KASIH KEPADA ALLAH (YUDAS 1:20-21)

Allah adalah sumber segala kasih dan kebaikan. Sebagai umat-Nya, kita dipanggil untuk mengasihi dan memuliakan-Nya dalam segala hal yang kita lakukan. Kasih kepada Allah bukanlah sekadar perasaan yang terlupakan atau kata-kata yang diucapkan semata, melainkan suatu panggilan yang mengubah hidup kita secara nyata. Di dalam Kitab Yudas pasal 1 ayat 20-21, kita mendapatkan pengingat dan instruksi yang berharga mengenai kasih kepada Allah.

Yudas 1:20-21 berbunyi sebagai berikut:

"Tetapi kamu, hai saudara-saudara yang kekasih, bangunlah atas dasar imanmu yang paling kudus dan berdoalah dalam Roh Kudus. Peliharalah dirimu dalam kasih Allah, sambil menanti rahmat Tuhan kita Yesus Kristus bagi hidup yang kekal."
KASIH KEPADA ALLAH (YUDAS 1:20-21)
Ayat pertama mengajak kita untuk bangkit dalam iman kita yang paling kudus. Ini menunjukkan bahwa iman kita harus menjadi dasar dan pondasi yang kokoh bagi hidup kita. Iman yang kuat akan memberi kita kekuatan dan keberanian untuk menghadapi segala tantangan dalam hidup. Namun, iman yang kuat juga harus diiringi dengan doa yang sungguh-sungguh.

Doa adalah komunikasi antara kita dengan Allah. Melalui doa, kita dapat mengasihi dan memuliakan Allah. Doa bukan hanya sekadar daftar permintaan kita kepada-Nya, melainkan juga wadah di mana kita menyatakan kasih kita kepada-Nya dan mendapatkan kekuatan dari-Nya. Dalam doa kita, kita menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, mengakui keterbatasan kita dan bergantung sepenuhnya pada-Nya.

Ayat kedua mengajak kita untuk menjaga diri dalam kasih Allah sambil menanti rahmat Tuhan Yesus Kristus bagi hidup yang kekal. Kasih Allah adalah kasih yang tak terbatas dan abadi. Allah mengasihi kita dengan kasih yang sempurna dan tidak tergoyahkan. Oleh karena itu, kita juga harus berusaha menjaga diri kita dalam kasih Allah, yaitu dengan hidup menurut firman-Nya dan mengasihi sesama.

Ketika kita mengasihi Allah, kita juga akan mengasihi sesama. Kasih kepada sesama adalah bukti konkret dari kasih kita kepada Allah. Kita dipanggil untuk menjadi saluran kasih Allah bagi orang lain. Ketika kita mengasihi sesama, kita tidak hanya memberikan kasih yang tulus, tetapi juga melayani, mengasihi, dan mengampuni mereka.

Kasih kepada Allah juga berarti menghormati-Nya dalam segala aspek kehidupan kita. Kita mengasihi Allah dengan taat kepada-Nya, mengikuti perintah-perintah-Nya, dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Kasih kepada Allah adalah suatu perjalanan yang terus berlangsung sepanjang hidup kita. Kita akan terus bertumbuh dalam kasih kepada-Nya, dan semakin kita mengasihi-Nya, semakin kita akan mengalami kehadiran-Nya dan berdampak pada hidup kita dan orang-orang di sekitar kita.

Kasih kepada Allah juga mempengaruhi cara kita berinteraksi dengan dunia di sekitar kita. Kita akan berusaha hidup dengan integritas dan memperlihatkan sifat-sifat kasih seperti kerendahan hati, kesabaran, kemurahan hati, dan pengampunan kepada orang lain. Kasih kepada Allah akan membimbing kita dalam memilih tindakan dan kata-kata yang menyenangkan hati-Nya.

Kasih kepada Allah mengajarkan kita untuk memandang-Nya sebagai sumber segala yang kita miliki. Kita menyadari bahwa segala sesuatu yang kita miliki, baik itu waktu, talenta, harta, dan kehidupan kita sendiri, adalah pemberian dari Allah. Oleh karena itu, kita mengasihi Allah dengan menggunakan segala hal tersebut untuk memuliakan-Nya dan melayani orang lain.

