8 CIRI MANUSIA BARU : KOLOSE 3:10-17

Pengantar

Kolose 3:10-17 menekankan bahwa setelah menjadi manusia baru tidak ada lagi sikap untuk membeda-bedakan suku, ras, agama, budaya dan golongan tertentu. Paulus menekankan di sini tidak ada yang inferioritas di antara suku yang satu dengan suku yang lain atau antara laki-laki dan perempuan. Artinya semua manusia di mata Allah sama. Informasi ini ditemukan dari pernyataan Paulus tidak ada orang Yunani dan orang Yahudi. Bangsa Yunani mewakili bangsa-bangsa bukan Yahudi secara keseluruhan. Bangsa Yahudi dan Bangsa Yunani telah menjadi satu sejak menjadi manusia baru di dalam Kristus.

Manusia Baru
8 CIRI MANUSIA BARU : KOLOSE 3:10-17
Menurut Hoekema kelahiran baru adalah permulaan kehidupan rohani yang baru, yang ditanamkan dalam diri oleh Roh Kudus membuat bertobat dan percaya. Roh Kudus membuat seseorang lahir baru dan membawa orang-orang ke dalam kesatuan yang hidup dengan Kristus, mengubah hati yang mati secara rohani, dan sekarang berkemampuan dan berkehendak untuk bertobat dari dosa, mempercayai Injil dan melayani Tuhan. Dengan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru selamat akan mampu menjadi pembawa damai sejahtera bagi umat manusia.

Jimmi Menambahkan bahwa kelahiran baru menjadi tanda bahwa seseorang memahami dan mengetahui kebenaran-kebenaran rohani yang sejati. Kebenaran-kebenaran yang dari Allah inilah yang diterapkan oleh setiap percaya kepada sesama. Dengan kebenaran ini pasti mampu mengelola perbedaan menjadi sebuah kekayaan. Ketika seseorang sudah dikuasai kebenaran dari Allah maka otomatis hidup seseorang dipimpin oleh Tuhan. Ketika hidup seseorang sudah dipimpin Tuhan, orang tersebut membawa damai sejahtera

8 CIRI MANUSIA BARU : KOLOSE 3:10-17

1. Mengenakan Belas Kasihan

Mengelola perbedaan menjadi sebuah kekayaan bagi keluarga, gereja dan bangsa harus mengenakan belas kasihan (Kolose 3:12). Belas kasihan sangat penting dalam mengelola sebuah konflik. Hal Ini ditekankan Paulus, jika satu orang tidak sepaham dengan lainnya, ia harus tetap mengasihi dari pada merusak reputasi keluarga, gereja dan bangsa. Bahasa Yunani menggunakan kata hvgaphme,(egapemenoi) ini merupakan bentuk perfek partisip dari kata dasar (agapao) artinya mengasihi untuk selamanya. Henry menegaskan bahwa orang- orang yang menjadi pilihan Allah, merupakan orang yang dikuduskan haruslah berperilaku sebagaimana keadaan mereka agar tidak kehilangan kekudusan mereka.

Inti yang ditegaskan Henry adalah sebagai orang pilihan Allah dan yang telah dikuduskan harus penuh kasih terhadap semua orang atau harus mengenakan belas kasihan. Menurut Guthrie belas kasihan yang dimaksud adalah kepentingan diri ditiadakan, orang harus bersikap ramah terhadap orang lain. Kasih agapao yaitu kasih seperti kasih Tuhan Yesus yang rela berkorban bahkan rela mati di kayu salib untuk menebus umat manusia. Kasih yang seperti ini adalah kasih yang tanpa pamrih

Prinsip belas kasihan, 

Pertama, mempersatukan (Kolose 3:14). 

Kata kenakanlah kasih melebihi kebaikan yang disebut kebajikan, sebab kasih berfungsi sebagai pengikat dan. menyatukan semua kebajikan. Artinya kasih adalah pengikat dari setiap perbedaan. Setiap orang bila dikenakan belas kasihan, maka semua kebajikan akan dipersatukan sehingga terlihat indah dan harmonis yang menunjukkan kedewasaan rohani yang pastinya mempertahankan keseimbangan dan pertumbuhan hidup. Kasih adalah kuasa pengikat yang merangkul seluruh tubuh Kristen bersama.

