8 Saksi tentang Yesus Kristus : Yohanes 1:6-8
Kesaksian tentang Yesus Kristus
“Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu.” (Yohanes 1:6-8)
Kita perlu mencatat bahwa di dalam ayat-ayat yang kita bicarakan ini kita temukan lagi satu kata kunci yang penting bagi kitab Injil keempat. Kata itu ialah “saksi”. Kitab Injil keempat secara berturut-turut menampilkan tidak kurang dari 8 (delapan) orang atau tokoh yang menjadi saksi akan tempat Yesus yang tertinggi.
(1) Yang pertama, adalah saksi Bapa.
“Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu.” (Yohanes 1:6-8)
Kita perlu mencatat bahwa di dalam ayat-ayat yang kita bicarakan ini kita temukan lagi satu kata kunci yang penting bagi kitab Injil keempat. Kata itu ialah “saksi”. Kitab Injil keempat secara berturut-turut menampilkan tidak kurang dari 8 (delapan) orang atau tokoh yang menjadi saksi akan tempat Yesus yang tertinggi.
(1) Yang pertama, adalah saksi Bapa.
Yesus mengatakan: “Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku.” (Yohanes 5:37). “Bapa yang mengutus Aku, bersaksi tentang Aku.” (Yohanes 8:18). Apa yang Yesus maksudkan dengan hal itu? Ada dua hal:
Pertama, Ia maksudkan sesuatu yang mengenai diri-Nya sendiri. Di dalam hati-Nya ada suara dalam dari Allah yang berbicara. Suara itu membuat-Nya tidak ragu-ragu tentang siapa Dia dan untuk apa Ia diutus Allah. Yesus tidak menganggap diri-Nya sebagai yang memilih tugas yang Ia lakukan. Sebaliknya Ia yakin seyakin-yakinnya bahwa Allah sendirilah yang telah mengutus-Nya ke dunia ini untuk hidup dan mati bagi manusia.
Kedua, Ia maksudkan sesuatu yang mengenai manusia. Kalau ada seseorang yang diperhadapkan dengan Kristus, maka dalam diri orang tersebut akan muncul keyakinan yang kuat, bahwa Kristus adalah Anak Allah. Pendeta Tyrrell pernah mengatakan, bahwa dunia tidak pernah bisa menghindarkan diri dari “orang yang disalib itu”. Ada kekuatan di dalam diri kita yang akan selalu membawa kita kembali memandang Kristus meskipun kita tidak menginginkannya. Kekuatan itu akan memberitahu kita bahwa Yesus adalah Anak Allah dan Juru selamat dunia. Kekuatan itu adalah saksi tentang Allah dan ia ada di dalam diri kita.
(2) Yang kedua adalah saksi Yesus sendiri.
Pertama, Ia maksudkan sesuatu yang mengenai diri-Nya sendiri. Di dalam hati-Nya ada suara dalam dari Allah yang berbicara. Suara itu membuat-Nya tidak ragu-ragu tentang siapa Dia dan untuk apa Ia diutus Allah. Yesus tidak menganggap diri-Nya sebagai yang memilih tugas yang Ia lakukan. Sebaliknya Ia yakin seyakin-yakinnya bahwa Allah sendirilah yang telah mengutus-Nya ke dunia ini untuk hidup dan mati bagi manusia.
Kedua, Ia maksudkan sesuatu yang mengenai manusia. Kalau ada seseorang yang diperhadapkan dengan Kristus, maka dalam diri orang tersebut akan muncul keyakinan yang kuat, bahwa Kristus adalah Anak Allah. Pendeta Tyrrell pernah mengatakan, bahwa dunia tidak pernah bisa menghindarkan diri dari “orang yang disalib itu”. Ada kekuatan di dalam diri kita yang akan selalu membawa kita kembali memandang Kristus meskipun kita tidak menginginkannya. Kekuatan itu akan memberitahu kita bahwa Yesus adalah Anak Allah dan Juru selamat dunia. Kekuatan itu adalah saksi tentang Allah dan ia ada di dalam diri kita.
(2) Yang kedua adalah saksi Yesus sendiri.
Yesus berkata : “Akulah yang bersaksi tentang diri-Ku sendiri.” (Yohanes 8:18). “Biarpun Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, namun kesaksian-Ku itu benar.” (Yohanes 8:14). Apa artinya ini? Artinya ialah bahwa Yesus sebagaimana Ia ada, adalah saksi yang terbaik tentang diri-Nya. Yesus mengaku bahwa Ia adalah terang, hidup, kebenaran dan jalan. Ia mengaku sebagai Anak Allah dan ada bersama dengan sang Bapa.
