AKHIR YANG TERANG BENDERANG (RUT 4:13-22)
Pdt. Budi Asali, M.Div.
IV) Bagaimana akhirnya?
1) Akhirnya Boas menikah dengan Rut.
otomotif, health |
Matthew Henry: “Boaz took her, with the usual solemnities, to his house, and she became his wife (v. 13), all the city, no doubt, congratulating the preferment of a virtuous woman, purely for her virtues. We have reason to think that Orpah, who returned from Naomi to her people and her gods, was never half so well preferred as Ruth was. He that forsakes all for Christ shall find more than all with him; it shall be recompensed a hundred-fold in this present time.” [= Boas mengambil dia, dengan kekhidmatan yang umum, ke rumahnya, dan ia menjadi istrinya (ay 13), seluruh kota, tak diragukan, memberi selamat atas kenaikan kedudukan dari seorang perempuan yang saleh, semata-mata karena kesalehannya. Kami mempunyai alasan untuk berpikir bahwa Orpa, yang kembali dari Naomi kepada bangsanya dan para allahnya, tidak pernah lebih disukai setengah dari yang Rut alami. Ia yang meninggalkan semua demi Kristus akan mendapatkan lebih dari semua bersama Dia; itu akan diberi pahala 100 kali lipat pada waktu sekarang ini.].
Bdk. Matius 19:27-30 - “(27) Lalu Petrus menjawab dan berkata kepada Yesus: ‘Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh?’ (28) Kata Yesus kepada mereka: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaanNya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. (29) Dan setiap orang yang karena namaKu meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal. (30) Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu.’”.
2) Problem dari pernikahan Rut dengan Boas.
Bagaimana dengan Ul 23:3 - “Seorang Amon atau seorang Moab janganlah masuk jemaah TUHAN, bahkan keturunannya yang kesepuluhpun tidak boleh masuk jemaah TUHAN sampai selama-lamanya”?
Apakah ini tidak bertentangan dengan fakta dalam cerita ini bahwa Rut, seorang perempuan Moab, masuk dalam kalangan bangsa Israel, menikah dengan Boas, dan bahkan menjadi nenek moyang Yesus? Pertama-tama mari kita lihat kontext dari ayat ini.
Ulangan 23:1-6 - “(1) ‘Orang yang hancur buah pelirnya atau yang terpotong kemaluannya, janganlah masuk jemaah TUHAN. (2) Seorang anak haram janganlah masuk jemaah TUHAN, bahkan keturunannya yang kesepuluhpun tidak boleh masuk jemaah TUHAN. (3) Seorang Amon atau seorang Moab janganlah masuk jemaah TUHAN, bahkan keturunannya yang kesepuluhpun tidak boleh masuk jemaah TUHAN sampai selama-lamanya, (4) karena mereka tidak menyongsong kamu dengan roti dan air pada waktu perjalananmu keluar dari Mesir, dan karena mereka mengupah Bileam bin Beor dari Petor di Aram-Mesopotamia melawan engkau, supaya dikutukinya engkau. (5) Tetapi TUHAN, Allahmu, tidak mau mendengarkan Bileam dan TUHAN, Allahmu, telah mengubah kutuk itu menjadi berkat bagimu, karena TUHAN, Allahmu, mengasihi engkau. (6) Selama engkau hidup, janganlah engkau mengikhtiarkan kesejahteraan dan kebahagiaan mereka sampai selama-lamanya.”.
Matthew Henry (tentang Ul 23:1-8): “Interpreters are not agreed what is here meant by ‘entering into the congregation of the Lord,’ which is here forbidden to eunuchs and to bastards, Ammonites and Moabites, for ever, but to Edomites and Egyptians only till the third generation. 1. Some think they are hereby excluded from communicating with the people of God in their religious services. Though eunuchs and bastards were owned as members of the church, and the Ammonites and Moabites might be circumcised and proselyted to the Jewish religion, yet they and their families must lie for some time under marks of disgrace, remembering the rock whence they were hewn, and must not come so near the sanctuary as others might, nor have so free a communion with Israelites. 2. Others think they are hereby excluded from bearing office in the congregation: none of these must be elders or judges, lest the honour of the magistracy should thereby be stained. 3. Others think they are excluded only from marrying with Israelites. Thus the learned bishop Patrick inclines to understand it;” [= Para penafsir tidak sependapat dengan apa yang di sini dimaksudkan dengan ‘masuk jemaah Tuhan’, yang di sini dilarang bagi sida-sida dan bagi anak haram, orang-orang Amon dan Moab, untuk selama-lamanya, tetapi bagi orang-orang Edom dan Mesir hanya sampai keturunan yang ketiga. 1. Sebagian menganggap bahwa dengan ini mereka dikeluarkan dari hubungan dengan umat Allah dalam ibadah-ibadah agamawi mereka. Sekalipun sida-sida dan anak-anak haram diakui sebagai anggota-anggota gereja, dan orang-orang Amon dan Moab bisa disunat dan diYahudikan / masuk agama Yahudi, tetapi mereka dan keluarga mereka harus terletak untuk suatu waktu dibawah tanda-tanda kehinaan, mengingat batu karang dari mana mereka digali, dan tidak boleh datang begitu dekat dengan tempat kudus seperti orang-orang lain, ataupun mempunyai hubungan yang begitu bebas dengan orang-orang Israel. 2. Orang-orang lain menganggap bahwa dengan ini mereka dikeluarkan dari jabatan dari jemaat: tak seorangpun dari mereka boleh menjadi tua-tua atau hakim-hakim, supaya kehormatan dari jabatan itu tidak dinodai oleh hal itu. 3. Yang lain menganggap bahwa mereka dikeluarkan hanya dari pernikahan dengan orang-orang Israel. Demikianlah uskup Patrick yang terpelajar condong untuk mengertinya;].
