Manfaat Takut akan TUHAN dalam Kitab Amsal

Manfaat dari Takut akan TUHAN 

1. Hikmat 

“Takut akan TUHAN adalah didikan yang mendatangkan hikmat, dan kerendahan hati mendahului kehormatan; Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal yang maha kudus adalah pengertian” (Amsal. 9:10; 15:33). 

Amsal 15:33…”takut akan TUHAN adalah didikan yang mendatangkan hikmat, dan kerendahan hati mendahului kehormatan…”.Dalam terjemahan (BIS) mengatakan, “takut akan TUHAN adalah dasar pendidikan yang baik”, berarti bahwa seseorang akan berhikmat atau seseorang yang akan memiliki hikmat harus didasarkan atau berlandaskan takut akan TUHAN. 

Manfaat Takut akan TUHAN dalam Kitab Amsal

Hikmat merupakan manfaat terbesar yang pernah dimiliki oleh manusia menurut kitab amsal. bahkan salah satu penulis dari kitab Amsal tersebut merupakan orang yang paling berhikmat. Firman Tuhan mencatat dalam 1 Raja-raja 3:12 demikian, “…maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorang pun seperti engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorang pun seperti engkau…”Hikmat yang dimiliki oleh Raja Salomo melebihi hikmat yang dimiliki oleh orang-orang pada zamannya, bahkan hikmat yang ada padanya tersebut tidak dapat dimiliki oleh siapa pun juga baik sebelum dia ada maupun sesudahnya. 

Hikmat merupakan hal utama yang harus kita cari (1:20-23; 2:1-22; 3:1-35; 4:1-27; 8:1-36; 22:17-24:34).41 Hikmat merupakan salah satu wujud dari kemahahadiran Allah dalam dunia dan bekerja melalui setiap manusia yang ada di dunia ini. C. Hassell Bullock mengatakan, “tanpa hikmat itu maka dunia dan kehidupan manusia tidak akan memiliki makna. Hikmat merupakan kemahahadiran Allah yang menembus alam semesta dan tatanan kemasyarakatan manusia (Amsal 2:1-15; 8:22). Hikmat merupakan cara Allah berbicara, yang tertulis dalam alam dan pengalaman manusia

Setiap orang harus memiliki hikmat dan mengejar hikmat. Terkadang penulis kitab Amsal juga menggambarkan hikmat seperti suatu pribadi yang dapat bergerak, berteriak, berdiri, bahkan berbicara kepada setiap orang-orang yang ada di jalan-jalan, di lorong-lorong dan di lapangan-lapangan (Amsal 1:20-33 bdg Yeremia 5:1). 

Hikmat sangat dibutuhkan oleh setiap orang untuk menjalani kehidupannya dalam dunia ini. Oleh karena itu, hanya orang-orang yang berhikmat yang akan mampu menjalani dan menata kehidupan dengan baik dan benar. Hanya hikmat yang akan membawa setiap orang menuju kepada kehidupan yang sukses. 

Jerry Falwell mengatakan, “He is the One you need to guide you. You cannot be successful without His complete leadership in your life.” Hikmat dan takut akan TUHAN merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Bila kita ingin mempunyai hikmat maka kita harus mempunyai dulu rasa takut akan TUHAN. Ketika kita memilih untuk hidup takut akan TUHAN maka hikmat ilahi akan kita dapatkan bila kita mencarinya dan mengejarnya seperti mencari harta terpendam (Amsal 2:4-5).

2. Pengetahuan 

“Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.” (Amsal. 1:7); “Oleh karena mereka benci kepada pengetahuan dan tidak memilih takut akan TUHAN.” (Amsal 1:29) 

R.E. Harlow mengatakan bahwa, “Ada banyak dalam Amsal tentang bagaimana pun untuk mendapatkan hikmat. Hal pertama adalah untuk mendapatkan pengetahuan dan hal pertama untuk belajar adalah takut akan TUHAN. Takut akan TUHAN juga merupakan awal dari kebijaksanaan.” Lebih lanjut Harlow mengatakan, “Mereka membenci pengetahuan yang akan membawa mereka untuk takut akan TUHAN”. 

Jadi, jelaslah dari apa yang dikatakan oleh R.E. Harlow bahwa, dengan pengetahuan manusia akan dapat pengenalan yang benar akan ALLAH dan setiap orang yang tidak suka atau membenci pengetahuan secara langsung mereka tidak akan memiliki sikap takut akan TUHAN.

Dalam Alkitab pengetahuan bukanlah sekedar pemahaman intelektual. Pengetahuan mencakup emosi dan hubungan-hubungan personal. Bangsa Israel mempunyai pengetahuan tentang Allah atau pengenalan akan Allah yang tidak dimiliki bangsa-bangsa lain (Yeremia 10:25; Yesaya 37:20).

Pengetahuan sejati hanya akan didapatkan oleh manusia ketika manusia mempunyai rasa takut akan TUHAN, karena TUHAN itu sendiri adalah sumber pengetahuan sejati yang diperlukan oleh setiap manusia

Notoatmojo mengatakan, Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui Panca indra manusia, yaitu: Indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman orang lain, media massa maupun lingkungan

Lebih lanjut Notoatmojo mengatakan bahwa, “Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan diperlukan sebagai dukungan dalam menumbuhkan rasa percaya diri maupun sikap dan perilaku setiap hari sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan fakta yang mendukung tindakan seseorang”.

