PENGEBASAN DEBU BAGI KOTA YANG MENOLAK (LUKAS 10:10-11)

Pdt. Budi Asali, M.Div.

Lukas 10:10-11: “(10) Tetapi jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu tidak diterima di situ, pergilah ke jalan-jalan raya kota itu dan serukanlah: (11) Juga debu kotamu yang melekat pada kaki kami, kami kebaskan di depanmu; tetapi ketahuilah ini: Kerajaan Allah sudah dekat.”.
PENGEBASAN DEBU BAGI KOTA YANG MENOLAK (LUKAS 10:10-11)
otomotif, tutorial, gadget
Dalam Lukas 10: 8-9 Yesus menunjukkan berkat-berkat yang tersedia / akan diberikan kepada kota-kota yang menerima dengan baik para misionaris ini. Injil akan diberitakan kepada mereka, dan orang-orang sakit akan disembuhkan. Tetapi bagaimana kalau suatu kota menolak mereka? Jawabannya ada dalam Lukas 10: 10-11 ini.

a) Mereka disuruh mengebaskan debu kota itu yang melekat pada kaki mereka (ay 11a).

Lukas 10:11: “Juga debu kotamu yang melekat pada kaki kami, kami kebaskan di depanmu; tetapi ketahuilah ini: Kerajaan Allah sudah dekat.”.

Ini sudah saya bahas dalam pembahasan Lukas 9:5, jadi di sini saya hanya beri ringkasannya saja.

Semua penafsir menganggap ini sebagai tindakan simbolis, dan tafsiran dari para penafsir tentang tindakan itu bisa berbeda-beda:

William Hendriksen: ini merupakan suatu pernyataan umum tentang ketidak-senangan ilahi terhadap kota itu, yang menolak injil dan pemberitanya. Penduduk kota itu harus dianggap sebagai tidak lebih baik dari pada orang-orang non Yahudi. Tindakan itu merupakan suatu kesaksian yang menentang kota itu, dan tujuannya supaya mereka bertobat.

Calvin: tindakan ini merupakan suatu tanda dari kutukan / kejijikan; dan dimaksudkan untuk menyatakan bahwa penduduk dari tempat itu begitu kotor, sehingga tempat yang mereka injak tertular.

Albert Barnes & Adam Clarke: orang-orang Yahudi mengajarkan bahwa debu dari orang-orang non Yahudi adalah najis, dan karena itu harus dikebaskan. Jadi tindakan pengebasan debu kota itu dari kaki mereka menunjukkan bahwa penduduk kota itu dianggap sebagai najis, dan kafir, dan mereka tidak mau berurusan lagi dengan penduduk kota itu.

Ayat-ayat di bawah ini memang menunjukkan bahwa hanya Israel yang merupakan tanah yang kudus (Yeh 45:1), sedangkan negara-negara kafir / non Yahudi dianggap sebagai tanah yang najis (Amos 7:17

Yehezkiel 45:1 - “‘Pada waktu kamu membagi-bagi negeri itu menjadi milik pusakamu dengan jalan mengundi, kamu harus mengkhususkan sebidang dari tanah itu menjadi persembahan khusus yang kudus bagi TUHAN, panjangnya dua puluh lima ribu hasta dan lebarnya dua puluh ribu hasta. Seluruh tanah yang di dalam batas ini adalah kudus.”.

Amos 7:17 - “Sebab itu beginilah firman TUHAN: Isterimu akan bersundal di kota, dan anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan tewas oleh pedang; tanahmu akan dibagi-bagikan dengan memakai tali pengukur, engkau sendiri akan mati di tanah yang najis, dan Israel pasti pergi dari tanahnya sebagai orang buangan.’”.

Lenski: tindakan ini menunjukkan bahwa kami, utusan-utusan dari kerajaan pernah ada di sini dan harus meninggalkannya karena kalian menolak kami dan pemberitaan kami.

Leon Morris: tindakan ini memberitahu orang-orang di kota itu secara simbolis bahwa mereka telah menempatkan diri mereka di luar umat Allah.

