KONTRA REFORMASI (YOHANES 2:17)

Pdt. Budi Asali, M.Div.

Murid-murid teringat pada firman Tuhan (Yohanes 2:17).
KONTRA REFORMASI (YOHANES 2:17)
gadget, bisnis, otomotif
Yohanes 2:17: “Maka teringatlah murid-muridNya, bahwa ada tertulis: ‘Cinta untuk rumahMu menghanguskan Aku.’”.

1) Kapan para murid itu teringat pada firman Tuhan itu?

a) Calvin menganggap mereka baru teringat belakangan.

Calvin: “‘And his disciples remembered.’ It is to no purpose that some people tease themselves with the inquiry how the disciples remembered a passage of Scripture, with the meaning of which they were hitherto unacquainted. For we must not understand that this passage of Scripture came to their remembrance at that time; but afterwards, when, having been taught by God, they considered with themselves what was the meaning of this action of Christ, by the direction of the Holy Spirit this passage of Scripture occurred to them. And, indeed, it does not always happen that the reason of God’s works is immediately perceived by us, but afterwards, in process of time, He makes known to us his purpose. And this is a bridle exceedingly well adapted to restrain our presumption, that we may not murmur against God, if at any time our judgment does not entirely approve of what he does. We are at the same time reminded, that when God holds us as it were in suspense, it is our duty to wait for the time of more abundant knowledge, and to restrain the excessive haste which is natural to us; for the reason why God delays the full manifestation of his works is, that he may keep us humble.” [= ‘Dan murid-muridNya teringat’. Tidak ada gunanya bahwa beberapa orang menggoda / mengejek diri mereka sendiri dengan pertanyaan bagaimana murid-murid mengingat suatu text Kitab Suci, dengan artinya tentang mana sampai saat itu mereka tidak tahu. Karena kita tidak boleh menganggap / menyimpulkan bahwa text Kitab Suci ini mereka ingat PADA SAAT ITU; TETAPI BELAKANGAN, pada waktu setelah diajar oleh Allah, mereka mempertimbangkan sendiri apa arti dari tindakan Kristus ini, oleh pengarahan / pimpinan Roh Kudus text Kitab Suci ini teringat oleh mereka. Dan memang, tidak selalu terjadi bahwa alasan dari pekerjaan-pekerjaan Allah segera kita mengerti, tetapi belakangan, dalam proses waktu, Ia menyatakan kepada kita tujuanNya. Dan ini adalah suatu kekang yang disesuaikan dengan sangat baik untuk mengekang kekurang-ajaran kita, sehingga kita tidak bersungut-sungut terhadap Allah, jika pada kapanpun penilaian kita tidak sepenuhnya menyetujui apa yang Ia lakukan. Pada saat yang sama kita diingatkan, bahwa pada waktu Allah menahan kita seolah-olah dalam ketidak-pastian, adalah kewajiban kita untuk menunggu untuk saat dari pengetahuan yang lebih banyak, dan untuk mengekang ketergesa-gesaan yang berlebihan yang merupakan hal yang alamiah bagi kita; karena alasan mengapa Allah menunda manifestasi penuh dari pekerjaan-pekerjaanNya adalah, supaya Ia bisa menjaga kita tetap rendah hati.].

Calvin: “The meaning is, that the disciples at length came to know, that the zeal for the house of God, with which Christ burned, excited him to drive out of it those profanations.” [=Artinya adalah, bahwa murid-murid setelah beberapa waktu / akhirnya mengerti, bahwa semangat untuk rumah Allah, dengan mana Kristus menyala-nyala, membangkitkan perasaanNya untuk mengusir keluar dari situ orang-orang yang mencemarkan tempat itu.].

Calvin: “Now observe that they followed the guidance of Scripture, in order to form such an opinion concerning Christ as they ought to entertain; and, indeed, no man will ever learn what Christ is, or the object of what he did and suffered, unless he has been taught and guided by Scripture. So far, then, as each of us shall desire to make progress in the knowledge of Christ, it will be necessary that Scripture shall be the subject of our diligent and constant meditation.” [= Sekarang perhatikan bahwa mereka mengikuti bimbingan Kitab Suci, supaya membentuk pandangan seperti itu tentang Kristus; dan memang, tidak ada orang akan pernah belajar apa Kristus itu, atau tujuan dari apa yang Ia lakukan dan derita, kecuali ia telah diajar dan dibimbing oleh Kitab Suci. Maka sejauh ini, pada waktu setiap kita ingin untuk membuat kemajuan dalam pengenalan tentang Kristus, adalah perlu bahwa Kitab Suci merupakan pokok dari perenungan / pembelajaran kita yang rajin dan terus menerus.].

b) J. C. Ryle menganggap para murid teringat firman pada saat itu juga.

