4 PENERIMAAN ROH KUDUS YANG BENAR

Pdt. DR. Stephen Tong

ROH KUDUS, DOA DAN KEBANGUNAN

BAB IV : PENERIMAAN ROH KUDUS YANG BENAR

Jika sebelumnya sudah dibahas bagaimana manifestasi yang salah tentang penerimaan Roh Kudus, maka perlu kita mengetahui bagaimana seorang dapat dikatakan betul-betul menerima Roh Kudus.
4 PENERIMAAN ROH KUDUS YANG BENAR
1). Berkait dengan Pertobatan

Roh Kudus diberikan kepada orang yang betul-betul bertobat. Alkitab tidak mengatakan, bahwa Roh Kudus diberikan kepada anggota gereja tertentu dan tidak diberikan kepada anggota gereja yang lain, tiba kepada yang dibaptis dengan selam dan tidak kepada mereka yang dibaptis percik, kepada yang mempunyai karunia berbahasa roh dan tidak kepada mereka yang tidak memiiki karunia tersebut. Roh Kudus diberikan kepada siapa? Alkitab berkata, Roh Kudus diberikan kepada mereka yang betul-betul bertobat.

Setelah Petrus berkhotbah di hari Pentakosta, mereka yang mendengar tentang Kristus yang mati di atas kayu salib dan bangkit kembali, hatinya seperti tertusuk. Lalu mereka bertanya, bagaimana mereka diselamatkan. Petrus menjawab mereka, “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus” (Kisah Para Rasul 2:38-39). 

Jadi jelaslah bahwa Roh Kudus diberikan kepada orang yang bertobat. Orang yang bertobat yang menerima Roh Kudus. Alkitab menegaskan prinsip ini dengan jelas: Roh Kudus diberikan kepada orang yang bertobat.

Apakah yang dimaksud dengan bertobat? Secara pasif, bertobat berarti meninggalkan dosa dari arah kebinasaan, berpaling kepada Tuhan dan menerima jasa Kristus di kayu salib untuk menyesali dosa. Kalau menyesali dosa identik dengan pertobatan berarti Yudas juga sudah bertobat. Yudas telah menyesali menjual Tuhan Yesus. Dia tahu dia bersalah, oleh karena itu dia berkata, “Aku telah mengalirkan darah orang yang tidak berdosa. “ Dan dia hanya mengetahui kesalahannya, menyesali kesalahannya, tapi belum menerima dan kembali kepada Tuhan Yesus. Bahkan bila dia mau kembali pun, Tuhan tidak akan menerimanya, karena kesempatan yang diberikan kepadanya sudah lewat. Secara aktif pertobatan berarti menerima yang terang. Secara pasif meninggalkan setan, secara aktif menerima Yasus. Barang siapa yang berobat dan menerima Yesus, dia akan menerima pengampunan dosa dan Roh Kudus yang dijanjikan.

2). Berkait dengan Pengakuan terhadap Kristus

Orang yang percaya Yesus sebagai anak Allah. Galatia 3:14; Efesus 1:13-14: “ Di dalam Dia kamu juga – karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu – di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.

” Di ayat 14 disebutkan Roh Kudus adalah jaminan, atau yang lebih dikenal sebagai uang muka (uang panjar). Kalau kita mau membeli sebuah rumah, kita membayar sejumlah uang kecil uang terlebih dahulu, lalu menanda tangani jual beli. Setelah akte yang ditempeli materai dan dibubuhi cap itu ditandatangani, rumah itu tidak boleh dijual kepada orang lain, sampai seluruh pembayaran selesai. Rumah itu menjadi milikmu, tapi sebelumnya, rumah itu secara status sudah dijual hanya kepadamu. Itu yang disebut uang muka.

Demikian juga Roh Kudus. Ketika seseorang bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus, ia diberi Roh Kudus, dimeteraikan. Tuhan memberikan meterai surgawi dan meterai itu dicapkan di dalam diri kita, meterai itu adalah Roh Kudus. Barang siapa menerima Yesus, dia diberi Roh Kudus.

3). Berkait dengan Pemberitaan Injil

Roh Kudus diberikan kepada orang yang taat pada pemberitaan Injil. Kisah Para Rasul 5:32 mencatat, “Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu itu. Kami dan Roh Kudus yang dikarunia kepada semua orang yang mentaati Dia “; atau dengan terjemahan yang lebih jelas, “Sekarang kami adalah saksi bagi semua hal ini dan Roh Kudus yang diberikan kepada mereka yang taat kepada Allah juga bersaksi bagi hal ini.”

