AKULAH PINTU (YOHANES 10: 7-10)
Yohanes 10:7 Maka kata Yesus sekali lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu. Yohanes 10:8 Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka. Yohanes 10:9 Akulah pintu ; barang siapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. Yohanes 10:10 Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan (Yohanes 10:7-10)
Orang-orang Yahudi tidak mengerti makna cerita tentang Gembala yang Baik. Maka Yesus secara terus terang dan terbuka memberi penerapan kepada diri sendiri.
1. Apa arti dari "AKULAH PINTU (YOHANES 10: 7-10)"?
Ayat tersebut merujuk pada pernyataan Yesus bahwa Dia adalah pintu bagi umat manusia untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah. Hanya melalui Dia, manusia dapat mencapai keselamatan dan hidup yang berlimpah.
Dia mulai dengan mengatakan: “Akulah pintu.” Di dalam perumpamaan ini Yesus menyebutkan dua macam kandang domba. Di desa-desa dan kota-kota ada kandang-kandang domba bersama, di sanalah semua kawanan domba-domba sekampung dikumpulkan dan ditampung waktu mereka pulang di malam hari. Kandang itu dilindungi oleh sebuah pintu yang kuat dan kuncinya hanya dipegang oleh penjaga pintu. Kandang semacam itulah yang dimaksudkan oleh Yesus pada ayat-ayat 2 dan 3.
Akan tetapi jika domba-domba itu pergi ke luar ke bukit-bukit pada musim panas dan tidak pulang ke kampung sama sekali, mereka dikumpulkan dalam kawanan-kawanan di bukit itu. Kandang-kandang di atas bukit-bukit itu terbuka dan dikelilingi tembok. Pada tembok itu ada satu lubang dan melalui lubang itu domba-domba itu masuk dan keluar; dan tidak ada pintu macam apa pun juga. Apa yang terjadi ialah bahwa pada waktu malam si gembala sendiri membaringkan diri di dalam lubang itu sehingga tidak ada domba yang bisa masuk atau keluar tanpa melewati tubuhnya. Dalam arti yang harfiah, gembala itu menjadi pintu.
Itulah yang dimaksud oleh Yesus waktu Dia mengatakan: “Akulah pintu.” Melalui Dia, dan hanya melalui Dia saja, manusia bisa masuk kepada Allah. “Melalui Dia,” kata rasul Paulus, “kita boleh masuk kepada Allah.” (Efesus 28). Penulis surat Ibrani berkata, “Dia adalah jalan yang baru dan yang hidup.” (Ibrani 10:20).
Yesus membuka bagi kita jalan kepada Allah. Sebelum kedatangan Yesus, orang hanya dapat berpikir tentang Allah, sebaik-baiknya, sebagai orang yang tidak dikenal, dan sejelek-jeleknya, sebagai seorang musuh. Tetapi Yesus datang untuk menunjukkan kepada manusia, Tuhan yang sebenarnya, dan untuk membuka jalan baginya. Dia adalah pintu dan hanya melalui pintu itu saja manusia dimungkinkan untuk masuk kepada Allah.
Untuk menerangkan apa artinya masuk kepada Allah, Yesus menggunakan suatu ungkapan Yahudi yang terkenal. Dia berkata bahwa melalui Dia kita bisa masuk dan keluar. Masuk dan keluar dengan aman adalah cara orang Yahudi untuk melukiskan hidup yang aman dan sentosa. Jikalau seorang bisa masuk dan keluar tanpa rasa takut, itu berarti bahwa ada perdamaian di dalam negeri, bahwa kuasa hukum dan tata tertib diberi tempat yang tertinggi, dan orang dapat menikmati keamanan yang sempurna.
Pemimpin bangsa adalah seorang yang dapat membawa mereka masuk dan memimpin mereka ke luar (Bilangan 27:17). Mengenai orang yang taat kepada Tuhan dikatakan bahwa ia diberkati waktu ia masuk dan diberkati waktu ia ke luar (Ulangan 28:6). Seorang anak merupakan seorang yang belum bisa masuk dan keluar sendiri (1 Raja-raja 3:7).
Juru-mazmur yakin bahwa Tuhan akan menjaga dia pergi ke luar dan datang masuk ke dalam (Mazmur 121:8). Sekali orang menemukan Yesus, bagaimanakah Tuhan itu, rasa selamat dan aman yang baru memasuki hidupnya. Jika kita mengetahui bahwa hidup kira ada di dalam tangan Allah yang demikian itu, maka lenyaplah segala rasa kuatir dan takut.
