MARKUS 16:17-18 (PENYEMBUHAN PENYAKIT)
PEMBAHASAN TEKS MARKUS 16: 17-18
Istilah tanda dalam bahasa Yunani ditulis dengan kata (semeia), kata ini merupakan kata benda, nominatif, kelamin neuter, jamak dari kata dasar (semeion)” yang artinya ”tanda-tanda (peringatan), tanda (ajaib), tanda (heran), tanda (hebat), tanda (mengerikan) ”.
Selanjutnya istilah ”orang percaya” dalam bahasa Yunani ”tois pisteusasin” menggunakan bentuk aktif partisip dari kata dasar ”pisteuo”, jadi istilah tersebut menunjukkan para murid bukan hanya sekedar percaya tetapi ada partisipasi keaktifan dalam tindakan beriman mereka.
Thomas Hale memberikan pandangan bahwa tanda –tanda tersebut membedakan orang Kristen dengan orang lain, namun tidak dimaksudkan untuk semua orang Kristen melainkan orang tertentu, karena masing-masing orang percaya diberikan karunia tertentu sesuai dengan kehendak Roh Kudus seperti yang tertulis dalam 1 Korintus 12:7-11. Jadi tanda-tanda tersebut pasti ada dalam kehidupan orang percaya, namun bukan karena dibuat-buat oleh orang percaya namun karena karunia Roh Kudus. Hal tersebut menunjukkan bahwa karunia menyembuhkan juga ada diberikan bagi orang percaya tetapi tidak semua orang percaya mutlak bisa menyembuhkan.
Mengenai hal tersebut Matthew Henry menuliskan : ”Tidak semua orang percaya mampu membuat tanda-tanda ini, melainkan hanya beberapa terutama mereka yang menyebarkan mengenai iman ini dan membawa orang lain kepada iman itu. Sebab tanda-tanda ini ditujukan kepada orang yang tidak percaya (1Korintus 14:22). Kemuliaan dan bukti kebenaran Injil akan sangat bertambah jika para pemberitannya bukan saja bisa mengadakan mukjizat itu sendiri, tetapi bisa meneruskan kuasa tersebut kepada orang lain untuk melakukan mujizat.
Selanjutnya ada kalimat ” mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh”. Dalam Alkitab Edisi Studi menuliskan komentar mengenai Markus 16: 18 demikian: ”Meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh; Yesus biasanya menyentuh orang yang sakit ketika hendak menyembuhkannya. Pada masa gereja perdana, mengoleskan minyak pada orang sakit adalah salah satu bagian yang penting dalam suatu upacara penyembuhan (Lih. Yakobus 5: 14).”
Jadi ada tradisi pengobatan pada masa itu juga terhadap sebuah penyakit yaitu dengan mengoleskan minyak. Hal tersebut menunjukkan sebuah perkembangan metode, jika Tuhan Yesus menyembuhkan hanya dengan menyentuhkan tangan atau menumpangkan tangan, maka lambat laut hal tersebut mulai digantikan dengan metode pengolesan minyak. Maka terlihat ada progresifitas penyembuhan, dari mujizat menuju hikmat.
Selanjutnya lebih jauh mengenai ungkapan meletakkan tangan dan menjadi sembuh Matthew Henry memberikan komentar demikian: ”Mereka bukan saja dipelihara dari celaka itu sendiri, namun juga diberi kemampuan berbuat baik kepada orang lain. Banyak penatua jemaat yang memiliki kuasa ini. Seperti tampak dalam Yakobus 5: 14. Di mana sebagai tanda untuk melakukan kesembuhan yang ajaib ini, mereka dikatakan harus mengoles sisakit dengan minyak dalam nama Tuhan.”
Motif penyembuhan pada masa jemaat mula-mula sebagai wujud perhatian bagi sesama mereka yang belum percaya. Donald W. Burdick memberikan komentar mengenai ayat 17 dan Markus 16:18 demikian: pernyataan tentang pengusiran setan dan berbicara dalam bahasa yang baru (Markus 16: 17) sangat mungkin mengacu kepada berbagai peristiwa di gereja mula-mula sebagaimana yang tercatat di dalam Kitab Kisah Para Rasul.
