SIKAP TERHADAP UTUSAN SAMA DENGAN SIKAP TERHADAP YANG MENGUTUS (LUKAS 10:16)
Pdt. Budi Asali, M.Div.
Sikap terhadap utusan = sikap terhadap yang mengutus (Lukas 10: 16).
Ay 16: “Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.’”.
a) Ada ayat-ayat yang kelihatannya sejenis dengan Lukas 10:16 ini tetapi sebetulnya berbeda.
Yohanes 14:7-11 - “(7) Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal BapaKu. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.’ (8) Kata Filipus kepadaNya: ‘Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami.’ (9) Kata Yesus kepadanya: ‘Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. (10) Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diriKu sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaanNya. (11) Percayalah kepadaKu, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.”.
Yohanes 12:44-45 - “(44) Tetapi Yesus berseru kataNya: ‘Barangsiapa percaya kepadaKu, ia bukan percaya kepadaKu, tetapi kepada Dia, yang telah mengutus Aku; (45) dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku.”.
Ayat-ayat ini kelihatannya menyamakan Yesus dengan Bapa, tetapi tentu saja karena adanya banyak ayat yang membedakan Yesus dengan Bapa, maka kita tidak mengartikannya demikian.
Ayat-ayat ini menunjukkan kesatuan antara Yesus dengan Bapa, dan itu menunjukkan Yesus adalah Allah sendiri.
b) Ada ayat-ayat yang memang sejenis dengan Lukas 10:16 ini.
Ay 16: “Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.’”.
KJV: “despiseth” [= merendahkan / menghina].
RSV/NIV/NASB: “rejects” [= menolak].
Matius 10:40 - “Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku.”.
Yohanes 13:20 - “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku.’”.
Kalau Lukas membicarakan yang negatif (orang-orang yang menghina / menolak utusan-utusan Kristus), maka Matius dan Yohanes membicarakan yang positif (orang-orang yang menerima utusan-utusan Kristus).
Jadi jelas keduanya selalu bisa ada, pada saat orang Kristen memberitakan Injil!
J. C. Ryle (tentang Mat 10:34-42): “In the first place, He bids us remember that His Gospel will not cause peace and agreement wherever it comes. ‘I came not to send peace, but a sword.’” [= Pertama, Ia meminta kita untuk mengingat bahwa InjilNya tidak akan menyebabkan damai dan persetujuan dimanapun Injil itu datang. ‘Aku datang bukan untuk mengirim / membawa damai, tetapi pedang’.] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: Matthew’ (Libronix).
Matius 10:34-36 - “(34) ‘Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. (35) Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, (36) dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.”.
J. C. Ryle (tentang Matius 10:34-42): “We have no right to be surprised, if we see this continually fulfilled. We are not to think it strange, if the Gospel rends asunder families, and causes estrangement between the nearest relations. It is sure to do so in many cases, because of the deep corruption of man’s heart. So long as one man believes, and another remains unbelieving - so long as one is resolved to keep his sins, and another desirous to give them up, the result of the preaching of the Gospel must needs be division. For this the Gospel is not to blame, but the heart of man.” [= Kita tidak mempunyai hak untuk terkejut / heran, jika kita melihat ini digenapi terus menerus. Kita tidak boleh menganggapnya aneh, jika Injil memisahkan keluarga, dan menyebabkan perpecahan / permusuhan antara hubungan-hubungan / keluarga-keluarga yang terdekat. Adalah pasti bahwa Injil melakukan demikian dalam banyak kasus, karena kerusakan yang dalam di dalam hati manusia. Selama satu orang percaya dan yang lain tetap tidak percaya - selama satu berkeputusan untuk mempertahankan dosa-dosanya, dan yang lain ingin untuk menyerahkannya / meninggalkannya, hasil dari pemberitaan Injil pasti adalah perpecahan. Dalam hal ini bukan Injil yang harus disalahkan, tetapi hati manusia.] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: Matthew’ (Libronix).
J. C. Ryle (tentang Mat 10:34-42): “There is a deep truth in all this, which is constantly forgotten and overlooked. Many talk vaguely about unity, and harmony, and peace in the Church of Christ, as if they were things that we ought always to expect, and for the sake of which everything ought to be sacrificed.” [= Di sana ada suatu kebenaran yang dalam di dalam semua ini, yang secara terus menerus dilupakan dan diabaikan. Banyak orang berbicara secara tidak tepat tentang kesatuan dan keharmonisan, dan damai dalam Gereja Kristus, seakan-akan hal-hal itu merupakan hal-hal yang harus selalu kita harapkan, dan demi hal-hal itu segala sesuatu harus dikorbankan.] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: Matthew’ (Libronix).
J. C. Ryle (tentang Mat 10:34-42): “Few things do so much harm in religion as exaggerated expectations. People look for a degree of worldly comfort in Christ’s service which they have no right to expect, and not finding what they look for, are tempted to give up religion in disgust. Happy is he who thoroughly understands, that though Christianity holds out a crown in the end, it brings also a cross in the way.” [= Hanya sedikit hal-hal yang melakukan begitu banyak kerugian / kerusakan dalam agama seperti harapan-harapan yang dilebih-lebihkan. Orang-orang mencari suatu tingkat dari penghiburan duniawi dalam pelayanan Kristus yang mereka berhak untuk harapkan, dan pada waktu mereka tidak menemukan apa yang mereka cari, mereka dicobai / digoda untuk menyerahkan / meninggalkan agama dalam / dengan kejijikan. Berbahagialah ia yang mengerti dengan lengkap / sepenuhnya, bahwa sekalipun kekristenan menawarkan / memberikan suatu makhkota pada akhirnya, itu juga membawa suatu salib di jalan.] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: Matthew’ (Libronix).
J. C. Ryle (tentang Mat 10:34-42): “There is something very beautiful in this promise. It teaches us that the eyes of the great Master are ever upon those who labor for him, and try to do good. They seem perhaps to work on unnoticed and unregarded. ... But they are not insignificant in the eyes of God. He takes notice who opposes His servants, and who helps them. He observes who is kind to them, as Lydia was to Paul - and who throws difficulties in their way, as Diotrephes did to John. All their daily experience is recorded, as they labor on in His harvest. All is written down in the great book of His remembrance, and will be brought to light at the last day.” [= Ada sesuatu yang sangat indah dalam janji ini. Itu mengajar kita bahwa mata dari Tuan / Guru yang Agung selalu memperhatikan orang-orang yang berjerih payah untuk Dia, dan berusaha untuk melakukan hal-hal yang baik. Mungkin mereka kelihatannya bekerja tanpa diperhatikan dan tanpa dihargai. ... Tetapi mereka tidaklah tidak berarti dalam pandangan Allah. Ia memperhatikan siapa yang menentang pelayan-pelayanNya, dan siapa yang menolong mereka. Ia memperhatikan siapa yang baik terhadap mereka, seperti Lidia baik terhadap Paulus - dan siapa yang memberikan kesukaran-kesukaran di jalan mereka, seperti Diotrefes lakukan kepada Yohanes. Semua pengalaman harian / sehari-hari mereka dicatat, pada waktu mereka berjerih payah dalam panen / penuaianNya. Semua dituliskan dalam buku besar dari ingatanNya, dan akan dibawa pada terang pada hari terakhir.] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: Matthew’ (Libronix).