Untuk bisa memilih mana pandangan yang benar, mari kita melihat text di bawah ini.
Imamat 21:17-23 - “(17) ‘Katakanlah kepada Harun, begini: Setiap orang dari antara keturunanmu turun-temurun yang bercacat badannya, janganlah datang mendekat untuk mempersembahkan santapan Allahnya, (18) karena setiap orang yang bercacat badannya tidak boleh datang mendekat: orang buta, orang timpang, orang yang bercacat mukanya, orang yang terlalu panjang anggotanya, (19) orang yang patah kakinya atau tangannya, (20) orang yang berbongkol atau yang kerdil badannya atau yang bular matanya, orang yang berkedal atau berkurap atau yang rusak buah pelirnya. (21) Setiap orang dari keturunan imam Harun, yang bercacat badannya, janganlah datang untuk mempersembahkan segala korban api-apian TUHAN; karena badannya bercacat janganlah ia datang dekat untuk mempersembahkan santapan Allahnya. (22) MENGENAI SANTAPAN ALLAHNYA, BAIK PERSEMBAHAN-PERSEMBAHAN MAHA KUDUS MAUPUN PERSEMBAHAN-PERSEMBAHAN KUDUS BOLEH DIMAKANNYA. (23) Hanya janganlah ia datang sampai ke tabir dan janganlah ia datang ke mezbah, karena badannya bercacat, supaya jangan dilanggarnya kekudusan seluruh tempat kudusKu, sebab Akulah TUHAN, yang menguduskan mereka.’”.
Kalau dibandingkan dengan Im 21:17-23 ini kelihatannya yang dilarang bagi orang cacat (termasuk yang rusak buah pelirnya, seperti dalam Ul 23:1) adalah melayani Tuhan. Jadi, bukan berarti tak boleh masuk ke dalam jemaat sama sekali. Jadi, dari 3 pernafsiran yang diberikan oleh Matthew Henry saya memilih yang no 2, sama seperti pandangan Adam Clarke di bawah ini.
Adam Clarke (tentang Ul 23:3): “‘An Ammonite or Moabite.’ These nations were subjected for their impiety and wickedness, (see Deut 23:4-5,) to peculiar disgrace and on this account were not permitted to hold any office among the Israelites. But this did not disqualify them from being proselytes: Ruth, who was a Moabitess, was married to Boaz, and she became one of the progenitors of our Lord. ‘Even to their tenth generation.’ That is, forever, as the next clause explains, see Neh 13:1.” [= ‘Seorang Amon atau Moab’. Bangsa-bangsa ini ditundukkan karena ketidak-salehan dan kejahatan mereka, (lihat Ul 23:4-5), kepada kehinaan yang khusus, dan karena hal ini tidak diijinkan untuk memegang jabatan apapun di antara orang-orang Israel. Tetapi ini tidak melarang mereka untuk menjadi proselit (orang yang diYahudikan): Rut, yang adalah seorang Moab, menikah dengan Boas, dan ia menjadi salah satu dari nenek moyang Tuhan kita. ‘Bahkan sampai keturunan ke 10’. Artinya, selama-lamanya, seperti yang dijelaskan oleh anak kalimat selanjutnya, lihat Neh 13:1.].
Dengan demikian, pernikahan Rut dengan Boas tidak melanggar Ul 23 tersebut!
Bible Knowledge Commentary (tentang Ul 23:3-6): “The treatment of Ruth, however, by Boaz along with other Israelites of Bethlehem demonstrates that this law was never meant to exclude one who said, ‘Your people will be my people and your God my God’ (Ruth 1:16). Isaiah seemed to have held a similar interpretation (cf. Isa 56:3,6-8) but perhaps those verses in Isaiah apply only to the end times.” [= Tetapi penanganan terhadap Rut oleh Boas bersama-sama dengan orang-orang Israel dari Betlehem menunjukkan bahwa hukum ini tidak pernah dimaksudkan untuk mengeluarkan orang yang berkata ‘Bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku’ (Rut 1:16). Yesaya kelihatannya memegang suatu penafsiran yang mirip (bdk. Yes 56:3,6-8) tetapi mungkin ayat-ayat dalam Yesaya itu berlaku hanya pada akhir jaman.].