J. C. Ryle: “‘His disciples remembered, &c.’ These words certainly appear to mean that our Lord’s disciples ‘remembered’ the text which is here quoted, at the very time when our Lord was casting out the buyers and sellers. It occurred to their minds as a striking illustration of the spirit which their divine Master was exhibiting. He was completely absorbed for the moment in zeal for the purity of God’s house.” [= ‘Murid-muridNya teringat, dst.’. Kata-kata ini jelas terlihat berarti bahwa murid-murid Tuhan kita ‘teringat’ text yang dikutip di sini, pada saat itu juga pada waktu Tuhan kita sedang mengusir para pembeli dan penjual. Itu mereka sadari sebagai suatu pencerahan yang menyolok / mengesankan tentang roh / kecondongan yang sedang ditunjukkan oleh Tuan / Guru Ilahi mereka. Pada saat itu Ia sepenuhnya dipenuhi pikiranNya untuk kemurnian rumah Allah.] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: John vol I’ (Libronix).

Ini semua menyebabkan murid-murid bisa menerima apa yang Yesus lakukan.

c) Saya setuju pada pandangan b).

Alasan saya: kalau memang teringatnya baru belakangan biasanya ditulis secara jelas oleh Yohanes, seperti dalam ay 22 dan Yohanes 12:16.

Yohanes 2: 22: “Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-muridNya bahwa hal itu telah dikatakanNya, dan merekapun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus.”.

Di sini mereka memang baru ingat kata-kata Yesus belakangan, setelah Yesus bangkit dari antara orang mati.

Yoh 12:16 - “Mula-mula murid-murid Yesus tidak mengerti akan hal itu, tetapi sesudah Yesus dimuliakan, teringatlah mereka, bahwa nas itu mengenai Dia, dan bahwa mereka telah melakukannya juga untuk Dia.”.

Dan di sini mereka baru ingat lebih belakangan lagi, setelah Yesus dimuliakan / naik ke surga.

Tetapi untuk Yohanes 2:17 sama sekali tidak ada petunjuk bahwa mereka baru teringat belakangan.

2) Ini menunjukkan bahwa para murid sangat mengenal Kitab Suci mereka.

J. C. Ryle: “‘His disciples remembered, &c.’ ... It is one among many proofs of the familiarity of the poor and unlearned Jews with the Old Testament Scriptures. Whether, however, the disciples regarded the Psalm, of which they remembered this verse, as applicable to the Messiah, may be reasonably doubted.” [= ‘Murid-muridNya teringat, dst.’. ... Ini adalah salah satu di antara banyak bukti-bukti tentang keakraban dari orang-orang Yahudi yang miskin dan tidak terpelajar dengan Kitab Suci Perjanjian Lama. Tetapi apakah murid-murid menganggap Mazmur, dari mana mereka mengingat ayat ini, sebagai cocok dengan sang Mesias, bisa diragukan secara masuk akal.] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: John vol I’ (Libronix).

a) Juga ada beberapa text Alkitab lain yang menunjukkan bahwa para murid (juga orang-orang Yahudi pada umumnya) cukup banyak tahu tentang Alkitab mereka (Perjanjian Lama). Misalnya:

Matius 11:13-14 - “(13) Sebab semua nabi dan kitab Taurat bernubuat hingga tampilnya Yohanes (14) dan - jika kamu mau menerimanya - ialah Elia yang akan datang itu.”.

Matius 17:10 - “Lalu murid-muridNya bertanya kepadaNya: ‘Kalau demikian mengapa ahli-ahli Taurat berkata bahwa Elia harus datang dahulu?’”.

Bdk. Mal 4:5 - “Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu.”.

Matius 12:22-23 - “(22) Kemudian dibawalah kepada Yesus seorang yang kerasukan setan. Orang itu buta dan bisu, lalu Yesus menyembuhkannya, sehingga si bisu itu berkata-kata dan melihat. (23) Maka takjublah sekalian orang banyak itu, katanya: ‘Ia ini agaknya Anak Daud.’”.