Barclay menuliskan bahwa kecenderungan setiap orang adalah ingin berpisah atau memisahkan diri. Kasih adalah suatu ikatan yang akan merangkul dalam persekutuan yang tak dapat diputuskan. Pernyataan ini meyakinkan bawah kasih yang agapao memiliki kuasa mempersatukan perbedaan-perbedaan. 

Kasih itu membuat setiap orang saling menghargai dan menghormati perbedaan. Tidak hanya itu, kasih juga memiliki kuasa untuk mengikat kesatuan yang telah ditetapkan, misalnya dalam kehidupan berbangsa ada rumusan Pancasila yang mempersatukan perbedaan, dalam kehidupan bergereja ada tubuh Kristus yang mempersatukan perbedaan-perbedaan dan dalam kehidupan berkeluarga ketetapan Allah yaitu satu daging yang mempersatukan perbedaan. Rumusan Pancasila, tubuh Kristus dan satu daging diikat dalam satu kasih.

Kedua, menyempurnakan (Kolose 3:14). 

Kasih yang menyempurnakan adalah kasih yang dapat mengatasi semua sakit hati dan prasangka. Hal ini dapat dilakukan dalam kehidupan berbangsa, bergereja dan di dalam kehidupan berkeluarga dengan cara mengampuni sesama seperti Kristus telah mengampuni. Menerapkan prinsip ini membuat hidup dalam damai dengan kerukunan dengan sesama. Kemampuan dalam menerapkan prinsip ini karena telah dipilih dan harus berjuang bersama-sama untuk membangun tubuh Kristus, membuatnya menjadi satu melalui ikatan kasih yang sempurna.

2. Mengenakan Kemurahan

Teori yang kedua dalam mengelola perbedaan menjadi sebuah kekayaan adalah mengenakan kemurahan (Kolose 3:12). Kata Yunani yang digunakan untuk kata kemurahan adalah (splagchna) dari kata dasar (splagchnon) artinya batin yang paling dalam dan lubuk hati. Menurut Dunn (splagchna) menunjukkan sesuatu yang sangat terasa yang dimaksud adalah kasih sayang sepenuh hati. Kata kemurahan memiliki arti sebagai tindakan baik dan benar yang dilakukan untuk orang lain atau untuk melayani Tuhan dengan motivasi yang benar, karena telah menerima kemurahan (keselamatan) dari Tuhan, sehingga tindakan yang dilakukan penuh dengan sukacita agar orang lain hal yang sama.

Kemurahan memampukan memiliki hati yang selalu bersedia memahami, mengampuni, mengalah, rela berkorban, berbagi berkat, memberi diri demi kebaikan orang lain, rindu untuk selalu bisa memberikan pelayanan bagi Tuhan dan sesama dengan Azas kasih, kerendahan hati dan peka terhadap kebutuhan orang lain. Semua buah dari kemurahan tersebut diberikan dan dilakukan hanya untuk kemuliaan Allah, sebagai tanda kasih kepada Dia yang sudah begitu mengasihi kita. Dalam Lukas 7: 37-38 bentuk kemurahan terlihat pada kasus perempuan berdosa yang meminyaki kaki Yesus yang menunjukkan kasih dengan sepenuh hati.

Kemurahan yang dimaksud hanya menolong dengan sepenuh hati. Orang- orang pilihan Allah harus menunjukkan kemurahan, sopan santun kepada semua orang, karena tujuan Injil bukan hanya melembutkan pikiran manusia, tetapi untuk memperindah, serta mempererat persahabatan di antara manusia selain juga memperdamaikan manusia dengan Allah. Kemurahan adalah sifat yang dimiliki dan diterapkan Tuhan sendiri. Tindakan Tuhan mengekspresikan kelimpahan kekayaan-Nya kepada orang-orang pilihan sebagai ciptaan-Nya yang mulia. Kelimpahan atau kemurahan yang dimaksud adalah karya keselamatan.

Kemurahan Tuhan dapat lihat dari Alkitab yakni :

Pertama, dilukiskan sebagai sesuatu yang berlimpah-limpah (Bilangan 14: 18; Yesaya 54: 7), kaya (Efesus 2: 4), Besar (Nehemia 9: 27; Ratapan 3: 32), Teguh (Yesaya 55: 3; Mikha, 7: 20), kekal, ( 1Tawarikh 16: 34; Mazmur 89: 29; 106: 1; 136: 1), selalu baru tiap pagi (Ratapan 3: 23), 

Kedua, dinyatakan oleh Kristus (Lukas 1: 78), di dalam Keselamatan (Titus 3: 5), kepada umat-Nya (Ulangan 32: 43; 1Raj. 8: 23), atas orang-orang yang takut akan Dia (Mazmur 103: 17; Lukas 1: 50). 