Kis 16:14-15 - “(14) Seorang dari perempuan-perempuan itu yang bernama Lidia turut mendengarkan. Ia seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, yang beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus. (15) Sesudah ia dibaptis bersama-sama dengan seisi rumahnya, ia mengajak kami, katanya: ‘Jika kamu berpendapat, bahwa aku sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, marilah menumpang di rumahku.’ Ia mendesak sampai kami menerimanya.”.
3Yoh 9-10 - “(9) Aku telah menulis sedikit kepada jemaat, tetapi Diotrefes yang ingin menjadi orang terkemuka di antara mereka, tidak mau mengakui kami. (10) Karena itu, apabila aku datang, aku akan meminta perhatian atas segala perbuatan yang telah dilakukannya, sebab ia meleter melontarkan kata-kata yang kasar terhadap kami; dan belum merasa puas dengan itu, ia sendiri bukan saja tidak mau menerima saudara-saudara yang datang, tetapi juga mencegah orang-orang, yang mau menerima mereka dan mengucilkan orang-orang itu dari jemaat.”.
J. C. Ryle (tentang Matius 10:34-42): “Let us ask ourselves, as we close the chapter, in what light we regard Christ’s work and Christ’s cause in the world? Are we helpers of it, or hinderers?” [= Marilah kita bertanya kepada diri kita sendiri, pada waktu kita menutup / mengakhiri pasal ini, dalam terang / pandangan yang bagaimana kita menganggap pekerjaan Kristus dan perkara Kristus dalam dunia ini? Apakah kita adalah penolong-penolong, atau penghalang-penghalang, darinya?] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: Matthew’ (Libronix).
Bdk. Matius 12:30 - “Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan.”.
Dalam kekristenan tidak ada sikap netral. Atau saudara adalah ‘sahabat Tuhan’, atau saudara adalah ‘lawan Tuhan’; atau saudara ‘mengumpulkan bersama Tuhan’ (melalui pemberitaan Injil), atau saudara dianggap sebagai ‘pencerai-berai / pengacau gereja’! Jadi, siapapun orang Kristen yang tidak memberitakan Injil, ia adalah ‘pencerai-berai / pengacau gereja’!
Seorang yang bernama Edmund Burke berkata: “All that is necessary for the triumph of evil is that good men do nothing.” [= Semua yang dibutuhkan supaya kejahatan menang adalah bahwa orang-orang yang baik tidak melakukan apa-apa.] - ‘Streams in the Desert’, vol 2, June 13.
J. C. Ryle (tentang Yohanes 13:20): “Let us note that it is no light matter to reject and despise a faithful minister of Christ. ... Contempt for Christ’s ministers, when they are really faithful, is a bad symptom in a church or nation.” [= Hendaklah kita perhatikan bahwa bukanlah suatu perkara ringan untuk menolak dan merendahkan / menghina seorang pelayan / pendeta yang setia dari Kristus. ... Kejijikan bagi pelayan-pelayan / pendeta-pendeta Kristus, pada waktu mereka sungguh-sungguh setia, merupakan suatu gejala yang buruk dalam suatu gereja atau bangsa.] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: John vol III’ (Libronix).
J. C. Ryle: “He says to them, ‘He that heareth you heareth me, and he that despiseth you despiseth me, and he that despiseth me despiseth Him that sent me.’ The language here used by our Lord is very remarkable, and the more so when we remember that it was addressed to the seventy disciples, and not to the twelve apostles. The lesson it is intended to convey is clear and unmistakable. It teaches us that ministers are to be regarded as Christ’s messengers and ambassadors to a sinful world. So long as they do their work faithfully, they are worthy of honor and respect for their Master’s sake. Those who despise them, are not despising them so much as their Master. Those who reject the terms of salvation which they are commissioned to proclaim, are doing an injury not so much to them as to their King. When Hanun, king of Ammon, ill-used the ambassadors of David, the insult was resented as if it had been done to David himself. (2 Sam. 10:1–19.)” [= Ia berkata kepada mereka, ‘Ia yang mendengarkan kamu mendengarkan Aku, dan ia yang merendahkan / menghina kamu merendahkan / menghina Aku, dan ia yang merendahkan / menghina Aku merendahkan / menghina Dia yang mengutus Aku’. Bahasa / kata-kata yang digunakan Tuhan kita di sini adalah luar biasa / sangat perlu untuk diperhatikan, dan lebih-lebih demikian pada waktu kita mengingat bahwa kata-kata itu ditujukan kepada 70 murid, dan bukan kepada 12 rasul. Pelajaran yang dimaksudkan untuk disampaikan adalah jelas dan tidak bisa salah. Itu mengajar kita bahwa pendeta-pendeta / pelayan-pelayan harus dianggap sebagai utusan-utusan dan duta-duta besar Kristus bagi suatu dunia yang berdosa. Selama mereka melakukan pekerjaan mereka dengan setia, mereka layak mendapatkan kehormatan dan respek demi Tuan / Guru mereka. Orang-orang yang merendahkan / menghina mereka, bukan merendahkan / menghina mereka tetapi lebih merendahkan / menghina Tuan / Guru mereka. Orang-orang yang menolak syarat-syarat keselamatan yang mereka diperintahkan untuk beritakan, bukan menyakiti / menghina mereka tetapi lebih menyakiti / menghina Raja mereka. Pada waktu Hanun, raja Amon, menganiaya / memperlakukan secara buruk duta-duta besar Daud, penghinaan itu dirasakan seakan-akan itu telah dilakukan terhadap Daud sendiri. (2Samuel 10:1-19).] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: Luke, Vol I’ (Libronix).