Bdk. Yesaya 35:5-6 - “(5) Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka. (6) Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai; sebab mata air memancar di padang gurun, dan sungai di padang belantara;”. Bdk. Matius 11:2-6.

Matius 12:1 - “Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena lapar, murid-muridNya memetik bulir gandum dan memakannya.”.

Bdk. Ulangan 23:24-25 - “(24) ‘Apabila engkau melalui kebun anggur sesamamu, engkau boleh makan buah anggur sepuas-puas hatimu, tetapi tidak boleh kaumasukkan ke dalam bungkusanmu. (25) Apabila engkau melalui ladang gandum sesamamu yang belum dituai, engkau boleh memetik bulir-bulirnya dengan tanganmu, tetapi sabit tidak boleh kauayunkan kepada gandum sesamamu itu.’”.

Adam Clarke (tentang Ul 23:25): “It was on the permission granted by this law that the disciples plucked the ears of corn (grain), as related Matt 12:1. This was both a considerate and humane law, and is no dishonour to the Jewish code.” [= Berdasarkan izin yang diberikan oleh hukum inilah maka murid-murid memetik bulir-bulir gandum, seperti yang diceritakan dalam Mat 12:1. Ini merupakan baik suatu hukum yang mempertimbangkan kebutuhan orang lain dan berbelas-kasihan, dan bukan merupakan ketidak-hormatan terhadap kumpulan hukum-hukum Yahudi.].

Catatan: tetapi awas, jangan lakukan ini di negara kita, atau di negara lain, yang hukumnya berbeda. Bahkan di Israel sekarang, saya tak tahu apakah hukum ini masih dianggap tetap berlaku.

b) Murid-murid Yesus berasal dari kalangan yang tidak terpelajar (Kis 4:13), tetapi mereka bisa mengenal Kitab Suci mereka dengan cukup baik.

Kis 4:13 - “Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus.”.

Lalu bagaimana mungkin mereka bisa mengerti dan mengingat Kitab Suci (Perjanjian Lama)?

1. Ini bisa terjadi mungkin karena memang pendidikan firman terhadap anak-anak merupakan tugas orang tua dalam kalangan bangsa Israel / Yahudi, seperti yang bisa kita lihat dari ayat-ayat di bawah ini.

Ulangan 4:9 - “Tetapi waspadalah dan berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan hal-hal yang dilihat oleh matamu sendiri itu, dan supaya jangan semuanya itu hilang dari ingatanmu seumur hidupmu. Beritahukanlah kepada anak-anakmu dan kepada cucu cicitmu semuanya itu,”.

Ulangan 6:6-9 - “(6) Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, (7) haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. (8) Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, (9) dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.”.

Ul 6:20-23 - “(20) Apabila di kemudian hari anakmu bertanya kepadamu: Apakah peringatan, ketetapan dan peraturan itu, yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN Allah kita? (21) maka haruslah engkau menjawab anakmu itu: Kita dahulu adalah budak Firaun di Mesir, tetapi TUHAN membawa kita keluar dari Mesir dengan tangan yang kuat. (22) TUHAN membuat tanda-tanda dan mujizat-mujizat, yang besar dan yang mencelakakan, terhadap Mesir, terhadap Firaun dan seisi rumahnya, di depan mata kita; (23) tetapi kita dibawaNya keluar dari sana, supaya kita dapat dibawaNya masuk untuk memberikan kepada kita negeri yang telah dijanjikanNya dengan sumpah kepada nenek moyang kita.”.

Ul 11:18-20 - “(18) Tetapi kamu harus menaruh perkataanku ini dalam hatimu dan dalam jiwamu; kamu harus mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu. (19) Kamu harus mengajarkannya kepada anak-anakmu dengan membicarakannya, apabila engkau duduk di rumahmu dan apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun; (20) engkau harus menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu,”.

Ul 32:45-46 - “(45) Setelah Musa selesai menyampaikan segala perkataan itu kepada seluruh orang Israel, (46) berkatalah ia kepada mereka: ‘Perhatikanlah segala perkataan yang kuperingatkan kepadamu pada hari ini, supaya kamu memerintahkannya kepada anak-anakmu untuk melakukan dengan setia segala perkataan hukum Taurat ini. ”.

