PEREMPUAN YANG SAKIT PENDARAHAN (LUKAS 8:43-48)

Ketika perempuan itu melihat, bahwa perbuatannya itu ketahuan, ia datang dengan gemetar, tersungkur di depan-Nya dan menceritakan kepada orang banyak apa sebabnya ia menjamah Dia dan bahwa ia seketika itu juga menjadi sembuh. Maka kata-Nya kepada perempuan itu: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat! (Lukas 8:47-48)
gadget, bisnis, otomotif
Dalam perjalanan Yesus menuju ke rumah Yairus, ada seorang perempuan yang berada di pinggir jalan melihat Yesus akan lewat di depannya. Ia dalam keadaan sakit, dan penyakit yang dideritanya telah berjalan selama 12 tahun tidak pernah sembuh. Sakit pendarahan yang dialaminya telah menghabiskan harta miliknya untuk berobat, tetapi ternyata penyakit yang dialaminya tetap tidak berhasil disembuhkan. Penyakit yang dialaminya merupakan penyakit yang memalukan pada masa itu dan tentunya ia tidak bebas pula untuk mengutarakannya kepada orang lain.

Suatu ketika, ia mendengar berita tentang Yesus yang menyembuhkan banyak orang yang mengalami sakit penyakit, dan itu membawa dirinya untuk mencari dan ingin bertemu dengan-Nya guna memohon kesembuhan. Tetapi ternyata keinginannya juga sulit terwujud, mengingat banyak orang berjubel mengikut Yesus yang dalam perjalanan menuju ke rumah Yairus. Namun ia bertekat untuk mendekati Yesus di tengah kerumunan orang banyak itu. Menurut pendapatnya, semakin banyak orang mengerumuni-Nya, semakin mudah ia dapat melakukannya tanpa ketahuan.

Iman perempuan ini sangat kuat, sebab ia tidak ragu dan yakin penuh bahwa hanya dengan menjamah jumbai jubah-Nya, ia akan bisa memperoleh kuasa penyembuhan dari-Nya yang cukup untuk membebaskannya dari derita. Perempuan itu menganggap Kristus sebagai sumber belas kasihan yang penuh melimpah, sehingga kalaupun ia mencuri sedikit kesembuhan, tentunya Ia tidak akan rugi.

Demikianlah banyak jiwa malang disembuhkan, ditolong, dan diselamatkan oleh Kristus yang hilang di tengah kerumunan orang banyak, tanpa ada yang tahu. Perempuan itu langsung merasakan perubahan dalam dirinya, dan sembuhlah penyakitnya (Lukas 8: 44). Sama seperti orang percaya menikmati persekutuan yang nyaman bersama Kristus, demikian juga mereka menikmati hubungan yang nyaman dengan-Nya, secara diam-diam. Namun, kesembuhan yang terjadi secara diam-diam itu pun akhirnya ketahuan juga. Dan hal itu membawa kemuliaan baik bagi Sang Penyembuh maupun bagi perempuan yang disembuhkan itu.

Yesus tahu bahwa telah terjadi kesembuhan. Ada kuasa keluar dari diri-Ku (Lukas 8: 46). Orang-orang yang telah memperoleh kesembuhan dari kuasa yang keluar dari diri Kristus harus mengakuinya, sebab Ia mengetahui hal itu. Di sini Ia berbicara tentang hal itu, bukan sebagai keluhan, seakan-akan hal itu membuat-Nya menjadi lemah atau dirugikan, melainkan karena Dia merasa sangat puas. 

Sangat bersukalah hati-Nya bahwa ada kuasa yang keluar dari diri-Nya untuk suatu kebaikan, dan Ia sama sekali tidak keberatan untuk memberaikan-Nya kepada orang-orang hina. Mereka bebas menerimanya, sama seperti mereka bebas menerima cahaya dan kehangatan sinar matahari. Kuasa di dalam diri-Nya tidaklah berkurang karena keluarnya kuasa itu dari diri-Nya sebab Dia adalah mata air yang melimpah.

Ketika perempuan itu melihat, bahwa perbuatannya itu ketahuan, ia datang dengan gemetar, tersungkur di depan-Nya (Lukas 8: 47). Ia mengaku dan menceritakan masalahnya dan mukjizat yang telah diterimanya. 

Perhatikanlah, mengingat bahwa kita tidak tersembunyi bagi Kristus, sudah seharusnya kita mencurahkan isi hati kita di hadapan-Nya, dan menyerahkan semua dosa dan masalah kita kepada-Nya.
Perempuan malang itu datang dengan gemetar, namun, imannya telah menyelamatkannya (Lukas 8:48). Perhatikanlah, orang bisa saja gemetar meskipun memiliki iman yang menyelamatkan. 

Perempuan itu menceritakan kepada orang banyak apa sebabnya ia menjamah Yesus, yaitu sebab ia percaya bahwa sebuah sentuhan akan menyembuhkannya, dan memang demikianlah yang terjadi. Orang-orang sakit yang datang kepada Kristus harus saling menyampaikan pengalaman mereka satu sama lain. Dan inilah yang dilakukan Yesus. Ia meneguhkan kesembuhan perempuan itu, dan menyuruhnya pergi sambil menghiburnya: “Hai, anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat.” (Lukas 8:48).


Hal yang indah dari kisah ini adalah bahwa sejak Yesus berhadapan muka dengan wanita itu, sepertinya tidak ada seorang pun di sana kecuali Yesus dan perempuan itu. Itu terjadi di tengah keramaian; tetapi orang banyak itu dilupakan dan Yesus berbicara kepada wanita itu seolah-olah hanya dia satu-satunya orang di dunia. Dia adalah seorang yang miskin, penderita yang tidak penting, dengan masalah yang membuatnya najis, namun kepada satu orang yang tidak penting itu Yesus memberikan seluruh diri-Nya.

Hampir semua orang yang hidup pada masa itu tidak memandang penting sama sekali terhadap wanita tersebut. Namun bagi Yesus, dia adalah seseorang yang membutuhkan sesuatu, dan karena itu, Ia seolah-olah, menarik diri dari massa kerumunan manusia tersebut dan memberikan diri-Nya kepada perempuan tadi. “Allah mengasihi setiap kita, seolah-olah hanya kita saja yang dikasihi-Nya.” Amin.
Next Post Previous Post