Keil & Delitzsch (tentang Ul 23:1): “This law, however, was one of the ordinances intended for the period of infancy, and has lost its significance with the spread of the kingdom of God over all the nations of the earth (Isa 56:4).” [= Tetapi hukum ini adalah salah satu peraturan yang dimaksudkan untuk masa pertumbuhan / permulaan, dan telah kehilangan artinya dengan penyebaran dari kerajaan Allah atas semua bangsa dari bumi (Yes 56:4).].
Yes 56:3-8 - “(3) Janganlah orang asing yang menggabungkan diri kepada TUHAN berkata: ‘Sudah tentu TUHAN hendak memisahkan aku dari pada umatNya’; dan janganlah orang kebiri berkata: ‘Sesungguhnya, aku ini pohon yang kering.’ (4) Sebab beginilah firman TUHAN: ‘Kepada orang-orang kebiri yang memelihara hari-hari SabatKu dan yang memilih apa yang Kukehendaki dan yang berpegang kepada perjanjianKu, (5) kepada mereka akan Kuberikan dalam rumahKu dan di lingkungan tembok-tembok kediamanKu suatu tanda peringatan dan nama - itu lebih baik dari pada anak-anak lelaki dan perempuan -, suatu nama abadi yang tidak akan lenyap akan Kuberikan kepada mereka. (6) Dan orang-orang asing yang menggabungkan diri kepada TUHAN untuk melayani Dia, untuk mengasihi nama TUHAN dan untuk menjadi hamba-hambaNya, semuanya yang memelihara hari Sabat dan tidak menajiskannya, dan yang berpegang kepada perjanjianKu, (7) mereka akan Kubawa ke gunungKu yang kudus dan akan Kuberi kesukaan di rumah doaKu. Aku akan berkenan kepada korban-korban bakaran dan korban-korban sembelihan mereka yang dipersembahkan di atas mezbahKu, sebab rumahKu akan disebut rumah doa bagi segala bangsa. (8) Demikianlah firman Tuhan ALLAH yang menghimpun orang-orang Israel yang terbuang: Aku akan menghimpunkan orang kepadanya lagi sebagai tambahan kepada orang-orangnya yang telah terhimpun.’”.
Calvin (tentang Yesaya 56:3): “The Prophet shows that this grace of God shall be such that even they who formerly were estranged from him, and against whom the door might be said to have been shut, may obtain a new condition, or may be perfectly restored. ... This may refer both to Jews, who had been brought into a condition similar to that of foreign nations by a temporary rejection, and to the heathen nations themselves. For my own part, I willingly extend it to both, that it may agree with the prediction of Hosea, ‘I will call them my people who were not my people.’ (Hosea 1:10) ... By calling them ‘foreigners’ and ‘eunuchs,’ he describes under both classes all who appear to be unworthy of being reckoned by God in the number of his people; for God had separated for himself a peculiar people, and had afterwards driven them out of his inheritance. The Gentiles were entirely shut out from his kingdom, as is sufficiently evident from the whole of Scripture. Paul says, ‘Ye were aliens from the commonwealth of Israel, and strangers to the covenants of promise, having no hope, and without God in the world. But now by Christ Jesus, ye who formerly were far off have been made nigh by the blood of Christ.’ (Ephesians 2:12, 13)” [= Sang Nabi menunjukkan bahwa kasih karunia Allah ini akan sedemikian rupa sehingga mereka yang dulunya dijauhkan dari Dia, dan terhadap siapa pintu bisa dikatakan telah ditutup, bisa mendapatkan suatu kondisi yang baru, atau bisa dipulihkan dengan sempurna. ... Ini bisa menunjuk baik kepada orang-orang Yahudi, yang telah dibawa ke dalam suatu kondisi yang mirip dengan kondisi dari bangsa-bangsa asing oleh suatu penolakan sementara, dan kepada bangsa-bangsa kafir itu sendiri. Bagi saya sendiri, saya dengan sukarela memperluasnya kepada keduanya, sehingga itu bisa sesuai dengan ramalan dari Hosea, ‘Aku akan menyebut mereka yang bukan umatKu sebagai umatKu’ (Hos 1:10) ... Dengan menyebut mereka ‘orang-orang asing’ dan ‘sida-sida’, ia menggambarkan dibawah kedua golongan semua orang yang kelihatan tidak layak untuk diakui oleh Allah dalam bilangan umatNya; karena Allah telah memisahkan untuk diriNya sendiri suatu umat yang khas, dan setelah itu mengusir mereka dari warisanNya. Dahulu orang-orang non Yahudi sepenuhnya ditutup dari kerajaanNya, seperti terbukti secara cukup dari seluruh Kitab Suci. Paulus mengatakan, ‘Kamu dulu adalah orang-orang asing dari persemakmuran / kewargaan Israel, dan orang-orang asing terhadap perjanjian, tanpa pengharapan, dan tanpa Allah di dalam dunia. Tetapi sekarang oleh Kristus Yesus, kamu yang dahulu jauh, sudah dibuat menjadi dekat oleh darah Kristus’ (Ef 2:12-13).].
