MENYEMBUHKAN ORANG SAKIT DAN MEMBERITAKAN INJIL (LUKAS 10:9)
Pdt. Budi Asali, M.Div.
Lukas 10:9: “dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu.”.
a) Sekalipun dalam Lukas 10:9 ini ada dua perintah, yaitu menyembuhkan dan memberitakan Injil, tetapi pusatnya ada dalam pemberitaan Injil!
Alasannya:
1. Penyembuhan yang bersifat mujizat itu tujuannya untuk menunjukkan bahwa berita mereka memang berasal dari Tuhan.
Lenski: “They are to proceed with their great work, which is briefly summarized. First of all, they are to heal the sick, these miraculous healings being the credentials of their divine message.” [= Mereka harus melanjutkan / mulai dengan pekerjaan agung / besar mereka, yang diringkas secara singkat. Pertama-tama, mereka harus menyembuhkan orang-orang sakit, karena penyembuhan-penyembuhan yang bersifat mujizat merupakan bukti dari berita ilahi mereka.].
2Korintus 12:12 - “Segala sesuatu yang membuktikan, bahwa aku adalah seorang rasul, telah dilakukan di tengah-tengah kamu dengan segala kesabaran oleh tanda-tanda, mujizat-mujizat dan kuasa-kuasa.”.
Tetapi ini tidak berarti bahwa semua hamba Tuhan, apalagi pada jaman sekarang, juga harus bisa melakukan mujizat.
Bdk. Yohanes 10:41 - “Dan banyak orang datang kepadaNya dan berkata: ‘Yohanes memang tidak membuat satu tandapun, tetapi semua yang pernah dikatakan Yohanes tentang orang ini adalah benar.’”.
Yohanes Pembaptis jelas-jelas adalah seorang nabi, tetapi ayat ini mengatakan secara explicit bahwa ia tidak pernah membuat satu tandapun!
2. Jelas bahwa penyembuhan rohani jauh lebih penting dari pada penyembuhan jasmani.
b) Yesus sendiri juga melakukan kedua pelayanan ini.
William Hendriksen: “‘Heal the sick who are there …’ Jesus instructed and empowered this large group of heralds to heal the sick. In other words, they were to be busy doing his work, the very activity in which he himself was constantly engaged (Matt. 4:24; 8:16; Mark 1:29–32; 6:53–56; Luke 4:40; 7:21–23), and which he had also assigned to The Twelve (Matt. 10:8; Luke 9:2). However, equally important - perhaps even more so - was the work that must constantly accompany the healing of the sick, namely, preaching: … ‘and tell them, The kingdom of God has come near to you.’ As has been shown previously - see on 4:43 - that kingdom is God’s kingship, rule or sovereignty, recognized in the hearts and operative in the lives of his people, and effecting their complete salvation.” [= ‘Sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di sana ...’ Yesus memerintahkan dan memberi kuasa kelompok besar utusan / pemberita ini untuk menyembuhkan orang-orang sakit. Dengan kata lain, mereka harus sibuk melakukan pekerjaanNya, aktivitas yang di dalamnya Ia sendiri terlibat secara terus menerus (Matius 4:24; 8:16; Markus 1:29–32; 6:53–56; Lukas 4:40; 7:21–23), dan yang juga telah Ia nyatakan kepada 12 rasul (Matius 10:8; Lukas 9:2). Tetapi, sama pentingnya - mungkin bahkan lebih penting - adalah pekerjaan yang harus secara terus menerus menyertai penyembuhan orang-orang sakit, yaitu pemberitaan: ... ‘dan beritahu mereka, Kerajaan Allah telah dekat kepadamu’. Seperti telah ditunjukkan sebelumnya - lihat tentang 4:43 - bahwa kerajaan itu adalah kuasa sebagai raja, pemerintahan atau kedaulatan dari Allah, diakui dalam hati dan bekerja dalam hidup dari umatNya, dan menghasilkan keselamatan mereka yang sempurna.].
Bahwa Yesus banyak sekali melakukan pelayanan penyembuhan merupakan sesuatu yang jelas sekali dan sama sekali tidak perlu dan tidak boleh dibantah. Tetapi yang perlu ditekankan adalah bahwa Ia bukan hanya melakukan pelayanan penyembuhan, tetapi juga pelayanan pemberitaan Injil / firman, dan bahkan sering menggabungkan keduanya!
Ada banyak ayat yang menunjukkan bahwa Yesus sendiri menggabungkan pelayanan kesembuhan dengan pemberitaan Injil / firman! Misalnya:
1. Matius 4:23 - “Yesuspun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu.”.
Ini menyebabkan banyak orang ‘mengikuti’ Dia (Matius 4:24-25). Dan apa yang Yesus lakukan terhadap orang banyak itu? Ia mengajar firman kepada mereka (Mat 5-7). Mat 8 baru Ia mulai menyembuhkan lagi.
2. Dalam mengutus 12 murid, Ia menyuruh mereka melakukan kedua pelayanan itu (Matius 10:1,7-8).
3. Dalam Mat 13, dari awal pasal itu, sampai hampir pada akhir pasal, Ia hanya mengajar, dan hanya pada ayat terakhir Ia dikatakan melakukan sedikit mujizat, yang mungkin sekali berupa penyembuhan penyakit.
Jadi, sekalipun Yesus melakukan kedua pelayanan itu, kita bisa melihat dengan jelas pelayanan yang mana yang Ia tekankan!
c) Berita mereka “Kerajaan Allah sudah dekat padamu” jelas merupakan ringkasan.
Lenski: “And the sum of their gospel message is to be: ‘Near has come (and thus present is now) upon you (as coming from heaven itself) the kingdom of God’ (see 1:33, his rule of grace and salvation in Jesus). To be sure, they were to say much more even as the Baptist and as Jesus did when they proclaimed the same theme (Matt. 3:2; 4:17). The message meant that all who heard should accept this rule of grace and allow it to bless their souls for time and for eternity even as its powers blessed the bodily sick by instantaneous healing.” [= Dan ringkasan dari berita injil mereka adalah: ‘Telah datang (dan karena itu sekarang sudah ada) dekat kepadamu (sebagai datang dari surga sendiri) kerajaan Allah’ (lihat 1:33, pemerintahan kasih karunia dan keselamatanNya dalam Yesus). Pastilah mereka harus mengatakan jauh lebih banyak sama seperti (Yohanes) Pembaptis dan Yesus lakukan pada waktu mereka memberitakan thema yang sama (Mat 3:2; 4:17). Berita itu berarti bahwa semua orang yang mendengar harus menerima pemerintahan kasih karunia ini dan mengizinkannya untuk memberkati jiwa mereka untuk waktu sekarang dan untuk kekekalan sama seperti kuasa-kuasanya memberkati orang-orang yang sakit secara jasmani dengan kesembuhan seketika.].
Lukas 1:33 - “dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan KerajaanNya tidak akan berkesudahan.’”.
Matius 3:1-2 - “(1) Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan: (2) ‘Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!’”.
Mat 4:13,17 - “(13) Ia meninggalkan Nazaret dan diam di Kapernaum, di tepi danau, di daerah Zebulon dan Naftali, ... (17) Sejak waktu itulah Yesus memberitakan: ‘Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!’”.
