Israel di Perjanjian lama, tetapi Kristus juga sebagai Imam Ilahi yang telah menuntaskan misiNya ke dalam dunia secara sempurna

Aplikasi Praktis

Dalam Injil Yohanes menyatakan lebih banyak tentang keilahian Yesus oleh sebab itu aliran Gnostik menentang kemanusiaan Yesus namun dalam Kitab injil Yohanes menyatakan Yesus memiliki hal yang sama dengan manusia yaitu dapat merasakan kesedihan waktu Lazarus dikuburkan dan juga waktu melihat kota Yerusalem dan juga Yesus dapat menyentuh kaki muurid-muridNya ketika membasuh kaki mereka dan dapat bercakap-cakap baik dengan Nikodemus maupun seorang perempuan Samaria.

Dalam Kitab Injil Yohanes dinyatakan banyak hal tentang keilahian Yesus dimana Yesus menyatakan dirinya sebagai “Akulah” dengan bahasa Yunani yaitu ego eimi dan Ia menyatakan diriNya dengan kesetaraan dengan Allah dan juga Ia menyatakan bahwa Ia adalah Mesias yang diurapi dan diutus oleh Allah.

Selain itu Ia juga menyatakan bahwa Ia adalah Anak Domba Allah yang akan menjadi tebusan bagi umat manusia yaitu Anak domba Allah yang menjadi pengantara manusia kepada Allah. Yesus juga disebutkan dalam injil Yohanes sebagai Anak Allah dimana Ia memanggil Allah sebagai Bapa dan memberikan pernyataan bahwa Ia dan Bapa adalah satu.

Dalam Kitab Injil Yohanes pribadi Roh Kudus dikenalkan Yohanes Pembaptis pada waktu membaptis banyak orang untuk bertobat dan juga dinyatakan oleh Yesus melalui percakapan dengan Nikodemus dengan Baptisan. Pribadi Roh Kudus juga terdapat dalam doa Yesus (Yoh 17) dinyatakan tentang pribadi Roh Kudus yang adalah penolong yang dipersiapkan oleh Yesus untuk dapat menolong murid-muridNya dan juga setiap orang percaya kepada Yesus.

Dalam Kitab injil Yohanes tidak dengan jelas disebutkan tentang kelahiran Yesus namun kelahiran pertama yang dinyatakan tentang kelahiran Roh (Yohanes 1:13). Dan terdapat juga pelayanan Yesus pada masa hidupNya dan juga ketika Yesus disalib dan mati yang pada akhirnya bangkit dan menyatakan dirinya pertama kepada Maria Magdalena dan selanjutnya kepada murid-muridNya bahkan dapat makan bersama dengan mereka
Next Post Previous Post