Ketiga, satu dasar pengharapan (Mazmur 130: 7; 147: 11). 

Keempat, satu dasar pengharapan (Mazmur 52:9)

3. Mengenakan Kerendahan hati 

Istilah kerendahan hati (Kolose 3: 12) dalam bahasa Yunani (tapeinophrousunen). Kerendahan hati adalah objek dari kata (endusasthe). Kerendahan hati wajib dimiliki semua orang dalam mengelola perbedaan menjadi sebuah kekayaan, hal Ini merupakan pikiran yang menyenangkan Allah. Brien mempertegas bahwa kerendahan hati menunjukkan sikap penyangkalan diri. 

Penyangkalan diri yang dimaksud adalah bahwa di dalam diri manusia yang telah dilahirkan baru oleh Tuhan, semua yang ada padanya adalah hanya anugerah Tuhan, dengan demikian tidak ada alasan untuk menyombongkan diri. Dalam literatur Yunani istilah kerendahan hati biasanya ada perasaan merendahkan, kelemahan dan keburukan yang memalukan. Namun bagi orang yang telah menjadi manusia baru kerendahan hati adalah hal yang menyenangkan Allah. 

Henry mengatakan: mengenakan kerendahan hati berarti menundukkan diri terhadap orang-orang yang lebih tinggi dari kita, dan membumi dengan orang-orang yang lebih rendah dari kita, tidak hanya sikap tetapi pikiran juga harus rendah hati. Yesus berkata belajarlah padaku karena aku lemah lembut dan rendah hati (Matius 11: 29). Tuhan sendiri telah memberikan teladan bagaimana sikap rendah hati yaitu ketika Ia berinkarnasi menjadi manusia dan bahkan mengambil rupa seorang hamba (Filipi 2: 5-11; Yohanes 1: 14). 

Kerendahan hati merupakan sifat dari Tuhan Yesus yang adalah pemimpin sepanjang abad. Sifat pemimpin seperti ini membawa damai sejahtera bagi umat manusia. Hal yang sama juga bisa terjadi dalam kehidupan berbangsa, ber-gereja dan dalam keluarga apabila setiap pemimpin memiliki sifat kerendahan hati.

Bagaimana seseorang belajar kerendahan hati? 

Pertama, seseorang dapat menjadi rendah hati dengan mempertimbangkan hubungan dia dengan Allah dan dengan sesamanya (Amsal 6:1-5). Istilah Ibrani rendahkanlah dirimu menggunakan kata hithrappes arti harafiah injak-injak dirimu. Kandungan makna ini menunjukkan bahwa manusia hendaknya membuang sikap gengsi, mengakui kesalahan, luruskanlah masalah dan minta pengampunan. Yesus menasihati agar seseorang merendahkan diri di hadapan Allah seperti seorang anak kecil (Matius 18: 4; 23: 12). 

Kedua, belajar kerendahan hati karena direndahkan melalui pengalaman. Tuhan memberi tahu Israel bahwa Ia merendahkan hati mereka dengan membuat mereka mengembara selama 40 tahun di padang belantara untuk menguji mereka, guna mengetahui apa yang ada dalam hati mereka dan membuat mereka mengerti bahwa bukan dengan roti saja manusia hidup, melainkan dengan setiap pernyataan dari mulut Allah (Ulangan 8: 2,3). Banyak orang Israel tentu mengambil hikmat dari pengalaman pahit dan memperoleh kerendahan hati (bdk. Imamat 26: 41; 2Tawarikh 7: 14; 12: 6,7).

Manfaat kerendahan hati adalah 

Pertama, menyenangkan Allah. Kerendahan hati sangat berharga di mata Tuhan. Meskipun Allah tidak berhutang kepada manusia, dengan kebaikan hati yang tidak selayaknya diperoleh Ia siap memperlihatkan belas kasihan dan perkenan kepada orang-orang yang merendahkan diri di hadapan-Nya. 