Yesus mengatakan bahwa mereka yang datang sebelum Ia datang, adalah pencuri dan perampok. Yang dimaksudkan tentu bukan daftar panjang nabi-nabi dan para pahlawan yang telah datang silih berganti, melainkan yang dimaksudkan ialah para petualang yang tiap kali timbul di Palestina dan yang memberi janji bahwa jika rakyat mengikuti mereka maka mereka akan memberi abad keemasan. Semua yang menjanjikan demikian itu adalah para pemberontak. Mereka percaya bahwa orang harus menyeberangi darah untuk bisa memasuki abad keemasan.
Tepat mengenai waktu itu, Flavius Yosefus, ahli sejarah Yahudi, mengatakan adanya (pada waktu itu) sepuluh ribu kerusuhan di Yudea dan kekacauan yang ditimbulkan oleh orang-orang yang menggemari peperangan. Dia bicara tentang orang-orang seperti golongan Zeloti yang tidak menghiraukan keselamatan hidup sendiri dan tidak merasa sayang untuk membantai kekasih-kekasih mereka sendiri, asal mereka bisa mencapai kemenangan yang diharapkan.
Yesus berkata: “Ada orang-orang yang mengaku diri sebagai pemimpin-pemimpin yang diutus oleh Tuhan kepadamu. Mereka percaya kepada perang, pembunuhan. Jalan mereka menjadi makin jauh dari Tuhan. Jalan-Ku adalah jalan yang menuju ke perdamaian, kasih dan kehidupan; dan jika engkau mengambil jalan itu, maka jalan itu membawa engkau terus makin dekat kepada Allah.”
Masih ada orang-orang, dari dahulu sampai sekarang juga, yang percaya bahwa zaman keemasan itu harus datang dengan disertai kekerasan, peperangan antar kelas, kepahitan, penghancuran. Adalah pesan Yesus bahwa jalan satu-satunya yang menuju kepada Tuhan di surga dan ke zaman keemasan di dunia adalah jalan Kasih.
Yesus mengatakan bahwa Dia datang agar manusia mendapat kehidupan, bahkan kehidupan yang berkelimpahan. Ungkapan Yunani yang dipakai untuk “mendapatnya lebih berkelimpahan”, mempunyai arti untuk mendapatkan “sesuatu yang amat berkelimpahan.” Untuk menjadi pengikut Kristus, untuk mengetahui siapakah Dia itu dan apa artinya, berarti mempunyai hidup yang berkelimpahan secara super.
Seorang serdadu Romawi datang kepada Julius Caesar dengan permohonan supaya ia diperkenankan bunuh diri. Ia adalah makhluk yang celaka, putus asa dan tidak mempunyai kekuatan sama sekali. Caesar memandang dia, “Hai manusia,” katanya, “Pernahkah kau hidup?”
Jikalau kita coba untuk hidup sendirian, kehidupan adalah sesuatu yang membosankan dan melesukan. Jika berjalan bersama Yesus, datanglah kekuatan yang baru dan hidup yang berkelimpahan. Hanya jika kita hidup dengan Kristus, hidup itu menjadi sungguh berharga dan kita mulai hidup dalam arti yang sebenarnya.
Tanya-Jawab: Akulah Pintu (Yohanes 10:7-10)
Ayat tersebut merujuk pada pernyataan Yesus bahwa Dia adalah pintu bagi umat manusia untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah. Hanya melalui Dia, manusia dapat mencapai keselamatan dan hidup yang berlimpah.
2. Apa yang dimaksud dengan "pintu" dalam Ayat Yohanes 10:7-10?
Dalam Ayat Yohanes 10:7-10, Yesus mengatakan "Aku adalah pintu bagi domba-domba". Dalam konteks ini, "pintu" adalah metafora untuk Yesus sebagai satu-satunya jalan menuju keselamatan. Seperti pintu yang memberikan akses ke dalam sebuah ruangan, Yesus sebagai pintu memberikan akses ke dalam hubungan dengan Allah dan keselamatan yang diberikan-Nya. Bagi orang-orang yang percaya kepada-Nya dan mengikuti-Nya, Yesus adalah satu-satunya jalan untuk mencapai kehidupan yang kekal dengan Allah.
3. Mengapa Yesus mengatakan bahwa Dia adalah pintu?
Yesus mengatakan bahwa Dia adalah pintu karena Dia adalah satu-satunya jalan untuk mencapai Allah dan hidup kekal. Dalam Yohanes 14:6, Yesus berkata, "Akulah jalan, dan kebenaran, dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." Dalam konteks Yohanes 10:7-10, Yesus menjelaskan bahwa Dia adalah pintu bagi domba-domba-Nya, dan siapa pun yang masuk melalui-Nya akan diselamatkan dan mendapatkan kehidupan yang berlimpah. Yesus adalah satu-satunya jalan untuk mendapatkan keselamatan dan hidup kekal, dan melalui iman pada-Nya, kita dapat memiliki hubungan yang hidup dengan Allah.