J. C. Ryle: “Let us remember these things, in order that we may form a right estimate of the position of a minister of the Gospel. The subject is one on which error abounds. On the one side the minister’s office is regarded with idolatrous and superstitious reverence. On the other side it is often regarded with ignorant contempt. Both extremes are wrong. Both errors arise from forgetfulness of the plain teaching of Scripture. The minister who does not do Christ’s work faithfully, or deliver Christ’s message correctly, has no right to look for the respect of the people. But the minister who declares all the counsel of God, and keeps back nothing that is profitable, is one whose words cannot be disregarded without great sin. He is on the King’s business. He is a herald. He is an ambassador. He is the bearer of a flag of truce. He brings the glad tidings of terms of peace. To such a man the words of our Lord will prove strictly applicable. The rich may trample on him. The wicked may hate him. The pleasure-lover may be annoyed at him. The covetous may be vexed by him. But he may take comfort daily in His Master’s words, ‘He that despiseth you despiseth me.’ The last day will prove that these words were not spoken in vain.” [= Hendaklah kita mengingat hal-hal ini, supaya kita bisa membentuk suatu penilaian yang benar tentang posisi / kedudukan dari seorang pelayan / pendeta dari Injil. Pokok ini adalah suatu pokok tentang mana ada sangat banyak kesalahan. Di satu sisi jabatan pendeta dianggap dengan penghormatan yang bersifat pengidolaan / pemberhalaan dan bersifat takhyul. Di sisi yang lain itu sering dianggap dengan kejijikan yang bodoh. Kedua extrim ini salah. Kedua kesalahan muncul dari kelupaan tentang ajaran yang jelas dari Kitab Suci. Pendeta yang tidak melakukan pekerjaan Kristus dengan setia, atau menyampaikan berita Kristus dengan benar, tidak mempunyai hak untuk mengharapkan rasa hormat dari umatnya. Tetapi pendeta yang menyatakan seluruh maksud / kehendak Allah, dan tidak menahan apapun yang berguna, adalah orang yang kata-katanya tidak bisa diabaikan tanpa melakukan dosa yang besar. Ia ada dalam urusan / perkara sang Raja. Ia adalah seorang utusan / pemberita. Ia adalah seorang duta besar. Ia adalah pembawa dari suatu bendera perdamaian. Ia membawa kabar gembira tentang syarat perdamaian. Bagi orang seperti itu kata-kata dari Tuhan kita akan ternyata bisa diterapkan secara ketat. Orang-orang kaya boleh menginjak-injaknya. Orang-orang jahat boleh membencinya. Orang-orang yang mencintai kesenangan bisa dibuat jadi marah kepadanya. Orang-orang tamak bisa dibuat jadi jengkel olehnya. Tetapi ia bisa mendapatkan penghiburan setiap hari dalam kata-kata Tuan / Gurunya, ‘Ia yang merendahkan / menghina kamu merendahkan / menghina Aku’. Hari yang terakhir akan membuktikan bahwa kata-kata ini tidaklah diucapkan dengan sia-sia.] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: Luke, Vol I’ (Libronix).
Lenski: “This holds true because these messengers say what Jesus bids them say, and Jesus says what his Sender commissioned him to say. This word naturally applies to those who today preach and teach what Jesus bids them say and not to those who alter his Word in any way. The conclusion is also evident: to accept what these messengers say is to accept what Jesus says in person, what his Father says. Yet Jesus emphasizes the negative conclusion: he that sets aside, etc. Note that already setting aside damns. One does not need to curse the Word or to persecute its bearers.” [= Ini benar karena utusan-utusan ini mengatakan apa yang Yesus minta mereka katakan, dan Yesus mengatakan apa yang PengutusNya (Bapa) perintahkan Dia untuk katakan. Kata-kata ini tak diragukan berlaku bagi mereka yang sekarang mengkhotbahkan dan mengajarkan apa yang Yesus minta mereka katakan dan bukan bagi mereka yang mengubah FirmanNya dengan cara apapun. Kesimpulannya juga jelas: menerima apa yang utusan-utusan ini katakan sama dengan menerima apa yang Yesus sendiri katakan, apa yang BapaNya katakan. Tetapi Yesus menekankan kesimpulan yang negatif: ia yang menolak, dst. Perhatikan bahwa tindakan menolak sudah dikecam / dihukum dengan hukuman kekal. Seseorang tidak perlu mengutuk Firman atau menganiaya pembawa-pembawanya.].
Calvin (tentang Lukas 10:16): “The general meaning is, that the godliness of men is ascertained by the obedience of faith; and that those who reject the Gospel, though they may boast of being the most eminent of the worshippers of God, give evidence that they wickedly despise him.” [= Arti yang umum adalah, bahwa kesalehan dari orang-orang dipastikan oleh ketaatan dari iman; dan bahwa mereka yang menolak Injil, sekalipun mereka membanggakan diri sebagai penyembah-penyembah Allah yang paling menonjol, memberi bukti bahwa mereka secara jahat merendahkan / menghina Dia.].
Calvin (tentang Lukas 10:16): “Those who disdain to listen to ministers, however mean and contemptible they may be, offer an insult, not to men only, but to Christ himself, and to God the Father. While a magnificent eulogium is here pronounced on the rank of pastors, who honestly and faithfully discharge their office, it is absurd in the Pope and his clergy to take this as a pretense for cloaking their tyranny. Assuredly, Christ does not speak in such a manner, as to surrender into the hands of men the power which the Father has given him, but only to protect his Gospel against contempt. Hence it follows, that he does not transfer to the persons of men the honor which is due to himself, but only maintains that it cannot be separated from his Word. If the Pope wishes to be received, let him bring forward the doctrine by which he may be recognized as a minister of Christ; but so long as he continues to be what he now is, a mortal enemy of Christ, and destitute of all resemblance to the Apostles, let him cease to deck himself with borrowed feathers.” [= Mereka yang menolak untuk mendengarkan kepada pendeta-pendeta, betapapun hinanya dan menjijikkannya mereka, memberikan suatu penghinaan, bukan hanya kepada manusia, tetapi kepada Kristus sendiri, dan kepada Allah Bapa. Sementara suatu pujian yang sangat bagus di sini diumumkan kepada kedudukan dari pendeta-pendeta, yang dengan jujur dan dengan setia melaksanakan tugas mereka, merupakan sesuatu yang menggelikan dalam diri Paus dan pastor-pastornya untuk mengambil hal ini sebagai suatu dalih untuk menyembunyikan / menutupi tirani mereka. Pastilah Kristus tidak berbicara dengan cara seperti itu, sehingga menyerahkan ke dalam tangan manusia kuasa yang Bapa telah berikan kepadaNya, tetapi hanya untuk melindungi InjilNya terhadap hinaan. Karena itu, konsekwensinya bahwa Ia tidak memindahkan kepada pribadi-pribadi manusia kehormatan yang adalah milikNya sendiri, tetapi hanya mempertahankan bahwa itu tidak bisa dipisahkan dari FirmanNya. Jika Paus ingin diterima, hendaklah ia mengajukan doktrin / ajaran dengan mana ia bisa dikenali / diakui sebagai seorang pelayan Kristus; tetapi selama ia terus merupakan apa adanya dia sekarang, seorang musuh bebuyutan dari Kristus, dan sama sekali tidak mempunyai kemiripan dengan Rasul-rasul, hendaklah dia berhenti untuk memakaiani / menghiasi dirinya sendiri dengan bulu-bulu pinjaman.].
Karena itu jangan sembarangan menegur / mencela orang-orang yang menyerang pendeta-pendeta yang sesat dengan menggunakan ayat seperti Mazmur 105:15 ini!
Maz 105:15 - “‘Jangan mengusik orang-orang yang Kuurapi, dan jangan berbuat jahat kepada nabi-nabiKu!’”.
Memang ayat ini benar dan berlaku, tetapi hanya berlaku untuk orang-orang yang betul-betul Tuhan urapi, orang-orang yang betul-betul nabi Tuhan. Pada jaman sekarang, itu berlaku untuk pendeta-pendeta / pelayan-pelayan Tuhan yang setia dan benar!
Tetapi pendeta-pendeta yang sesat bukanlah orang-orang yang Tuhan urapi, mereka juga bukan nabi-nabi Tuhan, tetapi mereka adalah nabi-nabi palsu!
Juga jangan sembarangan menegur / mencela orang-orang yang menyerang pendeta-pendeta / orang-orang yang sesat dengan mengatakan “sesama saudara seiman kok bertengkar?”. Siapa yang mengatakan bahwa orang-orang sesat itu adalah ‘saudara-saudara seiman’ kita?