Hos 1:10 - “Tetapi kelak, jumlah orang Israel akan seperti pasir laut, yang tidak dapat ditakar dan tidak dapat dihitung. Dan di tempat di mana dikatakan kepada mereka: ‘Kamu ini bukanlah umatKu,’ akan dikatakan kepada mereka: ‘Anak-anak Allah yang hidup.’”.
Ef 2:12-13 - “(12) bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia. (13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu ‘jauh’, sudah menjadi ‘dekat’ oleh darah Kristus.”.
Calvin (tentang Yes 56:4): “Now follows a confirmation; for the sincere worshippers of God, who keep the sabbaths and follow the righteousness of the Law, though they be ‘eunuchs,’ or labor under any other obstruction, shall nevertheless have a place in the Church.” [= Sekarang mengikuti suatu peneguhan; karena penyembah-penyembah yang tulus / sungguh-sungguh dari Allah, yang memelihara Sabat dan mengikuti hukum Taurat, sekalipun mereka adalah ‘sida-sida’, atau bekerja dibawah halangan lain apapun, tetap akan mempunyai suatu tempat di dalam Gereja.].
Calvin (tentang Yesaya 56:5): “Here we see that all men, however unworthy, may obtain admission into the kingdom of God. ... The Lord now admits, without distinction, those whom he previously forbade; and indeed he set aside this distinction, when we, who were the children of strangers, were brought by him into the temple, that is, into his Church, which is not confined, as formerly, within those narrow limits of Judea, but is extended through the whole world.” [= Di sini kita melihat bahwa semua orang, betapapun tak layaknya, bisa mendapatkan hak / ijin masuk ke dalam kerajaan Allah. ... Sekarang Tuhan mengakui, tanpa pembedaan, mereka yang tadinya Ia larang; dan memang Ia menyingkirkan pembedaan ini, pada waktu kita, yang dulunya adalah anak-anak dari orang-orang asing, telah dibawa olehNya ke dalam Bait Allah, yaitu ke dalam GerejaNya, yang tidak dibatasi, seperti sebelumnya, di dalam batasan-batasan yang sempit dari Yehuda, tetapi diperluas ke seluruh dunia.].
Tetapi bagi saya masih ada satu persoalan yang tersisa, yaitu: Boas pasti berusaha membahagiakan Rut.
Apakah ini tidak bertentangan dengan Ul 23:6 - “Selama engkau hidup, janganlah engkau mengikhtiarkan kesejahteraan dan kebahagiaan mereka sampai selama-lamanya.”.
Jawab: kata ‘mereka’ berlaku untuk Moab dan Amon sebagai suatu bangsa, bukan untuk individu-individu dalam kedua bangsa itu.
Pulpit Commentary (tentang Ulangan 23:6): “Israel was not to seek, i.e. care for and use means to promote, the welfare of these nations. Individuals, however, of these nations might be naturalized in Israel, and as proselytes enter the congregation, as the case of Ruth proves. It was against the nations, as such, that this ban was directed, and this they had brought on themselves by choosing to be enemies of Israel when they might have been friends and allies.” [= Israel tidak boleh mengusahakan, yaitu peduli / mengurus dan menggunakan cara-cara untuk memajukan kebahagiaan dari bangsa-bangsa ini. Tetapi individu-individu dari bangsa-bangsa ini bisa dinaturalisasikan di Israel, dan seperti proselit-proselit memasuki jemaat, seperti dibuktikan dalam kasus Rut. Adalah terhadap bangsa-bangsa seperti itu larangan ini ditujukan, dan ini dibawa mereka kepada diri mereka sendiri dengan memilih untuk menjadi musuh-musuh Israel pada waktu mereka bisa menjadi sahabat-sahabat dan sekutu-sekutu.].
3) Dari pernikahan ini lalu mereka mendapatkan anak laki-laki yaitu Obed (Rut 4:13,17).
a) Anak merupakan karunia Tuhan.
1. Doa dari tua-tua merupakan pengakuan bahwa anak merupakan anugerah Tuhan.
Rut 4:11-12: “(11) Dan seluruh orang banyak yang hadir di pintu gerbang, dan para tua-tua berkata: ‘Kamilah menjadi saksi. TUHAN kiranya membuat perempuan yang akan masuk ke rumahmu itu sama seperti Rahel dan Lea, yang keduanya telah membangunkan umat Israel. Biarlah engkau menjadi makmur di Efrata dan biarlah namamu termasyhur di Betlehem, (12) keturunanmu kiranya menjadi seperti keturunan Peres yang dilahirkan Tamar bagi Yehuda oleh karena anak-anak yang akan diberikan TUHAN kepadamu dari perempuan muda ini!’”.
