EKSPOSISI EFESUS 5:15-21 (ORANG BEBAL DAN ORANG ARIF)

EKSPOSISI EFESUS 5:15-21 (ORANG BEBAL DAN ORANG ARIF). Francis Foulkes menyebut Efesus pasal 5 ini sebagai pasal yang berisi “Wisdom to replace folly”. Dalam konteks inilah maka jalan hidup orang bodoh dan bijaksana akan dipahami.
EKSPOSISI EFESUS 5:15-21 (ORANG BEBAL DAN ORANG ARIF)
keuangan, bisnis
Efesus 5:15 Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif. ” Sedangkan dalam Alkitab New American Standart diterjemahkan menjadi “careful how you walk, not as unwise men, but as wise,”. Ungkapan ini mengandung ide tentang “the Way Of Life”, yaitu jalan hidup orang bodoh dan jalan hidup orang bijak.

Dalam Efesus 5:15 ini rasul Paulus menghimbau kepada jemaat Efesus untuk memperhatikan dengan saksama bagaimana mereka hidup, jangan seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif. 

Ungkapan Paulus tentang “memperhatikan dengan seksama” dalam bahasa Yunani adalah “blepete” kata kerja bermodus present imperatif pasif orang kedua jamak yang berarti suatu perintah atau permintaan, agar berbuat sesuatu terus menerus atau berbuat sesuatu berulang-ulang kali.”

Kata Yuhani “blepete” artinya” yang berarti lihat, melihat, bisa melihat, melihat dengan mata terbuka, melihat meskipun ia terlihat tidak melihat. Menurut Warren W. Wiersbe “Kata Yunani untuk blepete mengandung arti ketelitian atau ketepatan.” Oleh sebab itu cukup beras alasan jika lembaga Alkitab Indonesia menerjemahkan kata ini “melihat dengan seksama.”

Sedangkan ungkapan “bagaimana mereka hidup” dalam bahasa Yunani adalah “peripateite” berasal dari kata“ peripateo” yang berarti berjalan menjalani hidup .

Jadi ungkapan dalam Efesus 6:15 merupakan suatu perintah yang terus-menerus atau berulang-ulang untuk melihat dengan teliti, melihat dengan seksama, melihat dengan tepat bagaimana mereka menjalani hidup atau bertingkah laku dalam hidup yaitu hidup bukan seperti orang bebal tetapi hidup seperti orang arif. Dalam teks ini hidup seperti orang arif atau hidup bijaksana disebutkan dalam Efesus 5:16 yaitu menggunakan waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.

Efesus 5:16 dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.

Pergunakanlah waktu yang ada” dalam teks bahasa Yunani adalah “exagorazomenoi ton kairon”. Kata “Exagorazomenoi” berasal dari kata “exagorazo” dipakai juga dalam Galatia 3:13; 4:5 dan Kolose 4:5 yang berarti menebus, membeli, membayar harga untuk pulih dari kekuatan lain. Keterangan tersebut senada dengan James D. G. Dunn yang memahami “exagorazo” dengan arti “buy from/back.

Kata “exagorazo” sendiri adalah gabungan dari “ex” dan “agorazo”. “Dalam konteks penebusan orang percaya “exagorazo” mengajarkan bahwa Kristus menebus orang percaya dari kutuk dan ikatan hukum yang hanya dapat menghukum bukan menyelamatkan. Orang percaya telah dibeli dari pasar budak (-agorazo) dan dikeluarkan dari (ex-) pasar budak sekaligus”

Kata “waktu” “καιρόν” adalah “noun accusative masculine singular from καιρός yang berarti waktu, titik waktu serta periode waktu. Bisa juga berarti waktu sekarang, dari waktu ke waktu, waktu yang menguntungkan, peluang (kesempatan), waktu krisis, terakhir kali.” Karena hari-hari ini adalah jahat .