Bahkan kata-kata tentang memegang ular mungkin merupakan petunjuk untuk pengalaman Paulus dalam Kisah Para Rasul 28:1-6. Tidak ada ayat lain dalam PB yang membahas tentang minum racun. Meskipun bagian ini sepenuhnya asli, ayat-ayat ini tidak dapat dipakai secara sembarangan sehingga dengan sengaja dan lancang memegang ular dan meminum racun seperti yang dilakukan beberapa golongan agama ekstrem.”
Pernyataan tersebut semakin menunjukkan bahwa tanda-tanda tersebut hanya karena karunia Roh Kudus. Manusia sekalipun percaya Tuhan Yesus namun jika tidak dikaruniakan maka manusia tersebut tidak boleh juga mencobai Tuhan. Oleh karena itu perlu dipahami bahwa jika karunia menyembuhkan tidak terdapat dalam jemaat yang percaya kepada Tuhan Yesus, maka pastilah Tuhan telah memperlengkapi jemaat tersebut dengan hikmat penyembuhan. Mujizat bukannya tanda namun Tuhan dapat bekerja mendatangkan mukjizat kesembuhan dengan memberikan dan mengembangkan hikmat manusia untuk mengatasi penyakit yang ada.
KESIMPULAN
Gereja Tuhan yang baru berkembang membutuhkan tanda-tanda tersebut namun tidak setiap Murid Tuhan Yesus secara personal dapat melakukan semua tanda tersebut. Mujizat penyembuhan diberikan Allah sebagai upaya menopang pelayanan penginjilan para Murid kepada orang tidak percaya sehingga Injil semakin diteguhkan.
Namun tanda-tanda tersebut tidak akan serta merta terlihat lagi dalam perkembangan gereja selanjutnya oleh karena Allah telah membukakan hikmat bagi manusia dan orang percaya. Jadi jika merlihat dalam konteks sejarah penebusan, tanda-tanda yang menyertai orang percaya tetap ada Tuhan tidak mentiadakannya, namun Tuhan bisa mengalihkannya dengan membuka pikiran manusia untuk mengerti hikmat menyembuhkan. Namun jika hikmat manusia tidak sanggup mengatasi penyakit tersebut maka Tuhan bisa menggerakkan iman orang percaya untuk melakukan tanda kesembuhan oleh karena didorong rasa mengasihi sesama.
Baca Juga: Markus 16: 17-18 (Tanda Orang Percaya)
Dalam Terjemahan Baru (TB) Indonesia menuliskan Markus 16:17-18 sebagai berikut: ”Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, (18) mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka meminum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka, mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh”.
Kalimat penting yang perlu untuk di mengerti ialah ”tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya” dan ”mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh”.
gadget, otomotif, bisnis |
Selanjutnya istilah ”orang percaya” dalam bahasa Yunani ”tois pisteusasin” menggunakan bentuk aktif partisip dari kata dasar ”pisteuo”, jadi istilah tersebut menunjukkan para murid bukan hanya sekedar percaya tetapi ada partisipasi keaktifan dalam tindakan beriman mereka.
Thomas Hale memberikan pandangan bahwa tanda –tanda tersebut membedakan orang Kristen dengan orang lain, namun tidak dimaksudkan untuk semua orang Kristen melainkan orang tertentu, karena masing-masing orang percaya diberikan karunia tertentu sesuai dengan kehendak Roh Kudus seperti yang tertulis dalam 1 Korintus 12:7-11. Jadi tanda-tanda tersebut pasti ada dalam kehidupan orang percaya, namun bukan karena dibuat-buat oleh orang percaya namun karena karunia Roh Kudus. Hal tersebut menunjukkan bahwa karunia menyembuhkan juga ada diberikan bagi orang percaya tetapi tidak semua orang percaya mutlak bisa menyembuhkan.