Markus 1:14-15 - “(14) Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah, (15) kataNya: ‘Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!’”.
d) Penafsiran yang salah dari J. C. Ryle.
J. C. Ryle: “It may be doubted whether the modern way of teaching Christianity, as a general rule, is sufficiently simple. It is a certain fact that deep reasoning and elaborate arguments are not the weapons by which God is generally pleased to convert souls. Simple plain statements, boldly and solemnly made, and made in such a manner that they are evidently felt and believed by him who makes them, seem to have the most effect on hearts and consciences. Parents and teachers of the young, ministers and missionaries, Scripture-readers and district visitors, would all do well to remember this. We need not be so anxious as we often are about fencing, and proving, and demonstrating, and reasoning, out the doctrines of the Gospel. Not one soul in a hundred was ever brought to Christ in this fashion. We want more simple, plain, solemn, earnest, affectionate statements of simple Gospel truths. We may safely leave such statements to work and take care of themselves. They are arrows from God’s own quiver, and will often pierce hearts which have not been touched by the most eloquent sermon.” [= Bisa diragukan apakah cara modern tentang pengajaran kekristenan, sebagai suatu peraturan umum, cukup sederhana. Merupakan suatu fakta yang pasti bahwa penggunaan bukti / argumentasi yang dalam dan argumentasi-argumentasi yang terperinci bukanlah senjata-senjata dengan mana Allah biasanya berkenan untuk mempertobatkan jiwa-jiwa. Pernyataan-pernyataan yang jelas dan sederhana, dibuat dengan berani dan dengan khidmat, dan dibuat dengan cara sedemikian rupa sehingga mereka dirasakan dan dipercaya secara pasti oleh dia yang membuatnya, kelihatannya mempunyai pengaruh terbesar pada hati dan hati nurani. Orang tua dan pengajar-pengajar dari orang-orang muda, pendeta-pendeta dan misionaris-misionaris, pembaca-pembaca Kitab Suci dan pengunjung-pengunjung daerah (?), semua sebaiknya mengingat hal ini. Kita tidak perlu menjadi begitu kuatir seperti biasanya tentang membentengi, dan membuktikan, dan mendemonstrasikan, dan memperdebatkan doktrin-doktrin / ajaran-ajaran dari Injil. Tidak ada satu jiwa dari 100 yang pernah dibawa kepada Kristus dengan cara ini. Kita menginginkan pernyataan-pernyataan yang sederhana, jelas, khidmat, sungguh-sungguh, penuh kasih tentang kebenaran-kebenaran Injil yang sederhana. Kita bisa secara aman membiarkan pernyataan-pernyataan seperti itu untuk bekerja dan menjaga dirinya sendiri. Mereka adalah anak-anak panah dari tempat anak panah Allah sendiri, dan sering menusuk hati yang belum pernah disentuh oleh khotbah yang paling fasih / mengesankan.] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: Luke, Vol I’ (Libronix).
Saya sama sekali tidak setuju dengan bagian yang saya garis-bawahi itu, karena:
1. J. C. Ryle tidak memberikan dasar apapun untuk kata-katanya ini. Ia mengatakan itu sebagai fakta, tetapi tanpa bukti apapun bahwa itu memang merupakan fakta.
Dan sebetulnya, pada waktu J. C. Ryle mengatakan ‘tidak ada satu jiwa dari 100 yang pernah dibawa kepada Kristus dengan cara ini’ ia sendiri sudah berdebat, tetapi dengan cara yang tidak meyakinkan, karena ia tidak memberi bukti apapun untuk pernyataannya itu.
2. J. C. Ryle sendiri mengakui bahwa berita ‘sederhana’ yang berbunyi “Kerajaan Allah sudah dekat padamu.” merupakan ringkasan.
J. C. Ryle: “These words we should probably regard as the key-note to all that the seventy disciples said. We can hardly suppose that they said nothing else but this single sentence. … But still the message is peculiarly and strikingly simple.” [= Kata-kata ini mungkin harus dianggap sebagai gagasan dasar bagi semua yang 70 murid itu katakan. Kita pasti tidak bisa menganggap bahwa mereka tidak mengatakan apapun yang lain kecuali satu kalimat ini. ... Tetapi berita itu tetap sederhana secara khusus dan secara menyolok.] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: Luke, Vol I’ (Libronix).
Kalau ia tidak tahu berita lengkapnya, bagaimana ia tahu itu ‘tetap sederhana secara khusus dan secara menyolok’??
3. Banyak orang kristen / hamba Tuhan yang diberi karunia untuk berdebat, menyusun argumentasi-argumentasi yang kuat / terperinci, seperti Calvin sendiri, John Owen, Louis Berkhof, dan sebagainya. Apakah karunia-karunia itu tidak boleh digunakan, dan sebaiknya harus dibuang saja? Saya sendiri sering diyakinkan akan kebenaran dari suatu ajaran karena adanya argumentasi-argumentasi yang kuat, mendetail dari para tokoh di atas ini.
4. Bahkan Yesus, Paulus, Stefanus, Apolos juga melayani pemberitaan firman dengan menggunakan perdebatan.
a. Yesus.
Matius 12:11-12 - “(11) Tetapi Yesus berkata kepada mereka: ‘Jika seorang dari antara kamu mempunyai seekor domba dan domba itu terjatuh ke dalam lobang pada hari Sabat, tidakkah ia akan menangkapnya dan mengeluarkannya? (12) Bukankah manusia jauh lebih berharga dari pada domba? Karena itu boleh berbuat baik pada hari Sabat.’”.
b. Paulus.
Kis 9:22,29 - “(22) Akan tetapi Saulus semakin besar pengaruhnya dan ia membingungkan orang-orang Yahudi yang tinggal di Damsyik, karena ia membuktikan, bahwa Yesus adalah Mesias. ... (29) Ia juga berbicara dan bersoal jawab dengan orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani, tetapi mereka itu berusaha membunuh dia.”.
Kisah Para Rasul 15:2 - “Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal itu.”.
Kis 17:17-18 - “(17) Karena itu di rumah ibadat ia bertukar pikiran dengan orang-orang Yahudi dan orang-orang yang takut akan Allah, dan di pasar setiap hari dengan orang-orang yang dijumpainya di situ. (18) Dan juga beberapa ahli pikir dari golongan Epikuros dan Stoa bersoal jawab dengan dia dan ada yang berkata: ‘Apakah yang hendak dikatakan si peleter ini?’ Tetapi yang lain berkata: ‘Rupa-rupanya ia adalah pemberita ajaran dewa-dewa asing.’ Sebab ia memberitakan Injil tentang Yesus dan tentang kebangkitanNya.”.
Kis 18:4 - “Dan setiap hari Sabat Paulus berbicara dalam rumah ibadat dan berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani.”.
Kis 19:8-9 - “(8) Selama tiga bulan Paulus mengunjungi rumah ibadat di situ dan mengajar dengan berani. Oleh pemberitaannya ia berusaha meyakinkan mereka tentang Kerajaan Allah. (9) Tetapi ada beberapa orang yang tegar hatinya. Mereka tidak mau diyakinkan, malahan mengumpat Jalan Tuhan di depan orang banyak. Karena itu Paulus meninggalkan mereka dan memisahkan murid-muridnya dari mereka, dan setiap hari berbicara di ruang kuliah Tiranus.”.