Kedua, menghasilkan kedamaian. Kerendahan hati memajukan kedamaian. Orang yang rendah hati tidak bertengkar dengan saudaranya demi menegakkan apa yang menjadi haknya. Rasul Paulus menyatakan meskipun ia bebas melakukan segala hal, ia hanya melakukan hal-hal yang membina, dan jika hati nurani seorang saudara terganggu oleh tindakan yang ia lakukan, ia tidak akan melakukan hal itu (Roma 14: 19-21; 1 Korintus 8: 9-13; 10: 23-33). 

Ketiga, dikasihi, ditinggikan / dipromosikan Tuhan pada waktunya. Allah menentang orang yang angkuh, tetapi kepada orang yang rendah hati ia memberikan kebaikan hati yang tidak selayaknya diperoleh (Yakobus 4: 6; 1Petrus 5: 5). 

Keempat, mendapat Bimbingan dari Tuhan. Orang yang merendahkan diri di hadapan Allah akan dibimbing oleh Tuhan. Ketika bangsa Israel pulang dari Babel ke Yerusalem, Ezra tidak meminta pengawalan Militer kepada raja Persia sebab hal itu sama halnya dengan mengandalkan manusia, tetapi Ezra mengumumkan puasa agar merendahkan diri di hadapan Tuhan dan Tuhan mendengarkan serta memberikan mereka perlindungan dari serangan musuh sehingga perjalanan yang berbahaya itu berhasil (Ezra 8: 1-14, 21-32).

4. Mengenakan Kelemahlembutan

Kelemahlembutan adalah salah satu karakter yang dimiliki oleh setiap manusia. Kelemahlembutan ini adalah satu teori mewujudkan perbedaan menjadi sebuah kekayaan di tengah dunia yang multikultural. Orang yang lemah lembut adalah orang yang memiliki kekuatan atau kelebihan, namun dapat menguasai diri dan mengontrol kekuatannya; tidak menyalahgunakan kekuatan dan kuasa yang dimiliki namun dapat memakai kekuatan dengan benar dan bijaksana. 

Hal ini di per tegaskan oleh Henry bahwa kelemahlembutan terhadap orang yang membangkitkan amarah dan menyakiti akan menolong untuk bijaksana dan membungkam amarah. Henry mengartikan orang yang lemah lembut adalah orang yang mampu membungkam amarah sendiri, dan sabar menanggung amarah orang lain. Dengan demikian orang yang lemah lembut adalah orang yang mampu mengendalikan diri, menahan emosi, berkomunikasi dengan halus, rendah hati, bersikap sopan dan penuh pertimbangan.

Brien berpendapat bahwa orang yang lemah lembut adalah orang yang penuh pertimbangan untuk orang lain dan kemauan untuk membebaskan hak orang lain. Dunn menegaskan bahwa kelemahlembutan adalah kekuatan untuk berhadapan dengan konflik. Kekuatan yang dimaksud adalah kemampuan berinteraksi dengan orang yang sedang konflik, yang pada akhirnya mendatangkan damai sejahtera. Karena mampu berinteraksi dengan sopan, rendah hati dan penuh pertimbangan. 

Alkitab menjelaskan arti kelemahlembutan yakni: 

Pertama, tunduk kepada Tuhan. Salah satu tokoh Alkitab Daud berusaha agar hidupnya berkenan kepada Tuhan. Musa disebut lemah Lembut karena ia dengan rendah hati menundukkan dirinya pada kehendak Allah. 

Kedua, mudah dibentuk dan diajar. Orang yang lemah lembut tidak mudah tersinggung dan dengan senang hati menerima teguran ataupun kritik (Yakobus 1: 21). Ketiga, mampu mempertimbangkan dan menghargai pendapat orang lain (Amsal 15: 4a).

Kelemahlembutan ditunjukkan oleh Tuhan dalam menahan murka-Nya atas manusia yang berdosa, dan menunjukkan murka-Nya kepada Diri-Nya sendiri di dalam dan melalui Yesus Kristus. Yesus Kristus selama di dunia telah mempraktikkan sikap yang lemah lembut terhadap manusia berdosa misalnya pada saat berada di kayu salib ada tujuh perkataan yang diucapkan, tidak ada perkataan yang mengutuk orang yang menganiaya-Nya dan membunuh-Nya, sebaliknya perkataan-Nya memberkati dan menguatkan orang yang percaya kepada-Nya. Dampaknya membawa orang-orang yang belum percaya menjadi percaya kepada-Nya (bdg. Kolose 6: 1-2)

5. Mengenakan Kesabaran

Kesabaran dalam bahasa Yunani diterjemahkan dari dua kata yakni (makrothumia) dan hupomone (hupomone). Kolose 3: 12 dan Galatia 5: 22 menuliskan kata (makrothumia), yang terdiri dari dua kata yaitu makro dan thumia. Makro artinya lama dan thumia artinya kemarahan atau amarah. Jadi kata (makrothumia) secara literal artinya lama/lambat untuk marah, atau tahan menderita. 