Jadi “exagorazomenoi ton kairon” dapat dipahami sebagai tindakan menebus atau membeli waktu dan kemudian sang penebus atau pembeli tersebut bebas menggunakan waktu sesuai dengan yang dikehendakinya. Dalam konteks ini berbicara mengenai menggunakan waktu sesuai dengan kehendak Allah karena hari-hari ini adalah jahat.

Efesus 5:17 Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan. dia.

Nasehat rasul Paulus dalam ayat 17 dan Efesus 5:18 berisi suatu larangan dan anjuran. Dalam Efesus 5: 17 larangan tersebut diungkapkan melalui kata “janganlah kamu bodoh” yang merupakan suatu perintah dalam bentuk present atau perintah yang harus segera dilaksanakan yaitu perintah untuk tidak menjadi “bodoh”. Kata bodoh dalam teks Yunani adalah ἄφρονες berasal dari kata ἄφρων yang berarti without reason, senseless, foolish, stupid, without reflection or intelligence, acting rashly.

Alkitab versi King James menerjemahkan kata ini dengan “unwise” sedangkan New American Standart dengan kata “foolish”. Meskipun diterjemahkan dengan kata “unwise” dan “foolish” namun prinsipnya kebodohan dilarang oleh Paulus ada dalam kehidupan jemaat di Efesus. Paulus justru menasihatkan supaya mereka berusaha mengerti kehendak Tuhan. 

Kata “Berusaha mengerti” dalam bahasa Yunani adalah συνίετε dari kata συνίημι. Yang bisa berarti usaha untuk selalu mengerti tujuan atau kehendak Tuhan. Dalam konteks surat Efesus adalah usaha untuk selalu mengerti hal-hal yang berkaitan dengan keselamatan yang dijelaskan dalam ayat-ayat berikutnya.

Efesus 5:18 Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh,

Dalam Efesus 5:18 -21 secara lebih detail disebutkan beberapa sikap dan tindakan yang merupakan kehendak Tuhan. Dan rasul Paulus memerintahkan kepada jemaat di Efesus untuk menaatinya. Di Efesus 5:18 disebutkan bahwa kehendak Tuhan tersebut adalah supaya jemaat penuh dengan Roh yang merupakan paradoks mabuk oleh anggur yang menimbulkan hawa nafsu. “Dengan demikian nasihat itu merupakan penangkal positif kepada kemabukan. Perbedaan ini sungguh dramatis dan berdampak. Seseorang tak akan bisa jenuh akan Roh, seperti ia bisa jenuh akan anggur.”

Dalam Perjanjian Baru terdapat sekitar 379 kata “Roh”. Sedangkan dalam tulisan rasul Paulus terdapat sekitar 146 kata “Roh”, tidak termasuk surat Ibrani. Secara khusus dalam surat Efesus terdapat 14 kata “Roh”. Dari pemakaian 146 kata “Roh” dalam tulisan rasul Paulus hanya terdapat 1 ungkapan “penuh dengan Roh” yaitu dalam Efesus 5:18, yang menyatakan “Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh”.

Kata “penuh” adalah kata kerja bermodus present imperatif pasif orang kedua jamak. “Modus present imperatif bermakna sebuah perintah atau permintaan agar berbuat sesuatu terus menerus atau berbuat sesuatu berulang-ulang.”  Jadi ungkapan “hendaklah kamu penuh dengan Roh” lebih tepat berarti: “hendaklah kamu sekalian dipenuhi dengan Roh terus menerus atau berulang-ulang.” Kata Roh tersebut tentu saja mengacu kepada Roh Kudus.

