4 KUALIFIKASI HAMBA TUHAN (2 TIMOTIUS 4:5)

Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu! (2 Timotius 4:5 TB)
4 KUALIFIKASI HAMBA TUHAN (2 TIMOTIUS 4:5)
Kualifikasi Hamba Tuhan Dalam sebuah penelitian, Sumiwi dan Santo menemukan fakta ditemukannya kelonggaran dalam menetapkan kriteria hamba Tuhan. Beberapa gereja atau lembaga pelayanan menetapkan standar yang rendah dalam melibatkan seseorang menjadi hamba Tuhan. Zaman ini banyak hamba Tuhan tidak berlatar belakang teologi, ada polisi/TNI, pengusaha, guru bahkan hanya tamat Sekolah Dasar sudah diangkat menjadi gembala sidang. Berangkat dari asumsi bahwa murid-murid Yesus tidak kuliah teologi tetapi dipakai oleh Tuhan. Lupa bahwa para murid belajar langsung kepada Guru Agung 24 jam setiap hari tentang teologi dan praktek hidup.

Kualifikasi rohani sebagai Hamba Tuhan dalam memenuhi panggilan pelayanan. Dalam 1 Timotius 3:2 Paulus mengatakan bahwa sebagai pelayan Tuhan itu harus “tidak bercacat.” Sifat yang tak bercacat berasal dari kata (anepilemton) yang menyiratkan fakta bahwa seorang pelayan seharusnya adalah seorang yang bebas dari kelemahan karakter yang bisa membuat orang meragukan kemampuan pelayan tersebut untuk melayani jemaat

1. Dapat Menguasai Diri (2 Timotius 4:5a)

Paulus mengatakan kepada Timotius, “kuasailah dirimu dalam segala hal. Kata kuasailah berasal dari kata Yunani “ dalam bentuk kata kerja imperative (perintah), present (sedang berlangsung), active, 2nd person (orang kedua), singular (tunggal) (menjadi sadar, menjadi seimbang, mengendalikan diri) Dalam bahasa Inggris (KJV) diterjemahkan watch artinya to be sober, to be calm and collected in spirit , to be temperate, dispassionate, circumspecoll self (menjadi sadar, untuk menjadi tenang dan dikumpulkan dalam roh , menjadi sedang, tidak memihak, mengendelalikan diri) . 

Karena kata nepho ini memakai kata kerja aktif, present dan imperative, ini berarti bahwa ada suatu perintah yang harus diperhatikan saat itu juga dan sesegera mungkin harus mengerjakan perintah tersebut karena ada keadaan yang mendesak. Jadi seorang pelayan Tuhan yang menjalani kehidupan dalam kebenaran Kristus adalah orang yang bisa mengendalikan diri apapun keadanya. Seorang pelayan yang diperlukan dalam melayani jemaat adalah orang yang bisa mengendalikan diri,bukan dikendalikan oleh orang lain. 

John Mac Arthur mengatakan “Yang kita cari adalah orang-orang yang berkarakter sesuai Firman, sehingga mampu memimpin umat Allah, agar karya pelayanan dapat diselesaikan dengan cara yang tepat, orang yang tepat, dan diarahkan ke prioritas yang benar

Mengusai diri dalam segala hal dapat dimaknai orang yang dapat mengendalikan diri, atau bersifat tenang dan sabar dalam segala keadaan dan dilakukan secara aktif dan sempurna. Menguasai diri dalam segala hal melukiskan mental yang bebas dari segala kegelisahan dan ketakutan, seluruh pancaindra dikuasai sepenuhnya dan berani melihat semua fakta, sera mempertimbangkan dengan hati-hati. 

“Wycllife juga menjelaskan menguasai diri dalam segala hal secara harfiah, menjauhkan diri dari minum-minuman yang memabukkan, tetapi di semua pemakaian dalam Perjanjian Baru yang ditekankan adalah soal berjaga-jaga dan waspada”.

Menguasai diri dalam segala hal, meliputi tingkahlaku, perkataan, perbuatan, kasih, kesucian hidup yang sesuai dengan firman. Seorang pelayan Tuhan harus menguasai dalam segala hal, baik dalam tingkahlaku, perkataan, perbuatan, kasih yang sesuai dengan maksud firman Tuhan. Pelayan Tuhan yang menjadi panutan atau teladan bagi orang yang diajar atau digembalakan harus bisa mengusai diri dalam segala hal, karena hal tersebut sangat menentukan kualitas pelayanan.