Kesabaran adalah kemampuan untuk menangani orang-orang yang sulit dalam waktu yang lama sebelum menjadi marah, bertekun dengan sabar dan berani, sabar dalam menanggung perlawanan dan luka dari orang lain, lambat dalam membalas dan lambat untuk menghukum. Konsep kesabaran inilah yang perlu dilakukan umat Kristen dalam keadaan yang sulit. 

Kata hupomone artinya bersabar terhadap hal-hal yang tidak menyangkut orang tetapi menyangkut keadaan. Kesabaran adalah kualitas yang tidak menyerah kepada keadaan atau tunduk di bawah penderitaan dan berkaitan dengan pengharapan bahwa keadaan akan menjadi lebih baik (1Tesalonika 1: 3).

Richard Trench membedakan (makrothumia) dan (hupomone). Kata (makrothumia) menunjuk kepada kesabaran dengan hormat kepada orang lain, sedangkan (hupomone) kesabaran dengan hormat kepada keadaan. Seseorang (makrothumia) jika dia harus berhubungan dengan orang yang melukai dan tidak membiarkan dirinya terprovokasi oleh mereka atau meledak dalam amarah (2Timotius 4: 2). 

Sedangkan (hupomone) jika dia dikepung oleh penderitaan yang luar biasa dan dia bertahan serta tidak kehilangan hatinya yang berani. Inti dari (makrothumia) dalam Kolose 3:12 adalah sabar terhadap orang lain. Matthew Henry menjelaskan bahwa kesabaran itu sangat berhubungan dengan kasih. Menerapkan sifat (makrothumia) adalah salah satu langkah mewujudkan damai sejahtera di dunia yang beraneka ragam konflik.

Penyebab menurunnya sifat kesabaran banyak orang karena diterapkan budaya instan oleh orang-orang pos modern. Penyebab lain yang mempengaruhi menurunnya kesabaran adalah belum dewasa karakter, masih mementingkan diri sendiri dan menuntut, tidak mampu menerima/melihat kesalahan dan ketidaksempurnaan orang lain, mudah marah, jengkel, tersinggung, iri hati dan tidak peka terhadap pembentukan Tuhan dalam hidup. Situasi ini membutuhkan (makrothumia) untuk mengurangi konflik dalam kehidupan berbangsa, ber-gereja dan dalam kehidupan keluarga.

Kesabaran memiliki banyak manfaat, yaitu: 

Pertama, kunci kemenangan dan keberhasilan. Margareth Thatcher yang dikutip Kiyosaki dalam buku sebuah judul Rich woman. pernah katakan, “saya sangat sabar, asalkan pada akhirnya saya mendapatkan apa yang saya inginkan. Karakter kesabaran terbentuk melalui ujian iman. Kesabaran selalu berhubungan dengan keadaan sulit, bahkan kesabaran merupakan senjata untuk mengatasi kesulitan. Kesabaran tidak muncul dengan otomatis dalam diri seseorang. 

Kesabaran bukan bawaan sejak lahir. Masa sulit di ijin kan Tuhan terjadi dalam hidup untuk membantu menumbuhkan kesabaran dalam diri kita. Contoh nyata dalam alkitab kisah Ayub kesabaran mendatangkan berkat dan kemenangan. 

Kedua, membantu mengambil keputusan yang benar, sebab kesabaran itu menghindari pengambilan keputusan dengan tergesa-gesa, emosi yang mengakibatkan keputusan itu salah, dan kesabaran juga menjadikan lebih tenang, bijaksana dalam pengambilan keputusan dan hasilnya keputusan yang diambil adalah keputusan yang benar. 

Ketiga, hubungan lebih bahagia. Tidak semua persoalan harus dihadapi dengan emosi, terkadang kelembutan dan kesabaran yang akan mencairkan segala situasi yang rumit. Ketika sabar orang yang ada di sekitar akan merasa nyaman dan aman. Keluarga, sahabat, bahkan pasangan akan lebih respek terhadap kita. 

