Yohanes 17:1-3: Kasih, Kebenaran, dan Kehidupan Kekal

Pendahuluan

Alkitab, sebagai salah satu kitab suci bagi umat Kristen, merupakan panduan dan sumber inspirasi untuk hidup yang lebih baik. Di dalamnya terdapat banyak ajaran dan pesan moral yang relevan dengan kehidupan manusia. Salah satu bagian yang memiliki keindahan dan kebijaksanaan tersendiri adalah Yohanes 17:1-3, di mana Yesus berbicara dalam doa-Nya sebelum penderitaan-Nya di taman Getsemani. Ayat-ayat ini mengandung makna mendalam tentang kasih, kebenaran, dan kehidupan kekal. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi setiap ayat dan merenungkan pengajaran berharga yang dapat kita ambil dari teks ini.
Yohanes 17:1-3: Kasih, Kebenaran, dan Kehidupan Kekal
I. Konteks Sejarah

Sebelum kita memahami ayat-ayat ini, penting untuk mengenal konteks sejarahnya. Yohanes 17 terjadi menjelang peristiwa penyaliban Yesus. Ayat-ayat ini merupakan bagian dari doa Yesus kepada Bapa-Nya, yang di ucapkan setelah perjamuan terakhir dengan para murid-Nya. Dalam doa ini, Yesus memohon untuk dirinya sendiri, murid-muridnya, dan seluruh umat Kristen masa depan.

II. Ayat Pertama: "Setelah Yesus berkata demikian, Ia menoleh ke arah langit dan berdoa: 'Bapa, saatnya telah tiba. Muliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu memuliakan Engkau.'"(Yohanes 17:1)

Ayat pertama ini menunjukkan kesadaran Yesus akan peran-Nya dalam rencana keselamatan manusia. Ia menyadari bahwa saatnya telah tiba untuk memenuhi tujuan Ilahi-Nya dengan mengorbankan diri-Nya untuk dosa-dosa umat manusia. Ini menunjukkan betapa besar kasih dan kerendahan hati-Nya dalam melaksanakan tugas ini.

Dari ayat ini, kita belajar tentang pentingnya ketaatan dan kesetiaan terhadap rencana Tuhan dalam hidup kita. Yesus sebagai teladan mengajarkan kita untuk mengenali panggilan-Nya dan berjalan dalam kesetiaan terhadap-Nya. Selalu ada saat-saat dalam hidup kita ketika kita harus menyerahkan kehendak kita demi melaksanakan rencana Tuhan yang lebih besar.

III. Ayat Kedua: "Seperti Engkau telah memberi-Nya kuasa atas segala umat manusia, agar kepada semua orang yang telah Engkau berikan kepada-Nya, Ia memberikan hidup yang kekal."(Yohanes 17:2)

Ayat kedua ini menyoroti bahwa Yesus adalah sumber kehidupan kekal. Sebagai Anak Allah, Dia memiliki kuasa atas segala umat manusia dan Dia adalah satu-satunya jalan untuk mencapai hidup yang kekal. Ayat ini menegaskan kebenaran ajaran Yesus tentang keselamatan melalui iman-Nya.

Dari ayat ini, kita diajak untuk merenungkan tentang esensi dari iman Kristen, yaitu hubungan pribadi dengan Yesus Kristus. Kehidupan kekal tidak dapat ditemukan di tempat lain kecuali melalui hubungan yang hidup dengan-Nya. Ini mengajarkan kita untuk tidak mencari kebahagiaan atau kepuasan dalam dunia materi yang sementara, tetapi menempatkan kepercayaan kita sepenuhnya pada Yesus sebagai Juru Selamat kita.

IV. Ayat Ketiga: "Inilah hidup yang kekal: yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus." (Yohanes 17:3)

Ayat ketiga ini adalah inti dari pesan keselamatan. Yesus mengajarkan bahwa hidup yang kekal adalah mengenal Allah Bapa yang benar dan Yesus Kristus, Sang Juru selamat. Mengenal bukan hanya sebatas pengetahuan intelektual, tetapi sebuah hubungan yang personal dan intim dengan Allah.

Dari ayat ini, kita belajar tentang urgensi untuk terus-menerus mengembangkan hubungan kita dengan Allah melalui doa, meditasi, dan studi Alkitab. Keselamatan datang melalui iman yang hidup dan pengenalan yang intim dengan-Nya. Ketika kita mengenal-Nya dengan benar, kita akan mengerti kehendak-Nya bagi hidup kita dan berjalan dalam kebenaran-Nya.

Catatan:

Keunikan Yesus dibandingkan dengan utusan-utusan lainnya adalah sebagai berikut:

Pertama, tujuan pengutusan-Nya ke dunia adalah untuk menyelamatkan manusia dari dosa (Yohanes 3:17, 17:2).

Kedua, Yesus adalah satu-satunya Pribadi yang pantas menerima kemuliaan yang setara dengan kemuliaan Allah (Yohanes 17:1, 5). Kemuliaan ini telah dimilikinya sebelum penciptaan dunia.