Amsal 22:6 - “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.”.

Amsal 29:17 - “Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu.”.


Perjanjian Baru juga memerintahkan orang tua untuk mengajarkan firman Tuhan kepada anak-anak mereka.

Efesus 6:4 - “Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.”.

Barnes’ Notes (tentang Ef 6:4): “‎No one can doubt that the Bible enjoins on parents the duty of endeavoring to train up their children in the ways of religion, and of making it the grand purpose of this life to prepare them for heaven. It has been often objected that children should be left on religious subjects to form their own opinions when they are able to judge for themselves. Infidels and irreligious people always oppose or neglect the duty here enjoined; and the plea commonly is, that to teach religion to children is to make them prejudiced; to destroy their independence of mind; and to prevent their judging as impartially on so important a subject as they ought to.” [= Tak seorangpun bisa meragukan bahwa Alkitab memerintahkan orang tua kewajiban untuk mengusahakan untuk melatih / mendidik anak-anak mereka dalam jalan-jalan agama, dan untuk membuatnya sebagai tujuan besar dari kehidupan ini untuk mempersiapkan mereka untuk surga. Sudah sering diajukan keberatan bahwa anak-anak harus dibiarkan tentang pokok agamawi untuk membentuk pandangan-pandangan / kepercayaan-kepercayaan mereka sendiri pada waktu mereka mampu untuk menilai bagi diri mereka sendiri. Orang-orang kafir dan orang-orang yang tidak relijius selalu menentang atau melalaikan kewajiban yang di sini diperintahkan; dan dalih yang umum adalah, bahwa mengajar agama kepada anak-anak berarti membuat mereka berprasangka; menghancurkan ketidak-tergantungan / kebebasan pikiran mereka; dan menghalangi mereka menilai secara adil tentang suatu pokok yang begitu penting seperti yang seharusnya.].

Barnes’ Notes (tentang Ef 6:4): “People DO inculcate their own sentiments in religion. An infidel is not usually ‘very’ anxious to conceal his views from his children. People teach by example; by incidental remarks; by the ‘neglect’ of that which they regard as of no value. A man who does not pray, is teaching his children not to pray; he who neglects the public worship of God, is teaching his children to neglect it; he who does not read the Bible, is teaching his children not to read it. ... it is impossible for a parent not to inculcate his own religious views on his children. Since this is so, all that the Bible requires is, that his instructions should be RIGHT.‎” [= Orang-orang memang mengajarkan / mengindoktrinasikan pandangan / pemikiran mereka sendiri dalam persoalan agama. Seorang kafir biasanya tidak ‘sangat’ sungguh-sungguh untuk menyembunyikan pandangan-pandangannya dari anak-anaknya. Orang-orang mengajar oleh teladan; oleh ‘kelalaian / pengabaian’ tentang apa yang mereka anggap tidak berharga. Seseorang yang tidak berdoa, sedang mengajar anak-anaknya untuk tidak berdoa; ia yang melalaikan / mengabaikan kebaktian umum kepada Allah, sedang mengajar anak-anaknya untuk melalaikan / mengabaikannya; ia yang tidak membaca Alkitab, sedang mengajar anak-anaknya untuk tidak membacanya. ... adalah mustahil bagi orang tua untuk tidak mengajarkan / mengindoktrinasikan pandangan-pandangan / kepercayaan-kepercayaan agamawinya kepada anak-anaknya. Karena halnya adalah demikian, semua yang Alkitab tuntut adalah, bahwa pengajaran-pengajarannya harus BENAR.].

Barnes’ Notes (tentang Ef 6:4): “‎To inculcate the truths of religion is not to make the mind narrow, prejudiced, and indisposed to perceive the truth. ... Superstition, bigotry, infidelity, and ‘all’ error and falsehood, make the mind narrow and prejudiced.” [= Mengajarkan kebenaran-kebenaran agama tidak membuat pikiran sempit, berprasangka, dan menentang untuk mengerti kebenaran. ... Takhyul, ketidak-toleranan, kekafiran, dan semua kesalahan dan kepalsuan, membuat pikiran sempit dan berprasangka.].