Ia mengaku sebagai Juru selamat dan Tuan semua manusia. Pengakuan-pengakuan seperti itu hanya akan merupakan suatu kejutan serta hujatan kalau hidup dan karakter Yesus sendiri tidak seperti yang diakui-Nya sendiri. Yesus sebagaimana Ia ada di dalam diri-Nya sendiri merupakan saksi yang terbaik bagi kebenaran pengakuan-Nya.
(3) Saksi yang ketiga adalah karya-karya-Nya sendiri.
(3) Saksi yang ketiga adalah karya-karya-Nya sendiri.
Yesus mengatakan: “Segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku.... memberi kesaksian tentang Aku.” (Yohanes 5:36), “Pekerjaan-pekerjaan Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberi kesaksian tentang Aku.” (Yohanes 10:25). Ia memberitahu Filipus tentang kebersamaan-Nya dengan Bapa, lalu mengatakan: “Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.” (Yohanes 15:24).
Kita harus catat satu hal, yaitu bahwa kalau Yohanes berbicara tentang karya-karya atau pekerjaan-pekerjaan Yesus, ia tidak hanya menunjuk kepada mukjizat-mukjizat Yesus. Yang ia maksudkan adalah seluruh karya dan kehidupan Yesus setiap saat dan setiap hari. Tidak ada seorang pun yang dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan atau karya-karya besar seperti yang dilakukan oleh Yesus, kecuali kalau hubungannya dengan Allah begitu dekat seperti Yesus.
Demikian juga, tak seorang pun di dalam hidupnya sehari-hari dapat hidup dengan penuh kasih, belas kasihan, rasa sayang, pengampunan, pelayanan dan pertolongan, kecuali kalau ia ada di dalam Allah dan Allah ada di dalam dirinya. Untuk membuktikan bahwa kita adalah milik Kristus, kita tidak perlu membuat mukjizat-mukjizat. Yang perlu kita lakukan ialah hidup seperti Kristus setiap saat dan setiap hari. Melalui hal-hal biasa setiap hari itulah kita menunjukkan bahwa kita adalah milik Kristus.
(4) Yang keempat adalah kesaksian Alkitab.
Kita harus catat satu hal, yaitu bahwa kalau Yohanes berbicara tentang karya-karya atau pekerjaan-pekerjaan Yesus, ia tidak hanya menunjuk kepada mukjizat-mukjizat Yesus. Yang ia maksudkan adalah seluruh karya dan kehidupan Yesus setiap saat dan setiap hari. Tidak ada seorang pun yang dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan atau karya-karya besar seperti yang dilakukan oleh Yesus, kecuali kalau hubungannya dengan Allah begitu dekat seperti Yesus.
Demikian juga, tak seorang pun di dalam hidupnya sehari-hari dapat hidup dengan penuh kasih, belas kasihan, rasa sayang, pengampunan, pelayanan dan pertolongan, kecuali kalau ia ada di dalam Allah dan Allah ada di dalam dirinya. Untuk membuktikan bahwa kita adalah milik Kristus, kita tidak perlu membuat mukjizat-mukjizat. Yang perlu kita lakukan ialah hidup seperti Kristus setiap saat dan setiap hari. Melalui hal-hal biasa setiap hari itulah kita menunjukkan bahwa kita adalah milik Kristus.
(4) Yang keempat adalah kesaksian Alkitab.
Yesus mengatakan: “Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku.” (Yohanes 5:29). “Jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku.” (Yohanes 5:46). Filipus yakin serta berkata bahwa ia telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam Kitab Taurat dan oleh para nabi (Yohanes 1:45).
Sepanjang sejarah Israel orang-orang yang sangat menantikan hari kedatangan Mesias Allah. Mereka telah membuat gambaran-gambaran serta mengemukakan ide-ide tentang Mesias itu. Di dalam Yesus semuanya itu menjadi kenyataan. Dia yang sangat dinantikan oleh dunia telah datang.
(5) Saksi yang kelima adalah nabi yang terakhir, yaitu Yohanes Pembaptis. “Ia datang sebagai saksi untuk memberikan kesaksian tentang terang itu.” ( Yohanes 1: 7-8).
(5) Saksi yang kelima adalah nabi yang terakhir, yaitu Yohanes Pembaptis. “Ia datang sebagai saksi untuk memberikan kesaksian tentang terang itu.” ( Yohanes 1: 7-8).