Kis 28:23 - “Lalu mereka menentukan suatu hari untuk Paulus. Pada hari yang ditentukan itu datanglah mereka dalam jumlah besar ke tempat tumpangannya. Ia menerangkan dan memberi kesaksian kepada mereka tentang Kerajaan Allah; dan berdasarkan hukum Musa dan kitab para nabi ia berusaha meyakinkan mereka tentang Yesus. Hal itu berlangsung dari pagi sampai sore.”.
c. Stefanus.
Kis 6:9-10 - “(9) Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini - anggota-anggota jemaat itu adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria - bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang itu bersoal jawab dengan Stefanus, (10) tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara.”.
Stefanus berdebat di bawah dorongan / pimpinan Roh Kudus! Siapa yang berani menyalahkan dia karena berdebat?
d. Apolos.
Kis 18:27-28 - “(27) Karena Apolos ingin menyeberang ke Akhaya, saudara-saudara di Efesus mengirim surat kepada murid-murid di situ, supaya mereka menyambut dia. Setibanya di Akhaya maka ia, oleh kasih karunia Allah, menjadi seorang yang sangat berguna bagi orang-orang yang percaya. (28) SEBAB dengan tak jemu-jemunya ia membantah orang-orang Yahudi di muka umum dan membuktikan dari Kitab Suci bahwa Yesus adalah Mesias.”.
Apolos dikatakan menjadi seorang yang sangat berguna bagi orang-orang percaya (ay 27). Lalu ay 28 memberikan alasannya (terlihat dari kata ‘sebab’ pada awal ay 28) ‘sebab dengan tak jemu-jemunya ia membantah ... dst’.
e. Dalam ayat di bawah ini orang Kristen justru diperintahkan untuk ber-apologetik, yang sebenarnya tidak berbeda dengan ‘keharusan berdebat’ pada saat iman kristen diserang.
1Petrus 3:15 - “Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat,”.
Kata Yunani yang diterjemahkan ‘pertanggungan jawab’ adalah APOLOGIA, dan dari kata itu diturunkan kata ‘apologetics’ / ‘apologetik’!
e) Arti dari istilah ‘Kerajaan Allah’.
William Hendriksen (tentang Luk 4:43): “This is the first time the term ‘the kingdom of God’ appears in Luke’s Gospel (see, however, also 1:33). This evangelist uses that term at least thirty times (not counting its seven occurrences in the book of Acts); far more frequently, therefore, than Mark or John. Essentially the same concept occurs also with great frequency in the Gospel According to Matthew, but in slightly different form (generally ‘kingdom of heaven’ instead of ‘kingdom of God’).” [= Ini adalah pertama-kalinya istilah ‘kerajaan Allah’ muncul dalam Injil Lukas (tetapi lihat juga 1:33). Penginjil ini menggunakan istilah itu sedikitnya 30 kali (tanpa menghitung 7 kejadiannya dalam kitab Kisah Para Rasul); karena itu jauh lebih sering dari pada Markus dan Yohanes. Secara hakiki konsep yang sama juga muncul sangat sering dalam Injil Matius, tetapi dalam bentuk yang agak berbeda (biasanya ‘kerajaan surga’ alih-alih dari ‘kerajaan Allah’).].
Lukas 1:33 - “dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan KerajaanNya tidak akan berkesudahan.’”.
William Hendriksen (tentang Lukas 4:43): “Now all these traits become intelligible in the light of the following description: In its broadest connotation the term ‘the kingdom of God’ indicates ‘God’s kingship, rule or sovereignty, recognized in the hearts and operative in the lives of his people, and effecting their complete salvation, their constitution as a church, and finally a redeemed universe.’ Note especially the four concepts: a. God’s kingship, rule, or recognized sovereignty. That is probably the meaning in Luke 17:21, ‘The Kingdom of God is within you’ and in Matt. 6:10, ‘Thy kingdom come, thy will be done.…’ b. Complete salvation, i.e., all the spiritual and material blessings - blessings for soul and body - which result when God is King in our hearts, recognized and obeyed as such. That is the meaning, according to the context, in Luke 18:24. c. The church: the community of men in whose hearts God is recognized as King. Note the close connection between ‘Kingdom’ and ‘church’ in Acts 20:25, 28; cf. Matt. 16:18, 19. d. The redeemed universe: the new heaven and earth with all their glory; something still future: the final realization of God’s saving power. Thus in Luke 22:30; cf. Matt. 25:34, ‘… inherit the kingdom prepared for you.…’ These four concepts are not separate and unrelated. They all proceed from the central idea of the reign of God, his supremacy in the sphere of saving power.” [= Sekarang semua ciri / kwalitet ini menjadi bisa dimengerti dalam terang dari penggambaran berikut: Dalam arti yang paling luas istilah ‘kerajaan Allah’ menunjukkan ‘Kuasa, pemerintahan atau kedaulatan Allah, diakui dalam hati dan bekerja dalam kehidupan umatNya, dan menghasilkan keselamatan mereka yang lengkap / sempurna, pembentukan mereka sebagai suatu gereja, dan akhirnya suatu alam semesta yang ditebus’. Perhatikan khususnya 4 konsep: a. Kuasa, pemerintahan atau pengakuan kedaulatan Allah. Itu mungkin arti dalam Lukas 17:21, ‘Kerajaan Allah ada di dalam kamu’ dan dalam Mat 6:10, ‘Datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakMu ...’ b. Keselamatan lengkap / sempurna, yaitu, semua berkat-berkat rohani dan materi - berkat-berkat bagi jiwa dan tubuh - yang terjadi pada waktu Allah adalah Raja dalam hati kita, diakui dan ditaati dalam dan dari diriNya sendiri. Itu adalah arti, sesuai dengan kontext, dalam Lukas 18:24. c. Gereja: kumpulan orang dalam hati siapa Allah diakui sebagai Raja. Perhatikan hubungan yang dekat antara ‘Kerajaan’ dan ‘gereja’ dalam Kis 20:25,28; bdk. Matius 16:18,19. d. Alam semesta yang ditebus: langit / surga dan bumi yang baru dengan semua kemuliaan mereka; sesuatu yang masih dalam masa yang akan datang: realisasi akhir dari kuasa menyelamatkan dari Allah. Maka dalam Lukas 22:30; bdk. Matius 25:34, ‘terimalah / warisilah kerajaan yang disiapkan bagi kamu ...’. Empat konsep ini tidak ‘terpisah’ dan ‘tak berhubungan’. Mereka semua keluar dari gagasan inti tentang pemerintahan Allah, supremasiNya dalam bidang / ruang lingkup dari kuasa yang menyelamatkan.].
Lukas 18:24 - “Lalu Yesus memandang dia dan berkata: ‘Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah.”.
Kis 20:25,28 - “(25) Dan sekarang aku tahu, bahwa kamu tidak akan melihat mukaku lagi, kamu sekalian yang telah kukunjungi untuk memberitakan Kerajaan Allah. ... (28) Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperolehNya dengan darah (Anak)Nya sendiri.”.
Bdk. Matius 16:18-19 - “(18) Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu dan alam maut tidak akan menguasainya. (19) Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.’”.
Lukas 22:30 - “bahwa kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam KerajaanKu dan kamu akan duduk di atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.”.
