PENGERTIAN DAN DASAR SAKRAMEN PERJAMUAN KUDUS

A. Pengertian Sakramen Perjamuan Kudus

1. Pengertian Sakramen

Sebelum penulis mendeskripsikan tentang berbagai konsep teologis Perjamuan kudus, maka penulis terlebih dahulu menjelaskan tentang pengertian Sakramen Perjamuan Kudus baik menurut Katekismus maupun menurut teologi para Reformator.
PENGERTIAN DAN DASAR SAKRAMEN PERJAMUAN KUDUS
otomotif, gadget
a. Menurut Katekismus

Perjamuan Kudus adalah suatu sakramen, di mana dengan memberi dan menerima roti dan anggur sesuai dengan ketetapan Kristus, kematian-Nya diberitakan; dan orang-orang yang menerimanya dengan cara yang layak, bukan secara jasmaniah atau kedagingan, melainkan melalui iman, dijadikan berbagian di dalam tubuh dan darah-Nya, dengan semua berkat-berkat dari-Nya. Dengan demikian mereka mendapatkan makanan rohani dan bertumbuh dalam anugerah.

b. Menurut Para Reformator

Para Reformator juga memiliki perbedaan penafsiran mengenai pengertian Sakramen. Menurut Calvin sakramen dipandang sebagai akomodasi ilahi atas kelemahan manusia. Oleh karena mengetahui kesulitan kita dalam menerima firman dan janji-Nya, Allah telah melengkapi firman-Nya dengan tanda-tanda yang dapat dilihat dan diraba tentang anugerah-Nya. Luther mendefinisikan sakramen sebagai janji-janji dengan tanda-tanda yang dilampirkan kepada mereka atau tanda-tanda ilahi yang ditetapkan dan janji akan pengampunan dosa.

Sementara Zwingli melihat sakramen sebagai sumpah atau jaminan di mana sakramen merupakan jaminan ketaatan dan kesetiaan. Sakramen adalah cara yang memungkinkan seseorang dapat membuktikan dan mendemonstrasikan kepada gereja tentang imannya.

Dari berbagai interpretasi tentang sakramen gereja tersebut, maka lahirlah berbagai konsep teologis Perjamuan Kudus dalam gereja sejak gereja mula-mula hingga gereja kontemporer.

2. Pengertian Perjamuan Kudus

Perjamuan Kudus memiliki beberapa nama, di antaranya perjamuan Tuhan (I Korintus 11:20), memecahkan roti (Kisah Para Rasul 2:42), komuni (Yun.: Koinonia “koinonia” I Korintus 10:6) dan ekaristi yang merupakan istilah Yunani untuk pengucapan syukur. Upacara ini selalu dilakukan dalam gereja mula-mula yang dihubungkan dengan tiga kegiatan gereja lainnya yaitu: pengajaran doktrin, persekutuan dan doa (Kisah Para Rasul 2:42).

Sakramen Perjamuan Kudus memiliki arti yang penting bagi gereja, di antaranya:

1. Merupakan peringatan akan Kristus (I Korintus 11:24)

2. Perjamuan Kudus adalah tanda perjanjian baru (Lukas 22:20)

3. Perjamuan Kudus mengumumkan kematian Kristus (I Korintus 11:26)

4. Perjamuan Kudus adalah nubuat mengenai kedatangan Kristus yang kedua kali (I Korintus 11:26)

5. Perjamuan Kudus adalah persekutuan dengan Kristus dan umat-Nya (I Korintus 10:21), di mana sebelum dilaksanakan perjamuan kudus Tuhan Yesus membasuh kaki para murid (Yohanes 13:14,15).

B. DASAR ALKITAB TENTANG PERJAMUAN KUDUS

Perjamuan Kudus didasari pada peristiwa makan malam terakhir Yesus dengan murid-muridnya pada malam sebelum ia ditangkap dan disalibkan (Matius 26:26-29; Markus 14:22-25; Lukas 22:14-20; 1Korintus 11:23-26). Oleh karenanya, pengajaran tentang Perjamuan Kudus didasarkan atas perintah Yesus sendiri. 

Ketika Yesus mengambil roti memecahkannya serta memberikannya kepada murid-murid-Nya, sambil berkata: “Inilah tubuhku yang diserahkan bagi kamu, perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku” (1Korintus 11:24). Ia juga berkata; “Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku, perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku” (1 Korintus 11:25).

Perjamuan Tuhan pada malam itu berhubungan dengan dengan upacara Yahudi yang dinamakan P'esakh yang berasal dari kata kerja pasakh yang memiliki makna berlalu atau melewati (bandingkan Kel. 12:13) Pelaksanaan Paska tersebut dilakukan untuk memperingati janji Tuhan bahwa hukuman-Nya akan berlalu pada pintu-pintu yang diberi tanda dengan darah anak domba Paska. Perjamuan Kudus adalah berhubungan dengan perjanjian yang diadakan Allah dengan umat-Nya di bukit Golgota yang merupakan perjanjian yang baru di mana anak domba Paskah telah dikorbankan sekali untuk selamanya (I Korintus 15:7).

Baca Juga: Syarat Mengikuti Perjamuan Kudus

Kisah mengenai bagaimana Yesus menetapkan Ekaristi pada malam sebelum Penyaliban (Perjamuan Terakhir) dicatat dalam 4 kitab Perjanjian Baru: ketiga Injil Sinoptik (Matius 26:26-28, Markus 14:22-24, Lukas 22:17-20) dan 1 Korintus 11:23-25. Versi dalam Injil Matius dan Markus hampir sama, sementara versi Lukas sangat serupa dengan versi Paulus dalam 1 Korintus yang mana tampak lebih lengkap menjelaskan bagian awal dari Perjamuan. 

Dalam Injil Yohanes, kisah mengenai Perjamuan Terakhir tidak menyinggung Yesus mengambil roti dan cawan dan menyebutnya sebagai tubuh dan darah-Nya; melainkan Ia menceritakan tindakan sederhana mencuci kaki para murid, menubuatkan pengkhianatan yang akan dialami-Nya, peristiwa-peristiwa yang akan mengantarnya ke kayu salib, dan dialog panjang dalam menanggapi beberapa pertanyaan para murid —di mana Ia berbicara mengenai pentingnya kesatuan mereka dengan-Nya dan satu sama lain. https://teologiareformed.blogspot.com/
Next Post Previous Post