Demikian halnya hamba Tuhan harus mengusai diri dalam segala hal. Hamba Tuhan harus menjadi bisa memberi teladan kepada jemaat, baik dalam perkataan, kasih, perbuatan, tingkah laku atau penampilan. Seorang hamba Tuhan yang Tuhan panggil dalam sebuah tugas pelayanan semampu mungkin memaksimalkan kualitas diri sehingga peserta didik terberkati dan terdidik menjadi anak yang berkualitas, baik secara rohani maupun dalam kepribadian.

2. Sabar Dalam Penderitaan (2 Timotius 4:5b)

Kata kesabaran dalam bahasa Inggris “patience” (KJV) diterjemahkan dari kata hypomone artinya kesabaran, ketabahan, ketahanan; ketekunan; penantian. Hypomone dalam bentuk datif yang menunjukkan seorang laki-laki yang tabah dalam imannya sekalipun ada kelaliman oleh penderitaan dan pencobaan besar.

Dalam bahasa Yunani ada dua kata “sabar ”: pertama, makrothymia artinya panjang sabar panjang hati, berasal dari kata markos sama dengan panjang dan thymos sama dengan ramah”. Sabar artinya, kemarahan yang ditahan. Kemarahan itu dikendalikan dan dikuasai. Perasaan marah tidak selamanya kurang baik, sebaliknya bila dikendalikan, perasaan marah akan mengerjakan kebaikan. 

Kata ini banyak kali dipakai untuk menggambarkan hubungan di antara sesama manusia. Sikap kita terhadap orang yang menjengkelkan dan bersifat melawan. Sifat ini akan menolong seseorang untuk dapat bertahan menghadapi orang-orang yang sulit tanpa marah. Sifat ini memungkinkan kita berpikir jauh dan tidak cepat bertindak dan menjawab orang yang menyusahkan kita. 

Hypomone, artinya bertahan, tidak dapat digoyahkan, tetap. Kata ini seringkali dipakai dalam hubungan dengan keadaan. Kata ini berbicara tentang sifat yang aktif dan pasif, artinya menerima dan menyerahkan diri pada keadaan serta bertahan dalam ujian. Kesabaran diuji dengan kesusahan, kepicikan dan anianya.

Kedua, hypomone artinya sabar. Kata ini dipakai dalam hubungan dengan keadaan: “tahan menghadapi cobaan, tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati, tabah. Paulus menerima nasibnya dengan sabar, hidup ini dihadapinya dengan tenang; tidak tergesa-gesa; tidak terburu nafsu, segala usahanya dijalankannya dengan sabar”. Kata sabar yang dipakai pada bahasan ini adalah kata yang kedua yaitu hypomone yang menunjuk kepada keadaan yang sabar dalam menghadapi cobaan.

Kesabaran dalam hal ini menyangkut kepada sesuatu yang menekan seseorang. Dalam ayat ini dijelaskan sabar menunjuk kepada, yang: 

Pertama “penderitaan”. Kata “penderitaan” dalam bahasa inggris afflictions (KJV) diterjemahkan dari kata “qli,yesin” thilipsis. Kata ini menujuk kepada seseorang yang ditekan atau ditindas oleh karena melakukan kebenaran. Kata itu dipakai juga mengenai siksaan besar eskatologi, yang merujuk kepada tribulasi. 

Kedua adalah kesesakan. Kata “kesesakan” dalam bahasa Inggris “hardships” (KJV) diterjemahkan dari kata avna,gkaij. Kata ini menekankan kesesakan dalam hal kebutuhan hidup. Seseorang yang mengalami kesesakan dalam kehidupanya karena kebutuhan yang tidak mencukupi. Dan yang ketiga adalah kesukaran. 

Kata kesukaran dalam bahasa inggris distresses (KJV) diterjemahkan dari stenocwri,aij.. kata ini menjelaskan keadaan yang sukar, berbahaya. Keadaan ini digambarkan seperti seseorang yang ada dalam ruangan yang sangat sempit. Rasul Paulus sabar dalam penderitaan yang dialaminya, sekalipun disesah karena kebenaran, mengaalami kekurangan karena melayani dan keseakan dalam hidupnya, alkitab mencatat tidak sedikitpun Rasul Paulus mengeluh dan mundur dari imannya. Maka Rasul Paulus berani dalam suratnya berkata: “teladanilah aku seperti aku yang meneladani Kristus”.

Penderitaan-penderitaan yang dialami oleh Paulus berupa tekanan-tekanan secara jasmani, tekanan mental dan rohani. Paulus menjadikan dirinya contoh untuk diteladani oleh Timotius dalam pendertaan. Rasul Paulus menasihatkan Timotius untuk sabar dalam penderitaan, karena Rasul Paulus sangat paham betul, bahwa ketika melibatkan diri dalam pelyanan Tuhan maka wajib harus menderita, maka Rasul Paulus mengingatkan dan menasihatkan Timotius untuk sabar menderita.

