Definisi Takut akan TUHAN (Amsal 1:7)

Definisi Takut akan TUHAN

Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan”. (Amsal 1:7)

Alkitab menggunakan beberapa kata untuk mengartikan takut atau ketakutan. Yang paling umum ialah Ibrani “yir’a” dan “pakhad” Yunani “fobos”. “Secara teologis dapat dikemukakan empat yang utama; ketakutan yang kudus, takut diperbudak, takut kepada manusia, dan yang disegani”.
Definisi Takut akan TUHAN (Amsal 1:7)
Takut akan TUHAN berarti merasa gentar (ngeri) atau segan terhadap yang Maha tinggi, Maha mulia, Maha kudus, dan Mahakuasa. “takut akan TUHAN merupakan ketakutan yang kudus, di mana sikap ini adalah dampak dari pengenalan orang percaya akan Allah yang hidup”. Takut dalam arti ‘perasaan takut’, maupun ‘ketakutan yang amat sangat’. Dalam Lukas 21:11, TB LAI memilih kata ‘mengejutkan’. Namun, dalam Ibrani 10:31, TB LAI menerjemahkan ‘ngeri’.

Ada banyak hal yang sering kali membuat manusia mengalami rasa takut seperti takut akan kegelapan. Takut akan kematian. Takut akan ketinggian. Takut akan kehilangan orang-orang yang dicintai dan banyak lagi jenis ketakutan lainnya. Sebagian bahkan membutuhkan terapi untuk mengatasi semua rasa takut tersebut. Takut akan TUHAN bukan seperti itu.

Perintah yang sering kali diberikan kepada umat Allah dalam PL ialah untuk “takut akan Allah” atau “takut akan TUHAN.” Pentinglah untuk memahami apa yang dimaksudkan perintah ini bagi kita selaku orang percaya. Hanya waktu kita sungguh-sungguh takut akan Tuhan, kita akan dibebaskan dari perbudakan kepada semua bentuk ketakutan yang tidak wajar dan keji.

Takut akan Tuhan adalah kesadaran akan kekudusan, keadilan dan kebenaran-Nya sebagai pasangan terhadap kasih dan pengampunan-Nya, yaitu: mengenal Dia dan memahami sepenuhnya siapakah Dia (bd. Amsal 2:5). Takut akan Tuhan berarti memandang Dia dengan kekaguman dan penghormatan kudus serta menghormati-Nya sebagai Allah karena kemuliaan, kekudusan, keagungan, dan kuasa-Nya yang besar (Filipi 2:12).33

Takut akan TUHAN adalah wujud ketakutan yang sehat. Artinya manusia menghormati Dia, patuh dalam penghakiman-Nya atas dosa-dosa, berpegang pada Dia, mengenali Dia sebagai TUHAN yang Absolut dan memuliakan-Nya. Takut akan TUHAN akan membawa manusia lebih dekat kepada TUHAN, bukan menjauh dari-Nya. Orang-orang Kristen yang percaya kepada TUHAN memiliki rasa takut yang berbeda dengan rasa takut yang dimiliki oleh orang di luar TUHAN. 

Rasa takut yang dimiliki oleh orang percaya lebih mengarah kepada “penghormatan” akan Dia bukan takut karena adanya suatu “hukuman” yang akan diterimanya. Banyak orang Kristen mempunyai persepsi yang salah tentang arti takut akan TUHAN. Kebanyakan orang Kristen mendefinisikan takut akan TUHAN dengan ketaatan melakukan perintah TUHAN karena rasa takut akan hukuman padahal rasa takut akan TUHAN yang benar harus lahir karena hubungan bukan karena rasa takut akan hukuman, seharusnya takut akan TUHAN bukan karena takut TUHAN marah bila kita tidak taat melainkan kita takut karena kita mengasihi Dia.

Kata takut akan TUHAN digunakan 19 kali di dalam kitab Amsal (Amsal 1:7,29; 2:5; 3:7; 8:13; 9:10; 10:27; 14:2,26,27; 15:16,33; 16:6; 19:23; 22:4; 23:17; 24:21; 28:14; 31:30).