Keempat, membuat selalu positif thinking. Sabar memang selalu tidak mudah, tapi rasa sabar akan mengajarkan untuk selalu positif thinking. Akibatnya membuat setiap masalah yang hadapi terasa lebih mudah dan tentunya bahagia.

6. Mengenakan Pengampunan

Istilah pengampunan dituliskan dengan kata (kharizomenoi). Kasus yang digunakan adalah kata kerja present partisip aktif. Bentuk partisip menunjukkan bahwa setiap orang percaya yang telah menjadi manusia baru, wajib mengenakan pengampunan dan mampu mengampuni orang yang bersalah. Sedangkan bentuk present menunjukkan bahwa pengampunan itu terus menerus atau pengampunan itu seumur hidup. Brien menegaskan bahwa pengampunan harus dilakukan tanpa henti (Matius 18:22).31

Pengampunan sangat penting di antara orang-orang pilihan Allah, yang dikuduskan dan dikasihi. Seperti halnya di antara Paulus dan Barnabas timbul perselisihan yang tajam, sehingga mereka berpisah (Kisah Para Raja 15: 39), dan di antara Paulus dan Petrus (Galatia 2: 14). Namun di dalam perkara-perkara semacam itu wajib saling mengampuni dan tidak menyimpan dendam. Dasarnya sama seperti Tuhan telah mengampuni, maka manusia wajib memperbuat demikian. 

Dengan merenungkan betapa banyak kesalahan sudah diampuni oleh Kristus menjadi alasan yang baik untuk mengampuni orang lain. Bahwa Kristus di dunia ini berkuasa mengampuni dosa dan menjelaskan keilahian-Nya. Maka dasar pengampunan Tuhan Yesus telah terlebih dahulu mengampuni segala dosa dan kesalahan dengan cara mati di kayu salib. Karena itu tidak ada alasan untuk tidak mengampuni sesama yang bersalah (Matius 6: 14-15).

Langkah-langkah untuk mengampuni yakni memiliki sifat rendah hati melalui tindakan dan sikap saling percaya yang semakin bertumbuh, ketika manusia tidak mengampuni sesama yang bersalah damai sejahtera tidak ada dalam hidup manusia (Bdk. Matius 6: 14-15). 

Syarat utama untuk mendapat kedamaian adalah mengenakan pengampunan. Prinsip pengampunan adalah 

Pertama, mengampuni dengan kasih yang tulus. Sebab kasih itu dapat menutup dosa dan kesalahan (1Korintus 13: 4-7). 

Kedua, mengampuni tanpa syarat. Prinsip ini sama dengan pengampunan Tuhan (Lukas 7: 41-43). 

Ketiga, pengampunan itu Tiada batas. Matius 18: 22 yakni modus yang digunakan present indikatif artinya pengampunan itu 77 x 7 kali (pengampunan terus menerus atau tanpa batas). Dengan demikian pengampunan dapat menerima perbedaan-perbedaan dan memulihkan suatu hubungan yang telah rusak dengan sesama.

7. Memerintah Dengan Damai Sejahtera

Kata damai sejahtera dalam bahasa Ibrani shalom, dalam bahasa Yunani eirene.33 Dalam kamus bahasa Indonesia damai sejahtera terdiri dari dua kata damai dan sejahtera. Damai diartikan tidak ada perang, tidak ada kerusuhan, aman, tenteram, rukun. Sedangkan kata sejahtera aman sentosa dan makmur. Jadi damai sejahtera adalah keadaan di mana keadaan dunia atau seseorang aman. Dalam Kolose 3: 12-17 damai sejahtera yang dimaksud adalah buah semangat persekutuan dan keselarasan yang harus nyata dalam diri dan persekutuan Kristen.

Kalimat ’hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu’. Kata kerja (brabeueto) memiliki arti bertindak sebagai wasit, menentukan, memutuskan suatu perkara. Ungkapan menjadi wasit menunjukkan bahwa saat ada perbedaan pendapat, perselisihan maka damai sejahtera Kristus menghentikan dan melerai sehingga tidak terjadi pertengkaran. Damai sejahtera yang dimaksud dalam Kolose 3:15 damai sejahtera yang diciptakan oleh Kristus yang dihasilkan melalui penyaliban. Penyaliban Kristus membuat orang-orang Yahudi bukan Yahudi diciptakan menjadi satu di dalam Kristus. Perbedaan kebudayaan tidak lagi menjadi masalah tetapi menjadi kekayaan.