Rasul Paulus memerintahkan jemaat di Efesus untuk senantiasa penuh dengan Roh karena di bagian ayat yang lain Paulus menyebutkan pentingnya peranan Roh dalam kehidupan jemaat yang telah menerima karya penebusan Kristus, di antaranya:

1. Roh Kudus meterai dalam anugerah keselamatan (Efesus 1:13)

2. Roh Kudus Jaminan kesempurnaan penebusan (Efesus 1:14)

3. Roh itu juga adalah Roh hikmat dan wahyu yang menolong jemaat mengenal dia dengan benar. (Efesus 1:17)

4. Di dalam Roh jemaat dibangun menjadi tempat kediaman Allah (Efesus 2:22)

5. Roh menyatakan rahasia Kristus (Efesus 3: 4-5)

6. Roh-Nya menguatkan dan meneguhkan batin menurut kekayaan kemuliaan. (Efesus 3: 16)

7. Roh merupakan pemersatu jemaat (Efesus 4:3)

“Kepenuhan Roh menyiratkan adanya derajat pengalaman rohani sesuai dengan luasnya penyerahan seseorang kepada pimpinan Roh”. “Banyak orang membuat kesalahan dengan berusaha keras untuk mendapatkan buah Roh tanpa pernah membuka diri mereka bagi Roh Kudus. Usaha ini adalah sia-sia. Rahasia agar dapat dipenuhi oleh kasih adalah dipenuhi Roh Kudus.”

Efesus 5:19 dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati.

Kehendak Tuhan lainya yang diperintahkan Rasul Paulus dalam ayat ini berhubungan dengan sikap dan tindakan berkata-kata. Yaitu berkata-kata seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani, Pengertian dari ketiganya adalah demikian:

Mazmur, nyanyian puji-pujian dan lagu-lagu rohani (odai) hampir sama artinya, tapi dapat dilihat adanya dua komposisi yang berbeda. 

Pertama (Mazmur) mengikuti bentuk dan gaya mazmur PL dan merupakan imbangan Kristen terhadap tulisan yang bersifat Mazmur, misalnya psalm of Salomon atau Hymns of Thanksgiving (hadayot) dari sekte Qumran pada abad 1 SM. 

Kedua (Nyanyian pujian). Golongan ini terdiri dari pujian kepada Allah seperti dalam Lukas 2:14; 1 Timotius 1:17; 6: 15-16; Wahyu 4:8, 11; 5:9, 12, 13; 7:12, dst), banyak di antaranya pasti dipakai dalam kebaktian. 

Mazmur, Kidung puji-pujian dan Nyanyian Rohani “merupakan dasar dalam berkata-kata seorang akan yang lain karena di dalamnya berisi pujian kepada Allah” dan sebagai cara untuk mengajar iman. Dalam kaitan dengan mengajar iman, kepada jemaat di Kolose Paulus mengungkapkan “Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.” (Kolose 3:16)

Kalimat “Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati.” Dalam terjemahan lain adalah “bernyanyi dan buatlah melodi dengan hatimu kepada Tuhan.” “Kata untuk bersoraklah dapat berarti “bermazmurlah/menyanyikan mazmur/pujian”, ataupun memainkan alat musik. Mungkin juga ini berarti menyanyikan mazmur sambil diiringi dengan memainkan alat musik.” Dengan segenap hati berarti “dari hati kalian” dan bukan berarti bernyanyi tanpa suara. “yang dimaksudkan adalah kita harus bernyanyi memuji Tuhan dengan sungguh-sungguh, sepenuh hati.”

Jadi dalam ayat ini terkandung perintah yang bersifat horisontal dan vertikal. Horisontal yaitu berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Sedangkan perintah yang bersifat vertikal yaitu bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati. Horisontal berkaitan dengan sesama manusia, sedangkan vertikal berkaitan dengan Tuhan.

Efesus 5:20 Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita

Kata Yunani mengucap syukur dalam ayat itu adalah εὐχαριστοῦντες dengan modus verb participle present active nominative masculine plural from εὐχαριστέω.. Rasul Paulus juga memberi penekanan bahwa jemaat harus senantiasa atau selalu mengucap syukur atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus. “Dalam nama Tuhan Yesus Kristus” ἐν ὀνόματι τοῦ κυρίου ἡμῶν Ἰησοῦ Χριστου merupakan ungkapan yang memiliki makna teologis.