Barnes’ Notes (tentang Efesus 6:4): “‎If a man does not teach his children truth, others will teach them ‘error.’ The young sceptic that the child meets in the street; the artful infidel; the hater of God; the unprincipled stranger; ‘will’ teach the child. But is it not better for a parent to teach his child the ‘truth’ than for a stranger to teach him error?” [= Jika seseorang tidak mengajar anak-anaknya kebenaran, orang-orang lain akan mengajar mereka ‘kesalahan’. Seorang skeptik muda yang anak itu temui di jalan; orang kafir yang licik; pembenci Allah; orang asing yang tidak mempunyai prinsip / tidak jujur; ‘akan’ mengajar anak itu. Tetapi tidakkah lebih baik bagi orang tua untuk mengajar anaknya kebenaran dari pada seorang asing mengajarnya kesalahan?].

Inilah yang menyebabkan orang-orang Kristen yang tidak mengajarkan agama kepada anak-anaknya adalah orang-orang yang pada hakekatnya melakukan KONTRA REFORMASI!

2. Tuhan melakukan hal-hal tertentu, dan Tuhan beberapa kali menyuruh bangsa Israel melakukan hal-hal tertentu, yang salah satu tujuannya adalah supaya bisa menjelaskan hal-hal rohani kepada anak-anak mereka pada waktu anak-anak itu bertanya tentang hal itu.

Kel 10:1-2 - “(1) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: ‘Pergilah menghadap Firaun, sebab Aku telah membuat hatinya dan hati para pegawainya berkeras, supaya Aku mengadakan tanda-tanda mujizat yang Kubuat ini di antara mereka, (2) dan supaya engkau dapat menceriterakan kepada anak cucumu, bagaimana Aku mempermain-mainkan orang Mesir dan tanda-tanda mujizat mana yang telah Kulakukan di antara mereka, supaya kamu mengetahui, bahwa Akulah TUHAN.’”.

Keluaran 12:26-27 - “(26) Dan apabila anak-anakmu berkata kepadamu: Apakah artinya ibadahmu ini? (27) maka haruslah kamu berkata: Itulah korban Paskah bagi TUHAN yang melewati rumah-rumah orang Israel di Mesir, ketika Ia menulahi orang Mesir, tetapi menyelamatkan rumah-rumah kita.’ Lalu berlututlah bangsa itu dan sujud menyembah.”.

Kel 13:13-15 - “(13) Tetapi setiap anak keledai yang lahir terdahulu kautebuslah dengan seekor domba; atau, jika engkau tidak menebusnya, engkau harus mematahkan batang lehernya. Tetapi mengenai manusia, setiap anak sulung di antara anak-anakmu lelaki, haruslah kautebus. (14) Dan apabila anakmu akan bertanya kepadamu di kemudian hari: Apakah artinya itu? maka haruslah engkau berkata kepadanya: Dengan kekuatan tanganNya TUHAN telah membawa kita keluar dari Mesir, dari rumah perbudakan. (15) Sebab ketika Firaun dengan tegar menolak untuk membiarkan kita pergi, maka TUHAN membunuh semua anak sulung di tanah Mesir, dari anak sulung manusia sampai anak sulung hewan. Itulah sebabnya maka aku biasa mempersembahkan kepada TUHAN segala binatang jantan yang lahir terdahulu dari kandungan, sedang semua anak sulung di antara anak-anakku lelaki kutebus.”.