William Barclay: “It is a terrible thing to reject God’s invitation. There is a sense in which every promise of God that we have ever heard can become our condemnation. If we receive these promises they are our greatest glory, but each one that we have rejected will some day be a witness against us.” [= Merupakan sesuatu yang sangat buruk untuk menolak undangan Allah. Di sana ada suatu arti dimana setiap janji Allah yang pernah kita dengar bisa menjadi penghukuman kita. Jika kita menerima janji-janji ini, mereka adalah kemuliaan terbesar kita, tetapi setiap janji yang telah kita tolak suatu hari akan menjadi suatu kesaksian yang menentang kita.].

Ada satu pertanyaan berkenaan dengan tindakan mengebaskan debu ini. Kalau semua perintah / larangan di atas hanya bersifat sementara / berlaku untuk saat itu saja, mengapa pengebasan debu ini tetap dilakukan oleh Paulus?

Kis 13:51 - “Akan tetapi Paulus dan Barnabas mengebaskan debu kaki mereka sebagai peringatan bagi orang-orang itu, lalu pergi ke Ikonium.”.

Kis 18:6 - “Tetapi ketika orang-orang itu memusuhi dia dan menghujat, ia mengebaskan debu dari pakaiannya dan berkata kepada mereka: ‘Biarlah darahmu tertumpah ke atas kepalamu sendiri; aku bersih, tidak bersalah. Mulai dari sekarang aku akan pergi kepada bangsa-bangsa lain.’”.

Alasannya: Karena tindakan itu memang merupakan tradisi / kebiasaan dari orang-orang Yahudi pada jaman itu.

Tetapi bagi kita yang bukan orang Yahudi, dan tidak mempunyai tradisi seperti itu, maka tentu tindakan pengebasan debu dari kaki seperti itu tidak perlu ditiru secara hurufiah. Text seperti ini perlu dikontextualisasikan, artinya disesuaikan dengan kebiasaan pada jaman dan tempat kita sekarang. Kita bisa menggantinya dengan tindakan / sikap yang menyatakan ketidak-senangan kita terhadap penolakan Injil / Yesus tersebut.

Adanya perintah untuk mengebaskan debu sebagai peringatan bagi mereka yang menolak Injil, menunjukkan bahwa dalam melakukan penginjilan, orang Kristen tidak boleh melakukannya seakan-akan mereka ‘mengemis’ supaya orang mau percaya kepada Yesus. Kita harus memberitakan Injil dengan otoritas, yang di sini dilakukan dengan memberikan peringatan / kecaman terhadap orang-orang yang tidak mau bertobat / menerima Injil tersebut!

b) Mereka harus memberitakan Kerajaan Allah sudah dekat (ay 11b).

Ay 11: “Juga debu kotamu yang melekat pada kaki kami, kami kebaskan di depanmu; tetapi ketahuilah ini: Kerajaan Allah sudah dekat.”.

William Hendriksen (tentang  Lukas 10:10-12): “They must be told that in rejecting Christ’s messengers they are rejecting him … in fact, they are shutting themselves out! The kingdom cannot be stopped. But rejecters will bring down upon themselves its curse.” [= Mereka harus diberitahu bahwa dalam menolak para utusan Kristus mereka sedang menolak Dia ... dalam faktanya / sebenarnya, mereka sedang menutup diri mereka sendiri di luar! Kerajaan itu tidak bisa dihentikan. Tetapi para penolak akan menurunkan kepada diri mereka sendiri kutukannya.].

Lukas 10:16 - “Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.’”.

Leon Morris (Tyndale): “they are to say that the rejection of their message does not alter the realities: it was nothing less than the kingdom of God that had come near. In rejecting the preachers they were not simply rejecting a couple of poor itinerants, but the very kingdom of God, and that has serious consequences. The people have drawn down judgment on themselves.” [= mereka harus mengatakan bahwa penolakan berita mereka tidak mengubah realita: itu tidak kurang dari kerajaan Allah yang telah datang mendekat. Dalam menolak pengkhotbah-pengkhotbah itu, mereka bukan sekedar menolak sepasang orang miskin yang berkeliling dari satu tempat ke tempat lain, tetapi menolak kerajaan Allah, dan itu mempunyai konsekwensi-konsekwensi yang serius. Orang-orang itu telah menurunkan penghakiman / penghukuman atas diri mereka sendiri.].

c) Pengaruh perintah Yesus ini bagi para utusan Yesus itu sendiri.