Makna teologis “di dalam Kristus” tersebut sebelumnya telah diuraikan rasul Paulus dalam Efesus 1: 3-14 yaitu:

1. Efesus 1: 3 “…dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga.”

2. Efesus 1: 4 “Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.”

3. Efesus 1:7 “Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya”

4. Efesus 1:11 “Aku katakan "di dalam Kristus", karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya”

5. Efesus 1: 13 “Di dalam Dia kamu juga karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.”

Berdasarkan ayat-ayat Itulah sang rasul mengharuskan kepada jemaat Efesus untuk mengucap syukur senantiasa di dalam Yesus Kristus kepada Allah Bapa. Bahkan rasul Paulus sendiri juga mengucap syukur dengan keberadaan jemaat Efesus

Efesus 5:21 dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus.”

Dalam Efesus 5:21 ini rasul Paulus memerintahkan kepada jemaat di Efesus untuk saling merendahkan diri satu kepada yang lain di dalam takut akan Kristus. Perintah untuk saling merendahkan diri itu juga terdapat dalam Efesus 4:2 “Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu”. 

Jika dikaitkan dengan konteks pasal 4 maka alasan dari perintah “dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus.” Didasarkan kebenaran bahwa Yesus merupakan kepala dari gereja dan jemaat dengan karunia-karunia yang berbeda-beda adalah bagian dari tubuh Kristus. “tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala. Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.” ( Efesus 4:15 -16).

Oleh sebab itu perintah rasul Paulus kepada jemaat di Efesus tersebut merupakan upaya bagi terciptanya keharmonisan dan pertumbuhan jemaat.

Barclay mengatakan gereja purba adalah Gereja di mana orang-orang saling menghormati dan menghargai satu terhadap yang lain. Menurut Paulus, rasa saling menghormati dan saling menghargai itu berlaku karena mereka menghormati Kristus. Mereka memandang satu terhadap yang lain, bukan menurut pekerjaan, kedudukan atau status sosialnya, melainkan dalam terang Kristus; dasar itulah yang memungkinkan mereka menghargai martabat setiap orang.

Kesimpulan

Paulus memerintahkan terus-menerus atau berulang-ulang kepada jemaat Efesus 5:15-21 untuk melihat dengan teliti, melihat dengan seksama, melihat dengan tepat bagaimana mereka menjalani hidup atau bertingkah laku dalam hidup. Yaitu hidup bukan seperti orang bebal tetapi hidup seperti orang arif. 

Hidup seperti orang arif atau hidup bijaksana adalah hidup dengan menggunakan waktu yang ada, yang dapat dipahami sebagai tindakan menebus atau membeli waktu dan kemudian sang penebus atau pembeli waktu memiliki hak penuh menggunakan waktu untuk berusaha mengerti kehendak Tuhan karena hari-hari ini adalah jahat.

Baca Juga: Eksposisi Efesus 5:1-20 (Hidup Dalam Terang)

Kehendak Tuhan yang Rasul Paulus maksudkan dalam teks ini adalah penuh dengan Roh Kudus, memuji Tuhan dengan segenap hati, berkata-kata kepada orang lain yang didasari mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani, mengucap syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan Yesus Kristus kepada Allah dan saling merendahkan diri di dalam takut akan Kristus.

Hidup seperti orang bebal disebutkan oleh rasul Paulus adalah hidup yang tidak berusaha mengerti kehendak Tuhan dan justru mabuk oleh anggur yang menimbulkan hawa nafsu yang jahat. Sikap hidup orang bodoh juga bisa dipahami sebagai sikap yang hidup yang berbanding terbalik dengan sikap hidup orang arif. -Deky N O F A Aliyanto
Next Post Previous Post