William Hendriksen: “Jesus assures these seventy-two men that when they speak, he speaks. When the people listen to them, they are listening to him. ... It is clear that if they do not in word and deed truly represent their Lord, the comforting assurance imparted in verse 16a no longer holds for them. On the other hand, on the assumption that a prayerful, consistent, and vigorous effort is being made by any servant of Christ - whether he be a teacher, evangelist, minister, missionary, elder, deacon, or lay witness - to impress the message of his Lord and Savior on the hearts and lives of people, on that assumption it is Christ himself who is speaking through that messenger. Moreover, it is not only Jesus who is being accepted or rejected but God Triune, who reveals himself in and through the Mediator.” [= Yesus meyakinkan ke 72 orang ini bahwa pada waktu mereka berbicara, Dia berbicara. Pada waktu orang-orang mendengarkan kepada mereka, mereka sedang mendengarkan Dia. ... Adalah jelas bahwa jika mereka tidak sungguh-sungguh mewakili Tuhan mereka dalam kata-kata dan tindakan, jaminan yang menghibur yang diberikan dalam ay 16a tidak lagi berlaku untuk mereka. Di sisi lain, dengan anggapan bahwa suatu usaha yang sungguh-sungguh / tulus, konsisten, dan giat / penuh semangat yang dilakukan oleh pelayan Kristus yang manapun - apakah ia adalah seorang guru / pengajar, penginjil, pendeta, misionaris, penatua, diaken, atau saksi yang adalah orang awam - untuk mencamkan pesan / berita dari Tuhan dan JuruselamatNya pada hati dan kehidupan dari orang-orang, berdasarkan anggapan itu, adalah Kristus sendiri yang sedang berbicara melalui utusan itu. Lebih lagi, bukan hanya Yesus yang diterima atau ditolak tetapi Allah Tritunggal, yang menyatakan diriNya sendiri di dalam dan melalui sang Pengantara.].
William Barclay: “To have heard God’s word is a great responsibility. We will be judged according to what we have had the chance to know. ... Responsibility is the other side of privilege.” [= Mendengar firman Tuhan merupakan suatu tanggung jawab yang besar. Kita akan dihakimi berdasarkan / sesuai dengan kesempatan yang kita punyai untuk mengetahui. ... Tanggung jawab adalah sisi yang lain dari hak.].
William Barclay: “It is a terrible thing to reject God’s invitation. There is a sense in which every promise of God that we have ever heard can become our condemnation. If we receive these promises they are our greatest glory, but each one that we have rejected will some day be a witness against us.” [= Merupakan suatu hal yang mengerikan untuk menolak undangan Allah. Di sana ada suatu arti dalam mana setiap janji Allah yang pernah kita dengar bisa menjadi penghukuman kita. Jika kita menerima janji-janji ini mereka adalah kemuliaan terbesar kita, tetapi setiap janji yang telah kita tolak suatu hari akan bersaksi menentang kita.].
Yohanes 12:47-48 - “(47) Dan jikalau seorang mendengar perkataanKu, tetapi tidak melakukannya, Aku tidak menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya. (48) Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataanKu, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman.”.
Matthew Henry: “He will reckon himself treated according as they treated his ministers, v. 16. What is done to the ambassador is done, as it were, to the prince that sends him. ... they who despise the faithful ministers of Christ, who, though they do not hate and persecute them, yet think meanly of them, look scornfully upon them, and turn their backs upon their ministry, will be reckoned with as despisers of God and Christ.” [= Ia akan menganggap diriNya sendiri diperlakukan sesuai dengan mereka memperlakukan pendeta-pendeta / pelayan-pelayanNya, ay 16. Apa yang dilakukan kepada seorang duta besar, seakan-akan dilakukan kepada pangeran / raja yang mengutus dia. ... mereka yang merendahkan / menghina pendeta-pendeta / pelayan-pelayan yang setia dari Kristus, yang sekalipun mereka tidak membenci dan menganiaya mereka, tetapi berpikir secara hina tentang mereka, akan dianggap sebagai penghina-penghina dari Allah dan Kristus.].
Bandingkan dengan ayat-ayat ini:
Matius 25:34-45 - “(34) Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kananNya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh BapaKu, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. (35) Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; (36) ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. (37) Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? (38) Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? (39) Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? (40) Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. (41) Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiriNya: Enyahlah dari hadapanKu, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. (42) Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; (43) ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. (44) Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? (45) Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.”.
Matius 10:40-42 - “(40) Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku. (41) Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar. (42) Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir sajapun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia muridKu, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya.’”.
Matius 10:41 (NIV): “Anyone who receives a prophet because he is a prophet will receive a prophet’s reward, and anyone who receives a righteous man because he is a righteous man will receive a righteous man’s reward.” [= Siapapun yang menerima seorang nabi karena ia adalah seorang nabi akan menerima upah / pahala seorang nabi, dan siapapun yang menerima seorang benar karena ia adalah seorang benar akan menerima upah / pahala seorang benar.]. Cek di Bible Works 8.
Kis 9:1-5 - “(1) Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, (2) dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem. (3) Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. (4) Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: ‘Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?’ (5) Jawab Saulus: ‘Siapakah Engkau, Tuhan?’ KataNya: ‘Akulah Yesus yang kauaniaya itu.”.
Baca Juga: Celakalah Kota-Kota Yang Tidak Bertobat (Lukas 10:13-15)
Sikap terhadap utusan = sikap terhadap yang mengutus (Lukas 10: 16).
otomotif, tutorial, gadget |
a) Ada ayat-ayat yang kelihatannya sejenis dengan Lukas 10:16 ini tetapi sebetulnya berbeda.
Yohanes 14:7-11 - “(7) Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal BapaKu. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.’ (8) Kata Filipus kepadaNya: ‘Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami.’ (9) Kata Yesus kepadanya: ‘Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. (10) Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diriKu sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaanNya. (11) Percayalah kepadaKu, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.”.
Yohanes 12:44-45 - “(44) Tetapi Yesus berseru kataNya: ‘Barangsiapa percaya kepadaKu, ia bukan percaya kepadaKu, tetapi kepada Dia, yang telah mengutus Aku; (45) dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku.”.
Ayat-ayat ini kelihatannya menyamakan Yesus dengan Bapa, tetapi tentu saja karena adanya banyak ayat yang membedakan Yesus dengan Bapa, maka kita tidak mengartikannya demikian.
Ayat-ayat ini menunjukkan kesatuan antara Yesus dengan Bapa, dan itu menunjukkan Yesus adalah Allah sendiri.
b) Ada ayat-ayat yang memang sejenis dengan Lukas 10:16 ini.
Ay 16: “Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.’”.
KJV: “despiseth” [= merendahkan / menghina].
RSV/NIV/NASB: “rejects” [= menolak].
Matius 10:40 - “Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku.”.
Yohanes 13:20 - “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku.’”.
Kalau Lukas membicarakan yang negatif (orang-orang yang menghina / menolak utusan-utusan Kristus), maka Matius dan Yohanes membicarakan yang positif (orang-orang yang menerima utusan-utusan Kristus).
Jadi jelas keduanya selalu bisa ada, pada saat orang Kristen memberitakan Injil!