Yos 4:1-9,20-23 - “(1) Setelah seluruh bangsa itu selesai menyeberangi sungai Yordan, berfirmanlah TUHAN kepada Yosua, demikian: (2) ‘Pilihlah dari bangsa itu dua belas orang, seorang dari tiap-tiap suku, (3) dan perintahkanlah kepada mereka, demikian: Angkatlah dua belas batu dari sini, dari tengah-tengah sungai Yordan ini, dari tempat berjejak kaki para imam itu, bawalah semuanya itu ke seberang dan letakkanlah di tempat kamu akan bermalam nanti malam.’ (4) Lalu Yosua memanggil kedua belas orang yang ditetapkannya dari orang Israel itu, seorang dari tiap-tiap suku, (5) dan Yosua berkata kepada mereka: ‘Menyeberanglah di depan tabut TUHAN, Allahmu, ke tengah-tengah sungai Yordan, dan angkatlah masing-masing sebuah batu ke atas bahumu, menurut bilangan suku orang Israel, (6) supaya ini menjadi tanda di tengah-tengah kamu. Jika anak-anakmu bertanya di kemudian hari: Apakah artinya batu-batu ini bagi kamu? (7) maka haruslah kamu katakan kepada mereka: Bahwa air sungai Yordan terputus di depan tabut perjanjian TUHAN; ketika tabut itu menyeberangi sungai Yordan, air sungai Yordan itu terputus. Sebab itu batu-batu ini akan menjadi tanda peringatan bagi orang Israel untuk selama-lamanya.’ (8) Maka orang Israel itu melakukan seperti yang diperintahkan Yosua. Mereka mengangkat dua belas batu dari tengah-tengah sungai Yordan, seperti yang difirmankan TUHAN kepada Yosua, menurut jumlah suku Israel. Semuanya itu dibawa merekalah ke seberang, ke tempat bermalam, dan diletakkan di situ. (9) Pula Yosua menegakkan dua belas batu di tengah-tengah sungai Yordan itu, di tempat bekas berjejak kaki para imam pengangkat tabut perjanjian itu. Batu-batu itu masih ada di sana sampai sekarang. ... (20) Kedua belas batu yang diambil dari sungai Yordan itu ditegakkan oleh Yosua di Gilgal. (21) Dan berkatalah ia kepada orang Israel, demikian: ‘Apabila di kemudian hari anak-anakmu bertanya kepada ayahnya: Apakah arti batu-batu ini? (22) maka haruslah kamu beritahukan kepada anak-anakmu, begini: Israel telah menyeberangi sungai Yordan ini di tanah yang kering! - (23) sebab TUHAN, Allahmu, telah mengeringkan di depan kamu air sungai Yordan, sampai kamu dapat menyeberang seperti yang telah dilakukan TUHAN, Allahmu, dengan Laut Teberau, yang telah dikeringkanNya di depan kita, sampai kita dapat menyeberang,”.

Calvin (tentang Yosua 4:7): “Although the stones themselves cannot speak, yet the monument furnished the parents with materials for speaking, and for making the kindness of God known to their children.” [= Sekalipun batu-batu itu sendiri tidak bisa berbicara, tetapi monumen itu menyediakan orang tua dengan bahan-bahan untuk pembicaraan, dan untuk membuat kebaikan Allah diketahui / dikenal oleh anak-anak mereka.].

Dalam Perjanjian Baru, Perjamuan Kudus merupakan salah satu dari hal-hal itu.

Bdk. 1Korintus 11:26 - “Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.”.

Memang ini merupakan pemberitaan kepada semua orang, tetapi jelas juga kepada anak-anak kita!

Apakah bangsa Israel dan orang Kristen mentaati perintah Tuhan untuk mendidik anak-anak mereka dalam persoalan agama?

Jelas ada yang mentaati, dan ini terlihat dari:

a. Para murid yang mengenal Kitab Suci mereka.

b. Nenek dan ibu Timotius merupakan contoh orang yang melakukan perintah mendidik anak ini dengan baik.

2Timotius 1:5 - “Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu.”.

Bdk. Kis 16:1 - “Paulus datang juga ke Derbe dan ke Listra. Di situ ada seorang murid bernama Timotius; ibunya adalah seorang Yahudi dan telah menjadi percaya, sedangkan ayahnya seorang Yunani.”.

Tetapi orang-orang seperti mereka tidak terlalu banyak. Dalam kenyataannya, bangsa Israel biasanya tidak mengajar firman kepada anak-anak mereka. Bahkan imam, hakim dan raja tidak melaksanakan hal itu dengan baik, dan ini terlihat dari kasus anak-anak Eli yang bejat (1Sam 2:12-dst), anak-anak Samuel yang tidak hidup seperti dia (1Sam 8:3-dst), anak-anak Daud yang bejat (Amnon, Absalom), dan sebagainya.

Yos 24:31 - “Orang Israel beribadah kepada TUHAN sepanjang zaman Yosua dan sepanjang zaman para tua-tua yang hidup lebih lama dari pada Yosua, dan yang mengenal segenap perbuatan yang dilakukan TUHAN bagi orang Israel.”.

