3 ESENSI DARI BEKERJA DALAM ALKITAB
Ev. Anton Siswanto
Bacaan Alkitab: Keluaran 20:9; Kejadian 1:28; Roma 12:1; Kolose 3:23
Kerja menurut KBBI: kegiatan melakukan sesuatu; yang dilakukan (diperbuat), sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah; mata pencaharian. Kerja adalah suatu aktifitas yang dilakukan manusia untuk menjalani kehidupannya.
Bacaan Alkitab: Keluaran 20:9; Kejadian 1:28; Roma 12:1; Kolose 3:23
Kerja menurut KBBI: kegiatan melakukan sesuatu; yang dilakukan (diperbuat), sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah; mata pencaharian. Kerja adalah suatu aktifitas yang dilakukan manusia untuk menjalani kehidupannya.
otomotif, gadget |
Pekerjaan adalah suatu profesi yang dilakukan manusia, khususnya manusia dewasa dalam upaya mempertahankan kehidupan. Manusia sejak lahir diberikan suatu pekerjaan untuk dilakukannya sebagai aktifitas yang mengisi kehidupannya. Bahkan anak kecil dalam usia sekolah sudah mulai beraktifitas di dalam belajar, kelak setelah dewasa dia bekerja dan menjalani pekerjaannya sampai usia tua. Setelah pensiun ada yang tetap beraktifitas di dalam pekerjaan atau hanya di rumah sampai “kembali” kepada Tuhan.
Di dalam Kitab Kejadian memperlihatkan kepada kita bagaimana Allah memberi teladan kepada kita, Allah bekerja menciptakan langit dan bumi, segala isinya dan manusia sebagai puncak ciptaan. Di dalam Kejadian 2:2 dikatakan Allah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya, lalu beristirahat pada hari ke-7. Jadi Allah adalah Allah yang bekerja.
Di dalam Kitab Kejadian memperlihatkan kepada kita bagaimana Allah memberi teladan kepada kita, Allah bekerja menciptakan langit dan bumi, segala isinya dan manusia sebagai puncak ciptaan. Di dalam Kejadian 2:2 dikatakan Allah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya, lalu beristirahat pada hari ke-7. Jadi Allah adalah Allah yang bekerja.
Waktu Allah menciptakan langit dan bumi, Allah berfirman atau memerintah, tetapi dalam bekerja, dipakai juga kata “asah” (harafiah: menjadikan, di Kejadian 1:7,16,25,26,31 dan 2:2) sebuah kata umum yang berarti membuat dengan memakai bahan atau melalui proses pembuatan. Allah adalah Allah yang bekerja, Dialah Allah yang aktif
Manusia pertama Adam juga bekerja untuk mengusahakan dan memelihara taman Eden (Kejadian 2:15), dalam NIV dikatakan to work and take care of it, dalam bahasa Ibrani, Avad: To work, serve; mengerjakan, melayani dan memelihara taman Eden. Kejadian 2:20a, manusia juga memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, dst. Sejak saat manusia diciptakan maka manusia diberikan kesempatan untuk bekerja oleh Tuhan.
Pertanyaan bagi kita adalah
Manusia pertama Adam juga bekerja untuk mengusahakan dan memelihara taman Eden (Kejadian 2:15), dalam NIV dikatakan to work and take care of it, dalam bahasa Ibrani, Avad: To work, serve; mengerjakan, melayani dan memelihara taman Eden. Kejadian 2:20a, manusia juga memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, dst. Sejak saat manusia diciptakan maka manusia diberikan kesempatan untuk bekerja oleh Tuhan.
Pertanyaan bagi kita adalah
(1) Apakah bekerja diberikan oleh Tuhan hanya untuk mengisi waktu saja atau apa maksud Tuhan dibalik pekerjaan dan profesi yang kita lakukan untuk Tuhan?
(2) Apakah waktu kita bekerja, apa yang membedakan kita dengan profesi yang lain di hadapan Tuhan Allah yang kita sembah? Dan
(3) Apakah ketika kita bekerja, ini adalah hal yang berbeda dari ibadah yang kita lakukan di gereja, karena pekerjaan kita adalah pekerjaan sekuler dan pekerjaan di gereja bagi hamba Tuhan serta pelayanan yang kita lakukan adalah hal yang rohani?