Penderitaan mempunyai makna baru bagi orang-orang yang menjadi anggota tubuh Kristus. Menurut Barclay “turut menderita dalam penderitaan Kristus dan menganggap dirinya wajib menanggung penderitaan atau terpanggil kepada penderitaan Halnya demikian, karena anggota tubuh harus berpautan dengan Kepala, baik dalam penderitaan maupun kemuliaan-Nya” 36 Apa pun bentuk penderitaan orang Kristen, itu dapat dianggap sebagai salib yang wajib dipikul dalam rangka mengikuti Yesus di jalan salib-Nya . Penderitaan demikian yang memang tak dapat dielakkan, menuju kepada kebangkitan dan kemuliaan.

Demikian Paulus ikut merasakan penderitaan yang dialami oleh Yesus. Penderitaan-penderitaan yang dialami oleh Paulus yang menjadi motivasi, kakuatan untuk pelayanannya. Demikian dengan hamba Tuhan, dalam menjalankan tugas panggilanya harus sabar dalam penderitaan. Hamba Tuhan tetap semangat melayani walaupun fasilitas tidak mendukung, kesulitan ekonomi, kesulitan menghadapi jemaat.

3. Melakukan Pekerjaan Pemberitaan (
2 Timotius 4:5b)

Injil Kata lakukanlah pekerjaan pemberita Injil (ayat 5) dalam bahasa Yunani adalah. Kata lakukanlah (ITB), poi,hson (asli) artinya do, make, of external things make, manufacture, produce (lakukan, membuat, dari hal-hal eksternal membuat, memproduksi, menghasilkan).

Kata ergon artinya work, deed, action. Menyatakan suatu tindakan yang aktif. Kata pekerjaan (ITB), work (KJV) artinya an act, deed, thing done: the idea of working (tindakan, perbuatan, hal yang dilakukan: ide kerja). Kata euvaggelistou (artinya preacher of the gospel, evangelist) artinya pemberita injil, pengkotbah dari injil. 

Evangelist (KJV) artinya bringer of good tidings, an evangelist (pembawa kabar baik, penginjil)”. “George Eldon mengatakan bahwa pemberitaan injil adalah pengkotbah yang menjalankan tugas pemberitaan injil dengan mengkotbahkan injil namun tanpa disertai otoritas kerasulan”38. Hal ini juga dapat diartikan bahwa pemberitaan injil adalah seseorang yang sedang menyampaikan kabar baik kepada orang lain supaya orang lain dimenangkan oleh injil tersebut.

Orang yang memberitakan injil adalah orang yang telah mempesiapkan diri dan telah menerima suatu latihan pengajaran injil yang benar. Will Metzger dalam buku beritakan kebenaran mengatakan “janganlah kita mengabaikan pengajaran yang jelas dari Kitab Suci maupun perspektif yang bijak dari umat Allah yang berdiri dalam arus kekristenan historis sepanjang abad-abad yang silam.” 

Menyampaikan injil tidak cukup dilakukan hanya satu kali saja, namun hal itu harus dilakukan secara berulang-ulang, oleh sebab itulah Paulus mengatakan “bertekunlah dalam pemberitaan injil.” “Pemberitaan injil adalah ujung tombak pelaksanaan Amanat Agung, atau dengan kata lain, pemberitaan Injil merupakan tahap pertama dala pekerjaan misi”. 

Penginjilan merupakan suatu proklamasi Injil Yesus Kristus yang berkuasa, dalam kuasa Roh Kudus dengan cara yang dapat dimengerti agar manusia bertobat kepada Tuhan Yesus Kristus. Karena itu, hamba Tuhan harus meletakkan tugas menyampaikan Injil kepada semua orang di dunia dalam tempat yang pertama. Khotbah, pengajaran, doa, program, rencana, pelatihan dan lainnya, semuanya harus dipusatkan di sekitar tujuan ini.

4. Menunaikan Tugas Pelayanan (2 Timotius 4:5c)

Akhirnya Paulus menginginkan Timotius melaksanakan tugasnya dengan sepenuh hati dan sampai ke tujuan. Walaupun harus menghadapi banyak tantangan sebagai pemberita Injil tetapi tugas pelayanan itu harus dilaksanakan dengan setia. Menunaikan tugas pelayanan. 

Kata menunaikan (ITB), diterjemahkan dari bahasa asli dalam bentuk verb imperative aorist active 2nd person singular dari  artinya fill (completely), fulfill , accomplish, convince fully pass (mengisi (benar-benar), memenuhi, mencapai, meyakinkan sepenuhnya lulus). 

