KELAHIRAN KEMBALI MENURUT ALKITAB
Pdt. Samuel T. Gunawan, M.Th.
1. Regenerasi (Kelahiran Kembali).
Rasul Paulus mengatakan bahwa “Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu” (Efesus 2:1). Inilah masalah utama manusia setelah kejatuhan, yaitu kematian sebagai akibat dari dosa. Alkitab menunjukkan fakta akibat dari dosa Adam semua manusia itu dilahirkan :
gadget, otomotif, bisnis |
(1) dengan natur yang rusak atau natur berdosa; dan
(2) dengan kesalahan dari dosa Adam yang diperhitungkan kepadanya.
Akibatnya semua manusia mengalami :
(1) kematian rohani yang ditandai dengan terputusnya/terpisahnya hubungan dengan Allah; dan
(2) kematian jasmani yang ditandai dengan terputusnya/terpisahnya hubungan tubuh dari jiwa/rohnya.
Secara khusus jika keadaan manusia yang mati secara rohani (Yohanes 5:24; Roma 5:12-21; 8:6; Efesus 2:1; 1 Timotius 5:6), sekarang ini tidak berubah dalam diri manusia di sepanjang hidupnya, maka kematian kekal atau kematian yang kedua akan menyertainya (Wahyu 20:11-15). Kematian kekal di mana manusia akan dibuang ke neraka, yaitu tempat siksaan yang akhirnya membawa mereka jauh dari hadirat Allah untuk selama-lamanya (Matius10:28; 25:41; 2 Tesalonika 1:9; Ibrani 10:31; Wahyu 14:11; 20:11-15).
Lalu bagaimanakah cara Allah menyelesaikan masalah manusia. Satu-satunya jalan adalah dengan cara mengembalikan apa yang hilang dari manusia, yaitu kehidupan. Manusia yang telah mati secara rohani perlu dihidupkan kembali melalui apa yang disebut dengan regenerasi (kelahiran kembali). Namun, manusia telah mati secara rohani tidak mampu menghidupkan dirinya sendiri (Efesus 2:5).
Sebab bagaimana mungkin orang mati dapat menghidupkan dirinya sendiri? Ia tidak bisa melakukannya. Dan secara natur, tidak ada sesuatu dalam diri manusia yang membuatnya layak untuk berhadapan dengan Allah yang benar (Roma 3:10-12).
Jadi, manusia dalam natur lamanya yang berdosa tidak menyadari dan tidak mampu menanggapi hal-hal rohani dari Allah. Manusia tidak mampu melakukan apa pun untuk mengubah natur maupun keadaan keberdosaannya (Roma 3:9-20). Maka jelaslah bahwa manusia memerlukan suatu perubahan yang radikal dan menyeluruh yang memampukannya untuk dapat kembali melakukan hal yang benar menurut pandangan Tuhan. Perubahan yang radikal itu adalah kehidupan rohani yang disebut dengan “kelahiran baru” di dalam Kristus (Efesus 2:5).
Kelahiran baru merupakan suatu perubahan radikal dari kematian rohani menjadi kehidupan rohani yang dikerjakan oleh Roh Kudus yang memampukan manusia yang telah jatuh ke dalam dosa untuk dapat kembali melakukan hal yang benar menurut pandangan Tuhan. Ada dua natur esensial dari Kelahiran baru, yaitu :
(1) Kelahiran baru merupakan perubahan yang terjadi secara seketika dan bersifat supernatural.
kelahiran baru bukan suatu proses bertahap seperti pengudusan yang progresif, tetapi terjadi seketika. Paulus mengatakan, “ telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita - oleh kasih karunia kamu diselamatkan -” (Efesus 2:5).
Di sini, kata kerja yang diterjemahkan “menghidupkan” adalah “synezoopoiesen”, memakai bentuk aorist tense yang berarti tindakan yang seketika atau sekejap. Namun, regenerasi juga merupakan perubahan yang supernatural. Kelahiran baru bukan merupakan peristiwa yang dapat dilaksanakan oleh manusia (Yohanes 3:6). Kelahiran baru sepenuhnya merupakan tindakan Allah. Secara khusus merupakan karya Roh Kudus.
(2) Kelahiran baru merupakan perubahan yang radikal. Istilah radikal berasal kata Latin “radix” yang berarti “akar”, sehinga regenerasi merupakan suatu perubahan pada akar natur kita. Dengan demikian regenerasi berarti :
(a) penanaman (pemberian) kehidupan rohani yang baru, karena pada dasarnya manusia telah mati secara rohani (Efesus 2:5; Kolose 2:13; Roma 8:7-8). Manusia yang telah mati secara rohani tidak mungkin dapat bekerja sama dengan Allah untuk menghidupkan dirinya sendiri, karena regenerasi merupakan tindakan Allah dan manusia hanya menerimanya;
(b) perubahan yang total yaitu perubahan mempengaruhi seluruh keberadaan kepribadian, yaitu pikiran, hati nurani, kehendak, emosi. Alkitab menyebutnya sebagai pemberian “hati yang baru” (Yehezkiel 36:26). Hati menurut Alkitab adalah inti rohani dari satu pribadi, pusat dari seluruh aktivitas; sumber yang darinya mengalir semua pengalaman mental dan spiritual, berpikir, merasakan, menghendaki, mempercayai, dan sebagainya (Bandingkan dengan Matius 15:18-19).
Kelahiran baru ini memampukan manusia untuk percaya dan bertobat. Pada saat seseorang dilahirkan baru maka ia dimampukan percaya (beriman) kepada Kristus untuk keselamatannya dan bertobat dari dosa-dosanya. Seseorang dapat memberi respon di dalam iman dan pertobatan hanya setelah Tuhan memberikan kehidupan yang baru kepadanya. Iman dan pertobatan disebut dengan istilah perpalingan (convertion).
Baca Juga: Kelahiran Baru Dan Iman
Beriman berarti berpaling kepada Kristus untuk mengampuni dosa-dosa dan bertobat merupakan suatu keputusan sadar untuk berpaling dari dosa-dosa dan. Jenis iman ini mengakui bahwa seseorang tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri dan pada saat yang sama mengakui hanya Kristus yang dapat melakukannya (Yohanes 6:44).
Selanjutnya, kelahiran baru ini tidak disadari atau tidak dirasakan saat terjadi, tetapi dapat diamati lewat kepekaan baru terhadap hal-hal rohani, arah hidup yang baru, serta kemampuan untuk hidup benar dan menaati Allah. Kelahiran baru tersebut mengakibatkan perubahan, perubahan ini meskipun tidak disadari, menghasilkan hati (kardia) yang diubahkan yang memimpin kepada karakter yang diubahkan dan kemudian menghasilkan hidup yang diubahkan (2 Korintus 5:17).