Kita akan belajar 3 (tiga) esensi pekerjaan pada hari ini.
1. Pertama, bekerjalah sesuai panggilan Tuhan (Keluaran 20:9; Roma 6:22)
Salah satu hukum Taurat dalam sepuluh perintah Allah, ada kalimat di dalam Hukum ke-5 mengenai hari sabat dikatakan bahwa, enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu; disini ada sebuah kenyataan bahwa Allah mengizinkan untuk manusia melakukan pekerjaan kepada manusia.
1. Pertama, bekerjalah sesuai panggilan Tuhan (Keluaran 20:9; Roma 6:22)
Salah satu hukum Taurat dalam sepuluh perintah Allah, ada kalimat di dalam Hukum ke-5 mengenai hari sabat dikatakan bahwa, enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu; disini ada sebuah kenyataan bahwa Allah mengizinkan untuk manusia melakukan pekerjaan kepada manusia.
Dalam Alkitab terjemahan Bahasa Indonesia Sehari-hari, Keluaran 20:9 diterjemahkan, ”Kamu Kuberi enam hari untuk bekerja”. Dan kata “Melakah” dalam ayat ini, artinya occupation atau work, adalah kata yang sama dari akar kata “Malak” (pesuruh Allah, yg diterjemahkan sebagai malaikat, dalam bahasa Ibrani).
Kita bisa mengambil kesimpulan bahwa segala jenis pekerjaan dinilai sebagai “suruhan Tuhan”. Dengan demikian “suruhan Tuhan” bukan hanya terbatas pada pekerjaan imam dan Lewi di Bait Allah, melainkan juga pada segala macam pekerjaan lain, seperti bertani, beternak, berdagang; dan di zaman ini seperti dokter, arsitek, pengacara, pengusaha, guru, ahli IT, karyawan, gojek, dll adalah pekerjaan yang dimaksud.
Sikap pengarang Alkitab itu sebenarnya melawan budaya yang lazim. Dalam budaya Mesir dan Yunani yang dominan pada zaman itu pekerjaan yang bersifat rohani dianggap lebih luhur daripada pekerjaan jasmani yang kita sebut sebagai pekerjaan sekuler. Tugas seorang imam di kuil dianggap sebagai suruhan Ilahi, sedangkan tugas petani atau pekerja bangunan dianggap tidak ada hubungannya dengan suruhan Tuhan.
Kita bisa mengambil kesimpulan bahwa segala jenis pekerjaan dinilai sebagai “suruhan Tuhan”. Dengan demikian “suruhan Tuhan” bukan hanya terbatas pada pekerjaan imam dan Lewi di Bait Allah, melainkan juga pada segala macam pekerjaan lain, seperti bertani, beternak, berdagang; dan di zaman ini seperti dokter, arsitek, pengacara, pengusaha, guru, ahli IT, karyawan, gojek, dll adalah pekerjaan yang dimaksud.
Sikap pengarang Alkitab itu sebenarnya melawan budaya yang lazim. Dalam budaya Mesir dan Yunani yang dominan pada zaman itu pekerjaan yang bersifat rohani dianggap lebih luhur daripada pekerjaan jasmani yang kita sebut sebagai pekerjaan sekuler. Tugas seorang imam di kuil dianggap sebagai suruhan Ilahi, sedangkan tugas petani atau pekerja bangunan dianggap tidak ada hubungannya dengan suruhan Tuhan.
Perjanjian Lama mengembangkan budaya kerja yang sebaliknya, petani, peternak, pedagang dan pekerja bangunan juga disebut ”Melakah” atau pesuruh Allah. Dari situ lahir tradisi Yahudi yang mengagungkan semangat kerja keras dan ulet untuk melakukan pekerjaan apa pun juga.