Hak 2:7-11 - “(7) Dan bangsa itu beribadah kepada TUHAN sepanjang zaman Yosua dan sepanjang zaman para tua-tua yang hidup lebih lama dari pada Yosua, dan yang telah melihat segenap perbuatan yang besar, yang dilakukan TUHAN bagi orang Israel. (8) Dan Yosua bin Nun, hamba TUHAN itu, mati pada umur seratus sepuluh tahun; (9) ia dikuburkan di daerah milik pusakanya di Timnat-Heres, di pegunungan Efraim, di sebelah utara gunung Gaas. (10) Setelah seluruh angkatan itu dikumpulkan kepada nenek moyangnya, bangkitlah sesudah mereka itu angkatan yang lain, yang tidak mengenal TUHAN ataupun perbuatan yang dilakukanNya bagi orang Israel. (11) Lalu orang Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN dan mereka beribadah kepada para Baal.”.

Bible Knowledge Commentary (tentang Hak 2:10): “The new generation of Israelites that grew up after their faithful fathers died was distinguished by its faithlessness toward the Lord. That they ‘knew neither the LORD nor what He had done for Israel’ could imply a failure of the older generation to communicate God’s acts to them (cf. Deut 6:7).” [= Generasi yang baru dari bangsa Israel yang menjadi dewasa setelah bapa-bapa / nenek moyang mereka yang setia mati digambarkan sebagai berbeda oleh ketidak-setiaannya terhadap Tuhan. Bahwa mereka ‘tidak mengenal TUHAN ataupun perbuatanNya yang telah Ia lakukan bagi orang Israel’ secara implicit bisa menunjukkan suatu kegagalan dari generasi yang lebih tua untuk menyatakan tindakan-tindakan Allah kepada mereka (bdk. Ul 6:7).].

Ulangan 6:7 - “haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.”.

Adam Clarke (tentang Ul 6:7): “‎God’s testimonies must be taught to our children, and the utmost diligence must be used to make them understand them. This is a most difficult task; and it requires much patience, much prudence, much judgment, and much piety in the parents, to enable them to do this good, this most important work, in the best and most effectual manner. ... Thou shalt begin and end the day with God, and thus religion will be the great business of thy life. O how good are these sayings, but how little regarded!” [= Hukum-hukum Allah harus diajarkan kepada anak-anak kita, dan kerajinan yang tertinggi harus digunakan untuk membuat mereka mengertinya. Ini adalah suatu tugas yang sangat sukar; dan itu membutuhkan banyak kesabaran, banyak kebijaksanaan / kehati-hatian, banyak pertimbangan, dan banyak kesalehan dalam orang tua, untuk memampukan mereka untuk melakukan hal yang baik ini, pekerjaan yang sangat penting ini, dengan cara yang terbaik dan paling efektif. ... Engkau harus memulai dan mengakhiri suatu hari dengan Allah, dan dengan demikian agama akan menjadi urusan besar dari kehidupanmu. Oh alangkah baiknya kata-kata ini, tetapi alangkah sedikitnya dianggap / dipedulikan!].

Kata-kata terakhir dari Adam Clarke ini yang saya anggap sebagai suatu tindakan KONTRA REFORMASI, bukan dari pihak Katolik, tetapi dari pihak kita sendiri!

Martin Luther, Zwingli, John Calvin, dan John Knox telah melakukan Reformasi, tetapi sekarang kebanyakan orang Kristen melakukan KONTRA REFORMASI, dengan mengabaikan pendidikan agama (injil dan firman Tuhan) kepada anak-anak mereka!

Baca Juga: Otoritas Alkitab Dalam Hidup Kita (Yohanes 2: 17-18)

Orang-orang Kristen zaman sekarang hanya peduli dengan pendidikan sekuler dari anak-anak mereka, membelikan anak-anak mereka barang-barang mewah, khususnya HP yang justru membuat mereka makin jauh dari Alkitab!

Saya akan mengakhiri khotbah ini dengan beberapa pertanyaan kepada para orang tua Kristen:

(1) Apakah saudara yakin kalau saat ini saudara mati saudara pasti masuk ke surga?

(2) Apakah saudara sudah mengajar Injil dan firman Tuhan kepada anak-anak saudara?

(3) Apakah saudara yakin kalau anak-anak saudara mati saat ini mereka pasti masuk ke surga?

(4) Apakah merupakan sesuatu yang menyenangkan kalau pada akhirnya saudara masuk surga dan anak-anak saudara masuk neraka?

Renungkan semua ini dan mulailah mengajarkan Injil dan firman Tuhan kepada anak-anak saudara, supaya saudara tidak melakukan KONTRA REFORMASI!
Next Post Previous Post