ROMA 10:10 (HATI DAN MULUT AKU MENGAKU)

Roma 10:9 “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Ayat ini dijelaskan kembali dan dirangkumkan oleh Paulus dengan ayat Roma 10:10

Roma 10:10, “Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.” Ayat ini berbicara tentang dua hal.
ROMA 10:10 (HATI DAN MULUT AKU MENGAKU)
gadget, otomotif, bisnis
1. Pertama, iman berkaitan dan bersumber dari hati. 

Dari hati, umat pilihan-Nya beriman dan orang yang beriman itu pasti dibenarkan. Kata “dibenarkan” ditafsirkan oleh Pdt. Hasan Sutanto, D.Th. di dalam Perjanjian Baru Interlinear (2003) sebagai “menghasilkan status yang dibenarkan.” (hlm 854) 

Berarti, ketika kita beriman, di saat itu pula kita (sudah) dibenarkan dan sudah mendapatkan status yang baru yaitu sebagai manusia baru (ingat, pertobatan dan iman terjadi sebagai respon terhadap kelahiran baru yang dikerjakan Roh Kudus), karena iman kita BUKAN berasal dari kebaikan kita yang memilih Tuhan, tetapi karena anugerah Allah yang telah memilih kita sebelum dunia dijadikan. 

Dengan kata lain, keselamatan di dalam Alkitab adalah keselamatan BUKAN karena perbuatan baik, tetapi HANYA melalui iman di dalam Kristus saja yang merupakan anugerah Allah. Menolak doktrin pembenaran melalui iman berarti menolak anugerah Allah, dan juga menolak seluruh inti berita Alkitab, serta menjunjung tinggi otoritas manusia yang “baik” di atas Allah. 

Masih layakkah orang yang menolak doktrin pembenaran melalui iman saja disebut “Kristen” yang berarti pengikut Kristus??!! Tuhan menyelidiki hati kita, apakah masih dijumpai-Nya hati yang beriman ataukah hati kita masih Men“ Tuhan kan pasangan, harta, kedudukan, dll kita yang lebih “berharga”?

2. Kedua, iman juga keluar dari hati dan diucapkan di mulut. 

Pernyataan kedua dalam ayat 10 ini berkata bahwa dengan mulut, orang mengaku dan diselamatkan. King James Version menerjemahkan, “with the mouth confession is made unto salvation.” (=dengan mulut, pengakuan/konfesi dibuat menuju/menghasilkan keselamatan). Terjemahan KJV ini agak lebih baik, karena mengatakan bahwa dengan mulut, keluarlah pengakuan iman menuju (menghasilkan) keselamatan. 

Roma 10:10 ini nanti diulang di Roma 10:13. Oleh karena itu, mengerti ayat 13 TIDAK boleh dipisahkan dari mengerti ayat 10. Banyak pemimpin gereja yang beraliran Injili dan kontemporer mengkhotbahkan bahwa barang siapa yang mengaku Yesus Tuhan, dia akan diselamatkan. Ajaran ini sekilas tampak baik, tetapi esensinya tidak bertanggungjawab. Apa arti mengaku Yesus sebagai Tuhan, lalu diselamatkan? Di dalam Roma 10:10, Paulus menjelaskan bahwa dengan mulut, orang mengaku dan pada saat yang sama, ia diselamatkan, tetapi jangan lupa, pernyataan ini didahului dengan pernyataan bahwa dengan hati, orang percaya dan dibenarkan. 

Dengan demikian, mulut bukanlah hal yang penting, tetapi hati. Ketika hati sudah benar-benar beriman, maka mulut pasti beres dan memuliakan Tuhan dengan cara memberitakan Injil, menyaksikan Kristus, dll.

Berarti, ada korelasi penting antara hati dan mulut. Kedua, mengutip perkataan Pdt. Dr. Stephen Tong, mengaku Yesus sebagai Tuhan lalu diselamatkan harus dimengerti di dalam latar belakang penulisan Surat Roma, di mana surat ini ditulis oleh Paulus dan ditujukan bagi orang-orang Kristen yang mengalami penderitaan di Roma yang pada waktu itu ditetapkan suatu perintah bahwa penduduk Roma tidak boleh menyembah siapa pun kecuali Kaisar Roma sebagai wujud “Allah”. 


Pada saat itulah, Paulus menguatkan iman orang Kristen bahwa meskipun mereka harus mati karena mengaku Yesus sebagai Tuhan, mereka pasti diselamatkan. Di sini, ada korelasi antara pengakuan secara mulut tentang Kristus sebagai Tuhan dan harga yang harus dibayar (mati). Sayangnya, iman yang banyak dimiliki oleh orang “Kristen” sangat dangkal, tidak keluar dari hati, apalagi dinyatakan keluar melalui mulut kita dengan memberitakan Injil. 

Bukan hanya malu mengatakan Injil, kita malas dan enggan melakukannya, mengapa? Karena didasari oleh suatu paradigma ateis, “agama dan ilmu tidak ada hubungannya”, maka hampir semua pendidikan di sebuah lembaga pendidikan yang mengaku diri “Kristen” sudah membuang unsur Tuhan di dalamnya dan bahkan sengaja membuang unsur Tuhan, bahkan SENGAJA melarang anak-anak didik atau mahasiswa untuk membahas tentang Tuhan di dalam perkuliahan/pelajaran. Itukah citra diri orang yang mengaku diri “pendidik Kristen” ??!! Maukah kita bertobat dari hal-hal demikian?
Next Post Previous Post