AMSAL 2:1-9 : PENCARIAN AKAN HIKMAT DIANJURKAN

Matthew Henry (1662 – 1714)

BAHASAN : AMSAL 2:1-9

PENCARIAN AKAN HIKMAT DIANJURKAN.

Jauh sebelum ini, Ayub pernah bertanya, “Tetapi di mana hikmat dapat diperoleh, di mana tempat akal budi?” (Ayub 28:12-20), dan ia telah memberikan jawabannya secara umum (ayat 23). Allah mengetahui jalan ke sana. Namun, di sini Salomo menunjukkan lebih jauh lagi dari itu, dengan mengatakan kepada kita di mana kita bisa mendapatkannya dan cara kita bisa memperolehnya. Di sini diberitahukan kepada kita,
AMSAL 2:1-9 : PENCARIAN AKAN HIKMAT DIANJURKAN
[I]. Sarana apa yang harus kita gunakan supaya memperoleh hikmat.

1. Kita harus memperhatikan firman Allah dengan baik, sebab itulah perkataan hikmat, yang dapat memberi hikmat kepada kita dan menuntun kita kepada keselamatan (Amsal 2:1-2).

(a). Kita harus insaf bahwa firman Allah merupakan sumber dan patokan bagi hikmat serta pengertian, dan bahwa kita tidak perlu ingin menjadi lebih bijaksana daripada yang dikerjakan hikmat atas kita. Kita harus berusaha supaya telinga kita mendengarkan firman dan mencenderung-kan hati kita kepada firman-Nya itu. Demikian juga kepada hikmat atau kepandaian itu sendiri. Banyak hal bijaksana yang bisa ditemukan di dalam rancangan manusia, tetapi pewahyuan ilahi dan kehidupan beragama yang sejati yang dibangun di atas hikmat itulah yang merupakan hikmat yang sesungguhnya.

(b). Oleh karena itu, kita harus menerima firman Allah dengan seluruh pikiran dan menyambutnya, bahkan perintah-perintah dan juga janji-janjinya, tanpa berkeluh kesah ataupun berbantah .Berbicaralah, TUHAN, sebab hamba-Mu ini mendengar .

(c). Kita harus menyimpan perkataan Allah seperti kita menyimpan harta karena takut dirampok. Kita bukan saja harus menerima tetapi juga menyimpan firman Allah itu di dalam hati kita, supaya senantiasa siap kita gunakan.

(d). Kita harus mencondongkan telinga kita kepada firman-Nya. Kita harus memanfaatkan setiap kesempatan untuk mendengarkan perkataan Allah dengan penuh perhatian yang sungguh, seperti orang yang takut kehilangan.

(e). Kita harus mencenderungkan hati kepada firman-Nya, sebab bila tidak, sia-sialah kita mencondongkan telinga kepadanya.

2. Kita harus banyak berdoa (Amsal 2:3). Kita harus berseru kepada pengertian, seperti orang yang sudah nyaris mati kelaparan meminta-minta makanan. Keinginan yang lemah tidak akan berguna. Kita harus mendesak-desak seperti orang yang tahu nilai pengertian dan kebutuhan kita akan hal itu. Kita harus berseru, bagaikan bayi yang baru lahir, untuk selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani (1 Petrus 2:2). 

Kita harus menujukan suara kita kepada kepandaian di sorga. Dari sanalah karunia-karunia yang baik dan sempurna itu harus diharapkan (Yakobus 1:17; Ayub 38:34). Kita harus memberikan suara kepada kepandaian (demikianlah arti perkataan itu), berbicara demi namanya, memilihnya. Lidah kita harus tunduk kepada perintah hikmat. Kita harus mengabdikan suara baginya. Setelah mencenderungkan hati kepadanya, kita harus menggunakan suara kita untuk mencarinya. Salomo mampu menulis ‘probatum est’ – obat yang sudah teruji bagi cara ini. Ia berdoa meminta hikmat, dan ia pun memperolehnya.