William Hendriksen: “What is often ignored, in this connection, is that the message Jesus orders the seventy or seventy-two men to deliver to these cities if they should refuse to welcome his ambassadors is really meant not only for the wicked rejecters but even for the missionaries themselves; namely, in this sense, that it underscores and enhances the importance of Christ’s gracious invitation. The effect upon these men must surely have been that they became more thoroughly convinced than ever about the significance of their mandate, so that, as a result, they exerted themselves all the more to be their Master’s loyal representatives.” [= Apa yang sering diabaikan dalam hubungan ini, adalah bahwa pesan yang Yesus perintahkan kepada 70 atau 72 orang untuk sampaikan kepada kota-kota ini, jika mereka menolak untuk menerima utusan-utusanNya bukan hanya sungguh-sungguh berarti bagi penolak-penolak yang jahat itu tetapi bahkan bagi para misionaris itu sendiri; yaitu, dalam arti, bahwa itu menekankan dan menaikkan pentingnya undangan yang penuh kasih karunia dari Kristus. Pengaruh kepada orang-orang ini pastilah bahwa mereka menjadi lebih yakin sepenuhnya dari pada sebelumnya tentang pentingnya tugas mereka, sehingga sebagai akibatnya, mereka makin berusaha sekuat tenaga untuk menjadi wakil-wakil yang setia dari Tuan / Guru mereka.].

Lukas 10:12: “Aku berkata kepadamu: pada hari itu Sodom akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu.’”.

KJV/RSV/NASB: “more tolerable” [= lebih tertahankan].

NIV: “more bearable” [= lebih tertahankan].

Leon Morris (Tyndale): “‘That day’ is not explained, but clearly it means the dreadful day of judgment (cf. 21:34; Matt. 7:22; 2 Thess. 1:10; 2 Tim. 1:12, 18; 4:8). Then it will be more tolerable … for Sodom than for the offenders. The destruction of Sodom (Gen. 19:13, 24f.) led to that city’s becoming proverbial for the judgment by God of wicked people. The guilt of those who rejected the messengers of God’s kingdom is emphasized by the allusion.” [= ‘Hari itu’ tidak dijelaskan, tetapi jelas itu berarti hari penghakiman yang menakutkan (bdk. 21:34; Matius 7:22; 2Tesalonika 1:10; 2Timotius 1:12,18; 4:8). Pada saat itu akan lebih tertahankan ... bagi Sodom dari pada bagi orang-orang jahat itu. Penghancuran Sodom (Kejadian 19:13,24-dst) menyebabkan kota itu menjadi pepatah untuk penghakiman Allah terhadap orang-orang jahat. Kesalahan dari mereka yang menolak utusan-utusan dari kerajaan Allah ditekankan oleh penunjukan tidak langsung itu.].

Lenski: “Sodom (and Gomorrah, Matt. 10:15) is a type of extreme wickedness and at the same time a preliminary example of the final judgment itself (like the Flood and the destruction of Jerusalem). Great as its guilt was, the guilt of those who reject Jesus’ messengers and refuse the kingdom is greater, and their final punishment will be harder to bear. To lie in sin and thus to perish is bad; to lie in sin and in addition to reject grace and thus to perish is worse. ... Hell contains degrees of suffering.” [= Sodom (dan Gomora, Matius 10:15) adalah suatu TYPE dari kejahatan extrim dan pada saat yang sama suatu contoh pendahuluan tentang penghakiman akhir itu sendiri (seperti Air Bah dan penghancuran Yerusalem). Sekalipun kejahatan kota itu besar, kesalahan dari mereka yang menolak utusan-utusan Yesus dan menolak kerajaan adalah lebih besar, dan hukuman akhir mereka akan lebih berat untuk ditanggung. Tinggal dalam dosa dan karena itu binasa merupakan hal yang buruk; tinggal dalam dosa dan sebagai tambahan menolak kasih karunia dan karena itu binasa adalah lebih buruk. ... Neraka mempunyai tingkat-tingkat penderitaan.].