Bible Knowledge Commentary: “The elders also prayed for numerous and distinguished progeny for Boaz. Their prayer acknowledged that children are a gift from God (‘offspring the LORD gives’ you; cf. Ps 127:3).” [= Tua-tua juga berdoa untuk anak-anak / keturunan yang banyak dan terkenal / terkemuka bagi Boas. Doa mereka mengakui bahwa anak-anak merupakan suatu pemberian / karunia dari Allah (‘anak-anak yang akan diberikan TUHAN’ kepadamu; bdk. Maz 127:3).].
Maz 127:3 - “Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN, dan buah kandungan adalah suatu upah.”.
2. Rut 4:13 secara explicit mengatakan bahwa mereka mendapat anak ‘atas karunia Tuhan’!
Ay 13: “Lalu Boas mengambil Rut dan perempuan itu menjadi isterinya dan dihampirinyalah dia. Maka atas karunia TUHAN perempuan itu mengandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki.”.
Banyak orang menganggap bahwa mempunyai anak adalah sesuatu yang alamiah, sehingga hal itu terjadi bukan karena campur tangan Tuhan. Tetapi ini salah! Rut bisa mendapat anak dari Boas karena Tuhan memberikan anak kepada mereka.
Ingat juga bahwa dalam 10 tahun di Moab, baik Rut maupun Orpa tidak bisa mendapatkan anak! Jelas di sini ada providensia Allah yang bekerja, menghalangi Rut mempunyai anak selama 10 tahun itu, karena seandainya ia mempunyai anak laki-laki dari pernikahan dengan Mahlon, maka kewajiban pernikahan ipar tidak berlaku (Ul 25:5 - ‘dengan tidak meninggalkan anak laki-laki’; bdk. Mat 22:24-25). Dan kalau demikian, maka pernikahan Rut dengan Boas tak akan terjadi.
b) Anak itu dinamakan Obed, yang berarti pelayan.
Pulpit Commentary: “THE CHILD’S NAME. Obed, a servant. It may be a remembrancer of duty. Just as the motto of the Prince of Wales is - ‘Ich dien,’ I serve. Any way it is beautiful never to despise service. A Christian is to be ‘meet for the Master’s use.’ How many there are who are of no use in the world! Some dislike all service, and prefer the dainty hand that is never soiled, and the life that is never separated from selfishness.” [= NAMA ANAK ITU. Obed, seorang pelayan. Mungkin itu merupakan suatu pengingat dari kewajiban. Sama seperti motto dari Pangeran Wales adalah ‘Ich dien’, ‘aku melayani’. Bagaimanapun merupakan sesuatu yang indah untuk tidak pernah meremehkan pelayanan. Seorang Kristen harus ‘cocok untuk penggunaan sang Tuan’. Betapa banyak orang yang tak berguna dalam dunia! Sebagian tidak menyukai semua pelayanan, dan lebih memilih tangan yang cantik yang tidak pernah dikotori, dan kehidupan yang tidak pernah terpisah dari keegoisan.].
Penerapan: pikirkan, pelayanan apa yang sudah saudara lakukan? Apakah saudara melakukannya dengan sebaik-baiknya? Apakah ada pelayanan lain lagi yang bisa saudara lakukan bagi Tuhan?
4) Orang-orang perempuan menganggap Naomi berbahagia dan mereka menyebutnya Naomi [= menyenangkan] lagi, bukan Mara [= pahit]!
Rut 4:14-17: “(14) Sebab itu perempuan-perempuan berkata kepada Naomi: ‘Terpujilah TUHAN, yang telah rela menolong engkau pada hari ini dengan seorang penebus. Termasyhurlah kiranya nama anak itu di Israel. (15) Dan dialah yang akan menyegarkan jiwamu dan memelihara engkau pada waktu rambutmu telah putih; sebab menantumu yang mengasihi engkau telah melahirkannya, perempuan yang lebih berharga bagimu dari tujuh anak laki-laki.’ (16) Dan Naomi mengambil anak itu serta meletakkannya pada pangkuannya dan dialah yang mengasuhnya. (17) Dan tetangga-tetangga perempuan memberi nama kepada anak itu, katanya: ‘Pada Naomi telah lahir seorang anak laki-laki’; lalu mereka menyebutkan namanya Obed. Dialah ayah Isai, ayah Daud.”.
Karena apa Naomi dianggap berbahagia?
a) Karena Tuhan telah rela menolong dia (Rut 4:14).
b) Karena Naomi mempunyai menantu yang mengasihi dia (Rut 4:15).
c) Karena anak dari Rut dan Boas, yaitu Obed, akan memelihara / melayani Naomi (ay 15a). Karena itu ia disebut Obed, yang artinya ‘pelayan’ (Catatan: Keil & Delitzsch dan The Bible Exposition Commentary menganggap bahwa kata ‘penebus’ dalam ay 14 bukan menunjuk kepada Boas, tetapi kepada anaknya, yaitu Obed. Tetapi Albert Barnes menganggap bahwa kata ‘penebus’ itu menunjuk kepada Boas).
