Pemahaman Hikmat Allah melalui Roh Kudus (1 Korintus 2:10-16)

Bagian ini menjelaskan mengapa orang dewasa yang mengasihi Allah mampu memahami serta menerima hikmat yang diajarkan oleh Paulus (1 Korintus 2: 6), sementara para penguasa dunia tidak mampu melakukannya (1 Korintus 2:8). Perbedaan reaksi ini tergantung pada intervensi dari Roh Kudus dalam diri seseorang. Mereka yang memiliki Roh Kudus mampu memahami hikmat Allah, sementara yang tidak memiliki Roh Kudus tidak akan memahaminya.
Pemahaman Hikmat Allah melalui Roh Kudus (1 Korintus 2:10-16)
Urutan berpikir Paulus dalam 1 Korintus 2:10-16 dapat diuraikan sebagai berikut: 

1 Korintus 2:10-11 Rahasia perbedaan: campur tangan Roh Kudus 

1 Korintus 2:12 Tujuan menerima Roh Kudus 

1 Korintus 2:13-16 Implikasi menerima Roh Kudus

Rahasia perbedaan: intervensi Roh Kudus (1 Korintus 2:10-11)

Pada ayat 10a, kata "karena" menjelaskan mengapa orang yang mencintai Allah dapat mengerti hal-hal yang dulunya tidak terlihat, didengar, atau dipahami (ayat 9). Rahasia ini terungkap karena "Allah telah menyatakannya kepada kita melalui Roh." Penempatan "kita" di awal kalimat menunjukkan penekanan bahwa Paulus ingin membedakan bahwa itu ditunjukkan kepada kita, bukan kepada yang lain. Ini adalah perbandingan antara mereka yang matang (ayat 6) dan mencintai Allah (ayat 9) dengan para penguasa dunia (ayat 8).

Allah telah mengungkapkannya kepada kita melalui Roh. Kata "mengungkapkan" di 1 Korintus 2: 10a tidak memiliki objek dalam teks asli. Dari konteks, jelas bahwa ini merujuk pada hikmat Allah yang dibahas di 1 Korintus 2: 6-9. Inilah yang Allah ungkapkan melalui Roh. Penggunaan kata kerja bentuk lampau "mengungkapkan" dan objek yang tidak langsung "kepada kita" menunjukkan bahwa tindakan ini terjadi saat kita bertobat. Saat itu, Roh Kudus membawa keyakinan tentang dosa kita, hukuman Allah, dan harapan baru kita melalui salib Kristus (Yohanes 16:8-11; Roma 8:15-16; Galatia 4:6).

Paulus kemudian menjelaskan mengapa Allah mengungkapkan hikmat ini melalui Roh (dengan kata sambung "karena" di 1 Korintus 2: 10b). Roh menyelidiki segala sesuatu, termasuk hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah. Konsep "seperti dikenal hanya oleh yang serupa" digunakan di sini. Hanya Roh yang sama dengan Allah yang dapat mengenal Allah. Karena Roh adalah Allah, Dia dapat menyelidiki segala sesuatu. "Segala sesuatu" dalam konteks ini merujuk pada apa pun yang telah diungkapkan oleh Allah, karena hal ini berlawanan dengan "hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah." Roh tidak hanya mengetahui yang diungkapkan, tetapi juga hal-hal yang tidak diungkapkan oleh Allah. Bentuk kata kerja waktu sekarang pada "menyelidiki" menunjukkan bahwa Roh terus-menerus menyelidiki dalam diri Allah. Ini hanya dapat dilakukan oleh Pribadi yang juga Allah, karena Alkitab menyatakan bahwa manusia tidak dapat memahami pikiran Allah (Yesaya 55:8-9; Roma 11:33-35).

Untuk menjelaskan 1 Korintus 2: 10b, Paulus memberikan ilustrasi (1 Korintus 2: 11). Seperti roh manusia yang mengerti hal-hal dalam dirinya sendiri, hanya Roh Allah yang mengerti Allah. Ilustrasi ini tidak hanya menjelaskan tetapi juga menegaskan. Pengulangan "hanya" di 1 Korintus 2: 11 menegaskan bahwa hanya Roh Allah yang dapat mengenal Allah. Ini penting karena ada roh dunia yang menolak hikmat Allah, yaitu roh dunia (seperti pada 1 Korintus 2:12a).