King James Version menjelaskan tentang Plerophoreo yaitu, Plerophoreo, full proof artinya to bear or bring full, to fulfil the ministry in every part, to carry through to the end, accomplish, things that have been accomplished to fill one with any thought, conviction, or inclination ,to make one certain, to persuade, convince one, to be persuaded, persuaded, fully convinced or assured (menanggung atau membawa penuh, untuk memenuhi pelayanan di setiap bagian, untuk membawa sampai akhir, mencapai, hal-hal yang telah dicapai untuk mengisi satu dengan pemikiran, keyakinan, atau keinginan, untuk membuat satu tertentu, membujuk, meyakinkan satu , dibujuk, dibujuk, sepenuhnya yakin atau meyakinkan.)

Kata menunaikan artinya menanggung atau mencapai sampai akhir dengan mengisi pemikiran dan keyakinan. “Friberg menjelaskan kata menunaikan melukiskan tentang penderitaan aktif yang harus ditanggung dan tetap bertahan”41. Menunaikan merupakan melaksanakan sepenuhnya tugas pemberitaan, menjamin sepenuhnya; memberitakan sepenuhnya”.

Selanjutnya, kata tugas pelayanan (ITB), thy ministry (KJV) artinya orang-orang yang menjalankan perintah dari orang lain atau orang-orang yang memberitakan dan mempromosikan perintah Allah/injil. Tugas pelayanan dalam bahasa asli diakonia dalam bentuk noun accusative feminine singular dari kata diakonia artinya service, office, ministry (layanan, kantor, pelayanan). Maka dapat disimpulkan bahwa menunaikan tugas pelayanan adalah melaksanakan tugas pemberitaan dengan penuh tanggung jawab sekalipun ada tekanan dan penderitaan.

Tugas Timotius dalam jabatan banyak dan berbeda-beda. Dalam kitab 2 Timotius, Timotius menjalankan tugasnya sebagai pemberita injil, pengajar, pemelihara iman. Tugas tersebut termasuk kedalam kepemimpinan Timotius dalam mengandung banyak aspek yang tidak menyenangkan yang menimbulkan kemarahan. Hal inilah Paulus menasihatkan untuk Timotius tetap memunaikan tugas pelayan sekalipun ada bayak tekanan dan pendeitaan. “

Pengarang tidak pernah berhenti menyiratkan mengenai penderitaan dalam menunaikan tugas pelayanan ini, dengan memberitahukan terlebih dahulu bahwa orang yang mengemban tugas tentu sudah siap dengan segala konsekuensinya.” Danny Yonathan mengemukakan bahwa orang-orang percaya perlu memiliki konsep yang benar tentang penyangkalan diri, sehingga menjadi murid Kristus yang militan serta memiliki kesiapan untuk melayani Tuhan.

Tentu banyak tantangan yang dihadapi oleh hamba Tuhan dalam tugas pelayanan, namun sedahsyat apapun tantangan itu, iman harus dijaga supaya bisa tampil sebagai pemenang, itulah yang dikatakan Paulus “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.”

Baca Juga: 5 Kualifikasi Pelayan Kristus Yang Baik (1 Timotius 4:1-16)

Tugas pemberitaan Injil adalah merupakan tugas panggilan pelayanan bagi semua orang percaya. Tugas ini harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan dengan penuh kesabaran. Hamba Tuhan harus berani menyatakan kebenaran kepada siapapun termasuk kepada para penguasa. Tetapi sebelum melaksanakan tugas itu hamba Tuhan harus terlebih dahulu membekali diri dengan Firman Tuhan dan senantiasa memberi tempat kepada Roh Kudus untuk berdiam dalam dirinya sebab oleh Roh Kuduslah seseorang mampu menguasai diri, sabar menderita dan dapat menunaikan tugas pelayanan sampai akhir.

KESIMPULAN

Dari keseluruhan penjelasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan tugas utama hamba Tuhan berdasarkan II Timotius 4:1-5 adalah mengajarkan firman, menyatakan kesalahan serta menegor dan menasihati dengan penuh kesabaran dan pengajaran.

Dalam melaksanakan tugas pemberitaan atau perintah untuk mengajar dan memberitakan Injil yang telah diberikan oleh Tuhan dengan penuh tanggung jawab sekalipun ada tekanan dan penderitaan karena orang yang melakukan tugas pelayanan berarti siapa dengan segala konsekuensi dan menyelesaikan sampai akhir. -Kejar Hidup Laia
Next Post Previous Post