Matius 25:34 - “Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kananNya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh BapaKu, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.”.
Barnes’ Notes (tentang Mat 3:2): “‘The kingdom of heaven is at hand.’ The phrases kingdom of heaven, kingdom of Christ, kingdom of God, are of frequent occurrence in the Bible. They all refer to the same thing. The expectation of such a kingdom was taken from the Old Testament, and especially from Daniel, Dan 7:13-14. The prophets had told of a successor to David that should sit on his throne 1 Kings 2:4; 8:25; Jer 33:17. The Jews expected a great national deliverer. They supposed that when the Messiah should appear, all the dead would be raised; that the judgment would take place; and that the enemies of the Jews would be destroyed, and that they themselves would be advanced to great national dignity and honor.” [= ‘Kerajaan surga sudah dekat’. Ungkapan-ungkapan ‘kerajaan surga’, ‘kerajaan Kristus’ (Ef 5:5), ‘kerajaan Allah’, sering muncul dalam Alkitab. Mereka semua menunjuk pada hal yang sama. Pengharapan tentang kerajaan seperti itu diambil dari Perjanjian Lama, dan khususnya dari Daniel, Dan 7:13-14. Nabi-nabi telah memberitahu tentang seorang pewaris / keturunan Daud yang harus duduk di takhtanya 1Raja 2:4; 8:25; Yeremia 33:17. Orang-orang Yahudi mengharapkan seorang pembebas nasional yang agung / besar. Mereka menganggap bahwa pada waktu sang Mesias muncul, semua orang mati akan dibangkitkan; bahwa penghakiman akan terjadi; dan bahwa musuh-musuh dari orang-orang Yahudi akan dihancurkan, dan bahwa mereka sendiri akan dinaikkan pada kewibawaan dan kehormatan nasional.].
Daniel 7:13-14 - “(13) Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapanNya. (14) Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah.”.
1Raja 2:4 - “dan supaya TUHAN menepati janji yang diucapkanNya tentang aku, yakni: Jika anak-anakmu laki-laki tetap hidup di hadapanKu dengan setia, dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa, maka keturunanmu takkan terputus dari takhta kerajaan Israel.”.
Catatan: ini pesan Daud kepada Salomo pada saat kematiannya sudah dekat.
1Raja 8:25 - “Maka sekarang, ya TUHAN, Allah Israel, peliharalah apa yang Kaujanjikan kepada hambaMu Daud, ayahku, dengan berkata: Keturunanmu takkan terputus di hadapanKu dan tetap akan duduk di atas takhta kerajaan Israel, asal anak-anakmu tetap hidup di hadapanKu sama seperti engkau hidup di hadapanKu.”.
Catatan: ini termasuk dalam doa Salomo.
Yeremia 3:17 - “Pada waktu itu Yerusalem akan disebut takhta TUHAN, dan segala bangsa akan berkumpul ke sana, demi nama TUHAN ke Yerusalem, dan mereka tidak lagi akan bertingkah langkah menurut kedegilan hatinya yang jahat.”.
Barnes’ Notes (tentang Mat 3:2): “The language in which they were accustomed to describe this event was retained by our Saviour and his apostles. Yet they early attempted to correct the common notions respecting his reign. This was one design, doubtless, of John in preaching repentance. Instead of summoning them to military exercises, and collecting an army, which would have been in accordance with the expectations of the nation, he called them to a change of life; to the doctrine of repentance - a state of things far more accordant with the approach of a kingdom of purity.” [= Bahasa dalam mana mereka terbiasa untuk menggambarkan peristiwa ini dipertahankan oleh Juruselamat kita dan rasul-rasulNya. Tetapi mereka berusaha sejak awal untuk membetulkan pandangan-pandangan / kepercayaan-kepercayaan umum berkenaan dengan pemerintahanNya. Tak diragukan, ini adalah suatu rancangan dari Yohanes (Pembaptis) dalam mengkhotbahkan / memberitakan pertobatan. Alih-alih dari memanggil mereka pada latihan-latihan militer, dan mengumpulkan suatu pasukan, yang sudah akan sesuai dengan pengharapan-pengharapan dari bangsa itu, ia memanggil mereka pada suatu perubahan hidup; pada doktrin tentang pertobatan - suatu keadaan dari hal-hal yang jauh lebih sesuai dengan mendekatnya suatu kerajaan dari kemurnian.].
Barnes’ Notes (tentang Matius 3:2): “The phrases ‘kingdom of God’ and ‘kingdom of heaven’ have been supposed to have a considerable variety of meaning. Some have supposed that they refer to the state of things in heaven; others, to the personal reign of Christ on earth; others, that they mean the church, or the reign of Christ in the hearts of his people. There can be no doubt that there is reference in the words to the condition of things in heaven after this life. But the church of God is a preparatory state to that beyond the grave - a state in which Christ pre-eminently rules and reigns and there is no doubt that the phrases sometimes refer to the state of things in the church; and that they may refer, therefore, to the state of things which the Messiah was to set up - ‘his spiritual reign begun in the church on earth and completed in heaven.’” [= Ungkapan-ungkapan ‘kerajaan Allah’ dan ‘kerajaan surga’ telah dianggap mempunyai banyak variasi arti. Sebagian orang menganggap bahwa mereka menunjuk pada keadaan dari hal-hal di surga; yang lain, pada pemerintahan pribadi dari Kristus di bumi; yang lain lagi, bahwa mereka berarti gereja, atau pemerintahan Kristus dalam hati dari umatNya. Di sana tidak bisa ada keraguan bahwa ada petunjuk dalam kata-kata itu pada kondisi dari hal-hal di surga setelah kehidupan ini. Tetapi gereja Allah merupakan suatu keadaan persiapan bagi keadaan setelah kubur / kematian - suatu keadaan dalam mana Kristus secara unggul memerintah dan bertakhta dan di sana tak ada keraguan bahwa ungkapan-ungkapan itu kadang-kadang menunjuk pada keadaan dari hal-hal dalam gereja; dan bahwa karena itu mereka bisa menunjuk pada keadaan dari hal-hal yang sang Mesias akan dirikan - ‘pemerintahan rohaniNya mulai dalam gereja di bumi dan disempurnakan di surga’.].
Baca Juga: Makanan Halal Orang Kristen (Lukas 10:8)
Lukas 10:9: “dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu.”.
otomotif, tutorial, gadget |
Alasannya:
1. Penyembuhan yang bersifat mujizat itu tujuannya untuk menunjukkan bahwa berita mereka memang berasal dari Tuhan.
Lenski: “They are to proceed with their great work, which is briefly summarized. First of all, they are to heal the sick, these miraculous healings being the credentials of their divine message.” [= Mereka harus melanjutkan / mulai dengan pekerjaan agung / besar mereka, yang diringkas secara singkat. Pertama-tama, mereka harus menyembuhkan orang-orang sakit, karena penyembuhan-penyembuhan yang bersifat mujizat merupakan bukti dari berita ilahi mereka.].
2Korintus 12:12 - “Segala sesuatu yang membuktikan, bahwa aku adalah seorang rasul, telah dilakukan di tengah-tengah kamu dengan segala kesabaran oleh tanda-tanda, mujizat-mujizat dan kuasa-kuasa.”.
Tetapi ini tidak berarti bahwa semua hamba Tuhan, apalagi pada jaman sekarang, juga harus bisa melakukan mujizat.