3. Kita harus bersedia bersusah payah guna memperolehnya (ayat 4). Kita harus mencarinya seperti mencari perak, menginginkannya jauh melebihi semua kekayaan dunia ini. Mereka harus berupaya keras mencarinya seperti orang-orang yang menggali-gali di tambang-tambang, dengan menghadapi tantangan dan bahaya besar, dengan ketekunan tanpa kenal lelah dan keteguhan serta ketetapan hati yang tak terkalahkan dalam upaya mencari hasil tambang itu. Atau juga seperti orang-orang yang ingin kaya sehingga bangun pagi-pagi dan pergi tidur larut malam, melakukan apa saja guna memperoleh uang dan mengumpulkan harta. Harus serajin itulah kita dalam menggunakan sarana pengetahuan untuk mengenal Tuhan.

[II]. Keberhasilan seperti apa yang dapat kita harapkan dengan menggunakan sarana-sarana ini. Jerih payah kita tidak akan sia-sia, sebab,

1. Kita akan tahu bagaimana memelihara pengenalan dan persekutuan kita dengan Allah: “Engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN (Amsal 2:5). Artinya, engkau akan mengetahui cara menyembah Dia dengan benar. Engkau akan dituntun hingga mengerti dan mengetahui rahasia setiap ketetapan ibadah dan diberi kemampuan untuk menyadari tujuannya.” Engkau akan mendapat pengenalan akan Allah. Ini penting, supaya kita dapat takut akan Dia dengan cara yang benar. Sungguh penting bagi kita untuk mengerti betapa perlunya kita mengenal Allah, dan membuktikannya dengan cara mengasihi serta memuja Dia.

2. Kita akan tahu bagaimana harus membawa diri dengan benar terhadap semua orang (Amsal 2:9): “Engkau akan mengerti melalui firman Allah, tentang kebenaran, keadilan, dan kejujuran. Engkau akan belajar tentang asas-asas keadilan, kemurahan hati, serta perlakuan adil, yang akan membimbing dan memimpinmu dalam seluruh perilakumu. Itu juga akan membuatmu layak bagi setiap hubungan dan urusan, serta membuatmu setia dengan setiap hal yang dipercayakan kepadamu.

Hal ini bukan saja akan memberimu gagasan yang benar perihal keadilan, tetapi juga kecenderungan untuk melaksanakan serta membayar kewajibannya. Sebab, barang siapa tidak berlaku adil, ia tidak benar-benar memahami apa itu keadilan.” Hal ini akan membawa mereka ke dalam setiap jalan yang baik, sebab dengan firman Tuhan, tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi. Perhatikanlah, orang-orang yang mengetahui kewajiban mereka memiliki pengetahuan yang terbaik (Mazmur 111:10).

[III]. Dasar yang kita miliki untuk mengharapkan keberhasilan dalam mencari hikmat. Kita harus mencari dorongan hanya dari Allah (Amsal 2: 6-8).

1. Allah memiliki hikmat untuk dianugerahkan kepada kita (Amsal 2:6). TUHAN bukan saja bijaksana, tetapi juga memberikan hikmat, dan itu lebih daripada yang mampu dilakukan orang paling bijak di dunia sekalipun, sebab sudah merupakan hak istimewa Allah untuk membuka pengertian manusia. Seluruh hikmat yang ada di dalam setiap makhluk ciptaan-Nya merupakan pemberian-Nya yang diberikan dengan cuma-cuma dan berlimpah (Yakobus 1:5). Ia telah memberikannya kepada banyak orang, dan masih terus memberikannya sampai saat ini. Oleh sebab itu marilah kita memintanya hanya kepada Dia semata.

2. Ia telah memberkati dunia dengan pewahyuan kehendak-Nya. Dari mulut-Nya, melalui hukum Taurat dan mulut para nabi, melalui firman yang tertulis dan para hamba-Nya yang keduanya merupakan penyambung lidah bagi anak-anak manusia, datang pengetahuan dan kepandaian. Penemuan yang luar biasa perihal kebenaran dan kebaikan, yang bila pengaruhnya mau kita akui dan terima, akan membuat kita benar-benar berpengetahuan dan cerdas. Jadi, dengan adanya Kitab Suci itu kita sungguh dibuat untuk terlibat dan didorong untuk mencari hikmat di dalamnya. Kita akan menemukan hikmat itu apabila kita mencari dengan tekun.