Pernyataan Paulus pada 1 Korintus 2:10-11 adalah kritik tidak langsung kepada jemaat Korintus yang terjebak dalam kesombongan intelektual dan rohaniah. Filsafat dunia yang mereka teliti membuat mereka sombong dan menganggap salib sebagai kebodohan. Pengalaman rohaniah yang "spektakuler" (seperti bahasa roh) membuat mereka merasa lebih rohaniah daripada yang lain.

Apa yang dijelaskan dalam 1 Korintus 2:10-11 mengajarkan kepada mereka bahwa seseorang yang benar-benar memiliki Roh Kudus seharusnya memiliki pemahaman akan hikmat Allah.

Tujuan Menerima Roh Kudus (1 Korintus 2:12)

Penempatan kata "kami" di awal ayat ini memiliki arti penekanan: kita, yang matang dan mencintai Allah, tidak menerima roh dunia (1 Korintus 2:12a). "Roh dunia" pada dasarnya merujuk pada pandangan yang berlawanan dengan rohaniah (RSV) atau mereka yang tidak memiliki Roh (NIV). Mereka tidak hanya secara konstan menolak (bentuk bentuk waktu sekarang "ou dechetai"), tetapi juga tidak dapat memahami (ou dunatai gnonai). Ini berarti mereka tidak hanya tidak menerima, tetapi juga tidak memiliki kemauan atau kapasitas untuk menerima hikmat Allah.

Mengapa mereka memiliki sikap seperti ini? Ada dua alasan. Pertama, mereka menganggap salib sebagai kebodohan (1 Korintus 2: 14a). Menurut pandangan mereka yang telah terpengaruh oleh filsafat dunia, kematian di atas salib adalah tanda kelemahan dan tidak mungkin menjadi Juru Selamat orang berdosa. Mereka juga menganggapnya sebagai tanda kebodohan karena mengaitkannya dengan hukuman mati. Kedua, karena hal itu hanya bisa dipahami secara rohaniah (1 Korintus 2:14b). Cara berpikir duniawi tidak dapat memahami hal-hal rohaniah.

Beberapa Implikasi Menerima Roh Kudus (1 Korintus 2:13-16)

Keyakinan yang Paulus ungkapkan pada 1 Korintus 2:10-12 membawa beberapa implikasi penting. 

1. Pertama, pemberitaan tentang salib harus disampaikan melalui kata-kata yang diilhami oleh Roh Kudus (1 Korintus 2:13). 

Secara harfiah, 1 Korintus 2:13 seharusnya diterjemahkan sebagai "dan kami mengatakannya, bukan dengan perkataan yang diajarkan oleh kebijaksanaan manusia, tetapi yang diajarkan oleh Roh, menjelaskan hal-hal rohaniah dalam kata-kata yang rohaniah." Perselisihan di kalangan penafsir muncul dari frasa "menjelaskan hal-hal rohaniah dalam kata-kata yang rohaniah" (pneumatikois pneumatika sunkrinontes). 

Beberapa menganggap "pneumatikois" mengacu pada mereka yang mendengarkan Injil (LAI:TB/RSV "kepada mereka yang memiliki Roh"), sementara yang lain menganggapnya merujuk pada medium yang digunakan untuk menyampaikan Injil (NASB/NIV "dengan kata-kata rohaniah"). Karena 1 Korintus 2:13a berbicara tentang "kata-kata", maka ayat 13b sebaiknya diartikan dalam konteks yang sama, seperti yang diinterpretasikan dalam terjemahan NASB atau NIV. Ini juga berfungsi untuk menjelaskan bagaimana pemberitaan Injil yang dilakukan oleh Paulus dalam ayat 1-5.

2. Kedua, orang yang tidak memiliki Roh Kudus tidak akan mampu memahami hikmat Allah (1 Korintus 2:14). 

Ungkapan "manusia alamiah" sebenarnya berarti "manusia yang belum beroleh Roh" (psychikos anthropos; KJV/NASB), yaitu manusia yang tidak memiliki aspek rohaniah (RSV) atau Roh (NIV). Mereka bukan hanya secara terus-menerus menolak (bentuk sekarang "ou dechetai"), tetapi juga tidak dapat memahami (ou dunatai gnonai). Ini berarti bahwa mereka tidak hanya menolak, tetapi juga tidak memiliki kemauan atau kemampuan untuk menerima Injil.