Yohanes 14: 27 menunjukkan Yesus Kristus yang menjadi inisiator untuk damai sejahtera. Yesus bukan hanya pelaku atau teladan damai sejahtera tetapi Dia sendiri yang menjadi damai sejahtera. Damai sejahtera ada di dalam diri orang percaya ketika bersatu dengan Kristus. Allah berinisiatif berdamai dengan manusia berdosa. Damai sejahtera Kristus ada di dalam diri Orang Percaya. Kerajaan Allah adalah soal kebenaran dan damai sejahtera (Roma 14:17; 1Korintus 12:27). Cara untuk memelihara damai sejahtera di dalam hati dengan bersyukur dan menghindarkan sikap iri hati.
8 CIRI MANUSIA BARU : KOLOSE 3:10-17
Prinsip damai sejahtera pertama: di mana ada kekudusan di situ ada damai sejahtera. Ibrani 12:14 menjelaskan bahwa damai sejahtera tidak dapat dipisahkan dari kebenaran atau kekudusan. Kedua, damai Sejahtera hanya ada di dalam Kristus. Inti dari damai sejahtera yang diberikan Tuhan adalah hidup kekal dan keselamatan yang kekal. 

Damai sejahtera Allah memberikan beberapa manfaat, 

Pertama damai sejahtera menandakan adanya perlindungan dan pemeliharaan Tuhan (Imamat 26: 6; Yesaya 26: 3). 

Kedua, damai sejahtera menandakan Allah akan turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan dalam hidup ( Yesaya 26: 12). 

Ketiga, damai sejahtera menunjukkan berkat Allah (Zakaria 8: 11-12). 

Keempat, damai sejahtera menunjukkan penyertaan Allah (2 Korintus 13: 11).

8. Mengenakan Perkataan Kristus

Mengenakan perkataan Kristus adalah prinsip penting untuk mengelola perbedaan menjadi kekayaan. Kata Yunani (ho logos tou christou). Logos diterjemahkan Firman (Yohanes 1: 1), Kolose 3: 16 menyatakan firman Tuhan diam di antara orang percaya. 

Penekanan yang dimaksud adalah pada pribadi dan karya Kristus. Dengan demikian damai sejahtera di dalam Firman harus memerintah dan tinggal ditengah-tengah jemaat Kolose yang memiliki perbedaan-perbedaan pendapat, latar belakang dan budaya. Inilah salah satu teori dalam mengelola perbedaan menjadi sebuah kekayaan dunia yang multikultural.

Tuhan menghendaki orang percaya tidak hanya mendengar, membaca dan mengetahui firman Tuhan, namun firman Tuhan dengan segala kekayaan harus benar-benar tinggal dan menetap di dalam hati setiap orang percaya. Firman Tuhan memberikan kekayaan kekayaan spiritual dan pengetahuan dalam bersosialisasi, bermasyarakat, mengajar dan menegur. Tuhan menghendaki manusia menunjukkan respons kepada firman Tuhan. Kata ’diam’ dalam teks Yunani enoiko berarti dwell in one and influence him or her. Pemahaman ’diam’ tidak dalam arti pasif tetapi aktif dan mempengaruhi orang percaya untuk maksud baik.

Tujuan mengenakan perkataan Kristus adalah untuk menjadi penyambung lidah-Nya (Kolose 3:16). Firman yang telah tinggal dan memengaruhi hidup orang percaya, selanjutnya akan membuat orang percaya mempengaruhi hidup orang- orang di sekelilingnya melalui pengajaran, teguran, mazmur dan pujian. Perkataan Tuhan yang telah menjadi bagian dalam pengalaman rohani dapat mengarahkan segala pikiran, perkataan, perbuatan, dan motivasi orang percaya. 

Dengan demikian pada waktu mengajar dan memberikan teguran firman Tuhanlah yang disampaikan. Demikian juga pada waktu menaikkan mazmur dan puji-pujian sudah pasti memuliakan nama Tuhan. Manfaat perkataan Kristus tinggal di dalam memberikan hikmat saat bermasyarakat, mengajar, menegur, menasihati dan menyanyikan mazmur pujian.
Next Post Previous Post