Ketiga, keberadaan-Nya sudah ada sebelum dunia ini dijadikan (Yohanes 1:1, 17:5).

Keempat, Yesus adalah utusan yang kekal (Yohanes 17:5). Kekuasaan-Nya bahkan mengatasi kematian, hal ini tidak dimiliki oleh utusan Allah mana pun.

Kelima, Yesus diutus oleh Allah sebagai pemberi hidup kekal (Yohanes 17:2). Kemampuan ini tidak dimiliki oleh siapa pun selain-Nya

Kesimpulan

Yohanes 17:1-3 adalah doa yang indah dan mengajar dari Yesus Kristus. Ayat-ayat ini mengajarkan kita tentang kasih-Nya yang besar, kebenaran ajaran-Nya, dan janji hidup kekal melalui iman kepada-Nya. Kita diajak untuk mengambil teladan dari kehidupan-Nya yang penuh kesetiaan pada rencana Bapa-Nya dan berjalan dalam hubungan pribadi yang erat dengan-Nya. Semoga setiap hari kita mengalami pertumbuhan dalam pengenalan akan Allah yang benar dan Yesus Kristus, dan hidup dalam kesadaran akan hidup kekal yang Dia janjikan bagi mereka yang percaya. Amin.

Tanya-Jawab Yohanes 17:1-3: Kasih, Kebenaran, dan Kehidupan Kekal

1. Apa arti dari Yohanes 17:1-3?

Yohanes 17:1-3 berisi doa Yesus untuk dirinya sendiri dan para pengikut-Nya sebelum Ia disalibkan. Ayat-ayat ini juga menyatakan bahwa hidup kekal adalah mengenal Allah dan Yesus Kristus yang diutus-Nya.

2. Mengapa Yesus berdoa untuk dirinya sendiri?

Yesus berdoa untuk dirinya sendiri dalam Yohanes 17:1-3 karena ia akan segera menghadapi penderitaan dan kematian-Nya di kayu salib. Dalam doa-Nya, Yesus memohon kepada Bapa agar memberikan kemuliaan-Nya kembali kepada-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, sehingga Ia dapat memberikan hidup yang kekal kepada semua orang yang percaya kepada-Nya. Doa ini juga menunjukkan bahwa Yesus adalah Anak Allah yang telah diberikan kuasa untuk memberikan hidup yang kekal, dan bahwa hidup yang kekal terletak pada pengetahuan akan Allah dan Yesus Kristus yang diutus-Nya.

3. Apa yang dimaksud dengan "hidup kekal" dalam konteks ayat-ayat ini?

Dalam konteks ayat-ayat Yohanes 17:1-3, "hidup kekal" merujuk pada kehidupan yang tidak terbatas dan tidak terbatas waktu yang hanya dimiliki oleh Allah dan mereka yang percaya pada-Nya melalui Yesus Kristus. Dalam ayat tersebut, Yesus berdoa kepada Bapa-Nya agar memberikan hidup kekal kepada semua orang yang telah diberikan-Nya. Hidup kekal adalah hadiah dari Allah bagi orang yang percaya pada-Nya dan menerima keselamatan melalui Yesus Kristus. Ini adalah kehidupan yang tidak akan pernah berakhir dan tidak akan pernah terputus hubungannya dengan Allah.

4. Mengapa Yesus menyebut diri-Nya sebagai Anak manusia dalam doa ini?

Yesus menyebut diri-Nya sebagai Anak Manusia dalam doa di Yohanes 17:1-3 untuk menunjukkan kedekatan-Nya dengan manusia dan sebagai bukti dari kasih-Nya yang mendalam terhadap umat manusia. Sebagai Anak Manusia, Yesus juga merasakan segala penderitaan dan kesulitan yang dialami oleh manusia, sehingga Ia dapat menjadi perantara yang sempurna antara manusia dan Allah. Selain itu, penggunaan istilah "Anak Manusia" juga merujuk pada nubuat dalam kitab Daniel mengenai seorang Mesias yang akan datang dan memenuhi tugas penting dalam keselamatan umat manusia.

5. Apa yang dapat kita pelajari dari doa Yesus ini?

Doa Yesus dalam Yohanes 17:1-3 mengajarkan kita beberapa hal penting. 

Pertama, Yesus mengajarkan bahwa hidup kekal adalah mengenal Allah dan Anak-Nya yang diutus-Nya. 

Kedua, Yesus berdoa untuk kemuliaan Allah, bukan untuk kemuliaan-Nya sendiri. 

Ketiga, Yesus memohon kepada Allah untuk melindungi dan memelihara murid-murid-Nya. 

Keempat, Yesus berdoa agar murid-murid-Nya dapat hidup dalam persatuan dan kasih. Dari doa ini, kita dapat mempelajari tentang pentingnya mengenal Allah dan hidup untuk kemuliaan-Nya, serta pentingnya memohon perlindungan dan persatuan dalam kasih di antara sesama pengikut Yesus.

Next Post Previous Post