Mengenai hal tersebut Matthew Henry menuliskan : ”Tidak semua orang percaya mampu membuat tanda-tanda ini, melainkan hanya beberapa terutama mereka yang menyebarkan mengenai iman ini dan membawa orang lain kepada iman itu. Sebab tanda-tanda ini ditujukan kepada orang yang tidak percaya (1Korintus 14:22). Kemuliaan dan bukti kebenaran Injil akan sangat bertambah jika para pemberitannya bukan saja bisa mengadakan mukjizat itu sendiri, tetapi bisa meneruskan kuasa tersebut kepada orang lain untuk melakukan mujizat.
Selanjutnya ada kalimat ” mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh”. Dalam Alkitab Edisi Studi menuliskan komentar mengenai Markus 16: 18 demikian: ”Meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh; Yesus biasanya menyentuh orang yang sakit ketika hendak menyembuhkannya. Pada masa gereja perdana, mengoleskan minyak pada orang sakit adalah salah satu bagian yang penting dalam suatu upacara penyembuhan (Lih. Yakobus 5: 14).”
Jadi ada tradisi pengobatan pada masa itu juga terhadap sebuah penyakit yaitu dengan mengoleskan minyak. Hal tersebut menunjukkan sebuah perkembangan metode, jika Tuhan Yesus menyembuhkan hanya dengan menyentuhkan tangan atau menumpangkan tangan, maka lambat laut hal tersebut mulai digantikan dengan metode pengolesan minyak. Maka terlihat ada progresifitas penyembuhan, dari mujizat menuju hikmat.
Selanjutnya lebih jauh mengenai ungkapan meletakkan tangan dan menjadi sembuh Matthew Henry memberikan komentar demikian: ”Mereka bukan saja dipelihara dari celaka itu sendiri, namun juga diberi kemampuan berbuat baik kepada orang lain. Banyak penatua jemaat yang memiliki kuasa ini. Seperti tampak dalam Yakobus 5: 14. Di mana sebagai tanda untuk melakukan kesembuhan yang ajaib ini, mereka dikatakan harus mengoles sisakit dengan minyak dalam nama Tuhan.”
Motif penyembuhan pada masa jemaat mula-mula sebagai wujud perhatian bagi sesama mereka yang belum percaya. Donald W. Burdick memberikan komentar mengenai ayat 17 dan Markus 16:18 demikian: pernyataan tentang pengusiran setan dan berbicara dalam bahasa yang baru (Markus 16: 17) sangat mungkin mengacu kepada berbagai peristiwa di gereja mula-mula sebagaimana yang tercatat di dalam Kitab Kisah Para Rasul.
Bahkan kata-kata tentang memegang ular mungkin merupakan petunjuk untuk pengalaman Paulus dalam Kisah Para Rasul 28:1-6. Tidak ada ayat lain dalam PB yang membahas tentang minum racun. Meskipun bagian ini sepenuhnya asli, ayat-ayat ini tidak dapat dipakai secara sembarangan sehingga dengan sengaja dan lancang memegang ular dan meminum racun seperti yang dilakukan beberapa golongan agama ekstrem.”
Pernyataan tersebut semakin menunjukkan bahwa tanda-tanda tersebut hanya karena karunia Roh Kudus. Manusia sekalipun percaya Tuhan Yesus namun jika tidak dikaruniakan maka manusia tersebut tidak boleh juga mencobai Tuhan. Oleh karena itu perlu dipahami bahwa jika karunia menyembuhkan tidak terdapat dalam jemaat yang percaya kepada Tuhan Yesus, maka pastilah Tuhan telah memperlengkapi jemaat tersebut dengan hikmat penyembuhan. Mujizat bukannya tanda namun Tuhan dapat bekerja mendatangkan mukjizat kesembuhan dengan memberikan dan mengembangkan hikmat manusia untuk mengatasi penyakit yang ada.
KESIMPULAN
Gereja Tuhan yang baru berkembang membutuhkan tanda-tanda tersebut namun tidak setiap Murid Tuhan Yesus secara personal dapat melakukan semua tanda tersebut. Mujizat penyembuhan diberikan Allah sebagai upaya menopang pelayanan penginjilan para Murid kepada orang tidak percaya sehingga Injil semakin diteguhkan.