J. C. Ryle (tentang Mat 10:34-42): “In the first place, He bids us remember that His Gospel will not cause peace and agreement wherever it comes. ‘I came not to send peace, but a sword.’” [= Pertama, Ia meminta kita untuk mengingat bahwa InjilNya tidak akan menyebabkan damai dan persetujuan dimanapun Injil itu datang. ‘Aku datang bukan untuk mengirim / membawa damai, tetapi pedang’.] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: Matthew’ (Libronix).
Matius 10:34-36 - “(34) ‘Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. (35) Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, (36) dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.”.
J. C. Ryle (tentang Matius 10:34-42): “We have no right to be surprised, if we see this continually fulfilled. We are not to think it strange, if the Gospel rends asunder families, and causes estrangement between the nearest relations. It is sure to do so in many cases, because of the deep corruption of man’s heart. So long as one man believes, and another remains unbelieving - so long as one is resolved to keep his sins, and another desirous to give them up, the result of the preaching of the Gospel must needs be division. For this the Gospel is not to blame, but the heart of man.” [= Kita tidak mempunyai hak untuk terkejut / heran, jika kita melihat ini digenapi terus menerus. Kita tidak boleh menganggapnya aneh, jika Injil memisahkan keluarga, dan menyebabkan perpecahan / permusuhan antara hubungan-hubungan / keluarga-keluarga yang terdekat. Adalah pasti bahwa Injil melakukan demikian dalam banyak kasus, karena kerusakan yang dalam di dalam hati manusia. Selama satu orang percaya dan yang lain tetap tidak percaya - selama satu berkeputusan untuk mempertahankan dosa-dosanya, dan yang lain ingin untuk menyerahkannya / meninggalkannya, hasil dari pemberitaan Injil pasti adalah perpecahan. Dalam hal ini bukan Injil yang harus disalahkan, tetapi hati manusia.] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: Matthew’ (Libronix).
J. C. Ryle (tentang Mat 10:34-42): “There is a deep truth in all this, which is constantly forgotten and overlooked. Many talk vaguely about unity, and harmony, and peace in the Church of Christ, as if they were things that we ought always to expect, and for the sake of which everything ought to be sacrificed.” [= Di sana ada suatu kebenaran yang dalam di dalam semua ini, yang secara terus menerus dilupakan dan diabaikan. Banyak orang berbicara secara tidak tepat tentang kesatuan dan keharmonisan, dan damai dalam Gereja Kristus, seakan-akan hal-hal itu merupakan hal-hal yang harus selalu kita harapkan, dan demi hal-hal itu segala sesuatu harus dikorbankan.] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: Matthew’ (Libronix).
J. C. Ryle (tentang Mat 10:34-42): “Few things do so much harm in religion as exaggerated expectations. People look for a degree of worldly comfort in Christ’s service which they have no right to expect, and not finding what they look for, are tempted to give up religion in disgust. Happy is he who thoroughly understands, that though Christianity holds out a crown in the end, it brings also a cross in the way.” [= Hanya sedikit hal-hal yang melakukan begitu banyak kerugian / kerusakan dalam agama seperti harapan-harapan yang dilebih-lebihkan. Orang-orang mencari suatu tingkat dari penghiburan duniawi dalam pelayanan Kristus yang mereka berhak untuk harapkan, dan pada waktu mereka tidak menemukan apa yang mereka cari, mereka dicobai / digoda untuk menyerahkan / meninggalkan agama dalam / dengan kejijikan. Berbahagialah ia yang mengerti dengan lengkap / sepenuhnya, bahwa sekalipun kekristenan menawarkan / memberikan suatu makhkota pada akhirnya, itu juga membawa suatu salib di jalan.] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: Matthew’ (Libronix).
J. C. Ryle (tentang Mat 10:34-42): “There is something very beautiful in this promise. It teaches us that the eyes of the great Master are ever upon those who labor for him, and try to do good. They seem perhaps to work on unnoticed and unregarded. ... But they are not insignificant in the eyes of God. He takes notice who opposes His servants, and who helps them. He observes who is kind to them, as Lydia was to Paul - and who throws difficulties in their way, as Diotrephes did to John. All their daily experience is recorded, as they labor on in His harvest. All is written down in the great book of His remembrance, and will be brought to light at the last day.” [= Ada sesuatu yang sangat indah dalam janji ini. Itu mengajar kita bahwa mata dari Tuan / Guru yang Agung selalu memperhatikan orang-orang yang berjerih payah untuk Dia, dan berusaha untuk melakukan hal-hal yang baik. Mungkin mereka kelihatannya bekerja tanpa diperhatikan dan tanpa dihargai. ... Tetapi mereka tidaklah tidak berarti dalam pandangan Allah. Ia memperhatikan siapa yang menentang pelayan-pelayanNya, dan siapa yang menolong mereka. Ia memperhatikan siapa yang baik terhadap mereka, seperti Lidia baik terhadap Paulus - dan siapa yang memberikan kesukaran-kesukaran di jalan mereka, seperti Diotrefes lakukan kepada Yohanes. Semua pengalaman harian / sehari-hari mereka dicatat, pada waktu mereka berjerih payah dalam panen / penuaianNya. Semua dituliskan dalam buku besar dari ingatanNya, dan akan dibawa pada terang pada hari terakhir.] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: Matthew’ (Libronix).
Kis 16:14-15 - “(14) Seorang dari perempuan-perempuan itu yang bernama Lidia turut mendengarkan. Ia seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, yang beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus. (15) Sesudah ia dibaptis bersama-sama dengan seisi rumahnya, ia mengajak kami, katanya: ‘Jika kamu berpendapat, bahwa aku sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, marilah menumpang di rumahku.’ Ia mendesak sampai kami menerimanya.”.
3Yoh 9-10 - “(9) Aku telah menulis sedikit kepada jemaat, tetapi Diotrefes yang ingin menjadi orang terkemuka di antara mereka, tidak mau mengakui kami. (10) Karena itu, apabila aku datang, aku akan meminta perhatian atas segala perbuatan yang telah dilakukannya, sebab ia meleter melontarkan kata-kata yang kasar terhadap kami; dan belum merasa puas dengan itu, ia sendiri bukan saja tidak mau menerima saudara-saudara yang datang, tetapi juga mencegah orang-orang, yang mau menerima mereka dan mengucilkan orang-orang itu dari jemaat.”.
J. C. Ryle (tentang Matius 10:34-42): “Let us ask ourselves, as we close the chapter, in what light we regard Christ’s work and Christ’s cause in the world? Are we helpers of it, or hinderers?” [= Marilah kita bertanya kepada diri kita sendiri, pada waktu kita menutup / mengakhiri pasal ini, dalam terang / pandangan yang bagaimana kita menganggap pekerjaan Kristus dan perkara Kristus dalam dunia ini? Apakah kita adalah penolong-penolong, atau penghalang-penghalang, darinya?] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: Matthew’ (Libronix).
Bdk. Matius 12:30 - “Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan.”.
