Pertarungan Rohani : Efesus 6:10-20
Bacaan Alkitab: Efesus 6:10-20.
Pendahuluan:
Sehingga Richard L. Pratt menyatakan bahwa: Kebanyakan orang Kristen modern sulit menganggap kejahatan sebagai suatu kekuatan yang aktif. Kalau toh mereka percaya akan adanya dosa, maka dosa itu disamakan dengan tindakan-tindakan yang kita pilih sendiri. Kita bisa tertawa saat mendengar orang berkata: “Iblis membuat saya melakukan hal itu atau Iblis tidak membuat orang melakukan apa pun! Kita (manusia) membantah. Sudah barang tentu kita sendiri yang memilih untuk berbuat dosa dan kita bertanggung jawab atas keputusan ini. Kita hidup di dalam dunia di mana kejahatan yang berada di luar diri kita berencana untuk menjatuhkan kita.
Sesuai dengan pernyataan di atas banyak orang Kristen yang salah dalam mengambil suatu keputusan, sehingga membuat setiap orang kalah dalam peperangan rohani. Itu sebabnya, Paulus menganjurkan kepada jemaat Efesus 6:10-20 untuk menggunakan seluruh perlengkapan senjata Allah. Hal ini bukan saja disampaikan kepada jemaat Efesus tetapi kepada semua orang percaya yang ada di setiap abad. Melihat Iblis giat bekerja keras untuk membangun kembali tembok-tembok yang telah diruntuhkan oleh Yesus Kristus lewat pengorbanan-Nya.
Pembahasan
Pembahasan
Paulus membahas khotbah pertarungan rohani dalam Efesus 6:10-20 dengan tiga poin utama.
1. Kuat dalam Tuhan (Efesus 6:10-13)
Perlengkapan perang Allah digunakan untuk melawan tipu daya iblis. Kata "melawan" memiliki arti yang penting, karena muncul dalam Efesus 6:11, 13, dan 14, dengan menggunakan akar kata yang sama untuk menekankan pentingnya tetap teguh dalam menghadapi serangan yang konstan dan berbahaya dari iblis. Oleh karena itu, tetap teguh berarti bertahan hingga akhirnya menang.
Ketegasan nasehat ini muncul karena musuh utama dalam pertarungan rohani ini adalah iblis, yang bukanlah musuh daging dan darah (Efesus 6:12). Meskipun Paulus juga menyebut pertarungan melawan penguasa-penguasa, pemerintah-pemerintah, penghulu-penghulu dunia, dan roh-roh jahat di udara, fokus utama Paulus adalah pada kenyataan bahwa musuh ini adalah iblis, dengan segala kekuatan, pengaruh, metode, dan tipu dayanya yang licik. Oleh karena itu, dampak yang serius akan terjadi pada orang percaya jika mereka kalah dalam pertarungan ini, seperti yang terlihat dari istilah "hari yang jahat" dalam Efesus 6:13.
2. Berdiri tegak dan menggunakan perlengkapan perang Allah (Efesus 6:14-17)
Frase "berikat pinggang kan kebenaran" secara harfiah bisa diterjemahkan sebagai "ikat pinggangmu." Ini mengacu pada persiapan untuk melakukan pekerjaan atau aktivitas yang memerlukan tenaga, seperti berperang. Dalam konteks ini, berperang melawan iblis. Sedangkan "kebenaran" mungkin merujuk pada kebenaran Allah (Efesus 4:24; 5:9), yang dinyatakan dalam Injil (1:13; 4:15, 21, 24) sebagai pedoman untuk hidup sesuai dengan kebenaran, sebagaimana prajurit yang siap untuk berperang.
"Berbaju zirah dengan keadilan" mengacu pada perlindungan dada tentara Romawi dari pukulan, pedang, dan anak panah. Konsep ini mirip dengan yang ditemukan dalam Yesaya 59:17, yang menggambarkan Tuhan akan datang untuk melindungi umat-Nya dengan mengenakan baju zirah keadilan. Banyak ahli menghubungkan makna keadilan ini dengan Roma 3:21-26, yang menunjukkan bagaimana Allah membebaskan umat-Nya melalui karya kematian Kristus.