Bdk. Yohanes 10:41 - “Dan banyak orang datang kepadaNya dan berkata: ‘Yohanes memang tidak membuat satu tandapun, tetapi semua yang pernah dikatakan Yohanes tentang orang ini adalah benar.’”.
Yohanes Pembaptis jelas-jelas adalah seorang nabi, tetapi ayat ini mengatakan secara explicit bahwa ia tidak pernah membuat satu tandapun!
2. Jelas bahwa penyembuhan rohani jauh lebih penting dari pada penyembuhan jasmani.
b) Yesus sendiri juga melakukan kedua pelayanan ini.
William Hendriksen: “‘Heal the sick who are there …’ Jesus instructed and empowered this large group of heralds to heal the sick. In other words, they were to be busy doing his work, the very activity in which he himself was constantly engaged (Matt. 4:24; 8:16; Mark 1:29–32; 6:53–56; Luke 4:40; 7:21–23), and which he had also assigned to The Twelve (Matt. 10:8; Luke 9:2). However, equally important - perhaps even more so - was the work that must constantly accompany the healing of the sick, namely, preaching: … ‘and tell them, The kingdom of God has come near to you.’ As has been shown previously - see on 4:43 - that kingdom is God’s kingship, rule or sovereignty, recognized in the hearts and operative in the lives of his people, and effecting their complete salvation.” [= ‘Sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di sana ...’ Yesus memerintahkan dan memberi kuasa kelompok besar utusan / pemberita ini untuk menyembuhkan orang-orang sakit. Dengan kata lain, mereka harus sibuk melakukan pekerjaanNya, aktivitas yang di dalamnya Ia sendiri terlibat secara terus menerus (Matius 4:24; 8:16; Markus 1:29–32; 6:53–56; Lukas 4:40; 7:21–23), dan yang juga telah Ia nyatakan kepada 12 rasul (Matius 10:8; Lukas 9:2). Tetapi, sama pentingnya - mungkin bahkan lebih penting - adalah pekerjaan yang harus secara terus menerus menyertai penyembuhan orang-orang sakit, yaitu pemberitaan: ... ‘dan beritahu mereka, Kerajaan Allah telah dekat kepadamu’. Seperti telah ditunjukkan sebelumnya - lihat tentang 4:43 - bahwa kerajaan itu adalah kuasa sebagai raja, pemerintahan atau kedaulatan dari Allah, diakui dalam hati dan bekerja dalam hidup dari umatNya, dan menghasilkan keselamatan mereka yang sempurna.].
Bahwa Yesus banyak sekali melakukan pelayanan penyembuhan merupakan sesuatu yang jelas sekali dan sama sekali tidak perlu dan tidak boleh dibantah. Tetapi yang perlu ditekankan adalah bahwa Ia bukan hanya melakukan pelayanan penyembuhan, tetapi juga pelayanan pemberitaan Injil / firman, dan bahkan sering menggabungkan keduanya!
Ada banyak ayat yang menunjukkan bahwa Yesus sendiri menggabungkan pelayanan kesembuhan dengan pemberitaan Injil / firman! Misalnya:
1. Matius 4:23 - “Yesuspun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu.”.
Ini menyebabkan banyak orang ‘mengikuti’ Dia (Matius 4:24-25). Dan apa yang Yesus lakukan terhadap orang banyak itu? Ia mengajar firman kepada mereka (Mat 5-7). Mat 8 baru Ia mulai menyembuhkan lagi.
2. Dalam mengutus 12 murid, Ia menyuruh mereka melakukan kedua pelayanan itu (Matius 10:1,7-8).
3. Dalam Mat 13, dari awal pasal itu, sampai hampir pada akhir pasal, Ia hanya mengajar, dan hanya pada ayat terakhir Ia dikatakan melakukan sedikit mujizat, yang mungkin sekali berupa penyembuhan penyakit.
Jadi, sekalipun Yesus melakukan kedua pelayanan itu, kita bisa melihat dengan jelas pelayanan yang mana yang Ia tekankan!
c) Berita mereka “Kerajaan Allah sudah dekat padamu” jelas merupakan ringkasan.
Lenski: “And the sum of their gospel message is to be: ‘Near has come (and thus present is now) upon you (as coming from heaven itself) the kingdom of God’ (see 1:33, his rule of grace and salvation in Jesus). To be sure, they were to say much more even as the Baptist and as Jesus did when they proclaimed the same theme (Matt. 3:2; 4:17). The message meant that all who heard should accept this rule of grace and allow it to bless their souls for time and for eternity even as its powers blessed the bodily sick by instantaneous healing.” [= Dan ringkasan dari berita injil mereka adalah: ‘Telah datang (dan karena itu sekarang sudah ada) dekat kepadamu (sebagai datang dari surga sendiri) kerajaan Allah’ (lihat 1:33, pemerintahan kasih karunia dan keselamatanNya dalam Yesus). Pastilah mereka harus mengatakan jauh lebih banyak sama seperti (Yohanes) Pembaptis dan Yesus lakukan pada waktu mereka memberitakan thema yang sama (Mat 3:2; 4:17). Berita itu berarti bahwa semua orang yang mendengar harus menerima pemerintahan kasih karunia ini dan mengizinkannya untuk memberkati jiwa mereka untuk waktu sekarang dan untuk kekekalan sama seperti kuasa-kuasanya memberkati orang-orang yang sakit secara jasmani dengan kesembuhan seketika.].
Lukas 1:33 - “dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan KerajaanNya tidak akan berkesudahan.’”.
Matius 3:1-2 - “(1) Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan: (2) ‘Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!’”.
Mat 4:13,17 - “(13) Ia meninggalkan Nazaret dan diam di Kapernaum, di tepi danau, di daerah Zebulon dan Naftali, ... (17) Sejak waktu itulah Yesus memberitakan: ‘Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!’”.
Markus 1:14-15 - “(14) Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah, (15) kataNya: ‘Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!’”.
d) Penafsiran yang salah dari J. C. Ryle.