Dalam kekristenan tidak ada sikap netral. Atau saudara adalah ‘sahabat Tuhan’, atau saudara adalah ‘lawan Tuhan’; atau saudara ‘mengumpulkan bersama Tuhan’ (melalui pemberitaan Injil), atau saudara dianggap sebagai ‘pencerai-berai / pengacau gereja’! Jadi, siapapun orang Kristen yang tidak memberitakan Injil, ia adalah ‘pencerai-berai / pengacau gereja’!
Seorang yang bernama Edmund Burke berkata: “All that is necessary for the triumph of evil is that good men do nothing.” [= Semua yang dibutuhkan supaya kejahatan menang adalah bahwa orang-orang yang baik tidak melakukan apa-apa.] - ‘Streams in the Desert’, vol 2, June 13.
J. C. Ryle (tentang Yohanes 13:20): “Let us note that it is no light matter to reject and despise a faithful minister of Christ. ... Contempt for Christ’s ministers, when they are really faithful, is a bad symptom in a church or nation.” [= Hendaklah kita perhatikan bahwa bukanlah suatu perkara ringan untuk menolak dan merendahkan / menghina seorang pelayan / pendeta yang setia dari Kristus. ... Kejijikan bagi pelayan-pelayan / pendeta-pendeta Kristus, pada waktu mereka sungguh-sungguh setia, merupakan suatu gejala yang buruk dalam suatu gereja atau bangsa.] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: John vol III’ (Libronix).
J. C. Ryle: “He says to them, ‘He that heareth you heareth me, and he that despiseth you despiseth me, and he that despiseth me despiseth Him that sent me.’ The language here used by our Lord is very remarkable, and the more so when we remember that it was addressed to the seventy disciples, and not to the twelve apostles. The lesson it is intended to convey is clear and unmistakable. It teaches us that ministers are to be regarded as Christ’s messengers and ambassadors to a sinful world. So long as they do their work faithfully, they are worthy of honor and respect for their Master’s sake. Those who despise them, are not despising them so much as their Master. Those who reject the terms of salvation which they are commissioned to proclaim, are doing an injury not so much to them as to their King. When Hanun, king of Ammon, ill-used the ambassadors of David, the insult was resented as if it had been done to David himself. (2 Sam. 10:1–19.)” [= Ia berkata kepada mereka, ‘Ia yang mendengarkan kamu mendengarkan Aku, dan ia yang merendahkan / menghina kamu merendahkan / menghina Aku, dan ia yang merendahkan / menghina Aku merendahkan / menghina Dia yang mengutus Aku’. Bahasa / kata-kata yang digunakan Tuhan kita di sini adalah luar biasa / sangat perlu untuk diperhatikan, dan lebih-lebih demikian pada waktu kita mengingat bahwa kata-kata itu ditujukan kepada 70 murid, dan bukan kepada 12 rasul. Pelajaran yang dimaksudkan untuk disampaikan adalah jelas dan tidak bisa salah. Itu mengajar kita bahwa pendeta-pendeta / pelayan-pelayan harus dianggap sebagai utusan-utusan dan duta-duta besar Kristus bagi suatu dunia yang berdosa. Selama mereka melakukan pekerjaan mereka dengan setia, mereka layak mendapatkan kehormatan dan respek demi Tuan / Guru mereka. Orang-orang yang merendahkan / menghina mereka, bukan merendahkan / menghina mereka tetapi lebih merendahkan / menghina Tuan / Guru mereka. Orang-orang yang menolak syarat-syarat keselamatan yang mereka diperintahkan untuk beritakan, bukan menyakiti / menghina mereka tetapi lebih menyakiti / menghina Raja mereka. Pada waktu Hanun, raja Amon, menganiaya / memperlakukan secara buruk duta-duta besar Daud, penghinaan itu dirasakan seakan-akan itu telah dilakukan terhadap Daud sendiri. (2Samuel 10:1-19).] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: Luke, Vol I’ (Libronix).
J. C. Ryle: “Let us remember these things, in order that we may form a right estimate of the position of a minister of the Gospel. The subject is one on which error abounds. On the one side the minister’s office is regarded with idolatrous and superstitious reverence. On the other side it is often regarded with ignorant contempt. Both extremes are wrong. Both errors arise from forgetfulness of the plain teaching of Scripture. The minister who does not do Christ’s work faithfully, or deliver Christ’s message correctly, has no right to look for the respect of the people. But the minister who declares all the counsel of God, and keeps back nothing that is profitable, is one whose words cannot be disregarded without great sin. He is on the King’s business. He is a herald. He is an ambassador. He is the bearer of a flag of truce. He brings the glad tidings of terms of peace. To such a man the words of our Lord will prove strictly applicable. The rich may trample on him. The wicked may hate him. The pleasure-lover may be annoyed at him. The covetous may be vexed by him. But he may take comfort daily in His Master’s words, ‘He that despiseth you despiseth me.’ The last day will prove that these words were not spoken in vain.” [= Hendaklah kita mengingat hal-hal ini, supaya kita bisa membentuk suatu penilaian yang benar tentang posisi / kedudukan dari seorang pelayan / pendeta dari Injil. Pokok ini adalah suatu pokok tentang mana ada sangat banyak kesalahan. Di satu sisi jabatan pendeta dianggap dengan penghormatan yang bersifat pengidolaan / pemberhalaan dan bersifat takhyul. Di sisi yang lain itu sering dianggap dengan kejijikan yang bodoh. Kedua extrim ini salah. Kedua kesalahan muncul dari kelupaan tentang ajaran yang jelas dari Kitab Suci. Pendeta yang tidak melakukan pekerjaan Kristus dengan setia, atau menyampaikan berita Kristus dengan benar, tidak mempunyai hak untuk mengharapkan rasa hormat dari umatnya. Tetapi pendeta yang menyatakan seluruh maksud / kehendak Allah, dan tidak menahan apapun yang berguna, adalah orang yang kata-katanya tidak bisa diabaikan tanpa melakukan dosa yang besar. Ia ada dalam urusan / perkara sang Raja. Ia adalah seorang utusan / pemberita. Ia adalah seorang duta besar. Ia adalah pembawa dari suatu bendera perdamaian. Ia membawa kabar gembira tentang syarat perdamaian. Bagi orang seperti itu kata-kata dari Tuhan kita akan ternyata bisa diterapkan secara ketat. Orang-orang kaya boleh menginjak-injaknya. Orang-orang jahat boleh membencinya. Orang-orang yang mencintai kesenangan bisa dibuat jadi marah kepadanya. Orang-orang tamak bisa dibuat jadi jengkel olehnya. Tetapi ia bisa mendapatkan penghiburan setiap hari dalam kata-kata Tuan / Gurunya, ‘Ia yang merendahkan / menghina kamu merendahkan / menghina Aku’. Hari yang terakhir akan membuktikan bahwa kata-kata ini tidaklah diucapkan dengan sia-sia.] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: Luke, Vol I’ (Libronix).