Hal ini berkembang dalam zaman abad pertengahan di mana Martin Luther pada waktu menegakkan semangat Reformasi Gereja pada tahun 1517 bersama dengan Calvin, John Huss dari Bohemia bahwa orang Kristen haruslah menjadi seorang pekerja yang menjalankan panggilan mereka masing-masing dengan etos kerja yang baik.
Hal ini berkembang dalam zaman abad pertengahan di mana Martin Luther pada waktu menegakkan semangat Reformasi Gereja pada tahun 1517 bersama dengan Calvin, John Huss dari Bohemia bahwa orang Kristen haruslah menjadi seorang pekerja yang menjalankan panggilan mereka masing-masing dengan etos kerja yang baik.
John Calvin dalam bukunya, “Institutio Pengajaran Agama Kristen”, menulis,” Tuhan menetapkan tugas-tugas bagi setiap orang menurut jalan hidupnya masing-masing. Dan masing-masing jalan hidup itu dinamakan-Nya panggilan. Tidak ada pekerjaan apa pun, betapa pun kecil dan hinanya yang tidak akan bersinar-sinar dan dinilai berharga di mata Tuhan.
Ada orang berpikir bahwa pekerjaan orang lain itu lebih enak daripada dirinya. Orang itu bilang, “Pekerjaan saya susah, pekerjaan kamu lebih enak”; dengan berbagai macam alasan. Renungan Firman Tuhan hari ini mengajak kita bersyukur kepada Tuhan, bahwa apa pun pekerjaan yang kita jalani di hari ini dan di saat ini dengan segala kelebihan dan kekurangannya adalah sebuah anugerah yang kita jalani.
Ada orang berpikir bahwa pekerjaan orang lain itu lebih enak daripada dirinya. Orang itu bilang, “Pekerjaan saya susah, pekerjaan kamu lebih enak”; dengan berbagai macam alasan. Renungan Firman Tuhan hari ini mengajak kita bersyukur kepada Tuhan, bahwa apa pun pekerjaan yang kita jalani di hari ini dan di saat ini dengan segala kelebihan dan kekurangannya adalah sebuah anugerah yang kita jalani.
Seorang rohani awan berkata mengenai pekerjaan bahwa, “Tanpa gerutu”, masing-masing menanggung yang kurang enak, yang susah, yang sedih, yang membosankan, jika mereka yakin bahwa setiap orang diberi beban oleh Allah.
Semua pekerjaan yang Tuhan berikan kepada kita adalah sebagai “pesuruh Allah” atau bisa juga disebut “hamba Tuhan”. kalau hanya Penginjil dan Pendeta yang disebut Hamba Tuhan, lalu hamba siapakah para warga gereja yang bekerja sebagai ibu rumah tangga, manajer, buruh, pedagang dan sebagainya? Apakah mereka hamba iblis?
Semua pekerjaan yang Tuhan berikan kepada kita adalah sebagai “pesuruh Allah” atau bisa juga disebut “hamba Tuhan”. kalau hanya Penginjil dan Pendeta yang disebut Hamba Tuhan, lalu hamba siapakah para warga gereja yang bekerja sebagai ibu rumah tangga, manajer, buruh, pedagang dan sebagainya? Apakah mereka hamba iblis?
Roma 6:22 berkata: “Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal. (Roma 6:22). Jelas kita semua adalah hamba Allah atau disebut juga hamba Tuhan
2. Kedua, bekerja sebagai pengabdian kepada sesama (Kejadian 1:28, 1 Petrus 4:10)
Hal kedua mengenai pekerjaan yang diberikan kepada kita, itu adalah sebuah pengabdian kita kepada sesama, yaitu manusia yang diberikan kepada kita sebagai orang-orang yang hidup dengan kita. Ini disebut panggilan bermasyarakat.
2. Kedua, bekerja sebagai pengabdian kepada sesama (Kejadian 1:28, 1 Petrus 4:10)
Hal kedua mengenai pekerjaan yang diberikan kepada kita, itu adalah sebuah pengabdian kita kepada sesama, yaitu manusia yang diberikan kepada kita sebagai orang-orang yang hidup dengan kita. Ini disebut panggilan bermasyarakat.
Pertama-tama kita mempunyai tugas sebagai ciptaan yang terdapat dalam Kejadian 1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranak cuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.”
