MATIUS 6:14-15 (3 HAL UNTUK PENGAMPUNAN)
Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu. (Matius 6:14-15)
gadget, bisnis, otomotif |
Kalau kita ingin memberlakukan pengampunan Kristiani itu, ada tiga hal yang kita perlukan :
[1]. KITA HARUS BELAJAR MENGERTI.
Kalau seseorang melakukan sesuatu, tentu ia mempunyai alasan. Kalau ia kelihatan canggung, kurang sopan dan mudah marah, mungkin ia sedang merasa kuatir atau menangung rasa sakit. Kalau ia memperlakukan kita dengan kebencian atau kecurigaan, mungkin ia telah keliru-mengerti kita, atau memperoleh informasi yang tidak benar mengenai perkataan atau perbuatan kita. Mungkin juga ia adalah seorang korban lingkungan hidupnya atau memang mempunyai warisan permasalahan. Mungkin juga ia memiliki pembawaan khusus, sehingga pergaulan dan hidupnya menjadi persoalan baginya.
Untuk menghadapi orang yang demikian itu, maka pengampunan adalah tindakan utama dan yang pertama harus kita tempuh, ketimbang kita melancarkan kutukan balasan. Jadi baiklah kalau kita belajar mengerti orang lain, sehingga kita mengetahui sebagian, atau seluruh alasan dari tindakan-tindakannya.
[2]. KITA HARUS BELAJAR MELUPAKAN.
Selama kita memiliki rasa dendam terhadap luka hati yang kecil saja, maka tidak ada harapan bahwa kita akan bisa mengampuni. Kita sering kali mengatakan, “Aku tak bisa lupa akan ucapan atau perlakuan A terhadap aku, di tempat.....pada waktu.....ucapan dan perlakuannya menyakitkan!” Ucapan kita seperti itu adalah ucapan yang berbahaya, sebab pada akhirnya kita sendirilah yang secara manusiawi tidak memungkinkan lagi untuk melupakan hal yang tidak menyenangkan itu. Kita sendiri melanggengkan ingatan itu di dalam benak kita.
Memang belajar melupakan adalah suatu usaha yang tidak selalu mudah, namun juga bukan suatu usaha yang selalu gagal. Memberi pengampunan adalah tanda orang yang berjiwa besar, dan melupakan kesalahan orang lain adalah perbuatan yang mulia. Hanya Roh Kudus sajalah yang dapat membersihkan dan menghapuskan segala ingatan kita tentang kepahitan-kepahitan masa lampau.
[3]. KITA HARUS BELAJAR MENGASIHI.
Dalam perenungan kemarin, kita telah mempelajari, bahwa Kasih Kristiani, “agape”, adalah kebajikan dan kehendak baik yang tidak mengenal batas, yang tidak bertujuan lain kecuali kebaikan tertinggi bagi orang lain, tanpa peduli akan perlakuan dan tindakan orang lain tersebut kepada kita. Kasih yang demikian itu hanya akan ada di dalam hati kita kalau Allah yang adalah Kasih itu sendiri, ada di dalam diri kita. Dan Kristus akan ada di dalam diri kita hanya kalau kita senantiasa terpaut dengan-Nya, ibarat ranting anggur dengan pokok anggurnya (Yohanes 15:1-8).
'
'
Menjadi orang Kristen adalah menjadi orang yang telah diampuni dosa-dosanya oleh Tuhan, dan sudah selayaknya pula ia harus mengampuni orang yang bersalah kepadanya. Sayangnya begitu banyak orang yang mengaku diri Kristen justru malah suka menyimpan kesalahan orang lain. Ia merasa harus membalas orang lain yang berbuat salah kepadanya.
Orang yang demikian sebenarnya menunjukkan bahwa ia sama sekali tidak bisa menampakkan citra Kristus di dalam hidup dan kehidupannya. Orang semacam itu sebenarnya tidak pantas untuk menyebut diri orang Kristen atau pengikut Kristus, karena ia hanya memakai Kekristenan sebagai kedok agar ia terlihat baik dan saleh di hadapan orang.
Orang semacam ini tidak menyadari bahwa Tuhan melihat dan menilai apa yang tersembunyi dalam hatinya, dan suatu saat akan tiba saat-Nya orang itu tentu akan menerima akibat dari apa yang telah diperbuatnya.
Menjadi orang Kristen harus mau mengampuni orang lain yang berbuat salah kepadanya. Menjadi orang Kristen, harus berani memikul salibnya, rela menerima penghinaan dan penganiayaan, apa pun bentuknya. Karena jika kita telah diampuni Tuhan, maka kita harus mengampuni orang lain. Dan itu adalah syarat yang hanya dapat kita penuhi karena kuasa Kristus saja. Amin.