J. C. Ryle: “It may be doubted whether the modern way of teaching Christianity, as a general rule, is sufficiently simple. It is a certain fact that deep reasoning and elaborate arguments are not the weapons by which God is generally pleased to convert souls. Simple plain statements, boldly and solemnly made, and made in such a manner that they are evidently felt and believed by him who makes them, seem to have the most effect on hearts and consciences. Parents and teachers of the young, ministers and missionaries, Scripture-readers and district visitors, would all do well to remember this. We need not be so anxious as we often are about fencing, and proving, and demonstrating, and reasoning, out the doctrines of the Gospel. Not one soul in a hundred was ever brought to Christ in this fashion. We want more simple, plain, solemn, earnest, affectionate statements of simple Gospel truths. We may safely leave such statements to work and take care of themselves. They are arrows from God’s own quiver, and will often pierce hearts which have not been touched by the most eloquent sermon.” [= Bisa diragukan apakah cara modern tentang pengajaran kekristenan, sebagai suatu peraturan umum, cukup sederhana. Merupakan suatu fakta yang pasti bahwa penggunaan bukti / argumentasi yang dalam dan argumentasi-argumentasi yang terperinci bukanlah senjata-senjata dengan mana Allah biasanya berkenan untuk mempertobatkan jiwa-jiwa. Pernyataan-pernyataan yang jelas dan sederhana, dibuat dengan berani dan dengan khidmat, dan dibuat dengan cara sedemikian rupa sehingga mereka dirasakan dan dipercaya secara pasti oleh dia yang membuatnya, kelihatannya mempunyai pengaruh terbesar pada hati dan hati nurani. Orang tua dan pengajar-pengajar dari orang-orang muda, pendeta-pendeta dan misionaris-misionaris, pembaca-pembaca Kitab Suci dan pengunjung-pengunjung daerah (?), semua sebaiknya mengingat hal ini. Kita tidak perlu menjadi begitu kuatir seperti biasanya tentang membentengi, dan membuktikan, dan mendemonstrasikan, dan memperdebatkan doktrin-doktrin / ajaran-ajaran dari Injil. Tidak ada satu jiwa dari 100 yang pernah dibawa kepada Kristus dengan cara ini. Kita menginginkan pernyataan-pernyataan yang sederhana, jelas, khidmat, sungguh-sungguh, penuh kasih tentang kebenaran-kebenaran Injil yang sederhana. Kita bisa secara aman membiarkan pernyataan-pernyataan seperti itu untuk bekerja dan menjaga dirinya sendiri. Mereka adalah anak-anak panah dari tempat anak panah Allah sendiri, dan sering menusuk hati yang belum pernah disentuh oleh khotbah yang paling fasih / mengesankan.] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: Luke, Vol I’ (Libronix).
Saya sama sekali tidak setuju dengan bagian yang saya garis-bawahi itu, karena:
1. J. C. Ryle tidak memberikan dasar apapun untuk kata-katanya ini. Ia mengatakan itu sebagai fakta, tetapi tanpa bukti apapun bahwa itu memang merupakan fakta.
Dan sebetulnya, pada waktu J. C. Ryle mengatakan ‘tidak ada satu jiwa dari 100 yang pernah dibawa kepada Kristus dengan cara ini’ ia sendiri sudah berdebat, tetapi dengan cara yang tidak meyakinkan, karena ia tidak memberi bukti apapun untuk pernyataannya itu.
2. J. C. Ryle sendiri mengakui bahwa berita ‘sederhana’ yang berbunyi “Kerajaan Allah sudah dekat padamu.” merupakan ringkasan.
J. C. Ryle: “These words we should probably regard as the key-note to all that the seventy disciples said. We can hardly suppose that they said nothing else but this single sentence. … But still the message is peculiarly and strikingly simple.” [= Kata-kata ini mungkin harus dianggap sebagai gagasan dasar bagi semua yang 70 murid itu katakan. Kita pasti tidak bisa menganggap bahwa mereka tidak mengatakan apapun yang lain kecuali satu kalimat ini. ... Tetapi berita itu tetap sederhana secara khusus dan secara menyolok.] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: Luke, Vol I’ (Libronix).
Kalau ia tidak tahu berita lengkapnya, bagaimana ia tahu itu ‘tetap sederhana secara khusus dan secara menyolok’??
3. Banyak orang kristen / hamba Tuhan yang diberi karunia untuk berdebat, menyusun argumentasi-argumentasi yang kuat / terperinci, seperti Calvin sendiri, John Owen, Louis Berkhof, dan sebagainya. Apakah karunia-karunia itu tidak boleh digunakan, dan sebaiknya harus dibuang saja? Saya sendiri sering diyakinkan akan kebenaran dari suatu ajaran karena adanya argumentasi-argumentasi yang kuat, mendetail dari para tokoh di atas ini.
4. Bahkan Yesus, Paulus, Stefanus, Apolos juga melayani pemberitaan firman dengan menggunakan perdebatan.
a. Yesus.
Matius 12:11-12 - “(11) Tetapi Yesus berkata kepada mereka: ‘Jika seorang dari antara kamu mempunyai seekor domba dan domba itu terjatuh ke dalam lobang pada hari Sabat, tidakkah ia akan menangkapnya dan mengeluarkannya? (12) Bukankah manusia jauh lebih berharga dari pada domba? Karena itu boleh berbuat baik pada hari Sabat.’”.
b. Paulus.
Kis 9:22,29 - “(22) Akan tetapi Saulus semakin besar pengaruhnya dan ia membingungkan orang-orang Yahudi yang tinggal di Damsyik, karena ia membuktikan, bahwa Yesus adalah Mesias. ... (29) Ia juga berbicara dan bersoal jawab dengan orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani, tetapi mereka itu berusaha membunuh dia.”.
Kisah Para Rasul 15:2 - “Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal itu.”.
Kis 17:17-18 - “(17) Karena itu di rumah ibadat ia bertukar pikiran dengan orang-orang Yahudi dan orang-orang yang takut akan Allah, dan di pasar setiap hari dengan orang-orang yang dijumpainya di situ. (18) Dan juga beberapa ahli pikir dari golongan Epikuros dan Stoa bersoal jawab dengan dia dan ada yang berkata: ‘Apakah yang hendak dikatakan si peleter ini?’ Tetapi yang lain berkata: ‘Rupa-rupanya ia adalah pemberita ajaran dewa-dewa asing.’ Sebab ia memberitakan Injil tentang Yesus dan tentang kebangkitanNya.”.
Kis 18:4 - “Dan setiap hari Sabat Paulus berbicara dalam rumah ibadat dan berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani.”.
Kis 19:8-9 - “(8) Selama tiga bulan Paulus mengunjungi rumah ibadat di situ dan mengajar dengan berani. Oleh pemberitaannya ia berusaha meyakinkan mereka tentang Kerajaan Allah. (9) Tetapi ada beberapa orang yang tegar hatinya. Mereka tidak mau diyakinkan, malahan mengumpat Jalan Tuhan di depan orang banyak. Karena itu Paulus meninggalkan mereka dan memisahkan murid-muridnya dari mereka, dan setiap hari berbicara di ruang kuliah Tiranus.”.
Kis 28:23 - “Lalu mereka menentukan suatu hari untuk Paulus. Pada hari yang ditentukan itu datanglah mereka dalam jumlah besar ke tempat tumpangannya. Ia menerangkan dan memberi kesaksian kepada mereka tentang Kerajaan Allah; dan berdasarkan hukum Musa dan kitab para nabi ia berusaha meyakinkan mereka tentang Yesus. Hal itu berlangsung dari pagi sampai sore.”.
c. Stefanus.
Kis 6:9-10 - “(9) Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini - anggota-anggota jemaat itu adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria - bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang itu bersoal jawab dengan Stefanus, (10) tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara.”.
Stefanus berdebat di bawah dorongan / pimpinan Roh Kudus! Siapa yang berani menyalahkan dia karena berdebat?
d. Apolos.
Kis 18:27-28 - “(27) Karena Apolos ingin menyeberang ke Akhaya, saudara-saudara di Efesus mengirim surat kepada murid-murid di situ, supaya mereka menyambut dia. Setibanya di Akhaya maka ia, oleh kasih karunia Allah, menjadi seorang yang sangat berguna bagi orang-orang yang percaya. (28) SEBAB dengan tak jemu-jemunya ia membantah orang-orang Yahudi di muka umum dan membuktikan dari Kitab Suci bahwa Yesus adalah Mesias.”.