"Kasut kan kaki dengan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera dari Allah" adalah gambaran umum tentang kesiapan dan tekad untuk memberitakan Injil damai sejahtera dari Allah tentang keselamatan. Konsep ini juga mirip dengan Yesaya 52:7. Kasut di sini mengacu pada perlindungan kaki prajurit Romawi.
"Pakailah perisai iman" sebagai perlindungan bagi tubuh dari serangan semua anak panah yang terbakar dari si jahat, dengan iman sebagai pelindung. Perisai sering digunakan dalam Perjanjian Lama sebagai simbol perlindungan Tuhan atas umat-Nya. Iman di sini merujuk pada keyakinan, kepercayaan, kesetiaan kepada janji Allah, dan tanggung jawab orang percaya terhadap Allah dan Kristus, yang akan melindungi mereka dalam pertarungan rohani melawan iblis.
Terakhir, senjata yang digunakan adalah "pedang Roh," yang diidentifikasi sebagai Firman Allah, sering disebut sebagai Injil dalam tulisan Paulus. Hal ini menekankan pentingnya memberitakan Injil yang diterima melalui Roh Allah, sehingga Firman itu menjadi pedang dalam pertarungan melawan tipu daya iblis.
Oleh karena itu, semua perlengkapan perang Allah ini dirancang untuk berperang dan menang dalam pertarungan melawan iblis, sebagaimana terilustrasi dalam perlengkapan tentara Romawi. Ketika kita melihat kembali pada makna kata "berperang" dalam Efesus 6:12, kita dapat melihat bahwa ini adalah pertarungan dekat dan langsung dengan iblis dalam pertarungan rohani.
3. Berjaga-jaga dan berdoa (Efesus 6:18-20)
Pertama, ia memberikan nasehat kepada orang percaya untuk kuat dalam Tuhan (Efesus 6:10-13).
Kedua, ia menjelaskan tentang perlengkapan perang Allah, sehingga setiap orang percaya dapat berdiri tegak dalam pertarungan melawan iblis (Efesus 6:14-17).
Dan ketiga, ia menekankan pentingnya berjaga-jaga dalam doa (Efesus 6:18-20).
Inti dari nasehat Paulus di sini adalah untuk tetap kuat dalam Tuhan ketika menghadapi pertarungan rohani melawan tipu daya iblis, dengan memakai perlengkapan senjata perang yang disediakan oleh Allah.
1. Kuat dalam Tuhan (Efesus 6:10-13)
Yang menarik dari nasehat Paulus dalam Efesus 6:10 adalah penggunaan bentuk perintah pasif dari kata "endunamouste," yang dapat diterjemahkan sebagai "harus diperkuat." Hal ini menunjukkan bahwa ada faktor eksternal yang membuat orang percaya menjadi kuat, yaitu Tuhan dengan segenap kuasa-Nya. Secara khusus, kuasa Allah ini dijelaskan dalam pasal 1:19-20 sebagai kuasa yang menghidupkan Yesus dari kematian dan menjadikannya duduk di sebelah kanan Allah. Oleh karena itu, dengan kuasa yang sama, Paulus menasihati dan mengingatkan jemaat agar memahami dan mengalami kuasa Allah ini.
Selanjutnya, dalam Efesus 6:11, Paulus menjelaskan bagaimana orang percaya dapat menjadi kuat dalam Tuhan, yaitu dengan menggunakan perlengkapan perang Allah. Konsep ini mungkin diambil oleh Paulus dari Yesaya 11:4-5 dan 59:17, yang menggambarkan Allah melindungi umat-Nya dengan menggunakan perlengkapan perang-Nya. Konsep ini juga ditemukan dalam 1 Tesalonika 5:8, yang menekankan pentingnya orang percaya untuk selalu waspada, memakai baju zirah iman dan kasih, serta memakai helm pengharapan keselamatan.