4. Apa yang terjadi jika seseorang mencoba masuk ke dalam Kerajaan Allah melalui cara lain selain melalui Yesus?
Seseorang yang mencoba masuk ke dalam Kerajaan Allah melalui cara lain selain melalui Yesus tidak akan berhasil. Hal ini karena dalam Yohanes 14:6, Yesus berkata "Akulah jalan, kebenaran, dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku." Artinya, Yesus adalah satu-satunya jalan untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah dan tidak ada cara lain yang dapat membawa seseorang ke sana. Mencoba masuk melalui cara lain akan sia-sia dan tidak akan berhasil.
5. Apa yang dimaksud dengan hidup yang berlimpah dalam konteks Ayat Yohanes 10:7-10?
Ayat Yohanes 10:7-10 berbunyi:
"Kata Yesus lagi kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu bagi domba-domba. Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, tetapi domba-domba tidak mendengarkan mereka. Akulah pintu; barang siapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan mendapatkan padang rumput. Pencuri datang hanya untuk mencuri, membunuh dan membinasakan. Aku datang, supaya mereka memperoleh hidup dan memperoleh dengan berlimpah-limpah."
Dalam konteks ayat ini, hidup yang berlimpah merujuk pada kehidupan yang penuh dengan berkat dan keselamatan yang diberikan oleh Yesus Kristus sebagai pintu bagi domba-domba. Yesus mengklaim bahwa hanya melalui Dia, orang dapat memperoleh keselamatan dan hidup yang berlimpah. Dalam hal ini, hidup yang berlimpah tidak hanya berkaitan dengan kebahagiaan dan kemakmuran materi, tetapi juga kehidupan rohani yang kaya dan bermakna.
Dalam Ayat Yohanes 10:7-10, Yesus mengatakan "Aku adalah pintu bagi domba-domba". Dalam konteks ini, "pintu" adalah metafora untuk Yesus sebagai satu-satunya jalan menuju keselamatan. Seperti pintu yang memberikan akses ke dalam sebuah ruangan, Yesus sebagai pintu memberikan akses ke dalam hubungan dengan Allah dan keselamatan yang diberikan-Nya. Bagi orang-orang yang percaya kepada-Nya dan mengikuti-Nya, Yesus adalah satu-satunya jalan untuk mencapai kehidupan yang kekal dengan Allah.
3. Mengapa Yesus mengatakan bahwa Dia adalah pintu?
Yesus mengatakan bahwa Dia adalah pintu karena Dia adalah satu-satunya jalan untuk mencapai Allah dan hidup kekal. Dalam Yohanes 14:6, Yesus berkata, "Akulah jalan, dan kebenaran, dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." Dalam konteks Yohanes 10:7-10, Yesus menjelaskan bahwa Dia adalah pintu bagi domba-domba-Nya, dan siapa pun yang masuk melalui-Nya akan diselamatkan dan mendapatkan kehidupan yang berlimpah. Yesus adalah satu-satunya jalan untuk mendapatkan keselamatan dan hidup kekal, dan melalui iman pada-Nya, kita dapat memiliki hubungan yang hidup dengan Allah.
4. Apa yang terjadi jika seseorang mencoba masuk ke dalam Kerajaan Allah melalui cara lain selain melalui Yesus?
Seseorang yang mencoba masuk ke dalam Kerajaan Allah melalui cara lain selain melalui Yesus tidak akan berhasil. Hal ini karena dalam Yohanes 14:6, Yesus berkata "Akulah jalan, kebenaran, dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku." Artinya, Yesus adalah satu-satunya jalan untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah dan tidak ada cara lain yang dapat membawa seseorang ke sana. Mencoba masuk melalui cara lain akan sia-sia dan tidak akan berhasil.
5. Apa yang dimaksud dengan hidup yang berlimpah dalam konteks Ayat Yohanes 10:7-10?
Ayat Yohanes 10:7-10 berbunyi:
"Kata Yesus lagi kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu bagi domba-domba. Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, tetapi domba-domba tidak mendengarkan mereka. Akulah pintu; barang siapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan mendapatkan padang rumput. Pencuri datang hanya untuk mencuri, membunuh dan membinasakan. Aku datang, supaya mereka memperoleh hidup dan memperoleh dengan berlimpah-limpah."
Dalam konteks ayat ini, hidup yang berlimpah merujuk pada kehidupan yang penuh dengan berkat dan keselamatan yang diberikan oleh Yesus Kristus sebagai pintu bagi domba-domba. Yesus mengklaim bahwa hanya melalui Dia, orang dapat memperoleh keselamatan dan hidup yang berlimpah. Dalam hal ini, hidup yang berlimpah tidak hanya berkaitan dengan kebahagiaan dan kemakmuran materi, tetapi juga kehidupan rohani yang kaya dan bermakna.
Amin.