The Bible Exposition Commentary: “This little book certainly reveals the providence of God in the way He guided Ruth and Naomi. It encourages me to know that God still cares for us even when we’re bitter toward Him, as Naomi was. God directed Ruth, a ‘new believer,’ and used her faith and obedience to transform defeat into victory.” [= Kitab yang kecil / tipis ini (kitab Rut) pasti menyatakan providensia Allah dalam cara Ia membimbing Rut dan Naomi. Merupakan sesuatu yang menguatkan aku untuk mengetahui bahwa Allah tetap peduli / memperhatikan kita bahkan pada saat kita merasa pahit terhadap Dia, seperti Naomi tadinya merasa pahit terhadapNya. Allah mengarahkan Rut, ‘seorang percaya yang baru’, dan menggunakan iman dan ketaatannya untuk mengubah kekalahan menjadi kemenangan.].
V) Kesimpulan.
1) Rencana Allah tak bisa gagal.
a) Obed adalah orang yang akan menurunkan Daud.
Rut 4:17-22: “(17) Dan tetangga-tetangga perempuan memberi nama kepada anak itu, katanya: ‘Pada Naomi telah lahir seorang anak laki-laki’; lalu mereka menyebutkan namanya Obed. Dialah ayah Isai, ayah Daud. (18) Inilah keturunan Peres: Peres memperanakkan Hezron, (19) Hezron memperanakkan Ram, Ram memperanakkan Aminadab, (20) Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon, (21) Salmon memperanakkan Boas, Boas memperanakkan Obed, (22) Obed memperanakkan Isai dan Isai memperanakkan Daud.”.
Catatan: sebetulnya dalam ay 20 disebutkan Salmah, tetapi dalam ay 21 disebutkan Salmon. Tetapi Keil & Delitzsch mengatakan bahwa Salmah = Salmon.
1. Lengkapkah silsilah dalam Rut 4:17-22 ini?
Banyak penafsir mempertanyakan tentang lengkap atau tidaknya silsilah ini. Dan banyak yang yakin bahwa silsilah ini tidak lengkap, karena kalau dihitung tahunnya rasanya mustahil. Demikian juga dengan silsilah Yesus dalam Mat 1:1-17.
Keil & Delitzsch: “According to this there are only four or five generations to the 430 years spent by the Israelites in Egypt, if we include both Perez and Nahesson; evidently not enough for so long a time, so that some of the intermediate links must have been left out even here. But the omission of unimportant members becomes still more apparent in the statement which follows, viz., that Nahshon begat Salmah, and Salmah Boaz, in which only two generations are given for a space of more than 250 years, which intervened between the death of Moses and the time of Gideon. ... According to the genealogy of Christ in Matt 1:5, Salmon married Rahab; consequently he was a son, or at any rate a grandson, of Nahshon, and therefore all the members between Salmon and Boaz have been passed over. Again, the generations from Boaz to David (vv. 21, 22) may possibly be complete, although in all probability one generation has been passed over even here between Obed and Jesse (see p. 343). It is also worthy of notice that the whole chain from Perez to David consists of ten links, five of which (from Perez to Nahshon) belong to the 430 years of the sojourn in Egypt, and five (from Salmon to David) to the 476 years between the exodus from Egypt and the death of David. This symmetrical division is apparently as intentional as the limitation of the whole genealogy to ten members, for the purpose of stamping upon it through the number ten as the seal of completeness the character of a perfect, concluded, and symmetrical whole.” [= Menurut ini hanya ada 4 atau 5 generasi selama 430 tahun yang dilewatkan oleh Israel di Mesir, jika kita mencakup / memasukkan baik Peres dan Nahason; jelas jumlah ini tidak cukup untuk waktu yang begitu lama / panjang, sehingga beberapa dari mata rantai di antaranya pasti dihilangkan di sana. Tetapi penghapusan dari anggota-anggota yang tidak penting menjadi lebih menyolok lagi dalam pernyataan yang berikut, yaitu, bahwa Nahason memperanakkan Salmah, dan Salmah memperanakkan Boas, dalam mana hanya dua generasi diberikan untuk selang waktu lebih dari 250 tahun, yang terletak di antara kematian Musa dan jaman dari Gideon. ... Menurut silsilah Yesus dalam Mat 1:5, Salmon menikah dengan Rahab; dan karena itu ia pasti adalah seorang anak laki-laki, atau setidaknya seorang cucu laki-laki, dari Nahason, dan karena itu semua anggota-anggota antara Salmon dan Boas telah diloncati. Lalu, generasi-generasi dari Boas sampai Daud (ay 21,22) mungkin lengkap, sekalipun mungkin juga bahkan di sini satu generasi telah diloncati di antara Obed dan Isai (lihat hal 343). Juga layak diperhatikan bahwa seluruh rantai dari Peres kepada Daud terdiri dari 10 mata rantai, lima darinya (dari Peres kepada Nahason) termasuk dalam 430 tahun selama Israel tinggal sementara di Mesir, dan lima (dari Salmon kepada Daud) termasuk dalam 476 tahun antara keluaran dari Mesir dan kematian dari Daud. Pembagian yang simetris ini jelas sama disengajanya dengan pembatasan dari seluruh silsilah pada 10 anggota, untuk tujuan menunjukkan / menandai padanya melalui bilangan 10 sebagai suatu meterai kesempurnaan karakter dari suatu keseluruhan yang sempurna, ditetapkan / diteguhkan, dan simetris.].