Selanjutnya, dalam Efesus 6:11, Paulus menjelaskan bagaimana orang percaya dapat menjadi kuat dalam Tuhan, yaitu dengan menggunakan perlengkapan perang Allah. Konsep ini mungkin diambil oleh Paulus dari Yesaya 11:4-5 dan 59:17, yang menggambarkan Allah melindungi umat-Nya dengan menggunakan perlengkapan perang-Nya. Konsep ini juga ditemukan dalam 1 Tesalonika 5:8, yang menekankan pentingnya orang percaya untuk selalu waspada, memakai baju zirah iman dan kasih, serta memakai helm pengharapan keselamatan.
Perlengkapan perang Allah digunakan untuk melawan tipu daya iblis. Kata "melawan" memiliki arti yang penting, karena muncul dalam Efesus 6:11, 13, dan 14, dengan menggunakan akar kata yang sama untuk menekankan pentingnya tetap teguh dalam menghadapi serangan yang konstan dan berbahaya dari iblis. Oleh karena itu, tetap teguh berarti bertahan hingga akhirnya menang.
Ketegasan nasehat ini muncul karena musuh utama dalam pertarungan rohani ini adalah iblis, yang bukanlah musuh daging dan darah (Efesus 6:12). Meskipun Paulus juga menyebut pertarungan melawan penguasa-penguasa, pemerintah-pemerintah, penghulu-penghulu dunia, dan roh-roh jahat di udara, fokus utama Paulus adalah pada kenyataan bahwa musuh ini adalah iblis, dengan segala kekuatan, pengaruh, metode, dan tipu dayanya yang licik. Oleh karena itu, dampak yang serius akan terjadi pada orang percaya jika mereka kalah dalam pertarungan ini, seperti yang terlihat dari istilah "hari yang jahat" dalam Efesus 6:13.
2. Berdiri tegak dan menggunakan perlengkapan perang Allah (Efesus 6:14-17)
Jika kita mempertimbangkan kondisi musuh dan dampak serius dari pertarungan rohani ini, Paulus menjelaskan dengan lebih rinci tentang perlengkapan perang Allah dan memberikan jaminan atas keefektifannya.
Frase "berdirilah tegak" dalam Efesus 6:14 memiliki penekanan khusus, karena diungkapkan dalam bentuk perintah, yang merupakan fokus utama Paulus dalam konteks pertarungan rohani melawan musuh. Frase ini diikuti oleh penjelasan tentang senjata-senjata Allah yang menjelaskan mengapa kita harus "berdirilah tegak."
Frase "berikat pinggang kan kebenaran" secara harfiah bisa diterjemahkan sebagai "ikat pinggangmu." Ini mengacu pada persiapan untuk melakukan pekerjaan atau aktivitas yang memerlukan tenaga, seperti berperang. Dalam konteks ini, berperang melawan iblis. Sedangkan "kebenaran" mungkin merujuk pada kebenaran Allah (Efesus 4:24; 5:9), yang dinyatakan dalam Injil (1:13; 4:15, 21, 24) sebagai pedoman untuk hidup sesuai dengan kebenaran, sebagaimana prajurit yang siap untuk berperang.
"Berbaju zirah dengan keadilan" mengacu pada perlindungan dada tentara Romawi dari pukulan, pedang, dan anak panah. Konsep ini mirip dengan yang ditemukan dalam Yesaya 59:17, yang menggambarkan Tuhan akan datang untuk melindungi umat-Nya dengan mengenakan baju zirah keadilan. Banyak ahli menghubungkan makna keadilan ini dengan Roma 3:21-26, yang menunjukkan bagaimana Allah membebaskan umat-Nya melalui karya kematian Kristus.
"Kasut kan kaki dengan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera dari Allah" adalah gambaran umum tentang kesiapan dan tekad untuk memberitakan Injil damai sejahtera dari Allah tentang keselamatan. Konsep ini juga mirip dengan Yesaya 52:7. Kasut di sini mengacu pada perlindungan kaki prajurit Romawi.