Lenski: “This holds true because these messengers say what Jesus bids them say, and Jesus says what his Sender commissioned him to say. This word naturally applies to those who today preach and teach what Jesus bids them say and not to those who alter his Word in any way. The conclusion is also evident: to accept what these messengers say is to accept what Jesus says in person, what his Father says. Yet Jesus emphasizes the negative conclusion: he that sets aside, etc. Note that already setting aside damns. One does not need to curse the Word or to persecute its bearers.” [= Ini benar karena utusan-utusan ini mengatakan apa yang Yesus minta mereka katakan, dan Yesus mengatakan apa yang PengutusNya (Bapa) perintahkan Dia untuk katakan. Kata-kata ini tak diragukan berlaku bagi mereka yang sekarang mengkhotbahkan dan mengajarkan apa yang Yesus minta mereka katakan dan bukan bagi mereka yang mengubah FirmanNya dengan cara apapun. Kesimpulannya juga jelas: menerima apa yang utusan-utusan ini katakan sama dengan menerima apa yang Yesus sendiri katakan, apa yang BapaNya katakan. Tetapi Yesus menekankan kesimpulan yang negatif: ia yang menolak, dst. Perhatikan bahwa tindakan menolak sudah dikecam / dihukum dengan hukuman kekal. Seseorang tidak perlu mengutuk Firman atau menganiaya pembawa-pembawanya.].
Calvin (tentang Lukas 10:16): “The general meaning is, that the godliness of men is ascertained by the obedience of faith; and that those who reject the Gospel, though they may boast of being the most eminent of the worshippers of God, give evidence that they wickedly despise him.” [= Arti yang umum adalah, bahwa kesalehan dari orang-orang dipastikan oleh ketaatan dari iman; dan bahwa mereka yang menolak Injil, sekalipun mereka membanggakan diri sebagai penyembah-penyembah Allah yang paling menonjol, memberi bukti bahwa mereka secara jahat merendahkan / menghina Dia.].
Calvin (tentang Lukas 10:16): “Those who disdain to listen to ministers, however mean and contemptible they may be, offer an insult, not to men only, but to Christ himself, and to God the Father. While a magnificent eulogium is here pronounced on the rank of pastors, who honestly and faithfully discharge their office, it is absurd in the Pope and his clergy to take this as a pretense for cloaking their tyranny. Assuredly, Christ does not speak in such a manner, as to surrender into the hands of men the power which the Father has given him, but only to protect his Gospel against contempt. Hence it follows, that he does not transfer to the persons of men the honor which is due to himself, but only maintains that it cannot be separated from his Word. If the Pope wishes to be received, let him bring forward the doctrine by which he may be recognized as a minister of Christ; but so long as he continues to be what he now is, a mortal enemy of Christ, and destitute of all resemblance to the Apostles, let him cease to deck himself with borrowed feathers.” [= Mereka yang menolak untuk mendengarkan kepada pendeta-pendeta, betapapun hinanya dan menjijikkannya mereka, memberikan suatu penghinaan, bukan hanya kepada manusia, tetapi kepada Kristus sendiri, dan kepada Allah Bapa. Sementara suatu pujian yang sangat bagus di sini diumumkan kepada kedudukan dari pendeta-pendeta, yang dengan jujur dan dengan setia melaksanakan tugas mereka, merupakan sesuatu yang menggelikan dalam diri Paus dan pastor-pastornya untuk mengambil hal ini sebagai suatu dalih untuk menyembunyikan / menutupi tirani mereka. Pastilah Kristus tidak berbicara dengan cara seperti itu, sehingga menyerahkan ke dalam tangan manusia kuasa yang Bapa telah berikan kepadaNya, tetapi hanya untuk melindungi InjilNya terhadap hinaan. Karena itu, konsekwensinya bahwa Ia tidak memindahkan kepada pribadi-pribadi manusia kehormatan yang adalah milikNya sendiri, tetapi hanya mempertahankan bahwa itu tidak bisa dipisahkan dari FirmanNya. Jika Paus ingin diterima, hendaklah ia mengajukan doktrin / ajaran dengan mana ia bisa dikenali / diakui sebagai seorang pelayan Kristus; tetapi selama ia terus merupakan apa adanya dia sekarang, seorang musuh bebuyutan dari Kristus, dan sama sekali tidak mempunyai kemiripan dengan Rasul-rasul, hendaklah dia berhenti untuk memakaiani / menghiasi dirinya sendiri dengan bulu-bulu pinjaman.].
Karena itu jangan sembarangan menegur / mencela orang-orang yang menyerang pendeta-pendeta yang sesat dengan menggunakan ayat seperti Mazmur 105:15 ini!
Maz 105:15 - “‘Jangan mengusik orang-orang yang Kuurapi, dan jangan berbuat jahat kepada nabi-nabiKu!’”.
Memang ayat ini benar dan berlaku, tetapi hanya berlaku untuk orang-orang yang betul-betul Tuhan urapi, orang-orang yang betul-betul nabi Tuhan. Pada jaman sekarang, itu berlaku untuk pendeta-pendeta / pelayan-pelayan Tuhan yang setia dan benar!
Tetapi pendeta-pendeta yang sesat bukanlah orang-orang yang Tuhan urapi, mereka juga bukan nabi-nabi Tuhan, tetapi mereka adalah nabi-nabi palsu!
Juga jangan sembarangan menegur / mencela orang-orang yang menyerang pendeta-pendeta / orang-orang yang sesat dengan mengatakan “sesama saudara seiman kok bertengkar?”. Siapa yang mengatakan bahwa orang-orang sesat itu adalah ‘saudara-saudara seiman’ kita?
William Hendriksen: “Jesus assures these seventy-two men that when they speak, he speaks. When the people listen to them, they are listening to him. ... It is clear that if they do not in word and deed truly represent their Lord, the comforting assurance imparted in verse 16a no longer holds for them. On the other hand, on the assumption that a prayerful, consistent, and vigorous effort is being made by any servant of Christ - whether he be a teacher, evangelist, minister, missionary, elder, deacon, or lay witness - to impress the message of his Lord and Savior on the hearts and lives of people, on that assumption it is Christ himself who is speaking through that messenger. Moreover, it is not only Jesus who is being accepted or rejected but God Triune, who reveals himself in and through the Mediator.” [= Yesus meyakinkan ke 72 orang ini bahwa pada waktu mereka berbicara, Dia berbicara. Pada waktu orang-orang mendengarkan kepada mereka, mereka sedang mendengarkan Dia. ... Adalah jelas bahwa jika mereka tidak sungguh-sungguh mewakili Tuhan mereka dalam kata-kata dan tindakan, jaminan yang menghibur yang diberikan dalam ay 16a tidak lagi berlaku untuk mereka. Di sisi lain, dengan anggapan bahwa suatu usaha yang sungguh-sungguh / tulus, konsisten, dan giat / penuh semangat yang dilakukan oleh pelayan Kristus yang manapun - apakah ia adalah seorang guru / pengajar, penginjil, pendeta, misionaris, penatua, diaken, atau saksi yang adalah orang awam - untuk mencamkan pesan / berita dari Tuhan dan JuruselamatNya pada hati dan kehidupan dari orang-orang, berdasarkan anggapan itu, adalah Kristus sendiri yang sedang berbicara melalui utusan itu. Lebih lagi, bukan hanya Yesus yang diterima atau ditolak tetapi Allah Tritunggal, yang menyatakan diriNya sendiri di dalam dan melalui sang Pengantara.].