Kata ‘takut’ dalam kitab Amsal menggunakan kata “yara” dan “yir’a” yang berasal dari kata dasar “yare” yang berarti ‘takut’ atau ‘menakuti’. Dalam bahasa inggris digunakan kata ‘fear’ sebuah kata benda yang ketika berubah menjadi kata kerja, maka kata ini mengacu kepada suatu sikap segan terhadap Allah. Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari memberikan penjelasan yang lebih mudah dipahami, “untuk memperoleh ilmu sejati, pertama-tama orang harus mempunyai rasa hormat dan takut kepada TUHAN.”(BIS)

1. Kata ‘yare YHWH’ dalam kitab Amsal menggambarkan suatu sikap ‘hormat atau segan’ terhadap TUHAN, yang harus diaplikasikan oleh setiap orang dalam kehidupannya setiap hari. Robert Alden mengatakan bahwa, “Terjemahan ‘takut’ di sini sebenarnya tidak berkonotasi negatif, malah seharusnya merupakan sebuah sikap yang positif terhadap Tuhan. Kalau kita sudah berbuat salah maka kita patut takut, tetapi kalau hubungan dengan Tuhan baik, maka istilah yang lebih baik adalah hormat”.

C. Hassell Bullock berkata, “The phrase “fear of the Lord” capsulates the totality of man’s religious faith. It is not merely the emotion of fear, nor do the terms awe and reverence exhaust its meaning. It is a comprehensive term for the worship of the Lord, or religion”. 35Yir’e (Noun, Feminim, singular, genetif of Yir’a or (Pr.31:30). Dalam bahasa inggris digunakan kata, Fear, noun panic etc. caused by impending danger, pain, etc; cause of this; alarm, dread. Verb be afraid of; feel anxiety about; dread. Verb be afraid of; (for) feel anxiety about; dread; shrink from; revere (God). Takut, kata benda dll. Panik disebabkan oleh bahaya yang akan datang, nyeri, dll; penyebab ini, alarm, ketakutan. Kata kerjatakut; merasa cemas tentang; ketakutan. Kata kerja takut, (untuk) merasa cemas tentang, takut, segan, memuja (Allah).

2. Pengertian ‘takut’ dalam kitab Amsal berbeda dengan pengertian takut yang seringkali dialami oleh setiap manusia, seperti takut ular, takut ketinggian, takut gelap dan sebagainya. Pengertian takut disini adalah sehubungan dengan praktik hidup sehari-hari yang dekat dengan TUHAN dengan cara menjauhi kejahatan. Kitab amsal mendefinisikan takut akan TUHAN sebagai berikut: 

Pertama (1:7) ”takut akan TUHAN” adalah permulaan pengetahuan (bdg. 1:29; 9:10; 15:33 Ayub. 28:28; Mazmur 111:10). 

Kedua (2:4,5) ”takut akan TUHAN” digambarkan seperti harta terpendam. 

Ketiga (8:13) ”takut akan TUHAN” ialah membenci kejahatan (bdg. 3:7; 16:6). 

Keempat (10:27) ”takut akan TUHAN” akan memperpanjang umur. 

Kelima (14:2,26,27) orang yang berjalan dalam kejujuran adalah orang yang “takut akan TUHAN” (ayt 2; bdg. 23:17), dalam “takut akan TUHAN” ada ketenteraman yang besar (ayt 26; bdg. 15:16; 28:14), “takut akan TUHAN” adalah sumber kehidupan (ayt 27; 19:23; 22:4). 

Keenam (31:30) isteri yang “takut akan TUHAN” dipuji-puji

Banyak orang Kristen mempunyai persepsi yang salah tentang arti takut akan TUHAN. Kebanyakan orang Kristen mendefinisikan takut akan TUHAN dengan ketaatan melakukan perintah Tuhan karena rasa takut akan hukuman. “Takut akan TUHAN bukanlah sebuah karunia tetapi merupakan sebuah pilihan (Amsal 1:29). Kitab Amsal menyamakan hal takut akan TUHAN dengan pengetahuan akan Allah (Amsal 2:5-6)”.

3. Kata takut akan TUHAN dalam kitab Amsal mengacu kepada praktik hidup sehari-hari untuk lebih lagi mengenal dan berusaha untuk mencari TUHAN dalam kehidupan ini agar kehidupan yang setiap orang jalani sekarang ini bahkan selama hidup tidak dijalaninya dengan sia-sia, tetapi senantiasa dijalaninya dalam takut akan TUHAN. 

C. Hassell Bullock mengatakan, bahwa banyak orang yang dipengaruhi oleh suatu pendekatan teoritis terhadap kekristenan mampu mendapat “pegangan” tentang iman dengan membaca kitab Amsal. Ia menyentuh berbagai kepentingan bersama dari semua orang yang dikaruniai kehidupan serta yang berjuang bagaimana menjalaninya. Dilihat dari bentuknya yang imperfek, maka kata takut akan TUHAN merupakan salah satu pekerjaan yang belum selesai dilakukan dan masih terus berlangsung sampai sekarang. Ini adalah suatu perintah yang harus dijalankan oleh setiap orang percaya. 