Mengapa sikap seperti ini muncul? Ada dua alasan. Pertama, mereka menganggap salib sebagai kebodohan (ayat 14a). Menurut pandangan mereka yang telah terpengaruh oleh filsafat dunia, kematian di salib adalah tanda kelemahan dan mustahil menjadi penyelamat bagi orang berdosa. Kedua, karena hal ini hanya bisa dimengerti secara rohaniah (1 Korintus 2:14b). Cara berpikir duniawi tidak dapat memahami hal-hal rohaniah.

3. Ketiga, hanya orang yang memiliki dimensi rohaniah yang dapat menilai hal-hal rohaniah, dan mereka sendiri tidak akan dihakimi oleh orang lain (1 Korintus 2:15-16).
 

Sebagai lawan dari manusia alamiah pada 1 Korintus 2:14, manusia yang memiliki dimensi rohaniah dapat menilai segala sesuatu (1 Korintus 2:15a). Selain itu, mereka juga tidak akan dihakimi oleh siapa pun ( 1 Korintus 2:15b). Pernyataan ini adalah kritik terhadap sebagian jemaat Korintus yang bersikap duniawi dan merasa lebih baik dari orang lain yang menerima Injil.

Mengapa mereka yang memiliki dimensi rohaniah tidak bisa dihakimi oleh mereka yang tidak memiliki dimensi ini? Jawabannya ada di 1 Korintus 2: 16a (dengan kata sambung "karena"). Bagian ini mengutip dari Yesaya 40:13, "Siapa yang pernah memberi nasihat kepada Roh TUHAN atau menjadi penasihat-Nya yang mengajar Dia?" Lebih spesifik lagi, Paulus mengutip dari versi LXX yang secara harfiah diterjemahkan menjadi "Siapa yang tahu pikiran Tuhan dan siapa yang dapat memberi petunjuk kepada-Nya?" Melalui kutipan ini, Paulus mengajarkan bahwa orang yang memiliki Roh Kudus tidak memerlukan nasihat atau penilaian dari mereka yang tidak memiliki Roh Kudus, karena Roh Kudus sendiri yang akan mengajarkan dan membimbing kita dalam segala hal (Yohanes 14:26; 1 Yohanes 2:27). Dalam konteks yang lebih luas, Paulus mencela jemaat Korintus yang mencari nasihat dari dunia untuk memecahkan masalah mereka (1 Korintus 6:1).

Di akhir 1 Korintus 2:16, Paulus menegaskan bahwa kita memiliki pikiran Kristus. Penggunaan sebutan “Kristus” di sini sangat menarik. Konteks 1 Korintus 2:6-16 berbicara tentang pikiran Allah (1 Korintus 2:10-11) yang hanya bisa diketahui melalui Roh Allah. Di 1 Korintus 2:16a Paulus mengutip versi LXX dari Yesaya 40:13 yang memakai sebutan “pikiran Tuhan”, sedangkan dalam teks Ibraninya dipakai sebutan “Roh Tuhan”. Beragam sebutan yang dipakai (Allah – Roh Allah – Tuhan - Kristus) dengan maksud yang sama seperti ini mengajarkan kesejajaran antara Allah Bapa, Roh Kudus dan Kristus. Hal ini semakin jelas apabila kita mempertimbangkan prinsip “like is known only by like” yang sudah disinggung di 1 Korintus 2:10

Semua pernyataan ini merujuk pada konsep bahwa pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang hikmat Allah hanya diberikan kepada mereka yang memiliki hubungan rohaniah dengan Tuhan melalui intervensi Roh Kudus. Ini merupakan panggilan bagi orang percaya untuk hidup dalam pemahaman yang mendalam tentang kehendak dan pikiran Allah, yang hanya dapat diakses melalui kuasa Roh Kudus.

Kesimpulannya, dalam bagian ini Paulus menjelaskan bahwa pemahaman atas hikmat Allah tidak dapat dicapai melalui kebijaksanaan manusia atau pandangan duniawi. Hanya melalui intervensi Roh Kudus dalam diri seseorang, mereka yang mencintai Allah dan memiliki hubungan rohaniah dengan-Nya dapat memahami dan menerima hikmat Allah. Ini memiliki implikasi besar dalam cara kita mendekati ajaran-ajaran rohaniah dan hikmat ilahi dalam hidup kita.
Next Post Previous Post