Yohanes Pembaptis memberikan kesaksian bahwa ia telah melihat Roh yang turun ke atas Yesus. Kesaksian para nabi mencapai puncaknya di dalam Yohanes Pembaptis. Yohanes inilah yang memberikan kesaksian tentang Yesus. Dan Yohanes Pembaptis adalah sasaran terakhir dari kesaksian semua nabi.
(6) Saksi yang keenam adalah orang-orang yang berhubungan dengan Yesus.
(6) Saksi yang keenam adalah orang-orang yang berhubungan dengan Yesus.
Ada seorang wanita Samaria yang memberikan kesaksian tentang kuasa penyembuhan Yesus (Yohanes 9:25,38). Mereka yang menyaksikan mukjizat yang dibuat oleh Yesus menyatakan keheranan mereka terhadap perbuatan Yesus itu (Yohanes 12:17).
Ada juga sebuah legenda yang menarik. Di dalam legenda itu diceritakan, bahwa Sanhedrin memerlukan saksi-saksi ketika Yesus diadili. Lalu datanglah sejumlah orang yang mau menjadi saksi. Mereka mengatakan: “aku pernah sakit kusta dan disembuhkan-Nya”; “aku dulu buta tetapi Ia mencelikkan mataku.”; “aku dahulu tuli tetapi Ia membuat aku bisa mendengar lagi.” Kesaksian-kesaksian semacam itu adalah kesaksian yang sangat tidak disukai oleh Sanhedrin. Di dalam setiap zaman dan generasi selalu saja ada orang-orang yang siap untuk memberikan kesaksian tentang perbuatan-perbuatan yang Kristus lakukan bagi mereka.
(7) Saksi yang ketujuh ialah para murid, dan khususnya penulis Injil sendiri.
Ada juga sebuah legenda yang menarik. Di dalam legenda itu diceritakan, bahwa Sanhedrin memerlukan saksi-saksi ketika Yesus diadili. Lalu datanglah sejumlah orang yang mau menjadi saksi. Mereka mengatakan: “aku pernah sakit kusta dan disembuhkan-Nya”; “aku dulu buta tetapi Ia mencelikkan mataku.”; “aku dahulu tuli tetapi Ia membuat aku bisa mendengar lagi.” Kesaksian-kesaksian semacam itu adalah kesaksian yang sangat tidak disukai oleh Sanhedrin. Di dalam setiap zaman dan generasi selalu saja ada orang-orang yang siap untuk memberikan kesaksian tentang perbuatan-perbuatan yang Kristus lakukan bagi mereka.
(7) Saksi yang ketujuh ialah para murid, dan khususnya penulis Injil sendiri.
Yesus sendiri pernah mengatakan kepada para murid-Nya, demikian: “Kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku.” (Yohanes 15:27). Penulis Injil adalah saksi pribadi dan sekaligus penjamin dari hal-hal yang dikatakan-Nya. Mengenai penyaliban Yesus, penulis Injil itu mengatakan: “Dan orang yang melihat hal itu sendiri yang memberikan kesaksian ini dan kesaksiannya benar.” (Yohanes 19:35).
Penulis itu juga mengatakan: “Dialah murid yang memberi kesaksian tentang semuanya ini dan yang telah menuliskannya.” (Yohanes 21:24). Cerita yang telah ditulisnya bukanlah cerita isapan jempol, melainkan cerita tentang hal-hal yang telah dilihat dan dialaminya sendiri. Seorang saksi yang terbaik ialah saksi yang bisa mengatakan: “Kesaksian ini benar, sebab aku mengetahui dan mengalaminya sendiri.”
8. Saksi yang kedelapan adalah Roh Kudus.
8. Saksi yang kedelapan adalah Roh Kudus.
“Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.” (Yohanes 15:26). Di dalam Surat Yohanes yang pertama, Yohanes menulis: “Dan Rohlah yang memberikan kesaksian, karena Roh adalah kebenaran.” (1 Yohanes 5:6). Bagi orang Yahudi, Roh mempunyai dua fungsi. Roh membawa kebenaran Allah kepada manusia, dan memampukan manusia mengakui kebenaran tersebut ketika manusia melihatnya. Roh inilah yang bekerja di dalam hati kita sehingga kita mampu mengakui Yesus dan mempercayai kekuasaan-Nya.
Yohanes menulis kitab Injilnya untuk mengemukakan kesaksian yang tak dapat disangkal, yaitu bahwa Yesus Kristus adalah Firman Allah yang secara penuh dinyatakan kepada manusia. Amin.
Yohanes menulis kitab Injilnya untuk mengemukakan kesaksian yang tak dapat disangkal, yaitu bahwa Yesus Kristus adalah Firman Allah yang secara penuh dinyatakan kepada manusia. Amin.