Sesuai dengan arti dari kata takut (yare) ‘takut’ atau ‘menakuti,’ berarti mengacu kepada ‘takut’ atau ‘menakuti’ suatu objek yang lebih besar dalam hal ini (TUHAN). Ini merupakan perasaan takut secara positif karena, kata ‘takut’ di sini membawa orang kepada sesuatu yang lebih baik. Membawa orang kepada pengetahuan yang lebih baik akan siapa TUHAN atau objek yang perlu ditakuti itu. Perasaan takut yang demikian yang perlu dimiliki oleh setiap orang yang mengaku percaya kepada TUHAN sehingga, memiliki pengetahuan yang benar tentang segala sesuatu yang setiap orang lakukan dan jalani selama hidup.

4. Kitab Amsal memberikan pengajaran tentang bagaimana sikap setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari yang senantiasa harus difokuskan kepada pengenalan akan TUHAN sehingga, ketika setiap orang memperoleh pengenalan akan TUHAN secara benar, maka sikap takut akan TUHAN akan selalu menjadi gaya hidup setiap orang. Pengajaran dalam Amsal ini bukan saja hanya ditujukan kepada orang-orang percaya saja, tetapi juga mencakup seluruh masyarakat secara umum.

Dalam Kitab Amsal yang mendasari kehidupan seseorang ialah hubungannya dengan Allah. Dari hubungan itulah tumbuh pengetahuan moral serta kemampuan untuk menilai apa yang benar (2:6-22), sikap yang tepat (pantas) terhadap harta benda (3:9-10), bekerja dengan rajin (6:6-11), perlunya keseimbangan serta rasa aman hidup di dunia ini (3:21-26), dan hubungan yang benar dengan sesama (3:27-29)

Takut akan TUHAN merupakan moto kitab Amsal. Takut akan TUHAN mengarahkan setiap orang kepada kehidupan yang lebih bermanfaat. Dalam menjalani kehidupan, setiap orang dituntut untuk selalu takut akan TUHAN. Dalam kitab Amsal sangat jelas digambarkan bagaimana keadaan orang-orang yang memilih takut akan TUHAN dengan keadaan hidup orang-orang yang memilih untuk mengabaikan TUHAN dalam hidupnya (Amsal 10:27; 14:2,26,27; 15:16). 

Penulis kitab Amsal memberikan nasihat kepada setiap anak-anak muda untuk lebih mendengarkan didikan dan menjauhi segala jalan orang-orang berdosa di sekitarnya. Penulis dalam hal ini Salomo memberikan teguran kepada orang-orang bodoh atau bebal untuk lebih memilih pengetahuan daripada tetap berada pada keadaan mereka yang tidak mau mengenal TUHAN, dan menolak didikan dan pengetahuan dan lebih memilih untuk tetap ada diposisi mereka semula (Amsal 1:7; 2:29). 

Dalam dunia ini, kehidupan setiap orang diperhadapkan kepada banyak persoalan, tantangan, godaan, dan hambatan. Tanpa terkecuali setiap orang Kristen pun menghadapi hal ini. Oleh sebab itu, diperlukan suatu keterampilan untuk menghadapi kehidupan tersebut, dan kitab Amsal lebih tepat memberikan solusi untuk menghadapi kehidupan dan segala persoalan yang ada di dalamnya yaitu dengan memilih “takut akan TUHAN. “untuk memperoleh ilmu sejati, pertama-tama orang harus mempunyai rasa hormat dan takut kepada TUHAN”(BIS). 


Terjemahan Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari, lebih tepat mengungkapkan perasaan takut yang sebenarnya harus dimiliki oleh setiap orang terhadap TUHAN, yaitu menghormati Dia, bukan takut untuk dihukum tetapi takut karena manusia menghormati Dia sebagai TUHAN yang besar. Orang-orang yang mengenal dan memilih takut akan TUHAN tidak perlu memiliki perasaan cemburu ataupun iri terhadap kejahatan orang-orang yang ada di sekitarnya, bahkan tidak perlu mengikuti jalan-jalan tersebut, Karena jalan hidup orang-orang yang takut akan TUHAN telah diatur oleh TUHAN sendiri baginya (Amsal 3:31-35). Ada banyak orang di dunia ini yang dengan sesuka hatinya melakukan apa saja yang diinginkan hatinya tidak peduli apakah itu baik atau tidak.

5. Pada intinya, kitab Amsal mengajarkan bahwa, kehidupan yang setiap orang jalani di dunia ini, segala sesuatu yang dilakukan harus berdasarkan takut akan TUHAN, karena kehidupan ini sepenuhnya ada dalam kendali dan pengawasan TUHAN semata. Relasi manusia dengan TUHAN akan menentukan bagaimana hidupnya ke depan. -Ril Tampasigi
Next Post Previous Post