Apolos dikatakan menjadi seorang yang sangat berguna bagi orang-orang percaya (ay 27). Lalu ay 28 memberikan alasannya (terlihat dari kata ‘sebab’ pada awal ay 28) ‘sebab dengan tak jemu-jemunya ia membantah ... dst’.
e. Dalam ayat di bawah ini orang Kristen justru diperintahkan untuk ber-apologetik, yang sebenarnya tidak berbeda dengan ‘keharusan berdebat’ pada saat iman kristen diserang.
1Petrus 3:15 - “Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat,”.
Kata Yunani yang diterjemahkan ‘pertanggungan jawab’ adalah APOLOGIA, dan dari kata itu diturunkan kata ‘apologetics’ / ‘apologetik’!
e) Arti dari istilah ‘Kerajaan Allah’.
William Hendriksen (tentang Luk 4:43): “This is the first time the term ‘the kingdom of God’ appears in Luke’s Gospel (see, however, also 1:33). This evangelist uses that term at least thirty times (not counting its seven occurrences in the book of Acts); far more frequently, therefore, than Mark or John. Essentially the same concept occurs also with great frequency in the Gospel According to Matthew, but in slightly different form (generally ‘kingdom of heaven’ instead of ‘kingdom of God’).” [= Ini adalah pertama-kalinya istilah ‘kerajaan Allah’ muncul dalam Injil Lukas (tetapi lihat juga 1:33). Penginjil ini menggunakan istilah itu sedikitnya 30 kali (tanpa menghitung 7 kejadiannya dalam kitab Kisah Para Rasul); karena itu jauh lebih sering dari pada Markus dan Yohanes. Secara hakiki konsep yang sama juga muncul sangat sering dalam Injil Matius, tetapi dalam bentuk yang agak berbeda (biasanya ‘kerajaan surga’ alih-alih dari ‘kerajaan Allah’).].
Lukas 1:33 - “dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan KerajaanNya tidak akan berkesudahan.’”.
William Hendriksen (tentang Lukas 4:43): “Now all these traits become intelligible in the light of the following description: In its broadest connotation the term ‘the kingdom of God’ indicates ‘God’s kingship, rule or sovereignty, recognized in the hearts and operative in the lives of his people, and effecting their complete salvation, their constitution as a church, and finally a redeemed universe.’ Note especially the four concepts: a. God’s kingship, rule, or recognized sovereignty. That is probably the meaning in Luke 17:21, ‘The Kingdom of God is within you’ and in Matt. 6:10, ‘Thy kingdom come, thy will be done.…’ b. Complete salvation, i.e., all the spiritual and material blessings - blessings for soul and body - which result when God is King in our hearts, recognized and obeyed as such. That is the meaning, according to the context, in Luke 18:24. c. The church: the community of men in whose hearts God is recognized as King. Note the close connection between ‘Kingdom’ and ‘church’ in Acts 20:25, 28; cf. Matt. 16:18, 19. d. The redeemed universe: the new heaven and earth with all their glory; something still future: the final realization of God’s saving power. Thus in Luke 22:30; cf. Matt. 25:34, ‘… inherit the kingdom prepared for you.…’ These four concepts are not separate and unrelated. They all proceed from the central idea of the reign of God, his supremacy in the sphere of saving power.” [= Sekarang semua ciri / kwalitet ini menjadi bisa dimengerti dalam terang dari penggambaran berikut: Dalam arti yang paling luas istilah ‘kerajaan Allah’ menunjukkan ‘Kuasa, pemerintahan atau kedaulatan Allah, diakui dalam hati dan bekerja dalam kehidupan umatNya, dan menghasilkan keselamatan mereka yang lengkap / sempurna, pembentukan mereka sebagai suatu gereja, dan akhirnya suatu alam semesta yang ditebus’. Perhatikan khususnya 4 konsep: a. Kuasa, pemerintahan atau pengakuan kedaulatan Allah. Itu mungkin arti dalam Lukas 17:21, ‘Kerajaan Allah ada di dalam kamu’ dan dalam Mat 6:10, ‘Datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakMu ...’ b. Keselamatan lengkap / sempurna, yaitu, semua berkat-berkat rohani dan materi - berkat-berkat bagi jiwa dan tubuh - yang terjadi pada waktu Allah adalah Raja dalam hati kita, diakui dan ditaati dalam dan dari diriNya sendiri. Itu adalah arti, sesuai dengan kontext, dalam Lukas 18:24. c. Gereja: kumpulan orang dalam hati siapa Allah diakui sebagai Raja. Perhatikan hubungan yang dekat antara ‘Kerajaan’ dan ‘gereja’ dalam Kis 20:25,28; bdk. Matius 16:18,19. d. Alam semesta yang ditebus: langit / surga dan bumi yang baru dengan semua kemuliaan mereka; sesuatu yang masih dalam masa yang akan datang: realisasi akhir dari kuasa menyelamatkan dari Allah. Maka dalam Lukas 22:30; bdk. Matius 25:34, ‘terimalah / warisilah kerajaan yang disiapkan bagi kamu ...’. Empat konsep ini tidak ‘terpisah’ dan ‘tak berhubungan’. Mereka semua keluar dari gagasan inti tentang pemerintahan Allah, supremasiNya dalam bidang / ruang lingkup dari kuasa yang menyelamatkan.].
Lukas 18:24 - “Lalu Yesus memandang dia dan berkata: ‘Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah.”.
Kis 20:25,28 - “(25) Dan sekarang aku tahu, bahwa kamu tidak akan melihat mukaku lagi, kamu sekalian yang telah kukunjungi untuk memberitakan Kerajaan Allah. ... (28) Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperolehNya dengan darah (Anak)Nya sendiri.”.
Bdk. Matius 16:18-19 - “(18) Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu dan alam maut tidak akan menguasainya. (19) Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.’”.
Lukas 22:30 - “bahwa kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam KerajaanKu dan kamu akan duduk di atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.”.
Matius 25:34 - “Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kananNya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh BapaKu, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.”.
Barnes’ Notes (tentang Mat 3:2): “‘The kingdom of heaven is at hand.’ The phrases kingdom of heaven, kingdom of Christ, kingdom of God, are of frequent occurrence in the Bible. They all refer to the same thing. The expectation of such a kingdom was taken from the Old Testament, and especially from Daniel, Dan 7:13-14. The prophets had told of a successor to David that should sit on his throne 1 Kings 2:4; 8:25; Jer 33:17. The Jews expected a great national deliverer. They supposed that when the Messiah should appear, all the dead would be raised; that the judgment would take place; and that the enemies of the Jews would be destroyed, and that they themselves would be advanced to great national dignity and honor.” [= ‘Kerajaan surga sudah dekat’. Ungkapan-ungkapan ‘kerajaan surga’, ‘kerajaan Kristus’ (Ef 5:5), ‘kerajaan Allah’, sering muncul dalam Alkitab. Mereka semua menunjuk pada hal yang sama. Pengharapan tentang kerajaan seperti itu diambil dari Perjanjian Lama, dan khususnya dari Daniel, Dan 7:13-14. Nabi-nabi telah memberitahu tentang seorang pewaris / keturunan Daud yang harus duduk di takhtanya 1Raja 2:4; 8:25; Yeremia 33:17. Orang-orang Yahudi mengharapkan seorang pembebas nasional yang agung / besar. Mereka menganggap bahwa pada waktu sang Mesias muncul, semua orang mati akan dibangkitkan; bahwa penghakiman akan terjadi; dan bahwa musuh-musuh dari orang-orang Yahudi akan dihancurkan, dan bahwa mereka sendiri akan dinaikkan pada kewibawaan dan kehormatan nasional.].