Perhatikan kata “Penuhilah bumi” dan “taklukanlah itu”. Kita diminta oleh Tuhan dalam pekerjaan kita masing-masing untuk memenuhi bumi, menguasai bumi ini dan menjaga, memelihara, merawat semua ciptaan yang ada, hewan-hewan dan tumbuhan. Hal ini implikasinya sangat luas, yaitu bahwa dalam semua pekerjaan yang ada di dalam dunia ini, bumi ini kita rawat bersama sehingga dunia ini menjadi sebuah tempat hidup bersama, sehingga melalui kita menjaga bumi dan merawat bumi; bumi menjadi sebuah tempat yang baik dan semua manusia bisa hidup dengan baik, saling menolong, saling membantu, saling menjaga satu sama lain.
Inilah sebuah mandat budaya. Kita menjadi orang yang bekerja, dan pekerjaan yang kita lakukan akan terkait satu sama lain sebagai sebuah upaya kita bekerja memenuhi kebutuhan orang lain, dan orang lain bekerja juga untuk kebutuhan kita. Waktu saya bekerja sebagai dokter, maka saya bisa berarti bagi sesama yang sedang sakit dan membutuhkan kesembuhan.
Inilah sebuah mandat budaya. Kita menjadi orang yang bekerja, dan pekerjaan yang kita lakukan akan terkait satu sama lain sebagai sebuah upaya kita bekerja memenuhi kebutuhan orang lain, dan orang lain bekerja juga untuk kebutuhan kita. Waktu saya bekerja sebagai dokter, maka saya bisa berarti bagi sesama yang sedang sakit dan membutuhkan kesembuhan.
Ketika ada orang yang bekerja sebagai petani, dia tahu padi yang dia tanam kelak akan menjadi beras yang akan memberi makan banyak orang. Nelayan yang berjuang menangkap ikan dengan berjerih lelah tahu bahwa usahanya membuahkan hasil yaitu akan ada banyak orang yang hidup sehat dengan makan ikan segar, Gojek tahu bahwa melayani dengan mengantar orang, makanan dan barang apapun sangat diperlukan akan sangat menolong, dst.
1Petrus 4:10 mengatakan, “Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah”. Dalam terjemahan Bahasa Indonesia sehari-hari (ayat yang sama) dikatakan, “Kalian masing-masing sudah menerima pemberian-pemberian yang berbeda-beda dari Allah, Sebab itu sebagai pengelola yang baik dari pemberian-pemberian Allah, hendaklah kalian menggunakan kemampuan itu untuk kepentingan bersama.“
Saya bekerja dengan kemampuan yang Tuhan berikan, untuk melayani sesama saya. Apa yang saya kerjakan dengan kesungguhan hati akan menjadi berkat yaitu untuk sesama yang membutuhkan pelayanan kita, dan hal ini juga saya lakukan untuk kemuliaan nama Tuhan. kita semua mempunyai kemampuan yang berbeda dalam bidang dan profesi yang diberikan oleh Tuhan, mari kita pakai dan gunakan kemampuan itu untuk kepentingan bersama.
3. Ketiga, bekerja sebagai persembahan kepada Tuhan (Roma 12:1,Kolose 3:23 dan Efesus 6:6)
Pada akhirnya pekerjaan itu adalah sebuah ibadah yang diberikan kepada Tuhan. Ada orang Kristen yang berkata bahwa ke gereja adalah ibadah, hari biasa di dalam pekerjaan adalah sebuah pekerjaan sekuler yang dipisahkan di dalam kehidupan kita. sebenarnya tidak demikian. Pekerjaan adalah sebuah hal yang kita kerjakan dalam rangka sebuah ibadah atau persembahan kepada Tuhan
Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. (Roma 12:1). Maka ketika kita mempersembahkan tubuh kita, maka itu adalah diri kita sebagai korban hidup.