William Hendriksen: “As there are degrees of glory (I Cor. 15:41, 42), so there are also degrees of punishment (Luke 12:47, 48). Sodom, to be sure, sinned grievously (Gen. 13:13; 19:9, 13; Isa. 3:9; Lam. 4:6; II Peter 2:6, 7; Jude 7); but the cities selected by the Lord Jesus Christ for receiving the very special privilege of having his personal representatives sent to them with a pleading and urgent appeal will have sinned even more grievously if they reject their golden opportunity. Therefore, in the day of the final judgment their sentence will be even more terrifying than that which will then be pronounced on Sodom.” [= Sebagaimana di sana ada tingkat-tingkat kemuliaan (1Korintus 15:41-42), demikian juga di sana juga ada tingkat-tingkat penghukuman (Lukas 12:47-48). Sodom, pastilah, berdosa secara menyedihkan (Kejadian 13:13; 19:9,13; Yesaya 3:9; Ratapan 4:6; 2Petrus 2:6,7; Yudas 7); tetapi kota-kota yang dipilih oleh Tuhan Yesus Kristus untuk menerima hak yang sangat khusus tentang mendapatkan wakil-wakil pribadiNya diutus kepada mereka dengan suatu permintaan yang sungguh-sungguh, telah berdosa bahkan dengan lebih menyedihkan jika mereka menolak kesempatan emas mereka. Karena itu, pada hari penghakiman akhir hukuman mereka bahkan akan lebih menakutkan dari pada hukuman yang pada waktu itu akan diumumkan kepada Sodom.].

1Korintus 15:41-42 - “(41) Kemuliaan matahari lain dari pada kemuliaan bulan, dan kemuliaan bulan lain dari pada kemuliaan bintang-bintang, dan kemuliaan bintang yang satu berbeda dengan kemuliaan bintang yang lain. (42) Demikianlah pula halnya dengan kebangkitan orang mati. Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan.”.

Lukas 12:47-48 - “(47) Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. (48) Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut.’”.

Kej 13:13 - “Adapun orang Sodom sangat jahat dan berdosa terhadap TUHAN.”.

Kej 19:4-13 - “(4) Tetapi sebelum mereka tidur, orang-orang lelaki dari kota Sodom itu, dari yang muda sampai yang tua, bahkan seluruh kota, tidak ada yang terkecuali, datang mengepung rumah itu. (5) Mereka berseru kepada Lot: ‘Di manakah orang-orang yang datang kepadamu malam ini? Bawalah mereka keluar kepada kami, supaya kami pakai mereka.’ (6) Lalu keluarlah Lot menemui mereka, ke depan pintu, tetapi pintu ditutupnya di belakangnya, (7) dan ia berkata: ‘Saudara-saudaraku, janganlah kiranya berbuat jahat. (8) Kamu tahu, aku mempunyai dua orang anak perempuan yang belum pernah dijamah laki-laki, baiklah mereka kubawa ke luar kepadamu; perbuatlah kepada mereka seperti yang kamu pandang baik; hanya jangan kamu apa-apakan orang-orang ini, sebab mereka memang datang untuk berlindung di dalam rumahku.’ (9) Tetapi mereka berkata: ‘Enyahlah!’ Lagi kata mereka: ‘Orang ini datang ke sini sebagai orang asing dan dia mau menjadi hakim atas kita! Sekarang kami akan menganiaya engkau lebih dari pada kedua orang itu!’ Lalu mereka mendesak orang itu, yaitu Lot, dengan keras, dan mereka mendekat untuk mendobrak pintu. (10) Tetapi kedua orang itu mengulurkan tangannya, menarik Lot masuk ke dalam rumah, lalu menutup pintu. (11) Dan mereka membutakan mata orang-orang yang di depan pintu rumah itu, dari yang kecil sampai yang besar, sehingga percumalah orang-orang itu mencari-cari pintu. (12) Lalu kedua orang itu berkata kepada Lot: ‘Siapakah kaummu yang ada di sini lagi? Menantu atau anakmu laki-laki, anakmu perempuan, atau siapa saja kaummu di kota ini, bawalah mereka keluar dari tempat ini, (13) sebab kami akan memusnahkan tempat ini, karena banyak keluh kesah orang tentang kota ini di hadapan TUHAN; sebab itulah TUHAN mengutus kami untuk memusnahkannya.’”.