Daniel 7:13-14 - “(13) Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapanNya. (14) Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah.”.
1Raja 2:4 - “dan supaya TUHAN menepati janji yang diucapkanNya tentang aku, yakni: Jika anak-anakmu laki-laki tetap hidup di hadapanKu dengan setia, dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa, maka keturunanmu takkan terputus dari takhta kerajaan Israel.”.
Catatan: ini pesan Daud kepada Salomo pada saat kematiannya sudah dekat.
1Raja 8:25 - “Maka sekarang, ya TUHAN, Allah Israel, peliharalah apa yang Kaujanjikan kepada hambaMu Daud, ayahku, dengan berkata: Keturunanmu takkan terputus di hadapanKu dan tetap akan duduk di atas takhta kerajaan Israel, asal anak-anakmu tetap hidup di hadapanKu sama seperti engkau hidup di hadapanKu.”.
Catatan: ini termasuk dalam doa Salomo.
Yeremia 3:17 - “Pada waktu itu Yerusalem akan disebut takhta TUHAN, dan segala bangsa akan berkumpul ke sana, demi nama TUHAN ke Yerusalem, dan mereka tidak lagi akan bertingkah langkah menurut kedegilan hatinya yang jahat.”.
Barnes’ Notes (tentang Mat 3:2): “The language in which they were accustomed to describe this event was retained by our Saviour and his apostles. Yet they early attempted to correct the common notions respecting his reign. This was one design, doubtless, of John in preaching repentance. Instead of summoning them to military exercises, and collecting an army, which would have been in accordance with the expectations of the nation, he called them to a change of life; to the doctrine of repentance - a state of things far more accordant with the approach of a kingdom of purity.” [= Bahasa dalam mana mereka terbiasa untuk menggambarkan peristiwa ini dipertahankan oleh Juruselamat kita dan rasul-rasulNya. Tetapi mereka berusaha sejak awal untuk membetulkan pandangan-pandangan / kepercayaan-kepercayaan umum berkenaan dengan pemerintahanNya. Tak diragukan, ini adalah suatu rancangan dari Yohanes (Pembaptis) dalam mengkhotbahkan / memberitakan pertobatan. Alih-alih dari memanggil mereka pada latihan-latihan militer, dan mengumpulkan suatu pasukan, yang sudah akan sesuai dengan pengharapan-pengharapan dari bangsa itu, ia memanggil mereka pada suatu perubahan hidup; pada doktrin tentang pertobatan - suatu keadaan dari hal-hal yang jauh lebih sesuai dengan mendekatnya suatu kerajaan dari kemurnian.].
Barnes’ Notes (tentang Matius 3:2): “The phrases ‘kingdom of God’ and ‘kingdom of heaven’ have been supposed to have a considerable variety of meaning. Some have supposed that they refer to the state of things in heaven; others, to the personal reign of Christ on earth; others, that they mean the church, or the reign of Christ in the hearts of his people. There can be no doubt that there is reference in the words to the condition of things in heaven after this life. But the church of God is a preparatory state to that beyond the grave - a state in which Christ pre-eminently rules and reigns and there is no doubt that the phrases sometimes refer to the state of things in the church; and that they may refer, therefore, to the state of things which the Messiah was to set up - ‘his spiritual reign begun in the church on earth and completed in heaven.’” [= Ungkapan-ungkapan ‘kerajaan Allah’ dan ‘kerajaan surga’ telah dianggap mempunyai banyak variasi arti. Sebagian orang menganggap bahwa mereka menunjuk pada keadaan dari hal-hal di surga; yang lain, pada pemerintahan pribadi dari Kristus di bumi; yang lain lagi, bahwa mereka berarti gereja, atau pemerintahan Kristus dalam hati dari umatNya. Di sana tidak bisa ada keraguan bahwa ada petunjuk dalam kata-kata itu pada kondisi dari hal-hal di surga setelah kehidupan ini. Tetapi gereja Allah merupakan suatu keadaan persiapan bagi keadaan setelah kubur / kematian - suatu keadaan dalam mana Kristus secara unggul memerintah dan bertakhta dan di sana tak ada keraguan bahwa ungkapan-ungkapan itu kadang-kadang menunjuk pada keadaan dari hal-hal dalam gereja; dan bahwa karena itu mereka bisa menunjuk pada keadaan dari hal-hal yang sang Mesias akan dirikan - ‘pemerintahan rohaniNya mulai dalam gereja di bumi dan disempurnakan di surga’.].
Baca Juga: Makanan Halal Orang Kristen (Lukas 10:8)
Barnes’ Notes (tentang Mat 3:2): “The expression ‘the kingdom of heaven is at hand’ would be best translated, ‘the reign of God draws near.’ We do not say commonly of a kingdom that it is movable, or that it approaches. A reign may be said to be at hand; and it may be said with propriety that the time when Christ would reign was at hand. In this sense it is meant that the time when Christ should reign, or set up his kingdom, or begin his dominion on earth, under the Christian economy, was about to commence. The phrase, then, should not be confined to any period of that reign, but includes his whole dominion over his people on earth and in heaven.” [= Ungkapan ‘kerajaan surga sudah dekat’ paling baik diterjemahkan, ‘pemerintahan Allah mendekat’. Kita biasanya tidak berbicara tentang suatu kerajaan yang bisa bergerak, atau bahwa kerajaan itu mendekat. Suatu pemerintahan bisa dikatakan sebagai dekat; dan bisa dikatakan dengan benar bahwa saat pada waktu Kristus memerintah sudah dekat. Dalam arti ini dimaksudkan bahwa saat pada waktu Kristus harus memerintah, atau mendirikan kerajaanNya, atau memulai penguasaanNya di bumi, di bawah pengaturan Kristen, mau mulai. Jadi, ungkapan itu tidak boleh dibatasi pada periode manapun dari pemerintahan itu, tetapi mencakup seluruh penguasaanNya atas umatNya di bumi dan di surga.].
Sekalipun kata-kata ‘Kerajaan Allah sudah dekat padamu’ mempunyai banyak arti, tetapi jelas bahwa ini merupakan pemberitaan Injil pada saat itu. Injilnya belum lengkap, karena Kristus belum mati tersalib, bangkit dan sebagainya, tetapi itu tetap merupakan Injil pada saat itu.
Kita tidak harus melakukan penyembuhan secara mujizat, tetapi kita semua harus memberitakan Injil! Maukah saudara memberitakan Injil?
Sekalipun kata-kata ‘Kerajaan Allah sudah dekat padamu’ mempunyai banyak arti, tetapi jelas bahwa ini merupakan pemberitaan Injil pada saat itu. Injilnya belum lengkap, karena Kristus belum mati tersalib, bangkit dan sebagainya, tetapi itu tetap merupakan Injil pada saat itu.
Kita tidak harus melakukan penyembuhan secara mujizat, tetapi kita semua harus memberitakan Injil! Maukah saudara memberitakan Injil?
Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div: meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America