William Barclay: “To have heard God’s word is a great responsibility. We will be judged according to what we have had the chance to know. ... Responsibility is the other side of privilege.” [= Mendengar firman Tuhan merupakan suatu tanggung jawab yang besar. Kita akan dihakimi berdasarkan / sesuai dengan kesempatan yang kita punyai untuk mengetahui. ... Tanggung jawab adalah sisi yang lain dari hak.].
William Barclay: “It is a terrible thing to reject God’s invitation. There is a sense in which every promise of God that we have ever heard can become our condemnation. If we receive these promises they are our greatest glory, but each one that we have rejected will some day be a witness against us.” [= Merupakan suatu hal yang mengerikan untuk menolak undangan Allah. Di sana ada suatu arti dalam mana setiap janji Allah yang pernah kita dengar bisa menjadi penghukuman kita. Jika kita menerima janji-janji ini mereka adalah kemuliaan terbesar kita, tetapi setiap janji yang telah kita tolak suatu hari akan bersaksi menentang kita.].
Yohanes 12:47-48 - “(47) Dan jikalau seorang mendengar perkataanKu, tetapi tidak melakukannya, Aku tidak menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya. (48) Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataanKu, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman.”.
Matthew Henry: “He will reckon himself treated according as they treated his ministers, v. 16. What is done to the ambassador is done, as it were, to the prince that sends him. ... they who despise the faithful ministers of Christ, who, though they do not hate and persecute them, yet think meanly of them, look scornfully upon them, and turn their backs upon their ministry, will be reckoned with as despisers of God and Christ.” [= Ia akan menganggap diriNya sendiri diperlakukan sesuai dengan mereka memperlakukan pendeta-pendeta / pelayan-pelayanNya, ay 16. Apa yang dilakukan kepada seorang duta besar, seakan-akan dilakukan kepada pangeran / raja yang mengutus dia. ... mereka yang merendahkan / menghina pendeta-pendeta / pelayan-pelayan yang setia dari Kristus, yang sekalipun mereka tidak membenci dan menganiaya mereka, tetapi berpikir secara hina tentang mereka, akan dianggap sebagai penghina-penghina dari Allah dan Kristus.].
Bandingkan dengan ayat-ayat ini:
Matius 25:34-45 - “(34) Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kananNya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh BapaKu, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. (35) Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; (36) ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. (37) Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? (38) Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? (39) Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? (40) Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. (41) Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiriNya: Enyahlah dari hadapanKu, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. (42) Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; (43) ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. (44) Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? (45) Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.”.
Matius 10:40-42 - “(40) Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku. (41) Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar. (42) Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir sajapun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia muridKu, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya.’”.
Matius 10:41 (NIV): “Anyone who receives a prophet because he is a prophet will receive a prophet’s reward, and anyone who receives a righteous man because he is a righteous man will receive a righteous man’s reward.” [= Siapapun yang menerima seorang nabi karena ia adalah seorang nabi akan menerima upah / pahala seorang nabi, dan siapapun yang menerima seorang benar karena ia adalah seorang benar akan menerima upah / pahala seorang benar.]. Cek di Bible Works 8.
Kis 9:1-5 - “(1) Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, (2) dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem. (3) Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. (4) Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: ‘Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?’ (5) Jawab Saulus: ‘Siapakah Engkau, Tuhan?’ KataNya: ‘Akulah Yesus yang kauaniaya itu.”.
Baca Juga: Celakalah Kota-Kota Yang Tidak Bertobat (Lukas 10:13-15)
Kis 22:4-8 - “(4) Dan aku telah menganiaya pengikut-pengikut Jalan Tuhan sampai mereka mati; laki-laki dan perempuan kutangkap dan kuserahkan ke dalam penjara. (5) Tentang hal itu baik Imam Besar maupun Majelis Tua-Tua dapat memberi kesaksian. Dari mereka aku telah membawa surat-surat untuk saudara-saudara di Damsyik dan aku telah pergi ke sana untuk menangkap penganut-penganut Jalan Tuhan, yang terdapat juga di situ dan membawa mereka ke Yerusalem untuk dihukum. (6) Tetapi dalam perjalananku ke sana, ketika aku sudah dekat Damsyik, yaitu waktu tengah hari, tiba-tiba memancarlah cahaya yang menyilaukan dari langit mengelilingi aku. (7) Maka rebahlah aku ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang berkata kepadaku: Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku? (8) Jawabku: Siapakah Engkau, Tuhan? Kata-Nya: Akulah Yesus, orang Nazaret, yang kauaniaya itu.”.
Kisah Para Rasul 26:9-15 - “(9) Bagaimanapun juga, aku sendiri pernah menyangka, bahwa aku harus keras bertindak menentang nama Yesus dari Nazaret. (10) Hal itu kulakukan juga di Yerusalem. Aku bukan saja telah memasukkan banyak orang kudus ke dalam penjara, setelah aku memperoleh kuasa dari imam-imam kepala, tetapi aku juga setuju, jika mereka dihukum mati. (11) Dalam rumah-rumah ibadat aku sering menyiksa mereka dan memaksanya untuk menyangkal imannya dan dalam amarah yang meluap-luap aku mengejar mereka, bahkan sampai ke kota-kota asing.’ (12) ‘Dan dalam keadaan demikian, ketika aku dengan kuasa penuh dan tugas dari imam-imam kepala sedang dalam perjalanan ke Damsyik, (13) tiba-tiba, ya raja Agripa, pada tengah hari bolong aku melihat di tengah jalan itu cahaya yang lebih terang dari pada cahaya matahari, turun dari langit meliputi aku dan teman-teman seperjalananku. (14) Kami semua rebah ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang mengatakan kepadaku dalam bahasa Ibrani: Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? Sukar bagimu menendang ke galah rangsang. (15) Tetapi aku menjawab: Siapa Engkau, Tuhan? Kata Tuhan: Akulah Yesus, yang kauaniaya itu.”.
Kisah Para Rasul 26:9-15 - “(9) Bagaimanapun juga, aku sendiri pernah menyangka, bahwa aku harus keras bertindak menentang nama Yesus dari Nazaret. (10) Hal itu kulakukan juga di Yerusalem. Aku bukan saja telah memasukkan banyak orang kudus ke dalam penjara, setelah aku memperoleh kuasa dari imam-imam kepala, tetapi aku juga setuju, jika mereka dihukum mati. (11) Dalam rumah-rumah ibadat aku sering menyiksa mereka dan memaksanya untuk menyangkal imannya dan dalam amarah yang meluap-luap aku mengejar mereka, bahkan sampai ke kota-kota asing.’ (12) ‘Dan dalam keadaan demikian, ketika aku dengan kuasa penuh dan tugas dari imam-imam kepala sedang dalam perjalanan ke Damsyik, (13) tiba-tiba, ya raja Agripa, pada tengah hari bolong aku melihat di tengah jalan itu cahaya yang lebih terang dari pada cahaya matahari, turun dari langit meliputi aku dan teman-teman seperjalananku. (14) Kami semua rebah ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang mengatakan kepadaku dalam bahasa Ibrani: Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? Sukar bagimu menendang ke galah rangsang. (15) Tetapi aku menjawab: Siapa Engkau, Tuhan? Kata Tuhan: Akulah Yesus, yang kauaniaya itu.”.
Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div: meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America