Yesaya 3:9 - “Air muka mereka menyatakan kejahatan mereka, dan seperti orang Sodom, mereka dengan terang-terangan menyebut-nyebut dosanya, tidak lagi disembunyikannya. Celakalah orang-orang itu! Sebab mereka mendatangkan malapetaka kepada dirinya sendiri.”.

Ratapan 4:6 - “Kedurjanaan puteri bangsaku melebihi dosa Sodom, yang sekejap mata dibongkar-bangkir tanpa ada tangan yang memukulnya.”.

2Petrus 2:6-8 - “(6) dan jikalau Allah membinasakan kota Sodom dan Gomora dengan api, dan dengan demikian memusnahkannya dan menjadikannya suatu peringatan untuk mereka yang hidup fasik di masa-masa kemudian, (7) tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang benar, yang terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja, - (8) sebab orang benar ini tinggal di tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat dan mendengar perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu, sehingga jiwanya yang benar itu tersiksa -”.

Yudas 7 - “sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang.”.

Baca Juga: Menyembuhkan Orang Sakit Dan Memberitakan Injil (Lukas 10:9)

Matthew Henry: “Note, The fairer offers we have of grace and life by Christ, the more we shall have to answer for another day, if we slight these offers: ‘It shall be more tolerable for Sodom than for that city,’ v. 12. The Sodomites indeed rejected the warning given them by Lot; but rejecting the gospel is a more heinous crime, and will be punished accordingly in that day.” [= Perhatikan, makin jelas tawaran-tawaran yang kita terima tentang kasih karunia dan kehidupan oleh Kristus, makin kita harus bertanggung jawab untuk hari yang lain, jika kita mengabaikan / meremehkan tawaran-tawaran ini: ‘Sodom akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu’, ay 12. Orang-orang Sodom memang menolak peringatan yang diberikan oleh Lot; tetapi menolak injil adalah suatu kejahatan yang lebih jahat, dan akan dihukum dengan cara yang sesuai pada hari itu.].

Adam Clarke (tentang Matius 11:24): “In Jude, Jude 7, we are told that these persons are suffering the vengeance of eternal fire. The destruction of Sodom and Gomorrah happened A.M. 2107, which was 1897 years before the incarnation. What a terrible thought is this! It will be more tolerable for certain sinners, who have already been damned nearly four thousand years, than for those who live and die infidels under the Gospel! There are various degrees of punishments in hell, answerable to various degrees of guilt, and the contempt manifested to, and the abuse made of, the preaching of the Gospel, will rank semi-infidel Christians in the highest list of transgressors, and purchase them the hottest place in hell! Great God! save the reader from this destruction!” [= Dalam surat Yudas, Yudas 7, kita diberitahu bahwa orang-orang ini sedang menderita pemberian hukuman api yang kekal. Penghancuran Sodom dan Gomora terjadi pada tahun 2107 S. M., yang adalah 1897 tahun sebelum inkarnasi. Ini betul-betul suatu pemikiran yang mengerikan! Adalah lebih tertahankan bagi orang-orang berdosa tertentu, yang telah dihukum di neraka hampir 4000 tahun, dari pada bagi mereka yang hidup dan mati sebagai orang-orang kafir di bawah Injil! Di sana ada bermacam-macam tingkat hukuman di neraka, sesuai dengan bermacam-macam tingkat kesalahan, dan kejijikan yang ditunjukkan pada, dan penghinaan yang dibuat terhadap, pemberitaan Injil, akan menggolongkan orang-orang Kristen semi-kafir di daftar tertinggi dari pelanggar-pelanggar, dan mendapatkan bagi mereka tempat terpanas di neraka! Allah yang besar! selamatkanlah pembaca dari penghancuran ini!].-AMIN-

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
Next Post Previous Post