Roh Kudus memberi kesaksian kepada orang yang taat. Roh Kudus yang diberikan kepada orang yang taat, ikut memberikan kesaksian tentang Injil. Roh Kudus diberikan kepada orang yang taat kepada pemberitaan Injil. Firman yang didengar, firman yang diberitakan itu menuntut ketaatan. Barang siapa taat, dan memberitakan Injil, ia akan didampingi kuasa Roh Kudus. Akibatnya yang mendengar juga akan menerima Roh. Roh Kudus diberikan kepada orang yang taat.

4). Berkait dengan Permohonan kepada Bapa

Bapa manakah diantara kamu, jika anaknya minta ikan daripadanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu sebagai pengganti ikan? Atau jika ia meminta telur akan memberikan kepadanya kalajengking? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya. Artinya, datanglah kepada Tuhan, mintalah kepada Tuhan. Berserulah dalam nama Kristus dan mintalah pertolongan, pengampunan, hidup yang kekal, penyertaan, serta kuasa-Nya, Tuhan akan mengirim Roh Kudus kepadamu.

Di butir yang keempat ini terdapat satu keganjilan: mengapa banyak orang minta Roh Kudus, akhirnya yang dia peroleh bukan Roh Kudus? Bukankanh Tuhan berkata “Jika kamu yang jahat tahu memberikan pemberian yang baik depada anakmu apalagi Bapamu yang di sorga, tidakkah Dia akan memberikan Roh Kudus kepada orang yang meminta kepada-Nya?”

Menurut prinsip Alkitab: yang meminta Roh Kudus akan diberikan. Tetapi saya menegaskan, mereka meminta-minta sehingga yang didapat bukan Roh Kudus, mengapa hal itu dapat terjadi?

Sekarang kita perlu meluruskan keganjilan seperti ini. Pertanyaan pertama yang perlu dipersoalkan ialah: Apakah Saudara mengira orang yang berdoa minta Roh Kudus itu sungguh-sungguh minta Roh Kudus? Jawabnya: Belum tentu, apabila seseorang meminta Roh Kudus dengan mempunyai asumsi atau pra-anggapan yang salah pada dasar imannya, maka permintaan doanya akan melenceng.

Pada saat seseorang berdoa, dan berdoa, janganlah Saudara hanya melihat fenomena doanya, tetapi harap Saudara melihat terlebih dahulu motivasi doanya, pengertian doanya, dan isi permintaan doanya. Doa berarti menaklukkan diri kepada Allah, mengakui bahwa hanya Allah yang berdaulat atas diri kita. Barang siapa memakai istilah doa dan aktivitas dia untuk memuaskan ambisi pribadi, dia adalah orang yang egois, yang belum pernah tahu apa itu doa. Pada saat seperti itu pada hakekatnya ia belum berdoa. Doa adalah mengakui kedaulatan Allah. doa adalah mengabdikan diri di bawah kuasa-Nya. Doa adalah mengakui hanya Allah yang mempunyai kedaulatan, ketuhanan atas dirinya. Sebagai ciptaan ia patut mematuhkan diri kepada-Nya. Itu yang disebut doa.

Tetapi barang siapa berkata di dalam doanya “Tuhan,berikanlah ini dan itu kepada saya,” sambil mengutarakan segala ambisinya yang liar, yang egois, orang ini adalah orang yang memperalat Allah. memang kelihatannya doanya sangat sungguh-sungguh, tapi nyatanya ia belum mengerti doa dan belum berdoa. Dia sedang mempermainkan suatu metode agama, fenomena doa uantuk mengutarakan racun egoismenya di hadapan Tuhan. Celakalah orang itu!

Di dalam pembahasan Roma 3 di gereja Reformed Injili Indonesia Jakarta, saya terus menekankan bahwa agama dan motivasi agama bukalah mencari Allah, malainkan melarikan diri dari Allah. oleh karena manusia tidak mungkin menolak keberadaan Allah, maka manusia berusaha melarikan diri dari Allah yang sejati, menutup diri sendiri dengan agama yang dianutnya, menetapkan serangkaian hukum, agar bisa memuaskan tuntutan kerohanian diri sendiri, ini bukanlah agama yang sejati.

Jika orang-orang Israel betul-betul mencari Allah di dalam agama mereka, mengapa pada pada waktu Allah mengirim Yesus, justru mereka pakukan di atas kayu salib. Itulah bukti mereka bukan mencari Allah, melainkan membius diri, lalu menganggap diri sudah mempunyai Allah, mempunyai Taurat, mempunyai kitab, mempunyai Musa, Abraham, sambil membanggakan diri dengan sejarah dan tradisi yang mereka miliki. Demikian juga orang-orang yang berkata seperti ini, “Kamu adalah kafir. Sedangkan ayah saya majelis, ibu saya pendeta wanita. Ketika masih muda saya sudah diangkat menjadi tua-tua. Nenek moyang saya nabi. Saya keturunan Yesaya.”