Kasih kepada Allah juga membawa kita ke dalam persekutuan yang intim dengan-Nya. Saat kita mengasihi-Nya, kita mengenal-Nya lebih dalam, memperdalam hubungan kita dengan-Nya melalui doa, bacaan Firman-Nya, dan pengalaman rohani. Persekutuan dengan Allah membawa kepuasan spiritual yang tak tergantikan dan memberikan petunjuk serta kebijaksanaan bagi kehidupan kita.

Tentu saja, dalam perjalanan kasih kepada Allah, kita akan menghadapi ujian dan godaan. Namun, dengan iman yang kokoh dan kuat, serta bergantung sepenuhnya kepada-Nya, kita dapat mengatasi setiap tantangan yang datang. Kasih kepada Allah memberikan kekuatan yang diperlukan untuk melawan godaan, memperjuangkan kebenaran, dan tetap setia dalam segala situasi.

Dalam kasih kepada Allah, kita juga menjadi saksi bagi dunia tentang kebesaran-Nya. Ketika orang melihat kasih kita kepada Allah, mereka akan terpukau oleh kuasa-Nya yang bekerja dalam hidup kita. Mereka akan melihat kesaksian kita tentang bagaimana Allah mengubah dan memampukan kita untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Kasih kepada Allah menjadi salinan hidup-Nya yang kita tunjukkan kepada dunia.

Kasih kepada Allah juga mencakup rasa syukur yang mendalam atas segala karunia-Nya. Ketika kita menyadari betapa besar dan sempurna kasih Allah kepada kita, hati kita dipenuhi dengan rasa syukur yang tak terbatas. Setiap hari, kita dapat mengasihi Allah dengan mengucapkan terima kasih kepada-Nya atas semua yang telah diberikan-Nya kepada kita.

Selain itu, kasih kepada Allah juga melibatkan pelayanan kepada-Nya dan orang-orang di sekitar kita. Ketika kita mengasihi Allah, kita akan mencari cara untuk melayani-Nya dengan bakat dan sumber daya yang kita miliki. Kita akan menggunakan karunia-karunia yang telah diberikan-Nya kepada kita untuk memuliakan-Nya dan membantu sesama. Pelayanan kita kepada orang lain adalah bentuk kasih kepada Allah yang konkret dan dapat dilihat oleh orang lain.

Dalam Kitab Yudas pasal 1 ayat 20-21, kita dipanggil untuk bangun dalam iman, berdoa dalam Roh Kudus, menjaga diri dalam kasih Allah, dan menanti rahmat Tuhan Yesus Kristus. Semua ini adalah bagian dari kasih kita kepada Allah. Kasih kepada Allah adalah sikap hati yang membentuk hidup kita dalam kebenaran-Nya.

Kasih kepada Allah bukanlah sesuatu yang dilakukan secara sporadis atau terbatas pada situasi-situasi tertentu. Kasih kepada Allah harus menjadi gaya hidup kita yang terus-menerus. Kasih kepada Allah harus tercermin dalam setiap aspek kehidupan kita, baik dalam hubungan dengan-Nya maupun dengan sesama.

Dalam hidup ini yang fana, kasih kepada Allah adalah sumber kekuatan, sukacita, dan harapan. Ketika kita mengasihi Allah dengan sepenuh hati, hidup kita menjadi berarti dan memiliki tujuan yang jelas. Kasih kepada Allah membawa kedamaian dan kebahagiaan yang tak tergoyahkan, serta janji hidup yang kekal bersama-Nya.

Mari kita hidup dalam kasih kepada Allah, mengasihi-Nya dengan sepenuh hati, dan melayani-Nya dengan setia. Dalam kasih kepada-Nya, kita akan menemukan kehidupan yang penuh berkat, pengharapan yang tak tergoyahkan, dan sukacita yang melimpah. Puji syukur bagi Allah, sumber segala kasih yang sempurna!
Next Post Previous Post