3. Ia terutama telah menetapkan bahwa orang-orang baik yang benar-benar memberi diri untuk melakukan kehendak-Nya, akan mendapatkan pengetahuan dan kepandaian yang penting bagi mereka (Yohanes 7:17). Biarlah mereka mencari hikmat, dan mereka akan mendapatkannya. Biarlah mereka memintanya, dan hikmat itu akan diberikan kepada mereka (Amsal 2:7-8).

Amatilah di sini:

(a). Siapa saja orang-orang yang mendapat perkenanan seperti itu. Mereka adalah orang-orang yang jujur, yang menyandang citra Allah yang diperbaharui di dalam diri mereka, yakni kebenaran. Mereka adalah orang-orang yang tidak bercela lakunya, yang tulus dalam berurusan dengan Allah maupun manusia, dan dengan sadar melakukan kewajiban sejauh yang mereka ketahui. Mereka adalah orang-orang-Nya yang setia, berbakti bagi kehormatan-Nya dan disisihkan bagi pelayanan-Nya.

(b). Apa saja yang disediakan bagi mereka:

1). Pengajaran. Berbagai sarana hikmat diberikan kepada semua orang, tetapi hikmat itu sendiri, atau pertolongan, hanya disediakan bagi orang yang jujur, yang menjadikan Kristus kepala mereka, karena di dalam Dia tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan ,yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Demikianlah, Roh pewahyuan di dalam firman adalah Roh yang sama yang menjadi Roh hikmat di dalam jiwa-jiwa mereka yang dikuduskan. Itu adalah hikmat orang bijaksana, yaitu untuk mengerti jalan-Nya. Ini adalah pertolongan dengan dasar yang kuat, asas-asas yang kokoh, yang memiliki buah-buah yang bertahan sampai selama-selamanya.

2). Kepuasan. Sebagian orang membaca ayat ini sebagai Ia menyediakan hakikat bagi orang-orang yang jujur, bukan sekadar pokok pengetahuan, melainkan juga kebahagiaan dan penghiburan yang sejati (Amsal 8:21). Harta kekayaan tidak membawa kebahagiaan, dan karena itu orang-orang yang memilikinya hanya mengkhayal saja bahwa mereka berbahagia. Sebaliknya, apa yang disediakan di dalam janji-janji-Nya dan di dalam sorga bagi orang-orang yang jujur akan membuat mereka benar-benar berbahagia sampai selama-lamanya.


3). Perlindungan. Orang-orang yang tidak bercela lakunya pun bisa saja dibawa ke dalam bahaya untuk menguji iman mereka. Tetapi Allah adalah dan tetap merupakan perisai bagi mereka, sehingga tidak ada suatu pun yang terjadi pada diri mereka dapat benar-benar mencelakai atau menguasai mereka dengan ketakutan luar biasa. Mereka tetap aman dan mereka pun akan berpikir demikian.Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu. Jalan mereka, yakni jalan keadilan yang mereka tempuh, diketahui, diakui, dan dipelihara Tuhan.

4). Anugerah untuk bertahan sampai akhir. Jika kita mengandalkan diri kepada Allah dan mencari hikmat dari-Nya, Ia akan menopang kita dalam kesetiaan kita. Ia akan memampukan kita untuk menjaga jalan keadilan, sebesar apa pun kita tergoda untuk menyimpang dari jalan itu. Sebab Ia memelihara jalan orang-orang-Nya yang setia, supaya tidak menyimpang, sehingga dengan demikian memelihara mereka di dalamnya dengan aman tanpa cacat cela menuju kerajaan sorgawi-Nya. Jika menggunakannya dengan semestinya, keyakinan bahwa Allah telah memberikan kita anugerah-Nya akan meningkatkan semangat dan upaya kita dalam melakukan kewajiban kita. Kerjakan keselamatan-Mu, karena Allahlah yang bekerja di dalam kamu.
Next Post Previous Post