Oleh sebab itu tatkala Roh Kudus memenuhi Yohanes Pembaptis dan pertama kali dia berkhotbah, dia berkata, “ Celakalah kamu , hai kamu keturunan ular beludak.... janganlah mengira, bahwa kau dapat berkata dalam hatimu, Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu, Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini! Tetapi kamu yang tidak bertobat, ketahuilah, bahwa kapak sudah tersedia pada akar pohon, akan ditebang.” Mengapa khotbah yang begitu keras keluar dari mulut orang yang dipenuhi Roh Kudus? Karena dia tidak mau berkompromi, tidak mau melihat agama dipermainkan.

Jika agama tidak membuktikan manusia mencari Allah, maka saya menegaskan bahwa kebanyakan dari mereka yang meminta-minta Roh Kudus, sebenarnya bukan minta Roh Kudus, karena mereka belum mengerti apa itu Roh Kudus, mereka hanya memperalat dan mempermainkan Allah. mereka sedang mencari “ilah” yang bisa diperalat mereka untuk memenuhi keinginan mereka.

Mengapa mereka bisa mencari dan meminta Roh Kudus? Hal ini disebabkan karena mereka sudah menerima ajaran yang sangat berbeda dengan Alkitab: lihatlah, ada karunia berbahasa roh berarti kau tidak mempunyai Roh Kudus, jadi untuk membuktikan kau mempunyai Roh Kudus, kau harus memiliki karunia berbahasa roh. Maka sekarang mintalah. Apa yang mereka minta? Mereka minta tanda untuk membuktikan dirinya mempunyai Roh Kudus, bukan minta Roh Kudus itu sendiri. Memutar balikkan Roh Kudus dan karunia Roh Kudus. Roh Kuduslah Pemberi karunia, bukan karunia yang membuktikan Roh Kudus. Karunia tidak bisa membuktikan Roh Kudus, karena karunia, khususnya beberapa karunia yang berada diurutan akhir itu mudah dipalsukan oleh setan. Berkata-kata dengan hikmat, dan berkata-kata dengan pengetahuan adalah dua macam karunia yang bersangkut paut dengan bahasa, yang bisa langsung diuji kebenarannya. Kedua istilah ini sudah diselewengkan oleh third Wave.

Perhatikan 9 macam karunia yang terdapat di I Korintus 12, dua jenis karunia yang berada pada urutan depan berhubungan dengan bahasa atau perkataan; dan dua jenis karunia yang berada pada urutan terekhir, juga berkaitan dengan bahasa atau perkataan. Adapun dua jenis karunia yang berada di urutan depan: berkata-kata dengan hikmat dan berkata-kata dengan pengetahuan. Sedangkan dua jenis karunia yang berada pada urutan akhir adalah bahasa roh dan penterjemahan bahasa roh. Dua jenis yang di depan mengenai langue , dan dua jenis yang di belakang juga mengenai langue. Yang dua jenis di depan adalah wording or speaking, yang di belakang speaking in langue. Yang dua jenis di depan bisa diuji benar atau tidaknya, sedangkan yang dua jenis di belakang tidak bisa diuji, bahkan penterjemahannyapun sulit diuji. Sebab itu,dua jenis karunia yang berada di urutan akhir mudah dipalsukan oleh setan. 

Namun justru yang berada di urutan terakhir, yang paling tidak penting itu, sekarang dimutlakkan menjadi tanda untuk mengetahui seseorang mempunyai Roh Kudus atau tidak. Sambil terus membesar-besarkan karunia lidah sebagai karunia yang paling penting sehingga orang memutarbalikkan karunia yang di belakang itu menjadi yang paling penting dan yang penting dibuat menjadi tidak penting. Yang tidak mutlak menjadi mutlak, dan yang mutlak menjadi tidak mutlak. Yang utama menjadi tidak utama, yang tidak utama malah menjadi yang utama, sehingga orang mulai mengejar karunia itu.

Setelah itu, mulai ada usaha untuk melatih bahasa roh, sambil dipukul-pukul dan ditekan-tekan kepalanya sambil diperintahkan untuk mengulang kata-kata yang terlintas dipikirannya. Itulah kursus bahasa roh. Di dalam Alkitab tidak pernah ada orang yang kursus agar bisa berbahasa roh. Saya rasa kita perlu segera mengkoreksi ketidakberesan seperti ini dan membawa orang-orang Kristen kembali kepada prinsip-prinsip Alkitab.