Catatan:
a. Dalam silsilah Yesus dalam Matius 1:1-17 jelas juga banyak orang-orang yang diloncati, dengan tujuan mendapatkan Mat 1:17 - “Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.”.
b. Peloncatan-peloncatan itu tidak berarti bahwa Alkitab salah, karena dalam bahasa Alkitab kata ‘memperanakkan’ memang bisa diartikan ‘menurunkan’, kata ‘bapa’ bisa menunjuk kepada ‘nenek moyang’, dan kata ‘anak’ bisa menunjuk kepada ‘keturunan’. Contoh:
(1) Kejadian 46:16-18 dimana ada 3 generasi yang dalam Kitab Suci Indonesia disebut sebagai ‘keturunan Zilpa’. Tetapi terjemahan yang hurufiahnya seharusnya adalah ‘sons of Zilpa’ [= anak-anak Zilpa].
(2) 2Taw 28:1 dimana Daud disebut sebagai ‘bapa leluhur’ Ahas.
NIV (Literal): ‘David, his father’ [= Daud, bapanya].
2. Daud (ay 17,22).
The Bible Exposition Commentary: “Obed was the grandfather of King David, one of Israel’s greatest rulers. When the name of David is mentioned, we usually think of either Goliath or Bathsheba. David did commit a great sin, but he was also a great man of faith whom God used to build the kingdom of Israel. He led the people in overcoming their enemies, expanding their inheritance and, most of all, worshiping their God. He wrote worship songs for the Levites to sing and devised musical instruments for them to play. He spent a lifetime gathering wealth for the building of the temple, and God gave him the plans for the temple so Solomon could do the job. Whether he had in his hand a sling or sword, a harp or hymnal, David was a great servant of God who brought untold blessings to Israel.” [= Obed adalah kakek dari Raja Daud, salah satu dari pemimpin-pemimpin terbesar dari Israel. Pada waktu nama Daud disebutkan, kita biasanya berpikir tentang Goliat atau Batsyeba. Daud memang melakukan suatu dosa yang besar, tetapi ia juga adalah seorang yang besar / agung dari iman yang dipakai oleh Allah untuk membangun kerajaan dari Israel. Ia membimbing bangsanya dalam mengalahkan musuh-musuh mereka, memperluas warisan mereka, dan terutama, menyembah Allah mereka. Ia menulis lagu-lagu penyembahan bagi orang-orang Lewi untuk menyanyi dan menemukan alat-alat musik bagi mereka untuk dimainkan. Ia menghabiskan seumur hidupnya untuk mengumpulkan kekayaan untuk pembangunan Bait Allah, dan Allah memberinya rencana-rencana untuk Bait Allah itu sehingga Salomo bisa melakukan pekerjaan itu. Apakah tangannya memegang pengumban atau pedang, kecapi atau buku nyanyian pujian, Daud adalah seorang pelayan yang agung dari Allah, yang membawa berkat-berkat yang tak terhitung bagi Israel.].
Ada 2 hal yang bisa kita dapatkan dari kutipan di atas ini:
a. Jangan menilai seseorang hanya dari sudut jeleknya saja.
b. Orang yang pernah melakukan dosa yang hebatpun bisa dipakai lagi oleh Tuhan.
b) Dan dari Daud akan diturunkan Yesus.
Kelahiran Yesus di dunia ini jelas adalah Rencana Allah dan karena itu jelaslah bahwa pernikahan Rut dan Boas pasti juga ada dalam Rencana Allah, dan karena itu, hal itu pasti terlaksana.
The Bible Exposition Commentary: “Little did those Bethlehemites know that God had great plans for that little boy! Obed would have a son named Jesse; and Jesse would have eight sons, the youngest of which would be David the king (1 Sam 16:6-13) Remember that the next time you behold a baby or a child, that little one might be one for whom God has planned a great future.” [= Orang-orang Betlehem itu tidak tahu bahwa Allah mempunyai rencana-rencana yang besar untuk anak laki-laki kecil itu! Obed akan mempunyai seorang anak laki-laki yang dinamakan Isai; dan Isai akan mempunyai 8 anak laki-laki, dan yang termuda akan menjadi Daud sang raja (1Sam 16:6-13). Kalau lain kali engkau menggendong seorang bayi, ingatlah bahwa anak kecil itu bisa adalah seseorang bagi siapa Allah telah merencanakan suatu masa depan yang agung / hebat.].
Catatan: ini juga berlaku untuk guru-guru Sekolah Minggu!