Untuk menjalani suatu kehidupan di bumi ini, manusia membutuhkan pengetahuan yang akan menuntun manusia dalam menghadapi segala permasalahan dan cobaan hidup. Tanpa pengetahuan, maka manusia tidak akan dapat menjalani hidupnya dengan baik. Oleh sebab itulah setiap manusia perlu mengenal siapa Allah dengan benar, sehingga melalui pengenalan akan Allah tersebut pengetahuan yang sejati itu akan menjadi bagiannya. 

3. Kehidupan 

“Takut akan TUHAN adalah sumber kehidupan sehingga orang terhindar dari jerat maut”. (Amsal. 14:27). 

Dalam PL hidup biasanya menunjuk pada keadaan hidup di dunia sekarang ini, yang diakhiri dengan mati. Tetapi, hidup ini adalah  pemberian Allah (Ulangan 30:19). Dalam PB kata hidup sering menunjuk pada hidup kekal (Roma 6:23), terutama dalam Injil Yohanes (mis.Yohanes 6:48).

“Sumber kehidupan” yang dimaksudkan kitab amsal di sini adalah ketika manusia mengenal TUHAN, maka manusia akan memiliki hidup karena TUHAN itu sendiri adalah sumber kehidupan manusia. Allah merupakan sumber dari kehidupan itu sendiri Rick Warren mengatakan bahwa, “Allah bukan sekadar titik awal dalam kehidupan Anda; Dialah sumber kehidupan. Untuk menemukan tujuan hidup Anda, Anda harus melihat Firman Allah, bukan hikmat dunia. Anda harus membangun kehidupan Anda di atas kebenaran-kebenaran kekal, bukan psikologi umum, motivasi sukses, atau kisah-kisah yang memberi inspirasi”. 

Setiap manusia seharusnya menyadari bahwa TUHAN adalah yang menjadi pusat dari kehidupannya.

4. Umur Panjang 

“Takut akan TUHAN memperpanjang umur, tetapi tahun-tahun orang fasik diperpendek”. (Amsal. 10:27) 

Kata “memperpanjang” di sini menggunakan kata “Yacaph”, yaw-saf, a prim root to add or augment (often, To continue to do a thing) sebuah akar formal untuk menambah atau meningkatkan (sering, untuk terus melakukan apa pun). Sedangkan kata “umur” digunakan kata “Yowm”, yome; from an unused root mean.To be hot; a day (as the warm hours), whether lit. (from sunrise to sunset, or from one sunset to the next)._ dari akar kata yang tidak berarti. Untuk menjadi panas; hari (sebagai jam hangat), apakah menyala. (dari matahari terbit sampai terbenam, atau dari satu matahari terbenam ke berikutnya).

Diterjemahkan ke dalam bahasa inggris “prolongs days” yang secara harfiahnya dapat diartikan “memperpanjang hari”. 

Dalam hal ini penulis kitab Amsal ingin mengatakan bahwa siapa yang hidup menghormati TUHAN dalam setiap langkah kehidupannya setiap hari, maka “hari-hari dalam hidupnya akan terus diperpanjang oleh TUHAN sendiri dengan kata lain hidupnya akan lebih lama di bumi ini dibandingkan dengan orang-orang yang hidup tidak takut akan TUHAN. Ada jaminan umur panjang bagi siapa saja yang memilih takut akan TUHAN. Ketaatan manusia terhadap TUHAN akan membawa kebahagiaan yang sejati dibandingkan dengan orang-orang yang tidak hormat terhadap TUHAN. 

Setiap orang di dunia ini telah ditentukan batas hidupnya oleh TUHAN, namun tidak ada satu orang pun yang tahu kapan dan bagaimana seseorang tersebut akan meninggal, sebab semuanya ada dalam pengaturan dan pengetahuan TUHAN semata. Oleh sebab itu, hanya TUHAN-lah yang menentukan kehidupan setiap orang. 

Baca Juga: Definisi Takut akan TUHAN (Amsal 1:7)

Jadi, setiap manusia dituntut untuk hidup senantiasa menghormati TUHAN agar hari-hari dalam hidupnya terus ditambah-tambahkan oleh-Nya atau dengan kata lain umurnya diperpanjang oleh TUHAN yang empunya kehidupan itu sendiri. Sebab yang memegang dan memberikan hidup kepada setiap orang adalah TUHAN. 

Dengan kekuasaan-Nya dan kemahatahuan-Nya segala sesuatu yang terjadi dan akan terjadi terhadap setiap manusia diketahui-Nya. Sekalipun hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa kenyataan yang terlihat dalam kehidupan manusia setiap hari justru banyak orang-orang jahat/orang-orang yang hidupnya lebih lama daripada orang-orang yang baik ataupun bisa dikatakan orang-orang Kristen yang percaya TUHAN. -Ril Tampasigi

Next Post Previous Post