Namun tanda-tanda tersebut tidak akan serta merta terlihat lagi dalam perkembangan gereja selanjutnya oleh karena Allah telah membukakan hikmat bagi manusia dan orang percaya. Jadi jika merlihat dalam konteks sejarah penebusan, tanda-tanda yang menyertai orang percaya tetap ada Tuhan tidak mentiadakannya, namun Tuhan bisa mengalihkannya dengan membuka pikiran manusia untuk mengerti hikmat menyembuhkan. Namun jika hikmat manusia tidak sanggup mengatasi penyakit tersebut maka Tuhan bisa menggerakkan iman orang percaya untuk melakukan tanda kesembuhan oleh karena didorong rasa mengasihi sesama.
Baca Juga: Markus 16: 17-18 (Tanda Orang Percaya)
Tindakan melakukan penyembuhan ini bukanlah juga sebagai sikap mencobai Tuhan, dengan melawan fakta yang jelas sudah nyata. Artinya jika sudah divonis sakit dan penyakit tersebut bisa diobati namun obat yang digunakan sangat mahal, bukan berarti serta merta mujkizat terjadi atau orang percaya mulai memanjatkan doa-doa yang cenderung memaksa Tuhan, atau memaksa pengalaman dalam Kisah Para Rasul kembali terjadi dalam konteks masa kini.
Orang percaya harus mulai memikirkan hikmat dari Tuhan bagaimana mendapatkan obat yang mahal, maka disitulah juga cara Tuhan bekerja membimbing orang percaya untuk mengatasi sebuah penyakit. Namun hal ini semakin menegaskan bahwa ada masa di mana sakit-penyakit tiada dan manusia hidup kebahagiaan kekal. Dan keadaan tersebut hanya akan terjadi pada saat kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali. -Made Nopen Supriadi
Catatan: Donald Guthrie menuliskan bahwa ada 8 naskah yang menunjukkan bahwa Markus diakhiri pada pasal 16:8. Naskah-naskah tersebut ialah
Orang percaya harus mulai memikirkan hikmat dari Tuhan bagaimana mendapatkan obat yang mahal, maka disitulah juga cara Tuhan bekerja membimbing orang percaya untuk mengatasi sebuah penyakit. Namun hal ini semakin menegaskan bahwa ada masa di mana sakit-penyakit tiada dan manusia hidup kebahagiaan kekal. Dan keadaan tersebut hanya akan terjadi pada saat kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali. -Made Nopen Supriadi
Catatan: Donald Guthrie menuliskan bahwa ada 8 naskah yang menunjukkan bahwa Markus diakhiri pada pasal 16:8. Naskah-naskah tersebut ialah
1). Dua manuskrip Uncial Alexandrian: Vaticanus dan Sinaiticus, berakhir dengan efobounto gap (16:8).
2). Naskah Kuno Sinaitik juga tidak mencatat Markus 16:9-20.
3). Sebagian besar manuskrip Armenian berakhir di Markus 16:8.
4). Beberapa manuskrip memiliki dua akhiran ay. 9-20 dan akhiran yang lebih singkat (Sahidik, Etiopik, Harklean Siriak dan versi Bohairik terawal).
5). Semua manuskrip ”k” yang berasal dari Latin Kuno berakhir di Markus 16:8.
6). Satu manuskrip, Codex W, memiliki akhiran jenis ketiga, yaitu terdiri dari ayat 9-20, ditambah sisipan setlah ayat 14.
7). Eusebius dari Kaisarea mengutip seorang pembela iman yang menyinggung tentang ”salinan tidak akurat” dari Injil Markus untuk melawan keaslian 16:9-20.
8). Manuskrip Armenian dari abad X memberikan catatan antara 16:8 dan ayat setelahnya, yang berbunyi: ”dari penatua Aristion”. Donald Guthrie, Pengantar Perjanjian Baru Vol. 1 (Surabaya: Momentum, 2010),