"Pakailah perisai iman" sebagai perlindungan bagi tubuh dari serangan semua anak panah yang terbakar dari si jahat, dengan iman sebagai pelindung. Perisai sering digunakan dalam Perjanjian Lama sebagai simbol perlindungan Tuhan atas umat-Nya. Iman di sini merujuk pada keyakinan, kepercayaan, kesetiaan kepada janji Allah, dan tanggung jawab orang percaya terhadap Allah dan Kristus, yang akan melindungi mereka dalam pertarungan rohani melawan iblis.
Terakhir, senjata yang digunakan adalah "pedang Roh," yang diidentifikasi sebagai Firman Allah, sering disebut sebagai Injil dalam tulisan Paulus. Hal ini menekankan pentingnya memberitakan Injil yang diterima melalui Roh Allah, sehingga Firman itu menjadi pedang dalam pertarungan melawan tipu daya iblis.
Oleh karena itu, semua perlengkapan perang Allah ini dirancang untuk berperang dan menang dalam pertarungan melawan iblis, sebagaimana terilustrasi dalam perlengkapan tentara Romawi. Ketika kita melihat kembali pada makna kata "berperang" dalam Efesus 6:12, kita dapat melihat bahwa ini adalah pertarungan dekat dan langsung dengan iblis dalam pertarungan rohani.
3. Berjaga-jaga dan berdoa (Efesus 6:18-20)
Dalam bagian ini, Paulus menggarisbawahi pentingnya berdoa secara terus-menerus dan berjaga-jaga dengan tekun dan permohonan. Frase "berdoalah setiap waktu dalam Roh" tidak hanya berarti berdoa dalam bahasa Roh, tetapi lebih pada konsistensi dalam berdoa dan memohon kepada Allah di bawah pengarahan Roh Kudus. Sikap konsisten ini juga tercermin dalam pernyataan "berjaga-jaga dalam doamu dengan permohonan yang tidak henti-hentinya." Frase "tidak henti-hentinya" berarti tanpa henti atau berhenti. Hal ini merupakan kebutuhan penting dalam pertarungan rohani, karena doa adalah pertahanan terkuat bagi orang percaya.
Baca Juga: 7 Perlengkapan Senjata Ajaib Allah (Efesus 6:10-18)
Baca Juga: 7 Perlengkapan Senjata Ajaib Allah (Efesus 6:10-18)
Selanjutnya, Paulus juga meminta setiap orang percaya untuk mendoakannya dan sesama orang percaya agar dia diberi keberanian untuk memberitakan Injil yang masih belum banyak diketahui oleh orang-orang dengan benar dan dengan berani sebagai utusan Kristus. Hal ini menunjukkan bahwa pertarungan rohani juga berkaitan dengan penyebaran Injil dan upaya aktif untuk memenangkan jiwa-jiwa bagi Tuhan.
Aplikasi
Aplikasi
Orang percaya harus menyadari panggilan mereka untuk terlibat dalam renungan pertarungan rohani (Efesus 6:10-20) melawan segala pengaruh iblis, sambil memahami bahwa mereka telah menerima penebusan dan keselamatan melalui Kristus. Orang percaya harus hidup sesuai dengan standar kekudusan dan spiritualitas sejati yang diberikan oleh Allah. Proses ini berlangsung terus-menerus dan langsung. Oleh karena itu, orang percaya memerlukan perlengkapan rohani yang diberikan oleh Allah dan harus berjuang bersama Allah melawan dan mengalahkan iblis.
Jaminan kemenangan sudah ada dalam Allah, dan bersama dengan anugerah Allah, mari kita berperang melawan segala pengaruh iblis dan dosa, membawa proses pengudusan dari rencana keselamatan yang telah kita terima melalui karya penebusan Kristus, menuju kehidupan yang menyenangkan Allah dan memuliakan-Nya. Amin.