The Bible Exposition Commentary: “The Moabites were not to enter the congregation of the Lord ‘even to the tenth generation’ (Deut 23:3). But the little Book of Ruth closes with a ten-generation genealogy that climaxes with the name of David! Never underestimate the power of the grace of God.” [= Orang-orang Moab tidak boleh masuk jemaat Tuhan bahkan sampai keturunan yang ke 10 (Ul 23:3). Tetapi kitab Rut yang kecil / tipis ini ditutup dengan silsilah dari 10 generasi yang mencapai klimax / puncaknya dengan nama dari Daud! Jangan pernah meremehkan kuasa dari kasih karunia Allah.].
IVP Bible Background Commentary: “Here we discover that this incident that nearly resulted in a family of Israel dying out concerned none other than the family of David. The great King David came that close to never having been born. The genealogy is demonstration that God resolved the family crisis. Not only did the family of Naomi survive, but it prospered to become one of the great families in Israel.” [= Di sini kita menemukan bahwa kejadian / peristiwa ini, yang hampir berakhir dengan habisnya suatu keluarga Israel berhubungan tidak lain dengan keluarga Daud. Raja Daud yang besar / agung hampir-hampir tidak pernah dilahirkan. Silsilah ini adalah suatu demonstrasi bahwa Allah memecahkan krisis keluarga itu. Bukan hanya keluarga Naomi bertahan hidup, tetapi keluarga itu menjadi makmur sehingga menjadi salah satu keluarga-keluarga besar / agung di Israel.].
Baca Juga: Boas Berhasil Dengan Cara Yang Benar (Rut 4:4-12)
The Bible Exposition Commentary: “The greatest thing God did for David was not to give him victory over his enemies or wealth for the building of the temple. The greatest privilege God gave him was that of being the ancestor of the Messiah. David wanted to build a house for God, but God told him He would build a house (family) for David (2 Sam 7). David knew that the Messiah would come from the kingly tribe of Judah (Gen 49:8-10), but nobody knew which family in Judah would be chosen. God chose David’s family, and the Redeemer would be known as ‘the son of David’ (Matt 1:1).” [= Hal terbesar yang Allah lakukan bagi Daud bukanlah memberinya kemenangan atas musuh-musuhnya atau kekayaan untuk pembangunan Bait Allah. Hak terbesar yang Allah berikan kepadanya adalah hak untuk menjadi nenek moyang dari sang Mesias. Daud ingin membangun sebuah rumah bagi Allah, tetapi Allah memberitahu dia bahwa Ia akan membangun rumah (keluarga) bagi Daud (2Sam 7). Daud tahu bahwa sang Mesias akan datang dari suku raja-raja dari Yehuda (Kej 49:8-10), tetapi tak seorangpun tahu keluarga mana dari Yehuda yang dipilih. Allah memilih keluarga Daud, dan sang Penebus akan dikenal sebagai ‘anak Daud’ (Matius 1:1).].
2) Cerita Naomi dan Rut berakhir dengan ‘Happy End’!
Dalam Rut 1 semua menjadi gelap. Dalam Rut 2 mulai muncul titik terang. Dalam Rut 3 titik terang itu menjadi makin terang. Dalam Rut 4, sekalipun terang itu kelihatannya hilang sebentar, tetapi lalu muncul lagi, dan bahkan menjadi terang benderang!
Penerapan: kalau saudara adalah anak Tuhan, sekalipun saat ini saudara ada dalam kegelapan yang bagaimanapun pekatnya, dimana rasanya sama sekali tidak ada harapan bagi saudara, maka ingatlah akan cerita Rut dan Naomi ini, dan percayalah bahwa pada suatu saat saudara akan melihat titik terang yang makin lama akan makin terang, sehingga akhirnya menjadi terang benderang! Ini sesuai dengan janji Tuhan dalam Amsal 4:18.
Amsal 4:18 - “Jalan orang benar itu seperti cahaya fajar yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari.”.
Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div: meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
-AMIN-
2) Cerita Naomi dan Rut berakhir dengan ‘Happy End’!
Dalam Rut 1 semua menjadi gelap. Dalam Rut 2 mulai muncul titik terang. Dalam Rut 3 titik terang itu menjadi makin terang. Dalam Rut 4, sekalipun terang itu kelihatannya hilang sebentar, tetapi lalu muncul lagi, dan bahkan menjadi terang benderang!
Penerapan: kalau saudara adalah anak Tuhan, sekalipun saat ini saudara ada dalam kegelapan yang bagaimanapun pekatnya, dimana rasanya sama sekali tidak ada harapan bagi saudara, maka ingatlah akan cerita Rut dan Naomi ini, dan percayalah bahwa pada suatu saat saudara akan melihat titik terang yang makin lama akan makin terang, sehingga akhirnya menjadi terang benderang! Ini sesuai dengan janji Tuhan dalam Amsal 4:18.
Amsal 4:18 - “Jalan orang benar itu seperti cahaya fajar yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari.”.
Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div: meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
-AMIN-