1Petrus 4:10 mengatakan, “Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah”. Dalam terjemahan Bahasa Indonesia sehari-hari (ayat yang sama) dikatakan, “Kalian masing-masing sudah menerima pemberian-pemberian yang berbeda-beda dari Allah, Sebab itu sebagai pengelola yang baik dari pemberian-pemberian Allah, hendaklah kalian menggunakan kemampuan itu untuk kepentingan bersama.“
Saya bekerja dengan kemampuan yang Tuhan berikan, untuk melayani sesama saya. Apa yang saya kerjakan dengan kesungguhan hati akan menjadi berkat yaitu untuk sesama yang membutuhkan pelayanan kita, dan hal ini juga saya lakukan untuk kemuliaan nama Tuhan. kita semua mempunyai kemampuan yang berbeda dalam bidang dan profesi yang diberikan oleh Tuhan, mari kita pakai dan gunakan kemampuan itu untuk kepentingan bersama.
3. Ketiga, bekerja sebagai persembahan kepada Tuhan (Roma 12:1,Kolose 3:23 dan Efesus 6:6)
Pada akhirnya pekerjaan itu adalah sebuah ibadah yang diberikan kepada Tuhan. Ada orang Kristen yang berkata bahwa ke gereja adalah ibadah, hari biasa di dalam pekerjaan adalah sebuah pekerjaan sekuler yang dipisahkan di dalam kehidupan kita. sebenarnya tidak demikian. Pekerjaan adalah sebuah hal yang kita kerjakan dalam rangka sebuah ibadah atau persembahan kepada Tuhan
Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. (Roma 12:1). Maka ketika kita mempersembahkan tubuh kita, maka itu adalah diri kita sebagai korban hidup.
Dahulu di zaman Perjanjian Lama semua persembahan diberikan kepada Tuhan dalam keadaan mati. Hewan kurban dipotong, disembelih dan dipersembahkan kepada Tuhan, tetapi manusia di zaman Perjanjian Baru, Paulus katakan kita adalah “korban hidup”. Maka hidup kita dipersembahkan kepada Tuhan.
Penafsir Alkitab dalam bagian ini mengatakan bahwa cara hidup orang Kristen adalah benar-benar menjadi orang Kristen dan bertindak sebagaimana seharusnya orang Kristen di dalam setiap bidang kehidupan. Maka di dalam pekerjaan yang adalah salah satu aspek bidang kehidupan, orang percaya harus menjadi contoh, teladan; bahwa dia memberikan pekerjaan sebagai suatu persembahan dan ibadahnya kepada Tuhan. Maka “tubuh” ini diterjemahkan dalam bahasa aslinya adalah, tubuh, juga diri kita (segenap tubuh dan kehidupan kita).
Penafsir Alkitab dalam bagian ini mengatakan bahwa cara hidup orang Kristen adalah benar-benar menjadi orang Kristen dan bertindak sebagaimana seharusnya orang Kristen di dalam setiap bidang kehidupan. Maka di dalam pekerjaan yang adalah salah satu aspek bidang kehidupan, orang percaya harus menjadi contoh, teladan; bahwa dia memberikan pekerjaan sebagai suatu persembahan dan ibadahnya kepada Tuhan. Maka “tubuh” ini diterjemahkan dalam bahasa aslinya adalah, tubuh, juga diri kita (segenap tubuh dan kehidupan kita).
Kalau kehidupan kita diberikan kepada Tuhan berarti semua diri kita, hidup kita, aktifitas kita, pekerjaan kita dan semua yang kita lakukan selama di bumi (bukan hanya kerohanian kita).
Yang kudus artinya persembahan itu harus kudus. Hal ini juga sebuah implikasi kepada pekerjaan yang adalah bagian kehidupan itu harus dikuduskan. Kalau ibadah kita berkenan kepada Allah, dan kita sudah belajar bahwa pekerjaan adalah bagian dari ibadah itu sendiri, apakah waktu beribadah kita harus menguduskan diri sedangkan di dalam pekerjaan kita berbuat dosa dan memakai cara-cara duniawi?