Manusia tidak boleh berperan seperti Allah. jikalau Saudara telah menjadikan sesuatu yang hakekatnya bukan patokan menjadi patokan, maka saudara sedang memutlakkan patokan semu tersebut, lalu dijadikan sebagai motivasi doa Saudara. Itu suatu kesalahan. Saya mengingatkan bahwa sebelum seseorang berdoa, hendaklah orang itu mengerti bahwa ia adalah milik Allah, dan di hadapan Allah ia betul-betul tunduk menyerahkan segala kebebasannya di hadapan kedaulatan Allah, di mana dia sedang mengenali Ketuhanan-Nya, kehendak-Nya yang akan jadi. Kuasa-Nya yang membagi-bagikan anugerah bukan kemauan manusia yang menguasai-Nya.

Doa bukanlah suatu usaha untuk menguasai Tuhan, tidak berarti mau merubah Tuhan atau mengatur Tuhan. Tetapi orang yang menaikkan doa dengan tidak mengenal apa itu doa, selalu menjadikan diri sebagai subyek dan Allah sebagai obyek. Ia akan memberikan serangkaian perintah kepada Allah dan menuntut Allah untuk memenuhinya. Kalau Allah Mahakuasa, tidak perlu manusia menguasai-Nya. Tuhan tidak mau diperintah oleh manusia, karena manusia hanyalah ciptaan dan Dia adalah Pencipta. Sikap yang memerintah Allah dengan alasan itu pada hakekatnya belum berdoa. Doa tidak pernah merubah Allah, karena Allah tidak pernah berubah. Tapi doa adalah merubah diri, supaya sesuai dengan kehendak Allah yang tidak berubah.

Bilakah gereja-gereja di Indonesia kembali sehat dan normal? Kapankah pengkhotbah-pengkhotbah membawa manusia kembali pada prinsip-prinsip Alkitab?

Bilakah saudara mengetahui arti doa dan menjalankan kehidupan doa yang baik? Bilakah Saudara mengerti doktrin Roh Kudus dan betul-betul taat pada pimpinan-Nya? Bilakah Saudara mengerti firman yang kuasa-Nya lebih besar dari pada Saudara sendiri, lalu Saudara taat dan berjalan di dalamnya? Ataukah sekarang Saudara sedang mencari ayat-ayat yang angkanya cocok dengan angka undian Saudara? Sikap seperti itu sangat tidak terpuji. Itu sebabnya Roh Kudus tidak berikan kepada Saudara. Roh Kudus hanya diberikan kepada mereka yang sungguh-sungguh taat kepada Allah.

Marilah kita belajar permohonan yang benar. Doa merupakan suatu interaksi. Ketika sedang berinterksi secara pribadi, relasi pribadi lepas pribadi antar Pencipta dan yang dicipta itu terjalin, maka yang ditebus bertemu dengan Sang Penebus, saat itu manusia yang terbatas akan berdoa di hadapan Dia yang tidak terbatas, yang Mahasuci, dengan berkata, “Bapa, bukan kehendakku yang jadi, tapi kehendak-Mu ya Tuhan.” Inilah contoh doa yang Kristus berikan di Getsemani. Berhakkah kita berkata kepada Tuhan, kalau boleh singkirkan cawan ini dari padaku? Tuhan, singkirkan cawan pahit ini, cawan kemurkaan-Mu, cawan penghakiman-Mu yang begitu sengit dan begitu sulit. Tetapi setelah meminta, Yesus berkata atas hak-Nya sendiri, “Tetapi bukan kehendak-Ku ya Bapa, melainkan kehendak-Mu yang jadi.” Itulah doa.

Baca Juga: 4 Penerimaan Roh Kudus Yang Salah

Berapa banyakkah pembaca yang telah mengerti prinsip doa seperti ini dan sungguh-sungguh berdoa untuk kebangunan gereja di Indonesia? Seringkali kebangunan hanya dikaitkan dengan adanya pendeta yang pandai berkhotbah. Jemaat sering kali hanya bisa mengkritik pendetanya meminta agar pendeta diganti tetapi tidak pernah berlutut untuk kebangunan gerejanya, membiarkan Allah bekerja sepenuhnya di dalam gereja-Nya. Hingga saat ini, Indonesia belum pernah menghasilkan hamba Tuhan yang mampu mempengaruhi seluruh Indonesia, apalagi mempengaruhi seluruh dunia.

Orang Kristen di Indonesia hendaknya berhenti saling mengiri, saling menjatuhkan, saling memperbandingkan siapa yang lebih populer, tetapi lebih banyak berdoa bagi Indonesia agar terjadi kebangunan yang sejati, sehingga pada suatu hari kelak, gereja di Indonesia menghasilkan laskar-laskar Kristus yang betul-betul berkuasa.

Next Post Previous Post