Yang kudus artinya persembahan itu harus kudus. Hal ini juga sebuah implikasi kepada pekerjaan yang adalah bagian kehidupan itu harus dikuduskan. Kalau ibadah kita berkenan kepada Allah, dan kita sudah belajar bahwa pekerjaan adalah bagian dari ibadah itu sendiri, apakah waktu beribadah kita harus menguduskan diri sedangkan di dalam pekerjaan kita berbuat dosa dan memakai cara-cara duniawi?
Tentu saja kita perlu bekerja dengan prinsip-prinsip Alkitabiah? bekerja dengan jujur, sungguh-sungguh, etos kerja yang baik dan semua yang Alkitab ajarkan tentang bagaimana kita harus bekerja sehingga pekerjaan yang kita lakukan akan memuliakan nama Tuhan. Dengan demikian pekerjaan kita berkenan kepada Tuhan.
Satu hal yang perlu kita tahu adalah bahwa semua yang kita lakukan dalam hidup ini, termasuk pekerjaan, mari lakukan untuk dipersembahkan kepada Tuhan. apa pun yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu, seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia (Kolose 3:23). Ini adalah sebuah ayat favorit saya, walau melakukannya memang tidak mudah, tetapi inilah yang Tuhan harapkan kepada kita. mari kita bekerja dengan riang gembira, dengan rajin, dengan giat, karena pekerjaan ini kita lakukan buat Tuhan, bukan untuk manusia.
Satu hal yang perlu kita tahu adalah bahwa semua yang kita lakukan dalam hidup ini, termasuk pekerjaan, mari lakukan untuk dipersembahkan kepada Tuhan. apa pun yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu, seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia (Kolose 3:23). Ini adalah sebuah ayat favorit saya, walau melakukannya memang tidak mudah, tetapi inilah yang Tuhan harapkan kepada kita. mari kita bekerja dengan riang gembira, dengan rajin, dengan giat, karena pekerjaan ini kita lakukan buat Tuhan, bukan untuk manusia.
Prinsip ini yang dipegang teguh para Rasul dan tokoh-tokoh iman di dalam Alkitab. Yusuf, Daniel, Elia, di PB ada 12 rasul, Paulus dan banyak tokoh-tokoh lainnya yang ketika hidup mereka bekerja dan melayani Tuhan dengan giat.
Baca Juga: 6 Prinsip Dasar Etika Kerja Kristen
Efesus 6:6 berkata “jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan hati orang, tetapi sebagai hamba-hamba Kristus yang dengan segenap hati melakukan kehendak Allah.” Paulus bicara kepada jemaat di Efesus, kalau bekerja (dalam kaitan tuan dan hamba di ayat ke-5 sebelumnya), mari jangan bekerja jangan untuk menyenangkan manusia, tetapi pekerjaan itu dikerjakan untuk melakukan kehendak Allah.
Saya menutup renungan ini dengan perkataan Martin Luther King Jr (Pejuang Hak Sipil di Amerika Serikat dan penerima Nobel perdamaian di tahun 1964). Dia berkata, “Jika seseorang terpanggil untuk menjadi penyapu jalan, hendaklah ia menyapu jalan sama seperti Michaelangelo melukis, Beethoven bermain musik atau Shakespeare menulis puisi. Ia harus menyapu jalan dengan begitu baik sehingga semua penghuni surga dan bumi akan berhenti sejenak untuk berkata, Di sini tinggal penyapu jalan hebat yang melakukan pekerjaannya dengan baik.”
Saya menutup renungan ini dengan perkataan Martin Luther King Jr (Pejuang Hak Sipil di Amerika Serikat dan penerima Nobel perdamaian di tahun 1964). Dia berkata, “Jika seseorang terpanggil untuk menjadi penyapu jalan, hendaklah ia menyapu jalan sama seperti Michaelangelo melukis, Beethoven bermain musik atau Shakespeare menulis puisi. Ia harus menyapu jalan dengan begitu baik sehingga semua penghuni surga dan bumi akan berhenti sejenak untuk berkata, Di sini tinggal penyapu jalan hebat yang melakukan pekerjaannya dengan baik.”
Marilah kita jadikan pekerjaan kita sebagai sebuah persembahan yang terbaik kepada Yesus Kristus. Kiranya Tuhan menolong kita melakukan Firman Tuhan. Amin.